A. MASALAH UTAMA
Harga diri rendah.
B. PENGERTIAN
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga
dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dari harga diri,
merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999). Dapat
disimpulkan bahwa perasaan negatif terhadap diri sendiri yang dapat
diekpresikan secara langsung dan tak langsung.
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang
diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau
tidak langsung diekspresikan (Cowsisend, 1998).
Scholtz dan Videback (1998 mengemukakan bahwa ganggua harga diri
rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan,
yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri
adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999).
Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu
yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri.
Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah. Harga diri
rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga
diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima
dan menerima penghargaan dari orang lain.
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri,
merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan
produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak
mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.
Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali,
kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang
lain dan ideal diri yag tidak realistis. Sedangkan stresor pencetus mungkin
ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti :
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksika
kejadian yang megancam.
2. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis transisi
peran :
a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma
budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan
sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan
bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh,
perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara:
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, misal harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada
pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privacy yang
kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan
alat yang tidak sopani (pemasangan kateter, pemeriksaan pemeriksaan
perianal dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak
menghargai.
2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama
D. POHON MASALAH
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah.
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka
disfungsional.
b. Tujuan khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan:
1.1. Bina hubungan saling percaya
Salam terapeutik
Perkenalan diri
Jelaskan tujuan inteniksi
Ciptakan lingkungan yang tenang
Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan).
1.2. Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.
1.3. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
1.4. Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
http://ilmugreen.blogspot.com/2012/06/asuhan-keperawatan-jiwa-harga-
diri.html
Menurut Schult & Videbeck ( 1998 ), gangguan harga diri rendah adalah
penilaian negatif seseorang terhadap diiri dan kemampuan, yang diekspresikan
secara langsung maupun tidak langsung
Jadi dapat disimpulkan bahwa perasaan negatif terhadap diri sendiri yang
dapat diekspresikan secara langsung dan tak langsung.
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap
penyakit (rambut botak karena terapi)
Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
Rasa bersalah
Adanya penolakan
Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi
jika diajak bercakap-cakap
Core Problem
Berduka disfungsional
Masalah
No Data Subyektif Data Obyektif
Keperawatan
Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional.
Diagnosa 1: Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
Tujuan umum :
Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan
meningkat harga dirinya.
Tujuan khusus :
Tindakan :
Tindakan :
Tindakan :
Tindakan :
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
Tindakan :
Tindakan :
Diagnosa 2: Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka
disfungsional
http://sixxmee.blogspot.com/2012/10/askep-jiwa-harga-diri-rendah-
hdr.html
A. MASALAH UTAMA
Harga diri rendah
B. PENGERTIAN
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga
dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah
penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa
jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999).
Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu
yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri.
Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah.
Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang
lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama
adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
D. POHON MASALAH
Core problem
Berduka disfungsional
E. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Masalah keperawatan :
a. Data subyektif :
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.
b. Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tindakan :
a. Bina hubungan saling percaya
Salam terapeutik
Perkenalan diri
Jelaskan tujuan inteniksi
Ciptakan lingkungan yang tenang
Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik
pembicaraan).
b. Beri kesempatan pada klien mengungkapkan
perasaannya.
c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
d. Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang
berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya
sendiri.
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki.
Tindakan :
Tindakan :
Tindakan :
a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat
dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.
b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi
klien.
c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien
lakukan.
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan
kemampuan
Tindakan :
Tindakan :
http://www.kapukonline.com/2011/09/askepasuhankeperawatanjiwaharga
dirirend.html
A. DEFINISI
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri atau cita cita atau
harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia. (Budi Ana Keliat, 1998).
B. Rentang HDR
Rentang harga diri rendah :
1. Aktualisasi diri
Pengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri positif.
2. Konsep diri positif
Dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang diharapkannya dan sesuai dengan
kenyataan.
3. Harga diri rendah
Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri merasa gagal mencapai
keinginan.
4. Kerancunan identitas
Ketidakmampuan individu mengidentifikasi aspek psikologi pada masa dewasa, sifat
kepribadian yang bertentangan perasaan hampa dan lain-lain.
5. Dipersonalisasi
Merasa asing terhadap diri sendiri, kehilangan identitas misalnya malu dan sedih karena
orang lain.
C. FAKTOR PENYEBAB
Teori penyebab
1. Situasional
Yang terjadi trauma secara tiba tiba misalnya pasca operasi, kecelakaan cerai, putus
sekolah, Phk, perasaan malu karena terjadi (korban perkosaan, dipenjara, dituduh KKN).
HDR pada pasien yang dirawat disebabkan oleh :
Privacy yang kurang diperhatikan, misal pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan
alat yang tidak spontan (mencukur pubis pemasangan kateter).
Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tecapai karena dirawat atau sakit
atau penyakitnya.
Kelakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misal berbagai pemeriksaan dilakukan
tanpa penjelasan berbagai tindakan tanpa pemeriksaan.
2. Kronik
Perasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau dirawat.
Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif, kejadian sakit yang dirawat akan menambah
persepsi negatif terhadap dirinya.
Menurut Ericson, masa balita adalah kemandirian yang ragu dan malu anak belajar
mengendalikan diri dan kepercayaan diri, sebabnya bila banyak dikendalikan dari luar maka
akan timbul bibit keraguan dan rasa malu yang berlebihan.
D. Faktor Predisposisi
Faktor yang mempengaruhi HDR adalah penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak
realistic. Tergantung pada orang tua dan ideal diri yang tidak realistic. Misalnya ; orang tua
tidak percaya pada anak, tekanan dari teman, dan kultur sosial yang berubah
E. Faktor Presipitasi
1. Ketegangan peran
Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam peran atau posisi
2. Konflik peran
Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan
3. Peran yang tidak jelas
Kurangnya pengetahuan individu tentang peran
4. Peran yang berlebihan
Menampilkan seperangkat peran yang konpleks
5. Perkembangn transisi
Perubahan norma dengan nilai yang taksesuai dengan diri
6. Situasi transisi peran
Bertambah/ berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu
7. Transisi peran sehat-sakit
Kehilangan bagian tubuh, prubahan ukuran, fungsi, penampilan, prosedur pengobatan dan
perawatan.
Menurut Struart & Sundden (1998) perilaku klien HDR ditunjukkan tanda tanda sebagai
berikut :
Produktivitas menurun.
Mengukur diri sendiri dan orang lain.
Destructif pada orang lain.
Gangguan dalam berhubungan.
Perasaan tidak mampu.
Rasa bersalah.
Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
Perasaan negatif terhadap tubuhnya sendiri.
Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan.
Pandangan hidup yang pesimis.
Keluhan fisik.
Pandangan hidup yang bertentangan.
Penolakan terhadap kemampuan personal.
Destruktif terhadap diri sendiri.
Menolak diri secara sosial.
Penyalahgunaan obat.
Menarik diri dan realitas.
Khawatir.
H. Masalah Keperawatan
1. Gangguan konsep diri : HDR
DS :
- Adanya ungkapan yang menegatifkan diri.
- Mengeluh tidak mampu dilakukan peran dan fungsi sebagaimana mestinya.
- Ungkapan mengkritik diri sendiri, mengejek dan menyalahgunakan diri sendiri.
DO :
- Kontak mata kurang, sering menunduk.
- Mudah marah dan tersinggung.
- Menarik diri.
- Menghindar dari orang lain.
5. Kerusakan komunikasi
DS :
- Sukar dimengerti, bila klien tidak mau berkomunikasi.
- Mengungkapkan hal hal yang tidak sesuai dengan non verbalnya.
DO :
- Menolak berkomunikasi
- Berbicara dengan nada yang tidak jelas.
- Tampak mimik wajah tidak sesuai dengan verbal
Diagnosa Keperawatan
Perubahan penampilan peran berhubungan dengan HDR.
HDR berhubungan dengan mekanisme koping individu tidak efektif.
HDR berhubungan dengan gangguan citra tubuh.
HDR berhubungan dengan ideal diri tidak realistis.
Kerusakan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan HDR.
Keputusan berhubungan dengan hdr.
Kerusakan komunikasi berhubungan dengan HDR.
Resiko tinggi isolasi sosial berhubugan dengan HDR.
Intoleran aktivitas berhubungan dengan menarik diri.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleran aktifitas.
Resiko tinggi perubahan persepsi sensori halusinasi berhubungan dengan menarik diri.
Resiko tinggi perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi.
Resiko tinggi mencederai diri sendiri orang lain akan lingkungan berhubungan dengan
perilaku kekerasan.
I. Rencana Keperawatan
Diagnosa : Harga Diri Rendah (HDR).
Tujuan umum :
Klien dapat melanjutkan peran berhubungan dengan tanggung jawab.
Tujuan khusus :
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dapat digunakan.
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Klien dapat menerapkan (merencanakan) kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki.
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
Klien dapat meciptakan sistem pendukung yang ada.
Intervensi :
Bina hubungan saling percaya dengan cara selain terapoutik.
Bicara dengan jujur, singkat, jelas, mudah di mengerti.
Dengarkan pernyataan klien yang empati tentang halusinasi tanpa menentang atau
menyetujui.
Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya tentang penyakit yang diderita.
Sediakan waktu untuk mendengarkan.
Katakan pada klien bahwa klien adalah orang yang berharga dan bertanggung jawab serta
mampu menolong dirinya sendiri.
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien dapat dimuat dan bagian
tubuh mana yang masih berfungsi dengan baik. Kemampuan yang dimiliki oleh klien, aspek
positif yang dialami oleh klien. Jika klien tidak mampu mengungkapkan maka dimulai
dengan perawat memberikan rein forcement terhadap aspek positif klien.
Setiap bertemu klien tindakan memberi penilaian negatif, utamakan memberi pujian yang
realistic.
Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit. Misalnya
penampilan klien dalam self care latihan fisik dan ambulasi serta aspek aspek.
Diskusikan dalam kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya setelah pulang
sesuai dengan kondisi sakit pasien.
Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari, sesuai dengan
kemampuan kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagai bantuan total.
Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan kondisi klien.
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang lebih dilakukan klien.
Berikan kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
Beri pujian atas kebersihan klien.
Diskusikan kemungkinan penatalaksanaan rumah.
Berikan pendidikan kesehatan pada klien tentang cara merawat klien dengan HDR.
Bantu dengan keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah.
Rasional :
Membina hubungan perawat klien setiap akan melakukan tindakan merupakan langkah
awal yang penting sehingga klien mempercayai perawat sehingga berinteraksi
dengan perawat. Sikap jujur bersahabat akan menimbulkan kepercayaan kepada klien
sehingga memudahkan untuk berkomunikasi.
Mengetahui persepsi klien terhadap kondisinya.
Klien merasa dihargai karena ada orang yang mau mendengarkannya bicara.
Dengan memberikan rewards, maka harga diri klien akan meningkat sehingga timbul
perasaan berharga dan meningkatkan percaya diri.
Menggali kemampuan positif klien kemudian ditonjolkan sehingga klien merasa hidupnya
berarti. Dengan memberikan reinforemen klien akan menyadari bahwa dirinya mempunyai
kelebihan seperti orang lain.
Penilaian negatif akan menambah klien merasa rendah diri / HDR dengan menunjukkan
kemampuan klien / membuat klien beraktifitas akan menambah perasaan berguna bagi klien
sehingga akan meningkatkan harga diri.
Dapat di ketahui kegiatan kegiatan yang bisa dilakukan sendiri dan mulai dilatih aktivitas
yang dibantu sehingga klien dapat melakukannya secara mandiri, memberikan contoh
kegiatan yang di dapat dilakukan klien kelak takut melakukan aktivitas tersebut.
Membuat kesempatan pada klien untuk menunjukkan kemampuan dan memberikan
pujiannya akan meningkatkan harga diri klien.
Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawancara keluarga tentang
cara merawat klien, keluarga merupakan faktor penting dalam penanggulangan masalah,
keluarga juga merupakan lingkungan pertama sebelum ke masyarakat.
Hasil yang diharapkan :
Klien mengungkapkan perasaannya terhadap penyakit yang diderita.
Klien menyebutkan aspek positif dan kemampuan dirinya (fisik , internal, sistem
pendukung).
Klien berperan serta dalam perawatan di derita.
Percaya diri klien meningkat dengan menerapkan keinginan atau tujuan yang realistis.
J. Strategi pelaksanaan
Masalah : Harga Diri Rendah
1. Pertemuan : Ke - 1 (pertama)
Proses Keperawatan
a) Kondisi Klien
Mengkritik diri sendiri, merasa tidak mampu, malu bertemu orang lain, melamun.
b) Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah (HDR).
c) Tujuan Khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Klien dapat mengidentifikasikan kemampuan & aspek positif yang dimiliki.
d) Tindakan Keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya.
2) Diskusikan kemampuan & aspek positif yang dimiliki klien.
3) Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi nilai negatif.
4) Utamakan memberi nilai yang realitas.
e) Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik.
- Selamat pagi mas ?
4 minggu.- Perkenalkan nama saya Arga dari Poltekkes Palangka Raya, saya dinas disini
- Nama mas siapa ? mas suka dipanggil siapa ?
Evaluasi / validasi
- Bagaimana perasaan mas kali ini ?
- Apa yang menyebabkan mas masuk / dirawat di RSJ Magelang ini !
Kontrak
- Topik : Bagimana kalau kita bincang bincang sebentar tentang hal hal positif yang bisa
mas lakukan sehari hari ?
- Waktu : jam berapa kita akan berbincang bincang ?gimana kalu waktunya 10 menit saja ?
- Tempat : mas mau bincang bincang dimana ?
Kerja
Apa yang menyebabkan mas dari tadi kelihatan melamun dan terus menyendiri, memandang
ke bawah terus ?
Kegiatan apa yang masa lakukan sehari hari ?
Bagus ternyata mas mempunyai suatu keahlian yang tidak semua orang bisa ?
Terminasi
Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan mas setelah kita bincang bincang saat ini ?
Evaluasi obyektif
Coba mas sebutkan kembali yang menyebabkan mas selalu merendahkan diri & tidak mau
bicara ?
Rencana tindak lanjut
Baiklah, sekarang mas coba ingat kembali hal lain yang dapat menyebabkan mas tidak mau
bicara dengan orang lain, kok mas selalu merendah & sebutkan kegiatan positif yang mas
miliki.
Kontrak
Topik : mas ingin tahu tidak, bagaimana cara menilai kemampuan yang mas miliki yang
dapat digunakan untuk kegiatan selanjutnya. Bagaimana kalu nanti kita bicara ?
Tempat : mas nanti minta kita bincang bincang dimana ?
Bagaimana kalau kita di ruang makan mas ?
Waktu : jam berapa kita akan berbincang bincang ? Bagaimana kalau jam 13.00 setelah
makan siang aja mas?
4. Pertemuan : Ke 4 (Keempat)
Proses Keperawatan
a) Kondisi klien
Tampak tenang, sudah mengobrol sama temannya, walau kadang masih suka menyendiri.
b) Diagnosa keperawatan
Harga Diri Rendah (HDR)
c) Tujuan khusus
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
d) Tindakan keperawatan
1) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
2) Beri pujian atas keberhasilan klien.
3) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
e) Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mas ? mas masih ingat dengan nama saya ?
Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan mas saat ini, apakah lebih baik dari hari kemarin.
Kontrak
Topik : bagaimana kalau kita kali ini membicarakan tentang kegiatan yang sesuai dengan
kondisi & kemampuan mas yang dapat dilakukan saat ini ?
Tempat : mas mau dimana, apakah mau ditempat ini lagi?
Waktu : jam berapa mas bisa bincang bincang lagi ? mas mau berapa lama ?
Kerja
Coba sekarang mas melakukan kegiatan yang telah kita bicarakan kemarin. Bagus kali ini
mas dapat melaksanakannya kalau mas bisa berhasil. Mas bisa melaksanakannya dirumah,
bagaimana mas setuju ?
Terminasi
Evaluasi subyektif
Coba mas ungkapkan perasaan mas saat ini bagaimana setelah kita bincang bincang ?
Evaluasi obyektif
Coba mas sebutkan lagi kegiatan kegiatan apa yang telah kita rencanakan tadi ?
Rencana tindak lanjut
Bagaimana perasaan mas setelah kita bincang bincang kali ini coba nanti mas ingat ingat
lagi, tentang apa yang telah kita bicarakan tadi .
Kontrak
Topik : mas mau tahu tidak, bagaimana cara memanfaatkan sistem pendukung yang ada,
kalau mau nanti kita bisa bincang bincang.
Waktu : jam berapa mas mau bincang bincang dengan saya ? mau berapa lama ?
Tempat : mas mau mau ditempat ini atau ruang tamu saja ?
Strategi pelaksanaan
5. Pertemuan : Ke 5 (Kelima)
Proses Keperawatan
a) Kondisi klien
Klien sudah bersosialisasi dengan teman yang lain, tampak ceria, jika ketemu orang klien
memberi senyum.
b) Diagnosa keperawatan
HDR
c) Tujuan khusus
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
d) Tindakan keperawatan
1) Beri tahu pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah.
2) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
e) Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mas ? masih ingat dengan saya mas ?
Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan mas pagi ini ?
Apakah saran saran yang saya berikan sudah mas kerjakan ?
Kontrak
Topik : seperti janji kita kemarin, kita akan berbincang bincang tentang sistem pendukung
yang ada dalam keluarga mas ?
Waktu : jam berapa mas kita akan bincang bincang ?
Tempat : mas mau bincang bincang dimana ?
Kerja
Coba ceritakan pada saya tentang saran saran saya yang sudah mas lakukan.
Apakah keluarga mas sering menjenguk mas disini ?
Apa yang sering dibicarakan mas dengan keluarga mas ?
Terminasi
Evaluasi subyektif
Setelah berbincang bincang beberapa pertemuan, bagaimana perasaan mas pagi ini ?
Evaluasi obyektif
Coba ceritakan pada saya bagaimana dengan saran yang mas lakukan ?
Rencana tindak lanjut
Coba mas ceritakan perasaan mas setelah sering dijenguk keluarga.
Kontrak yang akan datang
Topik : Bagus, mas sudah bisa melaksanakan saran saya sekarang sudah dapat berkumpul
dengan keluarga, mas sudah bagus dan berhasil.
AsuhanKeperawatanJiwaHDR(HargaDiriRendah)
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan-perubahan tat nilai kehidupan yang seringkali juga disebut perubahan-perubahan psikososial antara lain dapat
dilihat dari hal-hal yang berikut ini, yaitu :
1. Pola hidup mayarakat dari yang semula sosial religius cenderung kearah pola kehidupan masyarakat individual,
materialistis dan sekuler.
2. Pola hidup sederhana dan produktif cenderung kearah pola hidup mewah dan konsumtif.
3. Struktur keluarga yang semula keluarga besar (extended family) cenderung kearah keluarga inti (nuclear family), bahkan
sampai pada keluarga tunggal (single parent family).
4. Ambisi karier dan materi yang sebelumnya menganut azas-azas hukum dan moral serta etika, cenderung berpola tujuan
menghalalkan segala cara ; misalnya dengan melakukan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
Dari jaman purbakala sebenarnya sudah terdapat tanda-tanda yang menunjukan bahwa manusia telah mengenal tentang
gejala-gejala gangguan jiwa. Sejak saat pembuahan, seorang manusia merupakan satu kesatuan badan dan jiwa yang tidak
dapat dipisahkan. Bila terganggu maka akan bereaksi adalah manusia secara keseluruhan, bukan hanya badannya atau
jiwanya saja. Jadi dapat di katakan bahwa badan dan jiwa bukanlah kesatuan yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan
merupakan aspek-aspek manusia yang digambarkan untuk memudahkan komunikasi.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untukmemnuhi salah satu tugas mata kuliah jiwa 1 dan untuk mengidentifikasi
gejala-gejala dari gangguan jiwa pada pasien harga diri rendah dan untuk mengintervensi proses keperawatan yang
seharusnya dilakukan pada klien gangguan jiwa.
Metoda penulisan dari makalah ini yaitu dengan mengambil literatur kepustakaan yang ada kaitannya dengan klien gangguan
jiwa khususnya harga diri rendah (HDR).
Latar belakang ,Tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulis an.
2.1 Definisi, Gangguan Harga Diri Rendah, Karakteristik Prilaku, Masalah Kepeawatan Yang Mungkin Timbul, Tujuan
Keperawatan.
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
a. Definisi
Keperawatan adalah proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan prilaku yang
mengkontribusi pada fungsi yang terintegrasi. Pasien atau sistem klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi
atau komunitas. ANA (American Nurses Association) mendefinisikan keperawatan mental dan psikiatrik sebagai : Suatu
bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori prilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri
secara terapeutik sebagai kiatnya.
Gangguan harga diri sendiri sebagi evaluasi diri dan perasaan-prasaan tentang diri atau kemampuan diri negatif,
yang dapat di eksperikan secara langsung maupun tidak langsung.
Klien gangguan jiwa kronis mempunyai harga diri yang rendah khususnya dalam hal identitas dan prilaku. Klien
menganggap dirinya tidak mampu untuk mengatasi kekurangnnya, tidak ingin melakukan sesuatu untuk menghindari
kegagalan (takut gagal) dan tidak berani mencapai sukses.
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh prilaku sesuai
dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri/cita-cita/harapan langsung menghasilkan perasaan berharga. Gangguan harga diri
dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri, hilang kepercayaan diri, merasa gagl mencapai keinginan.
Gangguan harga diri yang disebut dengan harga diri rendah dapat terjadi secara :
1) Situasional, yaitu terjadinya trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus
hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi(korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara dan lain-lain).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena :
o Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan
(pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).
o Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.
o Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya : berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai
tindakan tanpa persetujuan.
2) Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara
berpikir yang negatif. Kejadian sakit daan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
c. Karakteristik Prilaku
7. Pembicaraan kacau
1. Isolasi sosial
2. Distress spiritual
5. Potensial amuk
8. Keputusaan
e. Tujuan Keperawatan
Tidak seperti pada penyakit jasmaniah, sebab-sebab gangguan jiwa adalah komplek. Pada seseorang dapat terjadi
penyebab satu atau bebrapa faktor dan bisanya berdiri sendiri.
Mengetahui sebab-sebab gangguan jiwa penting untuk mencegah dan mengobatinya, umumnya sebab-sebab
gangguan jiwa dibedakan atas :
a. Keturunan
b. Konstitusi
- Jasmaniah
- Temperamen
2. Sebab-sebab kejiwaan/psikologis
Bermacam pengalaman, frustasi, kegagalan dan keberhasilan yang dialami akan mewarnai sikap, kebiasaan dan
sifat-sifatnya di kemudian hari.
3. Sebab-sebab budaya/kultural
Kebudayaan secara tehnis adalah ide atau tingkah laku yang dapat di lihat maupun tidak dapat terlihat. Faktor
budaya menentukan warna gejala-gejala, disamping mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian seseorang
misalnya melalui aturan-aturan, kebiasaan yang berlaku dalam kebudayaan itu.
Cara-cara membesarkan anak yang kaku dan otoriter, hubungan orang tuaanak menjadi kaku dan tidak hangat.
Anak-anak setelah dewasa mungkin bersifat sangat agresif atau pendiam dan tidak suka bergaul atau justru menjadi penurut
yang berlebihan.
b. Sistem Nilai
Perbedaan sistem nilai moral dan etika antara kebudayaan satu dengan yang lain : antara masa lalu dengan sekarang
sering menimbuklan masalah-masalah kejiwaan.
Iklan-iklan di radio, televisi, surat kabar, film dan lain-lain menimbulkan nayangan-bayangan yang menyilaukan tentang
kehidupan modern yang mungkin jauh dari kenyataan hidup sehari-hari.
Dalam masyarakat modern kebutuhan makin meningkat dan persaingan makin meningkat dan makin ketat untuk
meningkatkan ekonomi.
Tekanan-tekanan perasaan yang dialami golongan ini dari lingkungan dapat mengakibatkan rasa pemberontakan yang
selanjutnya akan tampil dalam bentuk sikap acuh atau melakukan tindakan-tindakan yang akan merugikan orang banyak.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : 17 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Pelajar
No.RM : 010203
Nama : Tn. B
Umur : 52 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Menurut penuturan klien. Klien mengatakan bahwa klien dibawa ke RSJ Cimahi 3minggu yang lalu oleh
keluarganya dengan keluhan klien suka berdiam diri, sering melamun dan klien suka berbicara sendiri. Setelah dibawa ke RSJ
oleh dokter klien dinyatakan harus dirawat. Pada saat 19 April 2005 klien tampak suka menyediri dari orang lain. Klien tampak
kurang bergairah dan tidak terlihat ekspresi, marah atau bahagia. Kontak mata kurang, klien tampak mempertahankan jarak.
Menurut penuturan klien sejak usia 7 tahun klien sering mengalami penganiayaan fisik dan psikologis dari orang
tuanya. Persitiwa tersebut terjadi sejak klien mulai masuk SD kelas 3. Prestasi klien di sekolah yang selalu menurun dan sering
dimarahi oleh gurunya karena nakal,hingga klien harus tinggal kelas
Respirasi : 20 x/menit
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36c
V. Psikososial
a. Genogram
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Klien
Pernikahan
Tinggal Serumah
Penjelasan :
- Klien tinggal satu rumah dengan kedua orang tuanya beserta adik dan kaknya
b. Konsep diri
1. Citra tubuh
2. Identitas diri
3. Peran.
Klien mengatakan bahwa dirinya berperan sebagai anak dari ke-2 orang tuanya dan adik sekaligus kakak dari saudara
kandungnya.
4. Ideal diri
Pada saat dikaji klien mengatakan sudah sembuh dan ingin pulang di jemput orang tuanya dan keluarganya yang lain
5. Harga diri
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak ada yang salah pada dirinya.
c. Hubungan sosial
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak mau bergaul dengan teman-teman sekamarnya karena klien merasa tidak
nyaman.Klien lebih senabg menyendiri.
d. Spiritual
2. Kegiatan ibadah
Klien tahu shalat dalam sehari itu ada berapa kali dan berapa rakaat dan klien suka melakukannya
Pada saat dikaji klien terlihat rapih, dapat menggunakan pakaian dengan baik tanpa bantuan orang lain
b. Pembicaraan
c. Akhuitas motorik
Pada saat dikaji klien kelihatan lemas, duduk diam di tempat tidur dan tampak kurang bergairah
d. Alam perasaan
Pada saat dikaji ekspresi wajah Tidak tampak sedih, padahal klien mengatakan ingin segera pulang dan berkumpul dengan
kedua orang tuanya dan kakak serta adiknya
e. Apek
Klien memiliki apek yang datar ketika ada stimulus yang menyenangkan ataupun menyedihkan.
g. Persepsi
Klien mengatakan tidak pernah mendengar suara-suara dan bayangan-bayangan yang tak berwujud
h. Proses fikir
Klien mengalami gangguan proses pikir Sirkumstansial, terbukti dari pembicaraan klien yang berbelit-belit sampai pada
tujuan/sasaran
i. Isi pikir
Pada saat melakukan pertemuan dengan klien ditemukan bahwa klien malu apabila ketemu dengan orang lain
j. Tingkat kesadaran
1. Orientasi waktu
2. Orientasi tempat
Klien bisa menyebutkan bahwa ia sedang berada di RSJ dan sedang dirawat
3. Orientasi orang
Klien bisa menyebutkan nama anggota keluarganya seperti nama Ibu, kakak dan adiknya
k. Memory
Pada saat dikaji klien bisa menceritakan kembali peristiwa yang menimpa pada dirinya, baik yang telah terjadi 1 bulan,
seminggu yang lalu, serta kejadian saat ini.
m. Kemampuan penilaian
Klien dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kemampuan klien baik, terbukti klien dapat menilai dan
membedakan warna baju antara klien dengan perawat
Klien menyadari dirinya berada di RSJ Cimahi dan klien mengaku dirinya sedang sakit dan memerlukan perawatan tapi
dalam hubungan sosial klien merasa sudah sembu
1. Makan
Frekuensi makan klien 3 x/hari, sebelum makan berdoa dahulu, porsi makan habis, makan memakai sendok dan tidak lupa
cuci tangan dulu, lalu berdoa sesudah makan
2. Minum
Setelah makan klien mampu menyuapkan minum memakai gelas tanpa bantuan orang lain dan dapat membersihkan alat
makan yang sudah diapakai
b. Eliminasi
BAK/BAB
Klien mampu BAK/BAB secara mandiri, di WC kemudian setelah selesai dibersihkan sendiri dan klien mampu merapihkan
pakaiannya kembali
c. Personal hygiene
Klien dapat menjaga kebersihan dirinya seperti klien mandi 2 x/hari, memakai sabun, gosok gigi memakai pasta gigi, klien
mandi sendiri tanpa bantuan orang lain
d. Berpakaian
Pakaian klien bersih dan rapih, klien dapat menggunakan pakaian tanpa bantuan dari orang lain
f. Penggunaan obat
Klien tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang hanya mampu minum obat sendiri dari dokter.
g. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan bahwa setelah pulang ia akan melakukan perawatan lanjutan. Kebagian rawat jalan RSJ Cimahi
Klien mengatakan setelah klien pulang ke rumah klien akan melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik.
Klien mengatakan akan melaksanakan apa yang di perintahkan orang tuanya dengan baik.
X. ANALISA DATA
No Data
DO :
DO :
DO :
DO :
DO :
Nama : Nn. N
No. CM : 002864
DIAGNOSA PERENCANAAN
No
. KRITERIA RASIONALISASI
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI IMPLEME
HASIL
1 2 3 4 5 6
o Membuat ko
saya dinas d
o Klien dapat
ini selama 2
mengidentifikas
dari jam 07.0
i kemampuan
dan aspek
o Mendengarka
positif yang
ungkapan
dimilki
bahwa klie
mau bergau
o
teman-teman
sekiamarnya
DIAGNOSA PERENCANAAN
No
. KRITERIA RASIONALISASI
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI IMPLEME
HASIL
1 2 3 4 5 6
ia merasa
sembuh
1 2 3 4 5 6
o Memberik
contoh ca
pelaksana
kegiatan
boleh dila
bagaima
kalau har
kita lakuk
menyulam
sambil ng
tentang
maslaah
o Klien dapato Setelah 5 xo Beri penkes padao Dengan memberikano Keluarga
memanfaatkan pertemuan klien keluarga tentang penkes pada keluarga
sistem dapat cara merawat diharapkan keluarga menjengu
pendukung memanfaatkan klien dengan HDR dapat merawat klien tidak bert
yang ada sistem pendukung dirumah denagan baik jadi untuk
o Bantu keluarga
memberi o Dengan membantu 4 tidak da
dukungan selama klien untuk dilaksana
klien diraat membina/memberi
dukungan pada klien
diharapkan klien akan
merasa diperhatikan
dan mendapat
dikungan baik dari
keluarga ataupun dari
perawat
DIAGNOSA PERENCANAAN
No
. KRITERIA RASIONALISASI
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI IMPLEME
HASIL
1 2 3 4 5 6
o Klien dapato Klien dapato Jelaskan jenis obato Dengan menjelaskano Menjelask
menggunakan menyebutkan yang diminum jenis obat yang
obat dengan obat-obatan yang oleh klien, diminum lie janis obat
benar sesuai diminum dan kegunaan serta diharapkan klien diminumn
dprogram kegunaannya serta efek sampingnya dapat memahami dan
pengobatan efek samping yang mengetahui obat apa Bu, coba
mungkin timbul yang diminumnya
lihat obat
putih nam
trihexsipi
o Dengan menjelaskan
o Sidkusikan supaya ib
kerugiannya jika kerugian jika berhenti
berhenti minum minum obat tidak
obat diharapkan klien terus gemetara
meminum obatnya
selama masih
dosinya 2
dianjurkan x sehari 1
tablet dan
kalau dim
bisa mem
mulut ibu
o Dengan menjelaskan kering, pu
prinsip-prinsip minum
obat yang benar
mual dan
diharapkan klien kencing, k
o Jelaskan pinsip- tidsak salah dalam yang oran
prinsip minum penggunaan obat
obat
namanya
omazine
dosisnya
mg, 1 x s
1 tablet
gunanya
supaya ti
muntah d
bisa tidur
dengan
nyenyak,
satu lagi
biru nama
DIAGNOSA PERENCANAAN
No
. KRITERIA RASIONALISASI
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI IMPLEME
HASIL
1 2 3 4 5 6
stelazine
dosisinya
3 x sehar
tablet gun
agar ibu t
gelisah, t
bingung d
tidak cem
o Menjelask
kepada k
bahwa jik
berhenti m
obat mak
mengham
proses
penyemb
ibu sendi
o Menjelask
prinsip-pr
benar min
obat
Bu minu
obat yang
benar itu
adalah be
dosisnya,
waktunya
nama oba
cara
meminum
supaya ti
terjadi
kesalahan
penyalah
gunaan.
tsejrdj