BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
dengan berat sekitar 1500 gram, kurang lebih 2,5 % dari berat badan dewasa.
Hepar terdiri atas lobus dextra, lobus sinistra, lobus caudatus, lobus
dibagi menjadi lobus dekstra dan sinistra. Pada sisi posterior, lobus kaudatus
terletak diantara v .cava inferior dan fissura ligamentum Venosum . Lobus ini
Batas hepar
1. Facies diaphragmatika
a. berbentuk konveks
membentuk huruf H.
Porta hepatis adalah hilus hepar dan dilengkapi oleh kedua lapisan
venosum.Porta ini ditempati oleh duktus hepatika dekstra dan sinistra, a. hepatika
6
dekstra dan sinistra serta v. porta. Susunannya dari belakang ke depan adalah
vena-arteri-duktus.1
Duktus cystikus terletak pada sebelah kanan porta hepatis dan pada tempat
ini terdapat beberapa nodus limftikus. Nodus limfatikus ini bersama saraf
menempel diantara tepi bebas omentum minus. Di sebelah kanan porta terdapat
terletak intra hepatika dan masuk kedalam vena cava inferior ketika
ligamen yaitu :
yg telah menetap.
coronaria anterior dan posterior dan tepi lateral kiri kanan dari hepar.
xiphisternum. Batas superior kiri adalah sic V, 7-8 cm dari linea mediana dan
kekanan pada sic V melengkung ke bawah membentuk batas kanan , dari iga 7
Fisiologi
Hati merupakan kelenjar terbesar tubuh, karena itu hati memiliki fungsi
1. Fungsi metabolisme
3. Fungsi detoksifikasi
dieksresikan ke urin.
1500 cc tiap menit. Hati berfungsi sebagai ruang penampung dan bekerja
sebagai filter karena letaknya antara usus dan sirkulasi umum (Husadha,
diantaranya:
Aminotransferase (AST)
enzim intraseluler dan sel-sel yang rusak ke dalam sirkulasi. Kadar yang
sebagaian besar dijumpai dalam hati, sedang dalam jantung dan otot-otot
skelet agak kurang jika dibandingkan degan SGOT. Kadar dalam serum
adanya kerusakan sel-sel hati oleh karena virus, obat-obatan, atau toksin
transaminase hati yang lebih spesifik untuk mengukur kerusakan sel hati.
Kadar SGPT juga lebih sensitif dan spesifik daripada kadar SGOT dalam
diagnosa klinis. Pada umumnya, kadar SGPT yang lebih tinggi daripada
SGOT ditemukan pada penyakit hati akut dan kadarnya agak lebih rendah
pada sirosis hati. Pada sirosis, dapat ditemukan SGPT meningkat tapi tak
> 1 tidak sensitif untuk mendiagnosis sirosis hati, namun pemeriksaan ini
hasil tes fungsi liver (seperti peningkatan SGPT) dua kali lipat dari batas
normal dalam minimal enam bulan terakhir dan sirosis hati yang
dibuktikan melalui biopsi hati. Pada seseorang dengan zat gizi dan
diminta pada pasien yang datang dengan nyeri kuadran kanan atas, tes
fungsi hati yang abnormal, atau dicurigai adanya keganasan. USG adalah
alat skrining yang sangat baik karena pemeriksaannya yang cepat dan
dan temuan hipertensi portal dapat diidentifikasi .Hal ini sangat berguna
hati.3
Aliran pembuluh darah dapat divisualisasikan oleh USG dengan
pembuluh.
a) Teknik pemeriksaan USG
Tiga irisan penting yang sangat berguna bagi penilaian hati
Jarak tiap-tiap irisan umumnya sekitar 1-2 cm sampai seluruh jaringan ikat
terlihat.
b) Indikasi
Indikasi pemeriksaan USG hati adalah :
1) Rasa nyeri perut kanan atas,
2) Pembesaran hati,
3) Terabanya massa di perut kanan atas,
4) Ikterik,
12
karakterisasi lesi hepar. Hal ini penting untuk memahami pemikiran dasar
pemeriksaan komprehensif.3
CT-scan menggunakan sinar-x dan struktur berbentuk cincin yang
detektor di sisi lain pada gantry . Pasien ditempatkan pada meja yang
14
MRI
Magnetic resonance imaging ( MRI ) pada hepar yang lebih kurang
untuk pasien yang alergi terhadap agen kontras atau memiliki fungsi ginjal
yang buruk atau ketika temuan pada CT yang meragukan. MRI tampaknya
sedikit lebih sensitif dan spesifik dalam diagnosis lesi fokal daripada CT .
Deteksi lesi parenkim general dan karakterisasi, bersama-sama
gadolinium.5
Gambar 2.5
Gambaran
hepar normal
pada MRI
arsitektur hati yang normal oleh lembar-lrmbar jaringan ikat dan nodul-nodul
akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi
Sirosi merupakan hasil yang muncul dari injuri hati kronis yang
mempunyai variasi dari manifestasi klinis dan komplikasi, sebagian yang dapat
2.3.2 Etiologi
1. Hepatitis
terdiri dari nodulus sel hati yang dipisahkan oleh fibrosis yang padat dan lebar
nodulus sangat bervariasi, dengan sejumlah besar jaringan ikat memisahkan pulau
2. Alkoholisme
17
oksidasi asam lemak. Individu yang mengonsumsi banyak alkohol dalam jumlah
jaringan yang luas. Hepatitis alkoholik ditandai secara histologis oleh nekrosis
hati. Tetapi tidak semua penderita lesi hepatitis alkoholik akan berkemabang
menjadi sirosis hati yang lengkap. Hepatitis alkoholik akan berkembang menjadi
halus. Nodul-nodul ini dapat membesar akibat aktivitas regenerasi sebagai upaya
hati untuk mengganti sel-sel yang rusak yang akhirnya hati akan menjadi menciut,
keras dan hampir tidak memiliki parenkim normal. Penderita sirosis Lannec
3. Malnutrisi
Pola infiltrasi lemak yang sama pada sirosis alkoholik juga ditemukan
pada kwashiorkor, yaitu pola sirosis Lannec, yaitu terjadinya akumulasi lemak
18
secara bertahap di sel-sel hati (infiltrasi lemak) sampai akhirya hati akan menciut,
Penyebab lain dari sirosis hati adalah hepatitis autoimun. Banyak pasien
dengan hepatitis autoimun (autoimmune hepatitis, AIH) hadir dengan sirosis yang
sudah menetap. Secara khas, pasien seperti ini tidak akan mendapatkan efek yang
azathioprine karena hepatitis autoimunnya akan burned out. Dalam situasi ini,
AIH hadir dengan sirosis dan inflamasi aktif disertai dengan peningkatan enzim
hati, akan ada keuntungan yang dapat dipertimbangkan dari pemakaian terapi
imunosupresif.10
5. Penyakit biliaris
lobulus seperti pada sirosis Lannec. Hati membesar, keras,bergranula halus, dan
berwarna kehijauan. Ikterus selalu menjadi bagian awal dan utama dari sindrom
6. Penyakit Wilson
Penyakit Wilson adalah gangguan yang didapat dari homeostasis cuprum dengan
akumulasi di hati. Gangguan ini relatif tidak umum terjadi. Penyakit Wilson
penentuan dari nilai ceruloplasmin, yang rendah; nilaicuprum urin 24-jam, yang
7. Defisiensi 1AT
Defisiensi alpha antitrypsin adalah hasil dari gangguan yang didapat yang
8. Hemokromatosis
dapat menyebabkan fibrosis portal yang akan berproses menjadi sirosis, gagal
hati, dan kanker hepatoseluler. Diagnosis dibuat berdasarkan studi serum besi
Pada gagal jantung kanan ada peningkatan tekanan vena yang dibawa via
vena cava inferior dan vena hepatika ke dalam sinusoid dari hati, yang
dan membengkak, dan dengan kongesti pasif jangka panjang dan iskemia relative
menyeabkan fibrosis perisentral. Pola fibrotik ini dapat meluaske perifer dari
lobus ke luar sampai sebuah pola unik dari fibrosis menyebabkan sirosis dapat
muncul.10
2.3.3 Patofisiologi
1. Sirosis alkohol
Ethanol umunya diserap oleh usus kecil dan sebagian kecilnya oleh gaster.
enzim yang dihitung untuk metabolism alkohol di dalam liver. Hal ini melibatkan
asetildehida, yang merupakan sebuah molekul tinggi reaktif yang dapat memiliki
efek multipel. Pada akhirnya, asetildehida akan dimetabolisme menjadi asetat oleh
intraselular dari trigliserid dengan meningkatkan serapan asam lemak dan dengan
hepatosit muncul saat formasi oksigen reaktif; asetildehida adalah molekul sangat
21
memulai dan membuat aktivasi sel stelata, dengan resultan produksi berlebih
kolagen dan matriks ekstraselular. Jaringan ikat muncul dalam zona periportal dan
cholangitis dan merupakan proses nekrosis inflamasi dari traktus porta. Duktus
bilier telah diinfiltrasi dengn limfosit dan mengalami kerusakan duktus. Fibrosis
ringan dan kadang stasis empedu dapat muncul. Dengan progresi, infiltrate
inflamasi akan kurang menonjol, tetapi angka dari duktus bilier akan dikurangi da
nada proliferasi dari duktus bilier yang lebih kecil. Peningkatan fibrosis
ditemukan.
22
3. Sirosis pascanekrotik
banyak sel hati dan diselingi dengan parenkim hati normal. Sel stelata (Stellate
secara terus menerus (misal : hepatitis virus, bahan-bahan hepatotoksik), maka sel
stelata akan menjadi sel yang membentuk kolagen. Jika proses berjalan terus di
dalam sel stelata, dan jaringan hati yang normal akan diganti oleh jaringan ikat.
Hepatitis virus yang kronis adalah suatu kondisi dimana hepatitis B atau hepatitis
yang kronis, yang pada gilirannya menyebabkan kerusakan hati yang progresif
peningkatan nilai bilirubin) dan untuk mensintesis protein, seperti faktor clotting
normal atau rendah). Saat fibrosis berkelanjutan, tekanan mulai meningkat pada
23
esophagus.7
Stigma Sirosis
a. Hiperesterogenisme sekunder6 :
Kerusakan hati menghancurkan katabolisme androgen
estrogen naik
o Spider nevi
o Palmar eritema
o Gynecomastia
o Artrofi testis
o Kolateral
b. Hipertensi portal6 :
o Varises esofagus : melena dan
hematemesis
o Asites
o Splenomegali
o Kolateral
o Hemoroid
o Oedem mukosa usus
Ikterus6
Pada kulit dan membrane mukosa akibat
bilirubinemia
Bila koonsentrasi bilirubin < 2 3 mg/dl tidak
begitu terlihat
Warna urin gelap seperti air teh
Hepatomegali6
Ukuran hati dapat normal, kecil, atau besar
Bila hati teraba :
o Hati sirotik
o Teraba keras
o Nodular
Fetor hepatikum6
24
Stadium Kompensata10
Belum ada gejala klinik yang nyata
Dapat berlangsung lama (bertahun-tahun)
Sering ditemukan pada waktu general check up
Stadium Dekompensata10
Jelas ditemukan gejala klinik
Kadang-kadang datang dengan komplikasi
Ditemukan reaksi radang pada parenkim
2.3.6 Pemeriksaan
1. Pemeriksaan fisik
Gejala-gejala hiperesterogenisme sekunder
Gejala-gejala hipertensi porta
Hati mengecil, limpa membesar
Stigmata hepar kronik
2. Pemeriksaan lab
a. Tes Fungsi Hati
o Aminotransferase : AST meningkat dibandingkan ALT
o Alkali fosfatase : meningkat < 2 3x batas normal atas pada pasien
kronik
o Bilirubin : kompensata (normal), dekomoensata (meningkat)
o Globulin : meningkat
o Albumin : menurun
o Waktu protrombin : memanjang mencerminkan derajat/tingkatan
sirosis, termasuk irregularitas atau nodul dari tepi hati, perubahan struktur
(fatty liver). Sehingga perubahan eko dari parenkim hati ini tidak cukup
relatif lobus kaudatus dan lobus kiri, dan pengurangan ukuran lobus kanan.
Rasio lobus kaudatus ke lobus kanan dapat diturunkan dari scan melintang
dari hati langsung di bawah bifurkasi vena portal: ini adalah kurang dari
0,6 pada subjek normal dan lebih besar dari 0,65 pada sirosis, dengan
100% spesifisitas tetapi sensitivitas dari 84% dan 43% di dua seri yang
berbeda.
2. Echotexture kasar - Peningkatan echogenicity dan echotexture kasar
Gambar 2.7 Sirosis: [A] Redistribusi volume dengan pembesaran lobus kiri dan
lobus kaudatus; B] Volume redistribusi dengan echotexture kasar; [C] scan
longitudinal menunjukkan kontur lobulated; [D] nodul hypoechoic kelompok
kecil sepanjang seluruh parenkim hati .
Gambar 2.8 Pasien wanita berusia 58 tahun dengan tekstur eko yang kasar dan
pembesaran lobus kiri hepar.
27
tahap awal , hati mungkin tampak normal pada pencitraan crosssectional . Dengan
morfologi pada sirosis hati. Rasio melintang, lebar lobus kaudatus ke lobus kanan
lebih besar dari atau sama 0.65 merupakan indikator positif untuk diagnosis
sirosis dengan tingkat akurasi yang tinggi. Primary sclerosing cholangitis dan
primary biliary cirrhosis memiliki beberapa fitur khas dibandingkan dengan jenis
dari lobus caudatus, bersama dengan atrofi segmen hati perifer. Beberapa striktur
tidak teratur seiring dengan intra dan ekstrahepatik saluran empedu juga diamati.
morfologis perubahan ukuran hati yang menyusut, firbrosis, yang dibedakan dari
etiologi lainnya.5
Gambar 2.9 morfologi sirosis Khas pada MRI. Potongan Melintang T2 (A)
menunjukkan lobus kaudatus membesar, margin ringan lobulated hati (panah) dan
daerah atenuasi tinggi (panah) dari parenkim hati yang disebabkan oleh patchy
28
Gambar 2.10 Morfologi sirosis Khas pada CT. CT vena porta menunjukkan
sebuah lobus lateral kiri dan lobus kaudatus membesar (C), pembesaran fossa
kandung empedu dengan kandung empedu (g) mengalami herniasi ke arah
dinding perut anterior, ditandai atrofi segmen medial lobus hati kiri (panah) dan
dari posterior lobus kanan hati (panah).
Hipertensi portal
portal dan / atau meningkat aliran darah Portal. Tekanan vena portal normal
vena hepatika terjepit atau tekanan vena portal langsung lebih dari 5 mm Hg lebih
besar dari tekanan vena cava inferior, tekanan vena limpa dari lebih besar dari 15
mm Hg atau tekanan vena portal lebih besar dari 30 cm H2O. Sehingga terjadi
Pada orang dewasa, penyebab trombosis vena portal adalah trauma, sepsis,
venula pusat yang menguras sinusoid, serta sinusoid sendiri. Penyebab fibrosis
yaitu peningkatan resistensi terhadap aliran darah. Awalnya, volume aliran vena
porta dipertahankan, tetapi pada tekanan portal yang lebih tinggi. Karena proses
terhadap aliran di portosystemic. Pada titik ini, aliran Portal mulai dialihkan ke
dalam kolateral. Karena Portal inflow ke hati berkurang, aliran arteri hati
atas diameter vena portal normal. Pembesaran diameter vena porta merupakan
pertanda adanya hipertensi portal,tetapi ukuran normal vena portal tentu tidak
salah satu pendekatan tersebut. Kecepatan aliran vena Portal adalah sekitar 15 18
cm / detik.
Gambar 2.11 Pasien Laki-laki berusia 58 tahun dengan sirosis hepatis akibat
hepatitis C kronik. Terdapat gambaran sirosis yang terkompensasi. A. Batas hepar
yang iregular B. Thrombosis vena porta
Gambar 2.12 A dan B Sirosis stadium lanjut. Pada potongan transversal terdapat
nodul-nodul (gambar A) dan nodul kecil (gambar B) pada lobus kanan , asites
(AS). P Vena porta, B Lambung, G kandung empedu.
31
Gambar 2.13 trombosis vena porta pada sirosis lanjut, dengan defisit sinyal
Doppler ultrasonografi (panah).
Gambar 2.14 Aliran vena Portal: [A] pola normal Ondulatory; [B]
Kehilangan aliran ondulatory, mempertahankan aliran hepatopetal normal; [C]
Hepatofugal aliran vena portal seperti yang terlihat dengan warna biru di dalam
vena dan grafik di bawah baseline.
berubah menjadi ligamentum teres hepatis. Pada beberapa pasien hal ini dappat
memanjang dari umbilikus ke aspek yang paling anterior dari pusat segmen vena
portal kiri. Pada individu tanpa hipertensi portal, tidak terdapat aliran pada vena
Gambar 2.15 Vena Gastrika kiri : dilatasi vena gastrika kiri pada scan
longitudinal di bawah lobus hepar kiri
1. Nodul Regeneratif
Lesi regeneratif meliputi nodul regeneratif, hiperplasia lobus dan segmen,
dan nodul hiperplasia fokal. Nodul regeneratif khas terjadi di hati sirosis dan
oleh karena itu disebut sebagai nodul sirosis. Hiperplasia lobus dan segmen, dan
nodul hiperplasia fokal biasanya terjadi pada non-sirosis hati. Nodul regeneratif
Nodul dapat berupa monoacinar atau multiacinar, tergantung pada apakah nodul
mengandung satu atau lebih terminal portal tracts. Nodul regeneratif juga dapat
diklasifikasikan sesuai dengan ukuran baik sebagai micronodules (<3 mm) atau
dijelaskan, tetapi sangat jarang. Pada sirosis hati, nodul regeneratif merupakan
34
kecil atau terlalu mirip dengan parenkim hati. CT dapat mendeteksi nodul
kontras.
Pencitraan nodul regeneratif dengan MR memiliki sensitivitas yang lebih
Gambar 2.18 Sirosis dan beberapa nodul regeneratif pada pencitraan MR. T1
gambar (A) menunjukkan beberapa nodul subcentimeter isointense (panah),
dikelilingi oleh hipointens septa fibrosis. Pada T2 (B), nodul (panah) masih
isointense dan dikelilingi oleh hyperintense septa fibrosis lace-like yang tebal.
35
Gambar 2.19 Sirosis dan Nodul regeneratif siderotik pada MRI. T2 (A)
menunjukkan multiple hypointense nodul (panah). T1 (B), nodul adalah
hypointense.
Gambar 2.20 Nodul regeneratif pada seorang pria 54-tahun dengan sirosis HCV
diinduksi. T2-weighted (a) gambar unenhanced menunjukkan Heterogenitas
minimal parenkim hati, dengan nodul terlihat samar-samar dari berbagai ukuran
(panah). (b) Gambar yang diperoleh setelah pemberian SPIO menunjukkan
ilangnya intensitas sinyal karena serapan fagositosis partikel SPIO dalam nodul
(panah), yang tampak gelap dan dibatasi tajam. (c) double contrast- enhanced
diperoleh setelah pemberian intravena dari agen kontras berbasis gadolinium
menunjukkan Reticuli fibrotik dengan sinyal intensitas tinggi akibat akumulasi
ekstraseluler dari agen dengan berat molekul rendah. (d) Fotografi hati explanted
dari seorang wanita 67 tahun dengan sirosis HCV-diinduksi menunjukkan
permukaan luar dengan nodul regeneratif berbagai ukuran. (e) Photomicrograph
(pembesaran 40x) dari sepotong spesimen yang ditampilkan di d menunjukkan
proliferasi hiperplastik hepatosit dalam formasi nodular (panah) dikelilingi oleh
septa fibrosis (panah).
Lesi displastik atau neoplastik sirosis termasuk displastik fokus dan nodul,
terakhir biasanya terjadi pada noncirrhotic hati. Dengan demikian, ada empat
kelas lesi yang khas ditemukan dalam hati sirosis: nodul regeneratif, fokus
displastik (diameter <1 mm ) atau (b) nodul displastik (1 mm). Nodul displastik
histologi yang pasti dari keganasan, dan dianggap sebagai tanda awal proses
ditemukan pada 15-25% dari sirosis hati dan disubklasifikasikan atas dasar
keganasan)
dikelola sebagai kanker, dan pasien dengan diketahui atau dicurigai nodul
displastik tidak boleh dimonitor lebih agresif daripada pasien tanpa nodul.12
vena portal dan tidak menunjukkan peningkatan densitas arteri pada CT atau
karsinoma bukan nodul displastik, tapi ada banyak tumpang tindih dalam fitur
Nodul displastik biasanya muncul hypointense pada parenkim hati pada gambar
Nodul displastik terdeteksi dan ditandai lebih baik dengan MR daripada CT;
Namun, diagnosis yang akurat dapat dilakukan hanya sekitar 15% dari kasus.
Gambar 2.21 Sirosis dan nodul displastik pada pencitraan MR. Pada T2 (a)
menunjukkan batas hati yang tidak teratur, ascites perihepatik (a) dan massa
hypointense (panah). Pada T1 gambar (b), massa hiperintens (panah).
38
Gambar 2.22 Nodul regeneratif dan hepatocellular carcinoma pada seorang pria
57-tahun dengan sirosis. (a) T2 gambar menunjukkan karsinoma hepatoseluler
kecil (panah), yang memiliki intensitas sinyal tinggi dari nodul regeneratif
sekitarnya, karena serapan fagositosis yang lebih rendah partikel SPIO. 1 minggu
kemudian, sebelum (b) dan dalam tiga fase setelah (c-f) suntikan intravena dari
agen kontras berbasis gadolinium. The unenhanced gambar (b) tidak
menunjukkan karsinoma hepatoseluler kecil, tapi gambar fase arteri hati (c)
menunjukkan intensitas sinyal meningkat di karsinoma (panah). (d, e) vena
porta(d) dan keseimbangan (e) gambar fase menunjukkan pengosongan di pusat
lesi, yang memiliki intensitas sinyal rendah dari parenkim hati, sementara bahan
kontras dipertahankan dalam hasil lesi rim dalam sinyal hyperintense diduga dari
kapsul atau pseudokapsul. The multiple nodul regeneratif memiliki intensitas
sinyal yang bervariasi b, isointense pada parenkim di c, dan sedikit kurang intens
dibandingkan dengan parenkim di e.
Karsinoma hepatoselular
Hepatocellular karsinoma adalah neoplasma ganas terdiri dari dediferensiasi
sejak tahun 1901, mencakup tiga jenis utama: nodular, massive, dan difus (7).
Karsinoma hepatoseluler nodular adalah lesi kecil dengan batas yang berbeda.
Karsinoma hepatoselular massive lebih besar dari yang nodular dan dapat terdiri
dari beberapa lesi kecil konfluen, sebuah lesi tunggal yang dominan , atau
39
infiltrasi tumor. Pada tahun 1987, Kanai menggambarkan tiga besar subtipe dari
lebih awal dengan pengosongan cepat pada vena porta dianggap sebagai tanda
dan hiperintens pada T2. Karakteristik lain pada hepatoselular karsinoma yaitu
dengan diameter nodul 2cm. Menurut ahli dari European Association for the
Study of the Liver (EASL) membedakan antara lesi berukuran kurang dari 2 cm
dan dengan diameter yang lebih besar harus selalu dikonfirmasi dengan biopsi.
Untuk massa yang lebih besar dari 2,0 cm, temuan karakteristik vaskularisasi
arteri harus terlihat di dua teknik pencitraan (misalnya, CT dan MRI), atau
biopsi.
40
Gambar 2.23 Sirosis dan fokus konfluen fibrosis di pencitraan MR. T1 gambar
(A) menunjukkan fokus konfluen fibrosis lesi (panah) di empat segmen sebagai
daerah intensitas sedang hingga tinggi dibandingkan dengan hati. T1 gambar (B)
menunjukkan low-intensitas dari fokus konfluen lesi fibrosis (panah). Terdapat
retraksi yang berdekatan (panah) dari kapsul hati. T1 yang ditingkatkan (C) tidak
menunjukkan peningkatan yang jelas dari fokus konfluen fibrosis.
2.3.7 Komplikasi
Hipoalbuminemia
Hipertensi portal
Kolastasis
Hipertensi portal
- Tekanan vena portal yang normal: 5-10mmHg
- Hipertensi portal 15 20 mmHg
Varises esofagus :
- Melena : muntah darah berwarna hitam
- Hematemesis : BAB darah berwarna hitam
Etiologi :
- Ruptur varises esofagus
42
- Erosif gastritis
- Ulkus peptikum
- Malignancy
- Sindroma Mallory-Weiss
sehingga terjadi penurunan aliran darah ke dalam hati. Timbul kolateral (varises)
asites.4
penyakit hati berat. Sindrom ini ditandai oleh kekacauan mental, tremor otot, dan
flapping tremor yang disebut sebagai asteriksis. Perubahan mental diawali dengan
perubahan kepribadian, hilang ingatan, dan iritabilitas yang dapat berlanjut hingga
kematian akibat koma dalam. Ensefalopati hepatic yang berakhir dengan koma
adalah mekanisme kematian yang terjadi pada sepertiga kasus sirosis yang fatal.
Infeksi cairan asites oleh satu jenis bakteri tanpa ada bukti infeksi
sekunder intra abdominal tanpa gejala namun dapat timbul demam dan nyeri
abdomen.
43
4. Sindroma hepato-renal
peningkatan ureum dan kreatinin tanpa adanya kelainan organik ginjal jika
glomerulus.
5. Asites
Penimbunan cairan yang sangat nyata dapat menyebabkan napas pendek karena
peritoneum, dapat dijumpai cairan lebih dari 500 ml pada saat pemeriksaan fisik
hepatoblastoma.1