Waktu Pertama Buang Air Kecil (BAK) pada Ibu Postpartum yang Dilakukan
Bladder Training
Hilda Ekasari Utami, Suparni , Wahyu Ersila
STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, Jl.Raya Ambokembang No.8
Kedungwuni Pekalongan
Email: suparni_83@yahoo.com
ibu postpartum dapat bisa berkemih Perry, (2006, h.1708) bahwa perawat
dengan nyaman. Hal ini sesuai dengan juga dapat menuangkan air hangat ke
pendapat Johnson Ruth dan Wendy atas perineum klien dan menciptakan
Taylor (2005, h.126) bahwa posisi sensasi untuk berkemih.
tegak, condong ke depan dapat Tahap bladder training keenam
memfasilitasi kontraksi otot panggul adalah mengobservasi apakah sudah
dan intra abdomen, mengejan, BAK atau belum. Hal ini
kontraksi kandung kemih, dan kontrol dimungkinkan untuk mengetahui
springter. Perawat dapat membantu kemampuan ibu berkemih setelah
klien untuk belajar rileks dan melahirkan, dalam batas normal atau
menstimulasi refleks berkemih dengan terdapat masalah setelah melahirkan.
mengajarkan posisi yang normal saat Hal ini sesuai pendapat Saleha (2009,
berkemih. Hal ini didukung dengan h.73) bahwa ibu diminta untuk buang
pendapat Potter dan Perry (2006, air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika
h.1708) bahwa wanita lebih mampu dalam 8 jam postpartum belum dapat
berkemih dalam posisi jongkok atau berkemih atau sesekali berkemih belum
duduk. Posisi ini meningkatkan melebihi 100 cc, maka dilakukan
kontraksi otot-otot panggul dan otot- kateterisasi. Akan tetapi, kalau
otot intraabdomen yang membantu ternyata kandung kemih penuh, tidak
mengontrol sfingter serta mambantu perlu menunggu 8 jam untuk
kontraksi kandung kemih. Penggunaan kateterisasi.
toilet akan meningkatkan privasi. Tahap bladder training ketujuh
Memberikan cukup waktu untuk rileks adalah mengulang baldder training
dan berkemih juga merupakan hal yang setiap 2 jam bila belum bisa BAK. Hal
penting. Mengguyurkan air hangat ke ini dimungkinkan untuk melihat
daerah perineum juga dapat membantu perkembangan kemampuan berkemih
relaksasi (ukur dulu jumlah cairan yang dalam setiap 2 jam. Hal ini sesuai
akan digunakan, bila harus dilakukan pendapat Potter dan Perry (2006
pengukuran keseimbangan cairan). h.1733) bahwa melatih kebiasaan akan
Tahap bladder training kelima membantu meningkatkan control
adalah kran air dibuka maksimal 15 berkemih klien secara volunter. Di
menit dimulai semenjak klien berada di tetapkan jadwal berkemih yang
toilet. Hal ini merupakan salah satu fleksibel berdasarkan pola berkemih
stimulus yang dapat mempercepat klien.
berkemih. Hal ini sesuai dengan
pendapat Johnson dan Taylor (2005, Daftar Pustaka
h.126) bahwa dengan menggunakan Anggraini, Yetti 2010, Asuhan
kekuatan sugesti, Kilpatrick (1997) Kebidanan Masa Nifas, Pustaka
menganjurkan digunakannya bunyi air Rihama, Yogyakarta.
mengalir. Bila ibu merasa malu dengan Azwar 2005, Sikap Manusia, Teori dan
bunyi yang terjadi ketika berkemih, Pengukurannya, edk 2, Pustaka
terutama bila ada orang lain di Pelajar, Yogyakarta.
dekatnya, maka suara air yang Bahiyatun 2009, Asuhan Kebidanan
mengalir, dapat menyamarkan bunyi Nifas Normal, EGC, Jakarta.
tersebut. Menyelupkan tangan ibu ke Dahlan, M.S 2012, Statistik untuk
air hangat atau memberikan banyak Kedokteran dan Kesehatan,
minum, akan menstimulasi saraf Salemba Medika, Jakarta.
sensorik yang akhirnya akan Ermiati, dkk 2007, Efektivitas Bladder
menstimulasi refleks urinasi. Hal ini Training terhadap Fungsi
didukung dengan pendapat Potter dan Eliminasi buang air kecil (BAK)