Anda di halaman 1dari 7

Interaksi Manusia dan Komputer

LED (Light Emitting Diode)

Disusun Oleh :

Rohiim Ariful 081511633041

Pranowo Khajhunung 081511633042

Kintan Rafika Cendani 081511633043

Muhammad Kukuh Riyadi 081511633044

Universitas Airlangga
Tahun Ajaran 2017
I. Pengertian LED
Light Emitting Diode atau yang sering disebut dengan LED adalah komponen
elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan
tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semi-
konduktor. Warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada
jenis bahan semi-konduktor yang digunakannya. LED juga dapat memancarkan
sinar infra merah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai
pada remote control TV maupun remote control perangkat elektronik lainnya.
Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam lampu yang berukuran kecil dan
dapat dipasangkan dengan mudah ke dalam berbagai perangkat elektronika.
Berbeda dengan lampu pijar, LED tidak memerlukan pembakaran filamen
sehingga tidak menimbulkan atau menghasilkan panas dalam menghasilkan
cahaya. Oleh karena itu, saat ini LED (Light Emitting Diode) yang bentuknya
berukuran kecil telah banyak digunakan sebagai lampu penerang dalam LCD TV
yang dapat menggantikan posisi lampu tube.

II. Sejarah LED


LED saat ini sudah banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
untuk lampu hias yang terdapat di permainan anak-anak, lampu rambu-rambu lalu
lintas, lampu indikator peralatan elektronik hingga ke industri, lampu emergency
yang biasanya dipasang dalam alarm rumah, televisi, komputer, pengeras suara
(speaker), hard disk eksternal, proyektor, LCD, dan berbagai macam perangkat
elektronik lainnya. Sebagai indikator bahwa sistem sedang berada dalam proses
kerja, biasanya berwarna merah atau kuning. LED ini banyak digunakan karena
komsumsi daya yang dibutuhkan tidak terlalu besar dan beragam warna yang ada
dapat memperjelas bentuk atau huruf yang akan ditampilkan.
Pada dasarnya LED merupakan komponen elektronika yang terbuat dari bahan
semi-konduktor jenis Dioda yang mampu memancarkan cahaya. LED merupakan
produk temuan lain setelah Dioda. Strukturnya juga hampir sama dengan Dioda.
Keunggulan LED antara lain bahwa ukuran listrik yang dikonsumsi termasuk
rendah. Lampu LED juga tersedia dalam berbagai macam warna, harganya dapat
dibilang murah dan berumur panjang (tidak cepat mati). Keunggulannya ini
membuat LED digunakan secara luas sebagai lampu indikator pada peralatan-
peralatan elektronik. Namun LED punya kelemahan, yaitu intensitas cahaya
(Lumen) yang dihasilkannya termasuk kecil. Kelemahan ini membatasi LED
untuk digunakan sebagai lampu penerangan. Namun beberapa tahun belakangan
ini, LED mulai dilirik untuk keperluan penerangan. Alasannya sederhana, karena
ukuran listrik LED yang dikonsumsi tergolong kecil sesuai dengan kemampuan
sistem pembangkit energy yang juga berukuran kecil.
Riset-riset mutakhir menunjukkan hasil menggembirakan. Kini LED mampu
menghasilkan cahaya besar dengan konsumsi energi listrik yang tetap kecil. Berita
terakhir adalah ditemukannya OLED (Organic LED) oleh para ilmuwan di
University of Michigan dan Princeton University. Temuan ini sukses
menghasilkan cahaya dengan intensitas 70 Lumen setiap 1 watt listrik yang
digunakan. Sebagai perbandingan, lampu pijar hanya mampu memancarkan 15
Lumen per watt, dan lampu fluoroscent memancarkan 90 Lumen per watt.
Keunggulan LED dibanding lampu fluoroscent adalah LED lebih ramah
lingkungan, cahaya tajam, berumur panjang, dan harganya terjangkau.
Sebelum OLED ditemukan, persoalan yang dihadapi para ahli LED adalah
rendahnya efisiensi LED. Bukan karena cahaya yang dihasilkan sedikit, tetapi
karena sekitar 80% cahaya terperangkap di dalam LED. Sebagai solusi, desain
OLED menggunakan kombinasi kisi dan cermin berukuran mikro, bekerja
bersama-sama memandu cahaya yang terperangkap di dalam LED agar dapat
keluar. Stephen Forrest, profesor teknik elektro dan fisika di University of
Michigan juga merupakan sang penemu dari OLED, mengatakan bahwa kini kita
bisa bersiap untuk mengganti pencahayaan di dalam bangunan dan rumah saat ini
menggunakan lampu pijar ataupun fluoroscent dengan OLED. 1907
Orang Inggris Henry Joseph Round menemukan bahwa bahan anorganik dapat
menyala ketika sebuah arus listrik diterapkan. Pada tahun yang sama, ia
menerbitkan penemuannya dalam jurnal "Dunia Listrik". Karena, bagaimanapun,
ia bekerja terutama pada sistem pencari arah baru untuk transportasi laut,
penemuan ini awalnya dilupakan.
1921
fisikawan Rusia Oleg Lossew lagi mengamati "Putaran efek" emisi cahaya. Dalam
tahun-tahun berikutnya, 1927-1942, ia meperiksa dan menjelaskan fenomena ini
secara lebih rinci.
1935
fisikawan Perancis Georges Destriau menemukan emisi cahaya dalam sulfida seng.
Untuk menghormati fisikawan Rusia, ia menyebut efek "Lossew cahaya". Hari
Georges Destriau dinobatkan sebagai penemu electroluminescence.
1951
Pengembangan transistor menandai langkah ilmiah maju dalam fisika semikonduktor.
Sekarang mungkin untuk menjelaskan emisi cahaya.
1962
pertama luminescence merah pada dioda (tipe GaAsP), yang dikembangkan oleh
American Nick Holonyak, memasuki pasar. Ini LED pertama dengan panjang
gelombang terlihat menandai lahirnya industri LED.
1971
Sebagai hasil dari pengembangan bahan semikonduktor baru, LED diproduksi dalam
warna baru: hijau, oranye dan kuning kinerja dan efektivitas LED yang terus
membaik.
1993
Jepang Shuji Nakamura mengembangkan LED biru untuk pertama kali dan sangat
efisien, LED di kisaran spektrum hijau (InGaN diode). Beberapa waktu kemudian ia
juga merancang LED putih .
1995
pertama kali LED dengan cahaya putih dari konversi pendaran disajikan dan
diluncurkan di pasar dua tahun kemudian.
2006
pertama kali dioda pemancar cahaya dengan 100 lumen per watt yang dihasilkan.
Efisiensi ini dapat ditandingi oleh lampu gas discharge seperti lampu HID.
2010
LED dengan warna tertentu berhasil mencapai 250 lumen per watt di dalam kondisi
laboratorium. Kemajuan terus melonjak depan. Saat ini, pengembangan lebih lanjut
terhadap OLED dipandang sebagai teknologi masa depan.

III. Cara Kerja LED


Seperti dikatakan sebelumnya, LED merupakan keluarga dari Dioda yang
terbuat dari bahan semi-konduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda
yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan kutub negatif (N). LED hanya
akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari
Anoda menuju ke Katoda.
LED terdiri dari sebuah chip semi-konduktor yang didoping sehingga
menciptakan kutub P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping adalah proses
untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semi-konduktor yang murni
sehingga akan menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika
LED dialiri tegangan maju (bias forward) yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda
(K), kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang
kelebihan yang disebut dengan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan
positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole maka akan
melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).
LED atau Light Emitting Diode yang memancarkan cahaya ketika dialiri
tegangan maju ini juga dapat digolongkan sebagai Transduser yang dapat
mengubah Energi Listrik menjadi Energi Cahaya.

Sementara cara untuk mengetahui bagaimana polaritas terminal Anoda (+) dan
Katoda (-) pada LED, kita dapat melihatnya secara fisik berdasarkan gambar
dibawah berikut.
Ciri-ciri Terminal Anoda pada LED adalah kaki yang lebih panjang dan juga
Lead Frame yang lebih kecil ukuranya. Sedangkan ciri-ciri Terminal Katoda
adalah kaki yang lebih pendek dengan Lead Frame yang panjang atau besar serta
terletak di sisi yang Flat.

IV. Warna-Warna pada LED


Saat ini, LED telah memiliki beraneka macam warna, di antaranya seperti
warna merah, kuning, biru, putih, hijau, jingga, dan infra merah. Keanekaragaman
warna pada LED tersebut tergantung pada wavelength (panjang gelombang) dan
senyawa semi-konduktor yang digunakannya. Berikut ini adalah Tabel Senyawa
Semi-konduktor yang digunakan untuk menghasilkan variasi warna pada LED :

Bahan Semi-konduktor Wavelength Warna


Gallium Arsenide (GaAs) 850-940nm Infra Merah
Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP) 630-660nm Merah
Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP) 605-620nm Jingga
Gallium Arsenide Phosphide Nitride
(GaAsP:N) 585-595nm Kuning
Aluminium Gallium Phosphide (AlGaP) 550-570nm Hijau
Silicon Carbide (SiC) 430-505nm Biru
Gallium Indium Nitride (GaInN) 450nm Putih

V. Kegunaan LED dalam Kehidupan Sehari-hari

Teknologi LED memiliki berbagai kelebihan, contohnya seperti tidak


menimbulkan panas, tahan lama, tidak mengandung bahan berbahaya seperti
merkuri juga hemat listrik serta bentuknya yang kecil ini semakin popular dalam
bidang teknologi pencahayaan. Berbagai produk yang memerlukan cahaya pun
mengadopsi teknologi Light Emitting Diode (LED) ini. Berikut ini beberapa
pengaplikasiannya LED dalam kehidupan sehari-hari :

1. Lampu Penerangan Rumah


2. Lampu Penerangan Jalan
3. Papan Iklan (Advertising)
4. Backlight LCD (TV, Display Handphone, Monitor)
5. Lampu Dekorasi Interior maupun Exterior
6. Lampu Indikator
7. Pemancar Infra Merah pada Remote Control (TV, AC, AV Player)

Anda mungkin juga menyukai