TEKNOLOGI PANGAN
PEMANGGANGAN CAKE
DOSEN PEMBIMBING :
IR. RINDIANI, MP
Disusun Oleh :
GOLONGAN D - KELOMPOK 3
PUTRI WULANDARI (NIM : G42151324) (15)
GADING LISTIANA HARDIKA (NIM : G42151354) 16)
NANDA AYU TRI AGUSTIAN (NIM : G42151404) (17)
MALIA KURNIAWATI (NIM : G42151437) (18)
SUKMA MELATI (NIM : G42151455) (19)
WAHYU KURNIAWAN (NIM : G42151461) (20)
MAYA ZAHROOTUL ASMA (NIM : G42151469) (21)
1.2 Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu :
1. Melakukan pembuatan roti
2. Melakukan proses pemanggangan pada roti
3. Menganalisa karakter atau sifat adonan sebelum dan sesudah proses pemanggangan
4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemanggangan roti
5. Menilai kualitas (sifat organoleptik) pada roti
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang yang dimaksud dengan roti
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan dapat melakukan proses pemanggangan pada roti
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja bahan yang digunakan dalam pembuatan roti
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan dapat melakukan cara pengolahan pada pembuatan roti
5. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh dari proses pemanggangan terhadap roti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pemanggangan merupakan salah satu proses pengolahan pangan yang menggunakan media
panas dalam upaya pemasakan dan pengeringan bahan pangan. Pemanggangan juga memberikan
efek pengawetan karena terjadi inaktivasi mikroba dan enzim serta penurunan Aw (aktivitas air).
Selain itu pemanggangan dapat menyebabkan perubahan pada sifat sensorik bahan (testur, warna,
aroma), mengubah mutu pangan dan memperbaiki palatabillity.
Pemangganan dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Proses
pemanggangan langsung menggunakan media panas yang bersinggungan langsung dengan bahan,
sementara pemanggangan tidak langsung menggunakan alat pemanas yang akan memanaskan udara
baru kemudian udara panas tersebut yang masuk ke dalam bahan pangan.
Salah satu alat yang dapat digunakan dalam pemanggangan antara lain yaitu oven. Transfer
panas yang terjadi selama pemanggangan meliputi radiasi dari dinding oven, konveksi melalui
sirkulasi udara dan konduksi melalui nampan ke makanan (Anita Tull, 1987). Menurut Tucker, Gary
S tahun 2008 proses pemanggangan sering dikombinasikan dengan bentuk pemanasan lain
contohnya inframerah untuk membentuk karakteristik makanan panggang yaitu pembentukan crust
(renyah) pada permukaan atau keseluruhan produk.
Frekuensi radio oven dalam pemanggangan makasimal 300oC namun suhu standar yang
biasanya digunakan yaitu 200 oC dan dalam waktu yang singkat. Pemanasan yang cepat mencegah
pati dari kerusakan yang berlebihan dan mengembangkan CO2 yang cukup dan menghasilkan
tekstur renyah pada produk.
Proses pemanggangan merupakan proses yang melibatkan tranfer panas dan massa dimana
perpindahan panas terjadi terhadap makanan melalui udara panas dan permukaan dalam oven dan
uap air berpindah dari bahan pangan ke udara di sekitar dan akan dihilangkan di dalam oven.
Panas yang terjadi di dalam oven merupakan proses konveksi dari sirkulasi udara di dalam
oven dan secara konduksi antara permukaan bahan dengan loyang atau wadah dimana bahan
ditempatkan. Aliran konveksi akan menghasilkan keseragaman panas di dalam oven dan beberapa
model oven dilengkapi dengan kipas untuk meningkatkan aliran konveksi panas. Hal ini akan
meningkatkan koefisien panas dan efisiensi penggunaan energi.
Panas yang merambat pada bahan terjadi secara konduksi dan tergantung dari thermal
conductivity bahan. Bahan yang memiliki thermal conductivity yang rendah akan berdampak pada
lambatnya transfer panas pada bahan dan akan berpengaruh terhadap lamanya proses. Ukuran bahan
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap lama proses karena akan berpengaruh terhadap waktu
yang dibutuhkan oleh panas untuk mencapai titik pusat bahan dari permukaan bahan.
Kecepatan kelembaban yang hilang tergantung dari sifat bahan, aliran udara dalam oven dan
kecepatan transfer panas. Ketika kecepatan kelembaban yang hilang dari permukaan melebihi
tingkat kecepatan dalam bahan, zona penguapan bergerak di dalam makanan, dan permukaan luar
akan mengering. Suhu bahan akan naik mendekati ke suhu udara panas dalam oven (110-240C)
dan kerak akan terbentuk. Karena proses pemanggangan berlangsung pada tekanan atmosfer maka
suhu dalam bahan tidak melebihi 100C.
Pemanasan yang lebih cepat dan temperatur yang lebih tinggi dalam pemanggangan akan
menyebabkan perubahan yang kompleks pada komponen permukaan bahan.
Berbeda dengan pengeringan yang bertujuan untuk mengeringkan permukaan dengan
meminimalkan terjadinya perubahan rasa, panas pada proses pemanggangan akan menginduksi
perubahan pada permukaan dan menahan kelembaban di bagian dalam sebagai perubahan
karakteristik yang diharapkan misalnya pada produk roti, cake, daging dan lain-lain. Sedangkan
pada produk lain misalnya biskuit, produk yang diharapkan adalah produk yang kering bagian
dalam.
Pada proses pemanggangan, terjadi beberapa perubahan seiring dengan meningkatnya suhu
pada bahan. Tahapan yang terjadi terkadang berlangsung secara bersamaan misalnya pada saat
penguapan air yang berlangsung hampir bersamaan dengan terbentuknya gas di dalam bahan.
Pemanggangan umumnya di aplikasikan untuk produk makanan berbahan dasar tepung.
Produk pemanggangan antara lain cookies, cake, biskuit, pie, pastry, bread, dan produk industri
lainnya. Bahan yang digunakan pada pembuatan cake dan cookies antara lain: terigu, margarin,
telur, gula halus, susu skim, baking powder, ovalet.
Tepung = Tepung yang halus sangat baik dalam pembuatan cake karena partikel yang
relative kecil dari gluten protein. Ketika pemanggangan gluten akan menggumpal
(koagulat). Tepung yang halus akan membantu tekstur cake yang lembut.
Telur = Beberapa jenis telur digunakan dalam produksi kue , biskuit dan sejenisnya. Telur
utuh mengandung 8-11% albumen (putih telur) dan 27-32% kuning telur. Albumen
berfungsi sebagai agensia pengeras, sedangkan kuning telur sebagai agensia pengempuk.
Baking Powder = Bahan pengembang adalah bahan yang mampu menghailkan gas
karbondioksida (CO2) sehingga dapat mengembangkan adonan hingga mencapai ukuran
yang semestinya selama proses pemanggangan. Bahan pengembang yang banyak
digunakan dalam pembuatan biskuit adalah tepung soda kue (NaHCO 3). Susu Skim = Susu
skim adalah susu yang diuapkan sebagian airnya jadi lebih pekat dari pada susu segar
biasa. Susu skim kandungan lemaknya dari susu dapat diskim off, sehingga mengurangi
nilai enegry susu. Susu skim tersedia dalam karton atau botol atau, dalam bentuk kering,
dan digunakan dalam rendah lemak atau diet mengurangi energi.
Mentega = Mentega memberikan warna dan tekstur yang baik dalam campuran adonan.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1 Pelaksanaan
Acara Praktikum : Pemanggangan ( Pembuatan Roti Burger )
Tempat : Pabrik Roti Sip Politeknik Negeri Jember
Hari / Tanggal : Senin, 8 Mei 2017
Pukul : 13.00 15.00 WIB
Dosen Pembimbing : Ir. Rindiani, MP
- Air 1200 ml
- Wijen secukupnya
Pemanggangan
Pemanggangan atau baking merupakan salah satu dari beberapa proses pengolahan yang
menggunakan udara panas untuk mengubah mutu makanan. Pemanggangan banyak digunakan
untuk proses pengolahan produk berbasis tepung atau buah. Biasanya pemanggangan merupakan
rangkaian proses atau lanjutan dari proses pengolahan yang lain misalnya pada pembuatan roti
dimana sebelum pemanggangan terlebih dahulu dilakukan fermentasi. Proses pemanggangan
merupakan proses yang melibatkan tranfer panas dan massa dimana perpindahan panas terjadi
terhadap makanan melalui udara panas dan permukaan dalam oven dan uap air berpindah dari
bahan pangan ke udara di sekitar dan akan dihilangkan didalam oven.
Panas yang terjadi di dalam oven merupakan proses konveksi dari sirkulasi udara di dalam
oven dan secara konduksi antara permukaan bahan dengan loyang atau wadah dimana bahan
ditempatkan. Aliran konveksi akan menghasilkan keseragaman panas di dalam oven dan beberapa
model oven dilengkapi dengan kipas untuk meningkatkan aliran konveksi panas. Hal ini akan
meningkatkan koefisien panas dan efisiensi penggunaan energi. Panas yang merambat pada bahan
terjadi secara konduksi dan tergantung dari thermal conductivity bahan. Bahan yang memiliki
thermal conductivity yang rendah akan berdampak pada lambatnya transfer panas pada bahan dan
akan berpengaruh terhadap lamanya proses. Ukuran bahan merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap lama proses karena akan berpengaruh terhadap waktu yang dibutuhkan oleh panas untuk
mencapai titik pusat bahan dari permukaan bahan.
Kecepatan kelembaban yang hilang tergantung dari sifat bahan, aliran udara dalam oven dan
kecepatan transfer panas. Ketika kecepatan kelembaban yang hilang dari permukaan melebihi
tingkat kecepatan dalam bahan, zona penguapan bergerak di dalam makanan, dan permukaan luar
akan mengering. Suhu bahan akan naik mendekati ke suhu udara panas dalam oven (110-240C)
dan kerak akan terbentuk. Karena proses pemanggangan berlangsung pada tekanan atmosfer maka
suhu dalam bahan tidak melebihi 100C. Pemanasan yang lebih cepat dan temperatur yang lebih
tinggi dalam pemanggangan akan menyebabkan perubahan yang kompleks pada komponen
permukaan bahan.
Berbeda dengan pengeringan yang bertujuan untuk mengeringkan permukaan dengan
meminimalkan terjadinya perubahan rasa, panas pada proses pemanggangan akan menginduksi
perubahan pada permukaan dan menahan kelembaban di bagian dalam sebagai perubahan
karakteristik yang diharapkan misalnya pada produk roti, cake, daging dan lain-lain. Sedangkan
pada produk lain misalnya biskuit, produk yang diharapkan adalah produk yang kering bagian
dalam. Pada proses pemanggangan, terjadi beberapa perubahan seiring dengan meningkatnya suhu
pada bahan. Tahapan yang terjadi terkadang berlangsung secara bersamaan misalnya pada saat
penguapan air yang berlangsung hampir bersamaan dengan terbentuknya gas di dalam bahan.
Tujuan Pemanggangan
Proses pemanggangan pada proses pengolahan bahan misalnya pada pembuatan roti memiliki
tujuan untuk :
Mengubah tingkat kematangan bahan (eating quality)
Membunuh mikroba yang terdapat pada bahan sehingga akan memperpanjang umur simpan
bahan
Menurunkan aW pada permukaan bahan
Tahapan yang terjadi selama proses pemanggangan misalnya perubahan yang terjadi pada
proses pembuatan roti yaitu :
a) Pencairan lemak
Lemak padat dicampur ke dalam adonan, air, dan beberapa gas hasil peragian. Ketika
lemak mencair, gas-gas ini dilepaskan dan air berubah menjadi uap, yang keduanya
berkontribusi terhadap proses peragian. Lemak memiliki titik leleh yang berbeda tergantung
jenisnya. Kebanyakan lemak yang digunakan dalam proses pemanggangan mencair antara
suhu 32-55 C. Gas terbentuk lebih awal dalam proses pemanggangan lebih mungkin untuk
hilang karena struktur bahan belum cukup mampu untuk menahan gas yang terbentuk.
b) Pembentukan dan pengembangan gas
Gas yang berperan pada proses pemanggangan adalah karbon dioksida yang
dihasilkan pada proses fermentasi. Gas akan mulai terbentuk ketika adonan dimasukkan ke
dalam oven dan membuat adonan menjadi empuk. Ketika bahan mulai mengembang, dinding
sel akan menipis akibat adanya pengembangan gas.Produksi dan pengembangan gas terjadi
pada awal pemanggangan. Pada suhu 60 C ragi akan mati dan pembentukan karbon dioksida
akan terhenti. Gas tersebut akan tertahan dalam struktur adonan yang terbentuk oleh adanya
gluten di dalam adonan.
c) Kematian Ragi
Selain ragi, di dalam adonan terdapat mikroorganisme lain yaitu bakteri dan kapang.
Mikroorganisme ini kebanyakan akan mati ketika temperatur di dalam bahan mencapai 60 C
meskipun masih ada juga sedikit mikroorganisme yang hidup pada temperatur yang lebih
tinggi. Ketika ragi mati, proses fermentasi dan pembentukan gas karbondioksida akan
terhenti.
d) Koagulasi protein
Gluten dan protein telur merupakan protein yang paling berperan pada pembentukan
struktur produk pemanggangan. Protein tersebut akan terkoagulasi menghasilkan struktur
tersebut ketika dikenai panas. Proses ini akan berlangsung secara perlahan pada suhu 60-70
C. Ketika proses koagulasi berlangsung, gas akan terus mengembang dan protein akan
meregang. Ketika koagulasi telah sempurna, pengembangan produk akan berhenti karena sel
udara berhenti mengembang.
Temperatur yang tepat untuk memulai dan mengakhiri koagulasi tergantung dari
beberapa faktor misalnya bahan yang dipakai misalnya gula dan lemak yang akan
berpengaruh pada proses koagulasi. Kebanyakan protein akan terkoagulasi secara sempurna
pada suhu 85 C.Pengaturan suhu pada proses pemanggangan penting karena akan berdampak
pada proses koagulasi. Suhu yang terlalu tinggi akan mempercepat proses koagulasi sebelum
proses pengembangan berlangsung secara optimal. Hal ini akan mengakibatkan ukuran
produk tidak optimal. Sebaliknya jika suhu yang digunakan terlalu rendah, protein tidak akan
terkoagulasi dan berdampak produk menjadi gagal.
e) Gelatinisasi pati
Pati merupakan bagian yang penting dari struktur. Meskipun secara umum pati
bukan tidak dapat mempengaruhi bentuk, namun pati merupakan bagian terbesar dari struktur.
Pati akan menghasilkan struktur yang lebih lembut dibanding protein pada proses
pemanggangan.Molekul pati terbungkus dalam granula yang kecil dan keras.
Selama pencampuran, granula ini akan menarik air meskipun pada saat dingin air tidak
diserap oleh granula ini. Air akan terserap oleh granula ketika berlangsung pemanasan selama
pemanggangan dan akan mengembang. Granula ini akan melepaskan molekul pati. Selama
proses, molekul pati akan berikatan dengan air yang tersedia. Hal ini akan menghasilkan
struktur yang kering pada bagian dalam adonan.Proses tersebut merupakan proses gelatinisasi
dimana akan dimulai ketika bagian dalam adonan telah mencapai suhu 40C dan akan terus
berkangsung hingga suhu 95C.
f) Pelepasan uap air dan gas lain
Selama proses pemanggangan, air akan berubah menjadi uap dan akan hilang di
udara. Pada tahap ini dimana kelembaban permukaan berkurang yang akan berdampak pada
pembentukan kerak (crust) dimana permukaan adonan akan menjadi keras. Kerak ini akan
terjadi sebelum perubahan warna coklat pada permukaan adonan.
g) Pembentukan kerak dan pencoklatan
Kerak akan terbentuk ketika terjadi penguapan pada permukaan adonan. Penguapan
ini akan mengakibatkan permukaan menjadi kering dan ketika suhu permukaan adonan
mencapai 150C maka akan terjadi pencoklatan. Proses ini dimulai sebelum bagian dalam
adonan telah mengalami pemanggangan secara sempurna.Pencoklatan berlangsung ketika
terjadi perubahan kimia pada pati, gula dan protein. Reaksi ini disebut reaksi Maillard dimana
protein dan gula mendapatkan panas yang tinggi.
Peralatan pemanggangan
Peralatan yang umumnya digunakan dalam proses pemanggangan adalah oven. Berdasarkan
sumber panas yang digunakan, oven dapat menggunakan energi listrik atau juga menggunakan
energi dari gas LPG. Sedangkan ditinjau dari proses pemanasannya, oven diklasifikasikan menjadi
oven dengan pemanas langsung dan oven dengan pemanas tidak langsung.
a) Oven pemanas langsung
Oven pemanas langsung merupakan oven yang pemanasannya berlangsung secara
konveksi dengan menggunakan kipas. Suhu di dalam oven dikontrol secara otomatis
disamping juga pengaturan udara dan aliran bahan bakar ke dalam burner. Pada proses
pemanggangan yang berlangsung secara kontinyu, burner ditempatkan di bawah dan di atas
konveyor. Kelebihan dari oven pemanas langsung ini adalah :
Waktu pemanggangan pendek
Eisiensi penggunaan panas tinggi
Mudah mengontrol kondisi pemanggangan
Mudah pengoperasiannya yaitu hanya dengan memanaskan udara di dalam oven.
Microwave dan oven listrik merupakan contoh dari oven pemanas langsung.
b) Oven pemanas tidak langsung
Tabung uap dipanaskan baik secara langsung atau dipasok dari boiler yang terpisah.
Tabung uap tersebut akan memanaskan udara yang ada didalam ruang pemanggangan.
Pemanasan udara ini umumnya disirkulasi melalui ruang pemanggangan dan melalui heat
exchanger yang terpisah.
6.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas di dapatkan kesimpulan bahwa :
Roti adalah produk makanan yang terbuat dari fermentasi tepung terigu dengan ragi atau
bahan pengembang lainnya. Pemanggangan atau baking merupakan salah satu dari beberapa
proses pengolahan yang menggunakan udara panas untuk mengubah mutu makanan.
Pemanggangan banyak digunakan untuk proses pengolahan produk berbasis tepung atau buah.
Biasanya pemanggangan merupakan rangkaian proses atau lanjutan dari proses pengolahan
yang lain misalnya pada pembuatan roti dimana sebelum pemanggangan terlebih dahulu
dilakukan fermentasi. Fermentasi merupakan keguatan mikroba pada bahan pangan sehingga
dihasilkan produk yang dikehendaki, dan mikroba yang umumnya terlibat dalam fermentasi
adalah bakteri, khamir serta kapang.
6.2 Saran
Saran dari proses praktikum yang telah dilakukan ialah :
Diperlukan ketelitian dalam mengamati perubahan-perubahan yang terjadi ketika
melakukan pengamatan karena hasil pengamatan tersebut sangat berpengaruh penting dalam
menentukan hasil akhir percobaan. Serta diharapkan setiap anggota kelompok dapat bekerja
sama dengan baik untuk memaksimalkan waktu yang disediakan dalam melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA