Pertanyaan:
Assalamualaikum ustadz,
Sebaiknya uang dari bunga bank, uang sisa perjalanan dinas, dan sejenisnya
disumbangkan kemana (dimanfatkannya kemana). Mohon dari ustadz info lembaga
(beserta no rek) yang berhak menerimanya.
Terima kasih sebelumnya atas jawabannya.
Dari: Win
Jawaban:
Pendapat pertama, bunga bank wajib ditinggal dan sama sekali tidak boleh diambil.
Di antara ulama yang menguatkan pendapat ini adalah Syaikh Muhammad bin Shaleh
Al-Utsaimin. Sebagaimana keterangan dalam banyak risalah beliau.
.dia boleh mengambil keuntungan yang diberikan oleh bank, semacam bunga,
namun jangan dimasukkan dan disimpan sebagai hartanya. Akan tetapi dia salurkan
untuk kegiatan sosial, seperti diberikan kepada fakir miskin, mujahid, dan
semacamnya. Tindakan ini lebih baik dari pada meninggalkannya di bank, yang
nantinya akan dimanfaatkan untuk membangun gereja, menyokong misi kekafiran,
dan menghalangi dakwah Islam (Fatawa Islamiyah, 2:884)
Bahkan Syaikh Muhammad Ali Farkus dalam keterangannya menjelaskan, Bunga
yang diberikan bank, statusnya haram. Boleh disalurkan untuk kemaslahatan umum
kaum muslimin dengan niat sedekah atas nama orang yang dizalimi (baca: nasabah).
Demikian juga boleh disalurkan untuk semua kegiatan yang bermanfaat bagi kaum
muslimin, termasuk diberikan kepada fakir miskin.
Karena semua harta haram, jika tidak diketahui siapa pemiliknya atau keluarga
pemiliknya maka hukum harta ini menjadi milik umum, dimana setiap orang berhak
mendapatkannya, sehingga digunakan untuk kepentingan umum. Allahu alam.
Pendapat pertama, tidak boleh menggunakan uang riba untuk kegiatan keagamaan.
Uang riba hanya boleh disalurkan untuk fasilitas umum atau diberikan kepada fakir
miskin. Pedapat ini dipilih oleh Lajnah Daimah (Komite tetap untuk fatwa dan
penelitian) Arab Saudi. Sebagaimana dinyatakan dalam fatwa no. 16576.
Pendapat ini juga difatwakan Penasihat Syariah Baitut Tamwil (Lembaga Keuangan)
Kuwait. Dalam fatwanya no. 42. Mereka beralasan mendirikan masjid harus
bersumber dari harta yang suci. Sementara harta riba statusnya haram.
Pendapat kedua, boleh menggunakan bunga bank untuk membangun masjid. Karena
bunga bank bisa dimanfaatkan oleh semua masyarakat. Jika boleh digunakan untuk
kepentingan umum, tentu saja untuk kepentingan keagamaan tidak jadi masalah. Di
antara ulama yang menguatkan pendapat ini adalah Syaikh Abdullah bin Jibrin.
Sebagaimana dikutip dalam Fatawa Islamiyah, 2:885.
Perhatian!!
Bunga bank yang ada di rekening nasabah, sama sekali bukan hartanya. Karena itu,
dia tidak boleh menggunakan uang tersebut, yang manfaatnya kembali kepada
dirinya, apapun bentuknya. Bahkan walaupun berupa pujian. Oleh sebab itu, ketika
Anda hendak menyalurkan harta riba, pastikan bahwa Anda tidak akan mendapatkan
pujian dari tindakan itu. Mungkin bisa Anda serahkan secara diam-diam, atau Anda
jelaskan bahwa itu bukan uang Anda, atau itu uang riba, sehingga penerima yakin
bahwa itu bukan amal baik Anda.
Bagi Anda yang memiliki kepedulian terhadap kondisi perbankan syariah di negara
kita, kami mengajak untuk bersama-sama memahami kondisi riil perbankan syariah.
Untuk mengetahui studi kritis tentang penbankan syariah lebih mendalam, Anda bisa
membaca majalah pengusaha muslim edisi 24 dan 25 yang secara khusus mengupas
studi kritis perbankan syariah.