Anda di halaman 1dari 7

Firdausi, Perbandingan Hasil Belajar Kimia dengan Model Pembelajaran...

193
Tersedia Online di http://journal.um.ac.id/index.php/jps/ Jurnal Pendidikan Sains
ISSN: 2338-9117 Vol.2, No.4, Desember 2014, Hal 193-199

Perbandingan Hasil Belajar Kimia dengan Model


Pembelajaran Inquiry dan Learning Cycle 5E pada
Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Nur Indah Firdausi


Pendidikan Kimia-Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang 5 Malang. E-mail: nurindahfirdausi@gmail.com

Abstract: This research is aimed to compare the effectiveness between inquiry and LC 5E in solubility
equilibria and the solubility product for students with different prior knowledge. The effectiveness
of both learning models is measured from students learning outcome. This quasi experimental research
uses factorial2x2 with posttest only design. Research samples are chosen using cluster random sam-
pling. They are two classes of XI IPA SMAN 1 Kepanjen in the 2012/2013 academic year which con-
sist of 31 students in each class. Cognitive learning outcome is measured by test items consist of
four objective items and nine subjective items. Technique of data analysis in this research is two way
ANOVA. Research results show that: (1) cognitive learning outcome and higher cognitive learning
outcome of students in inquiry class is higher than students in LC 5E class; (2) cognitive learning
outcome and higher cognitive learning outcome of students who have upper prior knowledge is
higher than students who have lower prior knowledge in both inquiry and LC 5E.

Key Words: learning outcome, inquiry, learning cycle 5E, solubility equilibria and the solubility
product

Abstrak: Penelitian ini bertujuan membandingkan keefektifan model inquiry dan LC 5E pada materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan untuk siswa dengan kemampuan awal berbeda. Keefektifan model
pembelajaran dilihat dari hasil belajar kognitif siswa.Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen
semu dengan desain faktorial 2x2. Subjek penelitian dipilih secara cluster random sampling yaitu
dua kelas XI IPA SMAN 1 Kepanjen dengan jumlah masing-masing kelas sebanyak 31 siswa. Instru-
men perlakuan yang digunakan adalah silabus dan RPP sedangkan instrumen pengukuran berupa
soal tes terdiri dari empat soal objektif dan sembilan soal subjektif. Teknik analisis data menggunakan
ANOVA dua jalur. Hasil penelitian yaitu (1) hasil belajar kognitif dan hasil belajar kognitif tingkat ting-
gi siswa yang dibelajarkan menggunakan model inquiry lebih tinggi dibandingkan model LC 5E; (2)
hasil belajar kognitif dan hasil belajar kognitif tingkat tinggi siswa dengan kemampuan awal tinggi di
kedua kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa dengan kemampuan awal rendah.

Kata kunci: hasil belajar, inquiry, learning cycle 5E, kelarutan dan hasil kali kelarutan

K
elarutan dan hasil kali kelarutan merupakan Beberapa penelitian menunjukkan bahwa seba-
salah satu materi kimia yang sebagian gian siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari
konsep-konsepnya bersifat abstrak, konsep- materi ini. Onder dan Geban (2006) menyatakan bah-
tual, dan algoritmik. Sifat abstrak pada materi ini be- wa siswa mengalami kesulitan memahami keadaan
rupa keadaan mikroskopis ion-ion dalam larutan dinamis setelah kesetimbangan larutan tercapai dan
(Devetak, Vogrinc, Glazar., 2007), sifat konseptual menyelesaikan soal-soal Ksp. Selain itu sering terjadi
diantaranya mengenai pengaruh pH dan ion senama miskonsepsi pada siswa dalam memahami materi ke-
terhadap kelarutan senyawa serta sifat algoritmik ber- larutan dan hasil kali kelarutan, diantaranya sebagian
kaitan dengan penghitungan kelarutan, Ksp, dan Qc siswa beranggapan bahwa Ksp senyawa tertentu pa-
suatu senyawa (Andrade dan Schuiling, 2001). da suhu tertentu dapat berubah-ubah, penambahan

193 Artikel diterima 14/08/2014; disetujui 10/11/2014


193
194 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 2, Nomor 4, Desember 2014, Halaman 193-199

garam pada larutan jenuh garam akan meningkatkan del LC 5E dapat membuat siswa aktif berdiskusi dan
konsentrasi garam dalam larutan, serta di dalam larut- mengaplikasikan konsep yang diperoleh untuk me-
an lewat jenuh masih terdapat endapan (Krause dan nyelesaikan masalah-masalah berkaitan dengan kon-
Tasooji, 2007). sep tersebut. Melalui diskusi, siswa berbagi ide, berar-
Kesulitan memahami materi kelarutan dan hasil gumen, dan mencari penjelasan konsep hingga mere-
kali kelarutan juga dikemukakan oleh Nisak (2010) ka mendapatkan pemahaman yang baik (Palmer,
yang mengungkapkan bahwa 45,23% siswa menga- 2005).
lami kesulitan dalam menentukan kelarutan senyawa Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mem-
dan 75,5% siswa mengalami kesulitan dalam menen- bandingkan keefektifan model pembelajaran inquiry
tukan kelarutan zat pada larutan yang mengandung dan LC 5E dalam pembelajaran kimia yaitu Solihin
ion senama. Sebagian siswa juga mengalami kesulitan (2010) pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit
dalam menentukan terjadinya endapan suatu reaksi di SMAN 3 Bontang dan Budiarti (2012) pada materi
serta membedakan larutan tak jenuh, tepat jenuh, dan kesetimbangan kimia di SMAN 1 Turen. Hasil peneli-
lewat jenuh. tian yang bervariasi mengenai keefektifan model
Materi kelarutan dan hasil kali kelarutan pada pembelajaran inquiry dan LC 5E membuat peneliti
dasarnya terdiri dari konsep-konsep dan fakta-fakta tertarik untuk membandingkan keefektifan kedua mo-
yang menggunakan data tetapan hasil kali kelarutan del pembelajaran ini pada materi kelarutan dan hasil
suatu senyawa. Berdasarkan data tersebut, siswa kali kelarutan.
akan mempelajari konsep-konsep seperti penentuan Faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil bela-
kelarutan senyawa, pengaruh ion senama dan pH jar disamping model pembelajaran yaitu kemampuan
terhadap kelarutan hingga penentuan terbentuk atau awal siswa. Kemampuan awal turut berperan penting
tidaknya endapan dalam suatu reaksi. Proses kon- bagi siswa dalam pemahaman konsep baru (Johnson
struksi konsep melalui analisis data menuntut siswa dan Lawson, 1998). Materi pembelajaran akan lebih
untuk memiliki penalaran yang baik sehingga siswa mudah dipahami bila siswa dapat menghubungkan
dapat menjelaskan konsep-konsep yang berhubungan ke-mampuan awal yang dimiliki dengan informasi ba-
dengan kelarutan dan hasil kali kelarutan, misalnya ru di teks (Yore, et al, 2004). Kemampuan awal me-
bagaimana dan mengapa ion senama atau pH nunjukkan sejauh mana pemahaman awal siswa ter-
dapat mempengaruhi kelarutan senyawa. Penalaran hadap materi sehingga guru dapat menentukan kelu-
yang baik dapat dilatih bila siswa aktif mencari, mem- asan dan kedalaman materi yang akan disampaikan.
baca, bertanya dan berdiskusi mengenai konsep-kon- Keefektifan model inquiry dan LC 5E pada sis-
sep tersebut selama kegiatan pembelajaran berlang- wa dengan kemampuan awal berbeda diukur berda-
sung (Cunningham dan Stanovich, 2001). sarkan skor hasil belajar kognitif yang dianalisis lebih
Keaktifan siswa dalam mengkonstruksi konsep lanjut menjadi hasil belajar kognitif tingkat tinggi.
dapat terjadi bila guru menerapkan model pembelajar- Berdasarkan taksonomi Bloom, tingkat berpikir kogni-
an yang berpusat pada siswa seperti inquiry dan tif dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu Lower Order
LC 5E. Model inquiry memiliki enam langkah-lang- Thinking Skill (LOTS) dan Higher Order Thinking
kah prinsip yaitu menyajikan masalah, membuat hipo- Skill (HOTS). LOTS biasanya dikaitkan dengan pro-
tesis, merancang percobaan, melakukan percobaan, ses mengingat kembali informasi atau mengaplikasi-
mengumpulkan data. menganalisis data dan membuat kan konsep ke dalam konteks dan situasi yang biasa
kesimpulan (Eggen dan Kauchak, 1996). Berdasar- (Thompson,2013). HOTS digunakan untuk menyele-
kan sintaks inquiry, dapat terlihat bahwa model ini saikan permasalahan baru yang tidak biasa, membu-
menekankan pada konstruksi konsep melalui kegiatan tuhkan bukti dan penjelasan serta mengaitkan konsep
praktikum. Kegiatan praktikum efektif untuk me- satu dengan yang lain untuk menyelesaikannya (Zol-
ngembangkan logika berpikir, kemampuan menyele- ler dan Pushkin, 2007). Bila dilihat dari enam tingkatan
saikan masalah, meningkatkan psikomotor dan minat kemampuan berpikir kognitif, HOTS merupakan kete-
belajar siswa serta menghindari suasana pembelajar- rampilan berpikir pada tahap C4, C5, dan C6 (Peter,
an yang monoton (Hofstein, 2004). 2012; Duron, et.al, 2006). HOTS sangat penting bagi
Model pembelajaran LC 5E juga dapat membuat siswa agar mampu mengemukakan pendapat, berpi-
siswa aktif mengkonstruksi konsep melalui lima fase kir kritis, membuat keputusan dengan tepat dan me-
pembelajaran yaitu engagement, exploration, ex- nyelesaikan permasalahan setelah berada di tengah
planation, elaboration dan evaluation. Sintaks mo- masyarakat (Ramirez dan Ganaden, 2008). Soal-soal
Firdausi, Perbandingan Hasil Belajar Kimia dengan Model Pembelajaran...195

HOTS yang memiliki tingkat kesulitan C4, C5, dan menggunakan angket dengan skala likert. Instrumen
C6 akan dijadikan alat ukur untuk menentukan hasil pengukuran yang digunakan adalah tes. Soal tes ma-
belajar kognitif tingkat tinggi siswa di kedua kelas teri kelarutan dan hasil kali kelarutan yang digunakan
eksperimen. untuk mengukur hasil belajar terdiri dari empat butir
Berdasarkan uraian ini maka tujuan penelitian soal objektif dan sembilan butir soal subjektif, di da-
untuk membandingkan: (1) hasil belajar kognitif anta- lamnya terdapat satu soal objektif serta tujuh soal
ra siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajar- subjektif dengan tingkat kesulitan C4,C5, dan C6
an inquiry dan LC 5E; (2) hasil belajar kognitif ting- digunakan untuk mengukur HOTS siswa.
kat tinggi antara siswa yang dibelajarkan dengan mo- Butir tes divalidasi dengan metode korelasi pro-
del pembelajaran inquiry dan LC 5E; (3) hasil belajar duk momen dan diketahui bahwa 66,7% soal objektif
kognitif antara siswa dengan kemampuan awal tinggi dan 100% soal subjektif dinyatakan valid. Reliabilitas
dan kemampuan awal rendah pada kedua kelas ek- butir tes dianalisis dengan metode Alpha Cronbachs
sperimen; (4) hasil belajar kognitif tingkat tinggi anta- dan diperoleh nilai Alpha Cronbachs untuk soal
ra siswa dengan kemampuan awal tinggi dan kemam- objektif sebesar 0,739 serta 0,751 untuk soal subjektif.
puan awal rendah pada kedua kelas eksperimen.
HASIL
METODE
Data penelitian ini yaitu (1) data kemampuan
Penelitian ini menggunakan rancangan eksperi- awal; (2) skor hasil belajar kognitif.Hasil uji ANOVA
men semu dengan desain faktorial 2x2 yang melibat- dua jalur dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan
kan dua kelompok eksperimen dengan teknik pemilih- hasil uji ANOVA pada Tabel 2 diketahui bahwa terda-
an random cluster sampling. Pada kelompok perta- pat perbedaan hasil belajar kognitif dan hasil belajar
ma digunakan model pembelajaran inquiry sedang- kognitif tingkat tinggi antara siswa yang dibelajarkan
kan kelompok kedua digunakan model pembelajaran dengan model pembelajaran inquiry dan LC 5E pada
learning cycle5E (LC 5E). Pada kedua kelompok kelompok atas dan kelompok bawah. Adapun rata-
tidak diberi pretes di awal perlakuan namun diadakan rata hasil belajar kognitif dan hasil belajar kognitif
postes setelah perlakuan diberikan Kesetaraan kedua tingkat tinggi dapat dilihat pada Tabel 3.
kelompok ditentukan dari pengetahuan awal yang di-
miliki siswa berdasarkan nilai tes pada materi sebe-
lumnya, yaitu materi hidrolisis garam. Hal ini juga PEMBAHASAN
menjadi dasar pengelompokan siswa ke dalam ke-
Tabel 3 menunjukkan rata-rata nilai hasil belajar
lompok atas dan kelompok bawah. Kelompok atas
kognitif di kelas inquiry lebih tinggi daripada kelas
merupakan kelompok siswa yang memiliki nilai tes
LC 5E. Skor rata-rata hasil belajar kognitif tingkat
di atas rata-rata kelas sedangkan kelompok bawah
tinggi pada kelas inquiry lebih tinggi daripada kelas
terdiri dari siswa yang memiliki nilai tes di bawah ra-
LC 5E. Hal ini dikarenakan model inquiry memiliki
ta-rata kelas. Rancangan faktorial 2x2 dalam peneliti-
beberapa kelebihan daripada LC 5E diantaranya (1)
an ini dapat dilihat pada Tabel 1.
melatih kemampuan berpikir kritis siswa dalam mem-
Instrumen perlakuan berupa silabus dan RPP
buat pertanyaan pada sintaks perumusan masalah;
yang telah divalidasi oleh dosen kimia Universitas
(2) menuntut siswa untuk membaca dan mempelajari
Negeri Malang dan guru kimia SMAN 2 Pamekasan
materi sesegera mungkin agar dapat membuat hipote-
sis penelitian dengan baik; (3) melibatkan secara aktif
Tabel 1. Rancangan Faktorial Penelitian siswa dalam penyusunan prosedur praktikum sehing-
Subyek Perlakuan Postes ga siswa lebih memahami tujuan pengadaan prakti-
Kelompok 1 X1 O1 kum. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Kelompok 2 X2 O2 oleh Solihin (2010) dan Widayanti (2010).
Keterangan Partisipasi siswa dalam pembelajaran berbasis
X1 : kelompok eksperimen 1 dibelajarkan
dengan model pembelajaran Inquiry
inkuiri akan memberi pemahaman konsep sains yang
X2 : kelompok eksperimen 2 dibelajarkan baik (Abir dan Dori, 2012). Model pembelajaran kon-
dengan model pembelajaran LC 5E struktivistik seperti LC 5E lebih efektif bila peserta
O1 : hasil belajar kelompok eksperimen Inquiry tidak begitu banyak apalagi jika siswa belum terbiasa
O2 : hasil belajar kelompok eksperimen LC 5E
196 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 2, Nomor 4, Desember 2014, Halaman 193-199

Tabel 2. Hasil Uji ANOVA


Variabel Sig.
Hasil belajar kognitif 0,014
Hasil belajar kognitif tingkat tinggi 0,010
Kemampuan awal terhadap hasil belajar kognitif 0,000
Kemampuan awal terhadap hasil belajar kognitif tingkat tinggi 0,000

Tabel 3. Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif dan Hasil Belajar Kognitif Tingkat Tinggi
Kelas inquiry Kelas LC 5E
Rata-rata Kel. Kel. Kel. Kel.
Atas Bawah Atas Bawah
Hasil belajar kognitif 78,4 50,5 74,9 38,4
Hasil belajar kognitif tingkat tinggi 77,8 49 75,3 30,5

dengan kondisi pembelajaran LC 5E (Sumarni, 2010). berpikir tingkat tinggi diperlukan waktu yang tidak
Temuan yang menyatakan bahwa model pembelajar- singkat sehingga guru sangat berperan penting dalam
an inquiry memberi dampak yang lebih baik pada membimbing siswa di kelas. Dibutuhkan latihan soal
hasil belajar siswa didukung oleh penelitian-penelitian secara terus menerus agar siswa terbiasa dalam me-
sebelumnya yang telah dilakukan oleh Sulistina nyelesaikan soal-soal dengan tingkat kesulitan C4,
(2009), Rosadi (2006), dan Lase (2010). C5, dan C6. Selain itu juga perlu adanya pembiasaan
Pada dasarnya dua model pembelajaran yang kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas un-
diterapkan dalam penelitian ini telah memiliki sintaks tuk melatih siswa dalam memberi penjelasan menge-
yang mampu meningkatkan HOTS siswa. Kemam- nai konsep yang telah dipelajari dan membuat perta-
puan berpikir tingkat tinggi dapat dilatih melalui kegiat- nyaan yang melibatkan keterampilan berpikir kritis.
an membuat pertanyaan, inkuiri, membuat kesimpul- Peter (2012) menjelaskan bahwa pembelajaran ber-
an berdasarkan eksperimen, menyelesaikan soal-so- basis proyek atau kegiatan berkelompok dapat men-
al, berpikir kritis, memberi penjelasan dan membuat dorong perkembangan kemampuan berpikir tingkat
keputusan (Bodner, et.al, 1998). Berdasarkan data tinggi jika guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang diperoleh, dapat dikatakan hasil belajar kognitif yang dapat membimbing siswa untuk berpikir secara
tingkat tinggi siswa di dua kelas eksperimen masih kritis. Pemberian pertanyaan-pertanyaan konstruksi
rendah. Selama penelitian berlangsung, siswa masih konsep juga perlu dibiasakan untuk membuat siswa
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pertanya- berpikir kritis dalam memperoleh konsep. Clasen
an-pertanyaan dengan tingkat kesulitan C4, C5, dan dalam Duron (2006) menyatakan bahwa pertanyaan
C6. Tidak jarang guru membantu siswa menyelesai- dari guru memiliki pengaruh yang paling besar untuk
kan soal-soal di worksheet yang memiliki tingkat ke- melatih tingkat berpikir siswa. Pembelajaran di seko-
sulitan C4, C5, C6. Hal ini disebabkan peningkatan lah sebaiknya diarahkan pada diskusi dan didukung
kemampuan berpikir tingkat tinggi masih belum men- pertanyaan-pertanyaan konstruksi konsep dari guru
jadi tujuan utama pembelajaran di sekolah sehingga sehingga diharapkan dapat melatih HOTS siswa.
siswa belum terlatih untuk menyelesaikan soal-soal Selain itu berdasarkan Tabel 3 juga diketahui
dengan tingkat kesulitan C4 hingga C6. Pembelajar- bahwa kelompok atas di kelas inquiry dan LC 5E
an kimia masih seringkali berada pada kemampuan memiliki rata-rata hasil belajar kognitif dan hasil bela-
berpikir tingkat rendah (Ramirez dan Ganaden, 2008). jar kognitif tingkat tinggi yang lebih tinggi daripada
Rendahnya skor hasil belajar kognitif tingkat tinggi kelompok bawah. Hal ini dikarenakan kimia terdiri
siswa sesuai dengan hasil penelitian Nagappan dari materi yang berkaitan satu dengan yang lain se-
(2001) yang menyatakan bahwa banyak siswa yang hingga konsep-konsep yang telah dipelajari sebelum-
tidak dapat memberi bukti melebihi penjelasan yang nya mendukung pemahaman siswa pada materi beri-
dangkal tentang konsep yang telah mereka pelajari kutnya. Pembelajaran akan bermakna bila siswa da-
serta tidak dapat mengaplikasikan pengetahuan yang pat menentukan hubungan konsep yang sedang dipel-
telah mereka miliki di dalam kehidupan nyata. ajari dengan konsep yang telah dipelajari sebelumnya
Berdasarkan temuan yang diperoleh maka dapat (Bodner, 1986).
disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan
Firdausi, Perbandingan Hasil Belajar Kimia dengan Model Pembelajaran...197

Hasil temuan tentang adanya pengaruh kemam- interaksi sosial merupakan motivasi intrinsik bagi sis-
puan awal pada hasil belajar sesuai dengan penelitian- wa untuk mempelajari materi (Palmer, 2005).
penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Setyo-
wati (2012), Budiarti (2012), Posner dan Limn da-
lam Megalakaki (2011). Temuan ini kurang selaras SIMPULAN DAN SARAN
dengan hasil temuan Gultom dan Silitonga (2009) Simpulan
yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh ke-
mampuan awal maupun model pembelajaran terha- Dari penelitian ini didapatkan beberapa simpulan,
dap hasil belajar kimia. yaitu yang pertama adalah terdapat perbedaan hasil
Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat belajar kognitif siswa yang dibelajarkan mengguna-
disimpulkan bahwa kedua model pembelajaran, baik kan model inquiry dengan siswa yang dibelajarkan
inquiry maupun LC 5E lebih sesuai diterapkan pada menggunakan model LC 5E. Hasil belajar siswa yang
siswa kelompok atas. Sebagaimana yang kita ketahui dibelajarkan menggunakan model inquiry lebih tinggi
bahwa model pembelajaran inquiry dan LC 5E me- dibandingkan hasil belajar siswa yang dibelajarkan
nuntut keaktifan siswa dalam mengkonstruksi penge- menggunakan model LC 5E. Kedua, terdapat perbe-
tahuannya sehingga bila siswa tidak memiliki keingin- daan hasil belajar kognitif tingkat tinggi siswa yang
an untuk belajar dengan model pembelajaran seperti dibelajarkan menggunakan model inquiry dengan sis-
ini dan lebih nyaman dengan model pembelajaran kon- wa yang dibelajarkan menggunakan model LC 5E.
vensional maka siswa akan mengalami kesulitan da- Skor hasil belajar kognitif tingkat tinggi siswa yang
lam memahami materi. dibelajarkan menggunakan model inquiry lebih tinggi
Siswa kelompok atas di dua kelas eksperimen dibandingkan hasil belajar siswa yang dibelajarkan
memiliki respon yang lebih baik terhadap kegiatan menggunakan model LC 5E.
pembelajaran yang dirancang peneliti daripada siswa Simpulan ketiga adalah terdapat perbedaan hasil
kelompok bawah. Hal ini ditunjukkan dengan keaktif- belajar kognitif siswa dengan kemampuan awal tinggi
an berdiskusi, bertanya dan mengerjakan soal-soal dan kemampuan awal rendah, baik yang dibelajarkan
di worksheet. Beda halnya dengan kelompok atas menggunakan model inquiry maupun model LC 5E.
yang memiliki motivasi tinggi untuk belajar mengguna- Hasil belajar siswa kelompok atas di kedua kelas
kan model pembelajaran inquiry dan LC 5E, kelom- eksperimen lebih tinggi daripada kelompok bawah,
pok bawah cenderung untuk pasif selama kegiatan dan yang keempat adalah terdapat perbedaan hasil
pembelajaran berlangsung. Hal ini terlihat dari nilai belajar kognitif tingkat tinggi siswa dengan kemampu-
rata-rata psikomotor dan afektif siswa kelompok atas an awal tinggi dan kemampuan awal rendah, baik
yang lebih tinggi daripada siswa kelompok bawah di yang dibelajarkan menggunakan model inquiry mau-
dua kelas eksperimen. pun model LC 5E. Skor HOTS siswa kelompok atas
Kesenjangan antara kelompok atas dan kelom- di kedua kelas eksperimen lebih tinggi daripada ke-
pok bawah dapat diperkecil dengan membagi siswa lompok bawah.
ke dalam beberapa kelompok. Dalam tiap kelompok
terdapat siswa yang berasal dari kelompok atas mau-
Saran
pun kelompok bawah sehingga terjadi kegiatan tutor
sebaya dimana siswa yang berasal dari kelompok Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran
atas dapat mengajari siswa kelompok bawah sedang- yang dapat diberikan. Pertama, materi kimia dengan
kan siswa kelompok bawah dapat memanfaatkan ke- karakteristik seperti kelarutan dan hasil kali kelarutan
sempatan ini untuk belajar dengan siswa kelompok lebih sesuai diajarkan dengan model pembelajaran
atas. Selain itu guru juga berupaya meningkatkan mo- inquiry daripada LC 5E. Kedua, jika memungkinkan
tivasi belajar siswa khususnya kelompok bawah de- pembagian kelompok diskusi sebaiknya mempertim-
ngan menunjuk secara acak perwakilan dari tiap ke- bangkan kemampuan awal siswa dan masalah-ma-
lompok untuk menjelaskan hasil diskusi kelompok salah dengan tingkat kesulitan C4, C5, dan C6 se-
atau jawaban soal-soal di worksheet sehingga tiap baiknya sering diberikan untuk melatih kemampuan
siswa harus benar-benar memahami konsep yang berpikir tingkat tinggi siswa.
sedang dipelajari. Kegiatan yang melibatkan sebagian
besar siswa, memberi tantangan dan menggunakan
198 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 2, Nomor 4, Desember 2014, Halaman 193-199

DAFTAR RUJUKAN /isjd.pdii.lipi. go.id /admin/jurnal/42097781.pdf,


diakses 20 Juli 2012).
Abir, A. & Dori, Y. J. 2012. Inquiry, Chemistry Understand-
Hofstein, A. 2004. The Laboratory in Chemistry Education:
ing Levels, and bilingual learning. Educacion
Thirty Years of Experience with Developments, Im-
Quimica. (Online), 24(1), (http://www.qsm.ac.il/
plementation, and Research. Chemistry Educa-
news/Events/10.3.2013/2.pdf, diakses 2 Mei 2013).
tion: Research and Practice. (Online), Vol. 5, No.
Andrade, A., Schuiling, R. D. 2001. The Chemistry of
3, (http://www.uoi. gr/cerp/2004_October/pdf/06
Struvite Crystallization. Mineral Journal. (Online),
HofsteinInvited.pdf, diakses 10 Juni 2013).
Vol. 23(5/6), (http://archive.nbuv.gov.ua/portal/
Johnson, M. A. & Lawson, A. E. 1998. What Are the Rela-
natural/mineral/2001_5-6/5.pdf, diakses 1 Januari
tive Effects of Reasoning Ability and Prior Knowl-
2014).
edge on Biology Achievement in Expository and
Bodner, G. M. 1986. Constructivism: A Theory of Knowl-
Inquiry Classes? Journal of Research in Science
edge. Journal of Chemical Education. (Online),
Teaching. (Online), (http://www.ode.state.or.us/
63, (http://chemed.chem.purdue.edu/ chemed/bod
teachlearn/subjects/science/curriculum/edre
nergroup/pdf/24_Construct.pdf, diakses 10 Juni
sources/exploring/tab4/jandlpaperjournalofrst.pdf,
2013).
diakses 10 Juli 2013).
Bodner, G. M., Hunter, W., & Lamba, R. S. 1998. What
Krause, S. & Tasooji, A. 2007. Diagnosing Students Mis-
Happens When Discovery Labs are Integrated into
conceptions on Solubility and Saturation for Un-
the Curriculum at a Large Research University?
derstanding of Phase Diagram. American Society
The Chemical Educator. (Online), Vol. 3, No. 3,
for Engineering Education, (Online), (http:// icee.
(http://chemed.chem.purdue.edu/chemed/bodner
usm.edu/icee/conferences/asee2007/papers/413_
group/pdf/45_Lamba.pdf, diakses 2 Juni 2013).
DIAGNOSING_STUDENTS__MISCONCEPTIONS
Budiarti, I. 2012. Keefektifan Model Pembelajaran Inkuiri
_ON_S.pdf, diakses 14 Desember 2013).
Terbimbing dan Learning Cycle pada Materi
Lase, A. D. S. 2010. Pengembangan Modul Pembelajaran
Kesetimbangan Kimia dalam Meningkatkan Ha-
Kimia dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing
sil Belajar dan Kemampuan Berpikir Tingkat
pada Materi Termokimia untuk Siswa SMA Kelas
Tinggi Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Turen.
XI IPA. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program
Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Ne-
Pascasarjana UM.
geri Malang.
Megalakaki, O., Tiberghien, A. 2011. A Qualitative Ap-
Cunningham, A. E., Stanovich, K. E. 2001. What Reading
proach of Modelling Activities for the Notion of
Does for the Mind. Journal of Direct Instruction,
Energy. Electronic Journal of Research in Educa-
(Online). (http://www.csun.edu/~krowlands/
tional Psychology. (Online), Vol. 9(1), (httphttp://
Content/Academic_Resources/Reading/Useful
www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&s
%20Articles/Cunningham-What%20Reading
ource=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CCgQFjAA
%20Does%20for%20the%20Mind.pdf, diakses 1
&url=http%3A%2F%2Feric.ed.gov%2F%3Fid%3
Januari 2014).
DEJ926471&ei=9Y-AU9ihOcr28QXRq4Dg
Devetak, I., Vogrinc, J., Glazar, S.A. 2007. Assessing 16-
Dg&usg=AFQjCNGJGqa6oo9HP0C9Rnthubx
Years-Old students Understanding of Aqueous
T QDZC7g&sig2= 9pm -T Un kfGeiDY5Zep
Solution at Submicroscopic Level. Research Sci-
WBhw&bvm=bv.67720277,d.dGc, diakses 1 Januari
ence Education. (Online), (diakses 1 Januari 2014).
2014).
Duron, R., Limbach, B., Waugh, W. 2006. Critical Thinking
Nagappan, R. 2001. The Teaching of Higher-Order Think-
Framework For Any Discipline. International Jour-
ing Skills in Malaysia. Journal of Southeast Asian
nal of Teaching and Learning in Higher Educa-
Education. (Online), Vol 2., No. 1, (http://nsrajen
tion, (Online), (http://www.isetl.org/ijtlhe/pdf/
dran.tripod.com/Papers/asiapacificjournal.pdf,
IJTLHE55.pdf, diakses 4 Agustus 2012).
diakses 25 Juli 2012).
Eggen, P. D. & Kauchak, D. P. 1996. Strategies for Teach-
Nisak, K. 2010. Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa
ers Teaching Content and Thinking Skills. Bos-
Kelas XI IPA Semester II SMA Laboratorium UM
ton: Allyn and Bacon.
dalam Memahami Materi Kelarutan dan Hasil
Gultom, A. & Silitonga, P. M. 2009. Pengaruh Kemampuan
Kali Kelarutan. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:
Awal dan Model Pembelajaran terhadap Hasil Bela-
Pascasarjana UM.
jar Kimia Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Mate-
Onder, I. & Geban, O. 2006. The Effect of Conceptual
matika dan Sains. (Online), Vol. 4(2):77-81, (http:/
Change Texts Oriented Instruction on Students
Firdausi, Perbandingan Hasil Belajar Kimia dengan Model Pembelajaran...199

Understanding of The Solubility Equilibrium Con- Sulistina, O. 2009. Keefektifan Penggunaan Metode Pem-
cept. Journal of Education, (Online), No. 30, (http:/ belajaran Inkuiri Terbuka dan Inkuiri Terbimbing
/www.efdergi.hacettepe.edu.tr/200630%C4% dalam Meningkatkan Kualitas Proses Pembela-
B0SMA%C4%B0L%20%C3%96NDER.pdf, jaran dan Hasil belajar Kimia Siswa Kelas X
diakses 1 Mei 2013). SMP Laboratorium Malang. Tesis tidak diterbit-
Palmer, D. 2005. A Motivational View of Constructivist- kan. Malang: Pascasarjana UM.
Informed Teaching. International Journal of Sci- Sumarni, W. 2010. Penerapan Learning Cycle Approach
ence Education. (Online), Vol. 27, No.15, (http:// sebagai Upaya Meminimalisasi Miskonsepsi Ma-
www.csun.edu/~sk287035/coursework/646/ hasiswa pada Materi Struktur Molekul. Jurnal Pe-
assignments/literature/A%20Motivational%20 nelitian Pendidikan. (Online), Vol. 27, No. 2, (http:/
View%20of%20Constructivistinformed%20 /digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Under
Teaching%20.pdf, diakses 10 Juni 2013). graduate-22286.pdf, diakses 15 Juni 2012).
Peter, E. E. 2012. Critical Thinking: Essence for Teaching Thompson, T.____.An Analysis of Higher-Order Think-
Mathematics and Mathematics Problem Solving ing on Algebra I End-of Course Tests. (Online),
Skills. African Journal of Mathematics and Com- (http://www.cim t.plymouth .ac.uk/journal/
puter Science Research. (Online), Vol. 5(3), (http:/ thompson.pdf, diakses 15 Agustus 2013).
/www.academic journals.org/ajmcsr/PDF/pdf2012/ Uyanto, S. S. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS.
Feb/9%20Feb/Ebiendele.pdf, diakses 5 Agustus Yogyakarta: Graha Ilmu.
2012). Widayanti, F. D. 2010. Pengaruh Pengelompokan Siswa
Ramirez, R. & Ganaden, M. 2008. Creative Activities and Berdasarkan Gaya Belajar dan Multiple Intelli-
Students Higher Order Thinking Skills. Education gences pada Model Pembelajaran Learning Cycle
Quarterly. (Online), Vol. 66 (1), (http://journals. terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA
upd.edu. ph/index.php/edq/article/viewFile/1562/ SMAN 3 Lumajang. Tesis tidak diterbitkan. Ma-
1511, diakses 15 Agustus 2013). lang: Pascasarjana UM.
Rosadi, F. 2006. Pengaruh Pembelajaran Ilmu Kimia de- Yore, L. D., Hand, B., Goldman, S. R., Hildebrand, G. M.,
ngan Pendekatan Inkuiri Terbimbing terhadap Osborne, J. F., Treagust, D. F., & Wallace, C. S.
Prestasi Belajar Kimia Siswa SMAN I Kutorejo. 2004. New Direction in Language and Science Edu-
Tesis tidak diterbitkan. Malang: Pascasarjana UM. cation Research. Reading Research Quarterly.
Saukah, A., Rofiuddin, Susilo, H., Hasan, A. S. K., De- (Online), Vol. 39, No. 3, (http://www.jstor.org/stable
geng, I. N. S., Sukarnyana, I. W., Syafiie, I., & /4151776, diakses 10 Juli 2013).
Ibnu, S. 2000. Pedoman Penulis Karya Ilmiah. Zahri, F. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Learning
Malang: UM. Cycle terhadap Kualitas Proses, Hasil Belajar
Setyowati, I. 2012. Pengaruh Variasi Media pada Co- dan Retensi Hasil Belajar Sisa pada Materi Pokok
operative Learning Cycle 5E (Clc 5e) dan Ke- Asam Basa Kelas XI IPA SMAN 1 Indrapuri Aceh
mampuan Awal terhadap Motivasi dan Hasil Bel- Besar. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program
ajar Siswa dalam Materi Laju Reaksi.Tesis tidak Pascasarjana UM.
diterbitkan. Malang: Pascasarjana UM. Zoller, U. & Pushkin, D. 2007.Matching Higher-Order Cog-
Solihin, I. 2010. Keefektifan Model Pembelajaran Inkuiri nitive Skills (HOCS) promotion goals with problem-
Terbuka dan Learning Cycle dalam Meningkat- based laboratory practice in a freshman organic
kan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia Sis- chemistry course. The Royal Society of Chemistry,
wa Kelas X SMA Negeri 3 Bontang. Tesis tidak (Online). Vol. 8, No. 2, (http://www.rsc. org/images/
diterbitkan. Malang: Pascasarjana UM. Zoller%20paper%20final_tcm18-85039.pdf,
Sujianto, A. E. 2009. Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0. diakses 6 Juni 2013).
Jakarta: Prestasi Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai