Kautu dalam bahasa Banggai terdiri dari dua suku kata yakni Kau dan Tu. Kau artinya Kayu, sedangkan Tu artinya asli. Jadi pengertian Kautu yaitu Kayu Asli. Dan yang dimaksud dengan asli dalam cerita rakyat ini adalah kayu bertuah (Keramat). Konon berita dahulu dipemukiman ini tinggal seorang lelaki yang berasal dari pulau Jawa dan pekerjaannya adalah pandai besi. Yang mengherankan yaitu alat sebagai penempah Besi sehingga menjadi kebutuhan Manusia seperti parang,pisau,tombak dan lain-lain kesemuanya dari bahan Kayu. Saking kagumnya manusia-manusia yang lalu lalang disekitar tempat pemukiman ini,atas keampuhan Kayu yang dijadikan alat penempah besi,maka pemukiman ini popular dengan sebutan Kautu,maksudnya kayu yang Bertuah (keramat). Dan pondok kediaman pandai besi tersebut sekarang menjadi bangunan Mesjid Kautu. Terbentuknya Desa Kautu sehingga menjadi saatu kesatuan Masyarakat yang mempunyai Organisasi pemerintahan, adalah hasil perpindahan dari dua kelompok Masyarakat yang dalam kurun waktu singkat sudah memiliki peradaban yang cukup baik, yaitu di Gunung Tomu-tomusi (terletak jauh sebelah timur Kautu). Pemindahan ke Pemukiman Desa Kautu sekarang, adalah Wasiat dari Bapak Potumbak (pimpinan kelompok masyrakat gunung Tomu-tomusi) disaat mengakhiri hayatnya kepada anak tunggalnya bernama Tambas. Jika ditelusuri, tentunya latar belakang dari wasiat pemindahan tersebut ada kaitan erat dengan cerita rakyat sebagaimana yang tekah di uraikan diatas. Bapak Tambas selaku satu-satunya pewaris kepemimpinan almarhum Ayahnya yang dibekali juga dengan wasiat terakhir, memiliki pandangan jauh kedepan, bahwa wasiat ini tentunya mengandung makna yang mendalam, dan satu-satunya jalan keluar pemecahannya kecuali perpindahan harus dilaksanakan. Maka atas prakarsanya beliu berhasil mempengaruhi kelompok Masyarakat dipemukiman Tobibil yang saat itu dipimpin oleh dua bersaudara yaitu Bapak Tam Lamban dan Tam Buka. Perpindahan secara massal ini terjadi pada awal tahun 1914. Pada saat itu Wasiat Almarhum Ayahnya masih bersifat rahasia yang belum terungkap. Namun Bapak Tambas bukan seorang yang bodoh, beliau beranggapan masalah ekonomi. Bertititk tolak dari sudut keuntungan itulah terbayang masa depan yang cerah maka beliau dengan kelompok masyarakatnya dengan penuh semangat berpindah kepemukiman baru yaitu Desa Kautu sekarang bersama-sama dengan kelompok masyarakat yang dari pemukiman Tobibil,maka terjadilah satu kesatuan yakni Desa Kautu sampai sekarang. Dengan Susunan Pejabat Kepala Desa sebagai berikut : 1. Bapak Tambas Memerintah dari Tahun 1914 s/d 1926 2. Bapak Toiyano Memerintah dari tahun 1926 s/d 1941 3. Bapak Baladil Memerintah dari Tahun 1941 s/d 1944 4. Bapak Sapinang Memerintah dari Tahun 1944 s/d 1949 5. Bapak Bantilan Memerintah dari Tahun 1949 s/d 1952 6. Bapak Sapinang Memerintah dari Tahun 1952 s/d 1954 7. Bapak D. Malunga Memerintah dari Tahun 1954 s/d 1957 8. Bapak U. Mindalan Memerintah dari Tahun 1957 s/d 1963 9. Bapak Lamri Muthalib Memerintah dari Tahun 1963 s/d 1965 10. Bapak Hi.Y.Pantanemo Memerintah dari Tahun 1965 s/d 1967 11. Bapak A. Pakaggi Memerintah dari Tahun 1967 s/d 1977 12. Bapak S. Kamagi Memerintah dari Tahun 1977 s/d 1983 13. Bapak Thalib Bidul PJS dari Tahun 1983 s/d 1985 14 .Bapak Bahardin L. Pendi Memerintah dari Tahun 1985 s/d 1996 15. Bapak Darwin Muthalib Memerintah dari Tahun 1996 s/d 2005 16. Bapak Jamaluddin Memerintah dari Tahun 2005 s/d sekarang