Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DOCKING DAN
PERAWATAN KAPAL
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kapal Perikanan yang dibimbing
oleh Bapak Dr. Ali Muntaha, APi., SPi, MT
Oleh:
NIM : 135080200111052
Kelas : P01
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
dipertimbangkan kemungkinan untuk pemasangan, pengoperasian,
perawatan praktis, reparasi maupun penggantian.
1.3 Tujuan
Mengacu dari judul di atas, maka tujuan dalam penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apakah pengertian dari pengedokan.
2. Mengetahui bagaimana saja persiapan pada docking kapal.
3. Mengetahui apa saja jenis-jenis pengedokan.
4. Mengetahui bagaimana cara penurunan dock dari atas kapal
(undocking).
5. Mengetahui bagaimana cara perawatan kapal.
6. Mengetahui bagaimana hubungan antara GT kapal dengan HP mesin.
7. Mengetahui penyusunan tata letak pemasangan mesin pada kapal.
8. Mengetahui konstruksi kamar mesin pada kapal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengedokan
Pengedokan adalah suatu proses memindahkan kapal dari air/laut
ke atas dock dengan bantuan fasilitas pengedokan. Untuk melakukan
pengedokan kapal ini, harus dilakukan persiapan yang matang dan
3
berhati-hati mengingat spesifikasi bentuk kapal yang khusus dan
berbeda-beda setiap kapal. Biro Klasifikasi Indonesia dan Syah Bandar
menentukan periode-periode pengedokan kapal (perbaiakan kapal diatas
dok), yang kesemuanya tergantung dari umur kapal, jenis bahan yang
dipakai sebagai badan kapal, keadaan/kebutuhan kapal.
4
Sebelum memasukkan kapal perlu kita perhatikan
hal-hal sebagai berikut:
Mesin harus mati kecuali mesin winch
Kapal diatur supaya trim yang terjadi adalah trim
minimum.
Kapal harus bebas dari muatan berbahaya dan gas
Kesiapan fasilitas sandar (bolder, tali, crew dock dll)
Selain memperhatikan hal-hal tersebut diatas perlu
juga dipersiapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Pengaturan keel block dan side block, yang
mengacu pada docking line plan.
b. Pada keel block 1 m terdiri dari beton cor
setinggi 70cm dan bantalan kayu keras setinggi
30 cm.
c. Peninggian side block diatur sesuai bentuk
gading-gading kapal.
d. Kapal-kapal dengan lebar sama atau lebih dari
16m dibuat side block antara, dimana jarak antar
block maksimal 2 m atau diatur tumpuan
maksimal pada landasangraving tidak lebih.
e. Posisi bottom plug, peralatan elektronik dibawah
kulit lambung, sea chest, dan sepatu kemudi
tidak boleh bertumpu pada stop block.
f. Jarak pengaturan lock sebagai berikut:
4 buah keel block terdepan dan 5 buah
paling belakang jarak antar stop
blockmasing-masing adalah 50 cm dan diikat
masing-masing menjadi 1 unit agar saat
kapal duduk susunan keel block tidak
bergeser pada pondasi.
Jarak antara keel block masing-masing 2 m
Jarak antara side block masing-masing 3 m,
3,5 m, 4 m tergantung masing-masing
jarak frame dan besar kapal.
Penempatan side block diletakkan dalam
daerah setengah lebar R bilga
Penempatan side block antara, tergantung
posisi side keel pada konstruksi kapal
tersebut.
5
g. Penempatan keel block, side block dan side
block antara diusahakan bertumpu pada wrang-
wrang double bottom, sekat melintang dan
memanjang sekat melintang dan memanjang
untuk menghindari deformasi pada plat bottom.
h. Penandaan garis, titik, untuk posisi acuan
pembentukan kapal.
i. Persiapan tug boat, dock master dan crew dock,
batang stut ukuran, tali-temali, tangga dan lain-
lain.
j. Setelah pekerjaan persiapan selesai, kapal dapat
dimasukkan, urutan sesuai dengan
proses docking.
6
yang penting diantaranya adalah: pintu penutup (yang
berhubungan dengan perairan pantai), pompa-pompa
pengering, mesin gulung (cupstand), tangga-tangga (untuk
naik turun keadasar dan atas kolam, crane (untuk
transportasi) dll.
Dimana umumnya dinding-dinding sisi dan belakang
terdiri dari bangunan beton bertulang, Dasar dari kolam ini
terdiri dari beton bertulang yang telah dipancang paku-paku
bumi (concrete pile) sedangkan pintu penutupnya terbuat dari
pelat baja yang konstruksinya dibuat sedemikian rupa,
sehingga pintu tersebut dapat mengapung, dimana pintu
penutup ini dilengkapi tangki-tangki ballast yang digunakan
untuk menenggelamkan dan mengapungkan pada waktu
pengoperasiannya serta dilengkapi dengan katup-katup
(valves) dan pompa-pompa. Pada bagian bibir pintu yang
bersinggungan dengan bibir kolam (graving dock) diberi
packing dari karet untuk memperoleh kekedapan pada waktu
air dalam kolam kosong.
Sebelum kapal dimasukan kedalam graving dock,
maka graving dock diisi diisi dengan air dengan cara
membuka katup, setelah permukaan air didalam graving dock
sama dengan permukaan air perairan, maka pintu (gate)
dibuka atau digeser dan kapal dimasukkan kedalam graving
dock. Kapal diatur setelah dalam kedudukan yang
direncanakan, pintu ditutup lagi dan air didalam graving dock
dipompa keluar yang sebelumnya katup pemasukannya
ditutup . waktu pemompaan (jumping time) tergantung dari
jumlah dan kapasitas pompa serta jumlah air yang masuk
kedalam graving dock. Setelah graving dock dipompa kering,
kekedapan air dari pintu dock tidak sepenuhnya kedap.
Kemungkinan masih masuknya air kedalam dock dialirkan
pada got dan selang beberapa waktu dapat dipompa keluar
dengan pompa khusus.
Keuntungan secara umum dari Graving Dock adalah
sebagai berikut :
7
Aman
Lebih aman untuk pengedokan kapal dibanding peralatan
pengedokan lainnya misalnya floating dock. Sebab
graving dock suatu bangunan yang tetap sedangkan
floating dock adalah bangunan yang terapung.
Umur pakainya lama
Umur daya pemakaiannya tinggi dan lama dibandingkan
peralatan pengedokan lainnya.
Perawatan cukup rendah
Dapat digunakan untuk pembangunan kapal baru
Dengan merubah atau memperluas dinding samping dan
belakang maka graving dock dapat dirubah menjadi
launching dock, yang dapat digunakan tidak saja untuk
reparasi tetapi bangunan baru dengan menggunakan
metode arus posisi (positional flow method far new
building ship).
Kerugian secara umum dari Graving Dock adalah
sebagai berikut :
Biaya pembangunannya cukup besar atau mahal.
Waktu pebuatannya lama
Permanen/tidak bisa dipindah
Lokasi/tempat amat berpengaruh
8
Floating Dock adalah suatu bangunan konstruksi
dilaut yang digunakan untuk Pengedockan kapal dengan cara
menggelamkan dan mengapungkan dalam arah vertikal.
Konstruksi floating dock ini umumnya terbuat dari baja dan
plat, dimana sumber Listrik penyuplinya dapat digolongkan
menjadi dua yaitu : suplai listrik dari darat atau dari
floatingnya sendiri. Salah satu hal yang paling tampak dari
floating dock ini adalah kemampuannya untuk mereparasi
pontonya sendiri (self dockijng).
9
kayu dibuat pada waktu itu karena pemakaian kayu jauh lebih
murah dari pada material lainnya .
Pemakaian kayu akan lebih elastic dan baik memakan
beban pukulan, tetapi mempunyai beberapa kekurangan
diantarannya terpaksa dibangun banyak seksi dok akan sukar
mendapatkan kekuatan memanjang dok yang diperlukan.
Oleh karena itu agar dapat dibuat dok apung yang mempunyai
sifat- sifat yang baik maka dibuat dari beton bertulang. Dok
apung yang dibuat dari beton bertulang mempunyai beberapa
kebaikan diantarannya :
1. Pemakaian material lebih sedikit sekitar 1/3 dari
pemakaian material dok apung dari plat.
2. Harganya kurang lebih 25 % lebih kecil disbanding
harga dok apung dari plat.
3. Tidak akan berkarat dan tak akan diperlukan
pengecatan.
4. Biaya eksploitasi lebih rendah disbanding dengan dok
apung dari plat (dengan memperhitungkan, lebih
rendahnya pemeliharaan, biaya perbaiakan dan
penggantian). Berdasarkan penelitian dok apung dari
beton bertulang tak membutuhkan perbaikan besar,
tidak seperti dok apung dari plat setiap 20 tahun karat
diadakan reparasi besar.
5. Kekuatan serta daya tahannya menunjukkan beberapa
ketebalan.
10
Ciri cirri negatifnya ialah :
1. Umur pemakain lebih rendah disbanding dok kolam.
2. Memerlukan dalam perairan yang cukup dalam agar
jngan sampai dok apung duduk dilumpur ( dasar
peranan ) pada waktu akan dapat menaikkan kapal.
3. Memakai tenaga yang lebih besar dibanding dengan
dok kolam.
11
tergantung kedudukan kapal terhadap rel terbagi atas Slipway
melintang dan Slipway mamanjang.
12
Untuk mempertinggi efisiensi dari syincrolift ini
biasanya digunakan lagi rel penggeser (transfer system) baik
arah memanjang atau melintang sehingga dapat memperbaiki
beberapa kapal atau membuat kapal baru.
b. Tahap Pelaksanaan :
Dok apung diturunkan sampai draft yang diperlukan
(dengan mengantisipasi situasi pasang surut air laut).
Setelah kapal terapung, checker dan inspektor control
galangan memeriksa lokasi yang ada perbaikan terhadap
kemungkinan adanya kebocoran.
Kapal digandeng 2 kapal tunda untuk ditarik keluar dok
apung, kemudian ditempatkan pada lokasi sandar yang
telah ditentukan.
Setelah kapal keluar, dok mulai dipompa kembali.
13
Selama dalam proses pemompaan, petugas yang berada
diatas dok selalu mengikuti perkembangan situasi dan
kondisi sampai dok terapung kembali seperti semula.
a. Perawatan rutin
Perawatan rutin adalah perawatan kontruksi kapal yang
dilakukan setiap hari secara teratur yang meliputi kontruksi
kapal yang berada diatas permukaan air laut. Pekerjaan yang
termasuk di dalam kegiatan perawatan rutin yaitu:
- Pembersihan dan pengecatan kontruksi kapal
- Pendempulan dan pemakalan kampuh kapal yang rusak
- Perbaikan bagian kontruksi yang rusak.
b. Perawatan periodik
Perawatan periodik adalah perawatan kontruksi kapal
khususnya kapal kayu dilakukan setiap periode waktu enam
bulan yang meliputi kontruksi kapal yang berada dibawah
permukaan air laut. Untuk perwatan periodik kapal kayu harus
dilakukan docking kapal ada tiga cara pengedokan kapal
yaitu:
1. Pengedokan kapal secara mekanis
2. Pengedokan kapal secara tradisional
Pengedokan kapal dengan cara tradisional ditentukan oleh
tinggi rendahnya pasang surut didaerah sekitar galangan
kapal. Apabila perbedaan pasang surut cukup tinggi maka
kapal cukup dikandaskan pada daratan dan selanjutnya
dipasang balok penyangga pada lambung kanan-kiri kapal
agar kapal tetap dalam posisi tegak harus diperhatikan dalam
pengedokan dilakukan secara tradisonal yaitu dasar perairan
harus berupa pasir atau lumpur.
c. Docking besar.
14
Docking besar adalah merupakan perawatan kapal
penangkap ikan yang dikerjakan diatas kapal dan di darat
khususnya galangan kapal rakyat yang mencakup seluruh
kapal, antara lain: mesin kapal, alat navigasi, radar dan lampu
isyarat, mesin Bantu, As dan baling-baling, daun kemudi dan
alas kemudi, pelampung, alat pemadam kebakaran/hydrant.
15
dapat dilakukan oleh pihak galangan kapal, sedangkan
untuk alat tangkap ikan, pada umumnya dlakukan di
tempat lain.
b. Pencucian Kapal
Setelah kapal berada di slipway, kegiatan yang
pertama kali dilakukan adalah pembersihan atau pencucian
seluruh bagian kapal. Pencucian ini menggunakan air tawar
yang berasal dari ledeng. Selama proses pencucian
berlangsung, dilakukan kegiatan pembersihan badan apal dari
binatang laut dan kotoran lain yang menepel pada lambung
kapal.
Alat yang digunakan adalah serok dan sikat besi.
Pembersihan ini dilakukan pada seluruh badan kapal terutama
bagian lambung kapal. Kegiatan ini berlangsung selama 1-2
jam. Dengan keadaan kapal yang sudah bersih, maka dapat
dilihat secara pasti dan jelas mengenai kondisi kapal,
sehingga dapat diketahui bagian bagian yang perlu perbaikan
atau pengantian. Bagian bagian yang rusak dapat dilepaskan
terlebih dahulu untuk diperbaiki, diantaranya adalah baling-
16
baling, daun kemudi, klep depan dan belakang, as baling-
baling dan bagian permesinan.
d. Pengecatan Kapal
Proses pengecatan dimulai dengan pemberian cat
menie pada seluruh bagian lambung kapal. Pemberian cat
menie bermulai dari lunas (dasar) sampai batas water line
tertinggi. Cat ini diharapkan dapat menjadi anti fouling dan anti
karat pada lambung kapal.
Proses selanjutnya adalah pemberian cat yang sesuai
dengan keinginan pemilik kapal. Cat ini melapisi cat menie
yang telah kering sebelumnya. Proses pengecatan kapal
deilakukan oleh kelompok pekerja yang brbeda dari
sebelumnya. Berjumlah 5-6 orang sehingga proses ini dapat
diselesaikan selama 1-2 hari. Jika seluruh kegiatan perawatan
kapal selesai maka bagian bagian kapal yang lain dilepaskan
sebelumnya (daun kemudi, baling baling, clamp depan
belakang dan as baling baling) dapat dipasang kembali.
e. Kegiatan Reparasi
Penggantian kayu lunas, penambahan kayu lunas
(memperpanjang lunas kapal pada bagian buritan, dan
penambahan kayu lunas (menambah ketebalan lunas kapal).
Clamp merupakan bagian yang terbuat dari besi yang berada
17
pada bagian sambungan linggi depan dan belakang kapal
dengan lunas kapal. Clamp berfungsi untuk memperkuat
sambugan tersebut. Pemasangan clamp dengan
menggunakan mur yang diborkan ke dalam kayu linggi dan
lunas.
18
menggunakan reduction gear sebelum dihubungkan dengan baling-
baling. Hal ini mengesampingkan fungsi lain dari gear box, juga
dapat mengubah arah keluaran putaran menjadi maju ataupun
mundur. Sebab mesin dua langkah lebih memiliki tenaga atau lebih
tanggap (responsive) ketika diberi beban dibandingkan mesin empat
langkah. Hal ini pada akhirnya berdampak kepada penghematan
pemakaian bahan bakar. Karena mesin akan memerlukan lebih
banyak bahan bakar untuk menghasilkan tenaga yang besar.
FAO (1996) mengklasifikasikan perikanan yang selektif bagi
beberapa negara, menggolongkan perikanan di Indonesia pada dua
kategori yaitu:
1. Perikanan skala kecil; menggunakan mesin luar < 10 HP atau < 5
GT dengan daerah operasi jalur 1 (4 mil) dari garis pantai, dan yang
menggunakan mesin luar < 50 HP atau < 25 GT dengan daerah
operasi jalur 2 (4 mil 8 mil).
2. Perikanan skala besar yang merupakan perikanan industri,
menggunakan mesin dalam < 200 HP atau 100 GT dengan daerah
operasi jalur 3 dan 4 (8 mil 12 mil dan atau > 12 mil).
19
dengan kemampuan tarikan kuda (draft horse). Setelah itu, satuan
ini diadopsi untuk mengukur daya keluaran dari piston, turbin,
motor listrik, dan mesin lainnya.
20
mengurangi getaran (vibrasi) yang ditimbulkan oleh mesin itu (Pike,
1975).
Mesin pada kapal perikanan pada umumnya memiliki prinsip dan
mekanisme kerja yang sama dengan mesin lainnya, yang digunakan
dalam dunia otomotif dan industri lainnya. Hanya saja yang
membedakannya adalah kebutuhan, fungsi dan mekanisme sistem
mesin itu berkerja. Pada kapal perikanan sebagian besar menggunakan
mesin diesel.
Menurut Wiranto dan Tsuda (2004) mesin diesel merupakan
mesin yang sistem penggeraknya adalah menggunakan sistem
pemampatan (compression system) yang tinggi, kemudian
menginjeksikan bahan bakar ke dalam udara dalam mesin pada suhu
dan tekanan yang tinggi. Hal inilah sebenarnya sumber yang
menimbulkan getaran yang kuat, yang pada gilirannya dapat berakibat
berkurangnya kekuatan mesin dan lunas kapal dalam rentang waktu
yang lama.
Untuk mengkonversikan antara suatu jenis mesin sebagai mesin
utama baik dari jenis kecepatan tinggi atau menengah pada suatu kapal
perikanan sangat erat kaitannya dengan rancangan awal dalam
pembuatan kapal, yang berkaitan pula dengan keadaan mesin yang
dipakai atau pemilihan mesin (Fyson 1985), dan teknik pemasangan
mesin pada kapal. Seperti yang dikemukakan oleh Ahmad et al. (2004)
bahwa tahapan di dalam pembuatan suatu kapal di antara rangkaian
sistemnya adalah pemasangan landasan mesin dan pemasangan
sumbu baling-baling (bost propeller). Dengan demikian diperlukan suatu
pemaduan (integrasi) antara teknik pemasangan instalasi mesin dengan
perancangan kapal. Itu haruslah berdasarkan pengetahuan teknik
pemasangan mesin yang efektif menggerakkan kapal perikanan, yang
umumnya masih dibuat dari bahan kayu.
Mesin utama kapal penangkap ikan harus mempunyai daya yang
sesuai dengan hambatan yang dihadapi kapal, yang dipengaruhi oleh
penempatan fondasi mesin kapal dan hubungan mesin dengan ukuran
kipas. Hal ini ada hubungannya dengan pemilihan mesin yang dipasang
pada kapal penangkap ikan, karena dirancang dan direkayasa untuk
Negara pembuatnya, maka mungkin saja tidak sesuai dengan alam dan
21
lingkungan Indonesia; terutama tentang ketahanannya terhadap suhu,
kelembaban, dll. (Manga, 1993).
Konstuksi kamar mesin dibuat khusus karena adanya beban-
beban tambahan yang bersifat tetap, seperti berputarnya mesin utama
dan mesin lainnya.
Dalam pemasangan kemudi kapal, yang pertama kali dilakukan
adalah mengukur dan mengetahui panjang, lebar daun kemudi dan
tinggi tiang yang digunakan. Untuk menentukan besar daun kemudi
pada umumnya dilakukan perhitungan dengan membandingkannya
terhadap ukuran berat (GT) kapal. Sebab fungsi kemudi memang untuk
mengarahkan gerakan kapal atau berkaitan dengan menggerakkan
kapal. Oleh karena itu, lazimnya semakin besar atau berat kapalnya
semakin besar pula ukuran kemudi yang dibutuhkan. Selain itu, ukuran
kemudi juga ditentukan oleh fungsi kapal. Pada kapal yang
membutuhkan maneuver cukup tinggi seperti kapal purse-seine, maka
daun kemudinya dibuat sedikit lebih besar.
Pembuatan lubang sumbu baling-baling merupakan hal yang
sangat menentukan (crucial) terhadap efektifnya mesin. Ini erat
kaitannya dengan kedudukan dan besarnya lubang, yang ditentukan
oleh besarnya sumbu dan ukuran baling-baling yang digunakan.
Kedudukan lubang sumbu baling-baling mempengaruhi kedudukan
fondasi mesin dan pada gilirannya juga efektifnya tenaga mesin.
Kedudukan dan besarnya lubang sumbu baling-baling juga berkaitan
erat dengan jenis mesin yang akan digunakan karena akan
mempengaruhi kemampuan gear box.
22
Untuk poros antara yang melalui ruang muat, dibuat
terowongan poros baling-baling di bagian bawah ruang muat.
Selain itu ada lagi tipe kapal yang mempunyai kamar mesin
langsung di belakang, maksudnya tanpa ruang palka di antara
kamar mesin dengan ceruk buritan. Kamar mesin di tengah jarang
sekali digunakan.
Keterangan:
1. Mesin utama
2. Generator
3. Wrang kamar mesin
4. Tangki pelumas cadangan
5. Poros antara
6. Poros baling-baling
7. Baling-baling
8. Kemudi
9. Tangki air tawar
10. Cerobong asap
23
kapal dan tiga buah generator listrik terletak pada lantai yang
sama.
24
Keterangan:
1. Pondasi mesin
2. Mesin utama
3. Dinding selubung kamar mesin
4. Jendela atas
5. Cerobong asap
6. Sekat depan kamar mesin
7. Sekat belakang kamar mesin
8. Pipa gas buang
9. Pelat alas
10. Geladak utama
11. Geladak kimbul
12. Geladak sekoci
BAB III
KESIMPULAN
25
3.1 Kesimpulan
26