PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses mental
dan perilaku. Perilaku dari manusia, berikut pula perilaku dari peserta didik
atau siswa akan mudah difahami apabila kita memahami proses mentalnya.
Proses mental inilah yang sering disebut dengan gejala-gejala jiwa.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka, tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
BAB II
Psikologi Pendidikan | 2
PEMBAHASAN
Istilah cognitive beasal dari kata cognition yang mempunyai padanan kata
atau sinonim knowing yang mempunyai arti mengetahui. Dalam arti luas,
cognition (kognisi) merupakan pemerolehan, penataan, dan penggunaan
pengetahuan. Dala perkembangannya istilah kognisi berkembang menjadi
suatu ranah psikologis manusia yang meliputi setiap peilaku mental yang
berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi,
pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan.
a. Pengamatan
Psikologi Pendidikan | 3
manusia maupun hewan. Namun manusia dianugerahi akal yang menjadikan
manusia berbeda dengan makhluk Tuhan yang lainnya.
b. Tanggapan
c. Fantasi
Psikologi Pendidikan | 4
Fantasi adalah daya jiwa untuk membentuk atau mencipta
tanggapan - tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang sudah ada,
1) Fantasi Mencipta
b) Fantasi Mengkombinir
c) Fantasi Mendeterninir
Psikologi Pendidikan | 5
d. Daya Ingatan
Sifat Daya ingatan itu tidak sama pada tiap orang, oleh karena
itu, sifat daya ingatan dibedakan menjadi:
e. Berfikir
a. Pengertian
b. Keputusan
c. Kesimpulan
f. Intelegensi
Psikologi Pendidikan | 6
Intelligensi ialah kesanggupan rohani untuk menyesuaikan diri
kepada situasi yang baru dengan menggunakan berfikir menurut tujuannya.
Seseorang dapat dikatakan berbuat intelligen kalau dalam situasi
tertentu, ia dapat berbuat dengan cara-cara yang tepat. Artinya, ia
dapat memecahkan kesulitan-kesulitan, soal-soal yang terdapat dalam
situasi itu. Dengan kata lain, ia dapat menyesuaikan diri dengan situasi
yang baru itu.
a. Dorongan
b. Keinginan
c. Hasrat
d. Kecenderungan
Psikologi Pendidikan | 7
e. Hawa nafsu
f. Kemauan
Psikologi Pendidikan | 8
3) Perasaan estetis (keindahan); yaitu perasaan yang berhubungan
dengan penghayatan dan apresiasi tentang sesuatu yang indah tau tidak
indah. Perasaan ini timbul jika seseorang mengamati sesuatu yang indah
atau yang jelek. Yang indah menimbulkan perasaan positif, yang jelek
menimbulkan perasaan yang negatif.
a) Perhatian
Psikologi Pendidikan | 9
konsentrasi dan fokus terhadap satu objek, baik didalam maupun di luar
dirinya.Perhatian juga adalah merupakan penyeleksian terhadap stimuli
yang ditermia oleh individu yang bersangkutan.[7]
Pembawaan
Kebutuhan
Kewajiban
Keadaan jasmani
Suasana jiwa
Suasana di sekitar
b) Sugesti
- Dengan membujuk
- Dengan memuji
Psikologi Pendidikan | 10
c) Kelelahan
Macam-macam kelelahan:
1) Kelelahan jasmani
2) Kelelahan Rohani
d) Intuisi
Psikologi Pendidikan | 11
3. Intuisi banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari, kadang-kadang
mempunyai nilai yang baik tetapi kadang-kadang berakibat yang
tidak menyenangkan.
4. Biasanya wanita lebih intuitif dari pada pria.
5. berfikir adalah berbicara batin yang tidak terdengar.
Psikologi Pendidikan | 12
Rangsangan yang diterima oleh indera yang kemudian akan diteruskan
sebagai informasi ke sistem memori selanjutnya. Informasi yang terdapat
pada stimulus atau rangsangan dari luar akan diterima manusia melalui
panca inderanya. Informasi tersebut akan tersimpan di dalam ingatan selama
tidak lebih dari satu detik saja. Ingatan tersebut akan hilang lagi tanpa
disadari dan akan diganti dengan informasi lainnya. Ingatan sekilas atau
sekelebat yang didapat melalui panca indera ini biasanya disebut sensory
memory atau ingatan inderawi. Berdasar pada apa yang dipaparkan di
atas, dapatlah disimpulkan bahwa, seperti yang telah sering dialami para
guru dan telah dinyatakan dua orang siswa di bagian awal tulisan ini, pesan
atau keterangan yang disampaikan seorang guru dapat hilang seluruhnya
dari ingatan para siswa jika pesan atau keterangan tersebut terkategori
sebagai pencatatan pengideraan. Alasanya, seperti sudah dipaparkan tadi,
pencatatan pengideraan hanya dapat bertahan di dalam pikiran manusia
selama tidak lebih dari satu detik saja.
Psikologi Pendidikan | 13
disampaikan para guru tersebut. Karenanya, untuk menarik perhatian para
siswa terhadap bahan yang disajikan, di samping selalu memotivasi
siswanya, seorang guru pada saat yang tepat sudah seharusnya
mengucapkan kalimat seperti: Anak-anak, bagian ini sangat penting.
Tidak hanya itu, aksi diam seorang guru ketika siswanya ribut, mencatat hal
dan contoh penting di papan tulis, memberi kotak ataupun garis bawah
dengan kapur warna untuk materi essensial, menyesuaikan intonasi suara
dengan materi, memukul rotan ke meja, sampai menjewer telinga
merupakan usaha-usaha yang patut dihargai dari seorang guru selama proses
pembelajaran untuk menarik perhatian siswanya. Namun hal yang lebih
penting lagi adalah bagaimana menumbuhkan kemauan dan motivasi dari
dalam diri siswa sendiri, sehingga para siswa akan mau belajar dan
memperhatikan para gurunya selama proses pembelajaran sedang
berlangsung.
Psikologi Pendidikan | 14
Selain pengulangan atau latihan, beberapa hal penting yang harus
diperhatikan Bapak dan Ibu Guru agar suatu pengetahuan dapat diingat
siswa dengan mudah adalah:
2. Hal-hal yang sudah terorganisir dengan baik akan jauh lebih mudah
diingat siswa daripada hal-hal yang belum terorganisir. Contohnya,
mengingat susunan bilangan 4, 49, 1, 16, 9, 36, dan 25 akan jauh lebih
sulit daripada mengingat bilangan berikut yang sudah terorganisir
dengan baik: 1, 4, 9, 16, 25, 36, dan 49.
D. Komponen Belajar
1. Perhatian ke stimulus
Psikologi Pendidikan | 15
Pengolahan sistem informasi dalam memori manusia diawali ketika
isyarat fisik diterima pencatat sensori melalui indera (visual, audio maupun
kenestik ). Isyarat fisik ini disimpan sebenta di sebut ikon dan memori audio
disebut peniru bunyi (echo). Jenis retensi isyarat yang ke tiga disebut taktil
atau haptik, untuk retensi ini belum banyak penelitian yang di lakukan.
Peranan perhatian ada dua peran perhatian dalam sistem pengolahan
informasi yaitu:
2. Mengkode Stimulus
Apakah stimulus akan diolah sebagai informasi aktif atau akan lebih
lanjut atau tidak sampai memori jangka panjang sebagai memori inaktif,
maka di perlukan pengkodean yaitu mengubah stimulus sehingga dapat di
simpan sehingga pada waktu lain dapat dimunculkan kembali dengan
mudah. Ada dua cara pengkodean yaitu: gladi pelihara atau gladi primer dan
gladi elaboratif. Pengulangan terhadap informasi yang ingin diingat ini
adalah salah satu contoh gladi pelihara. Kebalikannya gladi elaboratif adalah
mengubah melalui berbagai cara yaitu:
Psikologi Pendidikan | 16
3. Penyimpanan Dan Retrival
Mengenai hal di atas, para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar
yang berhasil sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang
ada di lingkungannya. Ini menunjukan bahwa dalam proses belajar ini
tindakan dari peserta didik adalah hal utama yang mempengaruhi terhadap
hasil belajar yang akan di capai dari peserta didik, dalam hal ini menyangkut
aspek perubahan perilaku seperti: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Psikologi Pendidikan | 17
perhatian yang ditujukan pada stimulus, pengkodean stimulus, dan
penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival).
Atas dasar komponen dasar tersebut, selanjutnya hal yang esensial dari
pembelajaran adalah :
b. Memperlancar pengkodean
Psikologi Pendidikan | 18
pengulangan dan menghubungkan dengan informasi lama yang
sudah tertanam dalam memori manusia.
membuat hubungan logis dalam materi baru. Dalam hal ini yang
menjadi titik pusatnya adalah bagaimana membuat hubungan
yang singkron/ masuk akal antara informasi yang di miliki
peserta didik dengan informasi yang akan di peroleh saat proses
belajar.
Psikologi Pendidikan | 19
bahwa melalui organizer ini, peserta didik akan dibantu untuk
memahami informasi yang sama sekali belum dikenal dan belum
ada pada informasi yang sudah dimilikinya. Hal ini akan di
lakukan oleh pendidik melalui pengenalan sederhana mengenai
informasi baru tersebut dan setelah itu akan diperinci. Selain dari
pada itu pendidik juga akan memberikan motivasi pada peserta
didik agar mampu untuk memahami informasi baru tersebut,
motivasi yang di berikan dapat berupa data-data pendukung dan
penanaman rasa percaya diri kepada siswa bahwa ia mampu
untuk mengkode dan memunculkan kembali pada waktu yang
berbeda (masa datang).
2. memperlancar pengkodean
Psikologi Pendidikan | 20
Memperoleh Pada bantuan yang berbasis peserta didik yaitu berupa
pengisyaratan baik visual maupun verbal yang berasal dari peserta didik itu
sendiri, yang dapat membantunya belajar memperoleh asosiasi yang
sembarangsaja sifatnya misalnya; sebuah daftar, methode dan sebagainya.
Suatu taktik atau siasat pengkodean sangat penting karena hal ini
dapat meningkatkan kemampuan mengingat kembali pada waktu yang akan
datang. Ini dapat ditujukan berupa: irama bunyi,sajak, kata-kata pokok, citra
visual dan sebagainya, yang semuanya memberikan pengisyaratan untuk
maksud retrival bagi peserta didik dalam proses belajar. Elaborasi berbasis
pembelajaran dan peserta didik keduanya juga memberikan sumbangan
yang besardalam proses mengingat kembali terhadap informasi yang sudah
tersimpan dalam memori menusia.
Psikologi Pendidikan | 21
munculkan kembali.asumsi yang di pakai dalam hal ini adalah
bahwa ingatan terdiri dari struktur informasi yang terorganisasi
dan dan proses penelusurannya bergerak secara herarkis, dari
informasi yang paling umum dan eksklusif ke informasi yang
umum dan rinci, sampai pada informasi yang ingin diinginkan
atau di munculkan kembali dapat didapatkan oleh individu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Psikologi Pendidikan | 22
memahami perilaku siswa jika kita memahami proses mental yang
mendasari perilaku siswa tersebut Mengingat pentingnya pemahaman
tentang proses mental tersebut, maka dalam bab ini akan dijelaskan
beberapa akfivitas atau proses mental yang umum terjadi pada manusia,
khususnya yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Proses mental
juga sering disebut dengan gejala jiwa.
B. Saran
Psikologi Pendidikan | 23
Sebagai pendidik, hendaknya kita dapat memahami tentang
peranan psikologi pendidikan dalam proses pembelajaran. Terlebih juga
memahai tentang gejala-gejala jiwa yang terjadi pada manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Abu Ahmadi dan Drs. M. Umar M.A., Psikologi Umum, Edisi Revisi,
Psikologi Pendidikan | 24
Mardianto. Psikologi Pendidikan. (Online) http://mardianto-
CampuranManusia. (Online)http://www.yuwonoputra.com/2013/07/
gejala-kognisi-konasi-emosi- campuran.html. diakses: 26 Nopember
2014.
Utomo, Bagus. 2013. Gejala Jiwa Kognisi, Emosi, Konasi, dan Campuran.
(Online) http://embesgang.blogspot.com/2013/05/gejala-jiwa-
kognisi-emosi-konasi-dan.html. Diakses: 26 Nopember 2014.
2 Desember 2014.
gejala-kognisi-konasi-emosi-campuran.html. diakses:
26 Nopember 2014.
[2] Utomo, Bagus. 2013. Gejala Jiwa Kognisi, Emosi, Konasi, dan
Psikologi Pendidikan | 25
[4] Mardianto.. Psikologi Pendidikan. (Online) http://mardianto-
[7]Drs. Abu Ahmadi dan Drs. M. Umar M.A., Psikologi Umum, Edisi
Psikologi Pendidikan | 26