BAB 3
PENGOLAHAN AIR SUNGAI
Pengolahan air bersih dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara kimia dan
fisika. Pengolahan air bersih secara kimia dilakukan dengan cara Jar Tes,
sedangkan pengolahan air bersih secara fisika dilakukan dengan cara saringan
pasir cepat.
B. DasarTeori
Lumpur kasar akan lebih cepat mengendap pada cara pengendapan mekanis,
sedangkan lumpur halus / koloid lebih lambat. Untuk mempercepat pengendapan
koloid biasanya ditambahkan bahan kimia (koagulan) sehingga endapan koloid
akan menggerombol membentuk massa yang lebih besar dan lebih cepat
mengendap. Koagulan yang digunakan adalah tawas.Dengan penambahan tawas
(Al2(SO4)3.18H2O) akan mengurangi pH air. Dalam air yang mengandung
bikarbonat -garam akan terbentuklah endapan aluminium hidroksida (Al(OH))
yang tidak larut, dan ini akan menarik koloidkoloid membentuk gumpalan-
gumpalan yang lebih besar.
Proses koagulasi ini dapat dipercepat dengan pengadukan. Faktor lain yang
berpengaruh terhadap jumlah endapan adalah lamanya pengadukan dan dosis
koagulan.(Nisa,2011)
70
Laporan Praktikum Rekayasa Lingkungan dan Penyehatan 71
D3 Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan 2012 Bab3
Kelompok 2 Pengolahan Air Sungai
Pengolahan Air Sungai
C. AlatdanBahan
1. Alat
a. Gelasukur
b. Pipet
c. Pengaduk gelas
d. Kertas pH
``
2. Bahan
a. Sampel air
b. Tawas
D. Cara Kerja
1. Mengisi enam buah gelas beker 600 ml masing masing 500 ml air contoh,
ukur pH nya dengan kertas pH.
2. Dalam masing masing gelas beker, memasukkan larutan tawas 4 ml, 6 ml, 8
ml, 10 ml, 12 ml, dan 14 ml.
Penambahantawassebanyak
4 ml 6 ml 8 ml 10 ml 12 ml 14 ml
1 2 34 5 6
b. Pengadukan
Pengadukan (pengadukan cepat 1 menit kemudian pengadukan
lambat t menit)
1 2 34 5 6
Gambar 3.8 Ilustrasi Pengadukan Air Sampel
c. Pendiaman selama 10 menit
6 5 4 3 2 1
E. Hasil pengamatan
NomorSampel 1 2 3 4 5 6
pH awal 7 7 7 7 7 7
Kadar Tawas (ml) 4 6 8 10 12 14
Kejernihan 1 2 6 5 4 3
pH akhir 7 7 7 6 7 7
F. Analisis Data
Kejernihan
Kejernihan
10 Kejerniha
n
3 4
5
5
0
2 6
1
b. Dosis Tawas optimum setelahditambah 500 ml air sampel (sampel no. 3).
dosistawas jernih
x dosis tawas sebelum digunakan
ml air
8
= 500 x 100 mg/ml
= 1,6 mg/ml
= 1600 mg/lt
G. Pembahasan
1. Dari grafik pada analisa data, belum didapatkan kadar tawas yang optimum
untuk menjernihkan air sampel saluranDrainase FT UNS Surakarta. Dari hasil
percobaan, kadar tawas yang paling menjernihkan adalah sebesar 8 ml.
2. Untuk mencapai kadar tawas optimum yang seharusnya didapatkan, jumlah
tawas yang dicampurkan ke dalam air sampel harus diperbanyak.
3. Sebelum dimasukkan tawas, pH air sampel yang diukur menggunakan kertas
pH sebesar 7. Setelah dicampur dengan tawas, pH air tetap 7.
Laporan Praktikum Rekayasa Lingkungan dan Penyehatan 77
D3 Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan 2012 Bab3
Kelompok 2 Pengolahan Air Sungai
Pengolahan Air Sungai
H. Kesimpulan
Dari hasil analisa data dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Kadar tawas yang paling menjernihkan pada percobaan 1600 mg/lt yaitu
dengan menambahkan 8 ml tawas ke dalam 500 ml air.
2. Pada air sampel terjadi ketetapan pH akhir 7. pH air Jar Test ini memenuhi
syarat sebagai air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492 /
MenKes/ PER / IV/ 2010.
Untuk mengetahui efektifitas saringan pasir cepat dalam proses penjernihan air
dengan membandingkan kandungan besi yang ada dalam air sebelum dan sesudah
disaring.
B. Dasar Teori
Semua air tidak bersih sempurna, untuk itu agar air layak digunakan untuk air
bersih manusia maka air harus dibersihkan dan dimurnikan melalui sistem
penjernihan air yang benar.
Salah satu penjernihan air yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan cara
pengendapan saringan pasir cepat. Kegunaannya yaitu untuk membebaskan air
dari kekeruhan warna dan dan pencemaran bakteri dalam waktu yang singkat. Air
dari proses pengendapan kimiawi masih mengandung kotoran berupa bahan
bahan tersuspensi yang menggumpal, zat warna serta bakteri.
tersaring oleh saringan pasir. Pada sistem ini air akan melewati bahan penyaring
berdasarkan tekanan air keatas. (Nisa, 2011)
Laporan Praktikum Rekayasa Lingkungan dan Penyehatan 78
D3 Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan 2012 Bab3
Kelompok 2 Pengolahan Air Sungai
Pengolahan Air Sungai
2.Bahan
Air Hasil Jar Tes
D. Cara Kerja
Cara membuat saringan pasir
1. Sediakan 1 botol air mineral bekas 1500 ml dan selang dengan diameter 5
mm (selang waterpass) sepanjang 1 m
2. Potong bagian bawah botol dengan menggunakan gunting
3. Lubangi selang secukupnya
4. Lubangi botol aqua sebesar selang
5. Masukkan selang ke dalam botol, berikan perekat supaya air tidak merembas
keluar
6. Masukkan pasir, arang batok (karbon), dan kerikil ke dalam botolair mineral
7. Setelah saringan pasir jadi, tutup lubang saluran saringan pasir dan tuangkan
air sungai sampai hampir penuh botol saringan pasir
8. Diamkan selama 10 menit kemudian tampung hasil saringan ke dalam gelas
beker
Laporan Praktikum Rekayasa Lingkungan dan Penyehatan 79
D3 Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan 2012 Bab3
Kelompok 2 Pengolahan Air Sungai
Pengolahan Air Sungai
E. Hasil Pengamatan
Air hasil saringan pasir cepat menjadi lebih jernih dari pada air yang belum
disaring dan zatzat pencemar berupa partikel lebih banyak berkurang dan bau
yang ditimbulkan sebelum air melalui saringan sudah hilang.
F. Kesimpulan
Pada awalnya air sungai terlihat keruh dan agak berbau, kemudian setelah melalui
proses penyaringan pasir dan penambahan tawas air terlihat lebih jernih dan tidak
berbau. Hal ini berarti terjadipengurangan koloid dan bau pada air sample.
Pengurangan ini disebabkan oleh penyaringan pasir dan penambahan tawas.
Proses ini sangat efektif untuk penjernihan air.
Laporan Praktikum Rekayasa Lingkungan dan Penyehatan 80
D3 Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan 2012 Bab3
Kelompok 2 Pengolahan Air Sungai
Pengolahan Air Sungai
B. Uji Kimia
1. Pemeriksaan Fe
a. Hasil Pengamatan
Jar Tes SaringanPasirCepat
Fe total Fe total
LarutanstandarFe : 0 ml LarutanstandarFe : 0 ml
Aquades : 10 ml Aquades : 10 ml
Fe3+ Fe3+
LarutanstandarFe : 0 ml LarutanstandarFe : 0 ml
Aquades : 10 ml Aquades : 10 ml
Laporan Praktikum Rekayasa Lingkungan dan Penyehatan 81
D3 Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan 2012 Bab3
Kelompok 2 Pengolahan Air Sungai
Pengolahan Air Sungai
b. Analisis Data
Kadar Fe2+ (Jar Tes) = Fe total-Fe3+
= 0 0 = 0 mg/l
Kadar Fe2+ (Saringan Pasir) = Fe total-Fe3+
=0 0 = 0 mg/l
= 0 mg/lt
c. Pembahasan
Dari hasil pengamatan kita dapat menentukan kadar Fe dari saluranDrainase
FT UNS. Dari hasil Jar Tes adalah 0,00 mg/lt, dandari hasil Saring Pasir Cepat
adalah 0,00 mg/lt. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI no.
492/Menkes/Per/IV/2010 bahwa kadar Fe maksimum yang disyaratkan adalah
0,3air sampel pada Jar Tes tersebut memenuhi syarat sebagai air baku bersih,
dan air sampel pada Saringan Pasir Cepat memenuhi syarat sebagai air baku.
2. Pemeriksaan pH
a. Hasil pengamatan
b. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan didapat pH air sungai setelah disaring baik
melalui Jar Tes maupun Saringan Pasir Cepat adalah7,2 (menggunakan phenol
red).Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No 492 / MenKes/ PER / IV/
2010 tanggal 19 April 2010 tentang persyaratan kualitas air minum bahwa pH
standar untuk air minum adalah 6,5 8,5. Berarti pH air saluran Drainase FT
Laporan Praktikum Rekayasa Lingkungan dan Penyehatan 82
D3 Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan 2012 Bab3
Kelompok 2 Pengolahan Air Sungai
Pengolahan Air Sungai
UNS Surakarta hasil Jar Tes maupun Saringan Pasir Cepat memenuhi syarat
sebagai air baku karena ketetapannya antara 6,5 8,5.
Laporan Praktikum Rekayasa Lingkungan dan Penyehatan 83
D3 Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan 2012 Bab3
Kelompok 2 Pengolahan Air Sungai
Pengolahan Air Sungai
3. Pemeriksaan CO2
a. Hasil Pengamatan
- Air Jar Test
Volume air contoh : 100 ml
Larutan standar NaOH untuk tritasi : 1,8 ml
- Air SaringanPasir
Volume air contoh : 100 ml
Larutan standar NaOH untuk tritasi : 1,3 ml
b. Analisa Data
- Jar Tes
1000
Kadar CO2= x b x M NaOH x Mr CO2 mg/l
ml sampel
1000
= x 1,8 x 0,02 x 44 mg/l
100
= 15,9 mg/l
- Saringan pasir
1000
Kadar CO2 = x b x M NaOH x Mr CO2 mg/l
ml sampel
1000
= x 1,3 x 0,02 x 44 mg/l
100
= 11,5 mg/l
c. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan pada analisa data diatas, besar kadar CO 2 air hasil Jar
Tes adalah 15,9 mg/lt dan kadar CO2dan air hasil Saringan Pasir Cepat adalah
11,5 mg/lt.
Laporan Praktikum Rekayasa Lingkungan dan Penyehatan 84
D3 Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan 2012 Bab3
Kelompok 2 Pengolahan Air Sungai
Pengolahan Air Sungai
c. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, besar jumlah zat terlarut airDrainaseTeknik
didapat dari hasil Jar Tes adalahsebesar 640 mg/lt serta hasil Saringan pasir
cepat yaitu sebesar 608 mg/lt. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.
492/Menkes/Per/IV/ 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
menyatakan bahwa syarat TDS sebagai air bersih adalah 500 mg/lt, sehingga
air saluranDrainase FT UNS Surakarta yang diolah dengan Jar Tes maupun
Saringan Pasir Cepat belum memenuhi syarat TDS sebagai air bersih.