Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada tahun 2000, sepertiga dari seluruh penduduk (kurang lebih 75 juta jiwa)
tinggal di kota-kota besar maupun kecil. Kondisi tersebut dihadapkan pada
ketidakmampuan pemerintah kota dalam melayani dan menyediakan fasilitas yang
diperlukan, seperti perumahan, air bersih, sanitasi, sarana pelayanan kesehatan,
transportasi, sekolah dan sarana publik lainnya. Akibatnya adalah terdapat banyak
pemukiman dengan fasilitas sederhana, kepadatan tinggi dan berjangkitnya penyakit
menular. Salah satunya adalah Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia dan seringmenimbulkan suatu letusan
Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk
penular (vektor ) penyakit DBD yang penting adalah Aedes aegypti, Aedes albopictus,
dan Aedes scutellaris, tetapi sampai saat ini yang menjadi vektor utama dari penyakit
DBD adalah Aedes aegypti. Nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia,
kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.
Nyamuk Aedes aegypti berkembangbiak di lingkungan yang lembab, curah hujan
tinggi, terdapat genangan air di dalam maupun luar rumah. Faktor lain penyebab DBD
adalah sanitasi lingkungan yang buruk, perilaku masyarakat tidak sehat, perilaku di
dalam rumah pada siang hari, memegang peranan paling besar dalam penularan virus
dengue. (Zulkarnaini, 2009)
Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa,
secara astronomis terletak pada 733-812 Lintang Selatan dan 11000-11050
Bujur Timur, dengan luas 3.185,80 km2 atau 0,17 % dari luas Indonesia (1.890.754
km2). Daerah Istimewa Yogyakarta bagian selatan dibatasi Lautan Indonesia,
sedangkan di bagian Timur Laut, Tenggara, Barat dan Barat Laut dibatasi Provinsi
Jawa Tengah.
Tingkat kematian penyakit DBD (case fatality rate) di Yogyakarta pada tahun
2011 lebih rendah dari rata-rata nasional. Data program P2M tahun 2011
menunjukkan bahwa CFR (case fatality rate / angka kematian) DBD DIY sebesar0,5
(nasional <1) dengan incident rate/angka insidensi tahun 2011 sebesar 28,8/100.000
penduduk. Sedangkan untuk tahun 2012 menglami penurunan CFR yaitu sebesar 0,21.
Pada tahun 2011 angka insidensi mengalami penurunan menjadi 28,8 / 100.000
penduduk sementara untuk angka kematian / CFR mengalami penurunan menjadi 0,5
dari keseluruhan kasus. Meskipun mengalami penurunan namun kasus dan kematian
akibat penyakit DBD masih masuk dalam kategori tinggi. Jumlah kasus DBD pada
tahun 2011 dilaporkan sebanyak 985 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 5
kasus. Tahun 2012 dilaporkan sebanyak 971 kasus dengan CFR sebesar 0,21.
Meskipun angka kejadian DBD mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya,
namun tingginya prevalensi penyakit DBD tidak terlepas dari masih tingginya faktor
risiko penularan di masyarakat seperti angka bebas jentik yang masih di bawah 95%
yaitu pada tahun 2011 angka bebas jentik sebesar 86,62 rumah yang bebas dari jentik
Aedes aegypti. Angka bebas jentik untuk tahun 2012 telah mengalami peningkatan,
yaitu sebesar 91,81% sehingga diharapkan penularan dapat dikurangi yang akan
berdampak pada penurunan kasus DBD di DIY. (Depkes, 2012)
Kasus penyakit demam berdarah di Kota Yogyakarta pada awal 2015
mengalami lonjakan tajam dibanding tahun lalu pada periode yang sama. Sepanjang
Januari sudah terdapat 40 kasus, meningkat dua kali lipat dari tahun lalu yang tercatat
19 kasus. Penderita demam berdarah tersebut didominasi anak-anak usia 7-12 tahun.
Penyebaran kasus demam berdarah yang tergolong tinggi selalu terjadi di Kecamatan
Brebah, Gondokusuman, Wirobrajan, Mantrijeron serta Umbulharjo. (Kedaulatan
Rakyat, 2015)
Untuk pertama kali PSN sebagai salah satu cara pengendalian vektor dilakukan
dengan membasmi jentik nyamuk Aedes aegypti melalui peran aktif masyarakat
melaksanakan 3M yaitu menguras tempat penampungan air sedikitnya satu minggu
sekali, menutup rapat tempat penampungan air dan mengubur barang-barang bekas
yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes aegypti. Cara
yang paling efektif untuk membasmi jentik nyamuk Aedes aegypti adalah dengan
melaksanakan 3M.
Masih belum optimalnya kegiatan pemberantasan sarang nyamuk
mengakibatkan masih tingginya angka kejadian DBD, maka penelitian ini penting
untuk dilakukan. Secara umum, penenlitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) 3M terhadap densitas angka jentik nyamuk
Aedes aegypti di dusun Gamelan, Sendangtirto, kecamatan Brebah, Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran densitas angka jentik nyamuk Aedes aegypti di desa
Gamelan, kecamatan Brebah, Sleman, Yogyakarta bulan Mei 2015?
2. Bagaimana gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 3M di desa Gamelan,
kecamatan Brebah, Sleman, Yogyakarta bulan Mei 2015?
3. Adakah hubungan pelaksanaan 3M dengan densitas angka jentik nyamuk Aedes
aegypti di dusun Gamelan kecamatan Brebah, Sleman, Yogyakarta bulan Mei
2015?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pelaksanaan 3M
terhadap densitas angka jentik nyamuk Aedes aegypti di dusun Gamelan, Sendangtirto,
Brebah, Sleman, Yogyakarta bulan Mei 2015.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis survei analitik dengan
desain studi cross sectional, karena pada penelitian ini variabel independen dan
dependen akan diamati pada waktu yang bersamaan. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah menguras Tempat Penampungan Air (TPA), menutup Tempat
Penampungan Air (TPA), mengubur barang bekas, memperbaiki saluran dan talang air
yang tidak lancar atau rusak, menutup lubang saluran air, menabur bubuk abate,
menghindari kebiasaan menggantung pakaian, dan mengupayakan pencahayaan dan
ventilasi ruang yang memadai. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini
adalah keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian akan dilakukan di dusun Gamelan, Sendangtirto, Brebah, Sleman,
Yogyakarta pada tanggal 8 mei 2015 pukul 09.00 WIB s/d selesai.

C. Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) 3M di desa Gamelan, kecamatan Brebah, Sleman, Yogyakarta. Variabel
tergayut dalam penelitian ini adalah densitas angka jentik nyamuk Aedes aegypti di
desa Gamelan, kecamatan Brebah, Sleman, Yogyakarta.

D. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang berada di dusun
Gamelan, Sendangtirto, Brebah, Sleman, Yogyakarta.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah 12 rumah tangga yang berada di dusun
Gamelan, Sendangtirto, Brebah, Sleman, Yogyakarta.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dengan bentuk
pertanyaan tertutup yang terdiri dari beberapa item pertanyaan, yaitu mengenai
pelaksanaan 3M yaitu menguras Tempat Penampungan Air (TPA), menutup Tempat
Penampungan Air (TPA), mengubur barang bekas, memperbaiki saluran dan talang air
yang tidak lancar atau rusak, menghindari kebiasaan menggantung pakaian,
menaburkan bubuk abate, dan mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang
memadai. Selanjutnya, untuk variabel keberadaan larva Aedes aegypti dilakukan
observasi dengan menggunakan senter, gayung, dan counter.
Pengukuran mikroklimat menggunakan alat-alat seperti Termometer, Ph stick,
Higrometer, Anemometer, Lux meter. Hasil pengukuran dimasukkan ke dalam tabel.
Tabel hasil pengukuran terdapat pada tabel 2.

Tabel 1. Contoh item untuk mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat 3M di desa
Gamelan Kecamatan Brebah Sleman Yogyakarta
JAWABAN
No PERTANYAAN Tidak
Selalu Sering Jarang
pernah
A Menguras

Anda melaksanakan program menguras tempat


1. penampungan air secara berkala.

2. Anda menguras bak mandi.

Anda menguras tempat penampungan air


3. (tempayan/gentong/ember).

Anda menggosok dinding bak mandi dengan cara


4. disikat.

Anda menggosok tempat penampungan air


5. dengan cara disikat.

Anda menguras bak mandi dengan menggunakan


6. sabun.

Anda menguras tempat penampungan air dengan


7. cara disikat.

8. Anda menaburkan bubuk abate pada bak mandi.

Anda membersihkan air yang ada dalam vas


9. bunga.

10. Anda membersihkan air tempat minum burung.

Anda membersihkan air yang tertampung di


11. bawah dispenser.

Anda membersihkan tandon air di belakang


12. kulkas.

Menutup

Anda menutup tempat penampungan air yang


13. beradadi dalam rumah.

Anda menutup tempat penampungan air yang


14. berada di luar rumah.

Anda menutup tempat penampungan air dengan


15. rapat

Anda menutup tempat penampungan air setelah


16. selesai dipakai.

Anda menutup barang yang dapat menampung air


17. hujan.

Mengubur

Anda mengubur barang bekas yang dapat


18. menampung air hujan.

Anda membuang barang bekas yang dapat


19. menampung air hujan.

Anda mendaur ulang barang bekas yang dapat


20. menampung air hujan?.

Keterangan:
1. Menguras
a. Selalu: 1 kali seminggu
b. Sering: 1 kali tiap dua minggu
c. Jarang: 1 kali tiap 3 minggu hingga tiap bulan
d. Tidak pernah: belum melakukan dalam satu sampai dua bulan terakhir
2. Menutup
a. Selalu: dikondisikan selalu tertutup
b. Sering: jarang terbuka
c. Jarang: jarang tertutup
d. Tidak pernah: dikondisikan selalu terbuka
3. Mengubur
a. Selalu: 1 kali seminggu
b. Sering: 1 kali tiap dua minggu
c. Jarang: 1 kali tiap 3 minggu hingga tiap bulan
d. Tidak pernah: belum melakukan dalam satu sampai dua bulan terakhir

Tabel 2. Hasil pengukuran mikroklimat

No Nama Mikroklimat
Suhu Kelembaba pH pH air Kecepata Itensita
kepala
lingkunga n tanah (%) tanah n angin s
keluarga
n (C) (m/s) cahaya
(Lux)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Rata-rata

F. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan data
primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan teknik
wawancara tertutup melalui alat ukur kuesioner dan observasi atau survei jentik.

G. Validitas Instrumen
Validitas instrumen penelitian ini didapatkan dengan menggunakan expert
judgement. Pokok permasalahan yang akan diteliti dibuat definisi operasionalnya, lalu
dibuat kisi-kisi pernyataan dan pernyataan yang akan dimasukkan ke dalam kuesioner.
Pernyataan tersebut lalu divalidasi oleh pakar instrumen dari Pendidikan Biologi
Universitas Negeri Yogyakarta.

H. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas diuji dengan program Quest. Program QUEST menyajikan hasil
realiabilitas tes berupa indeks konsistensi internal. Hasil uji reliabilitas dengan QUEST
terhadap kuesioner perilaku hidup bersih dan sehat terdapat pada Tabel 2.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
statistik deskriptif dengan menghitung frekuensi observasi (fo) dan frekuensi relatif
(fr) responden pada tiap kategori. Rentang kategori dihitung dengan rumus sebagai
berikut:

Rentang Kategori = (4)



Besar rentang minimal = Jumlah item x skor minimal (1).

Hasil Perhitungan untuk batasan masing-masing kategori baik pada aspek pemahaman
maupun implementasi dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Kuesioner PHBS

No Aspek Penilaian Jumlah Item Batasan Keterangan


1 Menguras 12 39-48 Selalu
30-38 Sering
21-29 Jarang
12-20 Tidak pernah
2 Menutup 5 17-20 Selalu
13-16 Sering
9-12 Jarang
5-8 Tidak pernah
3 Mengubur 3 9 Selalu
7-8 Sering
5-6 Jarang
3-4 Tidak pernah

J. Prosedur Penelitian
1. Alat dan bahan yang digunakan
a. Untuk mengukur suhu lingkungan menggunakan

Anda mungkin juga menyukai