Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Dzikir dan Doa

Oleh :
1. Abdurrahman Dzikri NIM. 16612056
2. Fahrezi Hanani NIM. 16612068

Dosen Pengampu :
Bpk. Muhammad Inam

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
Jl. Sumatera 101 GKB (Gresik Kota Baru), Randuagung,
Gresik 61121 JawaTimur

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil alamin kami panjatkan kepada Allah Swt yang


senantiasa memberi rahmat hidayahnya kepada kami sehingga kami dalam
keadaan sehat walafiat hingga sekarang ini.
Dalam kesempatan ini kami bisa menyeleasaikan makalah dengan judul
Dzikir dan Doa. insyaAllah kami selesaikan dengan baik walaupun jauh dari
kesempurnaan. Kami ucapkan terima kasih kepada Dosen kami Bpk. Muhammad
Inam yang telah membimbing kami selama ini, dan juga kami ucapkan kepada
teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Harapkan kami dari pembaca untuk saran dan kritiknya yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Atas perhatian kami ucapkan terima kasih.

Penulis

KELOMPOK 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 1
BAB 2 DZIKIR................................................................................................. 2
1. Pengertian............................................................................................. 2
2. Bentuk Dan Cara Berdzikir.................................................................. 2
BAB 3 DOA..................................................................................................... 4
1. Pengertian............................................................................................. 4
2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam bedoa...................................... 4
3. Waktu yang baik untuk berdoa............................................................. 6
BAB 4 PENUTUP............................................................................................ 7
Kesimpulan........................................................................................... 7
Daftar pustaka................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
Agama Islam merupakan salah satu agama yang ada di Indonesia dan 50%
mayoritas masyarakatnya beragama islam. Ibadah merupakan unsur mutlak dalam
agama. Agama yang intinya adalah keyakinan tentang adanya zat yang berkuasa
di atas alam raya, dan kerinduan manusia untuk mengangungkan dan
berhubungan dengannya, melahirkan berbagai macam cara pengabdian pemujaan
dan ibadah. Dan agama itu pun sendiri merupakan pondasi hidup manusia dalam
ketentraman hidupnya. Dalam agama islam shalat merupakan tiang agama.
Karena jikalau seorang tidak mendirikan shalat itu sendiri maka sama saja dia
tidak mendirikan agamanya.
Manusia-manusia yang menjalankan tugas dan perintah Allah lah yang
akan mendapatkan ketentraman hati itu sendiri. Pelaksanaan ibadah dalam islam
tidak boleh sampai mengabaikan kewajiban yang berhubungan dengan kebutuhan
jasmaniah dan duniawi. Manusia perlu bekerja untuk memenuhi dan mencukupi
kebutuhan hidupnya untuk bertahan hidup, karena selain kita ibadah dan berdoa
kita juga harus bekerja untuk mencapai tujuan nya.
Dzikir dan doa adalah dua hal yang saling berhubugan. Dzikir sebagai
sebutan dan ingat kepada Allah merupakan pendahuluan doa. Orang dapat
berdoa bila ia menyebut nama Allah dan ingat kepada-Nya, yang merupakan
tujuan kepada siapa ia memanjatkan doa. Dengan mulut dan hati yang berdzikir,
diharapkan orang yang berdoa tergerak melakukan perbuatan yang sesuai dengan
kehendak nama yang ia sebut dalam dzikir.
Dzikir menempati sentral amaliah jiwa hamba Allah yang beriman, karena
dzikir adalah keseluruhan getaran hidup yang digerakkan oleh kalbu dalam

ii
totalitas ilahi. Totalitas inilah yang mempengaruhi aktivitas hamba, gera-gerik
hamba, kediaman hamba, kontemplasi hamba, dan saat-saat hamba istirab dalam
tidurnya. Dzikir yang memenuhi ruang-ruang kalbu kita adalah dzikir yang tidak
pernah dibatasi oleh raung dan waktu. Jika waktu muncul akibat gerakan-gerakan
empisi, maka dzikir yang hakiki tidak pernah memiliki waktu, kecuali waktu ilahi
itu sendiri.
BAB II
DZIKIR
1. Pengertian
Kata dzikir menurut bahasa artinya ingat. Sedangkan dzikir menurut
pengertian syariat adalah mengingat Allah SWT dengan maksud untuk
mendekatkan diri kepadaNya. Kita diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah
untuk selalu mengingat akan kekuasaan dan kebesaranNya sehingga kita bisa
terhindar dari penyakit sombong dan takabbur ( M. Amin, Aziz, Tirmidzi Abdul
Majid 2004:1 )
Allah berfirman Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan
menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. Al-Ahzab: 41).
Berdzikir dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dalam keadaan
bagaimamanapun, kecuali ditempat yang tidak sesuai dengan kesucian Allah.
Seperti bertasbih dan bertahmid di WC. Seperti firman Allah SWT yang berbunyi

Artinya : (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
(QS. Ali Imran : 191).
2. Bentuk dan cara berdzikir

ii
Ada beberapa bentuk dan cara berdzikir diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Dzikir dengan hati, yaitu dengan cara bertafakur, memikirkan ciptaan Allah
sehingga timbul di dalam fikiran kita bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa.
Semua yang ada di alam semesta ini pastilah ada yang menciptakan, yaitu Allah
SWT.
b. Dzikir dengan lisan (ucapan), yaitu dengan cara mengucapkan lafazh-lafazh
yang di dalammya mengandung asma Allah yang telah diajarkan oleh Rasulullah
kepada ummatnya. Contohnya adalah: mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil,
sholawat, membaca Al-Quran dan sebagainya.
c. Dzikir dengan perbuatan, yaitu dengan cara melakukan apa yang diperintahkan
Allah dan menjauhi larangan-laranganNya. Yang harus diingat ialah bahwa semua
amalan harus dilandasi dengan niat. Niat melaksanakan amalan-amalan tersebut
adalah untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT.

ii
BAB III
DOA

1. Pengertian
Menurut bahasa "ad-du'aa" artinya memanggil, meminta tolong, atau memohon
sesuatu. Sedangkan doa menurut pengertian syariat adalah memohon sesuatu atau
memohon perlindungan kepada Allah SWT dengan merendahkan diri dan tunduk
kepadaNya. Doa merupakan bagian dari ibadah dan boleh dilakukan setiap waktu
dan setiap tempat, karena Allah SWT selalu bersama hamba-hambaNya.

"Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan


bagimu."(QS.Al-Mu'min:60).

Bagi orang mu'min yang ingin mendapatkan keberhasilan dalam kehidupan ada
dua hal yang harus dilakukan, yaitu berusaha atau kerja keras dan berdoa. Kedua
cara tersebut harus ditempuh, karena di dalam kehidupan ini ada hal-hal yang
tidak dapat dijangkau oleh pemikiran manusia. Oleh karena itu, di dalam
memecahkan masalah ini kehidupan kedua cara ini harus ditempuh secara
bersama-sama.

2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam berdoa


a. Memulai berdoa dengan membaca basmalah (karena malakukan
perbuatan yang baik hendaknya dimulai dengan basmalah),
hamdalah dan sholawat.

ii
Dari Fadhalah bin Ubaidillah ia berkata : Rasulullah telah bersabda
: "Apabila seseorang di antara kamu berdoa hendaklah memuji
kepada Allah dan berterima kasih kepadaNya, kemudian membaca
shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad, kemudian berdoa
sesuai keinginannya."

b. Mengangkat kedua tangan ketika berdoa dan mengusapkan kedua


tangan pada wajah setelah selesai.
Dari Umar bin Al-Khatthab ia berkata : Rasulullah SAW apabila
berdoa mengangkat kedua tangannya, dan tidak menurunkan kedua
tangan itu sampai beliau mengusapkan kedua tangan itu pada
wajah beliau.

c. Ketika berdoa disertai dengan hati yang khusyu dan meyakini


bahwa doa itu pasti dikabulkan Allah SWT.
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda :
"Berdoalah kamu kepada Allah dan hendaklah kamu meyakini doa
itu akan dikabulkan olehNya. Ketahuilah bahwa Allah SWT tidak
memperkenankan doa dari hati yang lalai dan lengah." (HR. At-
Turmudzi)

d. Menggunakan suara yang lemah lembut (tidak perlu dengan suara


yang keras) karena sesungguhnya Allah itu dekat.

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,


maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon
kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar
mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al-Baqarah : 186).

ii
e. Menggunakan lafazh-lafazh doa yang terdapat di dalam Al-Qur'an
atau yang terdapat dalam hadits, namun jika tidak ada lafazh yang
sesuai dengan keinginan kita, maka boleh dengan lafazh yang
sesuai dengan keinginan kita.

3. Waktu yang baik untuk berdoa

a. Waktu tengah malam atau sepertiga malam yang terakhir dan


waktu setelah sholat lima waktu.
Dari Abu Umamah ra, ia berkata : Rasulullah SAW ditanya oleh
shabat tentang doa yang lebih didengar oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW menjawab : "Yaitu pada waktu tengah malam
yang terakhir dan sesudah shalat fardhu." (HR. At-Turmudzi).
Dari Jabir ra. : "Sesungguhnya pada waktu malam ada suatu saat di
mana seorang muslim memohon kebaikan kepada Allah baik yang
terkait dengan urusan duniawi maupun ukhrowi niscaya Allah
mengabulkannya dan saat itu ada setiap malam." (HR. Muslim).

b. Pada hari Jum'at.


Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya ketika Rasulullah SAW
membicarakan hari jum'at beliau bersabda : "Pada hari itu ada
suatusaat apabila seorang muslim yang sedang sholat bertepatan
dengan saat itu kemudian ia memohon kepada Allah, niscaya Allah
mengabulkan permohonannya." Dan beliau memberi isyarat bahwa
waktu itu sangat sebentar. (HR. Al-Bukhori dan Muslim).

c. Waktu antara adzan dan iqomah.


Dari Anas bin Malik ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda :
"Doa diantara adzan dan iqomah tidak ditolak." (HR. Ahmad, Abu
Dawud dan At-Turmudzi).

ii
d. Waktu seseorang sedang berpusa.
"Ada tiga golongan yang tidak ditolak doa mereka, uaitu : orang
yang berpuasa sampai iaberbuka, kepala negara yang adil, dan
orang-orang yang teraniaya." (HR. At-Turmudzi dengan sanad
yang hasan)

BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN

Dzikir dan doa sangat penting dalam kehidupan, karena keduanya saling
berkaitan dan merupakan ibadah yang berfungsi sebagai sarana seorang
hamba berkomunikasi dengan sang Khalik agar menjadikan kita menjadi
seoranghamba yang bertaqwa dan tidak kufur.

DAFTAR PUSTAKA

1. M. Amin, Aziz, Tirmidzi Abdul Majid, Analisa Zikir dan Doa, (Jakarta: Pinbuk
Press, 2004).
2. Inammuzahiddin Masyhudi, Nurul Wahyu A, Berdzikir dan Sehat ala Ustad
Haryono, (Semarang: Syifa Press, 2006).
3. Sayid Sabiq, Fiqih Sunnah, alih bahasa oleh Mahyuddin Syaf II Cetakan ke III
2010
penerbit PT. Al Maarif Bandung
4. Teungku Hasbi Ash-Shiddieqiy, Pedoman Dzikir Dan Doa, (Jakarta: Bulan
Bintang, Cet ke-llX, 2008).
5. M. Afif Anshori, Dzikir Demi Kedamaian Jiwa Solusi Tasawuf Atas Manusia
Modern, (YogyakartaL Pustaka Pelajar, 2003).
6. http://kedokteranunisba09.blogspot.com/2009/11/qada-dan-qadar-hari-akhir-
ikhtiar-doa.html

ii
ii

Anda mungkin juga menyukai