Anda di halaman 1dari 179

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Masyarakat sebagai salah satu bagian terpenting dalam proses


pembangunan suatu negeri, memang tak dapat dinafikan
keberadaannya. Masyarakat pula lah, yang berpengaruh dalam proses
internalisasi nilai-nilai dan norma-norma yang terdapat pada
lingkungan masyarakat itu sendiri. Selanjutnya, proses internalisasi
nilai-nilai tersebut akan terserap ke dalam individu-individu yang
bergesekan dengannya, sehingga terwujudlah tatanan sosial yang
mampu menaungi kehidupan negeri sebagaimana nilai yang terdapat
dalam masyarakat itu sendiri. Meski demikian, persoalan yang
kemudian muncul adalah pada kondisi masyarakat sendiri, khususnya di
Indonesia yang sangat beragam, hingga menghasilkan berbagai nilai
yang bukan tidak mungkin berbeda satu sama lain.

Selain nilai, konflik turut menjadi hal krusial yang tak mungkin
dihindari terlebih lagi dalam perwujudan integrasi sosial masyarakat.
Berdasarkan pandangan Peter L. Bergher sendiri, konflik dan konsensus
sendiri ialah ibarat dua keping sisi mata uang yang tidak bisa
terpisahkan dalam upaya perwujudan integrasi sosial (Setiadi 2011:
388)1. Integrasi sendiri berdasarkan pengertian Maurice Duverger dilihat
sebagai suatu bangunan yang bersifat interdependensi (saling
ketergantungan) yang lebih rapat antara bagian-bagian dari organisme

1
Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi dan Pemecahannya. Hlm 388).

1
hidup atau antara anggota-anggota dalam masyarakat (Setiadi 2011:
574)2.

Keberadaan masyarakat yang senantiasa berproses secara terus


menerus dalam mewujudkan integrasi sosial tentu saja tidak bisa tanpa
adanya suatu asosiasi maupun institusi yang mewadahinya. Ketika
masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya disatukan maka
diperlukan adanya institusi sebagai wadah yang lebih besar yang
mampu mengakomodir terwujudnya integrasi sosial tersebut. Tak
terkecuali keberadaan pembangunan negeri yang senantiasa menjadi hal
utama dalam perwujudan negara yang maju.

Pembangunan, sebagai istilah yang sudah tak asing terdengar di era


globalisasi, kian menguatkan bagaimana posisinya dalam proses
mewujudkan kemajuan pada suatu negeri. Meski demikian bukanlah
cara yang mudah untuk mewujudkannya secara merata, adil, serta
menyeluruh. Pembangunan sendiri kerap kali diidentikkan dengan
proses pembangunan secara fisik suatu Negara. Padahal sejatinya, aspek
pembangunan sendiri meliputi proses pembangunan baik secara fisik
maupun non fisik. Sebagaimana pembangunan berbagai fasilitas umum
hingga infrastruktur yang jika tidak berjalan beriringan bersama
pembangunan sistem pendidikan di masyarakat, maka hanya akan
menghasilkan ketimpangan penggunaan fasilitas-fasilitas tersebut,
maupun penyalah gunaan terhadapnya. Sehingga, sangat penting sekali
proses pendidikan yang tidak hanya sekadar member pengajaran,
melainkan benar-benar melakukan aktivitas mendidik sebagai upaya
pencerdasan umat.

2
Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi dan Pemecahannya. Hlm 574.

2
Pendidikan sendiri menjadi salah satu aspek terpenting dalam
upaya pembangunan suatu negeri. Pendidikan juga menjadi upaya
utama yang seharusnya dilakukan oleh setiap bangsa, dalam upaya
memajukan taraf berpikir rakyatnya. Ini pula lah yang menjadi alasan
pemerintah Jepang dalam membangun kembali diri mereka dari
keterpurukan pasca pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki. Hal-hal
fisik seperti jumlah sumber daya manusia yang selamat atau tersisa dari
peristiwa tersebut justru bukan menjadi hal pertama yang
dipertanyakan, melainkan berapa banyak jumlah guru atau tenaga
pendidik yang masih hidup dan bertahan.

Jika mau belajar dari bagaimana proses kemajuan yang dialami


Jepang sebagai Negara yang kini benar-benar menunjukkan kiprahnya
dalam dunia internasional, kian menekankan bahwa pendidikan dari
Negara terhadap rakyatnya merupakan aspek terpenting, sebab tak ada
artinya memiliki jumlah sumber daya manusia yang melimpah ruah,
tetapi secara pola pikir lemah.

Namun demikian, meski saat ini Jepang sedang bertengger dalam


percaturan dunia internasional, kondisi manusianya yang seringkali
menemukan beragam inovasi-inovasi teknologi terbaru, ternyata tak
berimbang dengan kondisi mental maupun kejiwaan yang kuat. Hal ini
terjadi bukan tidak mungkin, dikarenakan pola pendidikan yang
mengedepankan nilai materialistik, sehingga masyarakat tidak diberi
asupan jiwa yang cukup untuk menyeimbangkan keduanya. Meskipun,
cukup banyak masyarakat Jepang yang tetap bertahan dengan nilai-nilai
tradisional, dengan agama-agama yang merupakan bentuk budaya itu
sendiri, tetapi tak sedikit pula dari mereka yang mudah memutuskan
melakukan aktivitas bunuh diri, baik itu karena terpaksa maupun
sukarela.

3
Inilah yang kemudian membedakan bagaimana masyarakat yang
tetap menggunakan pemahaman mengenai Islam dalam menjalani dan
mendorong pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada.
Ketika Islam dijadikan sebagai suatu pola kepemimpinan berpikir maka
tak ayal, maka kemajuan peradaban bahkan terwujudnya integrasi sosial
yang dicita-citakan mampu tercapai.

Di Indonesia sendiri, sebagai negeri dengan jumlah sumber daya


manusia yang tak sedikit, sungguh amat disayangkan apabila tidak
terkelola dengan baik. Kondisi ini pula lah, yang kian hari kian
mengkhawatirkan, dimana sudah sangat sering pemberitaan-
pemberitaan mengenai permasalahan remaja di masyarakat, seperti
pergaulan bebas, narkoba, hingga pelanggaran-pelanggaran norma-
norma meskipun tak sedikit dari mereka yang bisa dikatakan cukup
berpendidikan. Hal ini menunjukkan, bagaimana sebenarnya kondisi
masyarakat patologis sebagaimana yang diungkapkan oleh Durkheim
mengenai masyarakat (Ritzer 2008:94-95)3.

Masyarakat yang bersifat patologis, dalam segi penampakannya


secara fisik terlihat baik-baik saja, akan tetapi kondisi di dalam
masyarakat itu sendiri sejatinya sedang sakit (Ritzer 2008:94-95).
Sehingga, inilah yang mendorong kami untuk membantu mewujudkan
kembali pembangunan masyarakat yang tidak hanya terbatas pada segi
fisik melainkan juga psikis, dengan cara adil dan makmur serta
menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, maka kami mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang tergabung dalam pelaksanaan kegiatan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) merasa perlu melaksanakan sejumlah kegiatan yang

3
Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2009. Teori Sosiologi: Dari Sosiologi Klasik sampai
Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Hlm 94-95

4
bisa memberikan sumbangsih sosial terhadap masyarakat dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Oleh karena itu, sebagai mahasiswa yang tidak hanya aktif secara
teoritis, kami mengangkat sebuah tema besar yang menjadi acuan kami
dalam mengabdi terhadap masyarakat desa, yakni Bersama Mahasiswa
Desa Berdaya, Indonesia Berjaya. Hal ini dilakukan bukanlah tanpa alasan,
mengingat kondisi Desa Babakan Madang sendiri yang masih bisa
dikatakan jauh dari kondisi desa yang berdaya. Selain itu, rendahnya
integrasi yang terjadi antara mahasiswa dan masyarakat di era yang
serba mudah ini pulalah yang mendorong semangat kami untuk
membuktikan bahwa mahasiswa dan masyarakat merupakan pilar-pilar
yang mampu mewujudkan kejayaan Indonesia.

B. Kondisi Umum Desa Babakan Madang, Kabupaten Kota Bogor

Desa Babakan Madang merupakan salah satu desa yang terletak di


Kabupaten Kota Bogor. Desa ini memiliki penduduk kurang lebih
sekitar 9.165 jiwa yang mayoritas memeluk agama Islam serta terbagi ke
dalam 6 RW dan 21 RT. Di wilayah yang tak jauh posisinya dari sirkuit
Sentul ini, juga terdapat pabrik pengolahan batu kali.

Ketika tiba di Babakan Madang, maka yang tergambar adalah


kondisinya yang kurang lebih sama dengan kondisi di kota maupun
pinggiran kota Jakarta. Sehingga untuk produk khas sendiri kami belum
menemukan selain budaya ngliwet, dan makan bersama-sama ketika ada
acara, rapat, atau pun sekadar kumpul-kumpul warga. Budaya ngliwet ini
pun tetap terpelihara meski di komplek perumahan sekalipun. Jika di
Malimping ngliwet dilakukan di atas daun pisang dan makan beramai-
ramai, di perumahan Griya Alam Sentul ngliwet dilakukan dengan cara

5
yang lebih modern, yakni dengan dimasak menggunakan magic com dan
disuguhkan dengan piring masing-masing.

Beberapa sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di Desa


Babakan Madang adalah bangunan pendidikan seperti 1 Kelompok
Bermain, 3 PAUD, 1 TK, 4 SD Negeri, 1 SD Swasta, 2 SMP Swasta, 1 SMA
Negeri, 1 Swasta, serta 1 perpustakaan desa. Sementara sarana dan
prasarana keagamaan diantaranya, terdapat 8 masjid, 15 mushola, 12
majelis talim, serta 8 pondok pesantren. Dalam bidang kesehatan, desa
ini memiliki 1 puskesmas, 2 apotek, 1 klinik dan juga 11 posyandu yang
tersebar di wilayah desa Babakan Madang.

C. Permasalahan

Pada pelaksanaan kegiatan KKN kami menggunakan pendekatan


problem solvingdengan berdasarkan hasil survey dan pengamatan selama
sebulan, diantaranya sebagai berikut :

1. Bidang Pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan.
Ada beberapa dusun yang tingkat pendidikan warganya masih
terbilang rendah seperti di dusun Madang dan Cicadas, hal ini
terutama dikarenakan faktor ekonomi sehingga mereka tidak
dapat menyekolahkan anaknya atau melanjutkan pendidikannya
ke jenjang yang lebih tinggi. Tak sedikit, warga desa yang ketika
telah lulus sekolah menengah pertama (SMP) atau sekolah
menengah atas (SMA), akan berorientasi dalam hal mendapat
pekerjaan di pabrik-pabrik terdekat maupun di perusahaan
penggalian batu kali, sebagai buruh. Selanjutnya hal ini pun
berpengaruh pada sektor pertanian, yang memang sebelumnya

6
cukup menjanjikan untuk dijadikan sebagai sumber penghidupan
masyarakat. Akhirnya, dampak terbesar adalah perekonomian
masyarakat di beberapa tempat tersebut menjadi tidak stabil,
dikarenakan pendapatan masyarakat yang bisa dikatakan rendah,
sementara tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat
semakin tinggi. Selain itu, kendala bahasa asing, seperti bahasa
Inggris juga masih menjadi salah satu kendala utama masyarakat
di sini dalam bersaing di dunia persaingan kerja.
Tingkat sumber daya manusia yang berbeda di masing-masing
dusun.
Hal ini mempengaruhi tingkat pembangunan masing-masing
wilayah tersebut. Di beberapa dusun seperti Cicadas, Malimping
dan Madang yang masih rendah tingkat SDMnya maka tingkat
perekonomiannya pun lebih tertinggal dari wilayah lainnya.
Selain itu adanya perumahan victoria yang notabenenya
merupakan perumahan elit, sehingga menyebabkan adanya
ketimpangan sosial yang cukup nyata terlihat.

2. Bidang Ekonomi-Pembangunan
Hal ini diperparah dengan kondisi tanah yang memang cadas
(berbatu), sehingga cenderung berpotensi terjadi kekeringan,
terlebih lagi ketika musim kemarau tiba. Sementara fakta demikian
ternyata tidak hanya ditemui di dusun Cicadas saja, tetapi juga di
dusun Malimping dan Babakan Madang. Tentu saja sulitnya akses
air sebagai kebutuhan utama manusia dalam pemenuhan
kehidupannya menjadi salah satu penghambat aktivitas
masyarakat. Jika untuk mendapatkan air saja sangat sulit, apalagi
untuk menjangkau air bersih.

7
Masih adanya dusun yang belum tersentuh pembangunan
sarana MCK umum (Mandi, Cuci, Kakus) khususnya di dusun
Malimping dan Babakan Madang.
Hal ini dikarenakan permasalahan lokasi atau lahan yang
digunakan, seringkali lokasi yang digunakan sebagai tempat
MCK umum terbentur masalah kepemilikan tanahnya yang
diklaim sebagai tanah milik pribadi sehingga kemudian MCK
tersebut kemudian diklaim menjadi milik pribadi. Selain itu ada
juga beberapa sarana MCK yang tidak mendapatkan perawatan
yang baik dari warga atau karena tidak adanya air sehingga pada
akhirnya sarana tersebut rusak dan tidak dapat digunakan lagi

3. Masalah Sosial
Gaya hidup yang konsumtif.
Letak desa tersebut yang tak begitu jauh dari perkotaan, cukup
menjadi alasan mengapa gaya hidup masyarakat perkotaan yang
konsumtif mulai diikuti, sehingga ditemukan hampir adanya
kesamaan gaya hidup antara masyarakat yang berada di desa
Babakan Madang maupun yang ada di perkotaan. Gaya hidup ini
bisa menjadi baik dan bisa pula menjadi buruk. Sementara
realitas yang ada tercermin dari perilaku remaja yang perlahan
mulai kehilangan minat untuk memajukan desanya, serta gaya
hidup modern dengan berbagai fasilitas yang saat ini telah
merambah desa ini. Sehingga, hampir terdapat kesamaan
problematika yang ada di masyarakat desa Babakan Madang dan
juga masyarakat perkotaan, meskipun tak bisa lantas
digeneralisirkan demikian.

8
Kurangnya kepekaan terhadap kebersihan lingkungan
Pola hidup konsumtif ternyata menjalar pada kurang pekanya
masyarakat akan kebersihan lingkungan. Sebagai contoh, di
Dusun Cicadas, kurang sadarnya masyarakat akan pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan sangat terlihat dari perilaku
membuang sampah ke sungai. Meskipun demikian. Sebenarnya
hal tersebut dikarenakan oleh dinas kebersihan pemerintah
daerah atau kabupaten tidak menjangkau desa Babakan Madang
sehingga masyarakat kebingungan untuk membuang sampah.
Meskipun sudah diadakan sarana tong sampah namun karena
tempat pembuangan akhirnya tidak ada maka masyarakat
kembali lagi membuang sampah ke sungai.

D. Kompetensi Anggota Kelompok dalam KKN-PpMM

Peserta Kuliah Kerja Nyata Kelompok Al-Mustanir terdiri dari


enam fakultas yang berbeda, yaitu Fakultas Sains dan Teknologi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas
Ushuluddin, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, dan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan beranggotakan 13 orang. Berikut
secara detail kompetensi anggota KKN Al-Mustanir :

1. Febri, sebagai ketua kelompok KKN Al-Mustanir. Mahasiwa


Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi. Febri memiliki kompetensi akademik pada bidang
Pendidikan Keagamaan terutama Tilawah Quran.

2. Tri Wahyudi, sebagai Pubdekdok di kelompok KKN Al-Mustanir.


Mahasiwa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah

9
dan Komunikasi. Yudi memiliki kompetensi akademik pada bidang
mengajar bahasa inggris dan memiliki keahlian dalam desain grafis.

3. Sandika Madya Akbar, sebagai divisi perlengkapan kelompok


KKN Al-Mustanir. Mahasiwa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Sandika memiliki kompetensi
akademik pada bidang mengajar bahasa inggris.

4. Fahrul Firdaus, sebagai pubdekdok kelompok KKN Al-Mustanir.


Mahasiwa Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi.
Fahrul memiliki kompetensi akademik pada bidang programming
dan desai grafis. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis seni
musik marawis.

5. Datin Annaba, sebagai divisi konsumsi kelompok KKN Al-


Mustanir. Mahasiwa Jurusan Teknik Informasi Fakultas Sains dan
Teknologi. Naba memiliki kompetensi akademik pada bidang
mengajar bahasa Inggris, programming dan desain grafis. Selain itu
ia juga berkompeten pada paduan suara.

6. Ade Lia Permatasari, sebagai divisi kosumsi kelompok KKN Al-


Mustanir. Mahasiwa Jurusan Teknik Informasi Fakultas Sains dan
Teknologi. Adel memiliki kompetensi akademik pada bidang
mengajar bahasa Inggris, programming dan desain grafis.

7. Rudini, sebagai divisi humas kelompok KKN Al-Mustanir.


Mahasiwa Jurusan Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin. Rudini
memiliki kompetensi akademik pada bidang Bahasa Arab terutama

10
ilmu dakwah dan hadits. Selain itu ia juga berkompeten pada public
speaking dan keolahragaan.

8. Rahman Jamil, sebagai divisi perlengkapan kelompok KKN Al-


Mustanir. Mahasiwa Jurusan Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin.
Rahman memiliki kompetensi akademik pada bidang Pendidikan
Bahasa Inggris. Selain itu ia juga berkompeten pada seni kaligrafi.

9. Rani Yuly Syafitri, sebagai divisi Acara kelompok KKN Al-


Mustanir. Mahasiwa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Rani memiliki
kompetensi akademik pada bidang ilmu sosial dan ekonomi.

10. Ayu Fitri Nursofya, sebagai sekretaris kelompok KKN Al-


Mustanir. Mahasiwa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik. Ayu memiliki kompetensi akademik pada bidang
Pendidikan.

11. M. Ridhoi, sebagai wakil ketua di kelompok KKN Al-Mustanir.


Mahasiwa Jurusan Ilmu Politik di Fakultas Imu Sosial dan Ilmu
Politik. Ridhoi memiliki kompetensi akademik pada bidang
Pendidikan Bahasa khususnya bahasa arab dan bahasa inggris.

12. Hikmatul Bilqis, sebagai divisi konsumsi kelompok KKN Al-


Mustanir. Mahasiwa Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam Fakultas
Adab dan Humaniora. Hikmah memiliki kompetensi akademik
pada bidang Pendidikan Keagamaan. Selain itu ia juga berkompeten
pada jenis keterampilan seperti, kreasi kain flannel.

11
13. Fitriana, sebagai bendahara kelompok KKN Al-Mustanir.
Mahasiwa Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan
Humaniora.. Fitri memiliki kompetensi akademik pada bidang
Pendidikan khususnya mengajar.
E. Fokus atau Prioritas Program

Berdasarkan sub bab C Permasalahan terdapat 6 (enam) Bidang


Permasalahan: 1) Pendidikan, 2) Ekonomi, dan 3) Sosial di Desa Babakan
ini sedangkan kompetensi kelompok anggota KKN hanya bisa
melakukan pengabdian pada tiga bidang saja, yaitu: 1) Bidang
Pendidikan, 2) Bidang Keagamaan, 3) Bidang ekonomi. Adapun rincian
prioritas program dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok
Al- Mustanir antara lain:

Bidang Prioritas Program & Kegiatan


Permasalahan
Bidang Pendidikan Pembinaan dan Pengembangan
Pendidikan
Membantu kegiatan Pengajaran
SD di beberapa sekolah setempat
Kegiatan bimbingan belajar di luar
jam sekolah
Kegiatan penyuluhan-penyuluhan
dan seminar
Kegiatan pelatihan desain grafis
Kegiatan English Club.

Bidang Pembinaan Keislaman dan


Keagamaan Pembentukan Karakter

12
Kegiatan pengajaran TPA/TPQ
Kegiatan pengajian rutin dengan
kultum selepas bada maghrib.
Pengajaran Tahsin dan tajwid yang
dilakukan rutin di mushala Al-
Qalam.
Kegiatan pengadaan taman baca
mushola
Penyaluran Al-Quran, Juz Amma,
dan buku-buku bacaan ke
perpustakaan desa Babakan
Madang.
Bidang Sosial Memberikan kontribusi dalam
kegitan gotong royong yang
diadakan oleh masyarakat
setempat
Membantu masyarakat dalam
kegiatan sosial masyarakat yang
diadakan
Tabel 1.1: Bidang Permasalahan, Fokus dan Prioritas Kegiatan

F. Sasaran dan Target

Berdasarkan fokus atau prioritas program, hal yang akan menjadi


sasaran dan target yang akan dilaksanakan selama masa KKN-PpMM,
yaitu:

13
No Kegiatan Sasaran Target
1 Kultum bergilir Warga 10 orang warga
yang dilakukan masyarakat Blok mengetahui
setiap selepas B Griya alam keberadaan
(bada) maghrib. sentul mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta
2 Pengajaran Remaja Mushola 5 orang remaja
Tahsin dan Al-Qalam, Blok B dapat mengetahui
tajwid Griya Alam pengertian tahsin
Sentul. dan tajwid
3 Pelatihan Siswa siswi Sebanyak 10 siswa
Tilawatil Al- SMAN 01 mengenal tilawatil
Quran (Qiraat- Babakan Madang. Quran
Mujawad).
4 Training Siswa siswi SDN Sebanyak 20 anak /
Motivasi dan 03 Babakan siswa SDN 03
Pembentukan Madang Babakan Madang
karakter termotivasi untuk
melanjutkan ke
jenjang pendidikan
SMP

5 Ikut serta SDN 01 Babakan Masyarakat dusun


mengajar ke Madang, MD Malimping
beberapa sekolah Hidayatul mengetahui
di wilayah Mutaalimin, MD keberadaan
Babakan Madang Hidayatushoheh mahasiswa yang

14
dan PAUD sedang KKN
Hidayatushoheh.

6 Bimbingan Siswa-siswi Memudahkan


belajar di luar sekolah binaan, pendekatan
jam sekolah remaja-remaji di terhadap warga
setiap bada Blok B Griya sekurang-
maghrib. Alam Sentul. kurangnya sekitar
10 anak

7 Pengajaran Siswa-siswi SMA 5 anak / siswa


bahasa Arab dan N 01 Babakan berani melakukan
Inggris Madang dan perkenalan diri
anak-anak yang menggunakan
ada di Blok B bahasa Inggris
Griya Alam
Sentul.
8 Pentas Seni Anak-anak dan Mewadahi 20 anak
Remaja Kreatif Remaja Blok B yang ingin
Griya Alam menyalurkan
Sentul kemampuannya
dalam bidang seni

15
9 Seminar Siswa-siswi SMA 5 anak termotivasi
Kewirausahaan N 01 Babakan untuk melanjutkan
Madang sekolah dan
mengenalkan apa
itu wirausaha

10 Pelatihan 30 Santriwati MD 10 anak mampu


kerajinan Hidayatushoheh membuat bross
membuat bross sendiri dengan
dengan kain memanfaatkan
perca barang bekas,
sehingga mampu
melatih
keproduktifan
sejak dini

11 Pelatihan desain 20 Siswa-siswi 4 siswa mengenal


grafis SMA N 01 apa itu photoshop
Babakan Madang

12 Penyuluhan 40 Siswa-siswi 15 siswa mengenal


Pemanfaatan SMA N 01 apa itu internet,
internet positif Babakan Madang manfaat serta
dampak
negatifnya.
13 Gotong royong Warga Dusun Penampungan air
bersama warga Malimping RT 03 warga dusun

16
membangun Malimping RT 03
Sarana bertambah
Penampungan air
14 Pengadaan taman Mushola Al- 10 anak termotivasi
baca Qalam untuk membaca
daripada bermain
ketika ceramah
(bulan) Ramadhan
sedang
berlangsung
15 Pengadaan Pertigaan pasar Pendatang dari
petunjuk (plang Babakan Madang, luar Babakan
penunjuk) arah jalan veteran, Madang dapat
jalan jalan lingkar mengetahui
Babakan Madang, mencari lokasi
pertigaan jalan sesuai plang yang
perumahan Griya dipasang oleh
Alam Sentul, dan mahasiswa KKN
Jalan Puncak 2. tersebut
16 Penyaluran Masjid, Mushola, Menyumbang Al-
wakaf Al-Quran dan majelis talim Quran dan Juz
dan Juz amma di wilayah dusun Amma ke Masjid,
Cicadas, terutama Mushola, dan
di wilayah majelis talim di
Cicadas, wilayah dusun
Malimping dan Cicadas, terutama
juga Banceuy. di wilayah Cicadas,
Malimping dan

17
juga Banceuy
17 Lomba tujuh Warga blok B Warga mengetahui
belasan Griya Alam keberadaan
Sentul mahasiswa KKN

18 Nonton bareng Warga blok B 20 Kepala Keluarga


film perjuangan Griya Alam turut mengikuti
Sentul acara nonton
bareng
Tabel 1.2: Sasaran dan Target

G. Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan

Sub bab ini dibagi ke dalam 3 bagian, pertama: Pra KKN-PpMM,


kedua: Implementasi Program di Lokasi KKN dan ketiga: Laporan dan
Evaluasi Program.
a. Pra-KKN-PpMM 2015 (Mei-Juli 2015)
No Uraian Kegiatan Waktu
1 Pembentukan Kelompok Mei 2015
2 Penyusunan Proposal Juni Juli 2015
3 Pembekalan
4 Survey Juni 2015
5 Pelepasan 31 Juli 2015
Tabel 1.3: Kegiatan pra-KKN
b. Pelaksanaan Program di Lokasi KKN (30 Juli-30 Agustus 2015)
No Uraian Kegiatan Waktu
1 Pembukaan di Lokasi KKN 3 Agustus 2015
2 Pengenalan Lokasi dan Masyarakat 2 Agustus 2015
3 Implementasi Program 7 Agustus 1
Sept 2015
4 Penutupan 1 September

18
2015
5 Kunjungan Dosen Pembimbing 30 Agustus
2015
Tabel 1.4: Waktu pelaksanaan program di lokasi KKN

c. Laporan dan Evaluasi Program (September-Desember 2015)


No Uraian Kegiatan Waktu
1 Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN- 1 Sept- 15
PpMM Desember
2015
2 Penyelesaian dan Penggunggahan Film 1 Sept-10 Des
Dokumenter 2015
3 Pengesahan dan Penerbitan Buku
Laporan
4 Pengiriman Buku Laporan Hasil KKN-
PpMM
Tabel 1.5: Waktu pelaksanaan penyusunan laporan KKN dan evaluasi program

H. Pendanaan dan Sumbangan


a. Pendanaan
No Uraian Asal Dana Jumlah
1 Kontribusi mahasiswa anggota Rp. 11.700.000
kelompok @900.000
2 Dana penyetoran Program Rp. 6.000.000
Pengabdian Masyarakat oleh Dosen
(PpMD 2015)
Total Rp.17.700.000
Tabel 1.6: Pendaan

19
b. Sumbangan
No Uraian Asal Dana Jumlah
1 Wakaf Al Quran 140 eks Mushaf
2 Juz Amma 200 eks Juz
Amma
Tabel 1.7: Sumbangan

20
BAB II

METODE PELAKSANAAN PROGRAM


A. Metode Intervensi Sosial
Metode intervensi sosial dapat diartikan sebagai suatu cara atau
strategi dalam memberikan bantuan kepada masyarakat, dimana
masyarakat tersebut terdiri dari elemen individu, kelompok serta
komunitas. Cara tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan seseorang melalui upaya mengembalikan fungsi sosialnya
kembali. Hal ini dikarenakan setiap masyarakat harus mampu berperan
sesuai dengan status yang dimilikinya di dalam masyarakat. Selain itu
status tersebut hendaknya harus diakui oleh lingkungan serta tidak
melewati batasan-batasan yang ada.
Adapun studi pustaka maupun metode intervensi sosial ini dapat
diperoleh melalui dokumen-dokumen terkait. Namun dengan
keterbatasan pengetahuan kami, maka kami pun mencoba mencari tahu
hal tersebut di lapangan, melalui berbagai sosialisasi yang kami lakukan
dengan masyarakat yang ada di sana, baik itu melalui tokoh masyarakat,
pejabat setempat, hingga warga pada umumnya. Melalui hal tersebutlah
sedikit demi sedikit permasalahan yang dihadapi desa dapat kami
ketahui, yakni adalah masalah kekurangan air, kondisi jalanan yang
rusak, pemukiman yang kurang bersih dan terawat, sampai kurang
sadarnya warga akan pentingnya kesehatan dan pendidikan.
Berdasarkan sedikit paparan yang telah disampaikan di atas,
maka melalui metode intervensi sosial ini kami sadari kelompok KKN
kami belum mampu menyelesaikan berbagai problematika yang
terdapat di desa Babakan Madang ini, akan tetapi setidaknya kelompok
kami mampu mempelajari pandangan masyarakat sehingga mampu
menyamakan persepsi dalam melihat suatu masalah untuk dicari

21
solusinya bersama. Hal ini terbukti tatkala kami menggunakan metode
ini tanpa memikirkan bagaimana persepsi dari masyarakat yang hendak
kami bantu, yakni masyarakat yang tinggal di sekitar Dusun Malimping.
Ketika kami memandang bahwasanya dusun tersebut memerlukan
penampungan air dalam upaya mengatasi kekurangan air, maka ternyata
tak semua warga memandang hal tersebut sebagai suatu masalah disaat
kami memandangnya sebagai sebuah masalah.
Sehingga, kami menemukan sebuah formula baru bagaimana agar
metode intervensi sosial ini bekerja dengan baik, adalah dengan
memandang tidak hanya melalui satu kaca mata yakni kaca mata kami
selaku mahasiswa yang ingin membantu, melainkan juga harus melihat
dari kaca mata masyarakat yang nantinya akan dibantu. Pendapat ini
tentu saja tidak kami temukan sendiri, melainkan melalui berbagai saran
serta kritik yang memang kami dapatkan dari salah satu tokoh
masyarakat, Pak Dede, selaku ketua RW 06, yang juga sudah seperti
orang tua kami sendiri.
Dengan demikian metode intervensi sosial ini sangat dekat dengan
upaya yang hendak diprioritaskan PpMM saat ini, dimana bukan lagi
pelayanan masyarakat yang dijadikan sebagai tujuan utama, melainkan
pemberdayaan masyarakat itu sendiri. Pemberdayaan masyrakat sendiri
memiliki arti dimana ia merupakan upaya dalam meningkatkan
kemampuan maupun kapasitas masyarakat dalam memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki, baik dari segi sumber daya manusia (SDM)
maupun sumber daya alam (SDA) yang tersedia di lingkungan agar
dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.
Berdasarkan program kerja yang telah dicanangkan kelompok KKN
kami sebelumnya, maka kegiatan yang kami lakukan terbagi ke dalam
enam macam program kegiatan. Berikut macam intervensi sosial
kegiatan KKN yang kami lakukan di Desa Babakan Madang, yaitu:
22
1. Motivasi

Mendorong dan memotivasi masyarakat di Desa Babakan Madang


menjadi salah satu aspek penting yang memang harus selalu
diikutsertakan dalam program-program yang telah kami realisasikan.
Hal ini dikarenakan betapa pentingnya peran masyarakat dalam
menjalankan fungsinya masing-masing dalam berbagai komunitas
dimana mereka berada. Hal ini sebagaimana yang kami temui dalam
masyarakat yang tinggal di wilayah Perumahan Griya Alam Sentul,
dimana meskipun kondisi lingkungan merupakan komplek perumahan
modern, akan tetapi bisa dikatakan ikatan maupun hubungan
masyarakat yang masih bersifat tradisional tak bisa dilewatkan dari
masyarakat ini. Tak hanya itu, kondisi yang demikian ternyata semakin
membuat masyarakat tersebut kian termotivasi terlebih semejak
kedatangan kelompok kami yang memang menjadi warga disana selama
kurang lebih satu bulan.

Memotivasi masyarakat, terutama anak-anak dan remaja juga


senantiasa kami lakukan tatkala memberikan bimbingan belajar
tambahan di luar kegiatan belajar mengajar di sekolah. Begitu pula saat
hendak menyelenggarakan acara pentas seni, anak-anak, remaja, hingga
ibu-ibu begitu antusias untuk meramaikan acara. Sehingga lewat
moment ini kami semakin mudah untuk bersosialisasi dan memahami
bagaimana karakteristik masyarakat dimana kami tinggal.

2. Peningkatan Kesadaran dan Pelatihan Kemampuan

Peningkatan kesadaran masyarakat dan khususnya pelatihan


kemampuan dapat dicapai melalui sosialisasi yang kami lakukan di sela-
sela membantu kegiatan belajar. Kegiatan belajar mengajar pun sejatinya
bukan menjadi tujuan utama kami dalam melaksanakan kegiatan Kuliah

23
Kerja Nyata (KKN), hal ini dikarenakan mengajar menjadi salah satu
batu loncatan yang kami tempuh dalam rangka mensosialisasikan
program-program pelatihan kemampuan dan keterampilan dalam
membuat bross dari kain perca dan cermin hias dengan kain flanel.
Melalui kegiatan belajar mengajar ini pula sedikit banyak kami
mengetahui bagaimana pengetahuan lokal sebagian masyarakat di
wilayah Malimping, khususnya wilayah Madang Kaum dimana masih
terdapat pemahaman bahwasanya menempuh pendidikan di sekolah-
sekolah formal hukumnya adalah haram. Sehingga memang, meski dapat
dikatakan masyarakat di sini tergolong desa yang sudah cukup maju,
tetapi tetap kami tidak bisa menggeneralisirnya begitu saja. Selain itu
pula, dalam kegiatan Posyandu yang dilaksanakan di RW 06, terlihat
bagaimana antusias dan kesadaran ibu-ibu akan pentingnya kesehatan.
Namun, dikarenakan kader yang dimiliki belum bertambah maka
sebenarnya warga masih membutuhkan beberapa pelatihan untuk
semakin memperlancar kegiatan Posyandu tersebut.

3. Pembangunan dan Pengembangan Jaringan

Pengorganisasian kelompok-kelompok swadaya masyarakat tentu


perlu diimbangi dengan peningkatan kemampuan para anggotanya
dalam membangun dan mempertahankan jaringan dengan berbagai
sistem sosial di sekitarnya. Jaringan ini pada akhirnya akan menjadi
aspek yang sangat vital dalam menyediakan dan mengembangkan
berbagai akses pencapaian terhadap sumber dan kesepatan bagi
peningkatan keberdayaan masyarakat. Dalam bidang pembangunan
fisik, kami membantu warga dalam proses pembangunan penampungan
air, jalan lingkar serta pengadaan plang penunjuk jalan yang tersebar di
lima titik di desa Babakan Madang. Selain itu, pengadaan taman baca
yang bertempat di mushola Al-Qalam juga menjadi salah satu kegiatan

24
yang telah kami realisasikan dengan harapan dapat memotivasi serta
membangun masyarakat di wilayah sekitar mushola Al-Qalam dalam
menimba ilmu serta meramaikan rumah Allah.

B. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat


Pendekatan yang digunakan dalam melihat berbagai permasalahan
yang ada di desa Babakan Madang, demi mencapai fokus pada sasaran
dan target kelompok kami adalah pendekatan problem solving. Problem
Solving sendiri merupakan proses dimana seseorang menerima tantangan
dan usaha untuk menyelesaikannya sampai mendapatkan
penyelesaiannya (Nurhayati 2014)4. Permasalahan akan dilihat dari
bagaimana kondisi yang ada di desa Babakan Madang yang telah diamati
sebelumnya melalui beberapa kali survey serta satu minggu pertama saat
tinggal di desa Babakan Madang. Meski pendekatan yang digunakan
merupakan pendekatan problem solving, namun bukan berarti mahasiswa
dalam hal ini memiliki kapasitas untuk benar-benar menyelesaikan
berbagai masalah yang ada. Melainkan pendekatan ini merupakan
pendekatan yang digunakan oleh kelompok KKN Al Mustanir untuk
melihat serta menganalisis problematika masyarakat desa Babakan
Madang.

4
Nurhayati. 2014. Problem Solving. Makassar: UNM

25
26
BAB III
KONDISI WILAYAH DESA BABAKAN MADANG
A. Sejarah Singkat Desa Babakan Madang
1. Asal Usul Desa
Desa Babakan Madang terbentuk berdasarkan asal usul wilayah
dimana pada jaman duhulu terkenal akan kesuburan tanahnya, hal ini
dapat dilihat dengan banyaknya penduduk yang bercocok tanam dan
menetap di wilayah Babakan Madang. Secara etimologis, Babakan
Madang terdiri dari dua kata yaitu Babakan dan madang, dalam bahasa
sunda Babakan adalah Kampung tempat orang mendirikan bangunan
rumah tinggal untuk menetap sedangkan madang adalah nama sebuah
pohon yang diyakini mempunyai khasiat untuk mengobati segala
macam jenis penyakit seperti panas, demam dan lainnya.
Terdapat beberapa perbedaan penafsiran arti madang, ada beberapa
tokoh masyarakat menafsirkan bahwa madang berasal dari bahasa arab
yaitu Madan yang artinya Harta terpendam.Namun bila dilihat dari
daerah-daerah sekitarnya kata madang lebih mendekati kepada nama
pohon, hal ini bisa diambil contoh daerah yang bernama Babakan
jengkol, babakan haur (Bambu), babakan pari (mangga) dan lain
sebagainya.

Sebelum tahun 1985 Desa Babakanmadang mencakup wilayah Desa


Sumurbatu yang berbatasan dengan Desa karang tengah dan desa
Bojongkoneng. Namun pada tahun 1985 terjadi Pemekaran desa yaitu
Desa Babakanmadang sebagai Induk dan Desa Sumurbatu sebagai
pemekaran.

2. Sejarah Kepemimpinan
Adapun nama-nama Kepala Desa yang pernah menjabat di desa
Babakan Madang adalah sebagai berikut :

27
PERIODE KETERANGA
NO NAMA
JABATAN N
SEBELUM
1 SARDAN
KEMERDEKAAN
2 HASIM JAMAN JEPANG
3 SAMSURI JAMAN BELANDA
JAMAN
4 ISMAT
KEMERDEKAAN
JAMAN
5 FARTAING 1952-1953 GEROMBOLA
N
SETELAH
AHMAD
6 1960 KEMERDEKA
AFET
N
PJS
7 JAJA 1971 1972 KECAMATAN
CITEUREP
8 IDIN IJUDIN 1972 1982
H. KANAK
9 1982 1983
SOHEH
H. KANAK PEMEKARAN
10 1984 1992
SOHEH DESA 1985
INDA PJS
11 1992
HAERUSLAN
H. KANAK
12 1992 2002
SOHEH
Hj, R.O
13 2002 2007
SUKAESIH
H. YUSUF PJS
14 2007
ISKANDAR
R.H EFI
15 HAVIS 2007 2013
NASRULLOH
HERI PJS
16 2013
KUSHAERI
Ir. DENI
17 2013 SEKARANG
NUGRAHA
Tabel 3.1: Sejarah Kepemimpinan desa Babakan Madang

28
3. Letak Geografis
a. Letak Wilayah
Desa Babakan Madang adalah salah satu Desa yang ada di
Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor yang mempunyai Luas
Wilayah 238.375 Ha. Desa Babakan Madang merupakan ibukota
Kecamatan dikarenakan kantor Kecamatan dan kantor Kepolisian
(Polsek) berada di wilayah Desa Babakan Madang begitu pula dengan
adanya Pasar yang menjadi pusat pembelanjaan dari Desa-desa lainnya.
Adapun batas batas Administratif Desa Babakan Madang sebagai
berikut :

Sebelah Utara : Desa Hambalang Kecamatan Citeureup.


Sebelah Timur : Desa Sumur Batu Kecamatan Babakanmadang
Sebelah Selatan : Desa Cijayanti Kecamatan Babakanmadang
Sebelah Barat : Desa Citaringgul dan Desa Kadumanggu

KETERANGAN :
POSKO KKN
KANTOR DESA
LOKASI-LOKASI
PENGABDIAN

Gambar 3.1: Peta Desa Babakan Madang

29
Dilihat dari Topografi dan Kontur Tanah, Desa Babakan Madang
Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor secara umum berupa
Dataran Rendah yang berada pada ketinggian 350 - 600 M diatas
Permukaan Laut dengan Suhu Rata Rata berkisar 33 Derajat Celsius.

b. Luas Wilayah
Desa Babakan Madang merupakan Desa yang bertipologi daratan
dengan luas wilayah 238.375 Ha, yang terdiri dari :

1) Sawah : 10 Ha
2) Tanah Bukan Sawah
Pekarangan : 10 Ha
Tegal/ Kebun : 210,375 Ha
Lainnya : 8 Ha

Sawah

Pekarangan

Tegal
perkebunan
Hutan

Grafik 3.1: Luas wilayah dalam grafik

c. Sumber Daya Alam


- Perumahan
- Pertanian
- Peternakan

d. Orbitasi
Orbitasi dan Jarak Tempuh dari Ibu Kota Kecamatan 1 Km dengan
Waktu Tempuh 15 Menit dan dari Ibu Kota Kabupaten 30 Km
dengan Waktu Tempuh 60 Menit.

30
Desa Babakanmadang di apit dan dilalui oleh dua buah sungai
sedang yaitu Sungai / Kali Citaringgul di sebelah barat dan Sungai/kali
Cikeuruh/cibongas Citeureup di sebelah Utara dimana pada musim
hujan berdampak terjadinya banjir.

4. Struktur Penduduk
d. Keadaan Penduduk menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan Pemutahiran data pada bulan Januari 2014 Desa
Babanb kan Madang, mempunyai Jumlah Penduduk 9.137 Jiwa,
terdiri dari 4.511 jiwa Laki-laki dan 4.626 jiwa Perempuan yang
tersebar di setiap Rw dengan princian seebagaimana tabel berikut :

Nama Jumlah Penduduk


KK
RW Laki laki Perempuan Jumlah
RW. 01 1,420 1,215 2,635 602
RW. 02 625 955 1,580 466
RW.03 633 564 1,197 442
RW.04 879 812 1,691 473
RW.05 489 596 1,085 330
RW.06 465 484 949 135
Total 4.550 4.616 9.137 2.449
Tabel 3.2: Keadaan penduduk menurut jenis kelamin

3.000

2.500

2.000

1.500

1000

500

0
RW.01 RW.02 RW.03 RW.04 RW.05 RW.06

Grafik 3.2: Grafik jumlah penduduk tiap RW


31
NO USIA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 0-1 Tahun 187 216 403

2 1-5 Tahun 430 438 868

3 5-6 Tahun 443 447 890

4 7-12 Tahun 570 600 1170

5 13-15 Tahun 611 620 1231

6 16-21 Tahun 687 688 1375

7 22-45 Tahun 870 887 1757

8 46-59 Tahun 521 530 1051

9 >60 Tahun 192 200 392

Jumlah 4511 4626 9137

Tabel 3.3: Jumlah penduduk menurut umur

3.000

2.500

2.000

1.500

1.000

500

0 0-1 1-5 5-6 7-12 13-15 16-21 22-45 46-59 >60

Grafik 3.3: Grafik kelompok umur


e. Keadaan Penduduk Menurut Agama
Penduduk Desa Babakan Madang, mayoritas (90%) memeluk
agama Islam kecuali sebagian kecil (40 Kepala Keluarga) etnis cina di

32
sekitar Kelenteng Cen It Thien Kun yang menganut agama konghucu dan
sisanya memeluk agama kristen.

f. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian


Berdasarkan wawancara dengan kepala urusan kesejahteraan
mayasyarakat desa Babakan Madang, mayoritas penduduk desa
Babakan Madang bekerja sebagai wiraswasta khususnya yang
memanfaatkan kekayaan alam desa seperti tambang batu dan pasir,
kemudian petani garapan, pedagang dan sebagian lagi sebagai PNS,
khususnya yang berada di kawasan elit perumahan Victoria.

No Pekerjaan Jumlah

1 PNS 87 Orang
2 Pegawai Swasta 945 Orang
3 Wiraswasta 1.025 Orang
4 Pedagang 953 Orang
5 Tani 893 Orang
6 Pensiunan 64 Orang
Tabel 3.4: Jumlah pekerja di wilayah desa Babakan Madang

g. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Sudah sewajarnya apabila faktor ekonomi, mata pencaharian,


mempengaruhi bagaimana tingkat pendidikan atau juga berlaku
sebaliknya faktor tingkat pendidikan akan mempengaruhi bagaimana
kesejahteraan, kondisi ekonomi dan pola pikir masyarakat.
Kondisi masyarakat desa Babakan Madang memang sebagian
besarnya adalah masyarakat awam yang tidak tertalalu fokus terhadap
pendidikan, masyarakat lebih mementingkan untuk memikirkan
bagaimana agar mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal tersebut
memang sudah menjadi kebiasaan sejak dahulu. Meskipun demikian hal
tersebut sudah mulai terkikis dan masyarakat mulai mementingkan
pendidikan.

33
Pada sebagian Masyarakat yang sudah maju taraf berpikirnya
seperti di Perumaham Victoria (RW 5) dan Perumahan Griya Alam
Sentul (RW 6) tingkat pendidikan juga lebih tinggi dibanding RW-RW
lainnya. Jelasanya kondisi tersebut diuraikan dalam tabel dan grafik di
bawah ini

PENDIDIKAN JUMLAH
Sarjana 469
Diploma 485
SLTA/Sederajat 1587
SLTP/Sederajat 1449
Tamat SD/Sederajat 2734
Blm Tamat SD 2412
TOTAL 9137
Tabel 3.5: Tingkat pendidikan masyarakat desa Babakan Madang

3.000

2.500

2.000

1.500 RW1 RW 2 RW 3 RW4 RW5 RW6

Grafik 3.4: Tingkat Pendidikan per-RW

5. Sarana dan Prasarana


1.000

a. Sarana Pendidikan
Berdasarkan
500 data mutakhir dari kantor desa untuk sarana pedidikan
terdapat 1 buah taman bermain, 3 PAUD, 1 TK, 4 SD Negeri, 1 SD Swasta,
2 SLTP Swasta, 1 SMA Negeri, 1 SMA Swasta dan 1 Perpustakaan Desa.
0

Sarjana D3 SLTP SLTA SD TDK tmt SD


34
b. Sarana Kesehatan
Berdasarkan data mutakhir dari kantor desa mengenanai sarana
kesehatan, terdapat 1 buah puskesmas, 2 apotek, 1 klinik dan 11
Posyandu. Adapun tenaga kesehatan dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
No Uraian Jumlah
1 Dokter Umum 2
2 Dokter Gigi 1
3 Bidan Desa 1
4 Perawat 1
5 Sanitarian 1
6 TPG 1
7 Dokter Praktek 2
8 Bidan Praktek 3
Jumlah 12
Tabel 3.6: Sarana kesehatan di desa Babakan Madang

c. Sarana Ekonomi
Sarana dan prasarana perekonomian masyarakat Desa
Babakanmadang Kecamatan Babakanmadang terdiri dari :
- Bank : 3 Buah
- Koperasi : 3 Buah
- Pasar Tradisional : 1 Buah
- Bumdes : 1 Buah
- Industri Rumah Tangga : 3 Buah
- Warung Sembako : 268 Buah
- Pegadaian : 1 Buah
- UMKM : 4 Buah
- Mini Market : 5 Buah

d. Sarana Keamanan dan Ketertiban


dapun sarana prasarana keamana dan ketertiban desa Babakan
Madang terdiri daro 1 buah Pos Keamanan Desa, 9 Poskamling, 33 orang
anggota Linmas, dan 10 FKPM.
e. Sarana Prasarana Pemerintah Desa
No Jenis Sarana Prasarana Jumlah
1 Kantor Kepala Desa 1
2 Aula Serbaguna 1

35
3 Ruang Pelayanan 1
4 Sekretariat BPD 1
5 Sekretariat LPM 1
6 Sekretariat TP.PKK Desa 1
7 Mobil Siaga Desa 1
8 Kendaraan Roda Dua 3
9 Bumdes 1
Tabel 3.7: Sarana Prasarana Pemerintah Desa

f. Sarana Prasarana Keagamaan


No Jenis Sarana Prasarana Jumlah
1 Masjid Raya 1
2 Masjid Jami 8
3 Mushola 8
4 Majelis Talim 12
5 Pondok Pesantren 8
Tabel 3.8: Sarana Prasarana Keagamaan

g. Sarana Infrastruktur
Sarana Infrastruktur yang berupa jalan antara lain : jalan desa yang
merupakan akses menuju pasar dan tempat kerja belum semua diaspal
dan keadaanya banyak yang rusak. Jalan Gang untuk tiap Rw belum
semua di beton. Adapun perinciannya dapat dilihat dari tabel berikut :
No Sarana Infrastruktur Panjang/Jumlah
1 Jalan Kabupaten 3 Km
2 Jalan Desa Beton 350 M
3 Jalan Desa/Tenah 1.030 M
4 Jalan Lingkungan 8 Km
5 Jembatan Beton 3 Unit
6 Jembatan Bambu/Kayu 1 Unit
7 MCK Umum 3 Unit
Tabel 3.9: Sarana Infrastruktur

h. Sarana Irigasi
Sarana irigasi yang ada di desa Babakan Madang masih
mengandalkan musim, jika musim kemarau irigasi kering.
i. Sarana Telekomunikasi dan informasi
Dengan banyaknya telekomunikasi yang ada seperti telpon, telepon
genggam (HP), akses internet membuat komunikasi semakin lancar dan

36
mudah selain itu hampir semua keluarga telah memiliki televisi, radio,
komputer yang menjadikan pengetahuan mengikuti perkembangan
jaman semakin cepat, untuk saat ini Desa Babakan Madang memiliki
media email : Desa.Babakanmadang@gmail.com serta No Pelayanan
(021)87953568.

37
38
BAB IV
DESKRIPSI DAN HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN
A. Kerangka Pemecahan Masalah
Di dalam bab sebelumnya telah dipaparkan beberapa program kerja
yang telah kami rencanakan. Ada sebanyak enam paket program yang
telah kami rencanakan, diantaranya program pembinaan keislaman dan
pembentukkan karakter, pembinaan dan pengembangan pendidikan,
pemberdayaan keterampilan dan pengembangan ekonomi masyarakat,
pengembangan sains dan teknologi, pengadaan sarana-prasarana umum
dan bakti sosial, serta pelayanan umum dan penyuluhan kesehatan.
Secara keseluruhan kegiatan KKN Kelompok Al-Mustanir berjalan
dengan sangat baik. Namun terdapat beberapa kegiatan yang telah kami
rancang tetapi tidak dapat kami laksanakan. Hal ini dikarenakan dari
kondisi masyarakat yang kurang mendukung proses pengadaannya.
Meski demikian, dapat dikatakan hal tersebut tidak mengganggu proses
berjalannya program-program lainnya yang tetap dapat kami
laksanakan dengan lancar.

Program-program kerja yang hendak kami laksanakan di desa


Babakan Madang terbagi ke dalam dua kategori, yakni kegiatan yang
sifatnya pelayanan dan juga pemberdayaan. Namun untuk sebelum
merumuskan apa saja program yang selanjutnya akan dilaksanakan
kemudian, maka diperlukan adanya analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunities, dan Threats) agar dapat ditentukan secara terencana dan
matang program-program yang akan kami laksanakan di desa Babakan
Madang. Sebagaimana yang telah sedikit diulas pada bagian awal
pendahuluan, kami membagi kegiatan kami ke dalam enam paket

39
(bidang) kegiatan yang akan diulas dalam tabel analisis SWOT sebagai
berikut.

MATRIK SWOT 01. BIDANG KEAGAMAAN (KEISLAMAN)


Internal STRENGTH (s) WEAKNESS (w)
1. Masyarakat yang 1. Tidak semua
mayoritas masyarakat
beragama Islam bersikap terbuka
dan cukup terhadap
terbuka terhadap kedatangan
kedatangan mahasiswa,
mahasiswa, ataupun orang
terlebih lagi asing
mahasiswa UIN 2. Masih ada sebagian
2. Toleransi kecil masyarakat
masyarakat yang yang memegang
cukup tinggi adat yang cukup
3. Masyarakat yang kuat, sehingga
beragam (dari tidak mudah
berbagai daerah menerima hal-hal
karena banyak baru sekalipun hal
pendatang), tersebut
sehingga menjadi merupakan
cukup terbuka kebenaran
karena tidak 3. Pengaruh tokoh
Eksternal terikat dengan masyarakat yang
paham begitu disegani
primordial yang yang mendorong
terlalu kuat masyarakatnya
4. Rasa gotong untuk mengikuti
royong yang apa saja yang
dimiliki menjadi
masyarakat intruksinya untuk
5. Banyaknya tidak terbuka
majelis talim, terhadap
baik pengajian mahasiswa
ibu-ibu, bapak- 4. Pola pikir
bapak, maupun masyarakat yang
anak-anak menganggap
(TPQ) bahwa agama
6. Akses tempat hanyalah cukup
ibadah pada shalat, ngaji

40
(masjid/mushola (baca tulis Al-
) yang mudah Quran), puasa dan
dijangkau zakat saja.
5. Meski tidak susah
menemukan
tempat ibadah
(masjid dan
mushala), tetapi
kondisi jalan yang
rusak dan akses
angkutan umum
yang cukup lama
menjadi salah satu
penyebab malasnya
orang-orang untuk
bergerak
6. Ketidaktersediaann
ya air karena
sedang masa
kekeringan yang
cukup
berkepanjangan

OPPORTUNITI STRATEGY (SO) STRATEGY (WO)


ES (o)
1. Kedatangan 1. Menjaga setiap 1. Tidak melakukan
mahasiswa sikap dan segala pendekatan secara
KKN disana tindak-tanduk di agresif hingga
menjadi salah mana pun dan menggurui
satu pemacu kapan saja, masyarakat
bergeraknya termasuk ketika setempat
masyarakat, mengadakan 2. Menjaga sikap baik
karena mind rapat rutin di dalam maupun
set masyarakat kelompok. di luar lingkungan
yang menaruh 2. Bersosialisasi tempat tinggal
rasa hormat dengan 3. Mengikuti
terhadap masyarakat kegiatan-kegiatan
mahasiswa sekitar tempat yang ada, dan
2. Terbukanya tinggal dengan menggunakan
para tokoh berbagai cara, fasilitas yang telah
masyarakat seperti diberikan demi
yang mengikuti kelancaran

41
selanjutnya kegiatan- kegiatan
memudahkan kegiatan yang 4. Menjunjung
kami dalam diadakan pihak terjaganya
melakukan RT setempat, pergaulan antara
sosialisasi maupun laki-laki dan
maupun menawarkan diri perempuan yang
pendekatan untuk membantu ada di dalam
terhadap dalam kelompok KKN Al-
masyarakat pelaksanaan Mustanir
3. Kedekatan kegiatan tertentu 5. Tidak memaksakan
beberapa 3. Menerima setiap kehendak maupun
anggota KKN masukan, saran, pendapat.
(ketua dan dan kritik yang 6. Sering melakukan
humas) diberikan sosialisasi, diskusi,
dengan aparat masyarakat atau bahkan
desa setempat terhadap sekedar
4. Almamater kelompok kami, silahturahmi untuk
Islam yang baik itu atas mempermudah
dibawa, nama kelompok masuknya
menjadikan maupun individu program-program
masyarakat/to 4. Tidak terkait keislam ke
koh melakukan beberapa institusi
masyarakat pendekatan maupun pengajian
seperti secara agresif, setempat
ustad/ustadza melainkan secara
h memberi perlahan dan
kepercayaan konsisten
berupa
bantuan
beberapa
kendaraan
bermotor

THREATHS (T) STRATEGY (ST) STRATEGY (WT)


1. Pola pikir 1. Mengikuti 1. Melakukan
sebagian kecil aturan yang ada, pendekatan
masyarakat dengan tetap terutama terhadap
yang kurang melakukan anak-anak yang
peduli aktivitas ada di wilayah desa
terhadap sosialisasi hingga tersebut, demi
keagamaan diskusi, demi membangun
anak-anaknya menjaga tali kepercayaan

42
2. Faktor silahturahmi dan masyarakat
lingkungan membangun 2. Menjalankan dan
yang sangat kepercayaan di mengikuti agenda
cepat dan masyarakat maupun kegiatan
mudah 2. Menerima segala yang diadakan oleh
dipengaruhi masukan, saran pihak RT setempat
berbagai hal- hingga kritik 3. Memenuhi
hal negatif terhadap permintaan untuk
yang berasal kelompok KKN membantu
dari, baik itu Al- Mustanir mengajar di TPQ di
internet, 3. Mencoba wilayah tempat
televisi dan menciptakan tinggal, serta
berbagai media kegiatan bagi permintaan
lainnya anak-anak yang bantuan tak
3. Adat yang mampu terduga lainnya
sudah menanamkan jika terjangkau oleh
mengakar kuat keIslaman mahasiswa
yang dengan tidak 4. Tidak
membentuk meninggalkan menyalahkan adat
masyarakat teknologi sebagai yang sudah ada dan
menutup sarana mengakarkuat
masuknya 4. Mengikuti setiap atau bahkan
informasi baru kegiatan menggurui dalam
terkaiat keagamaan yang menyampaikan
keislaman dan ada, baik itu materi kultum
pendidikan berupa pengajian
karakter Islam maupun proses
ke wilayahnya belajar mengajar
4. Kondisi jalan yang ada di
yang terjal dan wilayah desa
berlubang setempat
5. Sedikit
anggota
kelompok
perempuan
yang bisa
mengendarai
kendaraan
sehingga
mengurangi
efisiensi waktu
perjalanan

43
Berdasarkan Matrik SWOT di atas, maka kelompok kami
menyusun program-program sebagai berikut.
a. Program Kultum bergilir rutin setiap bada Maghrib di
Mushala Al-Qalam
b. Pengajaran tahsin dan tilawah di Mushala Al-Qalam
c. Pelatihan Tilawatil Al-Quran (Qiraat-Mujawad) yang
dilaksanakan di SMA N 01 Babakan Madang
d. raining Motivasi dan Pembentukan karakter yang
dilaksanakan di SD N 03 Babakan Madang
Tabel 4.1: Matrik SWOT Bidang Keagamaan

MATRIK SWOT 02. BIDANG PENDIDIKAN


Internal STRENGTH (s) WEAKNESS (w)
1. Kepercayaan 1. Sebagian kecil
yang diberikan masyarakat yang
masyarakat desa masih memegang
Babakan Madang suatu paham yang
terhadap telah bertahan
kedatangan dan secara turun-
keterlibatan temurun, yakni
mahasiswa menolak
dalam kegiatan keberadaan
belajar-mengajar sekolah/institusi
2. Sebagian besar pendidikan formal
masyarakat yang 2. Sebagian kecil
terbuka terhadap masyarakat yang
hal-hal baru tertutup terhadap
3. Keberadaan perubahan maupun
beberapa kedatangan
institusi mahasiswa KKN
pendidikan yang 3. Kondisi jalan yang
cukup rusak (berlubang)
terjangkau 4. Jumlah alat
transportasi publik
yang masih jarang,
sehingga kerap kali
memperlambat
aktivitas atau
perjalanan menuju
ke sekolah-sekolah
Eksternal 5. Kendala ekonomi
(biaya), yang
menyebabkan tak

44
sedikit warga yang
beranggapan tidak
perlu bersekolah

OPPORTUNITI STRATEGY (SO) STRATEGY (WO)


ES (o)
1. Kepercayaan 1. Melakukan 1. Menjaga
dari berbagai berbagai kepercayaan
pihak yang ada pendekatan masyarakat yang
di beberapa terhadap sudah percaya
institusi beberapa pihak dengan kedatangan
pendidikan dari beberapa kami (almamater
baik formal institusi UIN)
maupun non pendidikan 2. Mengadakan
formal kepada formal (sekolah) kegiatan berbasis
mahasiswa. yang menjadi pendidikan yang
Sehingga fokus kerja menunjang
memudahkan kelompok KKN kreativitas anak-
proses kami anak di wilayah
berjalannya 2. Mencari info Malimping
program kerja sebanyak- 3. Senantiasa
yang hendak banyaknya mengikuti berbagai
dilaksanakan mengenai agenda dan
di bidang kondisi sekolah, kegiatan yang
pendidikan terutama sekolah diselenggarakan,
2. Kendala yang masih guna mempererat
ekonomi yang mengalami silahturahim, dan
sebelumnya kekurangan mampu mendapat
menjadi salah pengajar kepercayaan para
satu alasan 3. Membantu tokoh setempat.
penghambat kegiatan belajar
tidak mengajar dan
sekolahnya juga kegiatan
anak-anak, bimbingan
menjadi belajar di luar
peluang bagi sekolah
kami, dalam 4. Mengikuti
pengadaan kegiatan
program pengajian rutin
bimbingan di wilayah dusun
belajar di luar Malimping
sekolah untuk

45
3. Banyaknya membangun
anak-anak kepercayaan
yang senang masyarakat dan
mendatangi juga
mahasiswa mensosialisasika
KKN, sehingga n program-
memudahkan program
kami dalam kelompok KKN
mensosialisasi
kan berbagai
program
terkait
pendidikan
kepada para
orang tua
(warga)
4. Kondisi
kelompok
KKN, yang
bertempat
tinggal di salah
satu ketua
RW di
wilayah desa
Babakan
Madang, yakni
RW 06,
menjadi
penunjang
kami dalam
mendapat
informasi
seputar warga
sekitar,
karakteristik
masyarakat
dan juga adat
dan kebiasaan
yang ada. Hal
ini juga turut
membantu
dalam

46
membangun
kepercayaan
masyarakat
terhadap
keberadaan
kami selama
sebulan
semakin kuat
THREATS (T) STRATEGY (ST) STRATEGY (WT)
1. Kondisi 1. Berusaha 1. Membangun rasa
sebagian kecil membaur dengan percaya diri anak-
anak-anak siapa saja, anak yang ada di
yang memiliki terutama anak- dusun Malimping
gap satu sama anak 2. Memberikan
lain 2. Menciptakan motivasi-motivasi
2. Sebagian kecil suasana kegiatan selama melakukan
orang tua yang bimbingan sosialisasi maupun
belum percaya belajar di luar kegiatan belajar
terhadap sekolah mengajar di luar
keberadaan semenarik sekolah
mahasiswa mungkin 3. Selalu
berkoordinasi
dalam berbagai
kegiatan yang
berkaitan dengan
masyarakat, dan
menyampaikan
secara apa adanya
problem-problem
yang dihadapi
anggota kelompok
KKN (terutama
terbuka terhadap
tokoh-tokoh
masyarakat dan
juga aparat desa
setempat)
Berdasarkan Matrik SWOT di atas, maka kelompok kami
menyusun program-program sebagai berikut.
a. Ikut serta mengajar ke beberapa sekolah di wilayah Babakan
Madang, diantaranya SD N 01 Babakan Madang, MD
Hidayatul Mutaalimin, MD Hidayatushoheh

47
b. Bimbingan belajar di luar sekolah setiap bada magrib
c. Pelatihan bahasa Inggris
d. Pentas Seni Remaja Kreatif
Tabel 4.2: Matrik SWOT Bidang Pendidikan

MATRIK SWOT 03 DI BIDANG PENGEMBANGAN


EKONOMI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Internal STRENGTH (s) WEAKNESS (w)
1. Kemauan gotong 1. Adanya tingkat
royong sebagian individualis di
besar masyarakat sebagian kecil
yang cukup tinggi masyarakat,
2. Tingkat akibat
pendidikan yang banyaknya
berbeda-beda yang pendatang dan
membuat masyarakat
masyarakat saling yang
melengkapi peran merupakan
sosialnya masing- masyarakat
masing urban
3. Keterbukaan 2. Kendala
masyarakat ekonomi, tidak
terhadap sedikit
mahasiswa KKN masyarakat
yang bekerja
serabutan
3. Rendahnya
tingkat
pendidikan
yang dienyam
sebagian besar
masyarakat di
wilayah
Malimping
4. Bergantungnya
masyarakat
pada sektor
industri
5. Rendahnya
perhatian
masyarakat
Eksternal terhadap
pentingnya

48
pendidikan
bagi anak-anak

OPPORTUNITIES STRATEGY (SO) STRATEGY


(o) (WO)
1. Banyak anak- 1. Rutin dalam 1. Melakukan
anak yang mengikuti kegiatan pendekatan
senang bermain yang ada di dengan tidak
bersama masyarakat, seperti terlalu agresif
mahasiswa pengajian dsb sehingga
KKN, hal ini 2. Melakukan cenderung
dimanfaatkan pendekatan dengan menggurui
untuk tidak terlalu agresif masyarakat
membangun dan menjelaskan 2. Berusaha
kepercayaan di secara jelas visi belajar terlebih
masyarakat misi kegiatan KKN dahulu
2. Kedekatan kami bagaimana
dengan anak- 3. Senantiasa karakter
anak dan memberikan masyarakat di
remaja, bantuan, yakni awal
memudahkan semisal kurangnya kedatangan di
kami dalam tenaga pengajar wilayah KKN
menjalankan pada sekolah 3. Membangun
program- dimana kami kepercayaan
program mengadakan masyarakat
pengembangan program kerja dengan
kreativitas berbasis mengikuti
remaja pengembangan kegiatan yang
3. Akses antara kreativitas demi ada di
tempat tinggal mewujudkan masyarakat,
dan dusun pemberdayaan seperti
Malimping ekonomi pengajian rutin
terjangkau, baik masyarakat dan sebagainya
menggunakan 4. Sesekali menginap 4. Membuat
kendaraan roda di rumah program yang
dua maupun penduduk di menarik bagi
dengan jalan wilayah Malimping remaja
kaki (Karena kelompok setempat, yang
4. Kepercayaan KKN kami tinggal masih
yang diberikan di luar wilayah berorientasi
pihak sekolah Malimping yang selepas lulus
yang menjadi menjadi fokus kerja langsung

49
fokus kerja kami kami yang utama) bekerja di
pabrik, dengan
kegiatan yang
memancing
daya
kreativitas
namun dengan
biaya yang
terjangkau
THREATS (T) STRATEGY (ST) STRATEGY
(WT)
1. Tidak semua 1. Tetap menjalan 1. Tetap menjalan
masyarakat mau kegiatan yang telah kegiatan yang
menerima direncanakan telah
masukan setelah melakukan direncanakan
maupun pemilihan sasaran setelah
program yang dan target dengan melakukan
dibawa tepat pemilihan
mahasiswa, 2. Membagi peserta sasaran dan
yakni dengan ke dalam target dengan
memilih tidak kelompok- tepat
mengikutinya kelompok untuk 2. Mengikuti
2. Keterbatasan dikerjakan secara kegiatan yang
bahan yang bersama-sama ada di wilayah
dibawa ke 3. Membagi tugas sasaran dan
tempat KKN, sebagian kelompok target program
dengan jumlah KKN untuk tetap pengembangan
peserta yang menjalankan kreativitas
jauh lebih agenda yang ada di remaja dengan
banyak daripada wilayah tempat tujuan
bahan yang telah tinggal, dan juga memudahkan
disediakan yang ada di mensosialisasik
3. Waktu yang wilayah Malimping an tujuan
harus dibagi 4. Senantiasa program, serta
sebaik mungkin, meminta pendapat memasukkan
sebab seringkali dan masukan dari beberapa
bertabrakan tokoh masyarakat pemahaman
dengan agenda setempat sebelum terkait
yang ada di mengeksekusi pentingnya
wilayah tempat program yang pendidikan
tinggal hendak dijalankan 3. Menjadikan
tokoh-tokoh

50
setempat
sebagai acuan
tanpa maksud
menggurui dsb

Berdasarkan Matrik SWOT di atas, maka kelompok kami


menyusun program-program sebagai berikut.
a. Seminar Kewirausahaan yang dilaksanakan pada 8 Agustus
2015 di SMA N 01 Babakan Madang
b. Pelatihan membuat kerajinan tangan bross berbahan dasar
kain perca
c. Pelatihan membuat cermin hias menggunakan kain flannel
Tabel 4.3: Matrik SWOT Bidang Pengembangan Ekonomi dan Pemberdayaan
Masyarakat

MATRIK SWOT 04 BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI


Internal STRENGTH (s) WEAKNESS
(w)
1. Fasilitas yang ada 1. Tidak banyak
di sekolah yang siswa yang
menjadi fokus kerja ikut secara
kami cukup konsisten
Eksternal memadai 2. Waktu yang
2. Adanya kemauan kurang
dari siswa-siswa di mendukung,
sekolah yang sering
menjadi fokus kerja berbentrokan
kegiatan kami dengan jam
3. Pihak sekolah yang pelajaran atau
memberikan banyak yang
dukungan serta lebih memilih
kepercayaan dalam untuk pulang
melaksanakan ke rumah
program maupun
menggunakan
fasilitas yang telah
disediakan pihak
sekolah

OPPORTUNITIES STRATEGY (SO) STRATEGY


(o) (WO)
1. Kepercayaan 1. Mensosialisasikan 1. Membuat
yang diberikan program-program kegiatan yang

51
dari pihak melalui berbagai diselenggaraka
sekolah dalam acara yang n semenarik
mengadakan diadakan maupun mungkin
program- melalui pendekatan 2. Memfasilitasi
program dan secara personal beberapa
juga fasilitas terhadap siswa dari siswa yang
yang telah sekolah yang tidak memiliki
disediakan menjadi fokus kerja fasilitas seperti
2. Bantuan kami komputer
kendaraan yang 2. Mengajak siswa- laptop dengan
dipinjamkan siswa yang tinggal laptop dari
dari beberapa di wilayah dimana kelompok
tokoh kami tinggal untuk KKN kami
masyarakat di ikut bersama dalam 3. Mencari bahan
wilayah tempat program bimbingan latihan yang
tinggal yang belajar di luar jam sesuai dengan
memudahkan sekolah minat dan
kami selama 3. Memafaatkan dan ketertarikan
menjalankan menggunakan siswa-siswa
berbagai kendaraan 4. Mengadakan
program di bermotor yang acara yang
sekolah tempat dipercayakan untuk dapat
fokus kerja KKN kami gunakan mendorong
3. Beberapa siswa dengan sebaik- berkembangny
yang dekat baiknya a pengetahuan
dengan kami, mengenai
sehingga teknologi
senantiasa informasi
memberikan secara baik
bantuan dan benar
maupun melalui
informasi terkait seminar atau
kegiatan- penyuluhan
kegiatan yang
ada di sekolah
dimana kami
menjalankan
program kerja
KKN

THREATHS (T) STRATEGY (ST) STRATEGY


(WT)

52
1. Semakin 1. Terus menjaga 1. Terus menjaga
sedikitnya kegiatan pelatihan kegiatan
peserta / siswa yang hendak pelatihan yang
yang mengikuti dilaksanakan tetap hendak
kegiatan berlangsung meski dilaksanakan
dikarenakan hanya dihadiri agar tetap
berbagai alasan, sedikit berlangsung
seperti bentrok peserta/siswa meski hanya
dengan jam 2. Meminjamkan dihadiri
pelajaran/ ekstra fasilitas laptop sedikit
kurikuler/jam kepada peserta peserta/siswa
pulang sekolah 2. Meminjamkan
2. Kurangnya fasilitas
komputer/lapto berupa laptop
p yang kepada peserta
dibutuhkan
dalam
mengeksekusi
program yang
hendak
dilaksanakan
3. Padatnya
kegiatan
sebagian besar
siswa-siswa di
sekolah yang
menjadi fokus
kerja kami,
karena
bertepatan
dengan hari
Sabtu (Hari
libur/Hari
dimana hanya
diisi dengan
kegiatan
ekstrakurikuler)

Berdasarkan Matrik SWOT di atas, maka kelompok kami


menyusun program-program sebagai berikut.
a. Pelatihan desain grafis
b. Penyuluhan Internet Positif
Tabel 4.4: Matrik SWOT Bidang Sains dan Teknologi
53
MATRIK SWOT 05 DI BIDANG SOSIAL: PENGADAAN
SARANA DAN PRASARANA UMUM
Internal STRENGTH (s) WEAKNESS (w)
1. Dukungan dari 1. Sulitnya
pihak kepala desa mengukur
atas program yang seberapa tepat
kami usung sasaran dan
Eksternal 2. Jarak dusun target
Malimping yang pembangunan
menjadi sasaran fisik tersebut
program kerja yang
pembangunan fisik disebabkan
yang cukup berbagai hal,
terjangkau dari seperti
wilayah tempat berbedanya
tinggal kami orientasi
antara pihak
warga desa
dengan
kelompok
KKN
2. Kendala
ekonomi
(biaya)
pembangunan
fisik yang
diperlukan
dalam jumlah
yang cukup
besar

OPPORTUNITIES STRATEGY (SO) STRATEGY


(o) (WO)
1. Kepercayaan 1. Melakukan 1. Senantiasa
yang didapatkan pendekatan melakukan
kelompok KKN terhadap tokoh- pendekatan
dari beberapa tooh masyarakat terhadap para
tokoh yang menjadi target tokoh
masyarakat dan sasaran masyarakat
setempat, program setempat,
seperti ustad pembangunan fisik terutama

54
dsb. Sehingga yang hendak kami masyarakat itu
memudahkan laksanakan sendiri, sebagai
kami dalam 2. Meminta saran, pihak yang
menjelaskan kritik serta lebih
program- masukan dari para mengetahui
program kepada tokoh setempat bagaimana
masyarakat terkait program- kondisi
2. Kondisi desa program yang lingkungan
yang sedang hendak tempat
mengalami masa dilaksanakan tinggalnya
kekeringan 3. Melakukan serta urgenitas
selama beberapa koordinasi secara pembangunan
bulan. terintegrasi antara yang hendak
3. warga masyarakat, dilaksanakan
tokoh serta dosen 2. Meminta
pembimbing saran, kritik
terkait urgenitas serta masukan
pembangunan fisik dari para tokoh
yang hendak masyarakat
dilaksanakan setempat
terkait
program-
program yang
hendak
dilaksanakan
terutama yang
berkaitan
dengan
pembangunan
fisik
3. Mencari
berbagai
informasi yang
dapat
menunjang
berjalannya
program
pembangunan
fisik dan juga
bantuan yang
hendak
diberikan

55
mahasiswa
KKN
THREATHS (T) STRATEGY (ST) STRATEGY
(WT)
1. Perbedaan 1. Tidak memaksakan 1. Tidak
pandangan kehendak atas memaksakan
antara program kerja yang kehendak atas
mahasiswa dan telah dicanangkan program kerja
juga masyarakat mahasiswa dengan yang telah
setempat dalam pandangan yang dicanangkan
melihat suatu ada di masyarakat mahasiswa
masalah, atau 2. Tetap mengikuti dengan
dengan kata lain dan menghormati pandangan
ketika segala keputusan yang ada di
mahasiswa yang telah masyarakat
melihat suatu dimusyawarahkan 2. Tetap
kondisi yang ada bersama, terkait mengikuti dan
di masyarakat ketidak sesuaian menghormati
merupakan program yang segala
masalah yang hendak keputusan
harus dilaksanakan yang telah
diselesaikan, 3. Senantiasa dimusyawarah
justru warga meminta kritik, kan bersama,
setempat masukan serta terkait ketidak
berpandangan saran sebelum sesuaian
sebaliknya. mengeksekusi program yang
Sehingga, program yang hendak
program yang hendak dilaksanakan
sudah dilaksanakan 3. Senantiasa
direncanakan meminta
tidak mungkin kritik,
untuk masukan serta
dipaksakan saran sebelum
dieksekusi mengeksekusi
2. Kondisi program yang
masyarakat yang hendak
lebih melihat dilaksanakan
pentingnya
pemberian
bantuan berupa
layanan,
ketimbang

56
pemberdayaan
maupun
pembangunan
yang sejatinya
bisa
memberikan
manfaat di masa
depan
3. Waktu
pelaksanaan
KKN yang hanya
sekitar 30 hari
yang sangat sulit
untuk benar-
benar bisa
menentukan
ketepatan
sasaran
pembangunan
fisik yang
hendak
dilaksanakan
Berdasarkan Matrik SWOT di atas, maka kelompok kami
menyusun program-program sebagai berikut.
a. Gotong royong bersama warga membangun Sarana
Penampungan air di wilayah Malimping
b. Gotong royong bersama warga membangun jalan lingkar
Babakan Madang
c. Pengadaan perpustakaan atau taman bacaan di Mushola Al-
Qalam
d. Pengadaan plang (arah penunjuk jalan)
Tabel 4.5: Matrik SWOT Bidang Pengadaan Sarana dan Prasarana Umum

B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat

1. Kultum Bergilir
Bidang Keagamaan
Program Pembinaan keislaman dan pendidikan
karakter
Nomor Kegiatan 01

57
Nama Kegiatan Kultum rutin bergilir
Tempat, tanggal Mushola Al-Qalam, 7 - 28 Agustus 2015
Lama pelaksanaan 5-10 menit
Tim pelaksana Fahrul, Febri, Ridhoi, Sandika, Rahman,
Rudini
Tujuan Berpartisipasi dalam kegiatan di Griya
Alam Sentul selama kurang lebih satu
bulan.
Sasaran Warga Blok B, RT 02 Griya Alam Sentul
Target 10 Warga Blok B, RT 02 Griya Alam
Sentul mengetahui keberadaan
mahasiswa KKN
Deskripsi kegiatan Keterbatasan kegiatan di Mushola yang
ada di wilayah Blok B Griya Alam Sentul,
menjadi tantangan tersendiri bagi kami
mahasiswa UIN Jakarta, dimana kami
datang di sini dengan membawa satu
identitas yang sangat jelas dan kuat,
ISLAM. Oleh karena itu, ketika melihat
kondisi demikian, sesuai dengan
perencanaan kegiatan yang memang telah
kami rancang sebelumnya, kami eksekusi
di mushola Al-Qalam ini. Setiap bada
maghrib tepatnya, kami, anggota KKN
laki-laki secara bergilir mengisi kultum di
sana.

Hasil Sebanyak 40 orang warga Blok B RT 02

58
Griya Alam Sentul mengetahui
keberadaan mahasiswa KKN
Keberlanjutan Dikarenakan program ini hanya
program dilakukan oleh mahasiswa hanya selama
KKN berjalan, jadi kegiatan ini tidak
mengalami keberlanjutan oleh
masyarakat.
Tabel 4.6: Bentuk dan hasil kegiatan kultum bergilir
2. Kegiatan Belajar Mengajar di TPA Al-Qalam
Bidang Keagamaan
Program Pembinaan Keislaman dan Pendidikan
Karakter
Nomor Kegiatan 02
Nama Kegiatan Kegiatan belajar mengajar di TPA Al-
Qalam
Tempat, tanggal Mushola Al-Qalam, 6 28 Agustus 2015
Lama pelaksanaan 60 menit
Tim pelaksana Hikmah, Fitriana, Ayu, Naba, Adel,
Rudini, Febri.
Tujuan Membantu kegiatan belajar mengajar di
TPA Al-Qalam
Sasaran Anak-anak dan remaja di wilayah blok B
RT 02 Griya Alam Sentul
Target 10 anak bisa membaca huruf hijayyah,
dan remaja menambah hafalan QS. Asy-
Syams
Deskripsi kegiatan Sebagaimana yang telah disinggung di
atas, kami mendapat kepercayaan atau

59
lebih tepatnya amanah untuk mengajar
anak-anak yang mengaji di TPA Al-
Qalam. Kegiatan tersebut dilaksanakan
setiap hari Senin hingga Jumat, pukul
16.00. Setiap Senin sampai dengan Rabu,
materi yang diberikan adalah pengajaran
tahsin, tajwid, maupun hafalan surat-
surat serta melanjutkan bacaan Al-
Quran maupun Iqra masing-masing.
Sementara untuk hari Kamis serta Jumat
materi yang disampaikan adalah terkait
materi-materi Islam, yang bentuk
kemasan penyampaiannya diserahkan
kepada kami, baik berupa penyampaian
seperti cerita, nyanyian, yel-yel tepuk,
maupun games.

Hasil 10 anak dapat membaca huruf hijayyah


dengan baik dan benar, 5 remaja putri
hafal QS. Asy-Syams ayat 1-10
Keberlanjutan Program ini hanya berjalan selama
program mahasiswa KKN sehingga kini program
tersebut tidak ada keberlanjutannya.
Tabel 4.7: Bentuk dan hasil kegiatan berlajar mengajar di TPA Al-Qalam

3. Pelatihan Tilawatil Al-Quran (Qiraat-Mujawad)

Bidang Keagamaan
Program Pembinaan Keislaman dan Pendidikan

60
Karakter
Nomor Kegiatan 03
Nama Kegiatan Pelatihan Tilawatil Al-Quran (Qiraat-
Mujawad)
Tempat, tanggal SMA N 01 Babakan Madang, 14, 21, dan 28
Agustus 2015
Lama pelaksanaan 45-60 menit
Tim pelaksana Febri, Fahrul
Tujuan Mengenalkan apa itu tilawatil Quran
Sasaran Siswa SMA N 01 Babakan Madang
Target 10 siswa mengenal apa itu tilawatil Quran
Deskripsi kegiatan Pelatihan ini diadakan di SMA N 01
Babakan Madang dikarenakan sebagai
bentuk tanggung jawab atas kemampuan
anggota yang kami miliki. Keberadaan
ekstrakurikuler rohis SMA yang bisa
dikatakan cukup maju dan aktif, sungguh
amat sayang jika tidak diisi dengan
kegiatan yang mampu memicu keluarnya
potensi-potensi siswa-siswi SMA N 01
Babakan Madang dalam kemampuan
tilawatil Al-Quran. Terlebih lagi, dengan
waktu yang lebih longgar, dimana mereka
tidak mengikuti kegiatan belajar
mengajar secara penuh di sekolah,
sehingga mereka dapat mengikuti
program yang memang kami canangkan
bagi siswa SMA tersebut.

61
Hasil 2 siswa bisa membaca teknik dasar
tilawatil Quran
Keberlanjutan Program ini tidak ada keberlanjutan
program dikarenakan kendala lokasi dan tidak
adanya SDM yang meneruskannya.
Tabel 4.8: Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelatihan Tilawatil Al-Quran

Gambar 4.1: Kegiatan Pelatihan tilawatil Al-Quran


4. Training Motivasi

Gambar 4.2: Training Motivasi

Bidang Keagamaan
Program Penanaman Keislaman dan pendidikan
karakter
Nomor Kegiatan 04
Nama Kegiatan Training motivasi
Tempat, tanggal SDN 03 Babakan Madang, 14 Agustus
2015

62
Lama pelaksanaan 60 menit
Tim pelaksana Semua anggota KKN Al-Mustanir
Tujuan Memberikan motivasi melanjutkan
sekolah ke jenjang berikutnya
Sasaran Siswa SDN 03 Babakan Madang
Target 20 anak termotivasi melanjutkan ke
jenjang sekolah berikutnya.
Deskripsi kegiatan Acara yang dilaksanakan sekitar satu
minggu setelah seminar kewirausahaan
ini, bisa dibilang berhasil pula meraih
kesuksesan acara. Kegiatan yang
diperuntukkan bagi siswa kelas IV, V,
dan VI saja ini begitu diminati oleh
mereka. Hal itu terlihat dari bagaimana
semangat mereka tatkala pembicara
menyampaikan materi. Melalui kegiatan
semacam ini, diharapkan dapat
memotivasi siswa-siswi SD N 03 Babakan
Madang dalam menambah semangat
belajar dan berbakti kepada orang tua,
kapan dan dimana saja. Sehingga
mendorong mereka untuk tidak hanya
berprestasi di dunia, tetapi juga mampu
meraih prestasi akhirat nanti. Saking
antusiasnya, bahkan tak sedikit anak-
anak yang berdiri di depan pintu dan
mengintip-ngintip lewat jendela untuk
menyaksikan acara tersebut.

63
Hasil 5 anak termotivasi untuk melanjutkan
sekolah menengah pertama (SMP)
Keberlanjutan Program ini termasuk program yang
program sifatnya acara sehingga belum ada
keberlanjutan dari program ini
Tabel 4.9: Bentuk dan hasil kegiatan Training Motivasi

5. Kegiatan Belajar Mengajar di beberapa Sekolah di Babakan


Madang

Gambar 4.3: Kegiatan Belajar Mengajar di SD N 01 Babakan Madang

Gambar 4.4: Kegiatan Belajar Mengajar di Madrasah Diniyah Mutaalimin

Bidang Pendidikan
Program Pembinaan dan Pengembangan
Pendidikan
Nomor Kegiatan 05
Nama Kegiatan Membantu kegiatan belajar mengajar di
beberapa sekolah di Desa Babakan

64
Madang
Tempat, tanggal Babakan Madang, 5-27 Agustus 2015
Lama pelaksanaan Satu bulan
Tim pelaksana Ridhoi, Sandika, Rudini, Hikmah,
Fitriana, Ayu, Rahman, Tri wahyudi
Tujuan Membantu KBM di beberapa sekolah
yang masih kekurangan tenaga pengajar
Sasaran SDN 01 Babakan Madang, MD Hidayatul
Mutaalimin, MD Hidayatushoheh
Target Masyarakat dusun Malimping
mengetahui keberadaan mahasiswa yang
sedang KKN
Deskripsi kegiatan Kegiatan belajar mengajar ini dilakukan
dalam rangka membantu beberapa
sekolah yang memang sedang dalam
kondisi membutuhkan bantuan pengajar.
Beberapa sekolah diantaranya masih
berada dalam kondisi yang bisa dikatakan
kurang layak sebagai tempat untuk
menimba ilmu. Namun demikian
semangat yang senantiasa ditunjukkan
oleh siswa-siswi senantiasa menjadi
penyemangat diri dalam mencari ilmu,
meski kondisi fisik maupun fasilitas yang
kurang memadai.
Hasil Tim KKN mengetahui MD
Hidayatushoheh dan MD Hidayatul
Mutaalimin lah yang dalam kondisi ini

65
paling membutuhkan bantuan pengajar
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut dikarenakan
program tidak adanya anggota yang melanjutkan
kegiatan tersebut disana.
Tabel 4.10: Bentuk dan hasil kegiatan belajar mengajar di beberapa sekolah
dasar Babakan Madang
6. Bimbingan Belajar di luar jam sekolah

Gambar 4.5: Kegiatan Bimbingan Belajar bada maghrib di Blok B Griya Alam
Sentul
Di basecamp anggota laki-laki

Gambar 4.6: Kegiatan Bimbingan Belajar bada maghrib di Blok B Griya Alam
Sentul di basecamp anggota perempuan

dang Pendidikan
Program Pembinaan dan Pengembangan
Pendidikan
Nomor Kegiatan 06
Nama Kegiatan Bimbingan Belajar di luar jam sekolah
Tempat, tanggal Babakan Madang, 11-26 Agustus 2015
Lama pelaksanaan Satu bulan

66
Tim pelaksana Naba, Adel, Fitriana, Rudini, Rahman,
Sandika, Ridhoi
Tujuan Membantu anak-anak di wilayah Griya
alam sentul blok b RT 02, serta
pendekatan terhadap warga
Sasaran Anak-anak yang tinggal di wilayah Blok B
RT 02 Griya Alam Sentul
Target Warga Babakan Madang mengetahui
keberadaan mahasiswa KKN UIN Jkt
Deskripsi kegiatan Kegiatan bimbingan belajar merupakan
salah satu kegiatan rutin yang kami
lakukan, khususnya di wilayah Blok Griya
Alam Sentul. Kegiatan ini dilaksanakan
setiap bada maghrib, sesuai kesepakatan
dengan anak-anak yang kita ajarkan, akan
tetapi tak jarang di luar waktu tersebut,
ketika ada waktu maka anak-anak tak
segan untuk datang ke tempat tinggal
kami untuk menanyakan beberapa
kesulitan pelajaran yang mereka hadapi.

Hasil Tim KKN mengetahui MD


Hidayatushoheh dan MD Hidayatul
Mutaalimin lah yang dalam kondisi ini
paling membutuhkan bantuan pengajar,
10 orang warga dusun Malimping
mengetahui keberadaan ahasiswa KKN
Uin Jkt

67
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut dikarenakan
program tidak adanya anggota yang melanjutkan
kegiatan tersebut disana.
Tabel 4.11: Bentuk dan hasil kegiatan bimbingan belajar di luar jam sekolah

7. Pengajaran dan Pelatihan Bahasa Inggris

Gambar 4.7: Kegiatan pelatihan Bahasa Inggris

Bidang Pendidikan
Program Pembinaan dan Pengembangan
Pendidikan
Nomor Kegiatan 07
Nama Kegiatan Pengajaran dan Pelatihan Bahasa Inggris
Tempat, tanggal SMA N 01 Babakan Madang, 13, 20, 27
Agustus 2015
Lama pelaksanaan 90 menit
Tim pelaksana Naba, Adel, Rahman, Ayu
Tujuan Mengenalkan bahasa Inggris dalam
perkenalan diri
Sasaran Siswa-siswi SMA N 01 Babakan Madang
Target 5 siswa berani mengenalkan diri
menggunakan bahasa Inggris
Deskripsi kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan selama

68
seminggu sekali setiap hari Kamis, pukul
15.00. Dalam pelaksanaan kegiatan ini,
kami menggunakan beberapa metode
belajar yang berbeda-beda. Diantaranya
adalah dengan meminta mereka
mengenalkan diri masing-masing dengan
menggunakan bahasa Inggirs, serta
mengadakan acara menonton film
bersama kemudian setelah itu mereka
menceritakan kembali film tersebut. Satu
hal yang membuat berbeda adalah,
mereka menonton film berbahasa Inggris
subtitle bahasa Inggris.
Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan
siswa-siswi mampu menangkap
bagaimana penggunaan bahasa Inggris
dalam kehidupan sehari-hari, dan hal
tersebut dapat dilihat dari bagaimana
mereka dapat menceritakan kembali
cerita film yang telah disaksikan serta
kemudian menyampaikan nilai moral apa
yang terdapat di dalam film tersebut. Film
yang kami saksikan ketika itu adalah Big
Hiro 6
Hasil Sebanyak 10 anak berani berbicara
menggunakan bahasa Inggris dalam
melakukan perkenalan diri
Keberlanjutan Program ini masih berlanjut dikarenakan

69
program English Club merupakan program sekolah
yang sebelumnya sudah berjalan.
Tabel 4.12: Bentuk dan hasil kegiatan pelatihan Bahasa Inggris

8. Pentas Seni Remaja Kreatif

Bidang Pendidikan
Program Pembinaan dan Pengembangan
Pendidikan
Nomor Kegiatan 08
Nama Kegiatan Pentas Seni Remaja Kreatif
Tempat, tanggal Perumahan Griya Alam Sentul Blok B, RT
02, 29 Agustus 2015
Lama pelaksanaan 120 menit
Tim pelaksana Seluruh anggota KKN Al-Mustanir dan
warga setempat
Tujuan Mengisi acara yang diadakan oleh warga
setempat
Sasaran Anak-anak yang tinggal di wilayah Blok B
RT 02, Griya Alam Sentul
Target Mewadahi 20 anak yang akan
menampilkan kemampuannya dalam
bidang seni
Deskripsi kegiatan Acara ini dilaksanakan pada 29 Agustus
2015 pukul 20.00 tepat. Pada mulanya
acara ini merupakan hasil kelanjutan dari
serangkaian acara 17 Agustus dimana
malam pentas ini merupakan malam
pembagian hadiah bagi para pemenang

70
lomba-lomba sebelumnya. Dalam
kesempatan ini, tim Al-Mustanir
mendapat suatu kehormatan karena
dipercaya untuk mengelola acara tersebut
dari awal hingga akhir, dan tentu saja
dengan dukungan penuh warga yang
senantiasa memfasilitasi kami semua
dalam beraktivitas.
Terdapat berbagai macam penampilan
yang ditampilkan dalam acara tersebut.
Dimulai dari ceramah yang disampaikan
oleh saudari Futri Asty, warga terlihat
khidmat mendengarkan materi yang
disampaikan secara ringan namun tetap
dapat menggugah para pendengar di atas
terkait dengan bahasan kematian. Setelah
penampilan hasil didikan Rahman Jamil
ini selesai, kemudian dilanjutkan dengan
penampilan menyanyi pertama yang
dibawakan oleh salah satu anggota KKN
Al-Mustanir, Sandika, serta dilanjutkan
dengan berbagai rangkaian acara seperti,
pembacaan puisi yang dibawakan oleh
Rudini dan juga ketiga anak didiknya
yang telah dilatih, Kristin, Kristina, dan
juga Sekar.
Hasil Sebanyak 30 anak berani tampil di
panggung

71
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut dikarenakan
program merupakan acara tahunan di lingkungan
warga setempat, dikarenakan harus
kembalinya kami ke wilayah asal masing-
masing setelah KKN
Tabel 4.13: Bentuk dan hasil kegiatan Pentas Seni Remaja Kreatif

Gambar 4.8: Penampilan musikalisasi puisi

Gambar 4.9: Penampilan drama (kiri), penampilan tim qasidah (kanan)

Gambar 4.10: Suasana ketika acara pentas seni berlangsung (kiri) dan juga
penutupan dari kepala desa Babakan Madang (kanan)

72
9. Seminar Kewirausahaan yang dilaksanakan pada 8 Agustus 2015
di SMA N 01 Babakan Madang
Bidang Ekonomi
Program Pengembangan Keterampilan dan
Pengembangan Ekonomi
Nomor Kegiatan 09
Nama Kegiatan Seminar Kewirausahaan
Tempat, tanggal SMA N 01 Babakan Madang, 8 Agustus
2015
Lama pelaksanaan 120 menit
Tim pelaksana Seluruh anggota KKN Al-Mustanir dan
warga setempat
Tujuan Mengenalkan apa itu wirausaha
Sasaran Siswa-siswi SMA N 01 Babakan Madang
Target 5 anak termotivasi untuk melanjutkan
kuliah, dan mengenal apa itu wirausaha
Deskripsi kegiatan Seminar kewirausahaan ini dilaksanakan
atas salah satu gagasan anggota kami,
Ridhoi. Sebagaimana yang menjadi
pembahasan sebelumnya, yakni dalam hal
permasalahan, dimana salah satunya
adalah gaya hidup masyarakat yang
konsumtif serta tingkat pendidikan yang
rendah, menjadi dorongan kami dalam
menyelenggarakan seminar yang cukup
banyak memberikan motivasi kepada
para pesertanya.

73
Hasil Sebanyak 2 anak yakin akan melanjutkan
sekolah ke jenjang kuliah dan mengerti
apa itu wirausaha
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut dikarenakan
program bersifat eventual
Tabel 4.14: Bentuk dan hasil kegiatan Seminar Kewirausahaan

Gambar 4.11: Kegiatan Seminar Kewirausahaan (Kiri), Serah terima


hadiah buku kepada peserta seminar

10. Pelatihan kerajinan membuat bross dengan kain perca (kain


bekas) yang dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2015 di MD
Hidayatush-shoheh.

Bidang Ekonomi
Program Pengembangan Ekonomi dan
pembangunan
Nomor Kegiatan 10
Nama Kegiatan Pelatihan kerajinan membuat bross
dengan kain perca
Tempat, tanggal Dusun Malimping, dekat MD
Hidayatushoheh, 10 Agustus 2015
Lama pelaksanaan 90 menit
Tim pelaksana Hikmah, Fitriana, Ayu
Tujuan Melatih keterampilan membuat bross

74
Sasaran 30 Siswi/santriwati dari MD
Hidayatushoheh
Target 10 anak mampu membuat bross sendiri
dengan memanfaatkan barang/kain bekas
Deskripsi kegiatan Kegiatan ini disambut begitu hangat oleh
pihak sekolah, terutama ibu Fefi dan Ibu
Neng yang senantiasa setia mengelola
sekolah yang bangunannya sedang dalam
masa renovasi pasca ambruk tersebut.
Dengan menghadirkan 30 siswi yang kami
minta sebagai peserta dalam pelatihan,
antusiasme mereka begitu tampak,
dimana ditunjukkan dengan keberadaan
siswi yang jumlahnya lebih dari 30
sebagaimana yang kami targetkan.
Ditambah lagi kegiatan diadakan selepas
aktivitas kegiatan belajar mengajar
selesai, yakni sekitar pukul 15.30,
sehingga kami begitu senang mengingat
anak-anak yang seharusnya sudah letih
karena sudah seharian belajar di sekolah,
tetapi begitu bersemangat mengikuti
kegiatan ini
Hasil 5 anak bisa membuat bross dari kain
perca
Keberlanjutan Program ini berlanjut dalam bentuk
program kreativitas masing-masing anak yang
membentuk kelompok untuk
Tabel 4.15: Bentuk dan hasil kegiatan membuat bross dari kain perca
75

membuatnya

Gambar 4.12

Pembuatan bross berbahan dasar kain bekas (kain perca)

11. Pelatihan kerajian membuat cermin hias dengan kain flanel yang
telah dilaksanakan pada Rabu, 26 Agustus 2015 di kediaman
salah satu warga di Dusun Malimping.

Bidang Ekonomi
Program Pengembangan keterampilan dan
pembangunan ekonomi
Nomor Kegiatan 11
Nama Kegiatan Membuat cermin hias menggunakan kain
flanel
Tempat, tanggal Dusun Malimping, dekat MD
Hidayatushoheh
Lama pelaksanaan 90 menit
Tim pelaksana Hikmah, Fitriana
Tujuan Melatih keterampilan membuat cermin
hias
Sasaran 15 Siswi/santriwati dari MD
Hidayatushoheh
Target 5 anak mampu membuat cermin hias
Deskripsi kegiatan Sebagai keberlanjutan dari serangkaian
kegiatan sebelumnya, maka pelatihan

76
kerajinan berikutnya adalah membuat
cermin hias dari kain flanel. Modal yang
diperlukan untuk membuat kerajinan ini
sangat terjangkau, sehingga jika
ditargetkan untuk menghasilkan generasi
yang produktif dan mandiri sangat
menjanjikan.
Mulanya kegiatan yang dilakukan
di kediaman Bu Fefi ini adalah berlatih
hafalan surat Asy-Syams dengan metode
gerakan. Namun, setelah terdapat waktu
senggang setelah kegiatan tersebut selesai
dimulailah acara membuat cermin hias
tersebut. Untuk cermin hias sendiri,
biasanya merupakan salah satu produk
yang sangat laris manis jika digunakan
sebagai souvenir dalam acara pernikahan.
Sehingga, ketika anak-anak yang sudah
beranjak remaja di sana mampu
melakukan produksi walau pun masih
kecil-kecilan ini, menjadikan mereka tidak
hanya mampu meningkatkan kreativitas,
melainkan juga income.
Hasil 6 anak bisa membuat cermin hias
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut dikarenakan
program tidak adanya pihak yang melanjutkan di
sana
Tabel 4.16: Bentuk dan hasil kegiatan membuat cermin hias

77
Gambar 4.13: Kegiatan membuat cermin hias berbahan dasar kain flanel

12. Pelatihan desain grafis yang dilaksanakan setiap Rabu pukul


15.00 di SMA N 01 Babakan Madang
Bidang Sains dan Teknologi
Program Pengembangan Sains dan Teknologi
Nomor Kegiatan 12
Nama Kegiatan Pelatihan Design grafis
Tempat, tanggal SMA N 01 Babakan Madang, 14, 21, 28
Agustus 2015
Lama pelaksanaan 60 menit
Tim pelaksana Fahrul, Tri Wahyudi, Naba, dan Adel
Tujuan Mengenalkan photoshop
Sasaran 20 siswa SMA N 01 Babakan Madang
Target 5 siswa mampu mengenal apa itu
photoshop
Deskripsi kegiatan Penggunaan photoshop dalam kehidupan
sehari-hari akan menjadi sangat
bermanfaat tatkala umat manusia mampu
menggunakan dan mengaplikasikannya
untuk kemaslahatan manusia. Hal inilah
yang menjadi alasan, terselenggaranya
program ini, disamping hal ini merupakan

78
salah satu program individu yang diusung
beberapa anggota KKN Al-Mustanir.
Seiring dengan perkembangan zaman
yang serba cepat dan juga canggih,
penggunaan photoshop kini telah menjadi
hal yang cukup vital dalam membantu
kehidupan manusia. Namun, tak jarang
perilaku nakal manusia di era modern
menjadi tantangan tersendiri dalam upaya
mewujudkan tujuan kemaslahatan
tersebut.
Oleh karena itulah, pelaksanaan kegitan
ini tetap diiringi dengan penyampaian
penggunaan dan pengaplikasiannya yang
baik dan benar. Sehingga generasi di masa
depan akan menjadi generasi yang
berkemajuan dan juga bermoral positif
Hasil 3 anak mengenal apa itu photoshop
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut dikarenakan
program tidak adanya pihak yang melanjutkan di
sana
Tabel 4.17: Bentuk dan hasil kegiatan pelatihan design grafis

Gambar 4.14
79
Gambar 4.15: Suasana pelatihan desain grafis di SMA N 01 Babakan Madang

13. Penyuluhan Pemanfaatan internet positif yang telah


diselenggarakan pada Sabtu, 22 Agustus 2015 di SMA Babakan
Madang.
Bidang Sains dan Teknologi
Program Pengembangan Sains dan Teknologi
Nomor Kegiatan 13
Nama Kegiatan Penyuluhan Pemanfaatan internet positif
Tempat, tanggal SMA N 01 Babakan Madang, 22 Agustus
2015
Lama pelaksanaan 120 menit
Tim pelaksana Seluruh anggota KKN Al-Mustanir
Tujuan Mengenalkan apa itu internet
sehat/positif
Sasaran 40 siswa SMA N 01 Babakan Madang
Target 15 siswa SMA N 01 Babakan Madang
mengenal internet sehat/positif
Deskripsi kegiatan Sebagai kelanjutan dari pemanfaatan
teknologi oleh remaja yang tak sedikit
mengundang atau memicu hal-hal negatif,
maka seminar internet positif ini menjadi
salah satu acara yang cukup penting

80
untuk diselenggarakan. Dengan sasaran
siswa dan siswi SMA N 01 yang
merupakan remaja yang sedang berada
dalam masa yang aktif dan tak lepas dari
penggunaan internet maka acara ini
menjadi acara pas untuk diselenggarakan.
Internet yang kerap kali memberikan
dampak buruk terhadap kehidupan anak
muda, seperti berbagai kasus kejahatan
penculikan, pemerkosaan, penipuan,
menjadi alasan yang cukup kuat betapa
pentingnya melakukan penyuluhan dalam
penggunaan internet secara positif.
Hasil 10 siswa mengenal internet sehat/positif
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut dikarenakan
program tidak adanya pihak yang melanjutkan di
sana
Tabel 4.18: Bentuk dan hasil kegiatan Penyuluhan Internet Positif

Gambar 4.16: Penyuluhan Internet Positif


14. Gotong royong bersama warga membangun Sarana
Penampungan air di wilayah Malimping.

Bidang Sosial
Program Pengadaan Sarana-Prasarana Umum dan
Bakti Sosial

81
Nomor Kegiatan 14
Nama Kegiatan Gotong royong membangun
penampungan air
Tempat, tanggal Dusun Malimping, 17-29 Agustus 2015
Lama pelaksanaan 2 minggu
Tim pelaksana Febri, Sandika, Ridhoi, Rahman, Tri
Wahyudi, Rudini, Fahrul
Tujuan Menambah satu penampungan air
Sasaran Dusun Malimping RT 03
Target Penampungan air warga dusun Malimping
RT 03 bertambah satu
Deskripsi kegiatan Problem kekeringan yang juga
disebabkan tidak turunnya hujan dalam
waktu yang cukup lama menjadi salah
satu kesulitan yang dialami warga
setempat. Begitu pula di dusun
Malimping, yang mana untuk mampu
mencapai akses air bersih cukup
mengalami kesulitan. Sementara
datangnya hujan tak bisa diprediksi
dengan mudah, mengingat hujan yang
hanya turun dengan deras saat pertama
kali kami datang dan selanjutnya hujan
sangat jarang turun. Jika pun hujan turun,
maka curahnya tidak terlalu deras dan
dalam jangka waktu yang singkat.
Oleh karena itulah, gotong royong
bersama waraga ini dilaksanakan, terlebih

82
lagi dengan tujuan untuk memudahkan
warga dalam mengakses air bersih.
Problem yang kerap kali ditemukan
adalah ketidaktersediaan sarana
penampungan untuk menampung air
bersih tersebut, sehingga inilah salah satu
sarana yang dibutuhkan oleh warga desa
Malimping saat ini.
Hasil Dusun Malimping RT 03 memiliki
tambahan penampungan air untuk
cadangan air warga selama kekeringan.
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut dalam bentuk
program pembangunan, namun masyarakat
merasakan keberlanjutannya dalam hal
fungsi penampungan itu sendiri

Tabel 4.19: Gotong Royong Membangun Penampungan Air

Gambar 4.17: Proses kerja bakti di wilayah Malimping (Kiri), Pasca


pemasangan Toren (Kanan)

15. Gotong royong bersama warga membangun jalan lingkar


Babakan Madang.
Bidang Sosial
Program Pengadaan Sarana-Prasarana Umum dan

83
Bakti Sosial
Nomor Kegiatan 15
Nama Kegiatan Gotong royong membangun jalan lingkar
Babakan Madang
Tempat, tanggal Dusun Malimping, 17-30 Agustus 2015
Lama pelaksanaan 2 minggu
Tim pelaksana Febri, Sandika, Ridhoi, Rahman, Tri
Wahyudi, Rudini, Fahrul
Tujuan Membantu pembangunan jalan lingkar
bersama warga
Sasaran Babakan Madang (Jalur lingkar luar)
Target Jalan lingkar Babakan Madang dapat
digunakan oleh warga
Deskripsi kegiatan Roda perekonomian, kehidupan sosial,
bahkan hingga politik tak bisa dilepaskan
dari betapa pentingnya keberadaan
sarana jalan umum yang memadai.
Sehingga untuk inilah pihak desa
mengadakan pembangunan jalan lingkar
Babakan Madang dimana selanjutnya
sarana ini akan memudahkan berbagai
aktivitas masyarakat, baik masyarakat
Babakan Madang itu sendiri maupun
masyarakat di luar Babakan Madang.
Sehingga, selama proses
pembangunannya kami berinisiatif
membantu proses pembangunan jalan
tersebut, serta menyumbangkan sepuluh

84
buah bis beton yang sebelumnya akan
digunakan untuk proses pembuatan
sumur di Malimping yang kemudian
dialihkan menjadi pembangunan
penampungan air
Hasil Jalan lingkar jadi dan dapat digunakan
masyarakat untuk akses berkegiatan
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut karena tidak
program ada yang melanjutkan, serta program ini
merupakan bentuk partisipasi mahasiswa
selama KKN di desa Babakan Madang
Tabel 4.20: Bentuk dan hasil kegiatan Gotong Royong Membangun Jalan Lingkar

Gambar 4.18

Proses pembangunan jalan lingkar ditemai dengan kehadiran kepala desa


Babakan Madang, Abah Deni

16. Pengadaan perpustakaan atau taman bacaan di Mushola Al-


Qalam
Tabel 4.21
Bidang Sosial
Program Pengadaan Sarana-Prasarana Umum dan
Bakti Sosial

85
Nomor Kegiatan 16
Nama Kegiatan Pengadaan Taman Baca
Tempat, tanggal Mushola Al-Qalam, 29 Agustus 1
September 2015
Lama pelaksanaan 4 hari
Tim pelaksana Seluruh anggota KKN Al-Mustanir
Tujuan Mewujudkan adanya taman baca di
Mushola Al-Qalam
Sasaran Mushola Al-Qalam
Target 10 anak termotivasi untuk membaca
daripada bermain ketika ceramah sehari-
hari maupun (bulan) Ramadhan sedang
berlangsung
Deskripsi kegiatan Pengadaan taman baca yang merupakan
salah satu program unggulan yang telah
dicanangkan kelompok KKN Al-
Mustanir. Saat sedang melakukan
koordinasi terkait time line program,
bersama salah satu warga Griya Alam
Sentul, yakni Kak Sulthan, beliau
mengutarakan cita-citanya untuk
membangun sebuah perpustakaan /
taman baca yang dapat dimanfaatkan oleh
anak-anak yang sering bermain/berlarian
saat sedang ada ceramah, terutama di
bulan Ramadhan.
Oleh karena kesamaan itulah, akhirnya
program ini kami tempatkan sasarannya

86
adalah di Mushola Al-Qalam, dengan
harapan apa yang dicita-citakan Kak
Sulthan dapat terwujud.
Hasil 10 anak semangat membaca dikarenakan
kebanyakan buku yang disumbangkan
merupakan buku yang ringan namun
tetap mengandung ilmu keislaman.
Keberlanjutan Program ini berlanjut hingga saat ini,
program dimana taman baca tersebut masih sering
dikunjungi oleh anak-anak
Tabel 4.21: Bentuk dan hasil kegiatan Pengadaan Taman Baca

Gambar 4.19: Almari dan beberapa buku-buku Taman Baca Al-Qalam (Kiri)
dan serah terima taman baca dari KKN Al- Mustanir kepada ketua DKM
Mushola Al-Qalam, Bapak Islah (Kanan)

17. Pengadaan petunjuk (plang penunjuk) arah jalan

Gambar 4.20: Beberapa plang penunjuk jalan yang telah jadi (Kiri dan kanan)
dan Proses pemasangan plang penunjuk jalan oleh Tim Al-Mustanir (Tengah)

87
Bidang Sosial
Program Pengadaan Sarana-Prasarana Umum dan
Bakti Sosial
Nomor Kegiatan 17
Nama Kegiatan Pengadaan Plang Penunjuk Jalan
Tempat, tanggal Desa Babakan Madang, 24-31 Agustus
2015
Lama pelaksanaan 1 minggu
Tim pelaksana Fahrul, Febri, Rahman, Ridhoi, Sandika,
Tri Wahyudi, Rudini
Tujuan Membuat plang penunjuk jalan untuk
membntu memudahkan warga
Sasaran Pertigaan pasar Babakan Madang, jalan
veteran, jalan lingkar Babakan Madang,
pertigaan jalan perumahan Griya Alam
Sentul, dan Jalan Puncak 2.
Target Pendatang dari luar Babakan Madang
dapat mengetahui mencari lokasi sesuai
plang yang dipasang oleh mahasiswa KKN
tersebut
Deskripsi kegiatan Sulitnya menemukan tempat di wilayah
Babakan Madang, mungkin memang
benar hal itulah yang pertama kali
terlintas saat pertama kali melakukan
survey. Kesulitan ini bukan berasal dari
kondisi medan maupun jalan yang sulit
dilalui, melainkan kurangnya arah
penunjuk jalan yang ada di wilayah

88
tersebut. Sehingga tak jarang kita sama
sekali tak tahu saat itu sedang berada di
wilayah mana tentu saja ketika tidak
bertanya.
Hal inilah yang melatar belakangi betapa
pentingnya sarana penunjuk jalan sebagai
sarana yang akan memudahkan
masyarakat. Tentu saja hal tersebut akan
lebih memudahkan bagi para pendatang
maupun masyarakat yang berada di luar
Babakan Madang ketika melakukan
perjalanan kesana. Sehingga atas dasar
inilah mengapa kelompok KKN Al-
Mustanir mengadakan program
pengadaan penunjuk jalan tersebut.
Hasil Plang penunjuk jalan yang ada di lima
titik:
Pertigaan pasar Babakan Madang, jalan
veteran, jalan lingkar Babakan Madang,
pertigaan jalan perumahan Griya Alam
Sentul, dan Jalan Puncak 2
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut dalam bentuk
program pembangunan fisik, melainkan
masyarakat terutama pendatang,
merasakan manfaat atas adanya plang
penunjuk jalan ini
Tabel 4.22: Bentuk dan hasil Pembuatan Plang Penunjuk Jalan

89
18. Penyaluran wakaf Al-Quran dan Juz amma

Gambar 4.21: Proses serah terima penyaluran wakaf Al-Quran dari KKN Al-
Mustanir

Bidang Sosial
Program Pengadaan Sarana-Prasarana Umum dan
Bakti Sosial
Nomor Kegiatan 18
Nama Kegiatan Penyaluran wakaf Al-Quran dan Juz amma
Tempat, tanggal Desa Babakan Madang, 23 24 Agustus
2015
Lama pelaksanaan 1 hari
Tim pelaksana Seluruh anggota KKN Al-Mustanir
Tujuan Menyalurkan wakaf Al-Quran dan Juz
Amma ke warga dusun Cicadas, Banceuy,
dan MD Hidayatushoheh
Sasaran Masjid, Mushola, dan majelis talim di
wilayah dusun Cicadas, terutama di
wilayah Cicadas, Malimping dan juga
Banceuy.
Target Menyumbang 140 eksemplar Al-Quran dan
200 eksemplar Juz Amma ke Masjid,
Mushola, dan majelis talim di wilayah
dusun Cicadas, terutama di wilayah

90
Cicadas, Malimping dan juga Banceuy
Deskripsi kegiatan Penyaluran wakaf Al-Quran merupakan
salah satu program unggulan yang kami
rancang, terlebih lagi saat melakukan
survey kedua kalinya, yakni ketika kami
berkunjung ke salah satu pesantren yang
terletak di dusun Cicadas. Kondisi
pesantren yang bisa dikatakan tidak
layak, didukung dengan keberadaan
beberapa mushaf Al-Quran yang sudah
sangat lama dan berdebu. Hal ini tentu
menjadi salah satu bentuk keprihatinan
tersendiri, mengingat pesantren yang
merupakan tempat dimana keilmuan
Islam seseorang dapat ditempa dengan
maksimal, harus menerima situasi
demikian dikarenakan keterbatasan
fasilitas dan juga sarana.
Program ini tidak kami jalankan dengan
sendiri, melainkan terdapat beberapa
pihak yang membantu kami dalam upaya
penyelenggaraannya, diantaranya Badan
Wakaf Al-Quran dan juga Kementerian
Agama. Terdapat sedikitnya 200
eksemplar juz amma dan juga 140
eksemplar Al-Quran. Semuanya kami
peruntukkan kepada beberapa penerima,
yaitu Masjid, Mushola, dan majelis talim

91
di wilayah dusun Cicadas, terutama di
wilayah Cicadas, Malimping dan juga
Banceuy serta satu madrasah yakni
Madrasah Diniyah Hidayatushoheh
Hasil 200 Juz Amma dan 140 Al-Quran
terdistribusikan ke target di atas
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut dalam bentuk
program pembangunan fisik, melainkan
masyarakat merasakan manfaat atas
sumbangan ini.
Tabel 4.23: Bentuk dan hasil Penyaluran Wakaf Quran dan Juz Amma

19. Peningkatan Kesadaran Berwarga Negara: Lomba 17 Agustus


Bidang Sosial
Program Peningkatan kesadaran berwarga negara
Nomor Kegiatan 19
Nama Kegiatan Lomba 17 Agustusan
Tempat, tanggal Griya Alam Sentul, Blok B RT 02, 15-16
Agustus 2015
Lama pelaksanaan 2 hari
Tim pelaksana Seluruh anggota KKN Al-Mustanir
Tujuan Membantu mengelola perlombaan yang
diadakan di perumahan Griya Alam
Sentul, Blok B, RT 02
Sasaran Warga blok B, RT 02 Griya Alam Sentul
Target Warga mengetahui keberadaan mahasiswa
KKN
Deskripsi kegiatan Dalam rangka memperingati 17 Agustus

92
1945, sebagaimana kebiasaan yang telah
berlangsung di berbagai masyarakat yang
ada di Indonesia, lomba tujuh belasan
seakan menjadi ritual wajib yang tak
boleh terlewatkan. Hal ini dilakukan
bukan tanpa alasan, mengingat agar anak-
anak sebagai generasi masa depan
mengetahui apa dan bagaimana
sebenarnya momentum tujuh belasan itu
sendiri.
Dalam kegiatan ini, tim KKN Al-
Mustanir mendapatkan amanah sebagai
panitia penyelenggara kegiatan lomba, di
bawah pengawasan dan bimbingan warga
sekitar. Beberapa lomba yang diadakan
diantaranya adalah balap karung, makan
kerupuk, balap kelereng, memasukkan
pensil ke dalam botol, hingga tarik
tambang serta joged balon yang
diperuntukkan bagi anak-anak dan
remaja. Sedangkan bagi kalangan dewasa
dan orang tua, terdapat diantaranya,
lomba futsal bapak-bapak dan ibu-ibu,
tarik tambang bapak-bapak dan ibu-ibu,
serta lomba joged balon bapak-bapak dan
ibu-ibu.
Warga sekitar, meski tinggal di
lingkungan perumahan yang biasanya

93
identik dengan individualisme yang
tinggi, ternyata tidak terbukti dalam hal
ini. Ini dikarenakan antusiasme warga
yang begitu tinggi dalam meramaikan
acara tahunan yang juga diperingati oleh
sebagian warga Indonesia.
Hasil Terlaksananya kegiatan lomba 17
Agustusan
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut dikarenakan
program acara ini merupakan acara eventual
tahunan
Tabel 4.24: Bentuk dan hasil kegiatan Lomba 17 Agustusan

20. Nonton bareng film perjuangan

Gambar 4.22: Kegiatan nonton bareng film perjuangan bersama warga RT 02


Griya Alam Sentul
Bidang Sosial
Program Peningkatan kesadaran berwarga negara
Nomor Kegiatan 20
Nama Kegiatan Nonton bareng film perjuangan
Tempat, tanggal Griya Alam Sentul, Blok B RT 02, 15-16
Agustus 2015
Lama pelaksanaan 120 menit
Tim pelaksana Seluruh anggota KKN Al-Mustanir dan
warga Griya Alam Sentul, Blok B RT 02

94
Tujuan Agar warga dapat berkumpul dan
menjalin silahturahim
Sasaran Warga blok B, RT 02 Griya Alam Sentul
Target 20 Kepala Keluarga turut mengikuti acara
nonton bareng
Deskripsi kegiatan Sebagai salah satu rangkaian acara tujuh
belasan, warga Blok B, Griya Alam Sentul
ini juga mengadakan acara nonton bareng
film perjuangan kemerdekaan. Film ini
ditonton sedikitnya 40 sampai 50 warga,
sekitar pukul 20.00. Film yang
menggunakan Janur Kuning sebagai
judulnya, ditayangkan menggunakan
layar serta dilaksanakan di lapangan voli
yang berada di lingkungan RT 02 RW
006, Griya Alam Sentul.
Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun
turut serta meramaikan kegiatan yang
dinilai bermanfaat dalam pengaplikasian
nilai-nilai perjuangan ini. Pemutaran film
sendiri selesai sekitar pukul 22.00 WIB.
Meskipun perlahan-lahan para penonton
mulai berkurang sedikit demi sedikit,
tetapi sebagaimana yang diharapkan oleh
ketua RW 06, Bapak Dede, bahwa
bagaimana warga mau berkumpul
bersama dalam memperingati
kemerdekaan RI.

95
Hasil 20 Kepala keluarga ikut kegiatan nonton
bareng tersebut
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut dikarenakan
program acara ini merupakan acara eventual
tahunan
Tabel 4.25: Bentuk dan hasil kegiatan Nonton Bareng Film Perjuangan

C. Faktor-faktor Pencapaian Hasil


Secara garis besar berbagai kegiatan dan program kerja yang telah
dilaksanakan oleh kelompok KKN Al-Mustanir, tentu tidak terlepas
dari berbagai faktor yang mempengaruhi baik atau buruknya kegiatan
yang kami laksanakan. Bukan hanya faktor internal, melainkan juga
faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi berhasil tidaknya kegiatan kami yang berasal dari dalam
kelompok.

Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan suatu


bentuk kegiatan maupun program, diantaranya adalah persiapan. Hal ini
dikarenakan suatu kegiatan harus memiliki perencanaan yang matang
terlebih dahulu sehingga dapat dihasilkan persiapan yang matang.
Selain itu menjadi hal yang penting bagi suatu kelompok dalam
mengenali kemampuan dan kekurangan anggotanya masing-masing,
sehingga dapat menentukan bagaimana pembagian tugas ke depannya.
Hal ini juga akan mendorong kelompok, agar tetap berjalan sebagaimana
fungsinya dan perannya masing-masing sehingga tercipta tim kerja yang
kompak dan harmonis.

Ketika persiapan dan identifikasi kemampuan anggota telah


matang dipersiapkan, maka faktor internal penentu berikutnya adalah
komunikasi dan kerukunan antar anggota. Komunikasi sangat berperan

96
penting dalam mewujudkan bentuk kerja sama. Komunikasi yang
berjalan secara baik dengan intensitas yang cukup akan kian
menguatkan kerja sama sebuah anggota. Ketika pengidentifikasian
masing-masing anggota telah diketahui, maka menjadi penting untuk
kelompok memahami watak dan karakter anggota yang tidak mungkin
tidak berbeda-beda. Dan hal tersebut dilaksanakan oleh tim KKN Al-
Mustanir, dengan mengadakan beberapa kali pertemuan anggota
sebelum pelaksanaan kegiatan KKN ini dilaksanakan.

Kesamaan pemikiran menjadi faktor pendukung tersendiri dalam


setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Hal tersebut harus dimiliki
setiap kelompok sebagai langkah dalam melaksanakan kegiatan yang
melibatkan masyarakat banyak. Disinilah pentingnya penyatuan faktor-
faktor internal tersebut, sehingga mampu mewujudkan kerja sama
kelompok yang berjalan harmonis.

Selain faktor internal, faktor eksternal juga merupakan hal tak


kalah penting harus diperhatikan. Berdasarkan pengalaman beberapa
kelompok sebelumnya, pengalaman kelompok kami juga turut
menjawab bagaimana faktor eksternal mampu menghambat berjalannya
kegiatan KKN ini sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya,
bahwasanya terdapat beberapa program yang tidak sesuai dengan
rencana awal.

Faktor eksternal tersebut seperti, kondisi warga di wilayah Dusun


Malimping yang sulit untuk dikumpulkan dalam rangka penyuluhan
kesehatan. Kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan, menjadi
penyebab warga kurang tertarik dan cenderung tidak menginginkan
kegiatan-kegiatan semacam ini, yang sebelumnya sudah sering
diadakan, baik dari pihak desa maupun di luar pihak desa.

97
Namun, dengan kekurangan tersebut tidak menutup kemungkinan
bahwa banyak kelebihan-kelebihan yang dimiliki desa ini, diantaranya
kondisi warga yang cukup ramah terhadap kami selaku pendatang,
sehingga cukup mudah untuk mendekati berbagai tokoh dan juga
masyarakat yang ada. Hal ini sangat membantu kelompok kami dalam
mndapatkan arahan-arahan untuk pelaksanaan kegiatan yang lebih
tepat sasaran. Selain itu, kedekatan kami dengan beberapa tokoh agama
dan pendidik juga mendorong kami dalam melaksanakan berbagai
kegiatan yang berbasis pendidikan dan keislaman.

98
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai kegiatan intrakurikuler yang
diselenggarakan bagi mahasiswa dalam bentuk pengabdian terhadap
masyarakat desa merupakan kegiatan yang baik jika dilaksanakan secara
keberlanjutan. Mengingat sebagaimana disinggung sebelumnya di awal,
bahwasanya pembangunan suatu negara tidak akan bisa dilepaskan dari
masyarakat desa yang maju. Kota tidak akan terlahir dan menjadi
komples ketika desa dibiarkan begitu saja. Dalam hal ini, kegiatan KKN
bukan hanya menjadi sekadar penggugur kewajiban yang harus
ditempuh di jenjang perkuliahan, melainkan menjadi sebuah amanah
berat yang harus dapat dipertanggung jawabkan dalam upaya
perwujudan perubahan sosial di masyarakat yang lebih baik,
sebagaimana beberapa permasalahan yang telah dibahas sebelumnya
yakni sebagai berikut:

1. Tingkat sumber daya manusia yang berbeda di masing-masing


dusun.
Tingkat sumber daya manusia yang berbeda-beda menjadi bukti
bahwasanya distribusi kesejahteraan di desa ini belum berjalan secara
merata. Hal ini kemudian mempengaruhi tingkat pembangunan masing-
masing wilayah tersebut. Di beberapa dusun seperti Cicadas, Malimping
dan Madang yang masih rendah tingkat SDM-nya maka tingkat
perekonomiannya pun lebih tertinggal dari wilayah lainnya. Selain itu
adanya perumahan victoria yang notabene merupakan perumahan elit,
sehingga menyebabkan adanya ketimpangan sosial yang cukup nyata
terlihat.

99
Selain itu kondisi kesenjangan yang demikian cukup terlihat, juga
bukan semata-mata bentuk kesalahan dari pihak aparat desa, melainkan
kurangnya kesadaran dan kerja sama antara warga dan juga aparat desa
menjadi salah satu pendukung rendahnya SDM dan berbagai aspek
seperti ekonomi dan juga pendidikan.
2. Sulitnya akses air bersih (khususnya di dusun Cicadas).

Sulitnya akses air bersih ini memang melanda sebagian besar


wilayah di Indonesia belakangan ini. Untuk di wilayah Cicadas, kondisi
tanah yang memang cadas (berbatu) menjadi salah satu faktor mengapa
air sangat sulit diperoleh di wilayah dusun ini. Kondisi demikian
cenderung berpotensi terjadinya kekeringan, terlebih lagi ketika musim
kemarau tiba. Sementara fakta demikian ternyata tidak hanya ditemui di
dusun Cicadas saja, tetapi juga di dusun Malimping dan Babakan
Madang. Tentu saja sulitnya akses air sebagai kebutuhan utama manusia
dalam pemenuhan kehidupannya menjadi salah satu penghambat
aktivitas masyarakat. Jika untuk mendapatkan air saja sangat sulit,
apalagi untuk menjangkau air bersih. Oleh karena itu, dalam menyikapi
hal ini maka sangat diperlukan kerja sama terutama terkait pihak
pemerintah serta warga setempat.
Salah satunya adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh warga RT 02
Blok B Griya Alam Sentul yang berinisiatif mengadakan air bagi warga
dengan membeli air menggunakan tanki untuk mengisi air di beberapa
rumah yang memiliki penampungan air. Langkah ini memang tidaklah
menyelesaikan permasalahan yang ada, akan tetapi sebagai langkah
penyelesaian sementara tatkala persediaan air mulai mengering, maka
ini merupakan langkah nyata yang bagus untuk dilaksanakan. Meski
program ini belum berjalan betul karena masih adanya beberapa

100
kekurangan koordinasi antara warga dan pihak RT, namun semoga
selepas kepergian kami program tersebut dapat berjalan.
Selain itu, kelompok KKN Al-Mustanir yang mengadakan
pembangunan penampungan air juga menjadi bentuk jawaban atas
permasalahan ini. Masih sebagaimana yang telah disinggung di ats,
langkah ini tentu saja belum berhasil menyelesaikan masalah ini begitu
saja, tetapi setidaknya inilah upaya nyata yang dilakukan warga bersama
tim Al-Mustanir selama berada di desa pengabdian.
Masalah air memang merupakan masalah krusial yang tak bisa
dianggap sepele. Air sebagai kebutuhan pokok warga, menjadi
penghambat segala aktivitas dan kegiatan ketika keberadaannya mulai
sulit dijangkau. Faktor alam pun tidak bisa dilepaskan dari hal ini,
meski sebenarnya tidak sepenuhnya faktor alam menjadi penyebabnya.

3. Masih adanya dusun yang belum tersentuh pembangunan


sarana MCK umum (Mandi, Cuci, Kakus) khususnya di dusun
Malimping dan Babakan Madang.
Permasalahan MCK tentu saja merupakan hal yang tak kalah
pentingnya untuk diadakan. Terlebih lagi kondisi masyarakat di wilayah
dusun Cicadas, Malimping dan Babakan Madang itu sendiri. Namun
dikarenakan permasalahan lokasi atau lahan yang digunakan, seringkali
lokasi yang digunakan sebagai tempat MCK umum terbentur masalah
kepemilikan tanahnya yang diklaim sebagai tanah milik pribadi
sehingga kemudian MCK tersebut kemudian diklaim menjadi milik
pribadi. Selain itu ada juga beberapa sarana MCK yang tidak
mendapatkan perawatan yang baik dari warga atau karena tidak adanya
air sehingga pada akhirnya sarana tersebut rusak dan tidak dapat
digunakan lagi.

101
4. Rendahnya tingkat pendidikan.
Beberapa dusun yang tingkat pendidikan warganya masih terbilang
rendah adalah seperti di dusun Madang dan Cicadas. Hal ini terutama
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor ekonomi sehingga
mereka tidak dapat menyekolahkan anaknya atau melanjutkan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Tak sedikit, warga desa
yang ketika telah lulus sekolah menengah pertama (SMP) atau sekolah
menengah atas (SMA), akan berorientasi untuk segera mendapat
pekerjaan di pabrik-pabrik terdekat maupun di perusahaan penggalian
batu kali, sebagai buruh. Selanjutnya hal ini pun berpengaruh pada
sektor pertanian, yang memang sebelumnya cukup menjanjikan untuk
dijadikan sebagai sumber penghidupan masyarakat.
Akhirnya, dampak terbesar adalah perekonomian masyarakat di
beberapa tempat tersebut menjadi tidak stabil, dikarenakan pendapatan
masyarakat yang bisa dikatakan rendah, sementara tuntutan
pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat semakin tinggi. Selain itu,
kendala bahasa asing, seperti bahasa Inggris juga masih menjadi salah
satu kendala utama masyarakat di sini dalam bersaing di dunia
persaingan kerja.
5. Gaya hidup yang konsumtif.

Letak desa tersebut yang tak begitu jauh dari perkotaan, cukup
menjadi alasan mengapa gaya hidup masyarakat perkotaan yang
konsumtif mulai diikuti, sehingga ditemukan hampir adanya kesamaan
gaya hidup antara masyarakat yang berada di desa Babakan Madang
maupun yang ada di perkotaan. Gaya hidup ini bisa menjadi baik dan
bisa pula menjadi buruk. Sementara realitas yang ada tercermin dari
perilaku remaja yang perlahan mulai kehilangan minat untuk
memajukan desanya, serta gaya hidup modern dengan berbagai fasilitas

102
yang saat ini telah merambah desa ini. Sehingga, hampir terdapat
kesamaan problematika yang ada di masyarakat desa Babakan Madang
dan juga masyarakat perkotaan, meskipun tak bisa lantas
digeneralisirkan demikian.
6. Kurangnya kepekaan terhadap kebersihan lingkungan
Pola hidup konsumtif ternyata menjalar pada kurang pekanya
masyarakat akan kebersihan lingkungan. Sebagai contoh, di Dusun
Cicadas, kurang sadarnya masyarakat akan pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan sangat terlihat dari perilaku membuang sampah
ke sungai. Meskipun demikian. Sebenarnya hal tersebut dikarenakan
oleh dinas kebersihan pemerintah daerah atau kabupaten tidak
menjangkau desa Babakan Madang sehingga masyarakat kebingungan
untuk membuang sampah. Meskipun sudah diadakan sarana tong
sampah namun karena tempat pembuangan akhirnya tidak ada maka
masyarakat kembali lagi membuang sampah ke sungai.
B. Saran dan Rekomendasi
a. Perlu ditingkatkannya pemahaman masyarakat terhadap
keberadaan dan eksistensinya mahasiswa KKN sebagai motivator
atau penggerakn dan bukan sebagai pemberi dana bagi suatu lokasi
KKN.
b. Bagi masyarakat, hasil yang diperoleh baik fisik maupun non-fisik
hendaklah perlu dijaga dan terus dikembangkan sehingga dapat
memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat pada masa yang
akan datang. Selain itu juga perlu adanya peningkatan gotong
royong dan saling bekerjasama untuk kegiatan kampung dan
adanya pengaplikasian program-program yang sudah dilaksanakan.
c. Untuk mahasiswa KKN yang akan datang diharapkan memiliki
kesadaran individu bahwa kegiatan KKN ini adalah kegiatan

103
kelompok, sehingga akan terjalin kerjasama yang baik untuk
mencapai tujuan bersama.
d. Bagi PpMM UIN Jakarta, Pemerintah Daerah dan pihak-pihak yang
terkait, disarankan untuk bekerjasama secara berkelanjutan dengan
memanfaatkan kegiatan KKN untuk dapat meningkatkan mutu
kehidupan warga di lokasi-lokasi KKN.
e. Kepada Pemerintah Kabupaten Bogor, perlu adanya pemberian
pelatihan yang lebih sering dan berkelanjtan mengenai masalah-
masalah pendidikan dan lingkungan, terlebih lagi jika diikuti
dengan pengawasan yang berkala dipastikan akan mendapat
smabutan yang positif dari warga.

104
EPILOG
A. Pesan Kesan Masyarakat Babakan Madang
1. Kepala Desa
Menurut Saya Syukur Alhamdulillah, bahwa teman-teman dari UIN
Jakarta Syarif Hidayatullah telah melaksanakan kegiatan KKN kuliyah
kerja nyata, selama satu bulan penuh dengan dampak yang sangat positif
sekali di Masyarakat terutama dikampung Malimping. Aspirasinya luar
biasa alhamdulillah. Juga pemerintah desa mengucapkan terima kasih
yang telah banyak menyumbang pikiran, tenaga dan lain sebagainya.
Sebagai contoh kerja nyata dari teman-teman UIN bahwa dikampung
Banceuy RT 03 telah dilaksanakan berbagai rehabilitasi sumur, yang
sumur itu sebenarnya sangat dibutuhkan sampai kurang lebih 150
kepala keluarga. Yang sekarang ketika saya survey kelapangan waduh
betul-betul bisa dinikmati. Intinya bahwa kesan yang ada yang ada di
Babakan Madang luar biasa, dan Saya mengucapkan banyak terima
kasih atas perhatian juga kepada pihak Universitas Saya mengucapkan
terima kasih. Mudah-mudahan kerja nyata dan kerja sama tidak hanya
untuk tahun ini, tapi untuk selama-lamanya.

Pesannya untuk mahasiswa jangan merasa puas atas apa yang Anda
hasilkan. Yang jelas untuk kami kesannya tadi sungguh luar biasa, tapi
yang namanya belajar jangan merasa cukup disini. Terus ada ada
peribahasa mengatakan carilah ilmu walau sampai kenegeri Cina.

2. SDN 01 Babakan Madang


Saya atas nama perwakilan SDN 01 Babakan Madang. Selama
mahasiswa UIN yang program KKNnya di Desa Babakan Madang,
mungkin kami merasa terbantu dari dalam segi hal. Kita semua sedang
belajar ya sedang belajar, mungkin dari segi ilmu yang didapatkan dari
kampus itu bisa tertuangkan di SD ini, atau keanak-anak siswa yang
belum didapatkan dari gurunya. Yang kedua kami juga berterima kasih
atas segela macam bantuannya dalam memberikan materi, terutama
yang kami tuntut itu masalah keagamaan, mungkin yang dari mana
kampusnya lebih besar condongya keagamaan.

Pesan Saya kepada Mahasiswa yang KKN yang akan datang


mungkin bisa seperti ini. Adapun kekurangan atas semua staff dan guru-
guru SDN. Babakan Madang perwakilan untuk memohon maaf apabila
ada kekurangan atau dari nilai, dari segi sikap dan segela kesalahan,
mohon harap segela dimaklumi. Untuk itu kamipun siap menerima lagi
apabila ada dari pihak mananpun yang akan menyalurkan aspirasi
bantuan, dan segela macam untuk kemajuan peserta didik disini.
105
3. MD. Hidayatussoheh
Kesannya satu, alhamdulillah ya di Sekolah Hidayatussoheh ada
yang membantu, karena kan dari pihak sekolah kekurangan guru,
kebetulan ada mahasiswa yang membantu mengajar disitu.
Alhamdulillah bisa berbagi ilmu dengan anak-anak lain, dan Saya
sebagai pengajar bisa mendapatkan ilmu juga. Bersyukur sekali mungkin
Allah sudah ngasih cara seperti itu. Sekolah itu bisa didatangin sama
Mahasiswa dan bisa membantu kami disini. Harapannya alhamdulillah
kalau misalkan bisa datang lagi sangat bersyukur bisa membantu Ibu
Pepi disini, terus harapan Saya sekolah itu bisa lebih maju lagi, karena
itu kan ada di perkampungan. Saya berharap kakak Mahasiwa bisa
membantu untuk memajukan sekolah itu.

Pesan saya untuk mahasiswa terus berjuang, pokoknya jangan


pernah mengeluh ya. Ilmunya terus dibagikan jangan pernah pelit akan
ilmu, karena kan kalau ilmu dibagikan itu akan lebih bermanfaat.
Pesannya ya itu aja pokoknya terus berbagi ilmu.

4. Pak Entip
Kesan saya ya moga-moga adik-adik ini luluslah ditugas disini,
supaya ada hasilnya dari sini, segitu aja dari Saya. Pesannya untuk
mahasiswa supaya sehatlah, supaya sehatlah, ya tugas-tugas di
Jakartanya supaya lancarlah, supaya lulus, maksudnya itu tujuan adik-
adik ini. Bermanfaat sekali saluran-saluran air sudah lancar, kalau
disini memang tidak ada mata air, kalau disana kan sudah disalurkan
kemasing-masing rumah-rumah kyai, rumah-rumah warga itu pesan
kesan dari Saya.

Terima kasih kepada adik-adik ini, supaya sukses. Al-qurannya


Saya sudah diajikan di musolla-musolla, yang meninggal saya kirimin.
Terima kasih banyak lo ya Alqurannya, Juz ammanya sudah Saya
bagikan ke Anak-anak. Sudah itu aja pesan kesannya.

5. Ustad Acang
Ya Alhamdulillah sudah dibantu teman-teman semua yaitu Alquran
satu. Yang kedua memang keadaan dikampung kita ya Alhamdulillah,
cuman ini Saya kan menderita sampai sekarang alhamdulillah gitu kan
ada bantuan Alqur,an gitu. Ama Saya dikasih lagi ama murid-murid
Saya, ama Pak Haji Burhan, ama Ustad Deden yang dua dusnya itu. Yang
satu dusnya itu dipakai ama Saya, ada yang minta saudara buat
pesantrenan dikasih ama Saya itu sodakoh, jadi itu lebih
memperpanjang sodaqoh. Mudah-mudahan kita yang udah ngasih
Alquran itu semoga pahal ganjarannya dikasihkan ama yang maha
106
pengasih ya khususnya itu pokoknya semua diganti satu persatu.
Pokoknya Bapak mengucapkan terima kasih atas bantuannya semoga
tuhan memberi pahala yang berlipat ganda. Pokoknya itunya
pembelajaran suapaya dipermudah, supaya biarpun misalnya barang
sulit, tapi mudah-mudahan dimudahkan ama Tuhan yang Maha Kuasa
cuma kata Saya.Pesan buat mahasiswa mudah-mudahan kapan-kapan
kita ketemu lagi cuman segitu kata Bapak kurang lebihnya mohon maaf.

B. Pesan dan Kesan Mahasiswa KKN

1. Febri

Semenjak dimulainya persiapan program KKN, saya mungkin bisa


dibilang orang yang paling sibuk dikelompok kami. Mulai dari mencari
anggota, memimpin rapat, survey lokasi, pembuatan proposal,
berhubungan dengan pihak desa dan kecamatan, sampai pada
penyusunan buku laporan dan pertanggungjawaban semuanya harus
dikoordinir dengan baik dan melakukan pembagian tugas yang tepat.
Hal ini wajar memang karena saya diamahkan sebagai ketua kelompok.
Meskipun dengan segala kekurangannya, Alhamdulillah program KKN
kami selesaikan dengan sangat baik.

Ketika baru tiba di desa saya datang terlebih dahulu untuk


mengkondisikan lokasi. Namun kaget bukan kepalang, setibanya disana
pihak desa masih belum menetapkan dimana tempat kami tinggal nanti
khususnya tempat untuk para akhwat. Jauh-jauh hari sebelumnya kami
telah membooking tempat di dusun Malimping untuk basecamp
ikhwan, sementara itu untuk basecamp akhwat pihak desa menjanjikan
akan mencarikan tempat tidak jauh darisana. Lebih parah lagi ketika
kami akan memindahkan barang-barang ke rumah yang direncanakan
akan menjadi basecamp ikhwan ternyata rumah tersebut masih dalam
berantakan karena akan direnovasi. Kami sudah mengetahui
sebelumnya bahwa rumah tersebut menerima bantuan dari pemerintah
desa untuk renovasi, namun demikian program tersebut dijadwalkan
selesai persis setelah lebaran. Namun demikian pada kenyataannya
ternyata program tersebut belum diselesaikan. Tentunya hal ini
menambah pusing saya untuk memikirkan dimana basecamp kami.

Di tengah kebuntuan tersebut datanglah kepala desa bersama


ajudannya. Beliau turun langsung berkeliling mencarikan tempat untuk
kami tinggal. Akhirnya kami mendapatkan tempat di perumahan Griya
Alam Sentul. Dan mulai saat disanalah kami tinggal. Untuk para
akhwat, mereka tinggal di rumah Pak RW dengan segala fasilitas dan
107
kenyamanannya. Sedangkan kami para ikhwan tinggal di kontrakan
kosong tidak jauh dari rumah pak RW. Melihat kondisi tersebut
rupanya sangat timpang para akhwat tinggal dengan fasilitas sangat
baik, sementara kami kami tinggal dikontrakan kosong yang benar-
benar kosong hanya menyisakan mesin air saja dan letaknya dibelakang
persih proyek peternakan ayam. Yahhh tapi tak mengapa lah kami
memang harus mengalah dan memuliakan para wanita. Hahaha...

Setelah secara resmi dibuka oleh kepala desa program kerja kami
satu demi satu mulai dilaksanakan. Yahh namanya juga KKN pasti
kebanyakan programnya ngajar, udah biaya. Tapi berbeda dengan saya,
justrus saya lebih banyak melakukan konsolidasi, advokasi dan lobi-lobi
politik dengan pemerintah setempat. Bahkan sempat ada permasalahan
serius yang menyangkut keberlangsungan kegiatan KKN di wilayah
kecamatan Babakan Madang. Pihak kecamatan mempermasalahkan
perizinan kegiatan karena tidak pemberitahuan secara tertulis dari
kampus ke pihak kecamatan.Akhirnya saya kumpulkan para ketua
kelompok di 9 desa yang ada di Kecamatan Babakan Madang. Dalam
pertemuan tersebut disepakati terutama kami yang ada di pusat
kecamatan akan mewakali mahasiswa UIN menghadap ke Pak Camat.

Dengan segala upaya sampai harus pulang ke Ciputat berkonsultasi


dengan Pak Eva. Berbekal surat dari Kesbangpol, permohonan maaf atas
nama mahasiswa, serta rincian program kami menghadap ke Camat.
Dengan diskusi yang panjang akhirnya Pak Camat tidak lagi
mempermasalahkan kegiatan KKN kami. Alhamdulillah...

Permasalahan yang tidak kalah peliknya yaitu ketika pelaksanaann


proyek penampungan air. Bayangkan saja material semua sudah masuk.
H-1 menjelang pelaksanaan proyek tiba-tiba ada warga yang menolak.
Bahkan permasalahan ini sampai dibawa ke kantor desa. Akhirnya kami
meminta kepala desa sebagai mediator konflik horizontal warga ini.
Usut demi usut ternyata permasalahan keluarga dan kecemburuan
sosial dari salah satu warga kepada RTnya sendiri. Butuh 2 hari lamanya
untuk meredam permasalahan ini. Namun akhirnya proyek yang kami
canangkan ini dapat terlaksana juga. Yahh seperti itu kira-kira kerjaan
saya, lobi-lobi serta mengatur proyek pengadaan sarana fisik. Sudah
seperti Kontraktor atau orang teknis sipil saja hahaha..

Selain Proyek Penampungan air, masih banyak lagi pengadaan


lainnya seperti pengadaan plang jalan, proyek jalan lingkar, pos kamling
dan taman baca. Mulai dari survey lokasi, survey material, menyusun
Rencana Anggaran Biaya, belanja material, menyedikan tukang,
108
komunikasi dengan masyarakat setempat, laporan dan konsultasi
langsung ke dosen pembimbing, sampai pada pelaksanaan proyek saya
laksananakan bersama asisten proyek saya si Rahman Jamil. Yah kami
cukup bersyukur dospem kami orangnya asikk dan bersahabat,
bagaimana tidak, beliau bahkan sampai rela menemani kami mengambul
170 Al-Quran dan 200 juz ama serta mengurus proposal ke Kemenag dan
Perpusnas.

Banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan dari kegitan KKN ini
yang tidak akan saya dapatkan dari aktivitas perkuliahan di kelas.
Begitu juga banyak hal baru dan perubahan signifikan. Jujur saja
background saya dari semi militer dengan karakter kaku dan keras.
Namun demikian disini saya justru harus menyesuaikan dengan
karakter anak-anak yang harus lemah lembut. Alhasil justru terkadang
saya lebih merasa nyaman bersama anak-anak. Ada Faris, Kristin,
Kristina dan lainnya mereka sudah saya anggap seperti anak sendiri.
Hahaha ngrasa jadi bapak kali yeee,,, :D

Secara pribadi ingin mengucapakan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada seluruh anggota kelompok KKN Al-Mustanir. Dengan
segela kekurangan dan kelemahannya kalian saya nilai telah bekerja
maksimal dan bisa dikatakan sukses. Disini yang ingin saya tekankan
adalah pentingnya ketaatan terhadap pimpinan. Bukan bermaksud
otoriter atau apa akan tetapi memang saya paling tidak suka ketika
sudah mengeluarkan instruksi yang sudah disepakati bersama namun
kemudian tidak dilaksanankan atau bahkan dibantah.

Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila saya terlalu


keras tegas dan tidak bisa berkompromi atau juga mungkin ketika saya
bercanda, mungkin candaan tersebut ada yang menyinggung perasaan
kalian baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

Dan terakhir kata-kata sakti yang merupakan pembekalan dari


Ustadz Sulthan, dua jam kami berempat berbincang-bincang, saya,
Fahrul, Sandika dan Rudini. Motivasi yang sempat membelokkan
prinsip kami masing-masing. Nikah muda hahaha.... Jangan khawatir
mengenai rezki semuanya sudah diatur oleh Allah. Bahkan rasulullah
telah mengiyaratkan bahwa jutru rizki kita akan ditambah ketika
menikah. Haaaaaaa.... ?????@#$%^&*. Okeehhh ustadz kami percaya,
tapi mungkin belum sanggup menerima tantangan antum untuk
menikah dalam waktu dekat ini.. hehehe

109
Detik-detik terakhir meninggalkan Babakan Madang terasa cukup
mengharukan bagi saya. Rasanya berat sekali meninggalkan tempat ini.
Mungkin karena sudah nyaman dan betah disini. Saya sendiri bertekad
suatu saat akan kembali kesana dan menyapa kembali anak-anakku :D

2. Sandika Madya Akbar


Selama aku melaksanakan Kegiatan Kuliah Kerja Nyata di Desa
Babakan Madang ini, banyak hal mengesankan yang aku rasakan di desa
ini. Hal-hal yang mengesankan itu adalah begitu baiknya Masyarakat
Desa Babakan Madang menyambut kedatangan kami, baik kepala
desanya, sekretarisnya, Tokoh-Tokoh Agama dan Masyarakatnya dan
lain sebagainya. Kami benar-benar melihat dengan mata kepala kami
sendiri dan merasakan betapa tingginya rasa hormat, kekeluargaan dan
kesetiakawanan para warga terutama Para Tokoh Masyarakat pada
kami. Hal ini terlihat salah satunya dari keseriusan Pak Kepala Desa dan
Pak Egi, Sekretaris Desa Babakan Madang dalam mencarikan rumah
tempat kami akan tinggal.
Waktu itu, di hari pertama KKN, saya dan Ketua KKN saya, Febri
benar-benar panik dan sedih, karena diberitahu Pak Egi bahwa kami
tidak bisa tinggal di rumah Pak Entip, Salah satu tokoh masyarakat di
Dusun Malimping (termasuk salah satu dusun di Desa Babakan
Madang) selama kami melaksanakan Kegiatan Kuliah Kerja Nyata di
Desa Babakan Madang. Hal ini dikarenakan bangunan-bangunan
rumahnya sedang direnovasi. Padahal, ketika kami melakukan survei ke
Desa Babakan Madang, bersosialisasi dan bersilaturrahmi dengan Pak
Egi, Sekretaris Kantor Desa Babakan Madang, Pak Zaenal, salah satu
Staf Pegawai Kantor Desa Babakan Madang, para pegawai Kantor Desa
Babakan Madang lainnya dan Pak Entip di Bulan Ramadhan, kami
sudah dijadwalkan Pak Egi dan Pak Zaenal untuk mengontrak tinggal di
Rumah Pak Entip bahkan Pak Entip sendiri sudah mengijinkan kami
untuk mengontrak tinggal di rumahnya.
Suasana rumah Pak Entip menurut kami sangat mengesankan.
Bagaimana tidak, suasana rumah beliau terlihat begitu nyaman dan
sejuk dengan hembusan angin sepoi-sepoi. Di dalam halaman rumahnya,
terdapat banyak tumbuhan yang subur dan Pohon Jambu yang buahnya
sungguh lezat. Di rumahnya, terdapat sumur yang di dalamnya terdapat
genangan air yang cukup besar. Seketika itu, mulai muncul kesan buruk
kami kepada pihak pemerintah desa yang kami pikir cukup lambat
dalam melaksanakan kegiatan renovasi di Rumah Pak Entip karena
Pihak Pemerintah Desa Babakan Madang sebelumnya sudah

110
memberitahu kami bahwa renovasi Rumah Pak Entip akan tuntas di
Bulan Ramadhan.
Alhasil pada saat itu juga, Pak Egi langsung berusaha mencarikan
tempat tinggal yang cocok bagi kami dengan menghubungi pihak-pihak
yang memiliki rumah kontrakan. Setelah sekian lama Pak Egi
menghubungi para pemilik rumah kontrakan dan berdiskusi dengan
kami, akhirnya Pak Egi memberitahu kami bahwa di Rumah Pak Dedi,
Ketua RW 001/06, dan rumah kontrakan salah satu pedagang di
Perumahan Giya Alam Sentul Blok B merupakan rumah-rumah yang
bisa kami tempati.
Alhamdulillah, Pak RW dan pedagang pemilik sebuah rumah
kontrakan mengijinkan kami mengontrak tinggal di rumah-rumah
mereka. Hal lain yang membuatku terkesan ketika melaksanakan KKN
adalah ketika Pak Didin, Ketua RT 001/06 Blok B dan Para Tokoh
Masyarakat Perum. Griya Alam yang sering melibatkan kami dalam
membantu mereka melaksanakan berbagai macam kegiatan. Contohnya,
di hari ke-2 KKN, ketika acara rapat antara Pak Ketua RT dan para
warganya, kami diperkenalkan Pak RT ke semua warga Perumahan
Griya Alam Sentul Blok B.
Pada hari ketiga, kami diminta Pak RT dan Pak RW untuk
melaksanakan kerja bakti di Lapangan Bola Voli. Kami diminta
mencabut rumput-rumput, menggali tanah dengan linggis, membawa
alat-alat perlengkapan tenda yang terletak di belakang Mushola Al-
Qolam, membantu dan mendirikan tenda. Kami benar-benar
mengerahkan tenaga fisik kami untuk membantu mereka kerja bakti
dalam merapihkan lapangan yang nantinya akan digunakan dalam
pelaksanaan Lomba-Lomba 17 Agustus. Kami merasa sangat lelah karena
kami belum sarapan kala itu.
Setelah selesai kegiatan kerja bakti di Lapangan Voli, kami langsung
diajak para warga untuk bermain bola voli dengan para warga. Hal ini
sungguh mengesankan bagi saya, karena ini untuk pertama kalinya saya
bermain bola voli di luar lingkungan sekolah saya dan tentu saja
membuat saya semakin senang dan akrab dengan para warga di sana.
Setelah selesai bermain bola voli, saya diajak Pak RT dan Pak RW untuk
makan bareng di rumah Pak RW. Saya merasa sangat senang karena
kami disajikan makanan-makanan yang begitu lezat, termasuk nasi
liwet. Hal ini sungguh mengesankan, karena untuk pertama kalinya saya
makan nasi liwet.

111
Pada hari ke-9 dan hari ke-10, kami diminta Pak RT untuk
melakukan sosialisasi Lomba-Lomba 17 Agustus ke para warga di
Perumahan Griya Alam Sentul Blok B dengan mendatangi rumah warga,
memperkenalkan diri sekaligus memberitahu warga bahwa pada tanggal
15-16 Agustus akan diadakan lomba-lomba menyambut Hari
Kemerdekaan Negara Indonesia, meminta sumbangan dana, meminta
para warga memasang bendera dan umbul-umbul di depan rumahnya,
dan memberitahukan para warga bahwa pada tanggal 29 Agustus akan
diadakan malam pentas seni. Sungguh berkesan kegiatan sosialisasi ini,
karena kegiatan serupa tidak pernah saya lakukan di tempat lain, baik di
kampus maupun di lingkungan sekitar rumah saya. Hal mengesankan
lainnya yang saya dapatkan selama Kegiatan KKN ini adalah saat
mengajar di sekolah dasar. Jujur saja, ini pertama kalinya saya mengajar
anak-anak sekolah dasar di sekolah.
Walaupun sebelumnya saya pernah mengajar ketika saya masih
menjadi santri, namun kegiatan mengajar di desa ini memiliki atmosfer
yang sungguh berbeda dengan pesantren saya. Apalagi, anak-anak yang
saya ajar adalah anak-anak sekolah dasar kelas 4,5 dan 6 yang
pemikirannya dan perilakunya masih perlu dibimbing. Jujur saja, saya
memiliki kesan kurang baik ke mereka karena mereka kurang
menghormati dan menghargai saya. Contohnya banyak siswa-siswi yang
mengeluh, marah dan protes serta menolak saya mengajarkan mereka
Pelajaran Mahfudzot di Madrasah Diniyah Hidayatul Mutaallimin.
Banyak pula siswa-siswi yang saya anggap kurang hormat ke saya.
Misalnya Siswa-Siswa Kelas 6A SDN 01 Babakan Madang yang
keluyuran masuk keluar kelas di depan saya ketika saya mengajar
Pelajaran Bahasa Inggris di kelas, Siswa-Siswa Kelas 5A yang keluar
kelas ketika tidak ada guru di kelas, banyak diantara mereka yang tidak
mau maju menulis jawaban atas pertanyaan saya atau menjawab
langsung pertanyaan saya karena malu, dan sebagainya. Di antara anak-
anak yang saya ajar bahkan menertawakan saya ketika saya mengajar
Alphabet dan jenis-jenis Tauhid di Madrasah Diniyah Ash-Shoheh.
Namun, meskipun demikian, saya memaklumi sikap-sikap
beberapa anak yang saya anggap kurang sopan karena memang mereka
masih anak-anak yang belum bisa sepenuhnya membedakan baik dan
buruk. Dan sebaliknya, banyak kesan baik yang saya dapatkan dari
mereka, yakni perhatian, semangat belajar dan kebahagiaan mereka
ketika saya mulai mengajar di kelas. Banyak siswa-siswi didik saya yang
sudah bisa berbicara tentang percakapan sehari-hari dalam Bahasa
Inggris dengan baik dan benar. Ada juga siswa didik saya yang saya

112
ajarkan dalam kegiatan bimbingan belajar yang sudah bisa memahami
cara menulis waktu-waktu/jam-jam dalam Bahasa Inggris Amerika dan
British, menulis kalimat-kalimat dalam Bahasa Inggris yang sesuai
dengan aturan Simple Present Tense, Simple Future Tense dan sebagainya. Dan
sejujurnya saya memiliki kesan dan kedekatan yang paling mendalam ke
siswa-siswi kelas 5B, karena di kelas ini, saya paling sering mengajar.
Di Perumahan Griya Alam, saya juga memiliki kesan yang sangat
baik kepada anak-anak Anggraini Putri, Futri Asti, Faris, Bayu dan
beberapa anak lainnya yang saya pikir sangat semangat belajar Bahasa
Inggris dengan saya. Hal lain yang mengesankan bagi saya adalah ketika
teman-teman sekelompok kkn dengan saya tiba-tiba menampilkan
video saya yang waktu itu sedang Audisi X Factor Indonesia di depan
Siswa-Siswi SMAN 01 Babakan Madang.
Secara praktis mereka langsung menatap saya yang terlihat begitu
malu, dan langsung memuji saya karena penampilan saya saat audisi
kemarin. Bahkan di antara mereka ada yang langsung meminta saya
mengirim lagu saya ke hape mereka. Hal lain yang mengesankan bagi
saya adalah ketika Pak RW sering memberikan nasihat-nasihat dan
motivasi-motivasinya ke kami. Contohnya adalah kata-kata motivasinya
tentang permainan kata-kata ke kami, pemikiran kami benar-benar
dipengaruhi sedemikian rupa untuk memahami permainan kata-kata
contohnya tentang memahami makna pintu gerbang dalam Teks
Pembukaan UUD 1945 yang bertuliskan Dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia
dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan
pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang bersatu, berdaulat,
adil dan makmur, memahami makna perkataan yang benar lebih baik
dari perkataan yang jujur, memahami makna kemerdekaan, dan
sebagainya.
Hal ini sangat mengesankan bagi saya karena perkataan-perkataan
beliau sangat memacu semangat saya untuk lebih rajin membaca dan
meraih segala mimpi saya di masa depan. Apalagi perkataan beliau
tentang memahami makna Kuliah Kerja Nyata yang semakin
memotivasi saya untuk lebih banyak mengabdi ke masyarakat
memberikan berbagai macam bantuan dan pelayanan pada masyarakat,
baik dalam bentuk materiil, moriil, spiritual, dan intelektual yang
membuat kehidupan masyarakat lebih baik.
Nasihat dan motivasinya membuat saya tertarik kembali untuk
membangun karir di bidang politik untuk mencerdaskan dan

113
memberdayakan masyarakat, memberikan perubahan besar masyarakat
yang membuat masyarakat hidup lebih sejahtera, aman, adil dan
makmur. Sungguh motivasinya itu membuat saya semakin semangat
untuk mengubah pola pikir, orientasi hidup dan kesejahteraan hidup
masyarakat menjadi lebih baik. Hal mengesankan lainnya yang saya
dapatkan selama melaksanakan KKN adalah nasihat dari Kak Sulthan,
salah satu pengurus Mushola Al-Qolam yang memotivasi saya supaya
segera menikah dan tidak menunda-nudanya bahkan beliau
menganjurkan kami untuk lebih dahulu mementingkan pernikahan
daripada cepat-cepat meraih gelar sarjana.
Kak Sulthan berusaha mengubah pola pikir kami bahwa segera
menikah itu bukan malah membuat rezeki kita semakin sedikit, tapi
sebaliknya, semakin banyak. Beliau berpesan bahwa pernikahan itu
akan mendatangkan banyak rezeki. Beliau membandingkan antara
urusan pernikahan dengan urusan meraih gelar sarjana. Beliau
mengatakan bahwa pernikahan adalah urusan akhirat dan meraih gelar
sarjana adalah urusan dunia, maka beliau berpesan agar saya harus lebih
mendahulukan menikah yang merupakan urusan akhirat daripada
meraih gelar sarjana yang merupakan urusan dunia.
Hal ini tentu saja memotivasi saya supaya lebih cepat menikah. Hal
lain yang mengesankan saya adalah penampilan teman-teman
sekelompok kkn dengan saya dalam acara pentas seni. Saya tak
menyangka Rudini, teman sekelompok kkn saya sangat ahli berpuisi,
Febri yang sangat ahli memainkan Drama Menghilangkan Kemusyrikan,
Ridhoi yang bahkan sangat ahli melawak dalam drama tersebut serta
Anak-Anak Perumahan Griya Alam Sentul Blok B yang ahli bermain
drama dan melawak.
Hal lain yang mengesankan bagi saya adalah bapak-bapak termasuk
Pak RW dan Pak RT yang berpakaian pakaian ibu-ibu yang sedang
hamil berjilbab dan bermain sepak bola saat acara Lomba-Lomba HUT
RI yang ke-70 khusus untuk bapak-bapak. Hal lainnya adalah suburnya
Desa Cicadas dan baiknya sistem pengairan di sana. Bahkan Pak Saeful
Ketua RT di Dusun Cicadas mempersilahkan saya untuk minum air
yang berada di kamar mandi yang ternyata bisa langsung diminum tanpa
harus dimasak, karena airnya mengalir langsung dari gunung. Hal
lainnya adalah saat kami melakukan kerja bakti di Jalan Lingkar dengan
menggali tanah, membuat saluran air, membuat penampungan air, dan
membuat jalan karena baru kali ini saya merasakan betapa sangat
beratnya pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dilakukan para kuli
bangunan itu.

114
3. Tri Wahyudi
Ketika tiba di lokasi kkn saya langsung mendengar kabar buruk
dari ketua kami. Katanya ketika sampai di desa ternyata pihak desa
masih belum menetapkan dimana kami akan tinggal, khususnya untuk
para lelaki. Padahal jauh hari sebelumnya kami telah memesan tempat di
dusun Malimping untuk basecamp pria, sementara untuk basecamp
wanita pihak desa menjanjikan akan mencarikan tempat tidak jauh dari
sana. Untung saja pak kepala desa langsung membantu mengatasi
permasalahan tersebut. akhirnya beliau menempatkan kami di
perumahan Griya Alam Sentul yang letaknya tidak jauh dari dusun
malimping. Untuk para wanita, mereka ditempatkan di rumah Pak RW
dengan segala fasilitas dan kenyamanannya. Sedangkan kami para pria
tinggal di kontrakan kosong yang tidak jauh dari situ. Sungguh sangat
jauh perbedaan basecamp antara pria dan wanita, bagaikan langit dan
bumi saja. Yah memang sudah hukum alam kalau para pria yang harus
mengalah. Haha
Setibanya di basecamp, kami di sambut dengan aroma tidak sedap
yang berasal dari peternakan ayam yang letaknya tidak jauh dari situ.
Kami juga harus merasakan kesulitan mendapat air bersih. Sampai-
sampai untuk mandi saja saya kadang ke mushola. Memang ternyata di
kawasan kami air bersih menjadi barang langka. Oleh karena itu kami
mengagendakan program penampungan air di salah satu dusun di
Babakan madang. Karna keterbatasan waktu dan biaya kami hanya bisa
memfokuskan program tersebut di satu tempat saja.
Setelah secara resmi dibuka oleh kepala desa program kerja kami
satu demi satu mulai dilaksanakan. Di minggu pertama saya merasakan
bagaimana susahnya mengajar anak kelas 3 SD. Saya benar-benar
kewalahan menghadapi tingkah mereka. Memang pada dasarnya saya
tidak punya pengalaman dalam mengajar. Walaupun saya tidak berniat
menjadi seorang pengajar, hal tersebut tetap menjadi pengalaman
berharga dalam hidup saya. Sebagai mahasiswa komunikasi saya harus
bisa beradaptasi dengan lawan bicara (komunikan) dari berbagai usia
dan latar belakang, termasuk anak SD.
Ditengah-tengah pelaksanaan program banyak masalah silih
berganti bermuculan. Seperti permaslahan perizinan kegiatan karena
tidak adanya pemberitahuan secara tertulis dari kampus ke pihak
kecamatan dan permasalahan ketika pelaksanaann proyek
penampungan air karna adanya konflik horizontal antar warga.
Alhamdulillah berbagai permasalahan tersebut berhasil kami lewati dan
proyek penampungan air pun dapat terealisasikan.

115
Keseharian saya di tempat KKN sangat berbeda dengan keseharian
saya di kosan. Biasanya saya hanya makan 1-2 kali sehari namun di
tempat KKN sampai 3 kali sehari. Walaupun menunya kalau ga tempe
ya tahu, daging hanya sesekali saja. Setiap malam saya lewati dengan
rapat evaluasi serta perencanaan program yang bisa berlangsung sampai
tengah malam. Terkadang saya sampai ketiduran karenanya. Apalagi
kalo pak RW mulai bermain kata-kata bisa sampai jam satu. Bermain
catur menjadi obat untuk menghilangkan kepenatan karna padatnya
kegiatan selain melihat kekonyolan Sandika Madya Akbar.
Kesialan demi kesialan harus saya alami di KKN ini. Dari nabrak
motor orang sampai nabrak tembok hingga membuat lengan dan kaki
saya cidera. Padahal saat itu saya akan tampil dalam drama di pentas
seni. Saya sangat berterimakasih kepada para warga yang dengan sigap
langsung menolong saya dan membantu merawat cidera saya. Sampai-
sampai warga mencarikan tukang urut untuk saya. Untung saja motor
tersebut tidak rusak parah karna motor tersebut motor milik warga
yang dipinjamkan pada kami.
Banyak pengalaman berharga yang saya peroleh dari KKN ini. saya
belajar bagaimana hidup bermasyarakat dan bekerjasama dengan warga
maupun rekan sesama KKN. Hal ini tidak saya peroleh dari belajar di
bangku kuliah yang biasanya. Saya juga belajar bagaimana menarik hati
anak-anak setempat agar mau ikut di bimbel, mengajak warga untuk
ikut berpartisipasi dalam lomba 17an dan masih banyak lagi.
Saya sangat berterimakasih kepada saudara Febri yang sudah
mengajak saya dalam kelompok ini. Saya juga berterimakasih kepada
Sandika Madya Akbar yang sering menghibur saya walau ga berniat
menghibur dan kadang ngeselin juga. Serta teman-teman pria yang lain
dan para wanita yang setiap harinya menyiapkan makanan saya ucapkan
terimakasih.
Hari terakhir meninggalkan Babakan Madang terasa cukup
mengharukan bagi saya. Rasanya berat sekali meninggalkan tempat ini.
Mungkin karena sudah nyaman dan betah disini. Berat juga harus
meninggalkan anak-anak seperti Faris dan Gentar yang sudah cukup
dekat dengan saya. suatu saat kalau ada kesempatan saya ingin kembali
kesana.
4. Rani Yuly Syafisri
Awal saya tau KKN tetap diadakan, jujur tidak ada niat dan
persiapan untuk ikut program ini, hati terus bertanya-tanya, perasaan

116
dan pikiran juga rasanya kesal, tinggal sebulan di kampung orang, hidup
bersama masyarakat dan teman-teman yang tidak saya kenal, butuh
dana yang banyak juga, waktu dan tenaga yang harus dikorbankan,
bagaimana kelanjutan hidup saya disana, apa saya bisa jalaninnya.
Berbagai pertanyaan yang bergelayut dipikiran. Kenapa sih gak magang
aja, ya kalau mau kkn fakultas lain aja, fakultas ekonomi gak usah batin
saya kala itu, Karena menurut saya ilmu saya lebih relevan dan terpakai
untuk program magang, praktiknya lebih sesuai dengan bidang ilmu
yang dijalani, capeknya gak sia-sia, ilmu kampus terpakai, dapat sebagai
bekal didunia kerja juga dapat menghasilkan uang, kita bisa jadi orang
bermanfaat tanpa harus ke desa-desa, tanpa harus ikut hidup prihatin.
Ya itulah ungkapan-ungkapan egois dari diri saya, saya tetap
menjalani kkn, yah hanya sebagai penggugur kewajiban, kewajiban
akademik 4 sks itu. Salah satu persiapan saya yang kacau ialah
pencarian kelompok, ketika liburan semeter teman-teman sudah sibuk
dengan kelompoknya, saya sendiri terhanyut dengan liburan semester
tanpa mikir kkn, alhasil saya tidak bisa sekelompok dengan teman dekat
saya sendiri, saya coba menghubungi teman-teman untuk masuk
kelompoknya tetapi tetap tidak bisa, beberapa teman yang mencarikan
saya ke kelompok lain awalnya digantung akhirnya gak diterima, disitu
rasanya stress, gak bisa mikir pas kuliah gara-gara belum dapat
kelompok, sampai suatu hari teman LDK saya mencarikan kelompok
untuk saya, oh iya saya ikut organisasi mahasiswa Lembaga Dakwah
Kampus (LDK) di FEB, tapi kalau orang melihat penampilan saya
kebanyakan tidak percaya kalau saya bagian dari organisasi Islam ,karna
cara berpakaian dan sikap yang belum islami, ya namanya juga lagi
berproses, dan saya gak begitu aktif, jarang ikut rapat (syuro), tindakan
saya jangan ditiru, contoh yang tidak baik hehe..
Kira-kira ada seminggu kerjaan saya pantengin hp, yah anak LDK
juga gpp deh mereka juga baik-baik, ada chat masuk di WhatsApp
sepertinya anak LDK , kaget pas tau ternyata cowok si Febri yang
sekarang menjabat jadi ketua di kelompok ini , kenapa gak cewek sih
yang ngajak kelompokkan gerutu saya, saya masih tanya-tanya aja ke
dia seputar kelompoknya, masih ragu gabung sekaligus ngeri juga
sebenarnya haha, sambil coba nyari kelompok lain juga, selama seharian
gak ada tanda-tanda dari kelompok lain, lusanya saya hubungin febri
buat gabung, tag kelompok dulu lah daripada disamber orang gak bisa
gabung, gak dapet kelompok lagi, capek saya di gantung terus, akhirnya
bisa buat gabung. Dapet kelompok dulu yang penting, kalau ada
perubahan kebijakan yang pasti dari PPM saya pindah kelompok jika
memungkinkan.

117
Awal rapat perdana bertemu semua anggota rasanya deg-degan
udah saya cewek, sendiri dari fakultas, males sebenernya, di telat-telatin
deh dateng. Pas saya liat orang agamis semua, udah ketebak sih
sebenarnya sebelum ketemuan, kesan pertama rapat saling
membelakangi laki-laki dan perempuan, walaupun beberapa kali syuro
di LDK seperti itu, saya masih belum terbiasa aja sama keadaan yang
begitu. Yang perempuan gak begitu ramah, kaku, suasana rapat yang
tegang juga serius banget. Hati makin kacau rasanya mau pindah
kelompok.
Rapat-rapat berikutnya juga komunikasi via media sosial saya
paksakan tetap datang, disini hubungan mulai mencair, khususnya
temen perempuan mulai ramah, membuka diri ke saya, bercanda laiknya
orang yang sudah lama kenal, mungkin benar ungkapan tak kenal maka
tak sayang karena belum begitu kenal, dan dekat malah saya suudzon
duluan. Sejak itu kita berkomunikasi via medsos cukup sering,
walaupun jarang bertemu, saya merasakan semangat dari teman-teman
dalam menjalankan kkn, juga keseriuan mereka dalam pembahasan
proker, proposal, juga persiapan-persiapan berkaitan kkn, saya akui
salut sama gerak cepat, semangat para anggota walaupun kelompok ini
terus diterpa masalah, dan keseriusan mereka supaya kkn ini berjalan
sukses.
Setelah turunnya kebijakan kelompok ideal dari PPM juga disertai
dengan perubahan sebenarnya saya sudah ditawarkan dari 2 kelompok
teman sejurusan untuk gabung ke mereka bahkan nama saya mau
didaftarkan tapi setelah saya tau lokasi kkn mereka yang jauh sekaligus
bukan tempat yang saya inginkan dengan berat hati saya menolaknya,
saya sudah mengusulkan lokasi babakan madang ke kelompok ini
sebenarnya dengan alasan jaraknya dekat dengan rumah, dan ada
rencana akan sering pulang, juga biar orang tua kalau memantau
gampang. Dengan langkah nekat saya tetap di KKN Al Mustanir ini
sendirian dari FEB. Saya sudah gak memikirkan teman lagi bagi saya
lokasi jadi hal yang terpenting, untuk urusan jaga diri Insya Allah saya
bisa walau gak ada teman dekat.
Oh iya minggu-minggu menjelang keberangkatan sebenarnya saya
mau mengundurkan diri dan tidak ikut dari kelompok kkn ini, masalah
internal keluarga yang rumit membuat hati berat untuk meninggalkan
rumah, tapi abang yang sedang kuliah di rantau tetap meyakinkan diri
ini untuk ikut kkn, dia ingin kuliah saya gak berantakan, masalah
keluarga dia yang pantau dan tangani.

118
Hari-hari menjelang keberangkatan rasanya masih berat, badan
sama hati masih ingin dirumah, gak kebayang mau ngapain disana. Hari
pertama berangkat menuju kantor desa babakan madang kami disambut
hujan lebat, juga mati listrik, kondisi disana gelap karena minimnya
lampu penerangan. Masih belum jelas tiggal dimana, semua diluar
dugaan. Sekitar setengah 9 an kami tim putri diajak naik mobil Pak
Lurah menuju rumah Pak RW di Perumahan Griya Alam Sentul.
Sesampai dirumah Pak RW kami berunding untuk tempat tinggal,
kamipun menyetujui untuk rumahnya kami tinggali, saya sudah
mengiyakan banget, rumahnya bagus, sudah lingkungan maju,
fasilitasnya lebih dari cukup, beruntung pak lurah mau
menyumbangkan dana untuk menambah kekurangan biayanya.setelah
berunding kita dikasih wejangan sama pak RW dan pak Lurah selama
menjalani KKN untuk jaga sikap, komunikasi, dan pandai-pandai jaga
diri. Rasanya bersyukur banget semuanya dipermudah. Mungkin ini
berkah sekelompok sama para Ustad dan Ustadzah.
Agak aneh sebenarnya kalau kami KKN di tempat yang sudah maju,
tapi gak apa-apalah toh kita tetap mengabdi di desa, kalaupun harus
tetap menjalani aktivitas di perumahan griya itu juga resiko karna kami
tinggal disini, sebenarnya perumahan griya menurut saya bukan seperti
perumahan yang notabennya sudah bagus dan elite, jalan disana masih
banyak yang rusak, kebanyakan masih rumah yang biasa aja, dibanding
tempat tinggal saya yang masih perkampungan perbedaannya cukup
jauh, di tempat saya akses ke jalan raya mudah, jalan sudah bagus, sudah
banyak rumah-rumah besar, orang suka mengira komplek padahal
masih perkampungan.

Selama KKN setiap hari kami harus rapat (Amazing kan rapat setiap
hari), kalau ada kategori kelompok terserius kelompok Al Mustanir
mungkin bisa masuk kategori, kalau rapar serius banget , ada suasana
tegang, bahasa formal banget, gak seperti kelompok lain yang pakai
bahasa keseharian, masih ada bercanda, mungkin kebanyakan bercanda.
Seperti rapat perusahaan atau bisa jadi rapat MPR nah kayak begitu
suasananya. Rapatnya serius, padahal pas pelaksanaan kegiatan banyak
santai.
Minggu pertama kkn belum begitu ada kegiatan kami masih banyak
melakukan sosialisasi ke sekolah, kantor desa, dan masyarakat desa.
Saya teringat ketika pertama kali kami rapat di masjid saat itu sudah
memasuki waktu maghrib, tiba-tiba banyak anak-anak yang ke masjid,
menghampiri dan menyalami kami, disitu saya terharu dan senang,
karna hal itu merupakan pertama bagi saya, dilingkungan saya susah

119
mengajak warga salat jamaah di masjid, masih bisa hitung kancing yang
ke masjid.
Waktu pertama kali ngajar di tpa/tpq Al Qolam saya kaget dengan
banyaknya anak-anak yang harus dihadapi, disitu kami gugup terlebih
saya tidak ada pengalaman mengajar sama sekali, juga saya dari kecil
selalu sekolah umum, baru di UIN ini aja kampus agama itupun fakultas
umum, kesulitan juga sebenarnya kalau harus mengajar agama, karena
agama saya sendiri aja lemah gimana mau ngajarin anak orang. Melihat
keceriaan anak-anak rasanya senang banget apapun tingkah mereka
lucu sekali, disini saya jadi harus membaur dan memahami anak-anak.
Kebanyakan anak-anak sekolah yang kami ajari senang dengan
kehadiran kakak mahasiswa. Setiap datang selalu mereka salim gak
hanya sekali bisa berkali-kali. Ketika di basecamp pun begitu mereka
panggil-panggil dari luar, padahal belum waktunya bimbel , bahkan
hanya mau ngaka main saja.
Ada satu anak yang menarik perhatian saya namanya Reihan kelas 3
sd, bagi saya dia lucu banget, ngegemesin, gemuk, putih, kayak orang
cina. Saya sangat suka panggil-panggil dari kejauhan bahkan nyubit dia,
saking geregetannya. Segala tingkahnya lucu, udah kayak punya adik,
tinggalnya 2 rumah dari pak RW kadang suka juga dia main ke rumah
Pak RW ketika kami rapat, dengan adanya Reihan rasaya saya jadi
semangat banget.
Saya sempat agak down juga di kkn ini, ketika rapat saya gak bisa
mengemukakan pendapat, suasana yang serius, membuat saya malas
berpendapat , takut salah, takut gak didengerin. Mereka orang-orang
yang hebat ketika berbicara di forum dan di masyarakat. Kemampuan
agama dan bidang mereka masing-masing sangat bagus dibanding saya
masih jauh sekali. Saya merasa kkn di diri saya gak tepat sasaran
seharusnya saya bisa lebih banyak melakukan sumbangsih untuk proker
dan pengetahuan ekonomi, kesalahan saya juga tidak sekelompok sama
anak-anak FEB supaya bisa maksimal untuk proker ekonominya.
Akhirnya saya coba fleksibel jalanin proker, saya jalanin apa yang saya
bisa kerjakan.
KKN bagi saya membuat saya membuka pikiran dan mata hati
untuk melihat dunia luar, melihat realitas yang terjadi di masyarakat.
Bahwa ilmu tidak hanya didapatkan dibangku sekolah dan kampus, dari
merekapun saya banyak belajar. Melatih diri ini mengelola emosi, belajar
lebih dewasa, mandiri, bermasyarakat, kerja tim dan banyak lainnya.
Sangat senang rasanya menjadi bagian dari kelompok ini, disini saya
seperti menemukan keluarga baru, teman yang sesungguhnya, mengajak

120
kepada ketaatan mengajak ke arah yang lebih positif, masih ingat ketika
kalian menarik saya karna susah bangun subuh mungkin di setiap
waktu solat, ketika saya malas mengerjakan piket, malas mengajar,
maafkan diri ini yang sangat menyusahkan ya.
Di KKN ini juga jadi saya tau harus menjaga interaksi antara laki-
laki dan perempuan , juga belajar hidup prihatin dan lebih bersabar,
waktu piket masak yang ikut belanja ke pasar turun ke dapur juga
,biasanya dirumah ogah banget, jika dirumah makan sudah tercukupi,
tapi disini kia harus memakan dengan lauk yang lebih sederhana karna
harus menghemat uang kas, lebih disiplin pas piket bersih-bersih. Harus
Terasa banget ternyata begini ya pekerjaan yang dilakukan ibu, itupun
baru sebagian kecil aja yang kita lakukan tapi udah capek banget, hebat
banget seorang ibu yang bisa menghandle keperluan rumah tangga, jadi
merasa bersalah sama ibu yang berjuang antara karir dan keluarga.
Banyak pelajaran yang saya dapatkan di KKN ini, yang sebelumnya
saya keluhin dan membuat kesal, menjadi kebalikannya kkn yang
membuat hari-hari berwarna, bersama warga, anak-anak, dan teman-
teman disini. Kebahagiaan gak melulu tentang tempat yang nyaman
dengan fasilitas yang berlimpah tetapi kebersamaan ini jadi keindahan
tersendiri. Saya belajar bersyukur, ketika krisis air di bogor , sementara
dirumah melimpah. Ketika kita masih mudah dan nyaman menempuh
pendidikan sementara adik-adik disini, fasilitasnya masih kurang, juga
materi yang diajarkan masih tertinggal.
Terima kasih untuk Teman KKN Al-Mustanir untuk waktu
sebulannya, kerja keras, semangat, dan keikhlasan mengabdi. Untuk tim
akhwat bakal kangen banget ngumpul bareng, cerita-cerita segala
macem, bercanda, makan bareng. Khusus untuk Ayu dan Hikmah terima
kasih banget sudah mau menerima saya yang masih banyak kurangnya
ini, selalu bersabar, dan membimbing ke arah yang baik, makasih buat
dukungannya, yang selalu buat suasana ceria, maaf atas kejadian dan
sikap saya yang gak mengenakkan, padahal kalian sudah pengertian
banget, dalam hati gak ada maksud begitu, kalian bukan hanya sahabat
bagi saya tapi sudah seperti keluarga sendiri, sayang banget sama kalian
Tim Akhwat.
Akan kangen dengan semua momen pas kkn, ketika kita berjuang
membangun desa, menjalankan proker, pengajuan proposal, sedih,
bahagia, dan canda sampai ada yang cinlok dan jadi korban cinlok,
Kelompok Al Mustanir ini atau suka disebut cemerlang mayoritas
aktivitis dan anak rantau jadi masing-masing punya keunikan sifat dan
bahasa, dari yang mudah dimengerti sampai sulit dimengerti, dari yang

121
normal sampai yang absurd (haha maaf, bercanda ya :D), kelucuan dari
segala tingkah yang suka bikin susah berhenti ketawa, saling kesel, bete,
sampai pada hal yang mengharukan di hari terakhir kita harus
meninggalkan tempat ini, serius hari-hari terakhir itu sedih banget,
rasanya ada yang kosong dan hilang.
Yah pada akhirnya waktu yang mempertemukan, waktu juga yang
memisahkan, memang berat meninggalkan segala hal yang sudah dekat
dan menyatu dengan diri kita, tinggal disini memang menyenangkan
tapi bukan untuk kita berlama-lama menetap, selamat berjuang di
tempat masing-masing teman-teman, semoga sukses dimanapun kalian
berada, silaturahimnya tetap terjaga ya, kalau ada waktu main-main lagi
ke Babakan Madang sama Griya :p.
Terakhir pesannya semoga Sumbangsih kami bagi Desa Babakan
Madang yang berupa pembangunan fisik dan non fisik, dapat berguna
bagi warga, saya harap Desa Babakan Madang beberapa tahun ke depan
menjadi lokasi yang lebih maju, fasilitas dan infrastruktur bisa lebih
baik lagi, untuk adik-adik terus semangat dan lebih giat belajarnya, saya
harap semoga kelak suatu saat kalian yang menjadi penerus bangsa
dapat menjadi generasi yang bermanfaat, sukses, dan dapat memajukan
negara ini, sekali lagi terima kasih untuk warga desa dan griya dengan
senang hati menyambut hangat dan menerima keberadaan kami, terima
kasih sudah memfasilitasi selama kami melakukan kegiatan, Pak RW
yang mau menyediakan tempat tinggal bagi anggota putri, Kakak Ustad
Sulton yang mau meminjamkan mototr-motornya untuk kami
beraktivitas, dan semua pihak yang tidak bisa disebut satu persatu.
Terima Kasih semuanya :D.
5. Rahman Jamil

Ada sebuah pepatah yang mengatakan tak kenal maka tak sayang.
Begitu kira-kira kondisi saya saat ini. Oleh karena itu, saya ingin
memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya Rahman Jamil (sekarang
menjabat sebagai mahasiswa Tafsir Hadis semester VII UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta), ciieee... menjabat? Kayak tikus berdasi aja.. udah,
jangan becanda mulu, buka kitab talimul mutaallim dan Nidzam al-Ijtima,
begitu pesan Himatul Bilqis, hahahah... okey Hikmah dan kawan-
kawan. Sekarang serius!!!!
Lanjut!!!! Saya lahir dan tumbuh besar di Sumbawa Barat, NTB. Di
sumbawa saya mengenyam pendidikan dari SD sampai MA (Madrasah
Aliyah). Tahun 2011 tamat Aliyah dan sempat tidak kuliah selama
setahun, karena kendala biaya mengingat saya anak ke-enam dari 7

122
bersaudara. Selama setahun itu, saya dan kakak saya; Mansyur,
berangkat ke Pare untuk menguasai bahasa Inggris dengan biaya dari
Kiyai Pimpinan Ponpes Himmatul Ummah, KH. Syamsul Ismain.
Alhamdulillah, hasilnya memuaskan sesuai target selama 8 bulan.
Selanjutnya saya dan kakak saya; Mansyur kembali ke Pondok untuk
persiapan masuk UIN Jakarta sambil mengisi waktu kosong dengan
mengajar para santri bahasa Inggris. Akhirnya, pengumuman kelulusan
di UIN menyatakan bahwa kami lulus beasiswa BLU sesuai program
studi yang saya inginkan yaitu di Fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir
Hadis. Meskipun beasiswanya bermasalah setiap semester bahkan
sampai sekrang, saya masih bisa menikmati atmosfer perkuliahan di
kampus UIN Jakarta seperti teman-teman yang lain. Cukup
perkenalannya!!! Udah bosan. Kita lanjut ke KKN.
Kelompok KKN Al Mustanir adalah destinasi terakhir dari
kelompok-kelompok KKN yang sebelumnya saya masuki, meskipun
awalnya saya tidak paham kenapa teman-teman sepakat dengan nama
tersebut untuk kelompok KKN. Saya masih ingat pertama kali saya
bergabung di kelompok KKN ini pada rapat yang ke-8. Saya tidak tahu
harus ngomong apa, karena memang dasarnya karakter saya pendiam
dan pemalu, jadi saya hanya terdiam dan mendengarkan diskusi teman-
teman kelompok. Hal yang terlintas di benak saya adalah mungkinkah
saya ikut KKN dengan kelompok ini? Karena saya lihat anggotanya gak
ada yang aktif dan muka teman-teman sangat sinis. Rasanya saya tidak
akan tahan dan betah dengan kelompok ini selama sebulan dan saya
sempat berfikir untuk move on ke kelompok lain, karena kebetulan ada
teman lain yang menawarkan kelompoknya, namun saya merasa ada
suasana yang berbeda yang membuat saya tetap bertahan di kelompok
ini, meskipun saya melihat persiapan kelompok ini sangat kurang.
Hari demi hari saya lalui dengan rasa penasaran tentang KKN yang
saat itu belum jelas lokasinya. Akhirnya, PPM memberikan pilihan
desa-desa yang akan menjadi objek KKN. Teman-teman kelompok
KKN Al-Mustanir memilih desa Babakan Madang, Bogor. Untuk
mengurangi rasa penasaran saya tentang lokasi KKN, saya ikut survey 2
kali. Kesan yang saya dapat saat pertama kali survey lokasi membuat
saya ragu, apakah Desa Babakan Madang cocok untuk dijadikan lokasi
KKN?, kelihatannya tempatnya sudah cukup maju, lokasi yang cukup
strategis yaitu dekat dengan akses jalan tol dan terdapatnya perumahan
yang menurut saya cukup mewah. Namun semua berubah saat kami
tiba di dusun Cicadas. Cicadas adalah satu dari empat dusun yang
terdapat di Desa Babakan Madang setelah dusun Madang Kaum,
Banceuy, dan dusun Malimping. Cicadas berlokasi di seberang sungai

123
besar yang menjadi pembatas dengan dusun lain. Di dusun Cicadas
kami mendapati masyarakat yang ternyata masih kesulitan mendapat
air bersih, lokasi sumber air yang cukup jauh dan kurang layak untuk
digunakan. Terlebih lagi, kami mendapati sebuah pesantren tradisional
yang cukup memprihatinkan, ruangan yang kotor, sarana yang kurang,
dan lembaran mushaf Al Quran yang sudah rusak memenuhi rak buku.
Setelah kegiatan survey, akhirnya pikiran saya berubah, ternyata Desa
Babakan Madang adalah lokasi yang cukup baik untuk dijadikan lokasi
KKN.
Tanggal 1 Agustus 2015, Akhirnya waktu yang saya tunggu-tunggu
untuk KKN telah tiba, berangkat ke lokasi KKN dengan persiapan ala
kadarnya. Hanya berbekal 1 koper yang berisi pakaian dan buku-buku
bacaan. Namun, 1 koper tersebut telah saya titipkan lewat teman KKN
yang baik hati, namanya Ayu, yang diantar oleh pamannya
menggunakan mobil. Namun sebelum ke lokasi KKN, saya dan Rudini;
rekan seperjuangan di Ushuluddin, menyempatkan diri mengambil
obat-obatan di RS UIN Jakarta. Namun, kami sangat kecewa dengan
sumbangan obat-obatan yang diberikan oleh RS UIN tersebut, karena
tidak sesuai dengan ekspektasi kami yang tujuan obat-obatan tersebut
akan kami gunakan untuk program pengobatan gratis, namun yang
kami dapatkan hanya sekantong kecil obat-obatan. Selain itu, kami juga
menyempatkan diri ke Perpusnas untuk mengajukan proposal
pengadaan taman baca, namun lagi lagi kami kecewa, karena pihak
Perpusnas tidak mau menerima proposal dari mahasiswa KKN dengan
alasan pengalokasiannya tidak jelas. Pihak Perpusnas meminta kami
(Saya dan Rudini) menjadi advokator bagi desa yang menjadi objek
KKN, yaitu proposal yang seharusnya diserahkan ke Perpusnas itu
murni dari desa atau LSM yang ada di desa tersebut, bukan dari
mahasiswa. Tugas kami hanya advokasi. Begitu kira-kira.
Sore hari, Saya dan Rudini berangkat ke lokasi KKN yaitu Desa
Babakan madang yang jarak tempuhnya kira-kira 2 jam dari Ciputat.
Ketika sampai di desa Babakan Madang, saya sempat kaget dengan
tempat tinggal kami yang berada di lingkungan perumahan Griya Alam
Sentul. Padahal tempat fokus KKN kami terletak di dusun Malimping
dan Madang Kaum. Ternyata usut punya usut, rumah yang terletak di
dusun Malimping yang sebelumnya kami booking untuk tempat tinggal
direnovasi dan kami harus mencari tempat tinggal yang lain. Akhirnya
pak Kades yang lebih akrab dipanggil Abah mengarahkan teman-teman
ke perumahan Griya Alam Sentul. Saya mohon maaf kepada kawan-
kawan, karena saya tidak sempat ikut terlantar selama berjam-jam di
kantor desa. Hahaha... Tapi alhamdulillah, akktifitas KKN kami

124
berjalan lancar meskipun lokasi KKN dan tempat tinggal/posko
lumayan jauh.
Kalau kita berbicara kesan-kesan selama KKN, mungkin lidah ini
terasa keluh untuk berbicara, bibir ini akan terasa lelah untuk berkata,
bahkan terbatas kata untuk bercerita. Intinya adalah banyak sekali
kesan-kesan dan pengalaman baru yang saya dapatkan di masyarakat
yang tidak pernah saya dapatkan di dunia akademis. Saya sebagai
mahasiswa Tafsir Hadis fakultas Ushuluddin yang backgroundnya adalah
agama tentu memiliki kesulitan tersendiri ketika turun di masyarakat.
Okelah, kalau masalah agama saya siap. Mengajar juga saya sudah
terbiasa ketika hidup di pondok pesantren. Tapi, problem di
masyarakat bukan hanya masalah keagamaan. Problem masyarakat
sudah sangat kompleks dan rumit, misalnya masalah ekonomi,
kesehatan dan kebersihan, infrastruktur, dan lain-lain. Problem-
problem tersebut tidak bisa kita abaikan begitu saja, saya dan teman-
teman harus mencari solusi dari problem-problem yang ada di
masyarakat tersebut. Tentunya, selain dalam masalah agama, saya juga
harus banting stir mengurus hal-hal lain yang sebelumnya sama sekali
tidak pernah bersentuhan dengan saya.
Ada 3 program fisik yang saya ikut andil di dalamnya, yaitu
program pengadaan penampungan air, pengadaan plang jalan, dan
pengadaan taman baca. Untuk pengadaan penampungan air, saya
berpartner dengan Febri dan Yudi. Program Plang jalan saya berpartner
dengan Febri dan Yudi, sedangkan Pengadaan taman baca, saya
berpartner Fahrul dan Rudini. Program inilah yang banyak
menghabiskan tenaga dan waktu saya dengan teman-teman, karena
harus kerja, survey berkali-kali, menyusun RAB, berkoordinasi dengan
pihak-pihak desa/RT, belanja material. Itu semua yang saya dan teman-
teman lakukan, selain mengajar bahasa Inggris di SMA yang merupakan
program individu saya, dan alhamdulillah dalam menjalankan program
mengajar bahasa Inggris ini saya memiliki partner-partner perempuan
yang handal dan baik hati, yaitu: Ayu, Naba, dan Adel.
Hal yang paling menyusahkan saya pada ketiga program fisik
tersebut adalah menghitung uang anggaran belanja. Saya harus
berhadapan dengan tumpukan nota dan kwitansi yang sangat
memuakkan saya. Meskipun di MA dulu saya jurusan IPS, namun kalau
urusan uang saya sangat anti, ribet ngitungnya. Boro-boro mau ngitung
uang orang, uang sendiri aja gak pernah dihitung. Bukan apa-apa,
karena gak ada duit aja. Hahahah..

125
Alhamdulillah, saya sangat bersyukur di KKN ini saya memiliki
teman-teman yang sangat baik hatinya, sopan bicara, lembut
perangainya. Ditambah dengan pak Kades, pak RT, dan pak RW yang
sangat welcome dan bersahabat dengan kami. Banyak sekali teladan
yang bisa saya ambil dari pak Kades yang kerap dipanggil Abah. Kata-
kata Abah yang masih terngiang di telinga saya Ingat! Ketika kalian
menjadi pejabat, jangan lupakan orang-orang desa, tombak suksesnya pemerintahan
adalah dari desa dan saya telah berjanji di penutupan KKN, bahwa
setelah masa studi berakhir Insyaallah sampai tamat S-3, saya akan
kembali dan mengabdi di desa untuk selamanya. Abah, itulah janji saya.
Saya ingat kata-kata pak RW Jangan sembarangan bermain kata-kata.
Kalau pesan pak RT laki-laki tidak boleh kalah dengan perempuan, laki-laki
juga harus bisa masak. Hahahh.. sebetulnya masih banyak hal yang
tersimpan di memori otak saya, hanya saya tidak bisa diungkapkan
semuanya di sini.
Di KKN ini saya memiliki rekan-rekan yang sangat unik dan
beragam. Saya ingin menyebutkan nama mereka satu persatu. Ada
Febri, Rudini, Yudi, Fahrul, Sandika, Ridhoi, Ayu, Naba, Adel, Fitri,
Hikmah, dan Rani. Kawan-kawan!!! Saya tidak akan pernah
melupakan kalian, kalian telah berjasa dalam hidup saya. Saya ingin
mendeskripsikan kesan-kesan saya terhadap kalian, saudaraku.
Meskipun hanya sebulan kita bersama tapi banyak sekali kesan yang
membekas di hati. Sejujurnya, karakter saya yang sesungguhnya adalah
pemalu, tertutup, jarang bergaul, dan milih-milih teman. Hanya dengan
kalianlah saya menjadi orang gila dan bodoh. Boleh tanya pak Rudini
dan teman-teman Ushuluddin kalau gak percaya. Karena saya yakin
dan percaya bahwa teman-teman adalah orang-orang baik.
-Febri
Sosok yang bisa saya katakan militan, kurang lebih seperti Hitler.
Hahah.. bcanda Feb. Tapi saya salut dengan dia. Hampir setiap hari
saya jalan dengan dia mengusrus program fisik, bolak-balik ciputat
hanya untuk ketemu PPM dan dospem dan sebagainya. Saya salut
dengan semangatnya yang menggebu-gebu, berbicara layaknya sang
jendral. Begadang tiap malam, kadang sampai jam 2 atau setengah tiga,
bangun pagi-pagi shalat subuh. Bisa dikatakan sosok teladan. Dia tidak
akan menikah sebelum revolusi menggema di seantero jagat raya.
Hahah.. lebay. Pesan saya untuk Febri, tetaplah seperti itu, boleh
militan, tapi jangan otoriter. Kalau memang punya masalah, jangan
dipendam sendirian. Berbagilah dengan teman-teman. Karena kadang
saya merasa bingung ketika melihat Febri, kadang-kadang diam sendiri

126
seperti ada masalah atau hal lain yang dipikirkan. Saya tidak tahu itu
berkaitan dengan KKN atau masalah pribadinya dia.
-Rudini
Orang yang sudah tidak asing lagi bagi saya. Saya sudah 3 tahun
bersama dia di Ushuluddin. Banyak sekali keunikan dan pengalaman
yang saya dapatkan dari orang yang bernama Rudini ini. Bisa dikatakan
dia adalah orang yang nyentrik dengan ciri khas ketimuran yang
berpeci, semangatnya luar biasa, baik dalam beribadah, karena saya
tahu hobinya adalah adzan. Sampai saya pernah bikin lelucon, kalau
Bilal sendalnya sudah di Surga, tapi kalau Rudini, pecinya sudah berada di surga
duluan heheh.. Kalau masalah belajar luar biasa sangat rajin, cepat akrab
dengan orang-orang tua , dan yang saya salut sampai sekarang adalah
dia masih tetap survive di Jakarta tanpa kiriman dari orang tua. Luar
biasa mandiri,, cowok idaman. Cieee... Masih ingat ketika rapat,
ngomongnya kesana kemari, sampai adu mulut dengan Febri, saya pun
hampir terbawa suasana, dan kadang debat sama Ayu, tapi gak
nyambung. Hahaha.. Sabar pakk..

-Fahrul
Saya tidak terlalu paham dengan karakter Fahrul. Karena dia
orangnya pendiam dan agak misterius. Tapi saya salut dengan
gerakannya yang underground. Haha.. Diam tapi mikir dan bertindak.
Itu yang sangat saya sukai. Banyak sekali hal-hal yang membuat saya
tertarik dengan Fahrul. Dia dengan perempuan saja jarang sekali
ngomong. Kecuali kalau ditanya baru ngomong. Mungkin karena dia
menjalankan strategi permainan COC nya. Heheh.. kegiatannya ketika
ada waktu kosong. Yang jelas, Fahrul ini orang yang alim dan sangat
menjaga muruah. Di detik-detik terakhir saya bersama Fahrul mencari
buku-buku dan lemari buku untuk taman baca. Kita keliling Bogor
hanya untuk mencari lemari yang cocok untuk buku-buku bacaan.
Ternyata, lemarinya ada di toko Furnitur dekat kantor desa Babakan
Madang. Hahah.. tapi gak apa-apa kata Fahrul Kalau kita gak nyari di
tempat lain, kita akan penasaran. Alhamdulillah, taman baca berhasil
berkat usaha dan bantuan Fahrul.
-Yudi
Orang ini juga pendiam. Hahah.. Mungkin karena dia seorang
Filsuf, jadi kebanyakan memikirkan teori ideanya Plato. Saya suka

127
karakternya Yudi, diam dan gak banyak omong tapi ngena. Hahah..
Kalau diajak kemanapun dia pasti mau, meskipun sedang tidur
nyenyak. Itu yang saya suka. Hehe.. Saya masih ingat ketika Yudi
menabrak tembok rumah warga. Saya sangat kanget. Saya lihat Yudi
sudah lemah tak berdaya. Langsung saya dan warga menggotongnya ke
rumah pak Edi. Apalagi diagnosa dokter mengatakan pergelangan
tangannya retak. Saya makin khawatir. Saya buru-buru ngajak Fahrul
nyari kasa untuk mengikat tangannya Yudi. Luar biasa. Untung dokter
salah diagnosa, ternyala pergelangan tangannya hanya terkilir. Untung
aja kak Sulton yang punya motor gak marah, tapi alhamdulillah
kerusakan motornya bisa kita ganti. Resikonya Saya dan Yudi harus
nunggu motor yang dibenerin di bengkel sampai berjam-jam.
-Sandika
Banyak panggilan untuk bocah yang satu ini. Kadang makhluk
astral ada yang manggil kampret satu. Sandika adalah pengincar
bidadari Babakan Madang hahah... ngomongnya bidadari mulu.
Cintanya gak strukturalis, tapi superstrukturalis. Gkgkgk.. Ada satu
hal yang membuat sy kagum dengan Sandika. Semangat mengajar yang
luar biasa. Hampir setiap hari dia mengajar ke sekolah-sekolah dan
mengajar anak-anak bimbel. Namun, kadang-kadang gak nyambung
diajak berbicara. Itu sudah biasa, teman-teman yang lain sudah maklum
San, santai aja. Satu kejadian lucu yang saya dengar dari teman-teman,
pagi-pagi dia pergi ke Madrasah Assoheh, bawa sapu dan kain pel. Trus
dia ngpel lantai sendiri. hahah.. Sandika jadi tukang bersih-bersih di
sekolah.
-Ridhoi
Ridoi ini partner terbaiknya Sandika. Sampai-sampai teman-
teman menjulukinya sebagai kampret dua hahaa.. santai Doi. Bisa
dikatakan dimana ada Sandika, disitu ada Ridhoi. Meskipun demikian
saya juga tertarik dengan gayanya yang menjadi moderator di setiap
rapat dan selalu mencairkan suasana dengan ketawanya yang khas.
Karakternya diam, positif thinking, dan bergerak.
-Ayu
Sosok sekretaris yang angker. Hahah.. Disitu kadang saya merasa
sedih. Saya kurang tahu tentang Ayu dan teman-teman perempuan
yang lain. Yang saya tahu, Ayu itu cerdas, dan tidak mau dibebankan.
Sejauh yang saya kenal, dia itu MHTI, tapi gayanya agak-agak tomboy,
apalagi ketika bawa motor. Heheh.. peace Ayu. Ayu adalah partner

128
mengajar bahasa Inggris di SMA. Satu hal yang saya suka dari Ayu
adalah cepat tanggap.
-Naba
Susah menggambarkan, saya sempat aneh dengan Naba yang
usianya lebih muda dari anggota KKN yang lain tapi dia sudah semester
8. Kalau dia berjalan dengan anak SMP seperti masih sepantaran
dengan anak-anak SMP tersebut. Luar biasa... Naba sudah banyak
membantu di KKN ini. Naba juga partner sama saya dalam program
bahasa Inggris dan sosialisasi 17 Agustusan. Namun ada 1 program yang
failed. Gak usah disebutin di sini. Hahaha... geelliiii... kalau kata Naba.
-Adel
Wkwkwkwk... Bebek goreng. Kata-kata yang biasa di percakapan
dengan Adel. Adel itu unik, orangnya terbuka, dan anak-anak banyak
yang senang kepadanya. Saya gak tahu kenapa anak-anak suka sama
dia, mungkin dia agak humoris. Adel juga partner saya mengajar bahasa
Inggris SMA serta sosialisasi17 Agustusan. Dia banyak membantu di
KKN ini.
-Fitri
Sosok ibu bendahara yang pendiam dan suka merenung di bawah
pohon cermai. Saya gak tahu apa yang sedang dipikirkan. Mungkin
mikir uang kas yang menipis atau memang karakternya pendiam. Tapi
yang jelas, Fitri punya kontribusi yang besar di KKN, saya berterima
kasih kepadanya. Namun, ketika teman-teman minta uang kas, ia
langsung memberikan tanpa tanya panjang. Tetap semangat ibu
bendahara.
-Hikmah
Jangan posting yang gak ada kaitannya dengan KKN, buka lagi
kitab Talim al-Mutaallim dan Nidzom al-Ijtimai. Itulah kata-kata khas
Hikmah yang sering saya baca di WA. Heheh.. Saya mengerti, karena
memang dia adalah perempuan yang baik dan sholehah. Karakternya
pendiam. Hasil karyanya di KKN adalah kain flanel yang ketika saya
lihat di poto seperti kue beneran. Luar biasa kreatif. Tingkatkan.
-Rani
Sosok pendiam. Tapi saya gak tau apakah dia orang yang benar
benar pendiam atau tidak. Sempat ketemu dia di kampus UIN setelah

129
KKN, saya lihat dia mengambil jalan lain, seperti mau menghindar.
Heheh... ya sudahlah, mungkin dia benar-benar pemalu orangnya. Rani
juga sudah berjasa di KKN ini. Satu pesan saya, jangan lupa nyapa kalau
ketemu di jalan.
Mungkin itu gambaran saya tentang teman-teman. Kalau tidak
sesuai mohon maaf, karena kita bersama cuma sebulan dan tentu
banyak sekali hal yang tidak saya ketahui dari teman-teman. Saya
pribadi mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada teman-teman
apabila selama KKN ada kata-kata dan tingkah laku saya yang kurang
berkenan di hati teman-teman. Sekali lagi saya RAHMAN JAMIL dari
hati yang terdalam mohon maaf yang sebesar-besarnya.
6. Hikmatul Bilqis
Diawal saya merasa sangat teramat kecewa dengan banyak hal
dari mulai survey yang membuat saya menarik kesimpulan bahwa rasa-
rasanya tempat KKN saya ini tidak bisa disebut sebagai desa hal ini
karena suasana perkotaan yang tertangkap dalam benak saya saat itu,
ditambah dengan penempatan tempat tinggal yang tidak strategis
karena jaraknya terbilang jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki dari
lokasi tempat sasaran desa KKN dan ternyata bukan hanya itu, yang tak
kalah kecewa adalah bahwa saya harus menempati tempat tinggal di
kawasan Perumahan Griya Alam Sentul bukan apa, akan tetapi jauh
sangat dari apa yang dibayangkan bahwa menempati rumah warga desa
dengan ala kadarnya untuk benar-benar menyadari tentang rasa
bersyukur yang sering lupa adalah hal yang selalu diingat sebelum KKN
dimulai, belum lagi memikirkan beberapa hal yang harus saya
tinggalkan selama 1 bulan ini. Saya memang bukanlah orang sibuk, tapi
saya terjadwal dan agenda KKN ini telah mengacaukan dan mengobrak-
ngabrik jadwal saya. Rasanya 1 bulan menjadi waktu yang semakin
melambat tiba-tiba kala itu.
Kehadiran kami mulai disosialisasikan dan saat itulah kami mulai
diajak terlibat dengan segudang aktivitas masyarakat mulai dari acara
Halal bi halal, 17 Agustus-an, mengajar di Madrasah sampai pengajian
anak-anak bahkan pengajian ibu-ibu diagendakan dalam list aktivitas
selama 1 bulan. Menghadiri acara undangan walimahan atau khitanan
pun kerap menjadi momen terpenting yang harus kami ikuti juga.
Persiapan pagi hari untuk mengajar dan bertemu anak didik itu
rasanya tak terbayang. Akhirnya saya dan Fitri mengajar PAUD
Hidayatusshoheh di Desa Malimping, lebih tepatnya bukan mengajar
akan tetapi membantu mengajar Bu Fefi dan Bu Eneng di Kelas A dan B

130
maka kami berpencar untuk saling membantu keduanya. Suasananya
begitu ramai dipenuhi teriakan dan candaan khas anak-anak usia 4-5
tahun yang akan belajar berhitung dan mewarnai. Tidak ada yang
namanya buku paket disini, yang ada adalah guru yang menulis buku-
buku tulis mereka dengan jumlah sebanyak jumlah mereka, jika pada
sesi mewarnai maka sang gurulah yang akan membuat gambar itu
disetiap buku gambar siswa, kemudian barulah siswa dapat mewarnai
apa yang telah digambar oleh sang guru. Ini karena para orangtua itu
keberatan apabila harus membeli buku ataupun photocopy buku. Ah! Luar
biasanya kau ibu, disaat berbagai tunjangan menggoda beberapa guru
perkotaan dengan menelantarkan anak muridnya, kau hadir dengan
suara bahwa ada orang-orang yang bekerja keras dan kerja ikhlas untuk
anak didiknya.
Menjadi bagian masyarakat juga salah satu pembelajaran. Nampak
Bu Siti Hajar dengan wajah berserinya, teringat kata-katanya yang
menggelitik Sebarkanlah senyum, jangan tebarkan manyun yang
menyambut kami di acara Walimatul Ursy anaknya, Mba Uci. Beberapa
lemparan senyum dari ibu- ibu ditambah sapaan yang membuat kami
nyaman berada disini, dihari ini juga saya diberi amanah untuk
membacakan ayat suci Al-Quran dalam pembukaan, yah dengan suara
yang pas-pasan ini.
Mengajar di TPQ Al-Qolam adalah agenda rutin disore hari karena
pihak TPQ yang sudah secara resmi menyerahkan langsung kepada kami
selama 1 bulan ini. Rasanya semangat berbagi tumbuh besar untuk terus
menghafal Quran. Saya mendapat bagian untuk mengajar di kelas C dan
TPQ maka program kelas kami adalah menghafal QS. Ar-Rahman, surat
tentang peringatan akan kenikmatan-kenikmatan yang begitu banyak
yang terkadang lupa untuk disyukuri. Anak-anak itu merespon dengan
cepat rasa pesimisnya dalam menghafal QS. Ar-Rahman. Dengan metode
kinetik karena terjemahan ayat saya realisasikan melalui gerakan. Saya
merayu mereka bahwa ini adalah hal yang mudah, walau pada akhirnya
terputus dan dialihkan kepada hafalan QS. Asy-Syams dengan metode
yang sama. Terlihat sekali semangat itu, kami mulai dengan 2 ayat yang
di ulang dan diulang lagi. Karena suasana kelas di Mushola maka ini
seperti angin yang menyebar semangat ke kelas-kelas yang lain juga.

Lain halnya dengan antusiasme sangat nampak dari sorotan para


pelajar SMAN 01 Babakan Madang yang hadir pada acara seminar
kewirausahaan. Narasumber dengan semangat yang luar biasa juga
membagi materi yang ringan dengan bahasa bersahabat. Membagi
pengalamannya selama menjalankan bisnisnya jelas seperti bumbu yang

131
menegaskan bahwa beliau merasakan apa yang dirasakan kebanyak
remaja yang ingin memulai usahanya dan bahwa hanya dengan memulai
itulah yang terpenting, ibarat sebuah perjalanan semua dilalui dengan
melangkahkan kaki,kan?! Terimakasih telah menginspirasi kak Andi
Badren.
Ini program saya sedari awal berkreasi dengan kain flanel. Saya
bukanlah jiwa penuh kreativitas tapi ini berawal dari hal yang menarik,
lantas kemudian tertarik dan membentuk plagiasi karya menciptakan
barang konsumtif sehingga menjadi produktif dan belajar bukan hanya
tentang hitungan matematika, bukan hanya tentang peta buta ataupun
sekelumit hal lainnya yang selalu dihadapkan di sekolah, belajar
berkreasi juga bagian dari pembelajaran. Di Madrasah Ash-Shoheh kami
membuat kerajinan tangan yaitu bross dari kain perca dan menghias
cermin dengan kain flanel. Pemanfaatkan kain perca yang bisa
didapatkan dimana saja, bahkan saat baju bekas mulai tak layak pakai
ternyata bisa dimanfaatkan menjadi barang konsumtif atau dalam
jangka panjang ini bisa dijadikan usaha kecil-kecilan untuk souvenir
pernikahan sederhana. Kagum saat melihat keterampilan menjahit anak-
anak itu dengan jahitan rapi, hal ini bisa diandalkan apalagi kagum saat
bross itu pada momen lain disematkan di kerudung mereka, rasanya
punya ide untuk ngembangkan ini ke usaha mandiri untuk jualan bross
dari kain perca di UIN saat ada acara wisuda

KKN selama 1 bulan ini tergambar dalam 3 pasang kata, kata itu
adalah air dan hujan, manusia dan inisiatif serta cerdik dan shalihah.

Air dan Hujan. Hujan yang selalu meneteskan air sehingga dikala
orang-orang membutuhkan air mereka lantas meminta hujan. Satu sisi
belajar tentang berharganya air, karena semua orang memerlukan air
dalam banyak hal dan satu sisi lagi belajar tentang bersyukur atas hujan
yang akan tetap turun untuk ia yang membutuhkannya, untuk tanaman
disawah maupun diladang, tentang hujan yang tak jarang dimaki karena
membuat baju mereka basah dan jemuran yang tak kunjung kering.

Manusia dan Insiatif. Tentang sebuah kata yang sering disebut tapi
sulit direalisasikan, menurut KBBI pengertiannya adalah prakarsa
sedangkan pengertian prakarsa adalah upaya, tindakan mula-mula yang
dimunculkan oleh seseorang. Pelajaran berharga tentang kata inisiatif
sangat didapatkan dari Kelompok saya, ini bukan berbicara siapa yang
salah dan benar, entah yang akhwat atau yang ikhwan terkadang saling
menyalahkan tentang siapa yang harus ber-inisiatif lebih awal dengan
kalimat, Ikhwan macam apa kalian, engga inisiatif banget?! Ataupun

132
sebaliknya Akhwat macam apa kalian, engga peka banget?! Mungkin
inisiatif diciptakan dari kebiasaan dan berujung pada tindakan.

Cerdik dan Shalihah. Di Griya Termotivasi sekali dengan Bu RW, yang


sudah menginspirasi untuk menjadi ibu yang serba bisa dan segala hal
tentang kreativitas memanfaatkan barang-barang bekasnya, untuk
cerita dan informasi tentang Dusun Malimping ada Bu Fefi yang setiap
harinya bersama anak-anak dari mulai PAUD, Madrasah sampai
Pengajian bada Maghribnya seperti tak kenal lelah bersama anak-anak.,
dan di kelompok KKN ini ada Ayu Fitri makasih yah ay, buat segala
pelajaran yang sadar tanpa sadar sudah diberikan untuk rekontruksi
hati, renovasi diri dan mungkin revolusi seorang pribadi. Terpikir
tentang setiap laki-laki yang mempunyai beban karena ia harus
menentukan syarat-syarat dan pemilihan yang selektif untuk
memilihkan calon ibu sekaligus istrinya yang dikemudian hari untuk
anaknya kelak, ah ini hanya lintasan pikiran. Terimakasih untuk para
calon istri cerdik dan shalihah Rani, Ayu, Fitri, Adel dan Naba.
Ternyata oh ternyata, manfaat dari KKN ini luar biasa. Ini seperti
kombinasi yang saling melengkapi karena kami tempat tinggal di
suasana perkotaan tapi menelusuri jejak-jejak pedesaan dalam waktu
bersamaan. Ilmu, petuah, nasehat hingga hikmah seperti nama saya,
banyak saya dapatkan dari dua kombinasi ini. Salah satunya, Ketika
mendengar informasi, cerna, cerna dan cerna kemudian tanyakan, jangan hanya
mengambil hal dari satu pihak, jika bisa tanyakan pada beberapa atau banyak pihak
yang lain... Pak Edi, sekretaris RT 02. Pelajaran pertama baru dimulai,
seringkali yang terjadi pada diri saya dan diri lainnya terlalu percaya
pada omongan pertama yang tak mendasar dan hal seperti ini seringkali
terjadi yang kemudian berulang. Kata perpisahan yang saya catat datang
dari Pak Dede, Ketua RW 06, Implementasikan ilmu anda untuk
masyarakat bukan hanya disini saja ditambah penyadaran tentang apa
yang hendak dilakukan saat lulus kuliah kelak, sedangkan dari Pak
Didin, RT 02, Bersatunya hati, mulut dan perbuatan lakukan itu
dimanapun. Ternyata Mahasiswa seperti garam yang menyedapkan
masyarakat dan mahasiswa tidak ada apa-apanya jika hanya sibuk
dengan dirinya sendiri, tidak peduli terhadap lingkungannya karena
mahasiswa khususnya punya beban moril yang harus ditunaikan pada
kondisi saat ini.
Desa Babakan Madang yang terdiri dari empat dusun, yakni Dusun
Malimping, Dusun Cicadas, Dusun Banceuy serta Dusun Babakan
Madang itu sendiri. Dengan waktu yang mulai melangkah, berjalan
bahkan sampai akhirnya berlari, kami isi dengan berbagai agenda agar

133
kami benar-benar dapat mengabdi kepada masyarakat tentu bukan
hanya kami saja yang merasa bahwa kami yang telah mengabdi tapi
kami berharap bahwa masyarakat juga merasakan kehadiran
pengabdian kami di desa Babakan Madang ini. Terimakasih kepada
seluruh anggota KKN Al-Mustanir untuk kerja sama dan rapat rutin
hariannya, kalian semua mengispirasi saya.
Saya yakin orang yang punya cita-cita rendah tidak mungkin
masuk UIN Pak Sulthan, perwakilan Guru TPQ Al-Qolam. Kata
sambutan saat kedatangan kami di Mushola TPQ Al-Qolam, ini kata
yang paling menusuk hati saya.
7. Fitriana
Sesuatu yang sama sekali tidak diinginkan dan diharapkan akhirnya
pun datang, namun harus tetap dijalankan sebagai kewajiban dari tugas
kuliah, yaitu KKN. Mungkin karena saya masih menginginkan masuk
Fakultas Tarbiyah, di mana kegiatan wajibnya adalah PPKT. Tapi
kenyataannya saya adalah mahasiswi jurusan Sejarah dan Kebudayaan
Islam yang di dalam sks-nya diwajibkan kegiatan KKN. Dari awal
terbentuknya kelompok hingga awal keberangkatan menuju desa, saya
merasa sangat tidak bersemangat. Kaki ini terasa berat sekali
meninggalkan rumah, mata pun berkaca-kaca ketika pamit dengan
kedua orang tua saat itu.
Ketika sampai di desa Babakan Madang, kami di sambut oleh
perangkat desa di Kantor Kelurahan. Yang ada di dalam benak saya dan
teman-teman bahwa kami harus siap dengan tempat tinggal di desa
yang serba apa adanya. Namun setelah sampai di sana, ternyata rumah
warga yang akan menjadi tempat tinggal kami selama KKN akan
mengalami perbaikan pada bulan ini dan berhubung waktu juga sudah
agak larut malam, maka Kepala Desa menyarankan agar kami tinggal di
Perumahan Gria Alam Sentul. Ya, tepatnya di rumah Bpk. Dede yang
merupakan ketua Rw.06/Rt.02. Ketika sampai di sana, saya merasa
kaget apakah benar seperti ini nyamannya tempat tinggal kelompok
KKN kami (khusus Akhwat). Semua fasiliatas melebihi yang ada di
rumah sendiri. Pikiran pun bercampur khawatir, bagaimana dengan
proker kelompok yang terfokus di desa. Sambil bergumam di dalam hati,
apa iya besok tidak bisa mencari tempat tinggal lain. Karena jika tinggal
di desa akan lebih banyak peluang bagi kami untuk bersosialisasi
dengan warga desa, dan kehidupan di desa pun akan terasa sangat
menjadi pelajaran hidup untuk kami. Namun pada akhirnya kami
sepakat untuk tinggal di rumah itu.

134
Amat disayangkan, setelah beberapa hari berlalu ternyata ada
warga yang bernama Ibu Fefi Maghfiroh, yang merupakan kepala
sekolah sekaligus guru di PAUD dan MD. Hidayatusshoheh, beliau
bersedia untuk menyediakan rumahnya bagi kelompok kami. Itulah
pelajaran yang pertama saya dapat di sana, bahwa jangan pernah ada
kata menyerah sebelum berusaha.
Namun di samping itu, menjadi hal yang luar biasa bagi saya
dapat bergabung dengan kelompok KKN Al-Mustanir. Semangat dan
usaha keras anggota kelompok untuk mengabdi kepada masyarakat
tidak pernah surut hingga akhir KKN selesai.
Pertama kali memasuki desa, yang pada waktu itu saya dan Hikmah
ingin ke sekolah MD. Hidayatusshoheh. Saya melalui jalanan yang
sempit dan berkelak-kelok, banyak bebatuan dan tebingan. Menjadi
kekhawatiran tersendiri yang ketika itu kami berkendaraan dengan
motor hingga akhirnya pun terjatuh. Hehehe lumayan sakit, lutut
sampai memar kurang lebih 1 minggu, kaos kaki bolong pun baru sadar
ketika sampai di kost-an. Kami masih bersyukur itu hanya kecelakaan
kecil. Motor Kak Sulthon yang kami pakai pun hanya lecet-lecet sedikit
di bagian kirinya.
Ketika pertama kali mengajar dengan Hikmah di PAUD dan MD.
Hidayatusshoheh, saya merasakan sambutan yang hangat dari guru dan
murid-murid di sana. Saya merasa bahagia dapat bertemu dan
berkumpul dengan mereka. Hikmah pun menjadi teman setia mengajar
selama 1 bulan KKN. Mungkin karena kami sudah merasa bagain dari
mereka, dan terasa amat sayang jika waktu terlewatkan tanpa mereka,
sehingga akses jarak yang jauh dari kost-an ke sekolah tersebut tidak
lagi kami hiraukan, walaupun terkadang kami harus berjalan kaki dan
melewati jalan setapak untuk sampai ke sana.
Meski dunia anak-anak tidak asing lagi bagi saya, namun ketika
menjadi guru bantu di PAUD, saya pun mendapat ilmu baru terkait
bagaimana menjadi guru yang baik dengan jumlah anak murid yang
melebihi kapasitas untuk dipegang hanya dengan satu orang guru.
Yang menarik bagi saya adalah ketika pertama kali mengajar di
kelas 2. A, saya membawakan Siroh Nabi Adam, kemudian berlanjut ke
Nabi Yusuf dan Nabi Musa. Saya merasa senang dengan antusias anak-
anak yang pada keesokan harinya meminta saya untuk bercerita kembali
tentang Siroh Nabi-nabi. Sampai salah satu dari mereka bertanya
Kakak dari jurusan apa sih kuliahnya? Sepertinya kakak tahu tentang
Siroh Nabi-Nabi, cara membawakannya pun enak. Saya heran, padahal

135
saya tidak suka bercerita, takut pembawaannya tidak menarik dan
anak-anak merasa bosan. Tetapi setelah ditanya seperti itu, keesokan
harinya saya sangat bersemangat untuk kembali bercerita sesuai dengan
permintaan mereka, yaitu tentang Nabi Isa. Karena saya hanya sebagai
pengganti teman saya mengajar di kelas itu. Sedangkan saya tiap harinya
mengajar di kelas 1. A, sehingga saya tidak dapat bercerita lagi di kelas
itu. Di kelas 1. A pun saya tidak pernah bercerita terkait Siroh Nabi-
nabi, karena sesuai dengan rencana KKN, KBM lebih banyak saya isi
dengan materi hadits, surat-surat pendek, dan doa sehari-hari.
Dalam hal lain, ketika ada agenda games dalam KBM di TPA Al-
Qalam, saya merasa sangat bingung akan memberikan games apa.
Karena saya tidak pernah melakukan hal tersebut, sehingga menjadi
pelajaran tersendiri bagi saya bahwa anak-anak perlu sesekali diberikan
games agar mereka tidak bosan belajarnya. Sebagai seorang guru tidak
hanya cerdas dan pintar, tetapi juga benar-benar harus kreatif.
Jamil yang menjadi salah satu pembimbing dalam kegiatan
bimbingan belajar Bahasa Inggris pun menjadi fans berat anak-anak di
SMAN 01 Babakanmadang. Niat mereka belajar ternyata terselip
keinginan untuk bertemu dengan Jamil. Saya sedikit kecewa, ketika
Jamil tidak hadir ternyata siswa yang hadir pun sedikit. Naba dan Adel
pun menjadi fans berat anak-anak dalam kegiatan bimbel matematika
dan KBM di TPA Al-Qalam. Ketika mereka datang, yang mereka
tanyakan adalah Adel dan Naba. Padahal banyak teman-teman KKN lain
yang akan mengajar mereka. Hehe bagaimana rasa kekecewaan mereka
ya ketika mereka harus diajarkan oleh kami tanpa Adel dan Naba.
Semangat mengajar saya pun sedikit berkurang ketika melihat raut
wajah mereka yang sepertinya hanya ingin diajarkan oleh Naba dan
Adel. Tetapi setelah mereka diberikan pengertian dan memasuki materi
pelajaran, mereka dapat terbawa ke dalam suasana belajar yang aktif dan
penuh semangat sehingga mereka mudah menerima ilmu yang
diberikan.
Aktivitas yang membuat saya suntuk selama KKN ini yaitu
agenda rapat tiap malam dan hari sabtu-minggu yang digunakan untuk
melaksanakan proker. Terkadang rapat berlangsung dari pukul 21.00-
23.30. Rasanya KKN ini ingin segera berakhir, sehingga saya dapat
kembali mengisi waktu malam dengan aktivitas saya sendiri. Saya
merasa iri dengan teman-teman dari kelompok KKN lain yang memiliki
waktu luang di hari libur, sekedar rihlah ilmiah untuk refreshing otak
dengan teman-teman satu kelompoknya.

136
Di tempat KKN, saya dan teman-teman merasakan bagaimana
susahnya kekurangan air. Setelah merasakannya sendiri, saya pun
menyadari betapa berharganya air untuk kehidupan ini. Sangat tidak
nyaman jika hidup tidak ada air. Saya dan teman-teman yang lain tidak
dapat mencuci baju karena airnya tidak cukup, sampai mau mencuci
beras pun terpaksa menggunakan air isi ulang, dan untuk mandi pun
terkadang tidak ada airnya.
Dari seluruh teman-teman saya, nampaknya hanya saya yang
alergi telur. Terkadang teman akhwat yang mendapat piket masak
hanya memasak telur. Bawang putih pun bertaburan di mana-mana bak
hantu gentayangan bagi saya. Saya merasa sedikit mual dengan masakan
yang banyak bawang putihnya. Di samping itu, saya juga tidak suka
dengan masakan warteg. Saya merasa sangat kangen masakan ibu di
rumah. Oleh karena itu, di sana saya jarang makan dan hanya roti manis
yang biasa saya makan. Berat badan pun menurun drastis ketika pulang.
Kegiatan kerajinan tangan yang menjadi program individu saya
dan Hikmah pun berjalan di sekolah MD. Hidayatusshoheh dan rumah
Ibu Fefi Maghfiroh. Pada awalnya anak-anak merasa kesulitan
bagaimana cara menjahitnya dan cara membuat bagian rambut dari kain
flanel untuk hiasan kaca. Akan tetapi setelah beberapa menit, mereka
mampu mengikuti langkah demi langkah hingga akhirnya mereka
mampu membuat bros dari kain perca, membuat berbagai macam hiasan
bagian rambutnya, lengkap dengan pita dan hiasan wajah lainnya
seperti kumis, hehehe.
Pertama kali menginap di rumah Ibu Fefi yang terletak di desa, saya
merasa senang sekali karena saya dapat merasakan suasana desa dan
tidur bareng dengan beberapa anak-anak dari MD. Hidayatusshoheh
yang merupakan moment langka bagi saya. Udara paginya yang sangat
sejuk, dingin, terdapat hamparan tanaman padi yang luas, membuat saya
tak hentinya bersyukur atas nikmat Allah dan mengagumi kekuasaan-
Nya. Namun Rani yang ketika itu sedang tidak enak badan, tidak dapat
tidur pada malam itu. Bagaimana tidak, kami hanya tidur beralaskan
karpet tanpa selimut dengan udara yang lumayan dingin dan banyak
nyamuk. Suasana yang sama pun saya rasakan di rumah Pak Ntib.
Dalam kegiatan Posyandu di rumah Pak Dede, saya pertama kali
belajar mengisi KMS. Dari situ, saya menjadi mengerti betapa kurangnya
kesadaran ibu-ibu di sana akan imunisasi anak-anaknya. Padahal usia
balita adalah tahap pertumbuhan dan perkembangan paling utama bagi
manusia. Lewat hal sekecil itu, saya belajar peduli dengan kondisi warga

137
sekitar. Saya pun jadi teringat dengan bagaimana dengan kondisi di
sekitar tempat saya tinggal.
Meriahnya kegiatan lomba agustusan, mulai dari anak-anak
hingga bapak-bapak yang memakai baju daster dan kerudung. Berbagai
macam perlombaan mulai dari lomba kelereng, makan kerupuk, balap
karung, memasukkan paku ke dalam botol, tarik tambang, jogged balon,
dan futsal pun diadakan. Anak-anak sangat antusis dan gembira
mengikuti jalannya perlombaan. Acara lomba ini ditutup dengan malam
pentas seni dan pembagian hadiah pada 29 Agustus 2019, yang juga
sekaligus menjadi malam perpisahan kami dengan warga Rt. 02/06.
Tak terasa1 bulan pun akan selesai. Hanya dalam tinggal hitungan
hari, saya dan teman-teman akan meninggalkan tempat KKN. Sedih
bercampur gembira karena akan berpisah dan ingin bertemu dengan
keluarga di rumah tercinta. Tanggal 2 September menjadi hari terakhir
kami di sana. Tidak akan ada lagi salam sapa dengan warga sekitar tiap
harinya, selamat tinggal jalan setapak, ibu dan bapak rw yang sudah
seperti orang tua kami di sana. Terutama untuk teman-teman yang
sudah seperti saudara sendiri bagi saya. Semangat untuk kejar target
wisuda tahun depan dan sukses selalu untuk kalian. Semoga tali
silaturrohim dintara kita dan warga desa Babakanmadang tetap terjaga
dengan baik. Amiin.
8. Fahrul Firdaus
KKN Al Mustanir, kelompok yang akhirnya menjadi pilihan saya
untuk melaksanakan kegiatan KKN, setelah sebelumnya saya sudah
memiliki kelompok yang terdiri dari teman-teman dekat saya saat SMA.
Saya memilih keluar dari kelompok yang lama dengan tujuan ingin
mendapatkan kawan baru, dan akhirnya teman saya yang bernama Febri
mengajak saya untuk bergabung bersama kelompok bentukannya.
Dari awal bergabung, saya sedikit ragu dengan kelompok ini,
karena banyak anggota yang keluar dan masuk tanpa alasan yang jelas,
sehingga sangat rentan bubar. Tapi kawan-kawan tetap optimis kalau
kelompok ini pasti memenuhi syarat yang ditentukan oleh PPiM.
Namun di akhir persiapan KKN kelompok yang tadinya berjumlah 14
orang, berkurang lagi menjadi 13 orang dan sedikit membuat saya resah,
apakah masih memenuhi syarat???. Alhamdulillah meskipun dengan
anggota 13 orang, kelompok KKN Al Mustanir tetap memenuhi syarat
dan bisa melaksanakan pengabdian kepada masyarakat meskipun
dengan anggota kelompok yang sangat sedikit bila dibandingkan
dengan kelompok lain.

138
Kesan yang saya dapat saat pertama kali survey lokasi membuat
saya ragu, apakah Desa Babakan Madang cocok untuk dijadikan lokasi
KKN?, kelihatannya tempatnya sudah cukup maju, lokasi yang cukup
strategis yaitu dekat dengan akses jalan tol dan terdapatnya perumahan
yang menurut saya cukup mewah. Namun semua berubah saat kami tiba
di dusun Cicadas. Cicadas adalah satu dari empat dusun yang terdapat
di Desa Babakan Madang setelah dusun Madang Kaum, Banceuy, dan
dusun Malimping. Cicadas berlokasi di seberang sungai besar yang
menjadi pembatas dengan dusun lain. Di dusun Cicadas kami mendapati
masyarakat yang ternyata masih kesulitan mendapat air bersih, lokasi
sumber air yang cukup jauh dan kurang layak untuk digunakan.
Terlebih lagi, kami mendapati sebuah pesantren tradisional yang cukup
memprihatinkan, ruangan yang kotor, sarana yang kurang, dan lembaran
mushaf Al Quran yang sudah rusak memenuhi rak buku. Setelah
kegiatan survey, akhirnya pikiran saya berubah, ternyata Desa Babakan
Madang adalah lokasi yang cukup baik untuk dijadikan lokasi KKN.
1 Agustus 2015, berangkat dari rumah menyusul teman-teman yang
sebelumnya sudah berangkat sehari yang lalu. Kurang lebih satu
setengah jam, tibalah saya di kantor Desa Babakan Madang dan
disambut tumpukan barang-barang dan tas perbekalan anggota KKN
yang diminta untuk segera dibawa ke lokasi yang menjadi tempat
menetap kami selama satu bulan. Namun muncullah cobaan di hari
pertama, ban motor saya bocor karena kelebihan muatan, akhirnya saya
dengan Febri harus berjalan cukup jauh menuntun motor dan membawa
barang-barang yang sangat banyak.
Tibanya di lokasi tempat tinggal, saya merasa kecewa karena harus
tinggal di perumahan griya alam sentul karena tempat yang seharusnya
menjadi tempat kami tinggal sedang direnovasi. Masalah tempat tinggal,
membuat banyak kekhawatiran dalam pikiran saya, yang saya ketahui
tentang masyarakat perumahan adalah lingkungan yang kurang
bersosialisasi, bahkan tak jarang mereka tidak kenal tetangga yang
tinggal satu blok dengannya. Kemudian saya juga khawatir warga
perumahan menganggap kedatangan kami untuk melakukan kegiatan
KKN di wilayah perumahan, padahal kami hanya menjadikan
perumahan sebagai lokasi tempat tinggal selama kegiatan KKN.
Tak sampai 24 jam, kekhawatiran saya hilang saat malam hari kami
semua diundang rapat bersama warga, Di sana terlihat sekali
kebersamaan dan interaksi yang baik antar warga perumahan, di
kesempatan itu pula ketua RT menjelaskan kepada warga bahwa kami
sedang menjalankan KKN di Desa Babakan Madang dan fokus kegiatan

139
kami bukan di dalam perumahan, berkat penjelasan itu Alhamdulillah
kami mendapat sambutan yang sangat baik dari warga perumahan griya
alam Sentul. Persepsi awal saya pun salah, ketika keesokan harinya di
hari Ahad, kami melakukan kerja bakti bersama warga untuk
membersihkan lapangan dan membangun tenda untuk kegiatan 17-an,
saya sangat senang ternyata warga perumahan griya alam Sentul sangat
mudah bersosialisasi dan sangat ramah, kegiatan kerja bakti pun
diakhiri dengan makan nasi liwet bersama warga.
Malam harinya, saat kami sedang mengadakan rapat di mushola,
kami didatangi tokoh agama di perumahan, warga griya memanggilnya
kak sultan, meskipun usianya tak semuda panggilannya. Di kesempatan
itu kami mendapat sedikit penjelasan kondisi yang ada di lingkungan
perumahan griya alam Sentul, dan Alhamdulillah berkat perbincangan
itu kami diberikan pinjaman 2 unit sepeda motor yang bisa kami
gunakan dalam keseharian selama kegiatan KKN. Dan kami pun
mendapat pinjaman 1 motor lagi dari seorang warga yang orang biasa
memanggilnya Pak Nunu berkat kunjungan saya dan Rudini bada sholat
magrib ke rumahnya.
Awalnya kami sempat bingung, perencanaan yang kami buat selama
persiapan KKN sangat berfokus pada dusun Cicadas, namun pada
akhirnya kami diminta untuk fokus di dua dusun saja yaitu dusun
Malimping dan dusun Madang Kaum. Akhirnya kami membuat
perencanaan ulang di lokasi KKN, mengatur jadwal baru dan ternyata
inilah pertama kalinya kelompok kami kumpul secara keseluruhan..
Amazing!!
Di Minggu pertama, waktu saya banyak dihabiskan bersama kawan
baru saya, Pa Rudini. Pengalaman hidup yang jauh lebih banyak dari
saya memberikan pengalaman dan pelajaran baru bagi saya tentang
bersosialisasi dan bergaul dengan orang. Ilmunya tentang bergaul pun
terbukti, dia mampu akrab dengan Pak Kepala Desa dan Pak RW, di
mana kesan pertama yang saya dapat dari beliau adalah orang yang tidak
mudah bergaul karena penampilannya yang terlihat galak, namun
Rudini mampu mencairkan suasana dan bisa akrab, saya kira itu karena
pengalaman hidupnya yang sangat banyak.
Saya dan Rudini menjadi partner dalam urusan pengajuan proposal
ke Kementrian Agama RI dan Perpusnas, berkali-kali kami bolak-balik
Jakarta Bogor untuk mendapat bantuan Juz amma dan buku. Perjuangan
yang tidak mudah, mencari tempat print di daerah Thamrin, berkilo-kilo
meter kami jalan, akhirnya ketemu juga tempat print untuk mencetak
surat pengantar proposal yang salah. Kurang lebih 4 jam kami di
140
Kementrian Agama RI, mendapat bantuan dari seorang pegawai yang
mempunyai anak yang baru saja masuk UIN Jakarta, berkat bantuannya
kami mendapat bantuan buku sebanyak kurang lebih 30 eksemplar.
Desa Babakan Madang punya budaya yang unik, di mana banyak
sekali santri-santri yang beraktivitas dengan berpakaian sarung, karena
banyaknya pondok pesantren yang ada di Desa Babakan Madang. Inilah
yang juga mengubah kebiasaan saya yang selama ini jarang sekali
menggunakan sarung bahan saat melaksanakan sholat di masjid sekali
pun, ada kalanya saya menggunakan sarung hanya saat mendapat jadwal
mengisi ceramah di masjid. Kebiasaan ini pun berubah, dalam
keseharian di sana, saya sangat sering menggunakan sarung, bahkan saat
silaturahmi dan kunjungan ke rumah tokoh masyarakat dan tokoh
agama saya tetap menggunakan sarung.
Selama satu bulan di Desa Babakan Madang bersama anggota KKN
Al Mustanir saya mendapatkan banyak sekali kesan. Untuk pertama
kalinya saya tinggal jauh dari rumah, menetap di kampung orang, jadwal
makan yang sangat berbeda dengan di rumah dan kondisi lingkungan
yang sangat berbeda dengan di rumah. Tapi berkat teman-teman baru
saya, Febri, Rudini, Jamil, Yudi, Sandika dan Ridoi, saya bisa
beradaptasi karena mereka terbiasa tinggal jauh dari rumah dan
kampung halaman.
Febri, kawan seperjuangan saya di Gerakan Mahasiswa
Pembebasan, sifat dan kepribadiannya yang seperti jenderal tetap terasa
di lokasi KKN. Mungkin inilah yang membuatnya dipilih menjadi ketua
kelompok KKN Al Mustanir. Lingkungan Desa Babakan Madang
membuat Singa Podium ini mengubah sedikit gaya bicaranya yang
berapi-api menjadi sedikit santai untuk menyesuaikan lingkungan yang
ada.
Rudini, kawan baru yang saya dapatkan selama KKN memiliki
kesan yang paling banyak. Daratan Flores menjadikan kepribadian yang
khas, tutur kata dan gaya bicaranya sangat unik ditambah bumbu-
bumbu puisi didalamnya. Rul, saya pinjam ente punya motor ya,
susunan kalimat yang khas bagi orang yang berasal dari timur Indonesia,
dan setiap hari saya selalu mendengarnya dari sahabat saya, Rudini.
Jamil, kawan yang sangat menarik, menarik perhatian siswi SMA
tentunya. Tidak menyangka kalau dia berasal dari Sumbawa, NTB.
Kemampuannya dalam berbahasa Arab dan Inggris memberikan kesan
yang paling menonjol. Teringat saat mencari buku dan lemari untuk
pengadaan taman baca, berkelana sepanjang jalan raya Bogor, dari arah

141
Cibinong sampai ke arah Bogor Kota dan tidak terasa bensin 30 ribu
habis dalam satu hari, tetapi ternyata lemari yang kami cari ada di toko
Furniture yang letaknya 1 kilo meter dari tempat kami tinggal, sangat
luar biasa.
Yudi, orang yang pendiam seperti saya, dan saya mengira tidak akan
ada kesan yang wah bersamanya. Namun di akhir masa KKN, musibah
terjadi, motor yang Yudi kendarai menabrak tembok. Selesai sholat
magrib, saya dipanggil Jamil untuk bersama mencarikan kain kasa dan
obat untuk Yudi. Diagnosa dokter meleset, tulang tangan Yudi yang
katanya retak, ternyata hanya terkilir, dan bisa diatasi oleh bapak
tukang urut, teriakan kesakitan Yudi saat diurut bukan memberikan
kesan yang mengerikan, tetapi memberi kesan unik, bahkan ibu RW
pun tertawa dibuatnya.
Di mana ada Sandika di situ ada Ridoi, dua insan yang tak
terpisahkan, ke mana-mana selalu bersama, mengajar, makan, dan
aktivitas lainnya mereka jalani berdua. Selalu terdepan, kata yang pas
untuk Sandika yang hampir selalu terdepan saat makanan sudah siap.
Kata-kata yang sulit dimengerti oleh orang normal, memberikan kesan
tersendiri bagi saya yang saya dapat dari sahabat saya Sandika dengan
bahasanya Sandikanisasi.
Rasanya kesan selama di Desa Babakan Madang sangat banyak
sehingga sulit untuk diungkapkan melalui tulisan ini, yang pasti KKN di
Desa Babakan Madang selama satu bulan sangat berkesan untuk saya.
Satu pesan yang sangat saya ingat dari Bapak Kepala Desa, yang kerap
dipanggil Abah, Kalau sudah jadi orang sukses, jangan kalian lupakan
desa.
9. Datin Annaba
Seharusnya saya dan teman saya Adel, ikut KKN tahun 2014 lalu.
Bahkan kami sempat terdaftar di satu kelompok yang akan
melaksanakan KKN di bogor, tetapi karena beberapa masalah yang
mungkin terlalu panjang jika saya jabarkan di sini, akhirnya kami tidak
dapat mengikuti KKN tahun lalu. Saya sempat merasa sedih dan
khawatir. Karena dengan tertundanya KKN maka tertunda pula waktu
kelulusan kami. Apalagi mendengar cerita teman-teman seangkatan
sehabis mereka pulang KKN. Mendengar betapa menyenangkannya
KKN dan bagaimana KKN merubah diri atau pandangan mereka
terhadap sesuatu atau terhadap orang lain. Dan betapa mereka ingin
mengulang KKN kembali. Ada rasa tertinggal dan malu karena tidak
bisa ikut bercerita.

142
Meskipun hati sempat menyesal karena merasa, kok bisa-bisanya
gak jadi KKN di waktu yang seharusnya? saat ini rasa sesal itupun
hilang karena memang, ya, Allah selalu memiliki rencana yang baik bagi
hambanya.
Kalau saya tidak kkn tahun ini, saya gak akan ketemu teman-teman
yang super seperti Ayu, Hikmah, Fitri, dan Rani. Ayu si wanita strong
yang kadang terlalu digantungin orang-orang (sabar ya, Yu wkwk),
Hikmah calon istri cerdik sholihah yang kayaknya sih udah siap banget
berumah tangga (tinggal nunggu calon). Fitri si Ibu Bendahara yang
setiap dimintain duit ekspresinya selalu dikira gak ikhlas ngeluarin duit
(padahal mah emang wajah Fitri begitu, ya, Fit). Rani si super santai
yang insyaAllah juga calon istri cerdik sholihah (aamiin, saya juga
insyaAllah calon istri cerdik sholihah). Bertemu manusia-manusia unik
macam Ridoi dan Sandika, yang walaupun suka gak nyambung diajak
ngomong, tapi paling bersemangat MENGABDI, MENGABDI, dan
MENGABDI. Bertemu dua ustadz yang selalu pake peci atau kopiah ke
mana-mana, Fahrul dan Rudini. Sampe sekarang saya masih penasaran
gimana tampang-tampang mereka kalo gak pake peci atau kopiah. Yudi
yang selalu tanpa ekspresi. Rahman Jamil yang ngomong apapun
nadanya tetep datar. Dan bertemu si Pak Ketua, Febri, yang luarnya
keras, tapi kayaknya sebenernya dalemnya sensitif, ya? (eh, enggak,
becanda kok hehe).
Kalau saya tidak bergabung di kelompok KKN Al-Mustanir
mungkin saya gak akan pernah bener-bener mencoba hal yang dari
bertahun-tahun lalu dianjurkan oleh orang tua saya: ngajar TPA. Saya
selalu merasa kalau saya tidak berbakat untuk mengajar. Makanya
setiap disuruh ngajar TPA di masjid deket rumah saya selalu menolak.
Dan setelah KKN ya emang saya gak berbakat ngajar ha ha ha, tapi
bukan berarti saya tidak bisa. At least I have tried and I wouldnt mind to try it
again.
Dan kalau saya tidak bergabung di kelompok KKN Al-mustanir ini,
saya gak akan merasakan rasanya hampir setiap hari dipanggil (atau
lebih tepatnya diteriaki) Kak Naba! Kak Naba! oleh anak-anak griya:
Elza, Aurora, Alifah, Intan, Fitri, Sekar, Kristin, Kristina, dan lain-lain.
Rasanya diidolakan oleh anak-anak, dibilang kembar sama Adel karena
kemana-mana bareng mulu dan karena katanya sama-sama cantik
(HAHAHA), dikasih surat, sampai dikasih kenang-kenangan seperti
gantungan kunci, gelang, buku bercover Aikatsu, dan lain-lain. Saya gak
akan merasakan lagi betapa seru dan menyenangkannya 17-an. Betapa
asiknya bersosialisasi dengan masyarakat sekitar, akrab dengan tetangga

143
sekomplek, menonton ibu-ibu bermain voli, ngobrol sampai lewat
tengah malam dengan Pak RT, Pak RW, dan Bu RW. Setelah lulus SD
dan merantau ke Solo sampai SMA kemudian kuliah di Jakarta (atau
lebih tepatnya Tangerang, ya) saya tidak pernah lagi merasakan hiruk-
pikuk perlombaan 17-an, bagaimana rasanya beramah-tamah dengan
tetangga sekitar rumah, bagaimana rasanya memiliki hubungan sosial
yang erat dengan orang-orang di lingkungan tempat tinggal. Di KKN
inilah saya kembali merasakan hal-hal tersebut. Selain itu juga banyak
hal lain yang saya dapat dan pelajari. Apa yang saya dapat setelah satu
bulan capek hati dan badan melakukan berbagai macam kegiatan bisa
dibilang sepadan. Yang paling banyak saya lakukan dan bikin paling
capek (tapi tetep seneng) sebenernya foto-fotoin tiap kegiatan sih, ya
berhubung saya sebagian besar menjadi penanggung jawab
dokumentasi, (yang sebenarnya juga agak sedih, sih karena foto saya jadi
sedikit haha, tapi kemampuan fotografi saya nambah kayaknya, ehem,
kayaknya).
Ya walaupun ada temen-temen seangkatan yang sambil bercanda
bilang, Yaelah, Ba ini mah lu bukan KKN beneran, mestinya KKN itu
yang bener-bener di desa, yang rumahnya di pedaleman banget, yang
kalo mandi mesti ke kali, atau yang rumahnya bener-bener di tengah
hutan, yang kalo mau beli apa-apa mesti jalan jauh dulu, yang susah deh
pokoknya hidupnya, itu baru namanya KKN, but thats not always true,
right? Walaupun memang kami yang seharusnya tinggal di rumah di
samping sawah secara tidak sengaja karena beberapa masalah akhirnya
tinggal di komplek, KKN tetap KKN. Program yang kami jalankan tetap
sesuai kebutuhan desa, capeknya sama, letihnya sama, senangnya sama,
sedihnya sama. Apa yang kami dapatpun dari pengalaman KKN ini juga
tidak jauh berbeda dengan kelompok lain. Memang ada kesulitan karena
fokus kami jadi berbeda dengan tujuan awal, tetapi Alhamdulillah
akhirnya hal ini tidak menghalangi apa yang ingin kami kontribusikan
terhadap desa.
Sedih rasanya saat meninggalkan rumah Bu RW. Apalagi melihat
Bu RW yang menangis mengantarkan kami pulang. Saat barang-barang
ditaruh ke dalam mobil dan saat saya menaiki mobl yang akan
mengantar kami pulang ke rumah masing-masing, saya masih tidak
percaya bahwa malamnya tidak tidur lagi di di rumah Bu RW.
Walaupun sebelum berangkat pulang saya telah mengecek barang
berkali-kali untuk memastikan semuanya lengkap, tetap saja rasanya
seperti ada yang tertinggal. Sebelumnya saya pikir saya tidak akan sedih
setelah selesai KKN, tetapi akhirnya matapun berkaca-kaca dan hati
terasa hampa saat meninggalkan Babakan Madang. Semoga suatu hari

144
nanti saya bisa berkunjung kembali ke sini dan bertemu kembali dengan
orang-orang di sini, aamiin.
Akhirnya saya ingin berterimakasih kepada Allah SWT dan semua
pihak yang telah terlibat dengan terwujudnya kegiatan KKN ini: pihak
PPM, Pak Agus Dosen Pembimbing yang selalu mendukung kami, Bapak
Kepala Desa Babakan Madang yang selalu welcome dan membantu
banyak sekali hal pada kelompok kami, Bapak Egi Kaur Kesra Desa
Babakan Madang yang juga telah banyak membantu, Pak RW dan Bu
RW 002 Babakan Madang yang sudah seperti orang tua kami selama di
Babakan Madang, Pak RW 006 Babakan Madang yang telah
mengajarkan kami banyak hal, teman-teman sekelompok KKN Al-
Mustanir, adik-adik di RT 002/006 Babakan Madang, dan semua pihak
yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
10. Ade Lia Permatasari
Saya sebetulnya hampir saja melewatkan KKN lagi tahun ini,
setelah sebelumnya tahun lalu saya tidak jadi mengikuti KKN di
kampus dikarenakan berbagai kendala yang mengakibatkan saya harus
menunda KKN saya di tahun berikutnya. Saya dan Naba, Kami berdua
berniat untuk melakukan KKN di kampus lebih tepatnya di Prodi TI
dimana tahun lalu kami diminta oleh Ketua Prodi pada saat itu untuk
KKN disana, namun berhubung Ketua Prodi nya telah berganti, Kami
pun harus merelakan untuk ikut KKN regular bersama angkatan
setahun di bawah kami. Saya sempat khawatir karena ternyata
mahasiswa-mahasiwa lain sudah memiliki kelompok. Namun, akhirnya
kami mengenal ketua kelompok KKN Al-mustanir dan berusaha
menghubunginya lewat akun sosial media twitter, setelah digantung
berhari-hari akhirnya Kami pun resmi bergabung dengan kelompok
mereka. Sempat geli rasanya ketika Saya dan Naba dipanggil Kakak oleh
beberapa anggota kelompok yang masih belum tahu kalau umur Saya
dan Naba masih sepantaran dengan mereka, yah.. tapi itu hanya
berlangsung beberapa menit karena kami mengkonfirmasikan umur
kami dan meminta mereka untuk bersikap netral saja sebagaimana
mereka dengan teman-teman seangkatan lainnya.
Saya pertama kali bertemu anggota-anggota lain pada rapat
mingguan kelompok yang diadakan di Perpustakaan Utama UIN lt.3.
Kesan saya saat pertama kali bertemu anggota-anggota kelompok yang
lain adalah Subhanalloh sholih dan sholihah sekali mereka semua..kalem-kalem
pula.. Saya yang biasa bringas dan senang bercanda takjub melihat
betapa formalnya rapat tersebut. Namun kesan awal tak selalu sama

145
dengan kesan saat kami benar-benar melewati hari bersama-sama. Ya,
Saya tunda dahulu kesan-kesan saya mengenai anggota kelompok kami.
Saya lanjutkan dengan awal perjalanan kami menuju tempat KKN yakni
Desa Babakan Madang, Bogor.
Jujur saja.. awalnya Saya tidak bersemangat untuk menjalankan
KKN ini.. Di benak Saya terfikir bahwa sebulan ini akan berlalu begitu
saja, tidak akan meninggalkan bekas apa-apa. Saya yang terbiasa
mengurus keponakan dan kucing di rumah rasanya enggan pergi lama-
lama apalagi ke tempat yang lumayan jauh jaraknya. Apalagi Meong
belum lama habis melahirkan dan anak-anak kucing Meong sedang
lucu-lucunya. Beban laporan PKL yang belum juga usai serta Dospem
skripsi yang sudah tak sabar ingin selalu bertemu menjadi beban
tersendiri lainnya. Namun keharusan tetaplah sebuah kaharusan
sehingga Saya pun tetap bersiap untuk pertempuran sebulan ke depan.
Dari cerita teman-teman Saya yang sudah pernah KKN tahun
sebelumnya Saya diberitahu untuk tidak membawa baju yang bagus-
bagus, katanya sih takut dicuri saat dijemur. Saya juga diminta hati-hati
terhadap mahluk-mahluk halus yang mungkin saya temui disana. Tak
lupa disuruh membawa peralatan tidur seperti bantal dan kain, mereka
begitu khawatir dan perhatian menjelang hari H keberangkatan Saya
KKN.
Pada tanggal 31 Juli 2015 pukul 16.00 WIB, Saya bersama beberapa
rekan-rekan KKN yang lain berangkat menuju Desa Babakan Madang
dengan tumpangan mobil dari Orang Tua salah satu teman kami yaitu
Rani, Karena jalan yang padat dan macet perjalanan kami terasa lebih
lama daripada yang seharusnya. Waktu magrib pun tiba, hujan turun
dengan derasnya. Kami memutuskan untuk sholat di masjid terdekat
yaitu masjid Andalusia. Kami sempat kebasahan karna derasnya hujan
dan jarak yang cukup jauh antara parkiran menuju ke pelataran masjid.
Disana kami sekaligus sholat Isya dan kembali melanjutkan
perjalanan. Karena keadaan jalan yang gelap kami agak kebingungan
mencari letak Kantor Kepala Desa Babakan Madang, Kami sempat
berputar-putar dan bertanya kesana kemari mencari alamat, namun
kami malah diarahkan ke Kantor Kecamatan, sehingga kami harus
berputar dan bertanya kembali.
Pukul 20.00 WIB kami semua sampai di Kantor Kepala Desa
Babakan Madang disambut beberapa rekan-rekan yang lain yang juga
telah sampai disana. Kami menumpang di rumah salah satu warga untuk
duduk-duduk menunggu kepastian mengenai tepat tinggal kami.

146
Namun Kami pun harus kecewa karena pemberitahuan dadakan
mengenai pengadaaan renovasi yang akan dilakukan di rumah yang
tadinya sudah direncanakan menjadi tempat tinggal kami. Pak Lurah
kemudian membantu kami mencari tempat tinggal untuk kami para
perempuan yang kemudian disusul oleh perwakilan laki-laki yang
dicarikan tempat tinggal terpisah. Dikarenakan hari sudah malam dan
sulit lagi mencari tempat tinggal, Kami pun menerima tawaran Pak
Lurah dan mendapatkan tempat tinggal di salah satu rumah warga yang
merupakan RW dari daerah tersebut.
Dan Waw.! Rezeki anak sholeh-sholehah memang! tempat tinggal
kami jauh dari bayangan-banyangan suram yang sudah saya
imajinasikan sebelumnya. Rumah Pak Rw tersebut begitu nyaman,
rasanya Saya menyesal mempersiapkan alat tidur banyak-banyak karena
berfikir akan tidur beralaskan tanah yang dingin meski tetap saja rumah
sendiri waktu itu masih terbayang-bayang di hati. Meski begitu
program kami tetap berjalan di tempat yang telah kami targetkan
sebelumnya yakni Dusun Malimping.
Sehari terasa seminggu (karna kalo sehari terasa sewindu kelamaan
jadi diganti seminggu), kata-kata tadi ternyata benar adanya. Hari
pertama Kami masih bertanya-tanya satu sama lain ini belom ada satu hari
ya?, ashar aja belom, huuhuu, mau pulang.. kurang lebih itulah ocehan-
ocehan Kami di hari-hari awal KKN. Apalagi setelah hari ketiga karena
hujan tak turun-turun lagi persediaan air mulai mengurang bahkan
sering habis. Ya, daerah tersebut memang terkenal susah untuk
mendapatkan air, bahkan pada hari pertama kami disana, warga dan
pengurus Rt serta Rw mengadakan rapat mengenai penanggulangan
masalah air ini.
Begitu mulai dekat dengan Bu Rw dan warga serta adik-adik yang
ada di sekitar lingkungan tersebut hari Saya terasa mulai berbeda,
semuanya terasa mulai.. hmm menarik~
Sosok keponakan yang saya rindukan di rumah ada dan mulai terisi
dengan kehadiran Hafidz, anak Bu Rw yang baru berumur 4 tahun. Cara
bicaranya yang imut yang sering memanggil Ka Adel.. Ka Adel~ Ka Adel
dimana~? selalu membuat saya tersenyum dalam hati.
Anak-anak TPA yang awalnya malu-malu di hari pertemuan ketiga
sudah tidak ada lagi yang tahu malu. Kecerewetan mereka dan sorot
wajah ceria mereka begitu Kami datang ke TPA menjadi vitamin
tersendiri untuk keseharian Saya. Walaupun kadang mereka cenderung
hiperaktif dan selalu gelayutan disana sini (di tangan, di kaki, di
147
pinggang bahkan di leher) namun sosok kecil itu begitu tulus
berbahagia atas kedatangan kami yang saat itu bertugas membagikan
sedikit ilmu yang telah kami dapatkan.
Tanpa terasa hari-hari kian silih berganti.. eh boong deng, terasa!
Terasa banget tiap Saya kebagian tugas piket masak. Kebetulan Saya
kebagian piket masak 3 kali seminggu dan piket bersih-bersih 2 kali
seminggu. Sebenernya Saya pengen yang kebagian 2 kali aja seminggu
tapi yaa.. mau bagaimana lagi ya Saya terima saja. Setiap piket masak
Saya selalu merasa memiliki 7 orang anak, kenapa cuma 7? Karna anak
laki-laki kelompok Kami yang berjumlah tujuh orang lah yang sering
cerewet berkoar-koar minta makan di grup whatsapp. Tidak lupa
kadang request aneh mereka. Kami para perempuan harus masak nasi
minimal 3 kali sehari karena makan mereka yang tidak sedikit. Tapi lucu
juga sih tiap mereka datang bergerombol seperti anak ayam minta
makan sama induknya. Pokoknya piket masak ini adalah kegiatan yang
paling cape, menguras pikiran dan juga tenaga. Menguras pikiran karena
harus selalu mikir besok masak apa ya? Pada suka gak ya? Kenapa
menguras tenaga? Ga usah ditanya, nyiapin makanan buat 13 orang
ditambah cucian piring numpuk apalagi kalau air lagi kering. Saya harus
angkat ember ke tempat cuci piring dan hemat-hemat sehemat-
hematnya buat nyuci tumpukan peralatan dapur. Lelah ade bang
Dan tau apa yang membuat kelompok Saya ini begitu spesial?
Bukan, bukan karena pake telor atau apapun, tapi karena keunikan
anggota-anggotanya dan ritual wajib untuk rapat setiap malam. IYA
SETIAP HARI! Hahaha, dari 31 hari Kami disana, mungkin hanya sekitar
3 kali Kami pernah libur rapat. Rapat tiap malam itu bahkan bisa
berlangsung sampai jam 12 malam. Untungnya Pak Rw dan Bu Rw
begitu baik mengizinkan Kami untuk lama-lama rapat di teras rumah
mereka. Keunikan-keunikan anggotanya menambah ke-khas-an rapat
kelompok Kami. Dari yang malu-malu duduk di pintu, yang terus
nunduk maen COC di HP dan laptop, yang matanya udah ajep-ajep
sampe ketiduran sambil meringkuk, yang ga nyambung, yang gaya
bicaranya seolah ngenyein padahal ngga, yang serius sampe terkesannya
jadi galak, yang modus tapi sayang belum berhasil, yang diem-diem
sampe pas udah akhir-akhir KKN baru mulai berani rame. Pokoknya
macem-macem deh.
Semakin terasa lagi beratnya hari-hari menjelang acara HUT RI
yang diselenggarakan oleh Rt 002/006 daerah tempat Saya tinggal.
Berhubung lagi ketiban sial dan kebagian jadi sekretaris, sedari hari-hari
awal disana Saya sudah harus urus proposal dan sering-sering ketemu

148
pengurus RT disana. Tapi gapapa sih Saya jadi lebih banyak kenal dan
dikenal sama warga disana, hehe.. tapi.. serius.. Saya dan Naba merasa
acara 17-an Rt inilah yang paling membuat Kami sibuk. Hampir semua
hal dibebankan kepada Kami, meski begitu ide-ide Kami yang mereka
minta untuk suarakan masih belum mendapat tanggapan yang baik.
Lho? Maksudnya? Begini.. Misal mereka meminta saran dan ide untuk
perlombaan nanti, begitu Kami mengutarakan ide Kami mereka hanya
mengatakan oh ide itu bagus tapi nanti untuk tahun depan saja. Alhasil
begitu Kami melakukan sosialisasi mengenai lomba-lomba kepada
warga mereka protes meminta perlombaan-perlombaan yang ada agar
lebih bervariatif dan lucu lagi. Dan lomba-lomba yang warga sarankan
sama dengan saran dari Kami waktu itu. Tapi.. ya sudahlah, saran itu
sudah ditampung untuk tahun depan. Acara 17-an Rt ini sungguh
membuat Saya dan Naba lelah, bagaimana tidak, dari bahan-bahan
persiapan lomba dll harus Kami berdua siapkan. Bahkan untuk belanja
hadiah lomba yang kurang lebih habis 2 jutaan harus Kami pikirkan
sendiri dan beli sendiri seluruhnya, belum lagi laporan-laporan yang
harus secepatnya diselesaikan ditambah dibarengi dengan pengerjaan
program-program resmi KKN Kami. Tapi.. Saya belajar, sebelumnya
Saya paling malas jika Saya disuruh menjadi Sekretaris atau Bendahara,
karena saya tahu tugasnya menumpuk. Also.. Im not that fond of socializing
with people in general, Saya agak kikuk sebenarnya berhubungan dengan
banyak orang, mungkin orang-orang sekitar gak sadar tapi Saya juga
punya sisi introvert yang suka menahan Saya untuk all out di depan
banyak orang. Tapi Saya sadar, kalo ga memulai Saya ga akan bisa. Saya
benar-benar belajar, baik tentag teknis-teknis pembuatan surat
pemerintahan, juga tentang bagaimana cara bermasyarakat yang baik.
Main Voli dengan Ibu-Ibu, hadir dan pertama kali mencoba saritilawah
di acara sukuran warga setempat, dan masih banyak lagi.
Alhamdulillah, program kelompok maupun individu juga berjalan
lancar. Meski agak sedih waktu itu beberapa rekan-rekan yang lain
selain rekan-rekan Saintek memiliki hambatan lain untuk datang tepat
waktu ke acara penyuluhan internet positif sehingga sebagian besar
persiapan acara harus dilakukan oleh beberapa orang saja tapi Saya
tetap senang dapat mensukseskan acara tersebut.
Hari-hari akhir Saya mulai sedih dan stress. Sedih karena tanpa
terasa Kami sudah memasuki minggu terkahir KKN dan stress karena
kesulitan mengerjakan pembuatan Web dan Balok SKDN Posyandu
yang diminta Bu Rw, ah, juga persiapan Pentas Seni malam puncak
tanggal 29 Agustus yang juga merupakan event perpisahan Kami dengan
warga setempat. Saya betul-betul merasa sedih, Anak-anak kecil yang

149
biasa Saya ajar makin sering datang dan mengajak main bersama,
mereka meminta Saya untuk tetap tinggal selamanya bersama mereka.
Saya terharu, apalagi mereka juga menuliskan surat dan juga
memberikan kenangan-kenangan berupa gelang, buku, dll. Mereka terus
membujuk supaya Saya pindah saja kesana, wajah-wajah dan nada polos
mereka sungguh membuat Saya merasa semakin kehilangan.
Dan Saya ga nyangka Saya bakal ngerasain ini tapi Saya benar-benar
merasa kehilangan dan kangen sama keunikan anggota-anggota
kelompok ini. Dimana setiap individu punya ciri khas masing-masing
dan punya moment tersendiri yang selalu membuat Saya inget dengan
mereka. Bahkan sampe Saya bisa niruin gaya bicara mereka saking unik
dan berbedanya mereka.
Ayu.. strong woman yang super baik dan selalu asik jadi partner
menggila, Hikmah.. umi cerdik nan sholihah yang Kita ga akan pernah
habis berbagi cerita horror dan cerita-cerita semasa nyantri di Pondok
masing-masing, Fitri.. Bu Menteri Keuangan mungil yang ga akan selesai
kalo udah main goda-godaan atau cak-cakan sama dia, yang selalu rindu
pulang karna Kita emang ga pernah pulang selama sebulan itu, haha,
Rani Sholihah.. yang selalu jadi teman tidur di ruang tengah dan partner
sempurna buat begadang, Naba.. Ah.. dia mah udah ga usah dikasih
kesan lagi, sudah terlalu lama Saya bersamanya, haha.
Sandika, yang selalu ingin menyanyi dan kadang suka ga nyambung
kalo diajak ngomong, haha, tapi semangatnya mengajar bocil-bocil
bersama M.Ridhoi sebagai asistennya sungguh luar biasa, Cara bicara
RidhoI yang sangat khas membuat Saya dan teman-teman lain suka
sekali menirukan beliau. Febri, ketua kelompok Kami yang kadang suka
ngilang sendiri (ngurus pembangunan fisik biasanya) gaya bicaranya
yang formal dan baku saat rapat selalu jadi ciri khas, padahal kalo lagi
ngobrol santai biasa asik lho, Rahman Jamil yang wangi parfumnya
semerbak sampe ke langit ketujuh, wkwk, yang suka ga jelas di grup dan
punya cara bicara yang super datar yang suka ditiruin Ayu, haha, tapi
dia yang paling berusaha membuat suasana kelompok nyaman,
kemudian Rudini yang merupakan tetua di kelompok kami yang selalu
murah senyum dan paling dicintai warga, ada banyak cerita tentang
Bapak yang satu ini tapi cukup jadi rahasia umum, hihi, Fahrul lelaki
yang tak pernah lepas peci, dia dan COC mungkin sudah tidak dapat
dipisahkan lagi, kalo lagi ga ada kerjaan pasti dia lagi sibuk nunduk
maen COC, terakhir Tri Wahyudi awalnya dia super diem, diem banget
tapi lama-kelamaan mulai keliatan kocaknya dan sempet bikin heboh
dengan aksi nge track nya pas magrib sebelum acara Pentas Seni.

150
Di saat Saya sudah merasa sangat dekat dengan mereka semua
sayangnya KKN ini harus berakhir, paling sedih waktu berpisah sama
Bu Rw yang bahkan sampe nangis di hari keberangkatan Kami. Sebulan
ini lelah pasti lelah, tapi semuanya terbayarkan dengan senyuman dan
tali silaturrahmi yang telah Kami rajut disana. Rasa bermanfaat bagi
orang lain itu takan terungkapkan dengan kata-kata KKN Cemerlang!
11. M. Ridoi
Saya dari awal memang punya prinsip tidak akan milih-milih
kelompok KKN, dalam artian siapapun yang mengajak saya untuk
menjadi bagian dari kelompok KKN pasti saya iakan. Kebetulan orang
yang pertama mengajak Saya untuk menjadi kelompok KKN adalah
saudari Ayu Fitri Nursyofa (Sekretaris KKN Almustanir), saya langsung
mengiyakan. Rapat-rapat persiapan KKN ini saya ikuti dengan sebaik-
baiknya, dinamika dan ritme dari perjalanan kelompok ini saya nikmati.
Disaat yang lain menjadi anggota yang sering pindah-pindah kelompok,
Saya bertekad untuk tetap bertahan dan mempertahankan kelompok
ini. Beberapa persyaratan untuk memastikan kelompok tidak
didiskualifikasi Saya lengkapi.
Alhamdulillah, pada waktunya kelompok ini bisa masuk dari daftar
kelompok KKN Ppm 2015. Jadilah kita berangkat KKN dan
ditempatkan di Desa Babakan Madang, Kecamatan Babakan Madang,
Bogor, Jawa Barat. Tempat sunggu luar biasa bagi Saya, meskipun dari
segi geografis tidak begitu tertinggal tapi memang banyak yang harus
dibenahi baik dari segi keagamaan, pendidikan, ekonomi dan masih
banyak lainnya. Dan itulah yang menjadi agenda kelompok KKN
Almustanir selama satu bulan penuh disana, alhamdulillah sudah
banyak yang dilakukan disana, dari beberapa program semuanya relatif
berjalan dengan baik. Tercatat ada dua program yang tidak terlaksana
karena beberapa kendala yang ada. Bisa dibilang kelompok ini sukses
melaksanakan pengabdiannya.
Sukanya menjadi bagian dari kelompok ini adalah punya teman-
teman baik-baik, sehingga virus baik ini sedikit banyak memberikan
efek dalam kehidupan saya. Shalat lima sangat dijaga dalam keseharian
kelompok ini. Sholat berjamaah ini, sedikit banyak memberikan efek
produktifitas terhadap keseharian kami disana. Saya bisa
membayangkan bagaimana jadinya?, kalau teman-teman KKN saya
punya karakter yang tidak baik, tentunya akan memberika dampak yang
negatif juga terhadap keberlangsungan KKN ini. Oleh karena itu saya
sangat bersyukur sekali menjadi bagian dari orang-orang yang baik.

151
Di Desa Babakan Madang, Saya banyak mengamalkan ilmu yang
sudah saya dapatkan selama ini. Pengamalan ilmu itu saya lakukan
dengan cara bermasyarakat yang baik, mendidik anak-anak, dan bekerja
sama dengan teman-taman dengan baik. Selain itu ada banyak kegiatan
yang bisa kerjakan disana, mulai dari bersih-bersih tempat tinggal,
bekerja bakti, memimpin sholat berjamaah, berceramah, dan masih
banyak lagi. Mudah-mudahan apa yang saya lakukan disana menjadi
amal baik disisi Allah SWT amin.
Dukanya selama Saya tinggal disana adalah bau kotoran ayam yang
ada dekat kosan. Karena kosan saya dekat proyek ayam. Jadi, kadang-
kadang bau kotoran ayam begitu menyengat. Meskipun begitu, karena
ini sebuah pengabdian saya mencoba bersabar dengan situasi yang tidak
bersahabat. Berusaha untuk menerima realitas ini dengan sebaik-
baiknya. Memang dalam pandangan Saya apapun kondisinya harus
selalu memberikan yang terbaik, karena memang tidak ada yang
sempurna didunia ini, yang ada adalah bersabar dengan
ketidaksempurnaan, seraya selalu berusaha dan berdoa agar semuanya
bisa berjalan dengan lancar tanpa hambatan.
Saya sangat senang sekali bisa menyelesaikan tugas KKN ini dengan
baik, tentu, ini semua ini telah memotivasi saya untuk selalu
memberikan yang terbaik dalam setiap amanah yang diembankan
kesaya. Agar nama baik tetap terjaga dan menambah rasa percaya diri
dalam kehidupan sehari-hari.
12. Rudini
Awal saya sebelum masuk anngota KKN Al-Mustanir, saya diajak
bergabung oleh salah satu teman, sebut saja namanya Febri, awal
pertama kali kami kumpul di perpustakaan umum, dan itu merupakan
awal pertama kali kami kumpul, kami mengawali pertemuan itu dengan
memperkenalkan nama, daerah asal, fakultas, agar memperkuat tali
persaudaraan diantara kami, sesudah kami meperkenalkan nama
masing-masing, lalu kami membentuk tim KKN yaitu Ketua KKN,
Sekretaris, bendahara dan lain-lain.
Saya sendiri terpilih sebagai humas, dan memang saya pribadi
sangat senang sekali, dengan terpilihnya saya sebagai humas, karena
memang saya sejak kecil terbiasa dengan hal-hal yang berhubungan
dengan masyarakat, keuntungan sebagai humas banyak sekali disatu sisi
kita tugas, disisi lain kita silaturrahim sehingga asimilasi secara sosial
semakin kuat. Jika sering komukasi ataupun bertemu terus-menerus ini
menimbulkan sisi positif, diantaranya hubungan kekeluargaan semakin
erat, tugas kita pun berjalan lancar, itulah sekelumit pengalaman saya.

152
Kemudian membahas nama kelompok KKN, sehingga pada hari itu
terciptalah sebuah nama kelompok KKN yaitu Al-Mustanir yang artinya
cemerlang, dengan inilah kami termotivasi untuk siap bekerja, demi
kemajuan, masyarakat, bangsa dan negara.
Lalu setelah itu kami membicarakan persiapan, kira-kira apa saja
yang perlu dipersiapankan di tempat KKN, semuanya kelihatan masih
bingung karena belum bisa menentukan persiapan itu, dan timbulah
pertanyaan didalam hati apa itu KKN, bagaimana ketika sampai di
lapangan, apa yang harus dikerjakan dilapangan, dengan hal-hal seperti
ini, sehingga banyak sekali menimbulkan sebuah usulan dari teman-
teman agar sebelumnya musyawarah terlebih dahulu mempersiapkan
apa yang mau dirapatkan, maklum saja, masih awal-awal rapat jadi pada
bingung, rapat selanjutnya tentu persiapan itu sudah matang, kami
memulai dengan langkah awal untuk nanya-nanya ke kaka-kaka kelas
yang sudah pernah merasakn KKN, ketika mendengarkan curhatan dari
kk ternyata seru juga, karena permasalahan di lapangan setiap
kelompok KKN berbeda dan ini membuat saya terkesan, bisa di katakan
sungguh dahsyatnya KKN itu, sebab membutuhkan persiapan yang
benar-benar.
Setelah kami mendapatkan data dari kaka-kaka, di minggu
berikutnya mulai rapat kembali dan membahas hal-hal apa saja yang
dipersiapkan, eh setelah dikumpul-kumpul data dari teman-teman
ternyata masalahnya banyak sekali, seakan-akan KKN itu merupakan
akhir daripada segala kehidupan, sungguh luar biasa. Awal pertama kali
kami bahas, tentang persiapan dilokasi, kedua cara mendaftar ke Ppm,
ketiga daerah mana yang ingin kami KKN, dan ini tentu membutuhkan
perencanaan yang matang. Dalam berjalannya waktu, tibalah saatnya
kami harus menentukan pilihahan yang tepat, rapat demi rapat akan
menghasil sebuah kejelasan yang maksimal, yaitu cara mendaftar ke
Ppm dan bagaimana agar mendapat lokasi KKN yang nyaman atau
mendapatkan tempat yang agak layak dihuni artinya bisa tidur nyaman.
Memang kita tau KKN itu, tinggalnya didaerah yang sangat
terpencil dan jauh dari perkotaan, namun tidak bisa dipungkiri kita juga
membutuhkan fasilitas yang nyaman untuk kita tinggal, apalagi KKN
itu sebulan. Setelah membahas perencanaan itu kami mulai bergegas,
siap bergerak untuk menjalan apa yang telah di musyawarakan, dan
alhamdulillah berapa hari kemudian kami mendapat informasi dari Ppm,
kami mendapat lokasi KKN di desa Babakan Madang, dan itu sesuai
dengan target kelompok kami, akan tetapi setelah itu banyak sekali
pikiran yang akan mempengaruhi jiwa semangat kami khususnya saya
pribadi, diantaranya dari segi ke uangan terbatas, jumlah anggota KKN
tidak sesuai dengan permintaan Ppm.

153
Kami hanya berjumlah 14 orang dan akhirnya satu orang nggak bisa
ikut, karena beliau hamil tua, dan kami merasa khawatir sekali dengan
kekurangan yang ada, namun kami tetap semangat walaupun dari segi
keuangan terbatas. Jumlah anggota KKN tidak mencapai target, kami
punya visi yang tinggi demi keberhasilan kelompok KKN Al-Mustanir,
meskipun memang kami sadari/ wabil khusus saya pribadi, semua itu
tidak bisa dipungkiri, manusia hanya bisa merencanakan, Allahlah yang
menentukan. Akhirnya sampailah pada puncak kegiatan KKN,
subhanallah tak bisa dibanyangkan apa yang dimusyawarahkan,
ternyata berbeda dilapangan. Permasalahan ini sejak awal pertama kali
kami melangkah ke desa.
Babakan madang, tepatnya kampung malimping, sebut saja
masalahnya itu menyangkut kossan yang kami ingin netap, jadi ketika
kelompok kami sudah dilokasi rumah yang kami mau tinggal itu sedang
direnovasi, sehingga malam itu semua anggota bingung, mau tinggal
dimana, namun kami bersyukur sekali, Kades mempunyai kebijaksanaan
yang sangat luar biasa sekali. Beliau mengambil keputusan, untuk
mengantar anak-anak kelompok KKN Al-Mustanir ke perumahan Griya
Alam sentul, malam itupun anak-anak kelompok KKN Al-Mustanir
dapat tidur dengan nyaman di Griya Alam.
Esok harinya kami mulai beraktivitas di Gria Alam, walaupun
fokus kerja kami di kampung malimping, babakan Madang atau istilah
warga disana dengan sebutan Madang Kaum, akan tetapi Griya Alam
itu merupakan sebuah beban tanggung jawab kami, karena kami tinggal
di Griya Alam. Dengan demikian sesibuk apapun aktivitas kami di
Malimping dan Madang kaum, kami tak mengabaikan aktivitas di Griya
Alam. Hari-hari kami penuh dengan hal-hal yang indah yang tak
terlupakan dalam hidup, masyarakatnya sangat antusias menerima kami
dengan senang hati, hubungan kekeluargaan antara mahasiswa dengan
masyarakat sangat harmonis sekali, itulah membuat kami terkesan,
khususnya saya pribadi, banyak sekali kenangan yang terlupakan.
Hampir setiap malam saya mendapat ilmu kemasyarakatan dari Pak
RW. Beliau mengajarkan bagaimana bermasyarakat yang baik,
bagaimana orang bisa percaya dengan kita, bagaimana meyakinkan
masyarakat biar mereka yakin akan keberhasilan dalam sebuah
organisasi kemasyaratan, sungguh luar biasa, dengan sikap yang ramah,
bijak, anggun, membuat saya terpesona dengan kepribadian beliau. Satu
yang masih terngiang dalam telinga adalah ajakan beliau yang setiap kali
ketemu sama saya, selalu dengan ungkapan main kata artinya ingin
menasihati saya dengan berdiskusi, agar lebih kritis terhadap suatu
masalah, kebetulan beliau di satu sisi sebagai RW, di sisi lain beliau

154
bagian dari departemen sosial. Kisah ini sangat menarik bila di
unkapkan dengan hati yang paling dalam.
Jadi di Desa Babakan Madang, banyak sekali hal-hal yang terindah
yang lakukan didesa tersebut, disamping kami memberi sumbangsih
ilmu pengetahuan secara akademisi ke ade-ade disana melainkan kami
ilmu juga mendapat ilmu kemasyarakatan. Luar biasa, pahit-manis yang
kami jalankan bersama selama satu bulan itu alhamdulillah berjalan
dengan lancar. Semoga apa yang telah kami sumbangsihkan, mudah-
mudahan bermafaat bagi masyarakat di Desa Babakan madang. Pesan
dari saya, diharapkan kepada teman-teman mahasiswa yang sudah
berjuang satu bulan penuh mengabdi di masyarakat, mudah-mudahan
apa yang kita jalankan bukan hanya sekedar kewajiban dari universitas
akan tetapi merupakan tanggung jawab kita semua.
KKN (kuliah kerja nyata) merupakan suatu pengabdian kepada
masyarakat secara riil atau nyata, dan itu merupakan kesempatan
mahasiswa untuk melatih dan mengembangkan ilmunya dengan segala
potensi yang ada. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan baik instasi
terkait yaitu pihak akademisi, mahasiswa ataupun pihak pemerintah.
1) Mahasiswa harus mampu membawa masyarakat kearah
kesadaran dengan menciptakan daya kreatif, inovatif, berlian dan
religius.
2) Pemerintah harus mampu untuk menjamin kelansungan hidup
dan kehidupan rakyatnya, baik berupa pendidikan, sandang,
pangan, papan ataupun yang lainnya, sehingga nantinya akan
melahirkan sebuah bangsa yang aman, damai dan sentosa, adil
dan beradap.
Itulah sekelumit inspirasi pesan dan kesan dari saya, semoga
bermanfaat, barokallah fii rahma tillah. amin

13. Ayu Fitri Nursofya


Semenjak pertama kali kedatangan kami di desa, bagi saya
sebenarnya ada sesuatu yang rasanya agak kurang beres - bahkan saat
saya memulai survey pertama kali. Ketidakberesan tersebut dipicu oleh
penglihatan awal saya bahwasanya desa ini sebenarnya tidak seperti
desa yang saya bayangkan. Jujur saja, dalam hati ada kesenangan
tersendiri, tapi walau begitu ya tetap saja, di akhir saya bakal puyeng
setengah mati untuk bikin laporan. Bagaimana tidak? Desa Babakan
Madang ini bisa dikatakan sudah tergolong desa yang cukup maju,
mengingat posisinya yang tak jauh dari kota, dekat pasar, pusat
perbelanjaan swalayan, dan juga Sirkuit Sentul.
Dengan segala perlengkapan yang telah kami bawa untuk tinggal di
desa ini selama satu bulan, kami disuguhi dengan beberapa kebingungan

155
di awal kedatangan, di antaranya ketidakpastian tempat tinggal. Saya
tiba pukul 18.00 WIB, disambut dengan hujan deras serta padamnya
listrik yang cukup lama. Hingga kemudian, listrik menyala, kami
bersyukur karena setidaknya kami tidak perlu lagi berjalan sambil
meraba-raba. Namun, masalah baru pun muncul kembali, yaitu ketika
kami hendak menuju ke rumah penduduk yang sebelumnya sudah
sepakat untuk kami tinggali, ternyata menjadi salah satu rumah yang
terkena program renovasi rumah desa. Hal tersebut semakin diperparah
dengan kondisi dimana renovasi akan dilakukan pada keesokan harinya.
Ketua kami dan aparat desa pun putar otak mencari cara bagaimana
agar kami terutama perempuan bisa mendapat tempat untuk
bermalam malam ini. Malam semakin larut, hingga tanpa terasa jam
sudah menunjukkan hampir pukul 22.00.
Akhirnya kepala desa Babakan Madang pun turun tangan langsung
mencarikan kami tempat tinggal di sini. Setelah keliling-keliling dan
mencari dimana kami bisa menetap untuk sementara, akhirnya Pak
Kades yang akrab disapa dengan sapaan abah Deni ini pun menjatuhkan
pilihannya pada kediaman bapak RW 06, yang terletak di Perumahan
Griya Alam Sentul. Kami pun berdiskusi mengenai tempat tinggal kami
nantinya tersebut, cukup alot dan panjang. Hal ini dikarenakan rumah
bapak RW tersebut berada pada posisi yang sangat tidak tepat untuk
dijadikan tempat tinggal mahasiswa yang sedang menjalani Kuliah Kerja
Nyata (KKN). Awalnya saya sempat agak kekeuh berpendapat bahwa,
kami tetap ingin tinggal di lingkungan perkampungan saja. Sementara
tinggal di rumah pak RW hanyalah sebagai batu loncatan semalam saja,
sambil menunggu mencari tempat tinggal di wilayah lain yang posisinya
berada di desa. Namun, kami mendapat jawaban lain, Memang siapa yang
mau nyariin? Udahlah di sini aja, enak, kamarnya ada tiga, ada komputer, printer,
internet. Udahlah di sini aja.
Singkat cerita, tinggallah kami di sebuah perumahan, yakni Griya
Alam Sentul. Hari-hari awal jujur aja, belum begitu ngeh dengan udara di
sini. Sampai ketika besoknya Hikmah, salah satu anggota KKN
mengatakan, udara di sini pagi-pagi harusnya seger, tapi kok bau ayam
ya. Alhasil barulah saya tahu kalau ternyata perumahan in terletak
tepat bersebelahan dan berdempetan dengan tempat peternakan ayam
yang bisa dibilang cukup luas setelah saya memasukinya. Pantas saja
baunya wow sekali tiap pagi. Kalau ingat tentang bau ayam, jadi inget
plesetan yang sering dilontarkan anak-anak sekolah yang suka nanya
kita tinggal dimana, dan ketika kami mengatakan kami tinggal di griya,

156
maka sinyal mereka tentang ayam begitu kuat, Oh...Griya Ayam Sentul
ya kak..? Haha harus diapakan lagi, memang demikian adanya.

Semenjak KKN, rasanya seperti mendadak punya fans. Banyak sekali


anak kecil yang sering mendatangi kediaman kami, bisa dikatakan
hampir setiap hari. Tak hanya itu, yang remaja pun tak mau ketinggalan
mendatangi kita dengan alasan mau belajar, walaupun ujung-ujungnya gak
jadi belajar dan hanya ngobrol-ngobrol. Ketika mengajar di TPA, banyak
sekali anak yang lucu-lucu. Memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri
di mata saya. Salah satunya Aulia, bocah berusia 8 tahun yang ketika
sedang membaca iqra pasti langsung tersenyum tersipu malu, meski tak
ada apa-apa. Hal ini terus berulang bukan hanya ketika ia membaca di
hadapan saya, tetapi juga teman-teman akhwat yang lainnya. Di samping
itu pula, ada bocah lucu, yang dalam pandangan saya dia adalah seorang
pemain film, Russel. Saya menjuluki dia Russel, bocah pramuka yang
bermain di film berjudul Up. Nama aslinya adalah Rehan. RehanPK
katanya, tapi sampai detik ini saya belum tahu apa sebenarnya
kepanjangan dari PK itu sendiri. Rani, salah satu teman di anggota KKN
kami, adalah fans berat Rehan karena kegembulan dan kelucuannya.
Hari-hari selama KKN, yang paling tidak terlupakan apalagi kalau
bukan rapat kelompok hampir dilakukan setiap hari. Rasanya sampai
bingung apa yang mau dibahas. Tapi bagi saya ya, mungkin di sinilah
keunikan teman-teman KKN saya itu terlihat. Dan dari situ pulalah
kesolidan tim KKN kami semakin terbentuk. Rencana-rencana program
yang telah dipersiapkan sebelum KKN, mendadak harus berganti haluan
ketika melihat medan yang tak memadai untuk mewujudkan program
tersebut. Alhasil, kita putar otak lagi untuk membahas program-
program tersebut.
Bagi saya, di dalam kelompok ini sangat banyak hal yang bisa saya
pelajari. Betapa irinya saya melihat Hikmah, sebagai wanita yang cerdik
dan solehah julukan kami semasa KKN yang tak bosan-bosannya
mengingatkan kami dengan kebaikan. Kemudian Fitri, gadis pendiam,
yang ternyata ketika berbicara sering benar, sedikit mengomel dan
cerdas. Tapi terkadang hal itu aneh bagi saya, karena ia pendiam
mulanya. Untuk Naba, satu kata, gamer. Dia gadis kreatif, yang tidak
pernah ketinggalan dengan yang namanya kecap apa pun makanannya.
Dan..Adel, selalu ceria, bisa diajak kerja sama, dan diskusi dalam kondisi
apa pun. Yang terakhir adalah Rani, teman sekamar yang mulanya
pendiam, tapi ternyata banyak cerita yang mampu memberikan saya
sejuta pelajaran dan pengalaman dalam hidup.

157
Tak lupa, nasihat bu RW selaku ibu kami selama tinggal disana
yang tak pernah bisa dilupakan. Mungkin nasihat yang paling bisa
diingat adalah, nasihat dalam bentuk sikap dan perilaku bu RW yang
sehari-hari kami lihat. Beliau tidak pernah lelah, meski puluhan
pekerjaan rumah menyita waktu setiap hari, namun begitu
profesinalnya beliau sebagai seorang ibu dan istri serta figur
masyarakat. Meski sedang sakit karena kelelahan, beliau tetap
profesional membimbing dan mengikuti segala kegiatan di masyarakat,
demi terwujudnya ukhuwah.
KKN ini banyak mengajarkan pada saya, ternyata saya cukup
individualis dalam kehidupan bermasyarakat di lingkungan rumah
sebelumnya. Meski di kampus saya aktif di beberapa organisasi, namun
untuk sekedar bergaul dengan masyarakat setempat hanya sebatas say
hello dan saling sapa. Sebelumnya, saya hanya melihat permasalahan di
masyarakat merupakan suatu hal yang wajar, hingga bahkan saya lupa
sebagai mahasiswa yang tiap hari dijejali dengan berbagai teori-teori
sosiologi tak ada penanaman kesadaran yang dimunculkan dari ilmu
yang saya dapat itu. Sehingga, justru dari organisasi luar kampus lah
saya mampu belajar dan mempelajari gejala dan akar permasalahan
tersebut. Ditambah dengan praktik KKN sebenarnya sangat kurang
hanya sebulan yang membuat saya belajar begitu pentingnya
bermasyarakat, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah Saw. sebagai
seorang problem solver yang handal.

158
DAFTAR PUSTAKA

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2009. Teori Sosiologi: Dari


Sosiologi Klasik sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern.
Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi,


Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi dan
Pemecahannya.

Kelompok KKN Ambarawa. 2014. Merajut Asa di Pematang


Mekarjaya. Jakarta: PPM UIN Syarif Hidayatullah.

Jurnal Online:

Nurhayati. 2014. Problem Solving. Makassar: UNM


http://www.academia.edu/9083884/Problem_Solving

Internet:
http://bogorkab.go.id/index.php/page/detail/79/kecamatan-babakan-
madang

159
160
SHORT BIO ANGGOTA KKN AL-MUSTANIR
1. Febri

Febri (21 tahun) adalah mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran


Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah. Pendidikan menengahnya ia
habiskan di SMA Al-Muhajirin, Koja Jakarta
Utara. Semasa SMA ia pernah menjabat
sebagai ketua Rohis dan Ketua OSIS SMA Al-
Muhajirin, Komandan Paskibra SMA Al-
Muhajirin dan Komandan Peleton Saka
Bhayangkara Polsek Metro Koja. Aktivitas
yang sedang ia geluti saat ini adalah kuliah,
serta aktif di organisasi intra dan ekstra
kampus diantaranya : Sebagai Sekjen LDK Syahid Komda USWAH,
divisi tilawah HIQMA, Redaktur Liberation Institut, Ketua Gema
Pembebasan Komisariat UIN Jakarta dan Komandan Jenderal
Korps Baret Jingga.

2. Rudini
Rudini lahir di Lengko Randang-Flores, 09 Januari 1989. Lulusan
Sekolah Dasar Impres (SDI) Lengko Randang,
Kab. Manggarai Timur NTT tahun 2001;
pendidikan MTs sampai SMA di pondok
pesantren walisongo Flores-NTT, saat ini aktif di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mahasiswa
program studi strata satu (S1) Jurusan Tafsir &
Hadist (TH) Fakultas Ushuluddin.
Pada tahun 2003 diberi amanat untuk
menduduki jabatan ketua forum komunikasi
pemuda-pemudi Islam (FKPPI) Lengko
Randang-Flores; pengajar di pondok-pesantren
walisongo, Kab. Ende NTT 2011; ketua pembimbing santri di
pondok-pesantren walisongo Ende, Kab. Ende NTT Tahun ajaran
2011; wakil tata usaha di Pon-pes walisongo, Kab. Ende NTT tahun
ajaran 2011; anggota organisasi kesatuan aksi mahasiswa muslim
Indonesia (KAMMI) 2012, ketua mahasiswa jurusan Tafsir & Hadis
kelas D UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun ajaran 2012-2013,
ketua mahasiswa jurusan perbandingan agama kelas E UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2015-sekarang, disamping itu
menjabat sebagai SEKBEN (Sekretaris & Bendahara) di TPA Al-
Husna semanggi II sampai dengan sekarang.

161
Memperoleh penghargaan: Juara I perlombaan gerakan shalat se-
Kec. Sambi Rampas Pota, Kab. Mangggarai Timur NTT tahun 2000,
Juara 1 ceramah se-TPA Nurul Falaq; Lengko Randang-Flores NTT,
tahun 2000, Juara 1 ceramah se-pondok pesantren walisanga-Ende
Flores tahun 2006, Lulusan terbaik ke-II SD Impres, Lengko
Randang-Flores NTT, 2001-2002.

3. Fahrul Firdaus

Fahrul Firdaus (21 Tahun) adalah mahasiswa


jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di
samping menjalani kuliah, ia juga turut aktif
dalam organisasi gerakan mahasiswa
pembebasan di kampus dan pergerakan
dakwah di lingkungan masyarakat. Tak hanya
itu, ia telah menjabat sebagai ketua remaja
masjid Al Amanah selama 2 periode.

4. Datin Annaba
Datin Annaba (20 Tahun) adalah mahasiswi Fakultas Sains &
Teknologi jurusan Teknik Informatika angkatan 2011. Mahasiswi
yang akrab disapa Naba ini, lahir di
Samarinda pada 24 Juni 1995, setelahnya ia
menetap di Bontang, kemudian menjalani 2
tahun masa MTs dan 2 tahun masa SMA di
Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam
Surakarta, Solo. Naba sempat menjabat
sebagai bagian Art & Skill OSIS saat MTs,
dan bagian Penerbitan, Bendahara Konsulat
Kumparan Persada (Perkumpulan Santri
PPMI Assalaam asal luar Jawa), serta Bendahara Sub Konsulat East
Borneo (Perkumpulan Santri PPMI Assalaam asal Kalimantan
Timur) saat SMA. Ia pun sempat menjadi Sekretaris, bagian
Konsumsi, Kesehatan dan lainnya pada berbagai acara yang
diadakan mahasiswa/i TI. Saat ini (2015) Naba sedang sibuk
menyelesaikan tugas akhir (skripsi) untuk syarat kelulusan dari
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ayu Fitri Nursofya


Ayu Fitri Nursofya (21 tahun) merupakan mahasiswi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, jurusan Sosiologi. Mahasiswi yang akrab
dengan sapaan Ayufit ini, lahir di Denpasar, 4 Januari 1994. Namun,
162
pada 2002 ia pindah di SDN Sendang Mulyo 04
Semarang, pada saat usianya 8 tahun. Kemudian
ia melanjutkan pendidikannya di SMP N 9
Semarang, hingga selesai di SMA N 2 Semarang.
Saat ini ia sedang sibuk dengan penyelesaian
proposal skripsi sebagai syarat awal pengajuan
skripsi. Selain itu ia juga mengikuti beberapa
organisasi di antaranya, Himpunan Mahasiswa
Program Studi Sosiologi dan menjabat sebagai
sekretaris bagian Litbang, juga salah satu aktivis
dari Muslimah Hizbut Tahrir chapter Kampus Ciputat. Tak hanya
itu, gadis yang bercita-cita ingin menjadi profesor ini juga sedang
mengemban amanah sebagai ketua Remaja Islam Masjid Al-Jihad
(RISMA) yang berada di wilayah Bambu Apus Timur, Pamulang,
Tangsel.

6. Sandika Madya Akbar


Mahasiswa yang akrab disapa Sandika ini
merupakan mahasiswa jurusan komunikasi,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia lahir pada 20
Oktober 1993. Semasa kuliah, ia dikenal aktif
dalam organisasi LSO KONTRAS (Komunitas
Pecinta Musik). Selain itu, tak sedikit prestasi
yang pernah diraihnya, diantaranya seperti, juara
II lomba debat bahasa Inggris, dan juara I lomba
pidato bahasa Inggris dalam acara Language
Olimpiade di Pesantren Darul El-Qolam, serta juara III Lomba Karya
Ilmiah pada acara Condev Days 2014 di kampusnya.

7. Fitriana
Fitriana (22 tahun), merupakan mahasiswa
jurusan Sejarah dan dan Kebudayaan Islam,
Fakultas Adab dan HumanioraUniversitas Syrif
Hidayatullah Jakarta. Pendidikan menengahnya
ia habiskan di MA Jamiyyah Islamiyyah
Tangerang. Saat ini, di luar kegiatannya sebagai
mahasiswa ia juga aktif mengajar di TPQ Al-
Abror. Sejak lulus sekolah menengah hingga
akhir tahun ajaran 2013/2014 ia juga pernah aktif
mengajar bimbel calistung dan privat mata pelajaran MIPA.

163
8. Rahman Jamil
Mahasiswa yang kerap disapa Jamil (22 tahun) adalah salah satu
mahasiswa dari jurusan Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Mahasiswa yang juga merupakan salah
satu pengurus KAMMI (Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia)
bagian Kasrat (Kajian Strategi) ini
menghabiskan pendidikan
menengahnya pada MA Pesantren
Himmatul Ummah di Sumbawa
Barat, NTB. Ia juga memiliki
banyak pengalaman, diantaranya ia
pernah menjabat sebagai ketua
OSIM (Organisasi Santri Intra
Madrasah) MA Himmatul Ummah
tahun 2009, Functionary of English Department di Pondok Darul Falah,
Pare, Kediri, selama 5 bulan (2011-2012), tutor English Study Club
Program di Pondok Pesantren Himmatul Ummah selama 6 bulan
(2012). Tak cukup sampai disitu, mahasiswa asli Sumbawa ini juga
memiliki segudang prestasi, seperti juara II Lomba Khat Al-Quran
tingkat SMA/SMK/MA se-Kabupaten Sumbawa Barat, juara I
Musabaqah Syarhil Quran tingkat kabupaten Sumbawa Barat (2009
dan 2010), juara II Musabaqah Khattil Quran tingkat kabupaten
Sumbawa Barat (2011). Selain itu ia juga pernah menjadi juara
pertama Musabaqah Khattil Quran tingkat kabupaten Sumbawa Barat
(2012) serta menjadi the Best Speaker of Weekly Meeting Program (2012).

9. Rani Yuly Syafisri


Gadis kelahiran Bogor, 11 Juli dua puluh satu tahun lalu ini
merupakan anak terakhir dari dua bersaudara. Sempat
menghabiskan masa kecil di asrama POLRI, sampai akhirnya kini
menetap di daerah Cimanggis. Ia menempuh pendidikan sekolah di
SDN Curug 2 Depok, SMPN 147 Jakarta,
dan SMAN 106 Jakarta. Selepas SMA ia
memilih melanjutkan pendidikan
perguruan tingginya di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, jurusan Ilmu
Ekonomi dan Studi Pembangunan,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Selama
sekolah, ia pernah aktif mengikuti
kegiatan KIR (Karya Ilmiah Remaja),
sempat menjadi bagian dari LDK
(Lembaga Dakwah Kampus) bagian

164
keputrian, dan juga mengikuti kegiatan di luar kampus, seperti
menjadi anggota Lingkar Pena Ciputat. Perempuan yang memiliki
hobi nonton film dan baca novel ini, mempunyai mimpi besar untuk
bisa berkarir di Kementrian Keuangan atau Bank Indonesia,
melakukan traveling negara-negara Asia-Eropa juga mengunjungi
negara-negara Islam. Tak hanya itu ia juga memiliki semangat kuat
untuk bisa melanjutkan pendidikan di luar negeri. Ia selalu percaya
bahwa usaha keras itu tak akan mengkhianati prosesnya. Baginya,
Jika orang-orang meremehkan mimpimu, itu adalah tanda bahwa mimpimu itu
layak diperjuangkan. Saat ini, seperti mahasiswa akhir pada umumnya
ia disibukkan dengan kuliah dan penyusunan proposal skripsi.

10. Hikmatul Bilqis


Pemilik nama Lengkap Hikmatul Bilqis ini
merupakan seorang mahasiswa jurusan Sejarah
Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Humaniora
dengan konsentrasi kajian wilayah Timur Tengah.
Gadis yang akrab disapa Hikmah ini aktif dalam
kajian Siroh Nabawiyah bersama Ustadz Budi
Ashari dan pihak Kuttab Al-Fatih dalam Akademi
Siroh. Di kampus ia dan kawan-kawannya
membentuk sebuah study club yang bernama Jas
Merah, dengan fokus pada kajian Siroh Nabawiyah
kronologis yang diadakan setiap pekan. Tak hanya itu, sejak 2014
lalu, ia juga mulai aktif menggerakkan remaja di lingkungannya
dengan membentuk komunitas remaja Catatan Siroh Madrasatul Ula,
yang merupakan cita-cita besar yang hendak dicapainya dan saat
ini sedang dipersiapkannya. Ia yakin bahwa anaknya kelak berhak
dilahirkan dari seorang ibu ideologis yang cerdas. Hikmah dapat
ditemui di blog pribadinya http://hikmatulbilqis.tumblr.com

11. M. Ridhoi
Ridoi Supantara begitulah nama pena dari
M.Ridoi, lahir pada tanggal 20 Februari 1990 di
sebuah dusun terpencil Dusun Timur Gunung,
Desa Gunung Sereng, Kecamatan Kwanyar,
Kabupaten Bangkalan, Madura. Putra ke 10 dari
11 bersaudara. Ayahnya H. Syafii Syaronii
seorang guru agama, ibunya ST. Fatima
Azzahra Madani seorang ibu rumah tangga,
dari jalur Ayah dan Ibunya, Ia masih punya
pertalian nasab dengan Raden Rahmatullah

165
Surabaya, sebuah kombinasi keluarga religius-tradisionalis. Doi
begitulah panggilan akrabnya, beliau memulai pendidikannya
dengan belajar agama ke Ayahnya sendiri mulai dari Al-
Quranulkarim hingga kitab-kitab klasik ulama terdahulu seperti
Al-Amsilatuttasrifiyah, Sarah Muhtasar Jiddan, Al-Imriti, Al-
Maksud, Alfiyah Ibnu Malik dan lain sebagainya.
Barulah pada tahun 1996 Doi mulai memasuki sekolah formal
agamanya di Lembaga Pendidikan Islam At-Tadwin Timur Gunung,
Gunung Sereng, Kwanyar, Bangkalan, Madura meluluskan TK At-
Tadwin tahun 1996-1998 dan MI At-Tadwin tahun 1998-2003.
Berselang dua tahun kemudian Doi memasuki sekolah formal
umumnya di Sekolah Dasar Gunung Sereng 01 Gunung Sereng,
Kwanyar, Bangkalan, Madura,meluluskan SD Gunung Sereng 01
tahun 1998-2004. Setelah menyelesaikan berbagai studi di kampung
kelahirannya Ia melanjutkan studinya di Pondok Pesantren Nurul
Cholil Demangan, Barat, Bangkalan, Madura, sebuah Pesantren
yang diasuh salah satu cicit ulama besar Syaichona Moh Cholil
Bangkalan KH. Zubair Muntashor. Di Pesantren inilah Ia
melanjutkan sekolah formal agamanya di madrasah Asrorul Cholil
meluluskan MTs Asrorul Cholil tahun 2004-2007 dan MA Asrorul
Cholil tahun 2008-2011. Di Pesantren itu juga ia melanjutkan
sekolah formal umumnya dii Yayasan Pendidikan Islam Asshafa
Nurul Cholil meluluskan MTs Nurul Cholil tahun 2005-2008 dan
MA Nurul Cholil tahun 2009-2011. Setelah menyelesaikan berbagai
jenjang pendidikan di kampung kelahirannya Doi melanjutkan
pendidikannya di Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik UIN Syarif hiadayatullah Jakarta, sampai sekarang
ia masih proses penyelesaian studinya.

12. Tri Wahyudi


Tri Wahyudi (22 tahun) adalah mahasiswa
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Angkatan tahun 2012.
Pendidikan menengahnya ia habiskan di SMAN
8 Cirebon, Jawa Barat. Semasa SMA ia aktif
sebagai pengurus OSIS SMAN 8 Cirebon. Di
semester ke-2 kuliah, ia mulai aktif ikut
berorganisasi baik intra maupun ekstra kampus,
diantaranya menjadi pengurus HMJ KPI di bidang Kominfo
(Komunikasi dan Informasi) dan HMI Komisariat Fakultas Ilmu
Dakwah dan Komunikas Cabang Ciputat. Aktifitas yang ia geluti

166
saat ini adalah kuliah serta mengikuti forum-forum diskusi yang
diadakan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi.

13. Ade Lia Permatasari


Ade Lia Permata Sari, Lahir di Jakarta pada tanggal 6 Agustus 1994,
21 tahun. Saat ini merupakan Mahasiswi tingkat akhir Fakultas
Sains dan Teknologi di Universitas Islam Negeri Syarief
Hidayatullah Jakarta. Mengemban pendidikan
sekolah dasar di MI Darul Ulum dan lulus di
tahun 2006. Kemudian Ia melanjutkan
pendidikan sekolah menengah pertamanya di
Pondok Pesantren Persis Tarogong 76 Garut,
Jawa Barat. Setelah lulus dari Pesantren
tersebut pada Tahun 2008, Ia kembali ke
Jakarta dan melanjutkan Sekolah Menengah
Atas di MAN 11 Jakarta dan lulus di tahun
2011 kemudian langsung melanjutkan
Pendidikan menempuh Strata 1 dengan jurusan Teknik Informatika
sampai sekarang di UIN Syarief Hidayatullah Jakarta.
Dosen Pembimbing
Drs. Agus Darmaji, M. Fils. adalah dosen Fakultas Ushuluddin UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Gelar Doktorandus diperoleh dari
Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
(UGM) pada tahun 1988, sedangkan gelar
Magister diperoleh dari Fakultas Ilmu Budaya
(FIB) Departemen Ilmu Filsafat Universitas
Indonesia (UI) pada tahun 1999, dan sekarang
masih menempuh program Doktor (S3) di
Universitas Indonesia. Menjadi Ketua Jurusan
di Program Studi Aqidah Filsafat Fakultas
Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah pada
tahun 1996 2014. Pengampu matakuliah Filsafat Barat, Filsafat
India, Filsafat Cina, Filsafat Ilmu, dan Civic Education.

167
168
GALERI KKN AL MUSTANIR 2015

Suasana persiapan sebelum acara pembukaan


Persiapan konsumsi (kiri), persiapan tempat pembukaan (kanan)

Dosen pembimbing, sekdes, dan kepala desa Babakan Madang (kiri), Suasana
acara Pembukaan KKN Al-Mustanir 2015 (kanan)

Dosen pembimbing KKN Al-Mustanir memberikan sambutan dalam acara


pembukaan (kiri), silahturahim bersama rekan-rekan mahasiswa IPB (Institut
Pertanian Bogor) yang juga sedang melaksanakan kegiatan KKN (kanan)

169
GALERI KKN AL MUSTANIR 2015

Suasana kegiatan English Club di SMAN 01 Babakan Madang (kiri), salah satu
siswa memperkenalkan diri dengan menggunakan bahasa Inggris (kanan)

Salah satu anggota KKN Al-Mustanir menjelaskan pembahasan yang akan


dibahas dalam English Club (kiri), suasana pertemuan awal kegiatan English
Club (kanan)

Suasana kegiatan Seminar Kewirausahaan di bawah SMAN 01 Babakan


Madang (kiri), serah terima hadiah kepada salah satu peserta yang aktif
bertanya (kanan)

170
GALERI KKN AL MUSTANIR 2015

Trainer sedang menyampaikan materi dalam acaraMotivation Training di


SDN 03 Babakan Madang

Trainer sedang menyampaikan materi dalam acaraMotivation Training di


SDN 03 Babakan Madang (kiri), peserta motivation training bersemangat
dalam mengikuti acara tersebut (kanan)

Kegiatan Pelatihan Design Grafis yang dilaksanakan di SMAN 01 Babakan


Madang

171
GALERI KKN AL MUSTANIR 2015

Koordinasi dengan teman-teman aliansi KKN 2015 desa Babakan Madang yang
dilaksanakan di kediaman Ketua RW 06/ 02 (basecamp putri KKN Al-
Mustanir)

Suasana kegiatan perlombaan 17 Agustus di wilayah Griya Alam Sentul


RT02/06

172
GALERI KKN AL MUSTANIR 2015

Kegiatan halal bi halal RT 02/06 sekaligus perkenalan kedatangan mahasiswa


KKN Al-Mustanir kepada warga

Kegiatan belajar mengajar di TPA Al-Qalam Griya Alam Sentul

Kegiatan belajar mengajar di luar jam sekolah

173
GALERI KKN AL MUSTANIR 2015

Kegiatan kerja bakti bersama warga dan juga kepala desa Babakan Madang
(Kiri atas & bawah) membangun jalan lingkar Babakan Madang

Proses pembangunan penampungan air bersama warga RT 03 Dusun


Malimping, Babakan Madang

174
GALERI KKN AL MUSTANIR 2015

Kegiatan belajarmengajar di MD Hidayatul Mutaalimin Babakan Madang

Kegiatan belajarmengajar di SDN 01 Babakan Madang

Kegiatan belajarmengajar di PAUD Hidayatushoheh

Program menghafal Quran dengan metode gerakan, yang dilaksanakan di


dusun Malimping bersama siswi-siswi MD Hidayatushoheh

175
GALERI KKN AL MUSTANIR 2015

Serah terima Al-Quran dan JuzAmma


Serah terima dengan warga :
Serah terima dengan bapak Entip (1), Serah terima dengan bapak Enjang
Bashar (2), serah terima dengan ust. (3), serah terima dengan ibu Neng (MD
Hidayatushoheh )(4), serah terima dengan ust. Aan (5)

Penampilan siswi-siswi MD Hidayatushoheh (kiri), penampilan menyanyi dari


anak-anak Griya Alam Sentul (tengah), dan Penampilan drama anak-anak
Griya Alam Sentul bersama mahasiswa KKN Al-Mustanir 2015 dalam acara
pentas seni remaja kreatif

Penampilan qasidah dari anak-anak Griya Alam Sentul RT02/06 (kiri),


Suasana warga yang sedang menikmati acara pentas seni (tengah), penutupan
yang disampaikan oleh kepala desa Babakan Madang (kanan)

176
LAMPIRAN-LAMPIRAN

177
LAMPIRAN-LAMPIRAN

178
LAMPIRAN-LAMPIRAN

179

Anda mungkin juga menyukai