Semester 7 Kelas 7B 7D
Dosen : Abdul Gofar\
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ringkasan Materi Kuliah (RMK) TM IX, 17 Nopember 2016
Capital Budgeting
* Analisis dan evaluasi kebutuhan Belanja Modal (Aset Tetap);
a. Model Benefit and Cost Analysis/BCA.
b. Internal Rate of Return/IRR
c. Discounted Cash Flow/DCF
* Analisis Keuangan Acquisition of Fixed Asset choice (optimalisasi penggunaan/
pemanfaatan dengan keterbatasan dana dan alokasi)
Evaluasi perolehan dengan :
a. pembelian dana APBN/APBD
b.transfer, leasing, hibah, KSO,BTO, kerja sama infrastruktur, pinjam pakai.
* Analisis Keuangan atas Pemanfaatan Aset.
* Evaluasi atas Pembelanjaan Modal.
* Analisi Investasi pemerintah Jangka Panjang.
Capital Budgeting
Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset
lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja Modal
meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan,
peralatan dan aset tak berwujud (definisi menurut SAP).
Belanja Modal adalah pengeluaran untuk pembayaran perolehan aset tetap dan/atau
menambah nilai aset tetap/aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu
periode akuntansi dan melebihi batas minimal kapitalisasi aset tetap/aset lainnya
yang ditetapkan pemerintah (definisi menurut DJA).
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau
sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat,serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non
keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan
sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya (definisi
menurut SAP).
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum (definisi menurut SAP).
Klasifikasi Aset Tetap terdiri dari (a) Tanah, (b) Peralatan dan Mesin, (c) Gedung dan
Bangunan, (d) Jalan, Irigasi dan Jaringan, (e) Aset Tetap Lainnya, (f) Konstruksi
dalam Pengerjaan.
Semua pendanaan yang dibutuhkan hingga aset tersebut tersedia dan siap untuk
digunakan dihitung sebagai Belanja Modal, termasuk biaya operasional Panitia
Pengadaan Barang/Jasa yang terkait dengan pengadaan aset berkenaan.
Konsep ini disebut Konsep Nilai Perolehan.
Biaya Perolehan (menurut SAP) adalah jumlah kas atau setara kas yang telah dan
yang masih wajib dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang telah dan yang
masih wajib diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau
konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
dipergunakan.
Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan
nilainya dapat diukur dengan handal. Untuk dapat diakui sebagai aset tetap harus
dipenuhi kriteria sebagai berikut :
(a) Berwujud;
(b) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
(c) Biaya perolehan aset dapat diukur secara handal;
(d) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
(e) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
Dalam penentuan jenis Belanja Modal atau Belanja Barang berdasarkan jenis
transaksinya, kriteria kapitalisasi digunakan. Kriteria kapitalisasi dalam
pengadaan/pemeliharaan barang/aset merupakan suatu tahap validasi untuk
penetapan belanja modal atau bukan dan merupakan syarat wajib dalam penetapan
kapitalisasi atas pengadaan barang/aset.
Kriteria tersebut meliputi :
1. Pengeluaran anggaran belanja tersebut mengakibatkan bertambahnya aset
dan/atau bertambahnya masa manfaat/umur ekonomis aset berkenaan.
2. Pengeluaran anggaran belanja tersebut mengakibatkan bertambahnya
kapasitas, peningkatan standar kinerja atau volume aset.
3. Memenuhi nilai minimum kapitalisasi dengan rincian sebagai berikut :
a. Untuk pengadaan peralatan dan mesin, batas minimal harga pasar per
unit barang adalah sebesar RP.300.000,-
b. Untuk pembangunan dan/atau pemeliharaan gedung dan bangunan per
paket pekerjaan adalah sebesar Rp.10.000.000,-
4. Pengadaan barang tersebut tidak dimaksudkan untuk diserahkan/dipasarkan
kepada masyarakat atau entitas lain di luar pemerintah.
Beberapa model atau metode untuk analisis dan evaluasi kebutuhan belanja modal
(aset tetap). Ada hal strategis yang harus dilakukan untuk menilai apakah suatu
program/kegiatan atau proyek layak didanai atau dilaksanakan. Dengan
keterbatasan sumber dana yang dimiliki (oleh pemerintah) disatu sisi dan banyaknya
program/kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan kesejateraan rakyat
di lain sisi, maka diperlukan analisis dan evaluasi yang seksama (appraisal) agar
dapat dijamin keberhasilan program/kegiatan yang dipilih sebagai prioritas.
The six steps for good appraisal.menurut European Union : Guide to Cost Benefit
Analysis of Investment Projects,(2008) :
The BCA defined as a systematic process for calculating and comparing benefits
and costs of a project, decision on government policy.
Broadly BCA has two purpose :
IRR is capital budgeting metric used by firms to decide wether they should make
investment. It is allso called discounted cash flow rate of return (DCFROR) or rate of
return (ROR). It is indicator of the efficiency of quality of an investment, as opposed
IRR is the interest rate received for an investment consisting of payment and income
that occur at regular periods.
IRR adalah sebuah ukuran anggaran modal yang digunakan oleh perusahaan dalam
menentukan apakah mereka harus melakukan investasi atau tidak. Atau IRR
didefinisikan sebagai sebuah tarif bunga untuk sebuah investasi yang berasal dari
pembayaran dan pendapatan yang meliputi periode regular. Secara umum, dapat
disimpulkan bahwa IRR adalah tingkat biaya pengembalian atas sebuah proyek
yang diterima perusahaan/pemerintah.
IRR merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi suatu proyek/investasi
dapat dilaksanakan apabila pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada
tingkat pengembalian apabila melakukan investasi pada tempat lain (bunga depositi
bank, reksa dana, pembelian saham dan sebagainya).
Pengertian IRR (lainnya) adalah tingkat bunga atau rate of return pada saat
sekarang dan akumulasi arus kas bersih (net cash flow) suatu investasi dikurangi
dengan nilai investasi awalnya sama dengan nol atau IRR adalah tingkat bunga
pengembalian pada saat NPV= O
DCF analysis is a method of valuing project, company, or asset using the concepts
of the time value of money. All future cash flows are estimated and discounted to
give their present values (PVs) The sum of all future cash flows both incoming and
outgoing, is the net present value (NPV), which is taken as the value or price of the
cash flows in question. Present value may also be expressed as a number of years
purchase of the future undiscounted annual cashflows expected to arise.
DCF (arus kas yang terdiskon) adalah suatu metode untuk menghitung prospek
pertumbuhan suatu instrumen investasi dalam beberapa waktu kedepan. Konsep
DCF ini didasarkan pada pemikiran bahwa jika perusahaan menginvestasikan
sejumlah dana, maka dana tersebut akan tumbuh sekian persen atau beberapa kali
lipat setelah waktu tertentu. Disebut DCF (arus kas yang terdiskon) karena cara
menghitungnya adalah dengan mengestimasi arus dana dimasa mendatang untuk
kemudian di cut dan menghasilkan nilai dana tersebut pada masa kini.
Teknik-teknik penilaian proyek yang dapat digolongkan kedalam metode DCF ini
antara lain Net Present Value (NPF), Internalt Rate of Return (IRR) dan Provitability
Index (PI).
Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan
yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai
diskon faktor., atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada
masa yang akan datang yang didiskonkan pada saat ini. Untuk menghitung NPV
diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi dan pemeliharaan
serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.
Isu yang mengemuka dalam pelaksanaan APBN adalah ruang fiskal yang relatif
sempit. Artinya, dalam melaksanakan berbagai program dan kegiatan, pemerintah
selalu dihadapkan pada keterbatasan dana dan alokasi. Oleh sebab itu, untuk
menyiasati agar keterbatasan dana dan alokasi tidak menjadi kendala, upaya
optimalisasi penggunaan/pemanfaatan dana yang ada harus dilakukan dengan
sebaik-baiknya.
Evaluasi Perolehan dengan:
a. Pembelian dana APBN/APBD
b. transfer, leasing, hibah, KSO, BTO, kerjasama infrastruktur, pinjam
pakai.
Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Sedangkan Barang Milik
Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau
berasal dari peroehan lainnya yang sah.
Berdasarkan pengertian diatas, barang modal (aset tetap) yang dimiliki negara
(BMN) berasal dari pembelian yang dananya bersumber dari APBN.
Mengingat dana APBN relatif terbatas untuk mendanai belanja modal, maka
alternatif yang coba dilakukan oleh Pemerinah adalah dengan memanfaatkan aset
pemerintah (yang tidak digunakan untuk pelaksanaan tugas pokok) dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain :
Transfer merupakan transaksi penyerahan aset tetap kepada entitas lain yang masih
berada dibawah pengelola barang ( semacam hibah).
Leasing ( sewa guna usaha) adalah penyediaan Barang Modal (aset tetap) baik
dengan hak opsi (finance lease) maupun tanpa hak opsi (operating lease) untuk
digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara angsuran.
Hak opsi adalah hak untuk membeli obyek sewa guna usaha setelah berakhirnya
perjanjian berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.
Kerja Sama Operasi (KSO) adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana
masing-masing sepakat untuk melakukan usaha bersama menggunakan aset
dan/atau hak usaha yang dimiliki dengan menanggung keuntungan dan kerugian
secara bersama-sama dalam suatu waktu tertentu sesuai yang disepakati bersama.
KSO dapat berbentuk BSG atau BGS.
Build Transfer and Operate /BTO atau Bangun Serah Guna (BSG) adalah
pemanfaatan BMN/D berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan
bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai
pembangunannya diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam
jangka waktu tertentu yang disepakati.
Build Operate and Transfer/BOT atau Bangun Guna Serah (BGS) adalah
pemanfaatan BMN/D berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan
bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak
lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya
diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya
setelah berakhirnya jangka waktu.
Kerja sama Penyediaan infrastruktur (KSPI) adalah kerja sama antara Pemerintah
dan Badan Usaha untuk kegiatan penyediaan infrastruktur sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
Catatan tambahan:
to be continued (RMK TM X)
........