Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju
kehamilan yang sehat. Boleh dikatakan pemeriksaan kehamilan merupakan hal
yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil. Ada baiknya pemeriksaan kehamilan
dilakukan sebulan sekali hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali pada usia 7 - 8
bulan dan seminggu sekali ketika usia kandungan menginjak 9 bulan ( Nurul-
Jannah, 2012 )
Menurut World Health Organizations (WHO) tahun 2008, menyatakan bahwa
masih tingginya mortalitas dan morbilitas pada ibu hamil dan bersalin adalah
masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin berkisar 25 30%,
kematian usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan dan
persalinan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care bertujuan
untuk mendeteksi secara dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan
persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan
janin.
Penyebab kematian ibu dan perinatal dapat dicegah dengan pemeriksaan
kehamilan (antenatal care) yang memadai (Manuaba, 2008).
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam mempercepat penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) pada dasarnya mengacu pada intervensi strategis Empat
Pilar Safe Mother Hood yaitu; 1) Keluarga berencana, 2) Pelayanan antenatal
care, 3) Persalinan yang aman, 4) Pelayanan obstetric essensial. Pilar yang kedua
yaitu pelayanan antenatal care yang bertujuan utamanya mencegah komplikasi
obstetri dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta
ditangani secara memadai (Saifuddin, 2006).
Antenatal Care (ANC) adalah salah satu upaya pencegahan awal dari faktor
resiko kehamilan

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Antenatal Care?
2. Apa tujuan Antenatal Care?

1
3. Bagaimana cara pelayanan Antenatal Care?
4. Bagaimana penatalaksanaan ANC?
5. Bagaimana Asuhan Keperawatan ANC Pada Ibu Hamil?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dari makalah ini adalah agar mahasiswa DIII Keperawatan
Tanjungkarang mampu memahami tentang :
1. Pengertian Antenatal Care
2. Tujuan Antenatal Care
3. Cara pelayanan Antenatal Care
4. Penatalaksanaan ANC
5. Asuhan Keperawatan ANC

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Antenatal Care (ANC)


Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998).
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama di tujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Sedangkan
pengawasan sebelum persalinan terutama di tujukan pada ibunya disebut ante
natal care.
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pelayanan antenatal ialah untuk
mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa
komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai.

2.2 Tujuan Antenatal Care


1. Mengurangi komplikasi saat hamil
2. Mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu
3. Supaya persalinan berlangsung aman
4. Supaya ibu sehat setelah melahirkan
5. Supaya ibu dapat memnuhi kebutuhan janin
6. Megurangi pematuritas dan kematian janin
7. Kesehatan bayi optimal.

2.3 Cara Pelayanan Antenatal Care


Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal
menurut Depkes RI yang terdiri dari :
a. Kunjungan Pertama
1) Catat identitas ibu hamil
2) Catat kehamilan sekarang
3) Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
4) Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan
5) Pemeriksaan fisik diagnostic dan laboratorium

3
6) Pemeriksaan obstetric
7) Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
8) Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan
mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi.
9) Penyuluhan/konseling.
b. Jadwal Kunjungan Ibu Hamil
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam
jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali
kunjungan selama periode antenatal:
1) Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).
2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 28).
3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 36 dan
sesudah minggu ke 36).
4) Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dirasakan ada gangguan
atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam
Pada setiap kunjungan antenatal, perlu didapatkan informasi yang sangat
penting.
Trimester pertama sebelum minggu ke 14
1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu
hamil.
2) Mendeteksi masalah dan menanganinya
3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia
kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan
4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi
5) Mendorong perilaku yang shat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat
dan sebagainya
Trimester kedua sebelum minggu ke 28
Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai
preeklampsia (tanya ibu tentang gejala gejala preeklamsia, pantau
tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk apakah ada kehamilan ganda
Trimester ketiga antara minggu 28-36

4
Sama seperti diatas, dtambah palpasi abdominal untuk mengetahui
apakah ada kehamilan ganda.
Trimester ketiga setelah 36 minggu
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal,atau
kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.
c. Pelayanan / Asuhan Standar
Segera ke dokter atau bidan jika terlambat datang bulan. Periksa kehamilan
paling sedikit 4 kali selama kehamilan :
1 kali pada usia kandungan sebelum 3 bulan.
1 kali usia kandungan 4 - 6 bulan.
2 kali pada usia kandungan 7 - 9 bulan.
Pastikan ibu hamil mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan
yang meliputi :
1. Pengukuran tinggi badan cukup satu kali
Bila tinggi badan < 145cm, maka faktor risiko panggul sempit,
kemungkinan sulit melahirkan secara normal.
Penimbangan berat badan setiap
kali periksa,
Sejak bulan ke-4 pertambahan BB paling sedikit 1 kg/bulan.
2. Pengukuran tekanan darah (tensi),
Tekanan darah normal 120/80mmHg. Bila tekanan darah lebih besar atau
sama dengan 140/90mmHg, ada faktor risiko hipertensi (tekanan darah
tinggi) dalam kehamilan.
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas
(LiLA),
Bila < 23,5cm menunjukkan ibu hamil menderita Kurang Energi Kronis
(Ibu hamil KEK) dan berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR)
4. Pengukuran tinggi rahim.
Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin apakah
sesuai dengan usia kehamilan.

5
5. Penentuan letak janin (presentasi janin) dan penghitungan denyut
jantung janin
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala belum
masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain.
Bila denyut jantung janin kurang dari 120 kali/menit atau lebih dari 160
kali/ menit menunjukkan ada tanda GAWAT JANIN SEGERA DIRUJUK.
6. Penentuan status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT),
Oleh petugas untuk selanjutnya bilamana diperlukan mendapatkan
suntikan tetanus toksoid sesuai anjuran petugas kesehatan untuk mencegah
tetanus pada Ibu dan Bayi.
Tabel rentang waktu pemberian immunisasi TT dan lama
perlindungannya:

Imunisasi TT Selang Waktu Minimal Lama Perlindungan


TT 1 Langkah awal
pembentukan
kekebalan tubuh
terhadap penyakit
Tetanus
TT2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun

TT3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun


TT4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun
TT5 12 bulan setelah TT 4 >25 tahun

7. Pemberian tablet tambah darah,


Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari
minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari
untuk mengurangi rasa mual.
8. Tes laboratorium
1. Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila
diperlukan.
2. Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah
(Anemia).
3. Tes pemeriksaan urine (air kencing).

6
4. Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti malaria, HIV,
Sifilis dan lain lain.

9. Konseling atau penjelasan


Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan kehamilan,
pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi menyusu dini (IMD),
nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, Keluarga Berencana dan
imunisasi pada bayi. Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada saat
kunjungan ibu hamil.

10. Tata laksana atau mendapatkan pengobatan,


Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil.

2.4 Penatalaksanaan ANC


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Standar Pelayanan Antenatal Care (ANC)


10T
Sub topic : Menjelaskan Standar Pelayanan ANC 10T
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Penyuluh/Pembicara :
Pengorganisasian :
Notulen :
Perlengkapan :
Konsumsi :
Anggota :
Sasaran/peserta : Ibu Hamil
Karakteristik : Ibu Hamil TM I,II,III
Jumlah : orang
1. TUJUAN

7
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta
dapat mengikuti dan memahami tentang Standar Pelayanan
Antenatal Care (ANC) dengan 10T.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta
mampu menjelaskan tentang :
1. Pengertian Antenatal Care
2. Tujuan dan Manfaat Antenatal Care
3. Dampak Ibu Tidak ANC
4. Jadwal Kunjungan Antenatal Care
5. Tempat Kunjungan Antenatal Care
6. Pemeriksaan 10 T
2. MATERI
Terlampir
3. METODE
a Ceramah
b Tanya jawab

4. MEDIA
Leaflet
5. KEGIATAN PENYULUHAN

KEGIATAN
NO KEGIATAN PENYULUH PESERTA

1. Pembukaan a Memberi salam dan a.Menjawab salam


5 menit perkenalan diri. dan memperhatikan.
b Menjelaskan tujuan
b.Mempeerhatikan
penyuluhan.
c.Memperhatika dan
c Menggali pengetahuan
memjawab
peserta mengenai

8
informasi gambaran
yang akan disampaikan pertanyaan

Menjelaskan tentang materi


penyuluhan secara teratur :
a. Pengertian Antenatal
Care
b. Tujuan dan Manfaat
Antenatal Care
c. Dampak Ibu Tidak
ANC
d. Jadwal Kunjungan
Antenatal Care
Pelaksanaan e. Tempat Kunjungan
: Antenatal Care Menyimak dan
2. 20 menit f. Pemeriksaan 10T memperhatikan.

Bertanya
dan
mengulang
kembali
materi yang
disampaika
a. Evaluasi n secara
b. Kesimpulan singkat dan
Penutup : c. Memberi salam menjawab
3. 5 menit penutup dan terima kasih. pertanyaan.

6. EVALUASI
Jenis evaluasi : Tanya Jawab
Waktu : Akhir kegiatan
Kriteria evaluasi :

9
1. Ibu dapat menyebutkan 4 dari 6 manfaat pemeriksaan
antenatal dengan benar.
2. Ibu dapat menyebutkan 2 dari 3 jika tidak melakukan ANC
dengan benar.
3. Ibu dapat menyebutkan jadwal kunjungan ANC
4. Ibu dapat menyebutkan sedikitnya 4 tempat kunjungan ANC.
5. Ibu dapat menyebutkan sedikitnya 7 T dari 10 T pelayanan
ANC

LAMPIRAN

ANTENATAL CARE (ANC)

A. Pengertian
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Dati I Jawa Timur dalam
pelaksanaan Pemgembangan Desa Siaga Provinsi jawa Timur
(2006) terdapat beberapa pengertian mengenai asuhan
antenatal, yaitu sebagai berikut :
1. Antenatal Care adalah pemeriksaan kehamilan untuk
melihat dan memeriksa keadaan ibu dan janin yang
dilakukan secara berkala diikuti dengan upaya koreksi
terhadap penyimpangan yang ditemukan selama
kehamilan.
2. Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan
terutama ditujuakan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim.
3. Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil,
sehingga mampu menghadapi persalinan, masa nifas,
persiapan memberikan ASI dan pemulihan kesehatan
reproduksi secara wajar.
B. Tujuan dan Manfaat

10
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan
keehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,
maternal, dan sosial ibu bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin
terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan
dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma
seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan peran ibu daan keluarga dalam
menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang
secara normal.
6. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan
perinatal
C. Dampak Ibu Hamil Tidak ANC
1. Meningkatnya angka mortalitas dan morbilitas ibu
2. Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan
3. Kelainan fisik yang terjadi pada saat persalinan tidak
dapat dideteksi secara dini.
D. Jadwal Kunjungan Antenatal Care
a. Minimal 1 kali pada trimester I (<14 minggu)
Tujuannya :
1. Menentukan diagnosis ada atau tidaknya kehamilan
2. Menentukan uia kehamilan dan perkiraan persalinan
3. Menentukan normal atau tidaknya kehamilan serta ada
atau tidaknya faktor resiko kehamilan.
4. Menentukan rencana pemeriksaan / penetalasanaan
selanjutnya.
5. Minimal 1 kali pada trimester II (14-20 minggu)
Pada kunjungan ini, ibu hamil akan lebih mendapatkan
informasi yang lebih dalam lagi mengenai kehamilan di
trimester I dan kewaspadaan khusus terhadap
komplikasi yang mungkin terjadi pada trimester ini.

11
b. Minimal 2 kali pada trimester III (28-36 minggu)
Biasanya pada kunjungan pertama aka dideteksi ada
tidaknya kehamilan ganda/gemeli, sedangkan untuk
kunjungan kedua pada trimester ini akan diperiksa dan
dideteksi ada/tidaknya kelainan letak janin.
E. Tempat Kunjungan Antenatal Care
1. Puskesmas/Puskemas Pembantu
2. Pondok bersalin desa
3. Rumah Sakit Pemerintah/Swasta
4. Rumah Sakit Bersalin
5. Tempat Praktik Swasta (Bidan dan Dokter)
F. Pemeriksaan 10 T
Pelayanan Antenatal Care (ANC) selengkapmya
mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan
kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas indikasi dan
intervasi khusus dengan tingkat resiko dengan peneraan
operasional yang dikenal dengan 10 T untuk pelayanan
antenatal yang terdiri dari :
1. Timbang Berat Badan dan Tinggi Badan
Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil
yaitu berdasarkan masa tubuh (BMI: Body Mass Index)
dimana metode ini untuk menentukan pertambahan berat
badan yang optimal selama masa kehamilan, karena
merupakan hal yang penting mengetahui BMI wanita
hamil. Total pertambahan berat badan pada kehamilan
yang normal 11,5-16 kg. adapun tinggi badan
menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi
badan yang baik untuk ibu hamil antara lain >145 cm.
Rekomendasi WHO pada wanita dinegara berkembang,
kenaikan BB selama kehamilan 5-9 kg atau minimal 1 kg
setiap bulan selama 2 trimester terakhir kehamilan.
2. Ukur Tekanan Darah

12
Pengukuran tekanan darah/tensi dilakukan secara rutin
setiap ANC, diharapkan tenakan darah selama kehamilan
tetap dalam keadaan normal (120 / 80 mmHg). Hal yang
harus diwaspadai adalah apabila selama kehamilan terjadi
peningkatan tekanan darah (hipertensi) yang tidak
terkontrol, karena dikhawatirkan dapat terjadinya
preeklamsia atau eklamsia (keracunan dalam masa
kehamilan) dan dapat menyebabkan ancaman kematian
bagi ibu dan janin / bayinya. Hal yang juga harus menjadi
perhatian adalah tekanan darah rendah (hipotensi),
seringkali disertai dengan keluhan pusing dan kurang
istirahat.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri
Pada seorang ibu hamil untuk menentukan usia kehamilan
dilakukan pemeriksaan abdominal/perut secara seksama.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara melakukan palpasi
(sentuhan tangan secara langsung di perut ibu hamil) dan
dilakukan pengukuran secara langsung untuk
memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur
kehamilan bertambah.

Tinggi
Usia Fundus
Kehamilan TFU dalam cm Uteri

3 Jari diatas
28 Minggu 25 cm pusat

Pertengahan pusat
dengan processus
32 Minggu 27 cm xyphoideus

36 Minggu 30 cm 1 jari

13
dibawah
processus
xyphoideus

3 jari
dibawah
processus
40 Minggu 33 cm xyphoideus
Pemeriksaan ini dilakukan pula untuk menentukan posisi,
bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke
dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta
melakukan rujukan tepat waktu. Pemantauan ini bertujuan
untuk melihat indikator kesejahteraan ibu dan janin
selama masa kehamilan.
4. Pemberian Tablet Zat Besi (min 90 tablet)
Wanita hamil cenderung terkena anemia (kadar Hb darah
rendah) pada 3 bulan terakhir masa kehamilannya, karena
pada masa itu janin menimbun cadangan zat besi untuk
dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah
lahir. Anemia pada kehamilan dapat disebabkan oleh
meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan
janin, kurangnya asupan zat besi pada makanan yang
dikonsumsi ibu hamil, pola makan ibu terganggu akibat
mual selama kehamilan, dan adanya kecenderungan
rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada wanita akibat
persalinan sebelumnya dan menstruasi.
Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan hambatan
pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak,
kematian janin, abortus, cacat bawaan, BBLR (Berat
Badan Lahir Rendah), anemia pada bayi yang dilahirkan,
lahir prematur, pendarahan, rentan infeksi. Defisiensi besi
bukan satu-satunya penyebab anemia, tetapi apabila

14
prevalensi anemia tinggi, defisiensi besi biasanya
dianggap sebagai penyebab yang paling dominan.
Pertimbangan itu membuat suplementasi tablet besi folat
selama ini dianggap sebagai salah satu cara yang sangat
bermanfaat dalam mengatasi masalah anemia. Anemia
dapat diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet
Tambah Darah (TTD). Kepada ibu hamil umumnya
diberikan sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut
selama 90 hari selama masa kehamilan. TTD mengandung
200 mg ferrosulfat, setara dengan 60 miligram besi
elemental dan 0.25 mg asam folat.
5. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid
Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk
menurunkan angka kematian bayi atau neonatus yang
disebabkan oleh penyakit tetanus, maka dilakukan
kegiatan pemberian imunisasi TT.
Manfaat dari imunisasi TT ibu hamil diantaranya:
1. Melindungi bayi yang baru lahir dari penyakit tetanus
neonatorum. Tetanus neonatorum adalah penyakit
tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1
bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu
kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang
sistim saraf pusat.
2. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila
terluka.
Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai
salah satu tujuan dari program imunisasi secara nasional
yaitu eliminasi tetanus maternal (pada ibu hamil) dan
tetanus neonatorum (bayi berusia kurang dari 1 bulan).
Pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali,
dengan dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler/subkutan
(dalam otot atau dibawah kulit). Imunisasi TT sebaiknya

15
diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan
imunisasi TT lengkap. TT1 dapat diberikan sejak di ketahui
postif hamil dimana biasanya di berikan pada kunjungan
pertama ibu hamil ke sarana kesehatan. Jarak pemberian
(interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4
minggu.
Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan
umumnya diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama
diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang
kedua diberikan 4 minggu kemudian.. akan tetapi untuk
memaksimalkan perlindungan maka dibentuk program
jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil.

Lama %
Antige Interval (Selang Waktu Perlindung Perlindunga
n Minimal) an n

Pada kunjungan antenatal


TT 1 pertama

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun* 80

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99

TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun 99


Imunisasi TT 0,5 cc
6. Tes laboratorium
Tes laboratorium sederhana yang dilakukan saat
pemeriksaan kehamilan adalah pemeriksaan Hb untuk
menilai status anemia atau tidak pada ibu hamil.
Sebaiknya pemeriksaan Hb ini dilakukan sejak trimester

16
I, sehingga apabila ditemukan kondisi anemia akan
dapat segera diterapi dengan tepat.
Apabila didapatkan resiko penyakit lainnya saat
kehamilan seperti darah tinggi/hipertensi dan kencing
manis/diabetes melitus, maka dapat dilakukan tes
laboratorium lainnya seperti tes fungsi ginjal, kadar
protein (albumin dan globulin), kadar gula darah dan urin
lengkap.
Tes laboratorium dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi ibu hamil saat melakukan pemeriksaan
kehamilan dan bertujuan untuk mengatasi risiko
penyakit lain selama kehamilan. Sehingga ketika waktu
persalinan dapat berlangsung dengan aman dan sehat.
7. Tes Terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS)
Ibu hamil resiko tinggi terhadap PMS, sehingga dapat
mengganggu saluran perkemihan dan reproduksi. Upaya
diagnosis kehamilan dengan PMS di komunitas adalah
melakukan diagnosis pendekatan gejala, memberikan
terapi, dan konseling untuk rujukan. Hal ini bertujuan
untuk melakukan pemantauan terhadap adanya PMS
agar perkembangan janin berlangsung normal.
8. Status gizi ibu
Untuk mengetahui status gizi ibu hamil, haruslah
dilakukan beberapa pengukuran. Bidan / dokter saat
pemeriksaan masa kehamilan akan melakukan
pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).Pengukuran LILA
dilakukan pada wanita usia subur (15-45 tahun) dan ibu
hamiluntuk memprediksi adanya kekurangan energi dan
protein yang bersifat kronis atau sudah terjadi dalam
waktu lama.
Pengukuran LILA dilakukan dengan melingkarkan pita
LILA sepanjang 33 cm, atau meteran kain dengan

17
ketelitian 1 desimal (0,1 cm). Saat dilakukan
pengukuran, ibuhamil pada posisi berdiri dan dilakukan
pada titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku
lengan kiri, jika ibu hamil yang bersangkutan tidak kidal.
Sebaliknya jika dia kidal, pengukuran dilakukan pada
lengan kanan. Hal ini dilakukan untuk memperkecil bias
yang terjadi, karena adanya pembesaran otot akibat
aktivitas, bukan karena penimbunan lemak. Demikian
juga jika lengan kiri lumpuh, pengukuran dilakukan pada
lengan kanan.
Dengan pengukuran LILA dapat digunakan untuk deteksi
dini dan menapis risiko bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR). Setelah melalui penelitian khusus untuk
perempuan Indonesia, diperoleh standar LILA sebagai
berikut :
1. Jika LILA kurang dari 23,5 cm, berarti status
gizi ibuhamil kurang, misalnya kemungkinan
mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) atau anemia
kronis, dan berisiko lebih tinggi
melahirkan bayi BBLR.
2. Jika LILA sama atau lebih dari 23,5 cm, berarti status
gizi ibuhamil baik, dan risiko melahirkan bayi BBLR
lebih rendah.
1. Letak presentase bayi dan djj
Dalam melakukan pemeriksaan fisik saat kehamilan,
bidan / dokter akan melakukan suatu pemeriksaan untuk
menentukan posisi janin, terutama saat trimester III atau
menjelang waktu prediksi persalinan. Selain itu, akan
dilakukan pula pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ)
sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan
perkembangan janin, khususnya denyut jantung janin
dalam rahim. Denyut jantung janin normal permenit

18
adalah sebanyak 120-160 kali. Pemeriksaan denyut
jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil, dan
denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia
kehamilan 16 minggu / 4 bulan.
Alat yang sering digunakan dalam menentukan posisi
janin dan denyut jantung janin saat ini adalah USG (Ultra
Sono Grafi). USG adalah suatu alat dalam dunia
kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik
(gelombang yang memiliki frekuensi yang tinggi yaitu 250
kHz 2.000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan
dalam layar monitor. USG ini aman untuk janin dan sang
ibu.
10. Temu wicara dan Tata Laksana Kasus
Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama
penanganan
tindakan yang harus dilakukan oleh bidan atau dokter
dalam temu wicara, antara lain :
1. Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu
menentukan pilihan yang tepat.
2. Melampirkan kartu kesehatan ibu beserta surat
rujukan
3. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan
membawa surat hasil rujukan
4. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama
kehamilan
5. Memberikan asuhan Antenatal (selama masa
kehamilan)
6. Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah
7. Menyepakati diantara pengambil keputusan dalam
keluarga tentang rencana proses kelahiran
8. Persiapan dan biaya persalinan

19
20
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A Pengkajian
1 Identitas klien.
Nama :

Umur : 20 40 tahun

Pendidikan : umumnya rendah

Pekerjaan : bekerja dan tidak bekerja

Tgl masuk :

Tgl pengkajian :

Diagnose medis :

Alamat : berada di daerah kurang baik sanitasi

2. Riwayat Kesehatan
Latar Belakang Kunjungan
Merupakan alasan klien datang ke poliklinik
Riwayat Kesehatan
Merupakan pengembangan dari latar belakang kunjungan klien ke
poliklinik
Riwayat Kesehatan yang Lalu
Dikaji tentang penyakit yang pernah klien alami pada masa anak-anak,
apakah klien mempunyai riwayat alergi, mendapatkan kecelakaan, pernah
dirawat / dioperasi, pernah dilakukan tindakan persalinan seperti sectio
caecarea, dll. Kebiasaan merokok, minum kopi, alkohol dan obat-obatan.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat dikaji klien sedang hamil berapa bulan
Riwayat Menstruasi
Menarche, melalui siklus haid, lamanya, banyaknya, masalah, HPHT, dan
taksiran persalinan.
Riwayat Kontrasepsi

21
Dikaji jenis kontrasepsi yang digunakan dan adakah masalah yang timbul
pada saat penggunaan kontrasepsi tersebut, serta alasan klien berhenti
menggunakan kontrasepsi.
Riwayat Pengobatan/Rokok/Alkohol Selama Kehamilan
Dikaji obat yang pernah digunakan atau sedang digunakan, cara
pemberian, tujuan pemberian, apakah ada ketergantungan rokok atau
alkohol, jenis imunisasi yang pernah didapat dan waktunya kapan.
Riwayat Obstetrik
Dikaji tahun berapa klien melahirkan, dimana, penolongnya, adakah
komplikasi, keadaan anak sekarang, jenis kelamin, dan jenis kelahirannya.
Riwayat Kehamilan Sekarang
Dikaji kapan klien merasa hamil, lalu periksa dimana. Kaji juga adakah
masalah yang timbul dan cara mengatasinya, seperti : mual, muntah,
gangguan BAK, sakit ulu hati, perdarahan, gangguan istirahat tidur, kram
pada kaki, pusing, sakit kepala, nyeri pada abdomen, lelah, obstipasi, sakit
pinggang, dll.
3. Pola Aktivitas Sehari-hari
Kaji aktivitas sehari hari klien, seperti : istirahat tidur (lamanya, ada
gangguan/tidak, bentuk gangguan, istirahat di siang hari) biasanya pada
kehamilan trimester ketiga klien menglami insomnia (hamil minggu
terakhir, karena adanya gerakan janin, otot kram, sering kencing, nafas
pendek, atau ketidaknyamanan yang lain) , personal hygiene (cara mandi,
frekuensi mandi, kebersihan pakaian), aktivitas (gangguan
pergerakan/tidak, jenis gangguan, cara mengatasinya, kegiatan sehari-hari
yang dilakukan klien), makan dan minum (perubahan pola/tidak, jenis
perubahan, makanan/minuman yang disukai, makanan pantangan, diet
khusus, kesulitan dalam melaksanakan diet), eliminasi (perubahan
pola/tidak, jenis perubahan, cara mengatasi masalah) biasanya pada
kehamilan trimester ketiga klien mengalami sering kencing (karena
berkurangnya kapasitas blass karena pembesaran uterus dan bagian
presentasi janin), seksual (perubahan pola/tidak, alasannya, cara
mengatasi).
4. Pemeriksaan fisik

22
Kaji tanda-tanda vital klien ( kesadaran, tekanan darah, respirasi, nadi,
suhu)
Kaji berat badan dan tinggi badan klien sebelum dan setelah hamil
Kulit : warna kulit, kekenyalan, turgor kulit, dan adakah
hiperpigmentasi (pada ibu hamil biasanya terjadi hiperpigmentasi
pada wajah yang disebut cloasma gravidarum).
Rambut : warna, distribusi rambut
Kepala : keseimbangan ukuran kepala dengan badan (seimbang/tidak),
dan pergerakan kepala (terkoordinasi atau tidak).
Mata : kaji warna konjungtiva, sklera, dan palpebra
Hidung : kaji selaput mukosa, adakah sumbatan, dll
Gigi dan mulut : kaji kebersihan gigi, adakah karies atau tidak, jumlah
gigi
Leher : kaji adakah pembengkakan kelenjar tiroid, kelenjar getah
bening. Adanya peningkatan vena jugularis
Dada : kaji bentuk dada
Payudara : kaji bentuk, konsistensi, kesimetrisan, adakah pembesaran,
hiperpigmentasi areola dan puting, penonjolan puting susu,
pengeluaran kolostrum, pelebaran pada vena, dan kebersihan
payudara.
Abdomen : kaji adanya pembesaran, bentuknya, adakah line nigra,
striae gravidarum, jaringan parut. Dan lakukan palpasi (Leopold),
tinggi fundus uteri. Auskultasi bunyi jantung anak (frekuensi,
regularity, adakah pergerakan anak).
Ekstremitas : kaji bentuk dan ukuran kaki dan tangan, warna kuku
kaki dan tangan, adakah edema, varises, reflek patella.
Vulva : kaji adakah edema, varises, perlukaan, pengeluaran cairan, dll.
Rektum : kaji adakah hemoroid
Perineum : kaji elastisitas, adakah bekas perlukaan
Pemeriksaan khusus : laboratorium

6. Pemeriksaan Penunjang
Darah : Hb, golongan darah, skrening HIV, hepatitis
skrening untuk TBC paru, tuberubela
tes serum HSG

23
B Diagnosa Keperawatan
1) Ketidaknyaman berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
2) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai persiapan untuk
persalinan/kelahiran, perawatan bayi berhubungan dengan kurangnya
pengalaman, kesalahan menerima informasi

C Rencana Keperawatan
1) Ketidaknyaman berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
Hasil yang diharapkan :
- Melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untukmengurangi
ketidaknyamanan
- Melaporkan ketidaknyamanan dapat diminimalkan/dikontrol
- Mencari pertolongan medis dengan tepat

Intervensi Rasional
Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan Data dasar terbaru untuk
klien dan metode untuk mengatasinya merencanakan perawatan
Kaji status pernafasan klien Penurunan kapasitas pernafasan
saat uterus menekan diafragma,
mengakibatkan dispnea
Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada Lordosis dan regangan otot
punggung dan perubahan cara jalan. disebabkan oleh pengaruh hormon
Anjurkan penggunaan sepatu hak rendah, (relaksin, progesteron) pada
latihan pelvic rock, girdle maternitas, sambungan pelvis dan perpindahan
penggunaan kompres panas, sentuhan pusat gravitasi sesuai dengan
terapeutik atau stimulasi saraf elektrikal pembesaran uterus. Intervensi
transkutan dengan tepat multipel biasanya lebih membantu
untuk menghilangkan
ketidaknyaman
Perhatikan adanya kram pada kaki. Menurunkan ketidaknyamanan
Anjurkan klien untuk meluruskan kaki dan berkenaan dengan perubahan hadar
mengangkat telapak kaki bagian dalam ke kalsium,/ketidakseimbangan
posisi dorsofleksi, menurunkan masukan kalsium-fosfor, atau karena tekanan
susu, sering mengganti posisi; dan dari pembesaran uterus pada saraf
menghindari berdiri/duduk lama yang mensuplai ekstremitas bawah

24
Kaji adanya/frekuensi Braxton Hicks. Kontraksi ini dapat menciptakan
Berikan informasi mengenai fisiologi ketidaknyaman pada multigravida
aktivitas uterus pada trimester kedua maupun
ketiga.
Perhatikan paraestesia jari kaki dan jari Menurunkan efek postur lordotik
tangan. Anjurkan klien untuk melepaskan ekstrem, edema, tekanan saraf
perhiasan yang ketat, pertahankan masukan ligamen karpal, dan defisiensi vit
vitamin pranatal yang adekuat, B6.
menggunakan postur yang tepat, latihan
tungkai secara teratur sepanjang hari, dan
menghindari suhu ekstrem
Perhatikan keluhan frekuensi BAK dan Pembesaran uterus trimester tiga
tekanan pada kandung kemih menurunkan kapasitas kandung
kemih, mengakibatkan sering
berkemih
Kaji adanya konstipasi dan hemoroid Peningkatan pemindahan posisi
usus memperberat masalah
eliminasi
Diskusikan penggunaan pencahar selama Penggunaan pencahar dapat
bulan kesembilan, dan anjurkan cara-cara merangsang awitan persalinan
lain untuk mengatasi komplikasi, seperti awal.
diet tinggi serat. Perhatikan praktik budaya
yang dapat mempengaruhi perilaku
Kaji adanya pirosis (nyeri ulu hati). Tinjau Masalah sering terjadi pada
pembatasan diet trimester kedua dan dapat berlanjut,
khususnya bila diet tidak
dimodifikasi
Perhatikan adanya leukorea dan pruritus. Saat kadar estrogen tinggi, sekresi
Anjurkan klien untuk sering mandi, kelenjar servikal menghasilkan
menggunakan celana dalam katun, pakaian media asam yang mendorong
longgar, dan menghindari duduk untuk proliferasi organisme
waktu yang lama
Kaji terhadap masalah yang berhubungan Peningkatan metabolisme dan suhu
dengan diaforesis,; anjurkan penggunaan tubuh disebabkan oleh aktivitas

25
pakaian yang tipis, sering mandi, dan progesteron sedangkan
lingkungan dingin penambahan barat badan berlebihan
dapat membuat klien merasa panas
terus-menerus dan dapat
meningkatkan diaforesis
Berikan suplemen kalsium dengan tepat Penambahan produk susu bila
toleransi dapat menjadi masalah.

2) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai persiapan untuk


persalinan/kelahiran, perawatan bayi berhubungan dengan kurangnya
pengalaman, kesalahan interpretasi informasi
Hasil yang diharapkan :
- Mendiskusikan perubahan fisik/psikologis berkenaan dengan
persalinan/kelahiran
- Mengidentifikasi sumber-sumber yang tepat untuk mendapatkan
informasi tentang perawatan bayi
- Mengungkapkan kesiapan untuk persalinan/kelahiran dan bayi
Intervensi Rasional
Berikan informasi tentang perubahan Pemahaman kenormalan
fisik/fisiologis normal berkenaan dengan perubahan ini dapat
trimester ketiga menurunkan kecemasan dan
membantu meningkatkan
penyesuaian aktivitas
perawatan diri
Berikan informasi tertulis/verbal tentang Membantu klien untuk
tanda-tanda awitan persalinan; bedakan mengenali awitan
antara persalinan palsu dan benar. persalinan, untuk menjamin
Diskusikan kapan memberi tahu dokter atau tibake rumah sakit tepat
pemberi pelayanan kesehatan serta waktu, dan menangani
kapan meninggalkan rumah sakit atau persalinan/kelahiran
rumah bersalin. Diskusikan tahap-tahap
persalinan/kelahiran
Berikan informasi tentang perawatan bayi, Membantu menyiapkan
perkembangan, dan pemberian makan; pengambilan peran baru,

26
berikan referensi tepat. Kaji keyakinan memerlukan barang-
budaya barang tertentu untuk
perabot, pakaian, dan suplai;
membantu persiapan
memberi makan secara
menyusui dan atau dengan
menggunakan botol. Kurang
persiapan mungkin
berhubungan secara
kultural, ditandai dengan
keyakinan bahwa persiapan
mungkin berkenaan dengan
peningkatan risiko kematian
bayi karena menentang
keingingan Tuhan

27
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama di tujukan
pada pertumbyhan dan perkembangan jan in dalam rahim. Sedangkan
pengawasan sebelum persalinan terutama di tujukan pada ibunya disebut ante
natal care.
Pengawasan : Kesh. Ibu, Deteksi dini penyakit penyerta & komplikasi

kehamilan, menetapkan resiko kehamilan (tinggi, meragukan dan rendah)


Menyiapkan persalinan well born baby dan well health mother
Mempersiapkan pemeliharaan bayi & laktasi
Mengantarkan pulihnya kesh. Ibu optimal

28
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. (2001).Kapita selekta penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan


KB. Jakarta: EGC.

Haen Forer. (1999). Perawatan Maternitas Edisi 2: Jakarta: EGC.

Donges, RE.(2001). Rencana Perawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta: EGC.

Muchtar Rustam.(1998). Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2.


Jakarta: EGC.

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology.


Bandung: Elemen.

29

Anda mungkin juga menyukai