Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aldehid adalah senyawa dengan formula R-C-O-H sedangkan keton
adalah senyawa dengan formula R-C-R, R dan R adalah alkil alifarik atau
aromatik. Kedua senyawa tersebut mempunyai gugus yang sama yaitu : C = O
yang sering disebut dengan senyawa karbonil.
Perbedaan aldehid dan keton adalah aldehid lebih mudah dioksidasi dari
senyawa keton dan biasa lebih reaktif dari keton pada reaksi nukleofilik. Aldehid
dan keton termasuk senyawa polar, titik didih lebih tinggi dari senyawa non polar
tetapi tidak ada ikatan-ikatan hidrogen unsur molekuler, karena titik didihnya
lebih tinggi dari senyawa nonpolar dan lebih rendah dari senyawa alkohol dan
asam karboksilat, titik didihnya berbanding lurus dengan besar molekul.
Aldehid biasanya digunakan sebagai ex formalin untuk pengawet mayat,
untuk membuat berbagai jenis plastik, untuk membuat berbagai senyawa kimia
sedagkan keton digunakan untuk membuat polimer misalnya, pelarut solulosa dan
untuk membuat reagen kimia.
Aldehid mudah teroksidasi sedangkan keton sedikit sulit teroksidasi.
Aldehi memiliki sifat yang lebih reaktif dibandingkan senyawa keton terhadap
reaksi adisi nukleofilik. Karena aldehid dan keton tidak mengandung hidrogen
yang terikat pada oksigen maka tidak terjadi ikatan hidrogen seperti alkohol.
Sebaliknya aldehid dan keton adalah senyawa polar yang dapat membentuk gaya
tarik-menarik elektrostatika yang relatif kuat antar molekulnya, bagian positif
sebuah molekul akan tertarik pada bagian negatif dari molekul yang lain.
Reaksi aldehid dan keton terdiri atas beberapa reaksi seperti reaksi
oksidasi, redukasi, reaksi adisi, dan lain-lain. Reaksi adisi pada aldehid mencakup
banyak hal diantaranya adisi nukleofilik pada gugus karbonil, adisi alkohol, adisi
air (hidrasi pada aldehid dan keton), adisi pereaksi Grignard dan asetilida, adisi
hydrogen sianida, adisi nukleokfil nitrogen dan adisi hydrogen.
1
Berdasarkan uraian di atas, maka disusunlah makalah ini agar dapat
menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai reaksi-reaksi adisi yang
terjadi pada aldehid dan keton.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2
kemudian terikat pada ikatan rangkap yang terbuka tersebut. Apabila pereaksi
yang mengadisi bersifat polar, maka gugus yang lebih positif terikat pada oksigen
(elektrofil=cinta electron sehingga bermuatan positif), sedangkan gugus yang
lebih negatif terikat pada karbon (nukleofilik=suka inti[mengandung proton]
sehingga bermuatan negative).
Titik pusat reaktivitas dalam aldehida dan keton ialah ikatan pi dari gugus
karbonilnya. Seperti alkena, aldehid dan keton mengalami adisi reagensia kepada
ikatan pi-nya. Ikatanikatan rangkap karbon-karbon yang menyendiri bersifat
nonpolar. Agar bereaksi, biasanya diperlukan suatu elektrofil untuk menyerang
elektron-elektron ikatan phi. Namun, ikatan rangkap karbon-oksigen telah bersifat
polar bahkan tanpa serangan elektrofil. Suatu senyawa karbonil dapat diserang
oleh suatu nukleofil atau oleh suatu elektrofil.
R
C O C O::
R Nu- E+
:
O: O H O H
+
C +H C C
Penyumbang penyumbang
mayor minor
:
O: +
O:H :
O:H
3
H+
R C R R C R Nu:- R C R
Nu
O O O
R C R R C H H C H
Suatu keton suatu aldehida
formaldehida
Naiknya reaktifitas
Reaktivitas relatif aldehida dan keton dalam reaksi adisi sebagian dapat
disebabkan oleh banyaknya muatan positif pada karbon karbonilnya. Makin besar
muatan itu, maka akan makin reaktif. Bila muatan positif parsial ini tersebar ke
seluruh molekul, maka senyawaan karbonil itu kurang reaktif dan lebih stabil.
Gugus karbonil distabilkan oleh gugus alkil di dekatnya yang bersifat melepaskan
electron (gugus alkil membantu menyebarkan muatan positif).. Suatu keton
dengan gugus R lebih stabil dibandingkan suatu aldehida yang hanya memiliki
satu gugus R.
Air dapat mengadisi suatu gugus karbonil, untuk membentuk suatu 1,1
diol yang disebut geminal (gem)-diol atau hidrat. Reaksi itu revelsibel dan
biasanya kesetimbangan terletak pada sisi karbonil.
Reaksi Umum : O OH
4
R C R + H2O R C R
OH
Suatu aldehida suatu hidrat
Atau keton (dua OH pada C)
Contohnya:
O OH
CH3 C CH3 + H2O CH3 C CH3
Aseton OH
O OH
CL3 C C H + H2O Cl3C C H
OH
Kloral kloral hidrat
O OH
H C H + H2O H C H
OH
Formaldehida dalam formalin
5
Mekanisme reaksinya yakni:
Ion alkoksida
Ion hidroksida menyerang Ion alkoksida basa menarik
Gugus karbonil aldehida /keton proton ( H+ ) dari air,
Menghasilkan imtermediet ion menghasilkan gem-diol dan
Alkoksida membebaskan OH
6
Perbedaan proses antara katalis asam dan katalis basa yaitu pada reaksi
katalis basa, reaksi berlangsung karena air diubah terlebih dahulu menjadi ion
alkoksida yang merupakan nukleofilik donor yang lebih baik ; sedangkan reaksi
dengan katalis asam berlangsung karena senyawa karbonil diprotonasi menjadi
elektrofilik akseptor yang lebih baik.
2. Reaksi dengan Alkohol
Seperti air, alkohol dapat mengadisi suatu gugus karbonil. Kesetimbangan
terletak pada sisi aldehida dan keton. Produk adisi satu molekul alkohol pada
suatu aldehida disebut suatu hemiasetal sedangkan produk adisi dua molekul
alkohol (dengan hilangnya H2O) disebut asetal (Hemiketal dan hemiketal
merupakan nama padanan untuk produk keton). Semua reaksi ini dikatalisis oleh
asam kuat.
Umum:
O ROH OR ROH OR
R C H R C H R C H
Suatu aldehida
OH OR
suatu hemiasetal suatu asetal
RCH + H+ RCH
Suatu aldehida
suatu aldehida terprotonkan
Serangan R-OH
7
.. ..
: : :
OH OH OH
-H+
RCH + ROH RCH RCH
:OR :OR
+ ..
suatu hemiasetal
Serangan ROH:
8
membentuk suatu cicin hemiasetal beranggotakan 5 atau 6 hemiasetal siklik ini
lebih dusukai dari pada bentuk aldehida rantai terbuka.
Suatu hemiasetal tidak dapat diisolasi. Namun asetal bersifat stabil dalam
larutan bukan asam dan dapat diisolasi (dalam larutan asam mereka berada dalam
kesetimbangan dengan aldehidanya). Jika suatu asetal diinginkan sebagai produk
reaksi antara suatu aldehida dan suatu alkohol, maka dapat digunakan alkohol
berlebih untuk mendorong deretan tahap reaksi itu menuju produk tersebut.
Membuang H2O yang terbentuk juga membantu mendorong reaksi-reaksi
reversibel itu ke sisi asetal. Hasil terbaik dari tipe reaksi ini diperoleh bila asetal
itu siklik.
9
Jika suatu reaksi yang diinginkan dapat dilakukan pada kondisi basa, maka
gugus asetal dan ketal merupakan gugus blokade yang efektif untuk aldehida dan
keton. Misalnya dengan memblokade gugus aldehida menjadi suatu asetal, kita
dapat mengoksidasi ikatan rangkap dalam molekul yang sama tanpa menyebabkan
aldehida itu teroksidasi menjadi asam karboksilat.
10
Seperti air dan alkohol, hidrogen sianida dapat mengadisi ke gugus
karbonil suatu aldehida atau keton. Dalam kedua hal produknya dirujuk sebagai
suatu sianohidrin.
O CN- OH
CH3CH + HCN CH3CH CN
Asetaldehida sianohidrin asetaldehida (75 %)
Umum : O OH
-
CN
R C R + HCN R C R
Suatu aldehida
Atau keton CN
Suatu sianohidrin
CN
11
HCN, yang disemburkan kepada pemangsanya (predator) untuk menangkis
serangan. Seekor kelabang dapat memancarkan HCN untuk membunuh seekor
tikus. Menarik untuk diperhatikan bahwa mandelonitril, benzaldehida dan HCN
ketiganya memiliki bau yang sama yaitu bau buah-badam (almond) pahit
meskipun strukturnya sangat berlainan.
Pada tumbuhan genus prunus (yang mencakup prem, apricot, ceri, dan
persik) sianohidrin terbiosintesiskan dan disimpan sebagai derivate gula dalam
biji pada rongga buah. Yang terkenal ialah amigdalin dan laetril. (kedua senyawa
ini sangat mirip secara struktural, memang seringkali amigdalin dijajakan sebagai
laetril). Karena sianohidrin-sianohidrin ini dapat dihidrolisis secara enzimatik
untuk menghasilkan HCN, maka biji ceri dan spesi prunus lain tak boleh dimakan
terlalu banyak.
C + CH3MgI C
12
CH3
Reaksi suatu reagensia Grignard dengan suatu aldehida atau keton
menyajikan suatu metode yang bagus untuk sintesis alkohol. Rentetan reaksi
terdiri atas dua tahap yang terpisah: (1) reaksi antara reagensia Grignard dan
senyawa karbonil, dan (2) hidrolisis magnesium alkoksida untuk mengasilkan
alkohol . Reaksi Grignard (dari) formaldehida menghasilkan alkohol primer ,
aldehida lain menghasilkan alkohol sekunder, dan menghasilkan alkohol tersier.
BAB III
PENUTUP
13
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran dari penulisan makalah ini yakni sebaiknya para pembaca tidak
hanya berpatokan pada satu sumber tapi juga mencari literatur lain agar
pemahaman pembaca tidak berpusat pada satu literatur saja.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph J dan Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid II.
Erlangga. Jakarta.
14