SIRUP PARACETAMOL
DISUSUN OLEH :
KELAS :B
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
FORMULASI, EVALUASI DAN STABILISASI
SIRUP PARACETAMOL
I. Latar Belakang
Sirup adalah formulasi cair dengan rasa manis dan viskositas yang
sesuai. Rasa manis dapat diperoleh dengan menggunakan kombinasi
polyols yang sesuai, zat pemanis dengan agen pengaroma dan perasa.
II. Formulasi
Peneliti menggunakan parasetamol sebagai zat aktif dan bahan
tambahan berupa propylene glycol, polyethylene glycol 400, sodium
methyl paraben, sodium prophyl paraben, bronopol, sodium saccharin,
aspartame, sorbitol, sugar, glycerine, citric acid, flavor raspberry, colour
ponceau 4 R, dan menthol.
Pada penelitian ini dibuat 3 formula berbeda dengan konsentrasi
basis yang berbeda- beda (Sorbitol, gula danGliserin dan Propilen glikol,
Polietilen glikol-400 sebagai solublizer)
III. Prosedur
Pertama basis gula disiapkan dengan air mendidih dan kemudian
semua bahan pengawet dilarutkan dalam air mendidih dan didinginkan,
ditambahkan ke dalam basis gula. Selanjutnya Parasetamol dilarutkan
dalam propilen glikol pada suhu 400C-500C. Setelah itu Gliserin dan
Sorbitol ditambahkan kemudian pemanis, pewarna dan zat perasa
ditambahkan. Menthol juga dilarutkan dalam propilen glikol. PH akhir
antara 5,5-6,5 disesuaikan dengan asam sitrat. Selanjutnya volume dibuat
dengan air mendidih dan didinginkan.
1. penentuan pH
Sirup F1 dikemas dalam botol Pet 100 ml. Botol yang dikemas
ditempatkan di ruang stabilitas yang dipertahankan pada suhu 40 + 2 C dan
RH 75 + 5% selama 3 bulan. Sampel dikumpulkan pada hari ke 0, 30, 60 dan
90. Analisis terdiri dari pengujian kimia terhadap parameter kuantitatif, yang
mungkin dapat berubah selama penyimpanan, seperti pH, kandungan obat,
warna, rasa, bau dan pelepasan obat.
Studi pemmembekuan dan mencair : Tidak ada pengendapan dan kekeruhan yang
diamati pada formulasi akhir.
V. Kesimpulan
Ketiga percobaan tersebut direncanakan untuk mempersiapkan
Formulasi dengan eksipien dalam jumlah yang berbeda seperti propilen
glikol yang digunakan sebagai solublizer, Sodium sakarin sebagai
pemanis. Peneliti menemukan formulasi formulasi pertama (F1) sudah
jelas dan stabil. Pada kristalisasi formulasi kedua (F2) diamati karena
jumlah propilena glikol yang kurang dan formulasi (F3) ketiga tidak
sesuai kriteria. Jadi, disimpulkan bahwa formulasi F1 adalah formulasi
yang baik dan stabil