Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November 2011, Vol. XIV. No.

Produktivitas Hijauan Makanan Ternak Pada Lahan Perkebunan


Kelapa Sawit berbagai Kelompok Umur di PTPN 6 Kabupaten
Batanghari Propinsi Jambi
Farizaldi1
1Fakultas Peternakan Universitas Jambi
Jl. Jambi-Muara Bulian KM 14, Jambi

Intisari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas hijauan makanan ternak pada
lahan perkebunan kelapa sawit umur 3 th, 5 th dan 8 th di PTPN 6 Kabupaten Batanghari Propinsi
Jambi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan penentuan
lokasi penelitian secara porposive sampling. Sedangkan data yang diperoleh diolah dengan uji t
tidak berpasangan. Hasil enelitian menunjukan bahwa komposisi botani rumput dan legume pada
lahan perkebunan kelapa sawit umur 3 th, 5 th dan 8 th berbeda nyata(P< 0,05). Kapasitas
tampung pada lahan perkebunan kelapa sawit umur 3 th tidak berbeda nyata( P > 0,05) dengan
lahan perkebunan kelapa sawit 5 th, tetapi berbeda nyata( P < 0,05 ) dengan lahan perkebunan
kelapa sawit umur 8 th. Sedangkan kapasitas tampung pada lahan perkebunan kelapa sawit umur
5 th berbeda nyata( P < 0,05 ) dengan lahan perkebunan kelapa sawit umur 8 th. Produksi bahan
kering hijauan rumput dan legum pada lahan perkebunan kelapa sawit umur 3 th tidak berbeda
nyata(P > 0,05 ) dengan lahan perkebunan kelapa sawit umur 5 th, tetapi berbeda nyata(P < 0,05)
dengan lahan perkebunan kelapa sawit umur 8 th. Sedangkan produksi bahan kering hijauan
rumput dan legume pada lahan perkebunan kelapa sawit umur 5 th berbeda nyata(P<0,05)
dengan lahan perkebunan kelapa sawit umur 8 th. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa
semakin bertambah umur tanaman kelapa sawit maka produktivitas hijauan makanan ternak
yang terdapat pada lahan perkebunan kelapa sawit tersebut semakin rendah.

Kata kunci : produktivitas, hijauan makanan ternak, kelapa sawit

Abstract

This study was conducted to measure forage productivity at Batanghari Distric Palm Oil
Plantation(PTPN 6) of different ages( 3,5, and 8 years ) of the palm trees in Province of Jambi. Purposive
sampling was the methode of selecting sampling location.Data were subjected to unpaired t test. The results
showed that botanical composition of grass and legume was significantly ( P < 0.05 ) different among three
different plantation. Carrying capacity in the the 3-year palm oil plantation was not significantly( P > 0.05 )
with that of in the 5-year palm oil plantation but it was sifnificantly( P < 0.05 ) different with the 8-year
palm oil plantation Carrying capacity in the 5- year palm oil plantation was significantly( P< 0.05 )
different from that in the 8-year. The dry matter production of grass and legume on the 3-year palm oil
plantation was not significantly( P > 0.05 ) different from that on 5-year palm oil plantation but it was
significantly( P < 0.05 ) different from that on 8-year plam oil plantation; The dry matter production of
grass and legume on 5-year palm oil palantation was significantly( P < 0.05 ) different from that on 8-year
palm oil plantation. It could be conclude that the productivity of forage available at the palm oil plantation
field looked decreased with the age of the palm oil plantation field.

Key words: productivity, forage, palm oil plantation

68
Produktivitas Hijauan Makanan Ternak Pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit di PTPN 6
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November 2011, Vol. XIV. No.2

Pendahuluan sapi,kerbau,kambing dan domba, karena


disela tanaman kelapa sawit tersebut di
Dalam meningkatkan produksi tumbuhi oleh pakan hijauan baik yang
ternak ruminansia ketersediaan hijauan sengaja ditanam ataupun yang tumbuh
makanan ternak merupakan bagian yang secara alami. Pakan hijauan yang sengaja
terpenting, karena lebih dari 70 % dari ditanam disela tanaman kelapa sawit
ransum ternak terdiri dari pakan biasanya dari jenis tanaman kacang-
hijauan, untuk itu diperlukan upaya kacangan (leguminosa) seperti
penyediaan hijauan makanan ternak Calopogonium muconoides, Centrosema
yang berkualitas dan pubescen, Pueraria phaseoloides, karena
berkesinambungan. tanaman ini ini berfungsi sebagai
Pertambahan populasi ternak tanaman penutup tanah (cover crop).
ruminansia menyebabkan peningkatan Sanchez (1996) menyatakan
kebutuhan pakan hijauan. Sumber kondisi tanah yang lembab dan gembur
pakan hijauan umumnya dari padang dibawah tanaman kacang-kacangan
rumput/padang penggembalaan,yang akan mengandung banyak mikro
luasnya semakin lama semakin organisme sehingga kesuburan tanah
berkurang, karena secara bertahap telah dapat terjaga. Sedangkan pakan hijauan
terjadi perubahan fungsi dari padang yang tumbuh secara alami disela
rumput menjadi pemukiman penduduk, tanaman kelapa sawit yang disukai
kawasan industri dan perkebunan. ternak antara lain Cynodon dactylon,
Perubahan fungsi tersebut dapat Paspalum conjugatum, Axonophus
menyebabkan areal yang digunakan compressus dan lain-lain.
untuk penamanan hijauan makanan Seiring dengan meningkatnya
ternak terbatas, akibatnya tentu umur tanaman kelapa sawit maka
produksi ternak menurun. Untuk cahaya yang diterima tanaman yang
mengatasi kekurangan pakan hijauan tumbuh disela tanaman kelapa
tersebut , salah satunya dengan sawit,termasuk tanaman pakan hijauan
memamfaatkan hijauan makanan ternak semakin berkurang. Kekurangan cahaya
yang tumbuh diareal tanaman bagi tanaman tentu akan menggangu
perkebunan seperti kelapa, karet, kelapa proses fotosintesis, akibanya
sawit dan tanaman lainnnya. Khusus pertumbuhan dan perkembangan
tanaman kelapa sawit luas arealnya tanaman tidak optimal. Kondisi tersebut
semakin bertambah, sejalan dengan tentu akan mempengaruhi produktivitas
program pembangunan, di Propoinsi hijauan makanan ternak.
Jambi luas tanaman kelapa sawit sekitar Bertitik tolak dari pemikiran
472.888 ha( Disbun, 2010). tersebut maka dilakukan penelitian
Perseroan Terbatas Perkebunan untuk mengetahui produktivitas hijauan
Nusantara 6 (PTPN 6) di Kecamatan makanan yang meliputi komposisi
Bajubang Kabupaten Batanghari botani, kapasitas tampung dan produksi
merupakan milik pemerintah dengan bahan kering hijauan makanan ternak
luas lahan perkebunan kelapa sawit pada lahan berbagai kelompok umur
sekitar 2025 ha yang terdiri atas tanaman kelapa sawit di PTPN 6
kelompok umur 3 th, 5 th dan 8 th, Kabupaten Batanghari Propinsi Jambi.
dengan luas masing-masing 715 ha, 685
ha dan 625 ha (Anonim, 2010). Pada
lahan perkebunan kelapa sawit dapat
digembalakan ternak ruminansia seperti

69
Produktivitas Hijauan Makanan Ternak Pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit di PTPN 6
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November 2011, Vol. XIV. No.2

Materi dan Metode masing rumput, legume dimasukan


kedalam amplop, lalu ditimbang.
Penelitian dilaksanakan selama 2 Pengambilan cuplikan berikutnya
bulan pada lahan perkebunan kelapa dengan cara bergeser kekiri sejauh 13
sawit milik PTPN 6 di Kecamatan langkah lalu dilakukan pengambilan
Bajubang Kabupaten Batanghari sampel seperti yang dilakukan pada
Propinsi Jambi. Sedangkan sampel cuplikan pertama. Setiap kelompok
penelitian dianalisis di Laboratorium umur tanaman kelpa sawit diambil
Nutriusi dan Makanan Ternak Fakultas sebanyak 10 cuplikan. Parameter yang
Peternakan Universitas Jambi. diamati meliputi komposisi botani,
Bahan yang digunakan dalam kapasitas tampung dan produksi bahan
penelitian adalah rumput, legume dan kering hijauan. Selanjutnya pengujian
gulma yang tumbuh di areal keragaman dilakukan dengan uji t tidak
perkebunan kelapa sawit. Sedangkan berpasangan untuk membandingkan
alat yang digunakan antara lain hasil yang diperoleh pada lahan kelapa
kuadran,gunting rumput,abnel sawit 3 th, 5 th dan 8 th (Steel dan
level,cangkul,bor tanah, ligh Torrie,1993)
meter,milling machine,kantong plastic
dna lain-lain. Hasil dan Pembahasan
Penelitian dilakukan dengan
menggunakan metode survey dan Komposisi Botani
penentuan lokasi areal perkebunan
Komposisi botani adalah angka
kelapa sawit umur 3 th, 5 th dan 8 th
yang digunakan menentukan penilaian
secara purposive sampling. Pengambilan
secara kualitas terhadap padang
sampel penelitian dilakukan secara
rumput/padang penggembalaan yang
sistematis pada 2 ha lahan untuk
dapat mempengaruhi aktifitas ternak
masing-masing kelompok umur
(Susetyo,1980 ).
tanaman kalapa sawit tersebut. Titik
Hasil pengamatan komposisi
awal pengambilan sampel pada cuplikan
botani hijauan makanan ternak pada
pertama kuadran ditempatkan secara
lahan perkebunan kelapa sawit PTPN6
acak. Hijauan makanan ternak yang
di Kecamatan Bajubang Kabupaten
terdapat pada kuadran dipotong
Batanghari Propinsi Jambi dapat dilihat
kemudian dipisahkan per jenis yaitu
pada Tabel 1.
rumput, legume ,kemudian masing-

Tabel 1. Komposisi botani pada lahan perkebunan kelapa sawit berbagai kelompok umur

Komposisi botani
Umur tanaman kelapa Rumput( % ) Legum( % )
sawit
3 tahun 82,27 a 17,73 a
5 tahun 57,81 b 42,19 b
8 tahun 30,45 c 69,55 c
Keterangan :Angka yang diikuti huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata( P > 0.05 )

Berdasarkan analisis statistik bahwa lebih tinggi (berbeda nyata) dari


komposisi botani rumput pada lahan komposisi botani rumput pada lahan
tanaman kelapa sawit umur 3 tahun kelapa sawit umur 5 tahun dan 8 tahun.

70
Produktivitas Hijauan Makanan Ternak Pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit di PTPN 6
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November 2011, Vol. XIV. No.2

Demikian pula komposisi pada lahan tanaman legume pada umumnya lebih
kelapa sawit umur 5 tahun lebih tahan terhadap kekurangan cahaya.
tinggi(berbeda nyata) dari komposisi Gardner dkk ( 1985) menyatakan bahwa
rumput lahan kelapa sawit umur 8 spesies rumput tergolong tanaman C4
tahun. Sedangkan komposisi botani yang berasal dari daerah tropika
legume pada lahan kelapa sawit umur 3 sehingga mampu meningkatkan
tahun lebih rendah(berbeda nyata) dari fotosintesis pada tingkat cahaya penuh,
pada komposisi legume pada lahan sedangkan spesies legume tergolong
kelapa sawit umur 5 tahun dan 8 tahun. tanaman C3 telah mencapai kejenuhan
Demikian pula komposisi botani pada sebelum mencapai matahari penuh.
lahan kelapa sawit umur 5 tahun lebih
rendah(berbeda nyata) dari pada Kapasitas Tampung
komposisi botani legume pada lahan
Kapasitas tampung adalah angka
kelapa sawit umur 8 tahun.
yang menunjukan jumlah ternak yang
Dari Tabel 1 menunjukan bahwa
dapat digembalakan dalam luas
semakin meningkat umur tanaman
tertentu,jangka waktu tertentu tanpa
kelapa sawit maka dominasi rumput
mengakibatkan kemuduran padang
semakin berkurang, sedangkan dominasi
rumput dan pertumbuhan ternak
legume bertambah. Hal ini diduga
( Susetyo, 1980 ).
bahwa semakin meningkat umur
Hasil pengamatan kapasitas
tanaman kelapa sawit maka semakin
tampung pada lahan perkebunan kelapa
berkurang cahaya yang diterima rumput
sawit PTPN 6 di Kecamatan Bajubang
dan legume . Sehingga energi yang
Kabupaten Batanghari Propinsi Jambi
dihasilkan untuk pembentukan bahan
dapat dilihat pada Tabel 2.
kering rumput berkurang sedangkan

Tabel 2. Kapasitas tampung lahan perkebunan kelapa sawit pada berbagai kelompok
umur

Umur Tanaman Kelapa Sawit Kapasitas Tampung( ST/ha/th )


3 tahun 0,22 a
5 tahun 0,18 a
8 tahun 0,04 b
Keterangan:Angka yang diikuti huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata( P > 0.05 )

Pada Tabel 2 terlihat bahwa yaitu berupa cahaya, air dan unsure
kapasitas tampung lahan kelapa sawit hara juga rendah pada lahan kelapa
umur 8 tahun lebih rendah(berbeda sawit umur 8 tahun,sehingga energi
nyata) dari lahan kelapa sawit umur 5 yang dihasilkan tanaman pakan hijauan
tahun dan 3 tahun. Sedangkan kapasitas rendah pula. Susetyo (1980)
tampung lahan kelapa sawit umur 5 mengemukakan bahwa kapasitas
tahun relatif sama (tidak berbeda nyata) tampung selain dipengaruhi oleh
dengan lahan kelapa sawit umur 3 kesuburan tanah dan pola pertanian,
tahun. juga dipengaruhi oleh iklim seperti
Rendahnya kapasitas tampung cahaya dan curah hujan.
lahan kelapa sawit umur 8 tahun dari
lahan kelapa sawit umur 5 tahun dan 3 Produksi Bahan Kering Hijauan
tahun, diduga komponen utama untuk
Produksi bahan kering hijauan
pembentukan bahan kering hijauan
merupakan dasar untuk menduga

71
Produktivitas Hijauan Makanan Ternak Pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit di PTPN 6
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November 2011, Vol. XIV. No.2

produksi yang dihasilkan oleh hijauan sawit PTPN 6 di Kecamatan Bajubang


makanan ternak (Gardner dkk, 1991 ). Kabupaten Batanghari Propinsi Jambi
Rata-rata produksi bahan kering dapat dilihat pada Tabel 3.
hijauan pada lahan perkebunan kalapa

Tabel 3. Produksi bahan kering hijauan pada lahan perkebunan kelapa sawit berbagai
kelompok umur.

Produksi Bahan Kering Hijauan


Umur tanaman kelapa Rumput (gr/m2 ) Legum (gr/m2 )
sawit
3 tahun 36,37 a 27,25 a
5 tahun 30,96 a 20,13 a
8 tahun 18,74 b 12,82 b
Keterangan :Angka yang diikuti huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata( P > 0.05 )

Berdasarkan analisis statistik Akibatnya pertumbuhan dan


terlihat bahwa produksi bahan kering perkembangan rumput dan legume
hijauan baik dari jenis rumput maupun tidak optimal. PCARD (1982)
jenis legume, pada lahan tanaman menyatakan bahwa salah satu factor
kelapa sawit umur 8 tahun lebih yang membatasi pertumbuhan tanaman
rendah(berbeda nyata) dari produksi pakan atau produksi bahan kering
bahan kering hijauan pada lahan hijauan diperkebunan kelapa sawit
tanaman kelapa sawit 5 tahun dan 3 adalah cahaya. Seterusnya Harjadi (1991)
tahun. Akan tetapi produksi bahan mengemukakan bahwa tanaman yang
kering hijauan dari jenis rumput dan mendapat cahaya lebih banyak,proses
legum pada lahan tanaman kelapa sawit fotosintesis nya berlangsungt dengan
umur 5 tahun relatif sama (tidak berbeda baik dan hasil fotosintesis tersebut
nyata) dengan produksi bahan kering berupa karbohidrat akan ditimbun oleh
hijauan dari jenis rumput dan legum tanaman dalam bentuk bahan kering
pada lahan tanaman kelapa sawit umur tanaman.
3 tahun.
Penyebab rendahnya produksi Kesimpulan
bahan kering hijauan baik dari jenis
Dari hasil penelitian dapat
rumput maupun jenis legume pada
disimpulkan bahwa semakin bertambah
lahan tanaman kelapa sawit umur 8
umur tanaman kelapa sawit, maka
tahun , karena semakin bertambah umur
semakin menurun produktivitas hijauan
tanaman kelapa sawit maka ukuran
makanan ternak yang tumbuh dibawah
bentuk konopi tanaman kelapa sawit
tanaman kelapa sawit. Hal ini tercermin
bertambah besar, sehingga semakin
pada parameter produktivitas hijauan
berkurang cahaya yang dapat diterima
makanan ternak antara lain komposisi
tanaman rumput dan legume yang
botani, kappasitas tampung dan
tumbuh dibawah tanaman kelapa sawit.
produksi bahan kering hijauan.
Disamping itu juga bahwa semakin tua
umur tanaman kelapa sawit maka
kebutuhan akan cahaya, air dan unsure
hara semakin meningkat,sehingga Saran
menyebabkan rumput dan legume
Sebaiknya perlu penelitian ini
kekurangan cahaya ,air dan unsure hara.
dilanjutkan tentang uji daya cerna

72
Produktivitas Hijauan Makanan Ternak Pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit di PTPN 6
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November 2011, Vol. XIV. No.2

hijauan makanan ternak yang tumbuh PCARD. 1982. The Philippines


pada areal dibawah tanaman kelapa Recomendes for Integrated
sawit. Cattle. Coconut Farming. Los
Banos. Laguna. The Philippines.
Sanchez, P. A. 1976. Propertis and
Management of Soil in Tropics.
Daftar Pustaka
Jhon Wiley and Son Inc.
Anonim. 2010. Laporan Pendapatan dan Newyork.
Penjualan 2003- 2006. Perseroan Haarjadi, S. 1991. Pengantar Agronomi.
Terbatas Perkebunan Nusantara Penerbit Gramedia Pustaka
6 Batanghari Jambi. Utama. Jakarta.
Dinas Perkebunan Propinsi Jambi. 2010. Steel, R.G.D dan J.H. Torrie 1993. Prinsip
Statistik Perkebunan Propinsi dan Prosedur Statistika Suatu
Jambi 2005. Pemerintah Daerah Pendekatan Biometrik.
Propinsi Jambi.Jambi. Terjemahan Bambang Sumantri.
Gardner, F.P.,R. B. Pearce and R. I. Penerbit Gramedia Pustaka
Mitchel. 1985. Phisiology of Crop Utama. Jakarta.
Plants. Low. AS Susetyo, 1980. Padang Penggembalaan.
McIlory, R. J. 1977. Pengantar Budidaya Departemen Ilmu Makanan
Padang Rumput Tropika. Ternak. Fakultas Peternakan I P
Penerbit Pradnya Paramitha. B. Bogor.
Jakarta.

73
Produktivitas Hijauan Makanan Ternak Pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit di PTPN 6

Anda mungkin juga menyukai