Anda di halaman 1dari 3

Keluarga yang anggota keluarganya dirawat di ICU bisa menyebabkan

sumber stressor berupa: biologi, psikologik, sosial, spiritual. Salah satu dampak
sosial bagi anggota keluarga pasien adalah timbulnya berbagai respons psikososial
bagi anggota keluarga Pasien. Hal ini terjadi karena adanya isolasi sosial antara
pasien sakit dengan lingkungan sosial keluarganya (Maslichah, Bayu 2015).
Adapaun isolasi yang terjadi antara pasien sakit dengan lingkungan sosial
keluarga dapat berupa: keluarga tidak terlibat dalam perawatan pasien, keluarga
bisa melihat pasien hanya pada waktu besuk, dan pemberian informasi
(penyuluhan) dari perawat tidak adekuat (Maslichah, Bayu 2015). Menurut
penelitian Titin S (2013) menunjukkan bahwa respons psikososial keluarga berupa
kecemasan yaitu : kecemasan ringan 25%, kecemasan sedang 35%, dan
kecemasan berat 40%. Namun sejauh ini pengaruh penyuluhan terhadap respons
psikososial keluarga belum terungkap. Dalam kondisi psikologis tidak stabil sulit
bagi keluarga untuk dapat mengambil keputusan yang terbaik dan bijaksana bagi
segala tindakan yang akan dilakukan pada Pasien sakit (Maslichah, Bayu 2015).
Pasien membutuhkan dukungan psikososial dari keluarga karena hal ini
berdampak pada kesembuhan pasien. Keluarga sebagai anggota yang sehat harus
bisa memberikan respons psikososial yang baik kepada anggota keluarganya yang
sakit sehingga akan bisa mensupport atau memberi dukungan kepada pasien yang
sakit. Sehingga harapannya waktu penyembuhan pasien akan lebih singkat, hari
perawatan dan biaya perawatan menurun. Pasien yang dirawat di ICU pada
umumnya mengalami sakit kritis biasanya hal ini akan menimbulkan bebagai
respon psikososial dari anggota keluarganya. Respon ini dapat berupa respons
positif maupun respon negatif (Maslichah, Bayu 2015).
Salah satu cara agar respons psikososial menjadi positif yaitu memberikan
penyuluhan kepada keluarga pasien agar ada peningkatan kognisi dan emosi.
Sehingga persepsi keluarga meningkat kemudian keluarga dapat mengambil suatu
keputusan dan bertindak. Ini akan menimbulkan koping keluarga yang positif dan
menjadikan respons psikososial keluarga positif pula. Perawat sebagai tenaga
kesehatan yang harus selalu mengembangkan profesionalisme, perlu
mengupayakan agar respons psikososial keluarga yang negatif dapat ditekan
(Maslichah, Bayu 2015).
Salah satu upaya dalam menekan respon psikososial keluarga yang negatif
yaitu dapat memberikan penyuluhan kepada keluarga. Dalam penyuluhan akan
diberikan komunikasi, informasi, edukasi dan support. Untuk memgoptimalkan
peran keluarga maka keluarga diijinkan masuk ke ruang ICU untuk mengunjungi
keluarganya yang dirawat pada waktu jam kunjung dan pada waktu pasien dalam
kondisi tetentu (Maslichah, Bayu 2015).

Penyebab cemas di ruang ICU atau perawatan klinis bagi pasien


1. Perawatan canggih
2. Bunyi alarm
3. Aktifitas sibuk
4. Terpasangnya endotracheal tube, kateter, selang drainase respirator, selang
infuse, CVP dan lain-lain
5. Nyeri
6. Tidak bisa tidur
7. Penyakit kritis
8. Imobilisasi
Karena penyakitnya sehingga pasien tidak mampu menggerakkan
tubuhnya atau karena gelisahnya pasien di restrain (diikat).
9. Isolasi
Pasien merasa terpisah secara fisik dari keluarganya dan teman-temannya.
10. Ketidakjelasan
Pasien merasa tidak berdaya karena tidak mampu mengontrol diri dari
lingkungannya, mereka mengalami perubahan body image, perubahan
kebiasaan diri dari dan perubahan peran dalam keluarga.
11. Komunikasi
Karena terpasangnya endotracheal tube pasien tidak bisa berkomunikasi
secara verbal untuk mengungkapkan keluhan maupun perasaannya.
Pasien juga dapat mengalami stress karena mendengar pembicaraan staf
ICU tentang penyakit, dan pengobatan atau tindakan yang sedang
dilakukan terhadap dirinya (Tri Peni, 2014).
Penyebab cemas bagi keluarga pasien ICU
1. Terpisah secara fisik dengan keluarga yang dirawat di ICU
2. Merasa terisolasi secara fisik dan emosi dari keluarganya yang lain yang
sehat, dukungan moral yang tidak kuat atau keluarga yang lain tidak bisa
berkumpul karena bertempat tinggal jauh
3. Takut kematian atau kecacatan tubuh terjadi pada keluarga yang sedang
dirawat
4. Kurangnya informasi dan komunikasi dengan staf ICU sehingga tidak tahu
perkembangan kondisi pasien
5. Tarif ICU yang mahal
6. Masalah keuangan. Terutama jika pasien adalah satu-satunya pencari
nafkah dalam keluarga
7. Lingkungan ICU atau ruangan yang penuh dengan peralatan canngih,
bunyi alarm, banyaknya selang yang terpasang di tubuh pasien. Jika pasien
diintubasi atau ada gangguan kesadaran sulit atau tidak bisa berkomunikasi
diantara pasien dengan keluarganya dapat meningkatkan stress pada
keluarga. Jam besuk yang dibatasi, ruangan ICU yang sibuk, dan
suasananya yang serba cepat membuat keluarga merasa tidak disambut
atau dilayani dengan baik (Tri Peni, 2014).

Anda mungkin juga menyukai