Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN FAKTOR FAKTOR IBU DENGAN PELAKSANAAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

PADA BAYI 6-12 BULAN DIDESA CIDADAP WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGADEN BARAT
KABUPATEN SUBANG PERIODE JANUARI JULI 2011

Oleh : Tri Setiowati


Stikes Jenderal A. Yani Cimahi

ABSTRAK

Di Kabupaten Subang pada tahun 2010 untuk program pemberian ASI Eksklusif memiliki target yaitu 80%,
sementara pada tahun 2009 untuk program pemberian ASI Eksklusif hanya dapat tercapai 61,13%
sehingga untuk program pemberian ASI eksklusif memiliki kesenjangan yaitu 18,87 %. Berdasarkan data
dari Puskesmas Pagaden Barat pemberian ASI Eksklusif yang paling rendah yaitu Di Desa Cidadap
sebanyak 51% dari 110 bayi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Faktor
Faktor Ibu Dengan Pelaksanaan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 6 12 Bulan Di Desa Cidadap
Wilayah Kerja Puskesmas Pagaden Barat Kabupaten Subang Periode Januari Juli Tahun 2011.
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional.
Populasinya yaitu 114 responden dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportional
samplingsehingga sampel yang di gunakan 89responden, data diperoleh dengan cara wawancara
menggunakan angket/kuesioner dan dianalisis secara bivariat menggunakan uji statistik chi square.
Faktor resiko yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif adalah pengetahuan (p-value 0,000), sikap (p-
value 0,004), pekerjaan (p-value 0,000), dan dukungan suami (p-value 0,021) terdapat hubungan dengan
pelaksanaan pemberian ASI Eksklusif.
Kesimpulannya terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap,pekerjaan dan dukungan
suami dengan pelaksanaan pemberian ASI Eksklusif.
Disarankan pada Ibu menyusui harus lebih menambah pengetahuannya atau mendapatkan informasi
tentang ASI Eksklusif dan tehnik menyusui yang benar, baik dari media cetak dan elektronik maupun
mengikuti penyuluhan kesehatan yang khusus tentang ASI Eksklusif.Puskesmas pada umumnya sudah
mempunyai Program pemberian ASI eksklusif, namun perlu ditingkatkan kembali dibagian promosi
karena dari 89 responden memiliki pengetahuan kurang tentang pelaksanaan pemberian ASI Eksklusif.

A. PENDAHULUAN
Hakikat pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia seutuhnya serta
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.Oleh karena itu pembangunan di bidang kesehatan harus
dilaksanakan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional yang erat kaitannya dengan
peningkatan mutu sumber daya manusia yang merupakan modal dasar dalam melaksanakan
pembangunan. (Saleha, 2009)
Indikator untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat Indonesia adalah ditandai dengan
tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang mempunyai
pengaruh besar terhadap keberhasilan pembangunan nasional.Di samping itu peningkatan kualitas

Jurnal Kesehatan Kartika 10


manusia harus dimulai sedini mungkin menjadi faktor yang memegang peranan penting dalam
peningkatan kualitas manusia melalui pemberian ASI.ASI merupakan makanan penting bagi bayi
dalam memulai kehidupannya. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pada bayi, akan
meningkatkan derajat kesehatan, sehingga mengurangi AKB dan terbentuknya manusia yang
berkualitas. (Saleha, 2009)
Pemberian ASI secara eksklusif adalah istilah untuk menyebutkan bayi yang hanya diberi ASI
selama 6 bulan, tanpa makanan tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air
putih dan tanpa makanan tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur
nasi, tim, atau makanan lain selain ASI. Dari hasil penelitian diperkirakan 8 dari 10 ibu yang sudah
melahirkan mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara
penuh tanpa makanan tambahan selama 6 bulan pertama. (Nur Khasanah, 2011)
Menurut dr. Utami Roesli,SpA.,MBA.,CIMI, bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif diantaranya yaitu pengetahuan dan sikap ibu terhadap
pemberian ASI eksklusif, dukungan suami dan aktivitas ibu/ibu dengan bekerja.(Roesli,2005)
Pengetahuan yang rendah tentang gangguan pemberian ASI Eksklusif akan membentuk
penilaian negatif, sehingga akan merubah perilaku ibu dalam menyusui. Sedangkan pengetahuan
yang baik tentang gangguan pemberian ASI akan membentuk penilaian positif dengan melakukan
tindakan untuk mengatasi masalah dalam pemberian ASI Eksklusif, karena ibu tahu bahwa ASI
Eksklusif memberikan banyak manfaat dan menyusui merupakan tanggung jawab dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan.(Contstance,2005)
Dari pengalaman dr. Utami Roesli,SpA.,MBA.,CIMI selama 15 tahun menggeluti masalah ASI
dapat dipastikan bahwa suami merupakan bagian yang vital dalam keberhasilan atau kegagalan
menyusui. Masih banyak suami yang berpendapat salah, para suami ini berpendapat bahwa menyusui
adalah urusan ibu dan bayinya. Mereka menganggap cukup menjadi pengamat yang pasif saja
sebenarnya suami mempunyai peran yaang sangat menentukan dalam keberhasilan menyusui karena
suami akan turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI (let downs)yang sangat dipengaruhi
oleh keadaan emosi atau perasaan ibu.(Roesli,2005)
Pada dasarnya dukungan emosional suami sangat berarti dalam menghadapi tekanan ibu dalam
menjalani proses menyusui. Dukungan suami dan keluarga membuat ibu merasa tenang sehingga
memperlancar produksi ASI. Jadi,agar proses menyusui lancar, diperlukan breastfeeding father yaitu
ayah membantu ibu agar bisa menyusui dengan nyaman sehingga ASI yang dihasilkan maksimal.(Nur
Khasanah,2011)
Membesarkan dan memberi makan anak adalah tugas bersama ayah dan ibu. Hubungan yang
unik antara ayah dan bayinya merupakan faktor yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
seorang anak di kemudian hari. Untuk membantu ibu agar dapat menyusui dengan baik maka ayah
perlu mengerti dan memahami persoalan ASI dan menyusui. (Roesli,2005).
Bayi dapat menolak disusui secara tiba-tiba, bukan secara bertahap seperti pada penyapihan
mandiri (self weaning). Alasan bayi menolak disusui yaitu disebabkan karena adanya perubahan
rutinitas ibu atau aktivitas ibu misalnya ibu meninggalkan rumah untuk kembali bekerja, sehingga bayi
terpaksa diberikan susu formula.(Nur Khasanah, 2011).

Jurnal Kesehatan Kartika 11


Perempuan diberikan hak untuk memberikan kasih sayang pada buah hatinya. Dengan
manajemen pemberian ASI yang benar, ternyata ibu bekerja pun dapat memberikan ASI nya secara
memadai. Oleh sebab itu, kampanye ASI eksklusif ini tidak hanya sebatas pemberiaan makanan pada
bayi, tetapi bagaimana menempatkan perempuan sesua dengan martabatnya. (Roesli,2005)
Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan,
meski cuti hamil hanya 3 bulan. Dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, perlengkapan
memerah ASI, dan dukungan lingkungan kerja, seorang ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI
secra eksklusif selam 6 bulan.(Roesli,2011)
Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 11April 2011Dengan melakukan wawancara
terhadap ibu menyusui bayi yang kurang dari 6 bulan DiDaerah Desa Cidadap Pagaden Barat
Kabupaten Subang ditemukan angka kegagalan pemberian ASI Eksklusif cukup tinggi yaitu 80% dari
10 ibu menyusui. Alasan ibu untuk tidak menyusui terutama yang secara Eksklusif sangat bervariasi.
Namun yang paling sering dikemukakan yaitu ibu bekerja di pabrik, ASI yang keluar sedikit, disuruh
suami dengan alasan bayi rewel.Dari hasil studi pendahuluan diDaerah Desa Cidadap, Pagaden Barat
Kabupaten Subang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan pemberian ASI Eksklusif DiDaerah
Desa Cidadap diantaranya disebabkan oleh pengetahuan, sikap, dukungan suami dan aktivitas yang
mana Di Desa Cidadapmasih banyak ibu yang bekerja dalam sehari 12 jam sehingga menyebabkan
kegagalan pemberian ASI eksklusif, kebutuhan keluarga yang semakin banyak menyebabkan seorang
ibu melakukan pekerjaan keras.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai
berikut: Bagaimana Hubungan Faktor Faktor Ibu Dengan Pelaksanaan Pemberian ASI Eksklusif
Pada Bayi 6 12 Bulan Di Desa Cidadap Wilayah Kerja Puskesmas Pagaden Barat Kabupaten
Subang Periode Januari Juli Tahun 2011.

B. METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah analitik korelatif yakni bertujuan untuk menentukan
apakah terdapat hubungan antarvariabel,jika hubungan antarvariabel cukup tinggi, kemungkinan sifat
hubungannya merupakan sebab akibat. (Budiman,2010)
Rancangan penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur
penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian, Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan
penelitian Cross Sectional atau studi potong Lintang, dimana tujuan utama peneliti ingin mengetahui
Hubungan Faktor-Faktor Ibu Dengan Pelaksanaan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi 6-12 Bulan Di
Desa Cidadap Wilayah Kerja Puskesmas Pagaden Barat Kabupaten Subang Periode Januari - Juli
Tahun 2011.
Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan adalah proportional Sampling
yaitu sampel yang dihitung berdasarkan perbandingan. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang
mempunyai bayi dengan usia 6-12 bulan sebanyak 89 orang. Tehnik yang digunakan dalam
pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan
cara mewawancarai langsung responden yang diteliti. Selanjutnya data yang telah dikumpulkan

Jurnal Kesehatan Kartika 12


dilakukan analisis data secara univariat dan bivariat, yaitu analisis yang bertujuan untuk mengetahui
distribusi frekuensi dan korelasi antara 2 variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas, adpapun
pada penelitian ini variabel terikatnya yaitu pemberian ASI eksklusif dan variabel bebasnya yaitu
pengaetahuan dan sikap.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat untuk
melihat gambaran distribusi frekuensi dari masing-masing variabel dan analisis bivariat untuk melihat
hubungan antara variabel dependen dengan independen. Jumlah sampel yang digunakan adalah 86
orang yaitu pasien yang datang ke poliklinik penyakit dalam.
1. Analisis Univariat
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Cidadap Wilayah Kerja
Puskesmas Pagaden Barat Kabupaten Subang Periode Januari - Juli Tahun 2011.

Pemberian ASI Eksklusif Jumlah Persentase


Ya 28 31,5
Tidak 61 68,5
Total 89 100

Hasil penelitian diperoleh bahwasebagian besar ibu (68,5%) tidak memberikan ASI secara
Eksklusif dan hanya sebagian kecil (31,5%) yang memberikan ASI secara Eksklusif. Hal tersebut
menjelaskan bahwa pelaksanaan pemberian ASI Eksklusif di Desa Cidadap Kecamatan Pagaden
Barat Kabupaten Subang tidak sesuai dengan target yang ditetapkan di Kabupaten Subang yaitu 80%,
hal ini disebabkan karena pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif dimana masyarakat
khususnya ibu-ibu di Desa Cidadap memiliki pengetahuan yang kurang selain itu, banyak mitos-mitos
yang mengenai pemberian ASI dikalangan masyarakat yang tidak ada kebenarannya.

2. Analisis Bivariat
Tabel 2 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Dengan Pelaksanaan Pemberian ASI
Eksklusif Di Desa Cidadap Wilayah Kerja Puskesmas Pagaden Barat Kabupaten Subang
Periode Januari - Juli Tahun 2011.
Pelaksanaan Pemberian ASI
Pengetahuan Eksklusif p-
Total %
Ibu Ya Tidak value OR
N % N %
Baik 6 85,7 1 14,3 7 100
Cukup 7 70 3 30 10 100 0,113
0.000
Kurang 15 20,8 57 79,2 72 100
Total 28 31,5 28 31,5 89 100

Jurnal Kesehatan Kartika 13


Dari Tabel 2 dapat diketahui, bahwa dari 89 responden sebagian besar pengetahuan kurang
sehingga ibu tidak memberikan asi eksklusif pada bayinya, yaitu 79,2%. Dan hasil uji analisis diketahui
p value 0,000 yang berarti ada hubungan anatara pengetahuan dengan pemberian asi eksklusif.
Masyarakat dalam hal pemberian ASI Eksklusif ini memandang bahwa jika bayi rewel menandakan
bahwa bayi lapar dan bayi harus segera diberikan susu formula, hal tersebut yang banyak masyarakat
lakuakan khususnya di Desa Cidadap. Selain itu juga aktivitas ibu dimana ibu memiliki pekerjaan diluar
yang selain menjadi ibu rumah tangga yang mengharuskan ibu keluar rumah sehingga mengakibatkan
bayi diberikan susu selain ASI.
Menurut Utami (2004), mengungkapkan bahwa fenomena kurangnya pemberian ASI eksklusif
disebabkan oleh beberapa faktor,diantaranya : pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang ASI
eksklusif. beredarnya mitos yang kurang baik, serta kesibukan ibu bekerja dansingkatnya cuti
melahirkan, merupakan alasan yang diungkapkan oleh ibuyang tidak menyusui secara ekslusif sangat
sulit dilaksanakan sesuai harapan.
Berdasarkan penelitian terhadap 115 ibu postpartum pada klinik Pediatrik (1994)
ditemukan keberhasilan menyusui dan pemberian ASI Eksklusif pada kelompok ibu yang tidak
mengerti ASI adalah 26,9% dan pada kelompok yang mengerti ASI adalah 98,1% (Roesli,
2008).

Tabel 3 Hubungan Sikap Ibu Dengan Pelaksanaan Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Cidadap
Wilayah Kerja Puskesmas Pagaden Barat Kabupaten Subang Periode Januari - Juli Tahun
2011.
Pemberian ASI Eksklusif
p-
Sikap Ibu Ya Tidak Total % OR
value
N % N %
Positif 20 47,6 22 52,4 42 100
Negatif 8 17 39 83 47 100 0.004 4,432
Total 28 31,5 61 68,5 89 100

Dari Tabel 3 dapat diketahui, bahwa dari 89 responden sebagian besar mempunyai sikap
yang negative dalam memebrikan asi eksklusif (83%). Dan hasil uji analisis diketahui p value
0,004 yang berarti ada hubungan antara sikap dengan pemberian asi eksklusif. Hal ini sesuai
dengan Newcomb bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan
bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
aktivitas, akan tetapi merupakan suatu tindakan atau aktivitas,akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan
merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku terbuka. Sikap merupakan kesiapan bereaksi
terhadap obyek lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek.
(Soekidjo,2007)

Jurnal Kesehatan Kartika 14


Tabel 4 Hubungan Pekerjaan Dengan Pelaksanaan Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Cidadap
Wilayah Kerja Puskesmas Pagaden Barat Kabupaten Subang Periode Januari - Juli Tahun
2011.
Pemberian ASI Eksklusif
Aktivitas Ibu Ya Tidak Total % p-value OR
N % N %
Bekerja 7 14,3 42 85,7 49 100
Tidak Bekerja 21 52,5 19 47,5 40 100 0.000 0,151
Total 28 31,5 61 68,5 89 100

Dari Tabel 4 dapat diketahui, bahwa dari 89 responden sebagian besar ibu bekerja
sehingga sebegaian besar tidak memberikan asi secara eksklusif yaitu sebesar (85,7%) .
Dan hasil uji analisis diketahui p value 0,000 yang berarti ada hubungan antara Pekerjaan
dengan pemberian asi eksklusif.
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah kebutuhan yang
harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan
bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang
membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan
kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan keluarga.

Tabel 5 Hubungan Dukungan Suami Dengan Pelaksanaan Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Cidadap
Wilayah Kerja Puskesmas Pagaden Barat Kabupaten Subang Periode Januari - Juli Tahun
2011.
Pemberian ASI
Dukungan
Ya Tidak Total % p-value
Suami
N % N %
Mendukung 23 41,1 33 58,9 56 100
Tidak 5 15,2 28 84,8 33 100
0.021
mendukung
Total 28 31,5 61 68,5 89 100

Dari Tabel 5 dapat diketahui, bahwa dari 89 responden pada keluarga yang tidak
mendukung terhadap pemberian ASI, akan mempengaruhi ibu untuk tidak meberikan asi
secara ekslkusif (84,8%) . Dan hasil uji analisis diketahui p value 0,021 yang berarti ada
hubungan antara dukungan suami dengan pemberian asi eksklusif.
Sesuai dengan Penelitian yang dilkukan Mardeyanti (2007) mengenai hubungan
dukungan keluarga dengan kegagalan pemberian ASI eksklusif, bahwa 60% ibu yang tidak
mendapatkan dukungan keluarga akan meningkatkan risiko untuk tidak memberikan ASI
Jurnal Kesehatan Kartika 15
eksklusif. Jadi kesimpulan yang didapatkan bahwa keberhasilan pemberian ASI Ekslusif
dipengaruhi oleh dukungan suami. Menurut Sudiharto (2007) dukungan keluarga mempunyai
hubungan dengan suksesnya pemberian ASI Eksklusif kepada bayi. Dukungan keluarga
adalah dukungan untuk memotivasi ibu memberikan ASI saja kepada bayinya sampai usia 6
bulan, memberikan dukungan psikologis kepada ibu dan mempersiapkan nutrisi yang
seimbang kepada ibu.
Di Desa Cidadap Kecamatan Pagaden barat Kabupaten Subang ASI Eksklusif masih
kurang diperhatikan oleh masyarakat/ibu-ibu sehingga pelaksanaan pemberian ASI Eksklusif
kegagalannya cukup tinggi. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi ibu terhadap
pemberian ASI Eksklusif diantaranya adalah sebagai berikut:pengetahuan, sikap, pekerjaan,
dan dukungan suami.
Menurut Utami, bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan
pemberian ASI eksklusif diantaranya yaitu pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian
ASI eksklusif, dukungan suami dan aktivitas ibu/ibu dengan bekerja.(Roesli,2005).

D. KESIMPULAN dan SARAN


1. Kesimpulan
a. Gambaran dari 89 responden sebagian besar responden yaitu sebanyak 61 responden (68,5%)
tidak memberikan ASI secara Eksklusif.
b. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif dengan nilai p
Value sebesar 0,000
c. Terdapat hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif dengan nilai p Value
sebesar 0,004
d. Terdapat hubungan antara pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif dengan nilai p Value
sebesar 0,000
e. Terdapat hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI Eksklusif dengan nilai p
Value sebesar 0,021
2. Saran

Ibu menyusui harus lebih menambah pengetahuannya atau mendapatkan informasi tentang ASI
Eksklusif dan tehnik menyusui yang benar, baik dari media cetak dan elektronik maupun mengikuti
penyuluhan kesehatan yang khusus tentang ASI Eksklusif. Puskesmas pada umumnya sudah
mempunyai Program pemberian ASI Eksklusif, namun perlu lebih ditingkatkan lagi promosi
tentang pelaksanaan pemberian ASI Eksklusif.

Jurnal Kesehatan Kartika 16


DAFTAR PUSTAKA

Diah,dr. 2005, menyusui ASI secara Eksklusif, jakarta :EGC

Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan. Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Khasanah, Nur (2011). ASI atau Formula. Jakarta: Flash Book.

Roesli,Utami. 2005.ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara

Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : EGC

Constance.2009.Menu menyusui jakarta:EGC

Notoatmodjo, S. (2003).Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Ketiga. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka
Cipta.

Jurnal Kesehatan Kartika 17

Anda mungkin juga menyukai