Anda di halaman 1dari 8

A.

Definisi
Gangguan waham menetap adalah suatu gangguan psikiatrik dimana gejala yang utama
adalah waham.

B. Epidemiologi
Pemeriksaan akurat tentang epidemiologi gangguan waham menetap dihalangi oleh relatif
jarangnya gangguan ini. Selain itu juga karena pasien dengan gangguan waham menetap jarang
mencari gangguan psikiater kecuali bila dipaksa oleh keluarganya. Walaupun adanya
keterbatasan tersebut, literatur mendukung pendapat bahwa gangguan waham menetap,
walaupun merupakan suatu gangguan yang jarang namun memang ada dalam populasi dengan
angka yang tidak tetap.
Prevalensi terjadinya gangguan waham menetap di Amerika Serikat berdasarkan DSM-IV-
TR adalah sekitar 0,03%, dimana angka ini jauh dibawah angka kejadian skizofrenia (1%) dan
gangguan mood (5%). Insidensi tahunan gangguan waham menetap adalah 1 sampai 3 kasus
baru per 100.000 populasi, yaitu kira-kira 4% dari semua perawatan pertama pasien psikiatrik.
Usia rata-rata adalah kira-kira 40 tahun, tetapi rentang usia untuk onsetnya adalah berkisar antara
18 tahun sampai 90 tahun. Namun, studi lain yang dilakukan di Spanyol pada tahun 2008
berdasarkan rekam medis di suatu rumah sakit, mendapati 370 pasien yang dirawat, didiagnosa
dengan gangguan waham menetap, dimana ditemukan rata-rata usia pesien-pasien adalah 55
tahun. Wanita lebih sering menderita gangguan waham menetap dengan rasio

C. Etiologi
Etiologi dari gangguan waham menetap masih belum dikathui secara pasti. Terdapat
beberapa sangkaan mengenai terjadinya gangguan waham menetap. Data yang paling
mendukung berasal dari keluarga yang melaporkan suatu peningkatan prevalensi terjadinya
gangguan waham menetap (4,8%), dimana gangguan waham menetap lebih sering terjadi pada
seseorang dengan riwayat keluarga menderita penyakit yang sama atau menderita skizofrenia.
Selain itu juga terdapat teori biologikal yang menghubungkan kejadian gangguan wahan
menetap akibat adanya ketidakseimbangan neurotransmitter di otak.

D. Gambaran Klinis
1) Status Mental
Deskripsi Umum
Pasien biasanya berdandan dengan baik dan berpakian baik, tanpa bukti adanya disintegritas
nyata pada kepribadian atau aktifitas harian. Tetapi pasien mungkin terlihat aneh, pencuriga atau
bermusuhan.
Mood, Perasaan dan Afek
Mood pasien biasanya konsisten atau sejalan dengan isi waham. Misalnya pasien dengan waham
kejar akan curiga.
Gangguan Persepsi
Menurut DSM-IV-TR, waham raba atau cium mungkin ditemukan jika hal tersebut konsisten
dengan waham.
Pikiran
Gangguan isi pikiran berupa waham merupakan gejala utama dari gangguan ini. Waham
biasanya bersifat sistematis dan karakteristiknya adalah dimungkinkan.
Sensorium dan Kognisi
Orientasi dan Daya Ingat
Pasien dengan gangguan waham menetap biasanya tidak memiliki kelainan dalam orientasi, serta
daya ingat dan proses kognitif lainnya tidak terganggu. Pengendalian Impuls Klinis harus
memeriksa pasien dengan gangguan waham menetap untuk menentukan ada atau tidak gagasan
atau rencana melakukan material wahamnya dengan bunuh diri, membunuh atau melakukan
tindakan kekerasan. Insidensinya tidak diketahui pada penyakit ini.
Pertimbangan dan Tilikan
Pasien dengan gangguan waham menetap hampir seluruhnya tudak memiliki tilikan terhadap
konsisi mereka dan hampir seluruhnya dibawa ke rumah sakit oleh keluarga, perusahaan atau
polisi.
Kejujuran
Pasien dengan gangguan waham menetap biasanya dapat dipercaya dalam
informasinya.

B. Tipe-Tipe
Terdapat beberapa tipe pada gangguan waham menetap, yaitu :
a. Tipe Kejar (Persecutory Type)
Tipe ini adalah tipe gangguan waham menetap yang paling sering dijumpai. Waham kejar
mungkin sederhana atau terperinci dan biasanya berupa tema tunggal atau sejumlah tema yang
berhubungan, seperti disekongkoli, dicurangi dimata-matai, diikuti, diracuni, difitnah secara
kejam, diusik atau dihalang-halangi dalam menggapai tujuan jangka panjang. Hinaan kecil dapat
menjadi besar dan menjadi pusat sistem waham. Orang dengan waham kejar seringkali
membenci, marah, dan mungkin mereka melakukan kekerasan terhadap orang ain yang
diyakininya akan menyerang dirinya. Yang membedakannya dengan tipe kejar pada skizofrenia
adalah waham pada gangguan waham menetap umumnya tersistematisasi, koheren dan dapat
dibenarkan secara logika. Seringkali orang dengan waham kejar menolak untuk mencari bantuan.
Seseorang dengan gangguan waham tipe ini akan mudah marah, mudah tersinggung dan
terkadang dapat bersikap agresif bahkan sampai melakukan tindakan pembunuhan.

b. Tipe Erotomania (Erotomanic Type)


Gangguan waham menetap tipe ini memiliki beberapa nama lain seperti sindroma De
Cleambault atau psychose passionelle. Pada tipe erotomanik, waham inti adalah bahwa pasien
dicintai mati-matian oleh seseorang, dimana orang yang dibanyangkannya biasanya berasal dari
strata status yang lebih tinggi darinya, seperti bintang film atau atasan kerja, atau dapat pula
seseorang yang sudah menikah atau seseorang yang tidak mungkin digapai. Pasien dengan
waham erotomanik adalah sumber gangguan bermakna terhadap masyarakat. Onset gejala dapat
mendadak dan kemudian menjadi kronis sehingga seringkali menjadi pusat perhatian utama pada
kehidupan seseorang yang terkena. Usaha untuk berhubungan dengan objek waham, baik melalui
telepon, surat hadiah, kunujngan bahkan mengawasi sampai mengikuti adalah sering. Pasien
yang terkena biasanya adalah wanita, meskipun didalam sampel forensik sebagian besar adalah
laki-laki. Orang yang terkena seringkali ditemukan hidup menyendiri, menarik diri dari
masyarakat, memiliki kontak seksual terbatas dan memiliki level sosial rendah atau pekerjaan
yang sederhana. Angka kejadian gangguan waham tipe ini adalah 1-2%.

c. Tipe Kebesaran (Grandiose Type


Gangguan waham menetap tipe ini juga disebut megalomania. Bentuk paling umum dari
waham kebesaran adalah keyakinan bahwa dirinya memiliki wawasan atau bakat yang luar biasa
tetapi tidak diketahui, atau membuat penemuan penting, dimana pasien telah dibawa ke berbagai
badan pemerintahan seperti FBI. Waham yang lebih jarang adalah bahwa penderita memiliki
hubungan khusus dengan seseorang yang terkemuka atau isi waham religius, dimana penderita
menjadi pemimpin sekte religius.

d. Tipe Cemburu (Jealous Type)


Gangguan waham menetap tipe ini juga dikenal dengan conjugal paranoia dan sindroma
Othello. Waham tipe ini lebih sering terjadi pada laki-laki daripada wanita. Waham ini jarang
dijumpai, hanya sekitar kurang dari 0,2% dari semua pasien psikiatrik. Onsetnya seringkali
mendadak dan gejalanya akan menghilang hanya setelah perpisahan atau kematian pasangannya.
Waham cemburu dapat menyebabkan penyiksaan verbal dan fisik yang bermakna terhadap
pasangannya dan bahkan dapat menyebabkan pembunuhan.

e. Tipe Somatik (Somatic Type)


Waham tipe ini juga dikenal sebagai psikosis hipokondriakal monosimptomatik.
Perbedaan antara hipokondriasis dengan gangguan waham menetap tipe somatic terletak pada
derajat keyakinan yang dimiliki pasien tentang anggapan adanya penyakit dalam dirinya.
Kesadaran pasien biasanya baik dan gejala yang ditimbulkannya tidak berhubungan dengan
penyakit umum yang mendasarinya atau penyakit psikiatri lainnya. Waham tipe ini dapat terjadi
secara perlahan-lahan atau tiba-tiba. Pada sebagian pasien, penyakitnya tidak berulang meskipun
derajat keparahan waham ini berfluktuasi. Kecemasan dan kewaspadaan yang berlebihan adalah
karakteristik dari waham ini. Waham yang paling sering diderita adalah infeksi (misalnya bakteri,
virus, parasit), dismorfofobia (misalnya bentuk yang tidak sesuai pada hidung, payudara),
waham tentang bau badan yang berasal dari kulit, mulut atau vagina, atau waham bahwa bagian
tubuh tertentu seperti usus

d. Tipe Cemburu (Jealous Type)


Gangguan waham menetap tipe ini juga dikenal dengan conjugal paranoia dan sindroma
Othello. Waham tipe ini lebih sering terjadi pada laki-laki daripada wanita. Waham ini jarang
dijumpai, hanya sekitar kurang dari 0,2% dari semua pasien psikiatrik. Onsetnya seringkali
mendadak dan gejalanya akan menghilang hanya setelah perpisahan atau kematian pasangannya.
Waham cemburu dapat menyebabkan penyiksaan verbal dan fisik yang bermakna terhadap
pasangannya dan bahkan dapat menyebabkan pembunuhan.

e. Tipe Somatik (Somatic Type)


Waham tipe ini juga dikenal sebagai psikosis hipokondriakal monosimptomatik.
Perbedaan antara hipokondriasis dengan gangguan waham menetap tipe somatic terletak pada
derajat keyaki nan yang dimiliki pasien tentang anggapan adanya penyakit dalam dirinya.
Kesadaran pasien biasanya baik dan gejala yang ditimbulkannya tidak berhubungan dengan
penyakit umum yang mendasarinya atau penyakit psikiatri lainnya.
Waham tipe ini dapat terjadi secara perlahan-lahan atau tiba-tiba. Pada sebagian pasien,
penyakitnya tidak berulang meskipun derajat keparahan waham ini berfluktuasi. Kecemasan dan
kewaspadaan yang berlebihan adalah karakteristik dari waham ini. Waham yang paling sering
diderita adalah infeksi (misalnya bakteri, virus, parasit), dismorfofobia (misalnya bentuk yang
tidak sesuai pada hidung, payudara), waham tentang bau badan yang berasal dari kulit, mulut
atau vagina, atau waham bahwa bagian tubuh tertentu seperti usus besar, tidak berfungsi. Dapat
terjadi halusinasi taktil yang behubungan dengan tema waham, misalnya pasien merasa ada
merayap dibawah kulitnya.

f. Tipe Campuran (Mixed Type)


Pasien menunjukkan lebih dari satu tipe waham diatas dan tidak ada satu tema waham
yang menonjol.

g. Unspecified Type)
Pasien menunjukkan tema waham yang tidak memenuhi salah satu waham diatas. Sebagai
contoh misidentifikasi sindroma, seperti sindroma Capgras, yaitu keadaan yang dikarakteristikan
dimana pasien percaya bahwa anggota keluarganya telah di gantikan dengan seorang penipu
ulung.

E. Diagnosis
Untuk mendiagnosa suatu gangguan waham menetap, dapat digunakan criteria
berdasarkan DSM-IV-TR, yaitu :
A : Waham yang tidak aneh (yaitu melibatkan situasi yang terjadi didalam kehidupan nyata,
seperti sedang diikuti, diracuni, ditulari virus, dicintai dari jarak jauh atau dikhianati oleh
pasangan atau kekasih atau menderita suatu penyakit) selama sekurangnya 1 bulan.
B : Kriteria A untuk skizofrenia tidak terpenuhi (pasein tidak menunjukkan gejalahalusinasi yang
dominan, bicara terdisorganisasi, gejala negatif seperti afek datar). Catatan : halusinasi taktil dan
cium mungkin ditemukan pada gangguan delusional jika berhubungan dengan waham.
C : Terleps dari gangguan waham (-waham) atau percabangannya, fungsi adalah tidak terganggu
dengan jelas dan perilaku tidak jelas aneh atau kacau.
D : Jika episode mood telah terjadi secara bersama-sama dengan waham, lama totalnya adalah
relatif singkat dibandingkan lama periode waham.
E : Gangguan adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya obat yang
disalahgunakan, suatu medikasi) atau suatu kondisi medis umum. From American Psychiatric
Association : Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disodred, 4th Ed. Washington, DC :
American Psychiatric Association; 1994, with permission.

F. . Diagnosis Banding
Diagnosis banding yang paling mendekati gangguan waham menetap adalah skizofrenia tipe
paranoid. Dimana yang memebedakannya dengan gangguan waham menetap adalah kualitas
waham. Skizofrenia tipe paranoid memiliki pedoman diagnostik sebagai berikut :
1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
2. Sebagai tambahan :
a. Halusinasi dan/atau waham harus menonjol :
Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau member perintah, atau halusinasi auditorik
tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming) atau bunyi tawa
(laughing).
Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual atau lain-lain perasaan tubuh;
halusinasi visual mungkin ada, tetapi jarang menonjol.
Waham dapat berupa hampir semua jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control),
dipengaruhi (delusion of influence) atau passivity (delusion of passivity) dan keyakinan
dikejar-kejar yang beraneka ragam adalah yang paling khas.
b. Gangguan afektif,
dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak
menonjol.

G. Penatalaksanaan
Terdapat beberapa penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderitagangguan
waham menetap, yaitu:

a. Perawatan di Rumah Sakit


Pada umumnya pasien dengan gangguan waham menetap dapat diobati atas dasar rawat
jalan. Tetapi klinis harus mempertimbangkan beberapa hal. Pertama, diperlukan pemeriksaan
medis dan neurologis pada diri pasien untuk menentukan apakah terdapat kondisi medis
nonpsikiatrik yang menyebabkan penyakit ini. Kedua, pasien perlu diperiksa tentang
kemampuannya mengendalikan impuls kekerasan yang mungkin berhubungan dengan waham.
Ketiga, perilaku tentang waham mungkin secara bermakna telah memperngaruhi kemampuannya
untuk berfungsi didalam keluarga atau pekerjaannya.

b. Farmakoterapi
Antipsikotik telah digunakan sejak tahun 1970 sebagai pengobatan gangguan waham
menetap. Beberapa peneliti telah menyatakan bahwa Pimozide (Orap) mungkin efektif pada
gangguan waham menetap tipe somatik.
Terapi
kombinasi sering dilakukan, termasuk mengkombinasi obat antipsikotik dengan antidepresan.
Secara keseluruhan, penderita gangguan waham menetap sangat berespon terhadap pengobatan
(antipsikosit) yang diberikan, dimana 50% dilaporkan sembuh dari gejalanya, 90% menunjukkan
adanya perubahan dari klinisnya.
c. Psikoterapi
Memberikan informasi dan edukasi yang benar mengenai penyakit pasien, sehingga
diharapkan keluarga dapat menerima pasien dan mendukungnya ke arah penyembuhan.
Memberitahukan kepada keluarga untuk tidak memberikan tekanan emosional kepada pasien,
Keluarga juga diharapkan mampu mengawasi kepatuhan pasien untuk kontrol minum obat, dan
meminta keluarga untuk lebih mendengarkan dan berkomunikasi dengan pasien.Tanda terapi
yang berhasil mungkin adalah suatu kepuasan penyesuaian sosial.

H. Prognosis
Gangguan waham menetap diperkirakan merupakan diagnosis yang cukup stabil. Kurang
dari 25% dari semua pasien gangguan waham menetap menjadi skizofrenia. Kira-kira 50% psien
pulih pada follow up jangka panjang, 20% lainnya mengalami penurunan gejalanya dan 30%
lainnya tidak mengalami perubahan pada gejalanya.

Anda mungkin juga menyukai