Anda di halaman 1dari 5

Pengujian Beton Normal

1. Pengujian slump
1.1 Maksud dan Tujuan
1.1.1 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam Pengujian untuk menentukan
slump beton (concrete slupm).
1.1.2 Tujuan
Tujuan pengujian adalah untuk memperoleh angka slump beton.
1.1.2 Ruang Lingkup
Pengujian ini dilakukan terhadap beton segar yang mewakili campuran beton. Hasil
pengujian ini digunakan dalam pekerjaan :
1) perencanaan campuran beton;
2) pegendalian mutu mutu beton pada pelaksanaan pembetonan.
1.1.3 Pengertian
Slump beton ialah besaran kekentalan (viscocity) / plastisitas dan kohesif dari beton
segar.
1.2 Cara Pelaksanaan
1.2.1 Peralatan
Untuk melaksanakan pengujian slump beton diperlukan peralatan sebagai berikut :
1) cetakan dari logam tebal minimal 1,2 mm berupa kerucut terpancung (cone)
dengan diameter bagian bawah 203 mm, bagian atas 102 mm, dan tinggi 305
mm; bagian bawah dan atas setakan terbuka;
2) tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 600 mm, ujung dibulatkan
dibuat dari baja yang bersih dan bebas dari karat;
3) pelat logam dengan permukaan yang kokoh, rata dan kedap air;
4) sendok cekung tidak menyerap air; dan
5) mistar ukur.
1.2.2 Benda Uji
Pengambilan benda uji harus dari contoh beton segar yang mewakili campuran beton..
1.2.3 Cara Pengujian
Untuk melaksanakan pengujin slump beton harus diikuti beberapa tahapan sebagai berikut:
1) basahilah cetakan dan pelat dengan kain basah;
2) letakan cetakan di atas pelat dengan kokoh;
3) isilah cetakan sampai penuh dengan beton segar dalam 3 lapis; tiap lapis berisi kira-kira
1/3 isi cetakan; setiap lapis ditususk dengan tongkat pemadat sebanyak 25 tusukan
secara merata; tongkat harus masuk sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan;
pada lapisan pertama penusukan lapisan tepi tongkat dimiringkan sesuai dengan
kemiringan cetakan;
4) segera setelah selesai penusukan, ratakan permukaan benda uji dengan tongkat dan
semua sisa benda uji yang jatuh di sekitar cetakan harus disingkirkan; kemudian
cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus ke atas; seluruh pengujian mulai dari
pengisian sampai cetakan diangkat harus selesai dalam jangka waktu 2,5 menit;
5) balikkan cetakan dan letakkan perlahan-lahan di samping benda uji; ukurlah slump
yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan dengan tinggi rata-rata benda
uji.
1.2.4 Pengukuran dan laporan Slump
Pengukuran slump harus segera dilakukan dengan cara mengukur tegak lurus antara tepi
atas cetakan dengan tinggi rata-rata benda uji; untuk mendapatkan hasi yng lebih teliti
dilakukan dua kali pemeriksaan dengan adukan yang sama dan dilaporkan hasil rata-rata.
Laporan slump dalam satuan cm.
1.2.5 hasil pengujian
Terdapat tiga macam kemungkinan bentuk penurunan (slump) yang
ditemui saat pelaksanaan uji slump, yaitu:
1) Slump ideal, terjadi apabila kerucut beton mengalami penurunan
yang seimbang di setiap sisinya.
2) Slump geser, terjadi apabila sebagian kerucut beton meluncur ke
bawah di sepanjang bidang miring. Apabila bentuk ini ditemui,
maka pengujian slump harus diulang, dan jika bentuk penurunan
ini tetap terjadi, maka kohesifitas campuran beton kurang baik.
3) Slump runtuh, dapat terjadi pada campuran beton normal yang
kurang kohesif.

Gambar 1. Bentuk Bentuk Slum


Hasil pengujian slump dapat diklasifikasikan dalam beberapa tingkatan, berdasarkan tujuan
penggunaan dan ukuran butiran agregat maksimum yang digunakan. Tingkatan kelecakan,
berdasarkan hasil pengujian slump untuk beton dengan ukuran agregat maksimum sebesar
19-38 mm. Perhatikan Tabel 1.
Tabel 1. Tingkat Kelecakan, Slump, Aplikasi untuk Beton dengan Agregat maksimum19-38 mm

2. Pengujian Berat Isi

2.1 Maksud dan Tujuan

2.1.1 Maksud
Maksud metode ini adalah sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan berat isi (unit
weight) beton segar (fresh concrete) serta banyaknya semen per meter kubik beton.
2.1.2 Tujuan
Tujuan pengujian ini memperoleh angka yang benar dari berat isi beton.
2.1.3 Ruang Lingkup
Pengujian ini dilakukan terhadap contoh beton segar yang mewakili suatu campuran beton; hasil
pengujian dapat digunakan antara lain
1) Banyak beton untuk campuran satu sak semen (40 kg);
2) Untuk perencanaan campuran beton;
3) Untuk pengendalian mutu beton saat pelaksanan;

2.1.4 Pengertian
Berat isi beton adalah berat beton segar per satuan isi.

2.2 Cara Pelaksanaan


2.2.1 Peralatan
Untuk melakukan pengujian berat isi beton diperlukan peralatan sebagai berikut :
1) Timbangan dengan ketelitian 0,3 % dari berat contoh ;
2) Tongkat pemadat, dengan diameter 16 mm, Panjang 600 mm, ujung dibulatkan
dibuat dari baja yang bersih dan bebas dari karat;
3) Alat perata;
4) Takaran berbentuk silinder dengan kapasitas dan penggunaan sebagai berikut :
Kapasitas 6 liter, ukuran maksimum aggregate kasar 25 mm
Kapasitas 10 liter, ukuran maksimum aggregate kasar 37,5 mm
Kapasitas 14 liter, ukuran maksimum aggregate kasar 50 mm
Kapasitas 28 liter, ukuran maksimum aggregate kasar 75mm

2.2.2 Benda uji


Pengambilan benda uji harus dari contoh beton segar yang mewakili campuran beton.

2.2.3 Cara Pengujian


Untuk mengadakan pengujian berat isi beton harus diikuti tahapan berikut :
1) Isilah takaran dengan benda uji dalam 3 lapis ;
2) Tiap- tiap lapis dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara merata. Pada pemadatan
lapis pertama, tongkat tidak boleh mengenai dasar takaran; pada pemadatan
lapisan kedua dan ketiga, tongkat boleh masuk sampai kira-kira 25,4 mm dibawah
lapisan sebelumnya; untuk takaran 20 liter dilakukan penusukan 50 kali secara
merata pada tiap-tiap permukaan lapisan.
3) Setelah selesai pemadatan , ketuklah sisi takaran sampai tidak kelihatan
gelembung-gelembung udara pada permukaan serta ronga-rongga bekas tusukan
tertusuk; kadar udara dari beton tidak ditentukan;
4) Ratakan permukaan benda uji dan tentukan beratnya.
2.2.4 Perhitungan

Untuk mengetahui berat isi beton dan banyaknya semen per M 3 beton dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
1) Berat isi beton,
D=w v

Keterangan :
W = Berta benda uji ( Kg)
V = Isi takaran ( Liter )

2) Banyaknya beton untuk campuran satu sak semen

Y =W D x , 001( M 3 /sak )

Keterangan :
W = Berat total bahan campuran beton per sak semen ( Kg).

3) Banyaknya semen per M3 beton = 1/Y (sak/ m3 )

3. Pengujian Kuat Tekan

3.1 Maksud dan Tujuan


3.1.1 Maksud
Maksud metode ini adalah sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan kemampuan
beton untuk memikul beban tekan maksimum per satuan luas.
3.1.2 Tujuan
Tujuan pengujian ini untuk menentukan kekuatan tekan maksimum beton persatuan luas.
3.1.3 Ruang Lingkup
Metode pengujian ini digunakan untuk menentukan kuat tekan (compressive strength) beton
dengan benda uji berbentuk silinder yang dibuat dan dima-tangkan (curing) di laboratorium
maupun di lapangan.

Anda mungkin juga menyukai