Anda di halaman 1dari 3

Peningkatan E-Money, Positif Atau Negatif?

Oleh: Vivi Cristanti

Peningkatan perekonomian Indonesia bulan yang ketiga pada tahun


2017 ini terus mengalami menunjukan hal yang positif, meskipun pada
triwulan ke III pada tahun 2016 yang laju pertumbuhan ekonomi masih
mengalami pertumbuhan sebesar 5,0 persen (YoY), meningkat
dibandingkan triwulan III tahun 2015 yang sebesar 4,7 persen (YoY)
namun lebih rendah dibandingkan triwulan II tahun 2016 yang sebesar 5,2
persen (YoY). Secara kumulatif sampai dengan triwulan III tahun 2016,
ekonomi Indonesia dapat tumbuh sebesar 5,0 persen, sedangkan pada
tahun 2017 pertumbuhan ekonomi menurut prediksi dari Bank Indonesia
maupun BAPPENAS akan berkisar antara 5-5,4.

Hal tersebut juga berjalan sesuai dengan sistem pembayaran yang


semakin lama semakin canggih dan lebih efisien, perkembangan teknologi
dan informasi telah memberi dampak ke berbagai bidang, tak terkecuali di
bidang sistem pembayaran, khususnya sistem pembayaran ritel dengan
munculnya instrumen pembayaran yang dikenal sebagai electronic
money (e-money). Penggunaan e-money sebagai alternatif alat
pembayaran non-tunai di beberapa negara menunjukkan adanya potensi
yang cukup besar untuk mengurangi tingkat pertumbuhan penggunaan
uang tunai, khususnya untuk pembayaran-pembayaran yang bersifat
mikro sampai dengan ritel. Uang elektronik (atau uang
digital) adalah uang yang digunakan dalam transaksi internet dengan cara
elektronik. Biasanya, transaksi ini melibatkan penggunaan jaringan
komputer (seperti internet dan sistem penyimpanan harga digital).
Electronic Funds Transfer (EFT) adalah sebuah contoh uang elektronik.
Dengan menggunakan e-money sebagai alat pembayaran maka lebih
memudahkan para konsumen dan produsen karena tidak perlu
memegang uang kartal kemana-mana dengan jumlah yang banyak. Hal
tersebut juga akan turut mengurangi jumlah uang beredar di masyrakat
dan hal tersebut di anggap baik bagi perekonomian.

Di lihat dari sudut pandang ekonomi, e-money merupakan produk


stored-value atau pra-bayar dimana sejumlah nilai uang disimpan dalam
suatu media elektronik yang dimiliki seseorang, yang nilainya akan
berkurang pada saat digunakan untuk pembayaran berbagai jenis
transaksi (multi purpose). E-money dapat diterbitkan atas beban rekening
nasabah yang ada di bank umum atau dengan setoran tunai. Atas e-
money yang diterbitkannya, issuer(penerbit) memelihara float yaitu dana
(monetary value) yang tercatat dalam kartu e-money dan belum
digunakan untuk pembayaran, atau sudah digunakan untuk pembayaran
namun belum ditagihkan atau di-redeem oleh merchant. Float merupakan
kewajiban (liability) issuer atas e- money yang diterbitkannya.
Berdasarkan karakteristik e-money di atas, menunjukkan dimana float
adalah dana milik customer atau merchant yang setiap saat dapat
digunakan sebagai alat pembayaran, maka sifat float e-money adalah
sangat likuid, atau dapat disetarakan dengan uang tunai (cash) atau giro,
maka selayaknya float e-money diperhitungkan sebagai bagian dari M1.
dengan demikian maka e-money mengambil peranan penting dalam
perubahan Peningkatan Velocity of Money atau peningkatan perputaran
uang yang ada di masyarakat.

Dengan berkembangnya penggunaan uang elektronik untuk


berbagai keperluan seperti untuk membayar tol, berbelanja, gas, parkir,
pulsa, transportasi, dan lain-lain. Kini berbagai program e-money telah
banyak dikeluarkan oleh berbagai bank, operator, maupun peusahaan
jasa. Namun dalam perkembangannya, e-money di Indonesia belum
sebesar di negara lain seperti Taiwan dan Hongkong. Di dunia perbankan,
bank-bank umum terus berlomba untuk dapat memasarkan produknya
berupa e-money dengan berbagai nama dan berbagai keuntungan dan
kemudahan.

Beberapa bank yang mengeluarkan produk e-money di antaranya


PT Bank Central Asia Tbk dengan produknya Flazz, PT Bank Mandiri Tbk
melalui Indomaret Card, Gaz Card dan e-Toll. Sementara itu, PT Bank
Mega Tbk dengan Studio Pass Card dan Smart Card, serta PT Bank
Negara Indonesia Tbk mengeluarkan Java Jazz Card dan Kartuku, PT Bank
Rakyat Indonesia Tbk mengeluarkan BRIZZI, BPD DKI Jakarta dengan
Produk Jak Card, dan PT Indosat Tbk mengeluarakan Dompetku, PT Skye
Sab Indonesia dengan produk Skye Card dan PT Telekominikasi Indonesia
dengan Produk T-cash, PT XL Axiata Tbk mengeluarkan XL tunai, PT Finnet
Indonesia dengan produknya FinChannel dan BBm Money (produk uang
elektronik kerjasama antara produsen Blackberry dengan Bank Permata).
Selain itu tiga operator seluler tanah air, yaitu Telkomsel, Indosat, dan XL
Axiata, berkaloborasi dengan inovasi layanan e-Money Interoperability
atau pengiriman uang elektronik lintas operator yang di luncurkan di
Gedung Thamrin, Bank Indonesia, Jakarta.

Perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam


perkembangan dan pengelolaan teknologi transaksi ekonomi.
Ketersediaan layanan elektronik (e-banking) menjadi nilai lebih bagi bank
untuk bersaing secara sehat dengan bank-bank umum lainnya. Di
Indonesia setidaknya sudah ada banyak layanan e-banking, produk yang
cukup populer dan banyak diminati oleh masyarakat yaitu ATM,
phonebankinng, internet banking, dan sms/ mobile banking.

Penggunaan uang elektronik terus meningkat. Bank Indonesia (BI)


melaporkan , pada periode tahun 2016, uang elektronik tumbuh dua digit
baik dari sisi kartu, volume transaksi maupuan nilai transaksi.
Sebelumnya transaksi uang elektronik sempat mengalami penurunan.
mengutip data Bank Indonesia pada akhir 2016 tumbuh 4,63% menjadi
683.133.352 dengan nilai transaksi 7.063.689 juta dibandingkan dengan
akhir tahun sebelumnya sejumlah 535.574.528 dengan niali transaksi
5.283.018 juta . Adapun penerbit uang elektronik yang terdaftar mencapai
20 perusahaan yang terdiri dari 9 perbankan dan 11 perusahaan
telekomonukasi, dengan jumlah uang elektronik yang naik volume
tranksaksi. Pada awal tahun 2017 sendiri peningkatan terjadi dari bulan
Februari tahun 2016 dengan volume transaksi 46.579.696 kali dengan
nilai transaksi 519.364 juta menjadi 58.435.893 dengan nilai transaksi
665.791 juta.

Di harapkan dengan adanya pertumbuhan penggunaan e-money


dari tahun ke tahun ini dan semakin banyaknya pihak perbankan dan
industri terkait dalam menciptakan produk-produk e-money, dapat
memberi angin segar bagi Indonesia dengan sehingga pertumbuhan
perekonomian juga akan bertambah dan dapat bersaing dengan negara
lain.

Anda mungkin juga menyukai