50%(2)50% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
464 tayangan3 halaman
Peningkatan penggunaan uang elektronik (e-money) di Indonesia dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian dengan meningkatkan efisiensi sistem pembayaran dan mengurangi jumlah uang tunai beredar. Namun, perkembangan e-money di Indonesia masih lebih lambat dibanding negara-negara lain. Bank dan perusahaan telekomunikasi terus memperkenalkan produk-produk baru untuk bersaing di pasar e-money.
Peningkatan penggunaan uang elektronik (e-money) di Indonesia dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian dengan meningkatkan efisiensi sistem pembayaran dan mengurangi jumlah uang tunai beredar. Namun, perkembangan e-money di Indonesia masih lebih lambat dibanding negara-negara lain. Bank dan perusahaan telekomunikasi terus memperkenalkan produk-produk baru untuk bersaing di pasar e-money.
Peningkatan penggunaan uang elektronik (e-money) di Indonesia dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian dengan meningkatkan efisiensi sistem pembayaran dan mengurangi jumlah uang tunai beredar. Namun, perkembangan e-money di Indonesia masih lebih lambat dibanding negara-negara lain. Bank dan perusahaan telekomunikasi terus memperkenalkan produk-produk baru untuk bersaing di pasar e-money.
Peningkatan perekonomian Indonesia bulan yang ketiga pada tahun
2017 ini terus mengalami menunjukan hal yang positif, meskipun pada triwulan ke III pada tahun 2016 yang laju pertumbuhan ekonomi masih mengalami pertumbuhan sebesar 5,0 persen (YoY), meningkat dibandingkan triwulan III tahun 2015 yang sebesar 4,7 persen (YoY) namun lebih rendah dibandingkan triwulan II tahun 2016 yang sebesar 5,2 persen (YoY). Secara kumulatif sampai dengan triwulan III tahun 2016, ekonomi Indonesia dapat tumbuh sebesar 5,0 persen, sedangkan pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi menurut prediksi dari Bank Indonesia maupun BAPPENAS akan berkisar antara 5-5,4.
Hal tersebut juga berjalan sesuai dengan sistem pembayaran yang
semakin lama semakin canggih dan lebih efisien, perkembangan teknologi dan informasi telah memberi dampak ke berbagai bidang, tak terkecuali di bidang sistem pembayaran, khususnya sistem pembayaran ritel dengan munculnya instrumen pembayaran yang dikenal sebagai electronic money (e-money). Penggunaan e-money sebagai alternatif alat pembayaran non-tunai di beberapa negara menunjukkan adanya potensi yang cukup besar untuk mengurangi tingkat pertumbuhan penggunaan uang tunai, khususnya untuk pembayaran-pembayaran yang bersifat mikro sampai dengan ritel. Uang elektronik (atau uang digital) adalah uang yang digunakan dalam transaksi internet dengan cara elektronik. Biasanya, transaksi ini melibatkan penggunaan jaringan komputer (seperti internet dan sistem penyimpanan harga digital). Electronic Funds Transfer (EFT) adalah sebuah contoh uang elektronik. Dengan menggunakan e-money sebagai alat pembayaran maka lebih memudahkan para konsumen dan produsen karena tidak perlu memegang uang kartal kemana-mana dengan jumlah yang banyak. Hal tersebut juga akan turut mengurangi jumlah uang beredar di masyrakat dan hal tersebut di anggap baik bagi perekonomian.
Di lihat dari sudut pandang ekonomi, e-money merupakan produk
stored-value atau pra-bayar dimana sejumlah nilai uang disimpan dalam suatu media elektronik yang dimiliki seseorang, yang nilainya akan berkurang pada saat digunakan untuk pembayaran berbagai jenis transaksi (multi purpose). E-money dapat diterbitkan atas beban rekening nasabah yang ada di bank umum atau dengan setoran tunai. Atas e- money yang diterbitkannya, issuer(penerbit) memelihara float yaitu dana (monetary value) yang tercatat dalam kartu e-money dan belum digunakan untuk pembayaran, atau sudah digunakan untuk pembayaran namun belum ditagihkan atau di-redeem oleh merchant. Float merupakan kewajiban (liability) issuer atas e- money yang diterbitkannya. Berdasarkan karakteristik e-money di atas, menunjukkan dimana float adalah dana milik customer atau merchant yang setiap saat dapat digunakan sebagai alat pembayaran, maka sifat float e-money adalah sangat likuid, atau dapat disetarakan dengan uang tunai (cash) atau giro, maka selayaknya float e-money diperhitungkan sebagai bagian dari M1. dengan demikian maka e-money mengambil peranan penting dalam perubahan Peningkatan Velocity of Money atau peningkatan perputaran uang yang ada di masyarakat.
Dengan berkembangnya penggunaan uang elektronik untuk
berbagai keperluan seperti untuk membayar tol, berbelanja, gas, parkir, pulsa, transportasi, dan lain-lain. Kini berbagai program e-money telah banyak dikeluarkan oleh berbagai bank, operator, maupun peusahaan jasa. Namun dalam perkembangannya, e-money di Indonesia belum sebesar di negara lain seperti Taiwan dan Hongkong. Di dunia perbankan, bank-bank umum terus berlomba untuk dapat memasarkan produknya berupa e-money dengan berbagai nama dan berbagai keuntungan dan kemudahan.
Beberapa bank yang mengeluarkan produk e-money di antaranya
PT Bank Central Asia Tbk dengan produknya Flazz, PT Bank Mandiri Tbk melalui Indomaret Card, Gaz Card dan e-Toll. Sementara itu, PT Bank Mega Tbk dengan Studio Pass Card dan Smart Card, serta PT Bank Negara Indonesia Tbk mengeluarkan Java Jazz Card dan Kartuku, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk mengeluarkan BRIZZI, BPD DKI Jakarta dengan Produk Jak Card, dan PT Indosat Tbk mengeluarakan Dompetku, PT Skye Sab Indonesia dengan produk Skye Card dan PT Telekominikasi Indonesia dengan Produk T-cash, PT XL Axiata Tbk mengeluarkan XL tunai, PT Finnet Indonesia dengan produknya FinChannel dan BBm Money (produk uang elektronik kerjasama antara produsen Blackberry dengan Bank Permata). Selain itu tiga operator seluler tanah air, yaitu Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata, berkaloborasi dengan inovasi layanan e-Money Interoperability atau pengiriman uang elektronik lintas operator yang di luncurkan di Gedung Thamrin, Bank Indonesia, Jakarta.
Perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam
perkembangan dan pengelolaan teknologi transaksi ekonomi. Ketersediaan layanan elektronik (e-banking) menjadi nilai lebih bagi bank untuk bersaing secara sehat dengan bank-bank umum lainnya. Di Indonesia setidaknya sudah ada banyak layanan e-banking, produk yang cukup populer dan banyak diminati oleh masyarakat yaitu ATM, phonebankinng, internet banking, dan sms/ mobile banking.
Penggunaan uang elektronik terus meningkat. Bank Indonesia (BI)
melaporkan , pada periode tahun 2016, uang elektronik tumbuh dua digit baik dari sisi kartu, volume transaksi maupuan nilai transaksi. Sebelumnya transaksi uang elektronik sempat mengalami penurunan. mengutip data Bank Indonesia pada akhir 2016 tumbuh 4,63% menjadi 683.133.352 dengan nilai transaksi 7.063.689 juta dibandingkan dengan akhir tahun sebelumnya sejumlah 535.574.528 dengan niali transaksi 5.283.018 juta . Adapun penerbit uang elektronik yang terdaftar mencapai 20 perusahaan yang terdiri dari 9 perbankan dan 11 perusahaan telekomonukasi, dengan jumlah uang elektronik yang naik volume tranksaksi. Pada awal tahun 2017 sendiri peningkatan terjadi dari bulan Februari tahun 2016 dengan volume transaksi 46.579.696 kali dengan nilai transaksi 519.364 juta menjadi 58.435.893 dengan nilai transaksi 665.791 juta.
Di harapkan dengan adanya pertumbuhan penggunaan e-money
dari tahun ke tahun ini dan semakin banyaknya pihak perbankan dan industri terkait dalam menciptakan produk-produk e-money, dapat memberi angin segar bagi Indonesia dengan sehingga pertumbuhan perekonomian juga akan bertambah dan dapat bersaing dengan negara lain.