Oleh
M. Yasser Syamsurya
semakin tinggi baik antara operator jaringan seluler yang berbasis GSM dan
menengah ke bawah. Selain tarif, diperlukan adanya kualitas layanan yang baik
Lampung.
M. Yasser Syamsurya
Hipotesis penelitian ini adalah tarif dan kualitas layanan secara bersama
Lampung.
Hal ini didasarkan pada hasil pengujian secara statistik melalui regresi berganda
yang dapat terlihat pada simpulan berikut sebagai berikut. Secara statistik bahwa
secara keseluruhan variabel bebas (tarif dan kualitas layanan secara bersama
Lampung. Besarnya pengaruh variabel bebas tersebut terlihat dari nilai Koefisien
Determinasi (R2) = 0,382. Ini berarti sumbangan seluruh variabel bebas terhadap
sebesar 38,20 % dan sisanya 61,80 % dipengaruhi oleh variabel bebas lain yang
Berdasarkan uji parsial untuk melihat keberartian dari masing- masing variabel
masing signifikansi -hitung di bawah alpha yang ditentukan dalam penelitian ini
Lampung.
RIWAYAT HIDUP
anak kedua dari tiga bersaudara, dari Bapak Syamsurya Ryacudu dan Ibu Dewi
Kusmintarsih.
Pada tahun 2011 penulis kemudian diterima sebagai mahasiswa Jurusan Ekonomi
Setiap orang mencoba suatu hal yang besar, tanpa menyadari, hidup itu adalah
kumpulan dari hal-hal kecil
~ Frank Clark
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Besar yang telah
Lampung.
3. Bapak Aripin Ahmad, S.E., M.Si. selaku pembimbing utama
skripsi.
Pembimbing kademik.
Fadel.
persatu.
kita semua.
M Yasser Syamsurya
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Permasalahan ................................................................................. 10
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 12
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 12
1.5 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 12
1.6 Hipotesis......................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Nomor Halaman
semakin tinggi baik antara operator jaringan seluler yang berbasis GSM dan
ponsel, layanan, dan tarif yang bervariasi untuk semua kalangan. Bahkan ditambah
dengan bonus yang menarik sehingga akan menciptakan banyak pelanggan yang
masyarakat untuk berhemat dan menginginkan layanan dengan biaya yang lebih
murah. Akan tetapi, terkadang tarif yang murah tidak diiringi dengan kualitas
layanan yang baik sehingga membuat kecewa konsumen. Untuk menarik banyak
diperlukan adanya kualitas layanan yang baik dari perusahaan atau pelaku bisnis itu
sendiri.
Kualitas layanan dan tarif merupakan hal yang paling berpengaruh karena kualitas
tarif akan menjadi salah satu pertimbangan konsumen untuk mengunakan layanan
tersebut. Layanan dengan tarif yang lebih murah, fasilitas yang mudah didapatkan
Hal ini sesuai dengan pandangan Buchari Alma (2007:169) Harga (Price) adalah
nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang. Mengingat penelitian ini
mengenai jasa telekomunikasi, maka istilah tarif dapat disamakan dengan harga.
Hal ini sesuai dalam buku Fandy Tjiptono (2002:151) menyatakan bahwa : harga
bisa diungkapkan dengan berbagai istilah misalnya iuran, tarif, sewa, bunga,
premium, komisi, upah, gaji, honorarium, SPP, dan sebagainya. Sehingga dalam
sebanyak 3.000.000 pelanggan sejak Tahun 2009 dan secara keseluruhan dari tahun
2006 hingga akhir tahun 2010 mengalami perubahan yang sangat drastis yaitu
3
tertinggi dalam persentase sejak awal tahun 2009, walaupun sebagian besar
Jumlah pelanggan seluler di Indonesia selama tahun 2010 mencapai 213,440 juta
nomor, tumbuh sekitar 18% dibanding tahun 2009 yang hanya 174,94 juta nomor.
dengan persentase sebesar 6,1% yang juga merupakan nilai yang sama pada tahun
peningkatan bahkan tidak mencapai target yang ditentukan pada awal tahun 2010.
Sedangkan untuk merek CDMA yang jumlah pelanggannya lebih rendah daripada
SmartSmartfren yaitu Star One mengalami kenaikan persentase sebesar 0,3% dari
Smartfren juga tidak banyak mengalami perubahan bahkan sama dengan persentase
tahun 2009 yaitu sebesar 8,5%. Persaingan yang ketat diantara Flexi dan Smartfren
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, bahwa hanya pada Tahun 2010 jumlah
pelanggan Smartfren tidak mencapai target yang telah ditentukan. Untuk melihat
Sejak awal tahun 2007 hingga akhir tahun 2011,Smartfren berhasil menjaring 10,6
juta pelanggan yang tumbuh sebesar 6,1% dari periode tahun 2010, yang jumlah
pelanggan Smartfren tercatat sebanyak 7,3 juta pelanggan. Pencapaian jumlah ini
lebih tinggi di atas target yang dicanangkan, yaitu sebesar 10,5 juta pelanggan.
Apabila membandingkan total jumlah pelanggan tahun 2012 dengan target jumlah
pelanggan yang ingin dicapai tahun 2012 terlihat adanya ketidaksesuaian. Hal ini
terjadi karena persaingan semakin kuat antar operator seluler yang saat ini sedang
maraknya pemberian tarif murah dan bahkan layanan gratis komunikasi dengan
syarat tertentu. Sebuah perusahaan jasa harus menjaga kualitas layanan yang
ditawarkan, harus berada diatas pesaing dan lebih hebat dari yang dibayangkan
oleh konsumen. Apabila kualitas layanan yang diterima oleh konsumen lebih baik
atau sama dengan yang dibayangkan, maka ia akan cenderung untuk melalukan
keputusan pembelian dan akan mencoba kembali. Akan tetapi apabila perceiped
service lebih dari expected service maka konsumen akan kecewa dan akan
Tarif merupakan salah satu faktor yang harus dikendalikan secara serasi, selaras
dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Menurut Kotler (2008:84),
Tarif adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk jasa itu. Sedangkan
menurut Simamora (2003:574) Tarif adalah jumlah uang yang dibebankan atau
produk CDMA yang lainnya. Hanya saja jika dihitung berdasarkan tarif telpon ke
sesama sebesar Rp 49 / menit. Dalam hal ini berarti Smartfren lebih murah
Apabila dimati lebih dalam, rata-rata tarif Smartfren dalam semua layanannya lebih
bersaing dengan Flexi, Esia, dan StarOne. Sedangkan Smartfren sendiri mengklaim
bahwa layanan Smartfren merupakan layanan yang memberikan tarif murah dan
keuntungan lebih dibandingkan dengan operator lain termasuk CDMA yang lain.
Smartfren adalah salah satu perusahaan operator CDMA yang banyak melakukan
Rata-rata per triwulan sebesar 1773 nomor yang hasil tersebut berasal dari jumlah
penjualan keseluruhan sejak Maret 2010 hingga September 2013 sebesar 26.600
nomor yang dibagi dengan banyaknya bulan dalam data yaitu terhitung sebanyak
15 bulan. Nilai rata-rata per bulan yaitu sebesar 591 nomor berasal dari pembagian
antara rata-rata per triwulan dengan 3 bulan, yaitu 1 kuartal berjumlah 3 bulan
dalam 1 tahun. Semua perubahan yang terjadi dalam penjualan layanan, dapat
Tabel 5. Data Penjualan Produk Kartu Seluler Smartfren pada Periode 2010-
2013 di Bandar Lampung
Jumlah
Perubahan
Periode Penjualan
(unit) (%)
Januari Maret 2010 3000 -
April Juni 2010 1700 -43,33
Juli September 2010 1500 -11,76
Oktober Desember 2010 1700 13,33
Januari Maret 2011 1600 -5,88
April Juni 2011 1800 12,5
Juli September 2011 1700 -5,55
Oktober Desember 2011 1800 5,88
Januari Maret 2012 1600 -11,11
April Juni 2012 1700 6,25
Juli September 2012 1700 0
Oktober Desember 2012 1800 5,88
Januari Maret 2013 1700 -5,55
April Juni 2013 1600 -5,88
Juli September 2013 1700 3,33
Total 26600 -41,89
Rata-rata per triwulan 1773 -2,79
Rata-rata per bulan 591 -0,93
Sumber : Smartfren Cabang Bandar Lampung, 2011
9
Konsumen tertarik untuk mendapatkan suatu tarif yang sesuai. Tarif yang sesuai
dengan apa yang didapat sesungguhnya berarti nilai yang dipersepsikan sesuai pada
saat transaksi dilakukan. Tarif dapat berhubungan dengan segala sesuatu tidak
hanya biaya, juga nilai yang melekat pada layanan yang dibeli dan atau yang akan
1. Keandalan (reliability)
promo, customer care, dan konten yang dapat di download oleh pelanggan.
layanan Smartfren.
3. Jaminan (assurance)
Seperti yang sudah dijelaskan pada salah satu indikator tarif, bahwa Smartfren
penggantian talk-time setiap kali terjadi putus sambungan atau gagal panggil
4. Empati (emphaty)
melalui website resmi, dan kinerja karyawan di gerai Smartfren cabang Bandar
Lampung.
1.2 Permasalahan
Salah satu indikasi keberhasilan perusahaan adalah penjualan yang terealisasi. Tiga
menambah menara BTS, optimalisasi menara yang ada, dan menambah frekuensi
serta penurunan tarif layanan Smartfren, selain itu karena banyaknya pelanggan
Smartfren selalu berupaya untuk mencapai target penjualan yang telah ditetapkan
pesaingnya tetapi target jumlah pelanggan yang ditetapkan tidak terealisasi dan
Informasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 bahwa perusahaan belum memenuhi
target tahun 2013 yaitu sebesar 14 juta pelanggan. Ini berarti upaya perusahaan
Smartfren belum mencapai target yang telah ditetapkan. Keadaan ini tentunya
seperti yang terlihat pada Tabel 3. Tidak tercapainya target yang ditetapkan
perusahaan tersebut disebabkan adanya indikasi dengan diperkuat oleh tarif dan
hingga Kuartal 4. Akan tetapi sejak memasuki kuartal I dan kuartal II di tahun
Keadaan tersebut menuntut pihak perusahaan untuk meneliti kembali tingkat tarif
yang ditawarkan apakah sudah tepat atau belum karena dapat mempengaruhi
konsumen yang sadar akan keberadaan suatu merek tersebut. Hal itu penting
mengingat merek yang dibangun dengan baik oleh produsen, akan mencapai
Lampung
12
1. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh tarif dan kualitas
Lampung.
2. Manfaat penulisan :
telekomunikasi.
b. Bagi dunia pendidikan, hasil penelitian ini dapat menambah dokumen atau
Harga merupakan perwujudan dari nilai suatu barang yang dinyatakan dengan
uang. Pengertian Harga menurut Philip Kotler (2008:78) adalah nilai suatu barang
atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang dimana didasarkan nilai tersebut
seseorang atau perusahaan bersedia melepas barang maupun jasa yang dimiliki
Istilah tarif dalam bisnis jasa bisa ditemui dalam berbagai sebutan. Universitas
istilah fee, bank memberikan service charge, jasa angkutan atau jasa
13
Dalam penelitian ini menggunakan empat indikator yang mencirikan tarif yaitu
(Kertajaya, 2002:92) :
3. Daya saing tarif merupakan perbandingan tarif dengan tarif layanan yang lain
dan sejenis.
Pelayanan adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu
pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud
fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu (Kotler, 2005). Wyckof dalam
tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Jadi, Kualitas layanan adalah hasil
2008:95)
Keputusan pembelian menurut Philip Kotler (2005:220) merupakan hasil dari suatu
proses yang terdiri dari lima tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian
membeli. Dengan indikator menurut Philip Kotler dan A.B. Susanto (2000:223),
yaitu:
1. Pilihan jasa : pada tahap ini konsumen dihadapkan pada sikapnya terhadap
2. Pilihan merek : pada tahap ini konsumen harus memutuskan merek mana yang
sebuah merek.
15
3. Pilihan pemasok : pada tahap ini konsumen harus mengambil keputusan tentang
menentukan penyalur dapat dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang
rangka memilih suatu barang yaitu kartu seluler Smartfren untuk pemenuhan
kebutuhan.
T A R I F (X1)
PUTUSAN
PEMBELIAN (Y)
KUALITAS
LAYANAN (X2)
1.5 Hipotesis
diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang digunakan adalah tarif dan kualitas
dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang akan merek butuhkan dan
tujuan organisasi terdiri dari penentuan pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dibanding
terpilih.
1. Pasar sasaran
Perusahaan akan berhasil secara gemilang bila mereka secara cermat memilih
2. Kebutuhan pelanggan
3. Pemasaran terpadu
terpadu terjadi pada dua level. Pertama, berbagai fungsi pemasaran (tenaga
tujuan mereka. Pada perusahaan swasta, tujuan utama adalah laba, pada
19
organisasi publik dan nirlaba, tujuan utama adalah bertahan hidup dan menarik
Keputusan Pembeli
1. Memilih produk
2. Memilih jenis
3. Memilih pemasok
4. Penentuan saat
pembelian
5. Jumlah pembelanjaan
Gambar 2. Model Perilaku Pembeli
Sumber: Philip Kotler dan A.B. Susanto (2008:223)
20
masalah yang terdiri dari lima tahap yang dilakukan konsumen, kelima tahap
Perilaku
Setelah
Pembelian
1. Pengenalan Masalah
belum perlu segera dipenuhi atau masalah dapat ditunda pemenuhannya, serta
kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi. Jadi pada tahap inilah
2. Pencarian Informasi
dapat mencari informasi lebih lanjut jika dorongan kebutuhan itu kuat, jika
tidak kuat maka kebutuhan konsumen itu hanya akan menjadi ingatan belaka.
3. Penilaian Alternatif
4. Keputusan Pembelian
Jika keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan menjumpai
dan cara pembelian. Pada tahap ini konsumen benar-benar membeli produk.
yang diambil oleh pembeli merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan membeli
Konsumen harus mengambil keputusan merek mana yang akan dipilih dan
kekurangan tersendiri.
akan dibeli.
akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang akan dilakukan mungkin lebih
dari 1 unit.
produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan kredit. Keputusan tersebut
pemasarannya.
Dalam suatu proses pembelian suatu produk, keputusan yang diambil tidak selalu
berurutan seperti yang tersebut di atas. Struktur keputusan tersebut hanya untuk
2.3 Tarif
Tarif merupakan salah satu faktor yang harus dikendalikan secara serasi, selaras
dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Menurut Kotler (2008:78),
Tarif adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk layanan itu.
Menurut Ismiani (2002 : 75), Tarif merupakan satu-satunya unsur marketing mix
merupakan unsur biaya saja. Disatu pihak, tarif yang ditetapkan perusahaan pada
hakekatnya merupakan tawaran kepada pelanggan atau pasar. Dapat atau tidaknya
pasar tersebut diterima, pembeli atau pasarlah yang menentukan. Sebaliknya bila
pasar menolak maka perusahaan harus meninjau kembali penetapan tarif, atau jika
Menurut Kotler dan Amstrong (2001:439) Tarif adalah sejumlah uang yang
dibebankan atas suatu jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan pelanggan atas
Menurut Alif (2002:82), Adapun kebijakan tarif yang dibebankan kepada para
Tarif Aktivasi, biaya-biaya yang dibebankan oleh operator seluler kepada para
Besaran tarif aktivasi dihitung berdasarkan formula : total biaya aktivasi dibagi
dengan proyeksi jumlah pelanggan yang ditetapkan berdasarkan jasa historis dan
kepada para pelanggan untuk berlangganan layanan jasa selular setiap bulannya.
Biaya-biaya tersebut terdiri dari : biaya billing operation, biaya customer care
para pelanggan untuk setiap panggilan jasa telepon dasar, penggunaan layanan
dilakukan.
25
Menurut Glueck dan Jauch (2000 : 83), Faktor-faktor Internal yang mempengaruhi
Tujuan Pemasaran
Tarif adalah salah satu alat bauran pemasaran yang digunakan perusahaan
Biaya
memberikan laba yang wajar bagi usaha dan resikonya. Biaya perusahaan
lebih rendah sehinnga menghasilkan penjualan dan laba yang lebih besar.
26
Pertimbangan Organisasi
berbagai cara. Dalam perusahaan kecil, tarif sering kali ditetapkan oleh
manajer divisi ataupun lini produk. Dalam pasar industri, wiraniaga mungkin
Ketika biaya menjadi dasar penetapan batas bawah tarif, pasar dan permintaan
industri menyamakan tarif suatu produk atau jasa dengan manfaat dari
biaya dan harga pesaing serta kemungkinan reaksi pesaing atas tindakan
biaya produksi maupun persepsi konsumen terhadap tarif dan nilai produk.
dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antar kenyataan dan harapan
pelanggan atas pelayanan yang mereka terima atau peroleh. Sedangkan menurut
merupakan manfaat atau khasiat utama produk yang kita beli. Biasanya ini
Dimensi kedua adalah keterandalan, yaitu peluang suatu produk bebas dari
melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat pilihan atau option bagi
28
Idenya, fitur bisa meningkatkan kualitas produk kalau pesaing tidak memiliki.
Daya tahan menunjukkan usia produk, yaitu jumlah pemakaian suatu produk
sebelum produk itu digantikan atau rusak. Semakin lama daya tahannya tentu
dinyatakan suatu produk. Ini semacam janji yang harus dipenuhi oleh produk.
Produk yang memiliki kualitas dari dimensi ini berarti sesuai dengan
standarnya.
diperbaiki tentu kualitasnya lebih tinggi dibanding produk yang tidak atau sulit
diperbaiki.
konsumen suka. Ini seringkali dilakukan dalam bentuk desain produk atau
dimata konsumen.
mereknya sehingga memiliki brand equity yang tinggi. Tentu saja hal itu
menyangkut banyak aspek termasuk dimensi kualitas dari kinerja, fitur, daya
Dalam penelitian ini, menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (Fandy Tjiptono,
2008:95) bahwa terdapat lima dimensi utama yang disusun sesuai urutan tingkat
memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan
rasa aman bagi para pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa para karyawan
karyawan.
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian survei yang mengambil sampel dari satu
jenis penelitian kuantitatif adalah untuk melihat pengaruh yang ditimbulkan dari
penelitian.
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan
baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam
Pengumpulan data melalui penelitian pustaka yaitu dengan membaca buku atau
literatur atau karya ilmiah lainnya dan sumber data lain yang mempunyai hubungan
Penelitian lapangan ini dilakukan dengan cara mengambil data secara langsung
dengan dokumentasi yang tersedia dengan baik oleh perusahaan ataupun oleh
3.5.1 Populasi
Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas dan ciri-ciri yang
ditentukan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelanggan yang
memakai kartu seluler Smartfren di Bandar Lampung yang tidak diketahui pasti
3.5.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2001:73), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Umar (2010:279) sampel adalah
Jumlah populasi dalam penelitian ini tidak terbatas, oleh karena itu penentuan
memiliki hubungan yang sangat erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui
sebelumnya. Dalam penelitian ini, yang terjadi populasi adalah konsumen yang
memakai kartu seluler Smartfren. Jumlah populasinya tidak dapat diketahui, oleh
responden.
Menurut Guilford (J. Supranto, 2006:239), semakin besar sampel (makin banyak
besar nilai n = banyaknya elemen sampel) akan memberikan hasil yang lebih
akurat. Oleh sebab itu, penelitian ini akan memakai 100 orang pelanggan kartu
seluler Smartfren yang ada di Bandar Lampung. Teknik ini dilakukan karena
dengan pasti. Sampel yang purposif adalah sampel yang dipilih dengan cermat
1. Variabel bebas atau independent variable (X) adalah variabel yang tidak
2. Variabel terikat atau dependent variable (Y) yaitu variabel yang tidak dapat
3. Tarif layanan
Fren lebih murah
dibandingkan
dengan layanan
operator lain
yang sejenis.
4. Tarif layanan
Fren sesuai
dengan manfaat
yang didapatkan
oleh pelanggan.
Kualitas Tingkat keunggulan 1. Keandalan Skala
Layanan (exellence) yang 2. Daya tanggap Interval
diharapkan dan 3. Jaminan Menepati janji
(X2) pengendalian atas 4. Empati sesuai dengan
5. Bukti fisik iklan.
tingkat keunggulan
tersebut untuk
memenuhi
keinginan
pelanggan. Kesediaan
menanggapi
keluhan
pelanggan.
Jaminan layanan
diberikan sesuai
iklan.
6
Empati:
Pemberian
Layanan gratis
dapat digunakan
bukan hanya saat
jam-jam tertentu.
Bukti fisik:
Informasi
layanan di
website Fren
sangat lengkap.
Keputusan Hasil dari suatu 1. Pilihan jasa Pilihan jasa: Skala
Pembelian proses yang terdiri 2. Pilihan merek Interval
(Y) dari lima tahapan 3. Pilihan pemasok Karena
yaitu pengenalan 4. Penentuan saat kelengkapan
pembelian layanan
kebutuhan,
pencarian
Pilihan merek:
informasi,
pengevaluasian Merek Smartfren
alternatif, terkenal.
keputusan
pembelian, dan Pilihan pemasok:
perilaku setelah
membeli. Jaringan layanan
memiliki
jangkauan yang
luas.
Penentuan saat
pembelian:
Pelanggan
memutuskan
berlangganan
karena layanan
internet.
Validitas alat ukur menunjukkan tentang sifat suatu alat ukur dalam pengertian
apakah suatu alat ukur cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa
yang ingin diukur dalam suatu kegiatan penelitian. Uji validitas, di lain pihak juga
benar-benar mengukur apa yang seharusnya ingin diukur dalam penelitian tersebut
yang diperoleh dari penggunaan suatu pengukur atau indikator sesuai dengan
Langkah analisis faktor berikutnya, adalah melihat faktor loading dari masing-
kriteria nilai faktor loading item minimal 0,4 (Hair et al, 1998:648) dan Comrey
membentuk suatu konstruk dengan valid dan benar, maka indikator atau item
8
tersebut harus memuat skor yang tinggi atau nilai faktor loading memberikan nilai
besar.
alpha () Cronbach bersumber dari J. Supranto, (2002: 60), dengan nilai minimal
reliabilitas 0,5.
yang ada dengan melakukan pendekatan kualitatif berdasarkan teori tarif, kualitas
statistik. Dalam penelitian ini analisis kuantitatif yang digunakan analisis regresi
linier berganda.
Analisis data yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh tarif dan
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e
Keterangan:
Y = keputusan pembelian
a = bilangan konstan
X1 = variabel tarif
e = variabel pengganggu
3.8.2.2 Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh tarif dan kualitas layanan (independent
independent dalam hal ini tarif dan kualitas layanan secara parsial
dalam hal ini tarif dan kualitas layanan secara parsial terhadap
Jika nilai signifikansi t hitung yang diperoleh > signifikansi 0,05, berarti Ho
diterima dan Ha ditolak. Jika nilai signifikansi t hitung yang diperoleh <
3.8.2.3 Uji F
Uji F digunakan untuk menguji hipotesa ada tidaknya pengaruh secara bersama-
sama varibel bebas terhadap variabel terikat. Langkah langkahnya adalah sebagai
berikut:
Ho : b1,b2 = 0, tidak ada pengaruh signifikan dari variabel bebas secara bersama-
Jika nilai signifikansi F hitung yang diperoleh > signifikansi 0,05, berarti Ho
diterima dan Ha ditolak. Jika nilai signifikansi F hitung yang diperoleh <
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
2009 : 15)
independen yaitu tarif dan kualitas layanan secara parsial dan simultan
tarif dan kualitas layanan secara simultan terhadap variabel keputusan pembelian
(Y).
V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
hipotesis yang dirumuskan sebelumnya yaitu tarif dan kualitas layanan secara
Bandar Lampung dapat diterima. Hal ini didasarkan pada hasil pengujian secara
statistik melalui regresi berganda yang dapat terlihat pada simpulan berikut sebagai
berikut.
1. Secara statistik bahwa secara keseluruhan variabel bebas (tarif dan kualitas
tersebut terlihat dari nilai Koefisien Determinasi (R2) = 0,382. Ini berarti
kartu seluler Smartfren di Bandar Lampung sebesar 38,20 % dan sisanya 61,80
penelitian ini.
2. Berdasarkan uji parsial untuk melihat keberartian dari masing- masing variabel
penelitian ini yaitu 0,05. Ini berarti secara statistik masing-masing variabel
Bandar Lampung.
5.2 Saran
brosur, pameran, media periklanan, dan lain-lain Tujuannya tentu saja untuk
3. Selain itu perusahaan juga harus memperhatikan variabel lainnya yaitu faktor
Astuti, A,R. 2009. Pengaruh harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Telkom Flexi Trendy Di Unggaran Kabupaten
Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang : Semarang.
Dinata, R,Y. 2010. Pengaruh Asosiasi Merek Esia Terhadap Pembelian Cellular
Phone CDMA Di Bandar Lampung. Fakultas Ekonomi Universitas
Lampung: Bandar Lampung.
Glueck dan Jauch. 2000. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Edisi
ketiga. Terjemahan Murad dan Henry. Erlangga: Jakarta.
Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika: Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan SPSS
17. Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro : Semarang.
Isnarti, Dina. 2009. Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Keputusan
Pembelian Studi Pada Konsumen Shampo Dove Di Bandar Lampung.
Fakultas Ekonomi Universitas Lampung : Bandar Lampung.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid 1. PT. Indeks
Kelompok Gramedia : Jakarta.
Nazir, Moh. 2003, Metode Penelitian, Cetakan Kelima, Jakarta, Ghalia Indonesia.
Simamora, Bilson. 2003. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan
Profitabel, PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta:
Pustaka LP3ES.
Supranto, J. 2001. Statistik : Teori dan Aplikasi. Edisi Keenam. Jilid 2. Erlangga :
Jakarta
Umar, Husein. 2010. Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.