Anda di halaman 1dari 24

Prinsip Dasar Pengelolaan

Limbah Radioaktif

Djarot S. Wisnubroto
Definisi Limbah Radioaktif
Definisi IAEA:

Definisi UU. No. 10 thn 1997

Limbah radiaoktif adalah zat radioaktif dan atau


bahan serta peralatan yang terkena zat radioaktif
atau menjadi radioaktif karena pengoperasian
instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan
radiasi pengion yang tidak dapat digunakan lagi.
Persoalan Pengelolaan Limbah Radioaktif
di Indonesia
Peningkatan penggunaan bahan radioaktif di
Industri, Rumah Sakit dan Lembaga
Penelitian.
Meningkatnya pengoperasian reaktor riset.
Dekomisioning fasilitas industri dan
kemungkinannya pada reaktor riset.
TENORM.
Penyimpanan sementara dan studi
penyimpanan akhir limbah radioaktif
Bentuk dan jangkauan aktivitas

Bentuk limbah radioaktif:


- Cair

- Padat

- Gas

Dengan jangkauan aktivitas sangat rendah


(medis) sampai aktivitas tinggi (reprosesing
bahan bakar)
Potensi bahaya limbah radioaktif tidak hanya
untuk generasi sekarang namun juga
generasi yang akan datang.
Potensi yang akan ditanggung oleh generasi
yang akan datang: paparan radiasi, dan
konsekuensi ekonomi.
Tujuan Pengelolaan Limbah Radioaktif
Prinsip Dasar Pengelolaan Limbah
Radioaktif
Prinsip 1: Perlindungan kesehatan manusia.
Prinsip 2: Proteksi lingkungan.
Prinsip 3: Proteksi melewati batas negara.
Prinsip 4: Proteksi untuk generasi mendatang
Prinsip 5: Tidak menjadi beban untuk generasi
mendatang.
Prinsip 6: Kerangka kerja legalitas nasional.
Prinsip 7: Kendali thd timbulnya limbah radioaktif.
Prinsip 8: Timbulnya limbah dan saling
ketergantungan dalam pengelolaan.
Prinsip 9: Keselamatan fasilitas.
Prinsip 1: Perlindungan kesehatan manusia

Berbeda dengan limbah lainnya, maka limbah radioaktif


mempunyai paparan radiasi pengion.
Ada banyak jalur suatu bahan radioaktif memberikan paparan ke
manusia.
Harus ada persyaratan proteksi radiasi secara nasional (mengacu
ICRP dan IAEA).
Pengelolaan limbah radioaktif merupakan bagian integral dari
pemanfaatan bahan radioaktif.
Prinsip 2: Proteksi lingkungan

Pelepasan limbah radioaktif seminimal mungkin.


Pendekatan pemekatan dan pewadahan lebih baik
dibanding pengenceran dan dispersi ke lingkungan.
Pemerintah menetapkan batas untuk pelepasan limbah
radioaktif.
Dampak lingkungan secara menyeluruh harus
diperhitungkan.
Pertimbangan untuk dampak lingkungan di masa depan
harus diperhatikan.
Pertimbangan dampak non radiologi.
Prinsip 3: Proteksi melewati batas negara.

Suatu negara bertanggungjawab terhadap kemungkinan dampak


yang diterima oleh negara lain.
Mengacu pada ICRP dan IAEA terutama pada proteksi radiasi.
Pengaturan bersama antar negara sangat penting.
Prinsip 4: Proteksi untuk generasi
mendatang

-Pendekatan rasional untuk memprediksi dampak.

-Pendekatan penghalang ganda.

-Ketidakpastian dalam jangka panjang harus diperhitungkan.


Prinsip 5: Tidak menjadi beban untuk
generasi mendatang

Generasi sekarang yang mendapat keuntungan


pemanfaatan aplikasi nuklir harus
bertanggungjawab.
Tanggungjawab meliputi:
- Kesinambungan institusi
- Pengembangan teknologi.
- Membangun dan mengoperasikan fasilitas.
- Program pengelolaan jangka panjang.
Buffer Material
Prinsip 6: Kerangka kerja legalitas nasional

Penetapan undang-undang, peraturan dan


pedoman.
Fungsi pihak terkait jelas.
Pemisahan antara badan pengawas dan
pelaksana.
Karena dampaknya bisa memakan waktu lama
maka harus diperhatikan kontinyuitas program
pengelolaan limbah radioaktif.
Prinsip 7: Kendali thd timbulnya limbah
radioaktif

Minimalisasi limbah dimasukkan dalam


penyusunan desain, pengoperasian dan
dekomisioning.
Termasuk: pemilihan bahan, daur ulang dan
pelaksanaan operasi yang sesuai prosedur.
Prinsip 8: Timbulnya limbah dan saling
ketergantungan dalam pengelolaan

Keterkaitan antara: pra-olah, pengolahan,


conditioning, penyimpanan sementara, dan
pembuangan akhir.
Keputusan pada satu tahap berpengaruh pada tahap
lain.
Harus ditetapkan program terintegrasi pengelolaan
limbah radioaktif sebelum pelaksanaan.
Prinsip 9: Keselamatan fasilitas

Keselamatan merupakan prioritas utama dalam program


pembangunan fasilitas nuklir.
Penetapan lokasi berpengaruh thd keselamatan fasilitas
atau sebaliknya.
Desain, konstruksi, operasi, dekomisioning, serta
penutupan fasilitas pembuangan limbah radioaktif
memberikan jaminan masalah proteksi radiasi.
Jaminan mutu harus dilaksanakan.
Review terhadap keselamatan dan dampak lingkungan
harus dilakukan secara periodik.
Produksi Limbah Radioaktif dalam Daur Bahan Bakar Nuklir (per
1000MWe LWR)
Asal Limbah Volume (m3) Aktivitas atau berat
Uranium Mining & Milling 60.000 0,01 Ci/m3

Konversi, Pengkayaan - Diabaikan


dan Fabrikasi (100 untuk MOX) (5-10 kg Pu)
LWR 200-600 0,1-10 Ci/m3

Reprocessing
Padat HLW 10 150MCi beta gamma
+aktinida (2kg Pu utk UO2
atau 5-10 kg Pu utk MOX)
1,5MCi beta-gamma +aktinida
Cladding hull 3
LLW dan ILW 80 0,01 Ci beta-gamma + alpha
Limbah alpha 10 1-5 kg Pu

Bahan bakar bekas 50 30 ton

Anda mungkin juga menyukai