Anda di halaman 1dari 8

TITIK BEKU

(PENURUNAN TITIK BEKU)

1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan :
Dapat menentukan harga Kb suatu pelarut.
Dapat menghitung berat molekul suatu zat yang tidak mudah menguap dengan metode titik
beku.

2. Dasar Teori

Bila suatu zat yang sukar menguap, dialutkan dalam zat pelarut,maka akan terjadi
suatu penurunan tekanan uap. Akhirnya, pada suhu tertentu tekanan uap zat pelarut dalam
larutan akan selalu lebih rendah dari keadaan murninya. Besarnya tekanan uap ini akan
tergantung dari banyaknya zat yang dilarutkan. Perubahan tekanan mengakibatkan adanya
gangguan kesetimbangan dinamis dari larutan.

P1 = Tekanan Uap Murni


P2 = Tekanan uap sesudah
P1 P2 diberi zat terlarut

Murni
Larutan

Semakin besar penambahan mol zat terlarut, maka semakin banyak penurunan
tekanan uap. Untuk larutan yang sangat encer ,maka tekanan ua zat terlarut dapat diabaikan.
P = X + P
X = P/ P

Dimana : P = tekanan Uap Larutan, P = Tekanan uap murni dan X = mol fraksi zat
pelarut/mol fraksi zat padatan murni = 1, maka persamaan di atas dapat disederhanakan
terlarut.
Dari persamaan di atas dapat ditarik Ln , sehingga persamaan menjadi :
Ln P/P = Ln X
X + X = 1 X = 1- X
Ln P/ P = Ln (1-X)

Menurut Hukum Clausius Clapeyron :


Ln P/ P = Hf/R (1/T-1/T) dimana T= Tb murni T= Tb Larutan
Hf (T T 0) Hf . Tb
Ln P/ P = - RToT = RToT

Karena T dan T hampir sama TT T


Hf . Tb
Ln P/P = RTo 2

Menurut Persamaan Roult , maka Ln P/P = Ln (1-X) . Sehinggan terjadi persamaan


dibawah ini :
Ln (1-X) = Hf . Tb / RTo2

Untuk larutan yang sangat encer, maka : n (1-X) = X


Hf . Tb
X = RTo 2

RTo 2 . X 2
Tb = Hf

RTo 2 . G2 /M 2
= Hf .G 1/G 2

RTo 2 . M 1 .1000 . G2
= 1000 . Hf . M 2. G1

KB . 1000.G 2
= M 2.G 1

1000. kb . G 2
M2 = Tb . G1

Dimana :
G = Berat pelarut ,
G = Berat zat terlarut
Tb = Penurunan Titik Beku
Kb = Penurunan titik beku molal, yaitu : merupakan sifat khusus pelarut menunjukkan
penurunan titik beku apabila 1 mol zat terlarut dilarutkan dalam 1000 gram pelarut.

Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan
wujud zat cair ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 C
karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih
antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku
( Tf = freezing point depression). Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa
penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada
konsentrasi partikel dalam larutan. Oleh karena itu, penurunan titik beku
tergolong sifat koligatif.

Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku
larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku
pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 00C. dengan adanya zat terlarut
misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini
tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC
itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat
terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka
akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada
macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat
terlarut (konsentrasi zat terlarut).

3. Alat yang Digunakan


Gelas Kimia
Pengaduk
Termometer
Piknometer
Kaca Arloji
Bak/Wadah Alat (untuk es batu)
Pipet Ukur
Bola Karet
Spatula
Botol Aquadest
Erlenmeyer
Alumunium Foil

4. Bahan yang Digunakan


Pelarut berupa Asam Asetat Glasial
Larutan standar Naftalena
Asam Oksalat yang dicari Berat Molekulnya
Batu es

5. Keselamatan Kerja

Untuk menjaga keselamatan dalam melaukukan percobaan ini. Menggunakan jas lab,
sarung tangan karet,masker dan kaca mata.

6. Langkah Kerja
1) Menentukan berat jenis Asam Asetat Glasial dengan menggunakan piknometer atau
aerometer.
2) Mengambil 50 mL pelarut, memasukkan dalam alat (wadah) sambil ddidinginkan
dengan es batu, mencatat suhunya untuk setiap 30 detik , sehinnga suhu konstan .
Kemudian melihat sudah membeku atau belum.
3) Mencairkan pelarut kembali, kemudian menambahkan zat yang telah diketahui Berat
Molekulnya (Naftalena) 2 gram, mendinginkan lagi dan mencatat suhunya setiap 30
detik hingga suhu tetap sampai membeku.
4) Mencatat selisih titik beku dari percobaan 2 dan 3.
5) Mengulangi percobaan 2 dan 3 dengan mengambil zat terlarut yang akan dicari Berat
Molekulnya ( Asam Oksalat ) .

7. Data Pengamatan

SAMPEL 30 S 60 S 90 S 120 S 150 S 180 S 210 S 240 S


ASAM 20 0C 180C 150C 150C - - - -
ASETAT
GLASIAL
NAFTALENA 180C 170C 160C 15,50 150C 140C 140C 140C
C
NATRIUM 160 150C 140C 140C - - - -
OKSALAT

8. Perhitungan

P. Asam Asetat glasial


m
=
v

gr m
1,020
ml = 100 ml

m pelarut = 102 gr

Menghitung konstanta beku (kb)

Tb = Tb CH3COOH Tb Naftalena
= 15 0C 14 0C
= 1 0C

Tb = m x kb
gr 1000
X X kb
Tb = BM P
2 gr 1000 ml
10C = 128,18 gr x l x kb
mol 102 gr

Kb = 6,5371 0C/mol

Menghitung konstanta beku Natrium Oksalat


Tb = Tb CH3COOH Tb Naftalena
= 15 0C 14 0C
= 1 0C

Tb = m x kb
gr 1000
X X kb
Tb = BM P

1000 ml
2 gr
10C = x l x 6,5371 0C/mol
BM
102 gr

13074,2
BM = 102

gr
BM = 128,1784 mol

Persentase Kesalahan

teori praktek
x 100
% Kesalahan : teori

134128,1784
x 100
: 134

: 4,3 %
9. Pertanyaan

1. Apa yang disebut titik beku suatu zat ?

Jawab : Titik beku adalah suhu pada tekanan tertentu , dimana terjadi perubahan wujud dari
cair ke padat.

2. Apa yang disebut penurunan titik beku molal ?

Jawab : Penurunan titik beku molal adalah nilai penurunan titik beku jika konsentrasi larutan
sebesar 1 molal.
3. Apa yang menyebabkan turunnya tekanan uap pada pemberian zat terlarut ?

Jawab : Yang menyebabkan turunnya tekanan uap pada pemberian zat terlarut adalah karena
zat itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang.
10. Analisa Percobaan

Pada percobaan praktikum Titik Beku ( Penurunan Titik Beku ) dilakukan dengan tujuan
agar dapat mengetahui harga kb pelarut dan juga dapat menghitung berat molekul suatu zat
yang tidak dapat mudah menguap dengan metode titik beku
Pada praktikum kali ini penentuan titik beku menggunakan alat piknometer. Penentuan
titik beku tergolong sifat kooligatif. Menggunakan zat pelarut berupa asam asetat glasial
(CH3COOH). Pertama yang harus dilakukan sebelim penentuan titik beku adalah mengetahui
berat jenis asam asetat glasial (CH3COOH) dengan menggunakan piknometer.
Pada penentuan titik beku kali ini titik beku asam asetat glasial (CH 3COOH) didapat
membeku pada suhu konstan 150C , penentuan titik beku pada naftalena dapat membeku pada
suhu konstan 140C dan penentuan titik beku pada natrium karbonat dapat membeku pada
suhu konstan 140C.
Penulis menyadari bahwa praktikum yang dilakukan tidaklah semuanya sempurna,
dikarenakan beberapa factor yang dapat menyebabkan persen kesalahan diantaranya : tingkat
ketelitian yang masih kurang, pengadukan larutan yang kurang homogen. Pada percobaan ini,
dketahui bahwa semakin besar konsentrasi zat terlarut, maka semakin rendah titik beku
larutan tersebut. Dengan demikian praktikum kali ini didapatkan persen kesalahan sebesar 4,3
%

11. Kesimpulan
Dari percobaan praktikum pada penentuan titik beku kali ini di dapatkan hasil :
1. Masa pelarut murni berupa asam asetat glasial sebesar 102 gram
2. Konstanta pada penentuan titik beku didapat sebesar 6,5371 0C/mol
3. BM Natrium Oksalat sebesar 128,18 gr/mol
12. Daftar Pustaka
Kasie Laboratorium Kimia Fisika. 2017. Penuntun Praktikum Kimia Fisika Titik Beku
( Penentuan Titik Beku). Palembang : Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya.

GAMBAR ALAT

Anda mungkin juga menyukai