TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori-Teori
1. Buah Anggur (Vitis vinifera L.)
a. Sejarah Buah Anggur (Vitis vinifera L.)
Tanaman anggur sudah ditanam sejak zaman pra sejarah. Bahkan
tanaman anggur ini diduga sudah seusia dengan peradaban manusia, oleh
karena itu, anggur sudah sangat populer di kalangan masyarakat dunia. Hal ini
berasal dari daerah Armenia (Rusia). Namun, bangsa Timur Tengah sudah
mulai membudidayakan anggur sekitar 4000 SM. Bahkan, pada 2500 SM,
bangsa Mesir kuno mengembangkan anggur untuk diolah menjadi arak. Dari
Asia, saat melakukan perjalanan mengitari dunia lewat jalur laut (Aini, M. N.,
2015).
Di Indonesia, tanaman anggur sudah dikenal sejak abad 19. Tanaman
anggur yang dikenal di Indonesia semula sebagai tanaman hias dan pada
menghasilkan buah yang masam. Baru kemudian pada tahun 1950-an tanaman
karena telah tersedianya bibit jenis-jenis anggur yang buahnya manis. Kini
6
7
L.)
b. Klasifikasi Buah
Anggur (Vitis
vinifera L.)
Dalam
ilmu tumbuhan,
air, berbiji atau tanpa biji, rasanya asam sampai manis (Dalimartha, S. dan
bisa dikonsumsi sebagai buah segar, jus anggur, minuman (wine), kismis dan
menahun (perennial). Umur tanaman dapat mencapai 20 tahun atau lebih dan
penuh, dapat tumbuh di segala jenis tanah. Tanah yang cukup subur, gembur,
dan berhumus merupakan tanah yang baik untuk tanaman ini. Ketinggian
tempat yang baik < 300 mdpl (meter dari permukaan laut), dan memiliki
dengan stek batang atau akar. Biji anggur yang berasal dari buah impor tidak
akar. Dengan cara ini tanaman anggur jauh lebih cepat berproduksi (Soeryoko,
H., 2011).
Akar anggur mempunyai perkembangan yang cepat jika tanahnya
gembur, bila musim hujan akar anggur dapat muncul pada akar ranting. Ini
berbentuk malai. Malai muncul sebagai kumpulan bunga yang padat. Satu
ranting bisa muncul lebih dari satu malai. Setelah bunga pada malai mekar
akan tumbuh buah berupa bulatan kecil. Bulatan ini akan berubah warna
tubuh. Zat-zat gizi utama yang terkandung pada buah anggur yaitu kalori,
protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan air. Oleh karena itu, buah
anggur sangat baik untuk meningkatkan kesehatan tubuh (Cahyono, B., 2010).
Flavonoid merupakan golongan senyawa kimia dalam buah anggur
karena flavanoid memiliki kemampuan untuk merusak protein yang larut serta
merusak protein ekstraseluler dan protein yang larut serta merusak dinding sel
dalam jumlah besar, berupa antosianin. Antioksidan dalam anggur ini dapat
disebut resveratrol yang diekstrak dari kulit buah anggur merah. Resveratrol
banyak pada kulit dan biji buah anggur merah. Pada manusia, resveratrol
menonaktifkan virus dan tumor, serta mencegah kerusakan gen sehingga tubuh
mempunyai kemampuan untuk mematikan sel-sel kanker dan tumor. Zat besi
sangat tinggi pada buah anggur berkhasiat memberi energi yang cepat pada
penting bagi kesehatan tubuh. Karena buah anggur mempunyai banyak khasiat
buah anggur untuk terapi antara lain mencegah konstipasi, membersihkan hati,
arteri. Dengan demikian, risiko terkena penyakit jantung pun makin kecil.
sehat penurun kolesterol, karena kandungan serat larut dalam air (soluble
pada kulit (skin rash), badan lemah, batuk, keringat malam, pegal linu
Daun angur yang diseduh air panas digunakan untuk pengobatan diare,
kencing sakit (dysuria) dan bisul serta cuci vagina untuk mengatasi keputihan.
Ranting anggur juga berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretik). Selain itu,
air perasan dari ranting anggur yang ditumbuk digunakan untuk mencuci mata
menetralkan darah yang terlalu asam. Kandungan air dalam buah anggur yang
estrogen. Hal ini berefek pada tumor yang sensitif terhadap hormon estrogen
payudara bila diberi ekstrak biji anggur (Dalimartha, S. dan Ardian, F., 2011).
13
dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang
yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu
dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebagian
bakteri pada permukaan gigi; (3) Mencegah pembentukan asam; dan (4)
14
R.D., 2011).
Flavonoid merupakan golongan senyawa kimia dalam buah anggur
dan protein yang larut serta dapat merusak dinding sel bakteri (Putro, P.D.,
2014).
Senyawa katekin mampu mencegah terjadinya karies dengan cara
R.D., 2011).
Tannin juga berfungsi mencegah karies gigi. Mekanisme tannin dalam
juga dapat merusak membran sel bakteri yang ditandai dengan kebocoran sel
2014).
Selain buahnya, bagian lain dari anggur juga bermanfaat untuk
kesehatan gigi dan mulut antara lain daun dan ranting anggur. Abu dari ranting
anggur yang dibakar bisa membersihkan gigi yang hitam. Air seduhan daun
anggur yang berkhasiat antiradang juga bisa digunakan untuk berkumur dan
2. Plak
a. Pengertian Plak
Plak merupakan deposit lunak yang membentuk suatu lapisan biofilm
dan melekat erat pada permukaan gigi. Plak gigi merupakan faktor utama
dalam penyakit karies gigi, radang gusi dan penyakit periodontal. Plak gigi
tersusun atas biofilm yang mengandung bakteri kompleks. Bakteri dalam plak
kariogenik pada gigi dengan adanya demineralisasi pada email (Putro, P.D.,
2014).
Plak berasal dari kata plaque. Plak adalah lendir yang melekat pada
permukaan gigi. Dalam plak ini terdapat kuman-kuman dari ludah dan mulut.
Plak ini tidak tampak bila dilihat sebab berwarna seperti kaca putih amat tipis
pigmen yang berada dalam rongga mulut. Jika menumpuk, plak akan terlihat
terbentuk pada sepertiga permukaan gingival dan pada permukaan gigi yang
cacat dan kasar (Putri, M.H., Herijulianti, E., Nurjannah, N., dkk, 2012).
Pada mulanya, hanya beberapa jenis bakteri yang dapat melekat pada
suatu biofilm, yang disebut sebagai acquired pellicle sel melekat secara
reversible pada suatu permukaan, oleh suatu kekuatan fisikokimia yang lemah.
dan kemudian spesies tersebut akan mulai memperbanyak diri (Tarigan, R.,
2014).
Selama beberapa hari pertama bakteri ini akan bertumbuh dan
menyebar keluar dari permukaan gigi sehingga bila dilihat dengan mikroskop
elektron akan terlihat adanya palisade organisme agak mirip pencakar langit,
pembelahan internal dan deposisi permukaan (Manson, J.D. dan B.M. Eley,
2010).
Metabolisme mikroorganisme tersebut dapat mengubah keadaan
adhesi pada dinding sel bakteri sekunder, seperti bakteri anaerob obligat,
berikatan dengan reseptor pada bakteri yang sudah melekat sebelumnya melalui
suatu proses yang disebut sebagai suatu proses koadhesi atau koaggregasi, dan
komposisi dari biofilm ini menjadi semakin beragam. Bakteri yang melekat
bakteri itu pada biofilm. Matriks itu dapat berikatan dengan molekul, termasuk
enzim, dan juga memperlambat penetrasi molekul itu kedalam biofilm. Biofilm
terorganisir secara fungsional dan kondisi yang beragam pada suatu biofilm
17
menyebabkan bentuk yang tidak biasanya dari gen bakteri, dimana kemiripan
hari, kokus gram negatif dan basilus akan bertambah jumlahnya (dari 7%
menjadi 30%), dengan 15% diantaranya terdiri atas basilus yang bersifat
aerob akan bertambah jumlahnya (Putri, M.H., Herijulianti, E., Nurjannah, N.,
dkk, 2012).
Berbagai varietas bakteri akan melekat pada kolum ini dan berlipat
ganda setelah 3-4 minggu, akan terbentuk flora mikrobial pada permukaan gigi
1) Lingkungan fisiologis
a) Anatomi gigi
Pada anatomi permukaan gigi yang bentuknya cembung, maka
yang baik, maka akan terlihat letak dari gigi geligi lebih berjejal, yang
18
cepat terbentuk.
d) Anatomi jaringan di sekitar gigi
Bila terdapat anatomi gingival margine dengan kontur tepi gusi
yang buruk, maka pada daerah ini akan terjadi pertumbuhan plak
dengan cepat.
e) Friksi atau gesekan pengunyahan
Pada permukaan gigi yang tidak mengalami adanya friksi atau
lunak.
b) Jenis makanan yang manis dan asin
19
maka bakteri akan dapat dengan cepat membentuk zat pelekat, yaitu:
metabolismenya.
d) Jenis makanan yang berupa zat tepung dan serat tumbuhan
Ternyata zat makanan berupa tepung dapat membuktikan
lapisan plak dengan cepat pula dapat dihilangkan (Djuita, E., 1989)
3) Lingkungan disekitarnya
a) Adanya saliva
Mulut merupakan pintu gerbang untuk mikroorganisme. Setiap
dapat melindungi mukosa dan dapat menjadi pelicin bila terjadi kontak
makan tiga kali sehari. Meskipun telah diketahui bahwa diet makanan
Nio, 1979).
biofilm gigi (plak dental). Suatu sampel kecil plak dental mengandung rata-
tersusun dari 80% air, sedangkan 20% merupakan massa plak yang terdiri dari
anorganik tertinggi pada permukaan lingual insisivus bawah. Ion kalsium ikut
membantu perlekatan antar bakteri dan antara bakteri dengan pelikel (Manson,
e. Pengukuran Plak
Mengukur kebersihan gigi dan mulut merupakan upaya untuk
untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut seseorang digunakan suatu indeks.
Indeks adalah suatu angka yang menunjukan keadaan klinis yang didapat pada
gigi yang ditutupi oleh plak maupun kalkulus, dengan demikian angka yang
nilai atau angka kebersihan gigi dan mulut dari seorang pasien, kita dapat
melihat kemajuan atau kemunduran kebersihan gigi dan mulut seseorang atau
menunjukkan jumlah total skor plak pada gigi yang diperiksa dibagi jumlah
dengan membagi tiap permukaan mahkota gigi menjadi lima area, yaitu:
a) 1/3 gingival dari area tengah (A)
b) 1/3 tengah tengah dari area tengah (B)
c) 1/3 oklusal/insisal dari area tengah (C)
d) Area distal (D)
e) Area mesial (E)
22
rumus:
Jumlah skor plak seluruh permukaan gigi yang diperiksa
PHP =
Jumlah gigi yang diperiksa
ekstraseluler
a) Tindakan secara kimiawi terhadap bakteri
Secara kimiawi kontrol plak bisa dilakukan dengan penekanan
gigi dengan perkembangan karies gigi. Kontrol plak dengan menyikat gigi
kebersihan rongga mulut harus dimulai pada pagi hari, baik sebelum
24
pada malam hari sebelum tidur. Ketika tidur, aliran saliva akan berkurang
sehingga efek buffer akan berkurang, karena itu semua plak harus
mekanik dan kimia, yaitu dengan mengunyah buah yang segar dan berserat.
Buah merupakan makanan yang baik untuk kesehatan gigi dan bisa digunakan
makanan ini akan merangsang dan meningkatkan produksi saliva. Saliva akan
gigi dan juga melarutkan komponen gula dari sisa makanan yang terperangkap
dalam sela-sela pit dan fisur permukaan gigi (Penda, P.A.C., dkk, 2015).
Anggur (Vitis vinifera L.) adalah salah satu jenis buah yang
pembentukan plak sehingga buah anggur (Vitis vinifera L.) dapat digunakan
2014).
B. Kerangka Konsep
Kontrol Plak
Pola Makanan
Mengunyah Buah Anggur Merah (Vitis Vinifera L.)
Plak Skor
Tindakan Kimiawi
Tindakan Mekanis
= Diteliti
= Tidak diteliti
C. Hipotesis
Ho = Tidak ada pengaruh mengunyah buah anggur merah (Vitis Vinifera L.)
Ha = Ada pengaruh mengunyah buah anggur merah (Vitis Vinifera L.) terhadap
plak skor.
26