Anda di halaman 1dari 20

UMBI-UMBIAN

A. Tinjauan Bahan
Tujuan Umum:
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa bisa membedakan jenis-
jenis umbi-umbian sumber karbohidrat dengan kriteria mutunya.
Tujuan khusus:
- mampu menentukan jenis berbagai umbi-umbian sumber
karbohidrat dengan karakteristiknya
- mampu menjelaskan kriteria mutu umbi-umbian sumber
karbohidrat pada berbagai tingkat mutu
- mampu menjelaskan prosedur penentuan mutu umbi-umbian
sumber karbohidrat secara objektif dan subjektif

Singkong
Singkong merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ubi kayu,
ketela pohon atau kasape. Singkong berasal dari benua Amerika, tepatnya dari
negara Brazil. Di Indonesia, singkong menjadi makanan bahan pangan pokok
setelah beras dan jagung. Klasifikasi tanaman ketela pohon adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan
Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
Sub divisi : Angiospermae atau berbiji tertutup
Kelas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima Pohl.; Manihot esculenta Crantz sin.

Talas
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun. Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN). Sistim perakaran serabut, liar
dan pendek. Di Indonesia, talas dikonsumsi sebagai makanan pokok dan makanan
tambahan. Talas mengandung karbohidrat yang tinggi, protein, lemak dan vitamin.
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Arales
Famili : Araceae (suku talas-talasan)
Genus : Colocasia
Spesies : Colocasia gigantean

Kentang
Kentang adalah tanaman yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan
disebut "kentang" pula. Umbi kentang sekarang telah menjadi salah satu makanan
pokok penting di Eropa walaupun pada awalnya didatangkan dari Amerika
Selatan. Kentang sangat digemari hampir semua orang. Bahkan di beberapa
daerah, ada yang menjadikannya makanan pokok. Selain itu, kentang juga banyak
mengandung vitamin B, vitamin C, dan sejumlah vitamin A. Sebagai sumber
karbohidrat yang penting. Selain karbohidrat, kentang juga kaya vitamin C.
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), tanaman kentang diklasifikasikan
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum tuberosum L

Uwi
Uwi atau Dioscorea alata adalah anggota Dioscorea yang paling banyak dijumpai
di Indonesia. Jenis ini juga telah lama dikenal oleh masyarakat pedesaan. Uwi
memiliki banyak varietas lokal dan rasa umbinya beragam mulai dari yang tawar
hingga manis. Habitus uwi berupa perdu memanjat yang dapat mencapai
ketinggian 3-10 m. Batang bersayap 4, tidak berbulu dan jarang berduri. Daun
berbentuk bulat telur. Umbi umumnya majemuk, bentuknya sangat beragam dari
bulat, panjang hingga menjari/bergerombol. Uwi mempunyai daging umbi
berwarna putih, ungu dan kuning muda. Uwi dapat tumbuh di daerah dengan
ketinggian hingga 800 m. dpl, tetapi kadang-kadang dijumpai tumbuh di
ketinggian 2700 m. dpl. Klasifikasi :
Kerajaan: Plantae
Filum: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Dioscoreales
Famili: Dioscoreaceae
Genus: Dioscorea
Spesies: D. alata

Garut
Secara umum tanaman garut sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia
khususnya di pulau Jawa. Garut dapat dijadikan sebagai bahan pangan alternatif
maupun penghasil pati untuk bahan baku industri. Hal ini sejalan dengan arah dan
sasaran kebijakan pembangunan pangan dan gizi yaitu dalam mewujudkan
ketahanan pangan sebaiknya tidak bertumpu pada komoditas padi , jagung adan
kedelai. Klasifikasi :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kela : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Marantaceae
Genus : Maranta
Spesies : Maranta arundinacea L.

Gembili
Gembili merupakan salah satu spesies tanaman yang mempunyai umbi dan secara
botani tennasuk dalam genus Dioscorea atau uwi-uwian.Genus ini memiliki
600 spesies, delapan diantaranya dapat menghasilkan umbi yang dapat dimakan.
Satu diantara kedelapan spesies tersebut adalah gembili. Tanamangembili dapat
tumbuh di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia. Tanaman ini
diperkirakan berasal dari daratan Indo-Cina. Di negara tropis basah, gembili
bersama dengan ubi kayu menjadi makanan berkarbohidrat dari berjuta penduduk
(Sastrahidayat dan Soemamo, 1991). Gembili biasanya ditanam dalam
jumlah terbatas. Klasifikasi :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Liliidae
Ordo : Liliales
Famili : Dioscoreaceae
Genus : Dioscorea
Spesies : Dioscorea esculenta (Lour.)

Ubi Jalar Ungu


Warna ungu pada ubi jalar ungu berasal dari zat yang disebut antosianin yang
kadarnya cukup tinggi pada ubi jalar ungu yaitu mencapai 519 mg/100 g berat
basah. Antosianin ubi ungu memiliki fungsi fisiologis seperti antioksidan,
antikanker, antibakteri, perlindungan terhadap kerusakan hati, penyakit jantung
dan stroke.
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea batatas Poir

Ubi Jalar Kuning


Selain mengandung zat tepung, ubi jalar, terutama yang memiliki daging berwarna
kuning dan oranye juga mengandung Omega 3, magnesium, fosfor, kalium,
natrium, dan seng. Vitamin yang terkandung di dalamnya pun cukup lengkap,
yaitu vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin E, dan vitamin K. Dalam
pembagian klasifikasinya, ubi jalar kuning memiliki klasifikasi yg sama dengan
ubi jalar ungu.

Gadung
Jenis ini dicirikan dari daunnya yang terdiri dari 3 helai daun dan batangnya yang
berbulu dan berduri tersebar sepanjang batang dan tangkai daun. Umbinya
berwarna coklat muda, diliputi rambut-rambut akar yang besar dan kaku. Umbi
gadung tidak dapat dikonsumi secara langsung karena beracun sehingga harus
diberi perlakuan tertentu sebelum diolah. Produk hasil olahan biasanya berupa
kripik gadung. Dari pengamatan di pasar tradisional di beberapa daerah diketahui
produk kripik gadung baik mentah maupun matang telah jarang dijumpai,
tampaknya telah didominasi oleh kripik kentang. Klasifikasi :
Kerajaan Plantae
:
Divisi: Magnoliophyt
a
Kelas: Liliopsida

Ordo: Dioscoreales
Famili: Dioscoreaceae

Genus: Dioscorea

Spesies: D. hispida
B. Pedoman Praktikum

Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik


Bahan :
- Ubi Kuning
- Ubi Ungu
- Singkong
- Talas
- Gadung
- Garut
- Gembili
- Uwi
- Kentang
- Alat :
- Penggaris
- Jangka Sorong
- Pisau
- Timbangan
- Cara Kerja :
- Bentuk
1. Mengamati bahan
2. Menggambar bentuknya secara utuh
- Ukuran
- Mengukur panjang dan diameter/tebal masing masing dengan
menggunakan penggarais dan jangka sorong
- Berat
- Menimbang masing-masing umbi untuk mengetahuikisaran
beratnya
- Warna
1. Mengamati setiap umbi
2. Mencatat warna kulit dan daging umbinya
- Bagian Dapat Dimakan
1. Menimbang setiap bahan
2. Memisahkan bagian yang dapat dimakan dengan bagian yang tidak
dapat dimakan
3. Menimbang bagian yang dapat dimakan
4. Menyatakan persen BDD dengan membandingkan berat bagian yang
dapat dimakan terhadap berat keseluruhan (berat utuh)
- Pencoklatan
1. Mengupas setiap contoh umbi
2. Membuat irisan
3. Membiarkan selama 20 menit
4. Mengamati perubahan warna yang terjadi
-
- Penggunaan URT dan Bahan Penukar
- Bahan :
- Singkong
- Ubi Jalar
- Kentang
- Alat :
- Pisau
- Timbangan
- Cara Kerja :
1. Memotong bahan dengan ketentuan singkong 100 gr, ubi jlar 150 gr, dan
kentang 200gr.
2. Menentukan ukuran panjang dan diameter bahan per potong
3. Menentukan bahan penukar dari masing-masing bhan makanan
berdasarkan buku daftar bahan makanan.
C. Hasil Praktikum
- Struktur Fisik Bentuk dan Warna
- Warn - Warn
- - Bentu
- Nama Bahan a kulit a dalam
No k
(pigmen) (pigmen)
- Singkong
-

- Putih
- Bulat keruh
memanjang - (Tida

- tiap ujungnya - Cokla k memiliki

1 meruncing, t pigmen yang


-
kulit berbuku memantulkan

buku. warna
tertentu)
- Talas
-
- Ptuih
keruh
- (Tida
k memiliki
- - Tidak pigmen yang
- coklat
2 - beraturan memantulkan
warna
tertentu
sedikit
xanthopyll)

- Kentang
-

- Cokla
- Kuni
- Bulat t sedikit
- ng
hampir terlihat
3 - - (Xant
sempurna mengkilap hopyll)
-
- Uwi
-

- Putih
- (Tida
k memiliki
- - Tidak - Cokla
pigmen yang
4 - beraturan t
memantulkan
warna
tertentu)

- Garut
-
- Putih
kekuningan - Putih
terlihat kekuningan
- Lonjon
- (Tida
mengkilap
g memanjang
- - (Tida k memiliki
salah satu
5 - k memiliki pigmen yang
ujungnya
pigmen yang memantulkan
merungcing
memantulkan warna
warna tertentu)
tertentu)
- Gembili
-

- Bulat
- Putih
memanjang
- (Tida
tidak
k memiliki
- beraturan, - Cokla
pigmen yang
6 - diselubungi t
memantulkan
sedikit
warna
layaknya
tertentu)
rambut

- Ubi Ungu
-

- Bulat
- Ungu - Ungu
- memanjang
- (Anto - (Anto
7 - dengan ujung
- sianin) sianin)
meruncing
- Ubi Kuning
-
-
- Putih
keruh
- - (Tida
-
- - Ungu k memiliki
- Bulat
- (Anto
8 - pigmen yang
melonjong.
sianin)
memantulkan
warna
tertentu)

- Gadung
-

- Putih,
kekuningan
- Bulat
- (Tida
oval, kulit
- - Cokla k memiliki
dipenuhi
9 t pigmen yang
-
layaknya
memantulkan
rambut
warna
tertentu)

-
- Struktur Fisik Ukuran, Berat dan Persen Berat Dapat
Dimakan
- - N - - - Bera - % -
a Pa D t %
- -
m B
U B
a D
D
B
a h
h a
a s
n i
l
p
r
a
- S
i
- 8
n
- - - - 2 -
g
- 26 4 3 3 , 7
k
8
o
8
n
g
- T - 7
a - - - - 4 -
- l 10 3 8 6 , 8
a 6
s 0
- K
e - 9
n - - - - 5 -
- t 7, 6 1 1 , 8
a 3
n 8
g
- 8
- U - - - - 6 -
- w 15 7 5 4 , 8
i 3
9
- G - 8
a - - - - 0
-
- r 16 2 4 3 ,
u 2
t 2
- G
e - 8
m - - - - 9 -
- b 19 5 3 2 , 8
i 4
l 8
i
- U
b - 8
i - - - - 7 -
- U 16 3 8 7 , 8
n 2
g 5
u
- U
b
i - 9
K - - - - 2 -
- u 9, 5 1 1 , 8
n 9
i 5
n
g
- - G - - - - - 8 -
a
8
d
7, 4 7 6 , 8
u
3
n
9
g
-
-
- Penggunaan URT Bahan Penukar Penukar
a.
-
-
-
-
-
-
- Singkong 100
gram
- Panjang : 86,1 mm
- Diameter : 37,1 mm
b. Ubi jalar 150 gram
- Panjang : -
- Diamater : -
c. Kentang 200 gram
- Panjang : -
- Diameter : -
- *percobaan tidak dilakukan karena bahan yang kelompok kami dapatkan
terbatas dalam ukuraan dan beratnya.
-
- Pencoklatan
- Selain kentang dan uwi tidak ada yang mengalami pencoklatan setelah
dilakukan pembelahan dan di diamkan dalam kurun waktu 20 menit.

-
D. Pembahasan
-
- Berat Dapat Dimakan
- Pengamatan dilakukan terhadap beberapa jenis umbi-umbian. Dari
data diatas dapat diketahui bahwa terdapat pebedaan persen BDD hasil
praktikum dengan pesen BDD yang ada pada buku DKBM.

- Pada singkong persen BDD hasil praktikum yaitu 82% sedangkan


pada data dari buku DKBM sebesar 75% perbedaan ini terjadi karena
beberapa faktor eksternal maupun internal seperti kualitas bibit tanaman,
lingkungan tempat penanaman tanaman, dan perawatan tanaman.
Sementara faktor lain yang yang juga dapat terjadi adalah perbedaan
proses pengupasan dan penghilangan bagian yang tidak dapat dimakan.

- Pada talas persen BDD hasil praktikum yaitu 74% sedangkan pada
data dari buku DKBM sebesar 85% perbedaan ini terjadi karena beberapa
faktor eksternal maupun internal seperti kualitas bibit tanaman, lingkungan
tempat penanaman tanaman, dan perawatan tanaman. Sementara faktor
lain yang yang juga dapat terjadi adalah perbedaan proses pengupasan dan
penghilangan bagian yang tidak dapat dimakan. Pada talas yang didapat
kelompok kami terdapat hama berupa ulat yang membuat sebagian daging
umbi talas rusak sehingga harus kami sishkan.

- Pada kentang persen BDD hasil praktikum yaitu 95% sedangkan


pada data dari buku DKBM sebesar 85% perbedaan ini terjadi karena
beberapa faktor eksternal maupun internal seperti kualitas bibit tanaman,
lingkungan tempat penanaman tanaman, dan perawatan tanaman.
Sementara faktor lain yang yang juga dapat terjadi adalah perbedaan
proses pengupasan dan penghilangan bagian yang tidak dapat dimakan.

- Pada uwi persen BDD hasil praktikum yaitu 86,39% medekati


bahkan hampir sama dengan persen BDD yang dicantumkan pada buku
DKBM yaitu sebesar 86%.

-
-

- Pencoklatan
- Pencoklatan adalah proses kimia yang terjadi dalam buah dan
sayur karena adanya enzim polifenoloksidase, yang menghasilkan pigmen
warna coklat. Pencoklatan atau rowning dibagi menjadi 2, yaitu
pencoklatan enzimatis dan pencoklatan non enzimatis. Pencoklatan
enzimatis dapat dilihat pada buah (apricot, pir, pisang, anggur), sayur
(kentang dan jamur), dan juga pada seafood (udang, lobster, dan kerang).
- Pencoklatan enzimatis dapat terjadi karena adanya jaringan
tanaman yang terluka, misalnya pemotongan, penyikatan, dan perlakuan
lain yang dapat mengakibatkan kerusakan integritas jaringan tanaman
(Cheng & Crisosto 1995). Adanya kerusakan jaringan seringkali
mengakibatkan enzim kontak dengan substrat.
- Senyawa-senyawa yang berperan dalam reaksi pencoklatan
enzimatis, yaitu Polifenol Komponen utama pada pencoklatan enzimatis.
Polifenol, juga disebut sebagai komponen fenolat, adalah kelompok
bahan kimia yang ada dalam tanaman (buah, sayur) yang berperan penting
selama pencoklatan enzimatis, karena merupakan substansi untuk enzim
pecoklatan. Selama proses pengolahan dan penyimpanan makanan, banyak
polifenol yang tidak stabil karena reaksi kimia dan biokimia. Yang paling
penting adalah oksidasi enzimatis yang menyebabkan pencoklatan pada
buah dan sayur. Reaksi ini sebagian besar terjadi setelah pemotongan atau
perlakuan mekanis produk karena rusaknya jaringan sel.
- Selanjutnya adalah Polifenoloksidase (PPO, fenolase. Enzim yang
bertanggung jawab dalam reaksi pencoklatan enzimatis adalah oksidase
yang disebut fenolase, fenoloksidase, tirosinase, polifenolase, atau
katekolase. Dalam tanaman, enzim ini lebih sering dikenal dengan
polifenol oksidase (PPO). Substrat untuk PPO dalam tanaman biasanya
asam amino tirosin dan komponen polifenolik. Tirosin yang merupakan
monofenol, pertama kali dihidroksilasi menjadi 3,4-dihidroksifenilalanin
dan kemudian dioksidasi menjadi quinon yang akan membentuk warna
coklat. Dengan adanya oksigen di udara, enzim dapat mengkatalisis
langkah pertama dalam konversi biokimia fenolat menjadi quinon, yang
selanjutnya menyebabkan polimerisasi yang menghasilkan warna gelap,
yaitu poplimer tak larut yang dikenal sebagai melanin. PPO mengkatalisis
dua reaksi dasar: hidroksiasi dan oksidasi
- Pada intinya pencoklatan enzimatis terjadi karena adanya enzim
polifenol oksidasi yang masih aktif di dalam buah. Hal itu terjadi karena
oksigen menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi yang menyebabkan
terbentuknya warna coklat. Seperti halnya pada percobaan umbi-umbian
yang kami lakukan, terlihat bahwa diantara umbi-umbi yang mendapat
perlakuan pada percobaan kami, yang paling cepat mengalami proses
browning yaitu kentang disusul dengan uwi sementara sisanya tidak
menunjukkan perubahan yang spesifik layaknya pada kentang dan uwi.
Hal ini dapat terjadi karena kandungan enzim-enzim penyebab browning
pada kentang dan uwi jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan pada
umbi-umbi yang lainnya. Sehingga waktu yang diperlukan untuk
browning juga akan relatif lebih cepat dibandingkan dengan umbi-umbi
yang lain.
-
-
-
- Dapus :
- Kumalaningsih dkk 2009 Pencoklatan umbi ubijalar Bandung : IPB
-
- Kusmiadi, Ridwan. 2008. Mengapa Apel Berwarna Coklat Setelah
diKupas. [Online].Tersedia : http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=
Mengapa%20Apel%20Berwarna%20Coklat%20Setelah
%20diKupas&&nomorurut_artikel=150 (08 November 2014)

-
- Taufiq, Rahmat. 2008. Browning Pada Makanan . [Online].
Tersedia :http://taufiq80.multiply.com/journal/item/10 (29 Oktober 2011)
-
- Darwindra, Haris Rianto. 2009. Pencoklatan Enzimatis. [Online].
Tersedia: http://harisdianto.files.wordpress.com/2010/01/enzim-com.pdf
(08 November 2014)
- Shajeela, P. S., Mohan, V. R., Jesudas, L. L., and Soris, P. T. 2011.
Nutritional and Antinutritional Evaluation of Wild Yam (Dioscorea spp.)
Tropical and Subtropical Agroecosystems 14: 723-730
-

Anda mungkin juga menyukai

  • Rohani
    Rohani
    Dokumen7 halaman
    Rohani
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Sumber Fe
    Sumber Fe
    Dokumen4 halaman
    Sumber Fe
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Prose Dure Text
    Prose Dure Text
    Dokumen2 halaman
    Prose Dure Text
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Bahan Kering
    Bahan Kering
    Dokumen9 halaman
    Bahan Kering
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Akad Nikah
    Akad Nikah
    Dokumen10 halaman
    Akad Nikah
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Serealia Dan Kacang-Kacangan
    Serealia Dan Kacang-Kacangan
    Dokumen20 halaman
    Serealia Dan Kacang-Kacangan
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    100% (1)
  • Sosro
    Sosro
    Dokumen1 halaman
    Sosro
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Materipkn
    Materipkn
    Dokumen10 halaman
    Materipkn
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Selenium
    Selenium
    Dokumen10 halaman
    Selenium
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Anti Malaria
    Anti Malaria
    Dokumen4 halaman
    Anti Malaria
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Beberapa Alat Dalam Laboratorium
    Beberapa Alat Dalam Laboratorium
    Dokumen13 halaman
    Beberapa Alat Dalam Laboratorium
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Prose Dure Text
    Prose Dure Text
    Dokumen2 halaman
    Prose Dure Text
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Covernya Kakak Oben
    Covernya Kakak Oben
    Dokumen3 halaman
    Covernya Kakak Oben
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Rangkuman Materi Sejarah
    Rangkuman Materi Sejarah
    Dokumen20 halaman
    Rangkuman Materi Sejarah
    Risang Rismunandra R
    Belum ada peringkat
  • Makanan Penyakit
    Makanan Penyakit
    Dokumen3 halaman
    Makanan Penyakit
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Dapus
    Dapus
    Dokumen1 halaman
    Dapus
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Askep KMB Osteomyelitis
    Askep KMB Osteomyelitis
    Dokumen8 halaman
    Askep KMB Osteomyelitis
    HILD4
    Belum ada peringkat
  • Puis Ikont Emporer
    Puis Ikont Emporer
    Dokumen5 halaman
    Puis Ikont Emporer
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Sejarah Pramuka Dunia Dan Indonesia
    Sejarah Pramuka Dunia Dan Indonesia
    Dokumen4 halaman
    Sejarah Pramuka Dunia Dan Indonesia
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Puis Ikont Emporer
    Puis Ikont Emporer
    Dokumen5 halaman
    Puis Ikont Emporer
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Puis Ikont Emporer
    Puis Ikont Emporer
    Dokumen5 halaman
    Puis Ikont Emporer
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • IKTERUS
    IKTERUS
    Dokumen1 halaman
    IKTERUS
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Ke Pra Mukaan
    Ke Pra Mukaan
    Dokumen16 halaman
    Ke Pra Mukaan
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Translate
    Translate
    Dokumen2 halaman
    Translate
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Konsumsi Yoghurt Memiliki Tradisi Panjang Di Banyak Negara
    Konsumsi Yoghurt Memiliki Tradisi Panjang Di Banyak Negara
    Dokumen1 halaman
    Konsumsi Yoghurt Memiliki Tradisi Panjang Di Banyak Negara
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • List Gcu
    List Gcu
    Dokumen1 halaman
    List Gcu
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Upacara Umum Dalam Gerakan Pramuka
    Upacara Umum Dalam Gerakan Pramuka
    Dokumen23 halaman
    Upacara Umum Dalam Gerakan Pramuka
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat
  • Puisi Hanun
    Puisi Hanun
    Dokumen15 halaman
    Puisi Hanun
    Weny Aulina Rohmatul Ilmi
    Belum ada peringkat