Anda di halaman 1dari 7

Saat ini terapi HBO digunakan sebagai adjuvant Therapy pada kasus fraktur tulang

setelah seluruh terapi definitif dikerjakan dengan baik.Pada fraktur akan menyebabkan hipoksia
lokal yang diikuti dengan iskemia jaringan, lesi vaskuler, nekrosis ujung fragmen tulang yang
patahdan gangguan proses metabolik seluler dengan akibat akan terjadi gangguan perfusi serta
oksigenasi jaringan lunak dan tulang. Terapi oksigen hiperbarik mempunyai efek langsung pada
fraktur tulang,yaitu:

1. Meningkatkan kandungan oksigen pada tingkat jaringan


2. Meningkatkan distribusi oksigen per unit aliran darah
3. Reduksi edema

Efek jangka panjangnya adalah:

1. Meningkatkan penyembuhan luka setelah fasciotomy


2. Mengurangi angka infeksi
3. Meningkatkan hasil skin graft

Penanganan dari bentuk paling parah dari kondisi ini hampir selalu memerlukan
pembedahan. Oksigen hiperbarik merupakan intervensi efektif yang melawan peristi &
apatofisiologi yang terjadi dengan kondisi ini. Studi menunjukkan penurunan secara statistik dan
signifikan pada hilangnya fungsi otot, metabolit terkait dengan cedera otot, edema, dan
nekrosisotot ketika HBO digunakan dalam crush injury dan kompartemen sindrom.

Terapi oksigen hiperbarik pada kasus fraktur harus dimulai sedini mungkin, idealnya
dalam 4-6 jam setelah cedera. Setelah intervensi pembedahan darurat, pasien diberikan terapi
oksigen hiperbarik dengan tekanan 2-2,4 atm selama 60-90 menit. Untuk 2-3 hari berikutnya,
terapi oksigen hiperbarik dilakukan sehari setiap harinya kemudian dua kali sehari setiap harinya
selama 2-3 hari, lalu setiap hari selama 2-3 hari
berikutnya. Ancaman langsung ke jaringan yang hidup setelah fraktur terbuka dengan
crush injury maupun sindrom kompartemen adalah apakah perfusi sudah cukup atau tidak untuk
mempertahankan kelangsungan hidup jaringan tersebut. Edema vasogenik pasca-
trauma berkembang sebagai akibat dari cedera dan diperbesar oleh edema sitogenik, dimana sel
yang hipoksia tersebut kehilangan kemampuan untuk mempertahankan cairan intraseluler.
Rintangan untuk proses difusi oksigen meningkat oleh karena adanya edema dan runtuhnya
mikrosirkulasi sekunder karena tekanan dari cairan edema seperti terjadi pada sindrom
kompartemen, sehingga akan semakin mengurangi ketersediaan oksigen ke jaringanyang cedera.
Ketika tekanan oksigen jaringan turun di bawah 30
mmHg, respon host terhadap infeksi dan iskemia akan menumpul. Dalam lingkungan
hipoksia, neutrofil yang oxygen dependent menjadi rusak atau tidak ada, dan proses perbaikan
host seperti migrasi fibroblas, proliferasi, dan sekresi kolagen berkurang. Oleh karena itu,
neovaskularisasi terganggu karena kurangnya kolagen matriks yang diperlukan sebagai substrat
untuk angiogenesis kapiler.
Alasan utama untuk menggunakan terapi HBO pada fraktur terbuka dan luka-luka
crush injury dan sindrom kompartemen ialah pertama, pasokan oksigen ke jaringan lain yang
mungkin mati dari hipoksia selama periode awal pasca-cedera
kemungkinan besar tidak memadai sebagai akibat langsung dari cedera. Kedua, terapi HBO
meningkatkan tekanan oksigen jaringan ke tingkat yang memungkinkan respon host yang
disebutkan di atas berfungsi. Dengan terapi HBO sebesar tekanan 2 atmosfer absolut, kandungan
oksigen darah (yaitu kombinasi hemoglobin dan plasma yang mengandung oksigen
meningkat sebesar 125%. Tekanan oksigen dalam plasma,serta cairan jaringan, meningkat 10 kal
i lipat (yaitu 1000%). Efeknya adalah peningkatan 3 kali lipat dalam difusi oksigen
melalui cairan jaringan. Hal ini membantu untuk mengkompensasi efek edema yang merugikan
pada penurunan ketersediaan oksigen ke sel. Oksigen yang cukup akan terlarut
dalam plasma untuk menjaga jaringan hidup tanpa bantuan hemoglobin.

Pengurangan edema adalah efek sekunder darihiperoksigenasi jaringan. Oksigen hiperbar


ik menginduksi vasokonstriksi yang mengurangi aliran darah sebesar 20%.
Pengurangan edema terjadi karena penurunan filtrasi cairan dari kapiler ke ruang ekstra seluler
sebagai konsekuensi dari vasokonstriksi sementara resorpsi cairan ekstraselular pada
tingkat kapiler dipertahankan. Hiperoksigenasi mempertahankan pengiriman oksigen pada
vasokonstriksi yang diinduksi oleh terapi HBO tersebut. Selain itu, aliran darah di mikro
sirkulasi ditingkatkan melalui penurunan tekanan cairaninterstisial dari pengurangan edema.

Oksigen hiperbarik melawan interaksi antara oksigen radikal beracun dan mencegah
peroksidasi lipid dari membransel. Oksigen hiperbarik secara khusus melawan sistem beta2
integrin (cluster-designation-11) yang menginisiasi respon perlengketan neutrofil pada
endotelium kapiler venul.

Dengan mengurangi anion superoksida yang dihasilkan,


reaksinya dengan molekul nitrit oksida untuk membentuk radikal peroksinitrit yang reaktif juga
dikurangi. Mekanisme lain dari terapi HBO terhadap cedera reperfusi ialah adanya oksigen
tambahan untuk mereperfusi jaringan sehingga menghasilkan Scavenger. Scavenger yang
dimaksud ialah superoxide dismutase, catalase, peroxidase dan glutathione yang akan
mendetoksifikasi radikal oksigen yang destruktif sebelum mereka menghancurkan jaringan.

Pada tahun 1980-an pengaruh terapi HBO pada sindrom kompartemen otot-rangka
dilaporkan dalam serangkaian artikel dengan menggunakan model anjing. Terapi HBO secara
signifikan mengurangi jumlah otot rangka yang nekrosis
dibandingkan dengan kontrol. Bowersox et al menunjuk kan tingkat penyembuhan 90% ketika
terapi HBO digunakan untuk
mengelola kulit yang dilakukan flap dan atau cangkok yangsebelumnya gagal. Pada tahun 1987
Shupak dilaporkan menyelamatkan anggota tubuh dari 75% dari pasien yang
berisiko amputasi setelah trauma dengan cedera iskemik yang bersamaan.
Penyembuhan fraktur pada pasien lebih dari 40 tahun secara signifikan diperbaiki dengan
terapi HBO (p value <0,05%). Para peneliti juga mempelajari pengukuran oksigen transkutan
dan menemukan oksigen transkutan lebih ditingkatkan dalam kelompok yang diperlakukan terapi
HBO dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selain itu, pasien yang telah sembuh dari
patah tulang memiliki hasil pembacaan oksigen transkutan
lebih tinggi secara signifikan dibandingkan mereka yang bahkan tidak mengalami patah tulang.

Melalui data yang diperoleh dari Hyperbaric Oxygen Therapy Fascilities surgery in
Complex Open Elbow Injuries dalam Journal of Shoulder and Elbow Surgery (2007), ditemukan
bahwa menambahkan terapi HBO untuk fiksasi internal dan flap jaringan lunak setelah
debridemen radikal kompleks cedera siku terbuka dapat menjadi alternatif pengobatan yang
sangat baik.

Dari jurnal ini diperoleh 12 kasus patah tulang terbuka pada siku, sembilan kasus ialah
patah tulang terbuka jenis IIIA, enam adalah jenis
IIIB, satu tipe IIIC. Delapan pasien mengalami cedera nervus perifer, termasuk delapan cedera
nervus radial, dua cedera nervus median, dan dua cedera nervus ulnar. Satu pasien juga memiliki
laserasi dari arteri brakialis. Semua operasi untuk pengobatan fraktur dimulai dalam waktu 30
menit sampai 2 jam tiba di unit gawat darurat. Protokol pengobatan
bedah terdiri dari irigasi, fasiotomi, dan debridemen luas, diikuti oleh
fiksasi internal dengan atau tanpa dukungan eksternal. Semua pasien menjalani 2 sesi terapi
HBO (2,5 bar, oksigen 100%, 120 menit) dalam
48 jam setelah operasi. Fraktur terbuka kompleks pada siku biasanya berhubungan dengan
cedera jaringan lunak yang berat, yang diperberat dengan nekrosis jaringan, edema jaringan
progresif, hipoksia, kontaminasi bakteri yang tidak terelakkan. Karena terapi HBO yang bersifat
adjuvandapat meningkatkan konsentrasi oksigen secara signifikan di
semua jaringan tubuh oleh karena hiperoksigenasi, penurunan edema pada jaringan melalui vaso
konstriksi, dan penurunan insidens infeksi olehkarena adanya peningkatan fagositosis sel darah
putih dan sinergisme antibiotik seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya pada subbab ini
Terapi HBO sebagai adjuvan ini dilakukan pada kasus dengan fiksasi internal dan terbukti dapat
memperbaiki hasil klinis pasien.

Hasilnya, 12 pasien (75% kasus) mencapai hasil memuaskan yakni secara fungsional
baik, 3 (18,75%) mencapai hasil fungsional yang cukup, dan 1 (6,25%) hasil fungsional yang
buruk. Lima puluh pasien tidak
mengalami nyeri siku, sedangkan sisanya hanya sakit ringan. Empat pasien tidak memiliki
pembatasan kegiatan sehari-hari, 11 pasien keterbatasan ringan sampai sedang. Tidak ada infeksi
dalam yang terjadi pada semua kasus. Infeksi superfisial terjadi pada 3 pasien, namun bersifat
ringan dan berhasil diterapi dengan local dressin dan antibiotik. Osteomyelitis kronis tidak
terjadi.
Keracunan sistem saraf pusat dapat terjadi ketika pasien menghirup oksigen 100% pada
tekanan > 2,0 ATA. Kejadian kejang tonik-klonik selama pengobatan HBO diperkirakan sebesar
0,3% pada 2,4 ATA dan sampai dengan 2,5% pada 3,0 ATA. Faktor yang
terkait dengan kejadian kejang selama terapi HBO termasuk hipertermia (>37 C),
hipertiroidisme, PaCO2 tinggi, asidosis, trauma otak atau iskemia, riwayat kejang yang ada
sebelumnya,hipoglikemia, kekurangan vitamin E, dan obat-obatan
tertentu (vasodilator, insulin, inhibitor karbonatan hydrase, mafenide asetat
(Sulfamylon), epinefrin/norepinefrin, steroid, dan aspirin). Beberapa pusatpelayanan terapi HBO
menggunakan profilaksis benNodiaNepin untuk mencegah kejang pada pasien berisiko tinggi.
Tidak ada efek sisa dari kejang akibat keracunan oksigen yang telah dilaporkan.

TEKNIK TERAPI HIPERBARIK

Berikut ini tabel klasifikasi penggunaan tekanan sesuai kegunaannya.

Sampai 1,ATA Gangguan iskemi serebral, kardiak,gangguan


vaskular perifer, terapi adjuvant dalam
kedokteranolahraga, trauma akustik, Skin flaps

2-3 ATA Gas gangrene, luka bakar, frakturterbuka,


crush injury penanganan darurat pada penyakit
dekompresi
Sampai 6 ATA Emboli udara, penyakit dekompresi

Teknisi hiperbarik mengikuti instruksi-instruksi dari dokter hiperbarik mengenai tekanan,


waktu, dan frekwensi terapi. Kebanyakan pengobatan di pusat hiperbarik diberi tekanan
antara1,5 sampai 2,5 ATA dan waktunya biasanya 45 menit. Sebagai contoh pada tekanan 1,5
ATA diperlukan 5 menit untuk kompresi dan 10 menit dekompresi. Jadi maksimum oksigen
saturasi (jenuh dipertahankan selama 30 menit. Jika ada infeksi waktu terapi dilipat dua kali.
Untuk kondisi kronis, terapi dilakukan setiap hari,termasuk sabtu/minggu.

Pada chamber multiple pasien dikelompokan sesuai indikasinya. misalnya, semua pasien
stroke dikelompokan pada sesi yang samadan disertai fisioterapis atau dokter jika dilakukan
penelitian. Teknisi membuat catatan lengkap mengenai sesi tersebut, datanya dicatat dan dapat
ditampilkan oleh komputer.
Kompresi dan dekompresi berlangsung mulus dan jika pasien mengeluh misalnya sakit
kuping, prosedurnya dapat dihentikan. Jika ada masalah, pasien tersebut dapat dipindahkan ke
ruang lain dilanjutkan bagi pasien-pasien lain.

Pada chamber monoplace, dipakai masker oksigen dan menghirup oksigen dimulai bila
chamber sudah diberi tekanan tertentu.Tekanan partial oksigen tidak dicatat secara rutin, hanya
jika diperlukan bagi riset. Umumnya nilai PaO2 adalah sekitar 1000 mmHg pada 1,5 ATA

Peralatan tambahan untuk terapi hiperbarik

1. Masker oksigen. Masker oksigen hanya diperlukan dalam multiplace chamber.


Masker angkatan udara USA bila dipakai secara tepat, memberikan kadar oksigen sebesar
96,9% - 99% dan PaO2 sebesar 1640 mmHg tercapai pada 2,4 ATA
2. Respirator dan Ventilator
4. Peralatan untuk terapi. Seperti, alat resusitasi kardiopulmonal, tabung Endotrakeal, alat
penyedot-penghisap, infus intravenus.
5. Peralatan untuk diagnostika seperti, Baki untuk pemeriksaan medis, alat monitor
transkutan oksigen, EEG, EKG, alat monitor tekanan intra kranial dan tegangan oksigen
6. Alat neurologis seperti, optalmoskop, dynamometer untuk mengukur spastisitas.
7. Alat latihan: Treadmill.
8. Alat terapi seperti, traksi cervical untuk cedera servikal

Keuntungan Kerugian
Penanganan pasien individu privat pada kasus *angat mudah terbakar dalamlingkungan
infeksi oksigen

Balk untuk peralatan intensif Hubungan langsung denganpasien terbatas,


masker muka tidak dibutuhkan, lebih nyaman. kecuali pada
chamber yang mempunyairuangan tambahan
disisinya

Ideal untuk membatasi peralatan pasien dalam Terapi fisik tidak nyaman karenaketerbatasan
masa akut dari penyakitnya atau luka-luka, tempat
kelumpuhan.
Mudah untuk mengobservasi pasien.
Dapat mudah dioperasikan dan ditempatkan
dimana saja di rumah sakit
Membutuhkan sedikit tenaga operator

Tekanan atmosfer diukur menggunakan beberapa satuan unit yang setara, seperti 1 atm = 760
mmHg , atau Torr 760. atu atmosfer sama dengan tekanan yang diberikan dalam 10 meter air
laut. Dalam kedalaman 10 meter atau 33 kaki, seorang penyelam terekspos 2 ATA (yakni 1
atmosfer) dari atas permukaan laut dan 1dari tekanan 10 Meter air laut. Kebanyakan terapi
hiperbarik menggunakan tekanan 2,0 sampai dengan 3,0 ATA (1 atmosfer dari atmosfer bumi
ditambah 1 atau 2 atmosfer dari tekanan hyperbaric chamber.

Prinsip fisika dibalik terapi HBO ialah hokum gas ideal.Hukum Dalton mengemukakan bahwa
tekanan total dari berbagaimacam campuran gas sama dengan total tekanan parsial darimasing-
masing gas.

Udara yang kita hirup berasal dari campuran gas, yang terdiri dari 21% oksigen dan 78%
nitrogen, dan 1% ialah campuran gas-gas lainnya. Oleh karena total tekanan udara lingkungan
ialah 760 mm Hg, maka tekanan parsial nitrogen sama dengan 0,78x760 atau 598 mm Hg, dan
PO2=0,21x760 atau 160 mm Hg. seiring tekanan total campuran gas meningkat,tekanan parsial
masing-masing gas juga ikut meningkat.

Hukum Henry menyatakan bahwa tekanan parsial gas yang bercampur dalam cairan setara
dengan tekanan yang dikeluarkan oleh gas. Terapi HBO meningkatkan PO2 lingkungan dan
mengakibatkan peningkatan yang signifikan dari jumlah oksigen yang larut dalam darah. Pasien
yang berada pada hyperbaric chamber yang diberi tekanan 2 ATA akan menghirup 21% oksigen
dua kali lebih banyak molekul oksigen dalam setiap napas. Hal ini akan ekuivalen dengan
menghirup 42% oksigen pada 1 ATA.

Kadar Oksigen dalam darah ialah total oksigen yang dibawa oleh hemoglobin dan oksigen yang
larut dalam plasma.Hemoglobin akan tersaturasi dalam PO sekitar 100 mmHg. Dalam kondisi
normobarik, oksigen yang larut hanya 0,3 mL oxygen per 100 mL darah (vol 5,4%, dibandingkan
dengan '!" 5ol yang dibawa oleh hemoglobin.

Pada tekanan 3 ATA di hyperbaric chamber, PaO2 mendekati 2200 mmHg. Tekanan ini cukup
tinggi untuk meningkatkan oksigen yang larut hingga 5,4 vol% Sehingga dengan kata lain,terapi
HBO dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk mempertahankan fungsi metabolic basal
tanpa adanya hemoglobin.

Hukum Boyle menyatakan bahwa, gas-gas yang disimpan dalam temperatur yang konstan,
volumenya berbanding terbalik terhadap tekanan yang diberikan padanya. Dengan kata lain,
seiring peningkatan tekanan, maka volume gas akan menurun,dan sebaliknya. Prinsip inilah yang
digunakan dalam terapi Decompression sickness dan emboli gas/udara.

Anda mungkin juga menyukai