Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS STRUKTUR BETON BERTULANG

ARDYNA HOTEL BANDUNG

I. Pendahuluan
Rencana konstruksi bangunan Ardyna Hotel di Bandung ini terdiri dari 6 lantai (Lantai
Semi Basement, Lantai Dasar, Lantai 1, Lantai 2, Lantai 3, dan Lantai 4). Sedangkan
konstruksi atapnya menggunakan konstruksi dag beton bertulang. Bentuk bangunan
menyerupai persegi panjang mempunyai ukuran utama 14.00m x 28.00m, dimana
diperuntukkan untuk bangunan Hotel.

Gambar - Tampak Depan dan Tampak Samping Ardyna Hotel - Bandung

Gambar Denah Semi Basement dan Lantai Dasar

Gambar Denah Lantai Satu dan Lantai Dua

ANALISIS STRUKTUR  ARDYNA HOTEL - BANDUNG


Gambar Denah Lantai Tiga dan Lantai Empat

II. Konsep Perencanaan Struktur

II.1. Sistem Pondasi


Jenis pondasi yang digunakan sesuai dengan data tanah dan kondisi lingkungan,
berdasarkan hasil penyelidikan tanah sementara dengan kedalaman tanah keras 5,0m
dan lokasi gedung di daerah permukiman maka tipe pondasi yang paling cocok adalah
pondasi footplate atau pondasi sumuran.

II.2. Sistem Struktur Atas


Seluruh struktur atas menggunakan struktur beton bertulang pada elemen balok,
kolom dan pelat lantai. Sistem atap menggunakan konstruksi dag beton bertulang.

II.3. Parameter Perencanaan Dasar

II.3.1. Peraturan-peraturan standar yang digunakan


1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1987
2. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 2002
3. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bertulang 2002
4. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia Tahun 2002
5. Code/Standard/Normalisasi International yang relevan.

II.3.2. Bahan (Material)


a. Beton
Beton yang digunakan adalah ready mix dengan kualitas K-175 atau K-225
Menggunakan jenis tulangan baja dengan diameter 8 dan 10 mm
menggunakan BJTP 24 (polos) dan untuk tulangan dengan diameter > 13
mm menggunakan BJTD 40 (ulir).

b. Baja Profil
Baja profil yang digunakan adalah baja yang memiliki mutu BJ-37 dengan
2
tegangan leleh minimum 2400 kg/cm dan tegangan dasar sebesar 1600
2
kg/cm . Mutu yang sama digunakan pula untuk pelat-pelat sambungan.

c. Baut
Untuk sambungan struktur baja digunakan baut tegangan tinggi (High
Strength Bolt-HSB) dengan mutu A325 dengan tegangan leleh minimum
6350 kg/cm2.

d. Las
Mutu baja Las yang digunakan adalah tegangan leleh minimum 2400
2
kg/cm .

ANALISIS STRUKTUR  ARDYNA HOTEL - BANDUNG


II.3.3. Beban
a. Beban Mati
Beban mati pada struktur bangunan ditentukan dengan menggunakan berat
jenis bahan bangunan dengan berdasarkan Peraturan Perencanaan
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987 dan unsur-unsur yang
diketahui seperti pada denah arsitektur dan struktur. Beban-beban yang
diakibatkan oleh gravitasi yang bersifat permanen dalam hal ini berat sendiri
struktur.
Beban mati yang diperhitungkan adalah :
3
Beton = 2400 kg/m .
Baja = 7850 kg/m3.

b. Beban Hidup
Beban hidup yang diperhitungkan adalah sebagai berikut :
- Lantai biasa : 250 kg/m2
- Lantai dag : 100 kg/m2

c. Beban Gempa
Beban gempa dimodelkan sebagai beban statis ekuivalen dan beban
dinamis berdasarkan Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Rumah dan Gedung (SNI 1726 2002)

Gambar Wilayah Gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar


dengan periode ulang 500 tahun

II.4. Idealisasi Struktur

II.4.1. Umum
a. Bangunan diidealisasikan dalam analisa sebagai Sistem Rangka Pemikul
Momen Khusus (SRPMK/open frame), terdiri atas balok, kolom, dan pelat.
b. Dipergunakan paket program komputer yang memperhitungkan pengaruh
lantai kaku diafragma, yaitu dengan SAP2000.
c. Analisis struktur dilakukan dengan anggapan berlaku keadaan elastis saja.

II.4.2. Beban-beban Vertikal


a. Beban hidup dapat direduksi sesuai peraturan sebelum dikombinasikan
dengan beban mati penuh.
b. Reduksi beban hidup untuk mencari beban gempa juga dilakukan sesuai
peraturan.

ANALISIS STRUKTUR  ARDYNA HOTEL - BANDUNG


II.5. Perhitungan Struktur Bangunan

II.5.1. Umum
Analisa pengaruh beban vertikal ditinjau dalam model struktur tiga dimensi.

II.5.2 Analisa Beban Vertikal


a. Beban terbagi merata pada tiap lantai sesuai dengan ketentuan yang
diuraikan diatas.
b. Beban terbagi merata ini didistribusikan ke balok-balok berdasarkan teori
yields line, sedangkan beban yang langsung bekerja pada balok diterima
langsung oleh balok.

II.5.3 Analisis Penulangan Struktur Bangunan


Penulangan unsur-unsur utama struktur bangunan seperti balok dan kolom
mempergunakan prinsip daktilitas terbatas, sesuai dengan Tata Cara
Perencanaan Struktur Beton Bertulang 2002.

III. Perencanaan Struktur Utama

III.1. Letak Perletakan Jepit Pada Dasar Gedung


Struktur utama gedung ini didukung oleh pondasi sebagai struktur jepit. Titik-titik jepit
tersebut terletak disetiap kaki kolom dianggap terjepit pada level telapak pondasi.

III.2. Model Struktur

III.2.1. Asumsi
Struktur utama dihitung sebagai sistem rangka pemikul momen khusus/open
frame tiga dimensi dengan bantuan program SAP2000. Struktur open frame
ini ditumpu dengan perletakan jepit pada lantai dasar karena pelat diasumsikan
sebagai pelat dua arah, maka beban gravitasi dari pelat ditransfer sebagai
beban garis ke balok anak. Dari balok anak, beban kemudian ditransfer ke
balok utama sebagai beban terpusat. Dinding-dinding diperhitungkan sebagai
beban garis.

III.2.2 Analisis Struktur


Data masukan yang diperlukan untuk program SAP2000 dan spread sheet Ms.
Excell adalah properties penampang, material dan geometri dari struktur.
Kondisi-kondisi pembebanan juga diperlukan sebagai data masukan.
Seluruh beban-beban yang diterapkan pada struktur di bagi dalam beberapa
kondisi beban (load condition) dan pada akhir analisis kondisi beban-beban
tersebut dikombinasikan.

III.2.3 Penulangan

III.2.3.1 Balok
Penulangan lentur balok dihitung secara manual berdasarkan hasil/
output program SAP2000. Gaya geser dari balok dengan daktilitas
terbatas dihitung menurut persamaan berikut :
Vu, b = 1.05 (VD,b + VL,b 4.0/K VE,b)

dimana :
VD,b = gaya geser balok akibat beban mati terfaktor
VL,b = gaya geser balik akibat beban hidup terfaktor
VE,b = gaya geser balok akibat beban gempa terfaktor
K = faktor jenis struktur (K > 2)

ANALISIS STRUKTUR  ARDYNA HOTEL - BANDUNG


III.2.3.2 Kolom
Penulangan longitudinal dan geser dari kolom juga dilakukan dengan
bantuan program Ms. Excell dari Ms. Excell adalah jumlah luas
tulangan untuk kolom yang dibutuhkan. Perhitungan tulangan untuk
kolom ini juga didasarkan pada teori daktilitas terbatas. Momen lentur
yang digunakan untuk mencari jumlah tulangan dihitung menurut
persamaan dibawah ini :
Mu, k = 1.05 (MD, k + ML,k wd NE, k)
dimana :
MD, k = Momen balok akibat beban mati terfaktor
ML, k = Momen balok akibat beban hidup terfaktor
NE, k = gaya aksial balok akibat beban gempa terfaktor
wd = faktor pembebanan dinamis

III.2.4 Analisa Tegangan Baja

Pekerjaan pemeriksaan tegangan batang baja dilakukan oleh alat bantu


program Cek Tegangan Steel Frame Design yang merupakan post processor
dari SAP2000.
Dengan menggunakan alat bantu ini, gaya-gaya batang yang merupakan hasil
output dari SAP2000 dijadikan input untuk menentukan tegangan batang dan
rasio tegangan Steel Frame Design. Output dari Steel Frame Design sendiri
adalah rasio tegangan yang merupakan perbandingan antara tegangan yang
terjadi dengan tegangan ijin baja.

III.2.5 Hasil Analisis Struktur


Hasil analisis struktur disajikan pada halaman berikutnya (lampiran).

IV. Pondasi

IV.1. Tipe Pondasi


Sesuai dengan data-data tanah, kondisi lingkungan dan engineering judgement, tipe
pondasi yang dipilih untuk struktur utama adalah pondasi footplate atau pondasi
sumuran.

IV.2. Perhitungan Daya Dukung


Daya dukung tanah didapatkan berdasarkan hasil tes sondir.

*******

ANALISIS STRUKTUR  ARDYNA HOTEL - BANDUNG

Anda mungkin juga menyukai