Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

PERMOHONAN BANTUAN

KELOMPOK TERNAK PUCAK MANIK


Desa Lokapaksa, Banjar Dinas Bukit Sakti
Kecamatan Seririt Kabupaten BulelengTahun 2009

-------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------
----------------------------------

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Desa Lokapaksa merupakan salah satu desa terluas di Kecamatan Seririt yakni
dengan Luas : 28, 84 KM2, dengan potensi jumlah penduduk mencapai 10.252
jiwa (data BPS 2006), dimana sebagian besar penduduk Desa Lokapaksa
memiliki pekerjaan sebagai petani, baik sebagai petani pengolah lahan sawah,
pengolah lahan kering dan sekaligus sebagai petani ternak.
Peternakan yang paling umum dikelola para petani di Desa Lokapaksa yakni
ternak sapi, ternak babi, dan ternak ayam. Untuk para peternak sapi, ternak sapi
di peroleh oleh para petani ternak ini baik dari sapi milik sendiri dan sebagian
besar lagi petani ternak memperoleh sapi dari sapi milik orang lain yang di kelola
dengan sistem bagi hasil antara petani dengan pemilik (System Kadas-
Mengadas), dan sebagian petani juga menghadapi kendala permodalan dalam
rangka pengembangan populasi ternak.
Jika di tinjau dari topografi Desa Lokapaksa, Banjar Dinas Bukit Sakti, merupakan
daerah kering dimana pada musin penghujan petani ternak masih lebih gampang
dalam memelihara ternak sapi mereka, karena banyak rumput dan hijuan
makanan ternak (HMT) yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak mereka.
Namun disaat musim kering/musim kemarau masyarakat akan kesulitan mencari
rumput dan hijauan untuk pakan ternak. Disamping permasalahan pakan ternak
disaat musim kemarau/kering, petani ternak juga mengalami kesulitan dalam
pemberian air minum ternak-ternak mereka, para petani harus berjalan menuju
sungai SABA yang berjarak 1,5 KM dari lingkungan peternak.
Ditinjau dari sistem pemeliharaan ternak sapi, para petani di Desa Lokapaksa
sebagian besar dikelola dengan sistem tradisional, yakni tanpa melalui sentuhan
teknologi yang ada dalam pengelolaan sapi moderen, baik dari segi pakan
ternak, perlakuan kesehatan ternak, kandang ternak yang layak.
Dari segi pakan ternak, petani ternak di desa lokapaksa sampai saat ini belum
mampu memanfaatkan pakan alternatif dengan sentunan teknologi moderen
seperti pemanfaatan Jerami dengan fermentasi sebagai bahan makanan ternak
setra pengelolaan Hijauan Makanan Ternak (HMT) yang baik dalam meningkatkan
produktifitas petani ternak.
Sebagaian besar petani ternak di desa lokapaksa masih awam akan penyakit
serta pengelolaan kandang ternak yang baik serta pemanfaatan limbah produksi
ternak seperti sisa pakan dan pemanfaatan kotoran/limbah sebagai pupuk
kandang dengan nilai jual yang lebih tinggi.
Dari berbagai permasalahan yang di hadapi petani ternak sapi di desa lokapaksa
ini maka petani ternak menghimpun diri dalam suatu wadah / organisasi yaitu :
Kelompok Ternak Pucak Manik Desa Lokapaksa, Banjar Dinas Bukit Sakti.
Melalui kelompok ternak ini diharapakan untuk kedepan segala permasalahan
yang di hadapi oleh petani ternak sapi bisa diatasi secara bersama sama. Baik
itu kendala permodalan, kendala pengelolaan Pakan ternak dan limbah ternak,
serta kendala yang lainnya yang di hadapi oleh petani ternak. Sehingga tercapai
produktifitas dan kesejahteraan petani ternak yang semakian meningkat.
1.2. Rumusan masalah
Dari uraian diatas dapat dirumuskan berbagai permasalahan yang di hadapi oleh
petani ternak sapi di desa lokapaksa, banjar dinas bukit sakti sebagai berikut :
1. Petani ternak kesulitan permodalan dalam pengembangan dan peningkatan
populasi ternak yang dimilikinya.
2. Petani ternak masih kesulitan dalam mendapatkan dan pengolahan Hijauan
Makanan Ternak (HMT) di saat musim kemarau.
3. Petani ternak disaat musim kemarau mengalami kesulitan memperoleh air
bersih untuk minuman ternak, memandikan ternak dan pengairan tanaman
Hijauan Makanan Ternak (HMT).
4. Petani ternak berkeinginan untuk menegembangkan teknologi peternakan
yang menunjang baik dalam penyediaan hijuan pakan ternak, pengolahan pakan
ternak, pengolahan limbah dan lain sebagainya untuk meningkatkan
produktifitas dan kesejahteraan petani ternak.
5. Petani ternak berkeinginan untuk mengembangkan diri dengan mendapatkan
berbagai ilmu penegetahuan dibidang peternakan.
1.3. Tujuan
Dalam rangka peningkatan produktifitas dan kesejahteraan petani ternak di Desa
Lokapaksa, Banjar Dinas Bukit Sakti, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng,
maka pada tanggal 24 Oktober 2007 dibentuk sebuah kelompok ternak yang di
berinama : Kelompok Ternak Pucak Manik dalam rangka mengatasi berbagai
permasalahan yang di hadapi oleh para petani ternak. Dengan ini Kelompok
Ternak Pucak Manik Desa Lokapaksa, Banjar Dinas Bukit Sakti sesuai dengan Visi
dan Misi Serta Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) kelompok
memiliki tujuan untuk :
1. Meningkatkan produktifitas dan kesejahhteraan petani ternak yang tergabung
dalam Kelompok Ternak Pucak Manik Desa Lokapaksa, Banjar Dinas Bukit Sakti
baik melalui bantuan permodalan, bantuan sapi, bantuan sarana dan prasarana
peternakan yang menunjang dalam peningkataan produktifitas Peternak.
2. Petani ternak berharap mendapatkan pengembangan diri baik melalui study
banding, penyuluhan dan berbagai pelatihan.

BAB II
GAMBARAN UMUM
KELOMPOK TERNAK PUCAK MANIK

2.1 Luas Wilayah, Kondisi Lingkungan dan Potensi Penduduk

Melihat luas wilayah Desa Lokapaksa yang sangat luas dibandingkan desa-desa
yang ada di kecamatan seririt, yakni : 28, 84 KM2, sudah tentu juga di ikuti
dengan potensi jumlah penduduk mencapai 10.252 jiwa (data BPS 2006) ,
dimana desa lokapaksa jika kita tinjau dari karakteristik pertanian dan topografi
wilayahnya maka dapat di bagi menjadi 3 (tiga) bagian wilayah, yakni :

1. Wilayah Desa Lokapaksa Bagian Atas/bagian Pegunungan yakni : daerah yang


berbatasan dengan kabupaten Jembrana dimana daerah ini merupakan bagian
dari daerah pegunungan dengan wilayah hutan bali barat.

2. Wilayah Desa Lokapaksa bagian tengah merupakan wilayah perkebunan

3. Wilayah Desa Lokapaksa bagian bawah merupakan wilayah persawahan

Dalam hal ini Banjar Dinas Bukit Sakti, Desa Lokapaksa, merupakan salah satu
banjar yang memiliki luas wilayah dan potensi penduduk yang paling banyak
dibanding banjar dinas yang ada di desa lokapaksa lainnya yakni dengan jumlah
penduduk sekitar 1.614 Jiwa.

Wilayah Banjar Dinas Bukit Sakti sebagai wilayah terluas diantara banjar dinas
yang lainya, wilayah ini juga memiliki 2 dari 3 wilayah desa yang disebutkan
diatas, yakni : wilayah Bukit Sakti Bagian atas dan wilayah Bukit Sakti bagian
bawah.

Wilayah Banjar Dinas Bukit Sakti bagian atas, merupakan wilayah perkebunan,
dimana para petani baru bisa mengolah lahan pertanian mereka disaat musim
hujan. Tanaman yang umum ditanam pada saat musim penghujan oleh para
petani diantaranya : Tanaman Jagung, Kacang-kacangan, dan ubi-ubian.
Sedangkan tanaman tahunan para petani diwilayah ini diantaranya : rambutan,
nangka, kelapa, mangga, dllnya.

Wilayah Banjar Dinas Bukit Sakti bagian bawah, merupakan daerah persawahan,
dimana air dari sungai/tukad sabha akan mengalir sepanjang tahun sehingga
daerah ini sebagian besar digunakan sebagai daerah persawahan.

Jika kita tinjau wilayah Banjar Dinas Bukit Sakti dari segi Faktor-faktor Produksi
yakni :

1. Tenaga Kerja dan SDM (Sumber Daya Manusia), yaitu : warga masyarakat
Banjar Dinas Bukit Sakti pada umumnya, para petani yang sekaligus sebagi
peternak yang secara turun temurun berternak dalam rangka meningkatkan
perekonomiannya.

2. Lingkungan/Alam/tanah yang luas dan sangat mendukung untuk


dikembangkan dalam sektor pertanian dan peternakan.

3. Permodalan perlu disokong dari berbagai pihak, untuk lebih berkembang ke


arah yang lebih baik.

2.2 Sistem Peternakan Masyarakat

Sebagiaman yang dijelaskan diatas mengenai topografi Desa Lokapaksa, Banjar


Dinas Bukit Sakti, jika kita tinjau dari segi sistem peternakan yang ada di Desa
Lokapaksa, Banjar Dinas Bukit Sakti pada umumnya, Sebagian besar para
peternak mengenut sistem peternakan yang tradisional. Sistem peternakan ini
sudah secara turun temurun dilakoni oleh peternak pada umumnya, dimana para
peternak kurang memperhatikan standar gizi pakan ternak, kesehatan ternak,
kesehatan kandang ternak dan lain sebagainya.

Tabel 1.
Keterkaitan Musim dengan Ketersediaan Pakan di Br. Bukit Sakti

Pada musim kemarau/musim kering yang berlangsung antara bulan Juni sampai
Nopember, peternak kesulitan mendapatkan HMT, sehingga peternak memberi
pakan ternak mereka diantaranya jerami padi, jerami kacang, pelepah, daun dan
batang pisang, pelepah, batang dan daun kelapa, daun-daun kering, rumput
kering, daun lamtoro, daun sonekeling dan lain sebaginya, yang mana pakan-
pakan tersebut tanpa dibarengi dengan asupan gizi lainnya seperti kosentrat,
polar, mineral dan lain sebagaianya, sehingga sudah tentu tidak akan mampu
mendongkrak bobot sapi tersebut, otomatis produktifitas petani akan menurun.

Pada musim penghujan peternak akan lebih gampang mendapatkan HMT untuk
ternak mereka, biasanya peternak memberi pakan ternak mereka di musim
hujan diantaranya : daun gamal, daun lamtoro, daun kepuh, daun sonekeling,
rumpu-rumputan seperti : rumput lapangan, ilalang, rumput gajah, rumput raja
(king grass), gelagah, semak-semak seperti : daun kerasi, ebun (semak yang
merambat dipepohonan), serta limbah-limbah pertanian seperti : batang dan
daun jagung, batang dan daun kacang-kacangan seperti : kacang tanah, kacang
panjang, kacang ijo, kacang jongkok, daun ketela rambat dan ketela pohon dan
lain sebagainya.

Produksi HMT di musim hujan akan sangat berlimpah, disini peternak belum
mampu mengolah HMT tersebut secara maksimal untuk persediaan pakan di
musim kemarau seperti pengolahan jerami untuk SILASE dan HAY.

Jika pada musim penghujan peternak mampu mengolah HMT menjadi SILASE
atau menjadi HAY maka kesulitan persediaan makanan di musim kemarau tidak
lagi menjadi faktor penghambat produktifitas peternakan.

Disamping permasalahan HMT yang dihadapi peternak, peternak disaat musim


kemarau akan kesulitan dalam mencari air minum bagi sapi-sapi mereka,
biasanya peternak harus berjalan sepanjang hampir 1,5 KM dengan menyusuri
jalan yang menurun menuju sungai/tukad SABHA. Terkadang saat musim
kemarau sapi-sapi milik peternak jarang di mandikan.

Kondisi kandang juga belum layak, terkadang ada kandang sapi yang tanpa atap,
sehingga pada musim hujan ternak mereka akan kehujanan. Ada juga kandang
yang tidak di semenisasi, sehingga pada musim hujan ternak mereka kotor oleh
lumpur yang dalamnya selutut sapi.

Jika ditinjau dari sisi pengolahan limbah peternakan, seperti kotoran ternak dan
sisa buangan makanan ternak. Selama ini petani menjual kotoran ternak mereka
sangat laku, banyak pemilik kebun cengkeh, kebun anggur membutuhkan pupuk
kandang ini, namun sangat memprihatinkan sekali harga jual pupuk kandang ini
per kampil ukuran 50 KG ini dijual dengan harga Rp. 2000,- .

Jika para peternak mampu mengolah limbah ini lebih lanjut dengan dibarengi
oleh sentuhan teknik fermentasi seperti pupuk bokasi dengan dibarengi
brand/merk, serta pemasaran melalui kelompok ternak ini, maka harga pupuk
kandang petani akan jauh lebih mahal bisa dinikmati oleh petani.

Banyak hal bisa dikembangkan oleh peternak lewat limbah-limbah peternakan


ini, sisa pakan ternak bisa dijadikan kompos, limbah kotoran ternak disamping
gigunakan untuk pupuk kandang, petani juga bisa menghasilkan energi alternatif
BIO GAS.
2.3 Oganisasi Kelompok Ternak Pucak Manik

Berangkat dari segala permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh peternak,


maka para peternak berkumpul dan berembug, kemudian melalui beberapa
paruman maka terbentuk lah sebuah wadah/organisasi kelompok Ternak,
Organisasi ini berdiri pada tanggal 24 Oktober 2007 dengan di hadiri 27 orang
anggota sepakat untuk membentuk sebuah organisasi yang bernama Kelompok
Ternak Pucak Manik. Dalam perjalanan organisasi ini maka melalui paruman
anggota kelompok pada tanggal, 25 Oktober 2009 dibutlah AD/ART kelompok
(terlampir).

Kelompok ternak ini merupakan suatu wadah dalam penyatuan visi/misi para
petani dan peternak dalam mencapai cita-cita bersama yakni kesejahteraan
ekonomi anggota.

2.4 Anggota Kelompok

Mengingat potensi pengembangan peternakan sapi yang sangat besar ini,


sampai saat ini petani yang tergabung dalam anggota Kelompok Ternak Pucak
Manik dapat kami sampaikan rincian populasi ternak dan status kepemilikan sapi
yang dimiliki oleh petani ternak.

Dari daftar anggota Kelompok Ternak Pucak Manik Desa Lokapaksa, Banjar Dinas
Bukit Sakti, seperti uraian diatas mengenai sistem peternakan yang bersifat
tradisional, dimana peternak sapi memelihara ternak mereka sangat-sangat
sederhana sekali, baik dari segi kelayakan kandang, kesehatan ternak,
pemanfaatan Hijauan Makanan Ternak (HMT).

Gambar 2. Ternak Sapi Anggota Kelompok


2.5 Kekayaan Kelompok Ternak Pucak Manik
Mengingat usia dari Kelompok Ternak Pucak Manik ini baru berusia 2 tahun
semenjak di bentuk Pada Tanggal 24 Oktober 2007, maka jika ditinjau dari segi
kekayaan yang di miliki oleh kelompok ini dapat kami sampaikan sebagai
berikut :
1. ASET NON KEUANGAN
a. Bangunan Balai Kelompok
Aset yang di miliki oleh kelompok ternak berupa Bangunan Balai Kelompok, balai
kelompok ini kami bangun dengan sangat sederhana, dengan cara swadaya,
dikerjakan dengan gotongroyong dengan sepesifikasi sebagai berikut :
1. Luas Bangunan :16 M2 ( Meter Persegi )
2. Lantai : Tanah
3. Tiang Bangunan : 4 Bh dari Bambu
4. Atap Bangunan : SENG

Gambar 3. Semangat Gotong-Royong Anggota Membuat Balai Kelompok

b. APPO ( Alat Pengolah Pupuk Organik)


APPO ( Alat Pengolah Pupuk Organik) Seri MPO 850 merupakan Bantuan Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng yang di terima tanggal 28-10-
2009.
Gambar 4. APPO MPO 850 ( Alat Pengolah Pupuk Organik )

c. Buku-buku Non Keuangan


Buku-buku non keuangan diantaranya : Buku Tamu, Buku inventaris kelompok,
Buku daftar hadir kegiatan, buku agenda surat, AD/ART kelompok, Arsip surat
dan Buku Notulen Rapat.
2. KEUANGAN
Sampai dengan tanggal 27 Oktober 2009 posisi kas yang dimiliki oleh kelompok
ternak Pucak manik adalah sebesar Rp. ...........,00

BAB III
RENCANA KERJA & SASARAN PENCAPAIAN

Dalam rangka mencapai tujuan bersama, sudah tentu kita mengacu pada visi
dan misi organisasi yang tertuang dalam AD dan ART Kelompok Ternak Pucak
Manik.
Adapun yang menjadi visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut :
VISI KELOMPOK :
Peningkatan Kesejahteraan Anggota Kelompok Ternak Pucak Manik Dengan
Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana

MISI KELOMPOK :
Meningkatkan Seradha Bhakti Kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa, dengan
dilandasi oleh semangat rasa persaudaraan antar anggota kelompok, didalam
menggali segenap potensi diri dan alam sekitar kita dengan konsep berwawasan
lingkungan, dalam mencapai kesejahteraan bersama.
Beranjak dari visi dan misi tersebut diatas yang merupakan cita-cita luhur
kelompok, maka kita bisa jabarkan dan kita tuangkan dalam sebuah program
kerja organisasi dengan berbagai target waktu pencapaian, baik target jangka
pendek, target jangka menengah, maupun target jangka panjang dan sudah
tentu dengan mengacu pada AD/ART kelompok.
Adapun kegiatan/usaha dan Upaya yang akan ditempuh dalam mencapai cita-
cita organisasi ini adalah dapat dibagi menjadi 5 target pencapain yaitu :
1. Peningkatan Populasi Ternak
2. Pembuatan Kandang Koloni Ternak
3. Pengolahan Pakan Ternak
4. Pengolahan Limbah Ternak
5. Koprasi Ternak
Dalam rangka pencapaian tersebut, maka dapat diuraikan sebagai berikut

3.1. PENINGKATAN POPULASI TERNAK


Dari data kepemilikan ternak yang dimiliki oleh anggota kelompok tersebut
diatas (Tabel 2 : Anggota Kelompok, Status Kepemilikan & Populasi Ternak),
jumlah ternak sapi yang dimiliki anggota kelompok selama ini sebagian besar
dari sistem kadas-mengadas (sistem bagi hasil) antara pemilik sapi dengan
peternak.
Ditinjau dari pendapatan masing-masing anggota, sebagian besar masyarakat ini
adalah masyarakat miskin dengan pendapatan yang sangat rendah. Terkadang
hasil peternakan mereka sudah habis dipakai untuk biaya hidup dan biaya
pendidikan anak-anak mereka sejak sapi yang akan dimilikinya masih dalam
kandungan induknya ( dikontrakkan ).
Jika permodalan di dalam kelompok sudah memungkinkan maka secara bertahap
dengan sekala prioritas diutamakan kepada peternak yang belum memiliki sapi
sendiri (Masih Ngadas) akan diberikan sapi dengan sistem bagi hasil antara
anggota kelompok dengan kelompok, dengan pola yang lebih menguntungkan
bagi para anggota, jika dibandingkan dengan ngadas diluar kelompok.
Dengan sistem ini kedepan diharapkan setiap anggota mampu memiliki sapi
milik sendiri dan mampu meningkatkan populasi ternak yang ada, sehingga
otomatis dapat meningkatkan perekonomian masing-masing anggota kelompok.

3.2. PEMBUATAN KANDANG KOLONI TERNAK


Berangkat dari berbagai permasalahan kandang ternak yang telah diuraikan
diatas dan seiring dengan tujuan organisasi baik dalam peningkatan produktifitas
peternakan, peningkatan perekonomian masing-masing anggota dan
peningkatan populasi ternak, maka diharapkan kedepan pola peternakan yang
akan dianut selama ini akan ditingkatkan menjadi pola peternakan moderen.
Dengan pembangunan kandang koloni ternak, diharapkan kedepan akan dapat
mempermudah pengendalian/pengontolan ternak oleh kelompok baik dari segi
kesehatan ternak maupun pakan ternak yang berimbang, memperingan beban
peternak dalam biaya pembuatan kandang ternak, serta mempermudah
pengumpulan limbah peternakan.

3.3. PENGOLAHAN PAKAN TERNAK


Dari permasalahan pakan ternak yang telah di uraikan diatas, kedepan pada
musim kemarau/musim kering petani ternak mampu menabung pakan untuk
ternak mereka disaat musim penghujan. Dengan memanfaatkan beberapa
metode pengolahan pakan ternak yang ada serta dengan dibarengi dengan
penggunaan sarana dan prasarana peternakan.
1. Pengolahan Pakan Ternak Melalui Metode SILASE
Pengolahan pakan ternak dengan menggunakan metode silase yakni
pengawetan pakan ternak untuk disimpan/ditabung didalam ruang kedap udara
untuk persiapan pakan ternak di musim kemarau/musim kering.
2. Pengolahan Pakan Ternak Melalui Metode Pengeringan Pakan / HAY
Pengolahan pakan ternak dengan menggunakan metode pengeringan/HAY yakni
pengeringan pakan ternak untuk disimpan/ditabung untuk persiapan pakan
ternak di musim kemarau/musim kering.
3. Penanaman HMT
Sejalan dengan program pemerintah, dalam rangka penghijauan lahan kering
yang ada disekitar kita, maka HMT disamping berfungsi sebagai penghijauan
lahan, juga sekaligus bermanfaat untuk peternakan.
4. Sarana Perpipaan dan Bak Air Untuk Air Minum Ternak Dan Pengairan HMT
Dengan membangun sarana dan prasarana pengairan dengan memanfaatkan
sumber air dari sungai sabha untuk ditarik dengan menggunakan mesin/pompa
air yang kemudian ditampung dalam wadah/bak air minum.
Sarana perpipaan air ini disamping digunakan untuk memandikan ternak dan air
minum ternak, juga akan digunakan untuk mengairi HMT yang telah ditanam

3.4. PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK


Dari sisitem kandang koloni yang telah dirancang, maka limbah ternak berupa
kotoran ternak akan ditampung dalam satu bak/wadah penampungan kotoran,
yang selanjutnya digunakan untuk menghasilkan energi alternatif berupa BIO
GAS, selain dari bio gas tersebut, kotoran ternak tersebut akan diolah menjadi
Pupuk Padat dan Pupuk Cair, yang selanjutnya digunakan untuk memupuk
tanaman HMT dan tanaman pertanian lainya atau dijual.
Jika selama ini air kencing sapi yang dipelihara dengan sistem tradisional tidak
termanfaatkan, maka dengan penerapan sistem kandang koloni ini akan mampu
menampung air kencing sapi yang selanjutnya dimanfaatkan untuk pupuk (Bio
Urine).
Dengan demikian pemanfaatan limbah ternak bisa menjadi lebih maksimal dan
mampu meningkatkan perekonomian peternak.

3.5. KOPRASI TERNAK


Dalam rangka meningkatkan kesejaahteraan perekonomian para peternak,
dengan mengacu AD/ART kelompok pada sifat kelompok yang bersifat sosial
kooperatif dan Upaya-upaya yang ditempuh, maka salah satu tujuan kelompok
ternak ini adalah membangun koperasi ternak mandiri.
Sumber-sumber keuangan yang dikelola oleh koperasi ternak mandiri ini adalah
dari Simpanan Pokok Anggota koprasi ternak, Simpanan Wajib Anggota Koprasi,
dana bergulir dan bantuan-bantuan permodalan dalam koprasi ternak ini
nantinya.
BAB IV
PENUTUP

Dari uraian beberapa bab diatas maka dapat disimpulkan bahwa :


1. Desa Lokapaksa jika ditinjau dari segi faktor-faktor produksi, kondisi
lingkungan dan pekerjaan masyarakatnya yang sebagian besar sebagi petani
yang sekaligus memelihara ternak, memang sangat tepat jika peternakan
dikembangkan lagi dalam rangka peningkatan produktifitas peternak.
2. Mengingat Kondisi perkonomian peternak yang masih lemah, menjadi faktor
penghambat dalam rangka peningkatan populasi ternak dan produktifitas ternak.
Untuk itu para peternak sangat memerlukan bantuan permodalan, dalam rangka
peningkatan populasi ternak mereka.
3. Dilihat dari segi pemeliharaan ternak, peternak masih menerapkan sistem
peternakan tradisional, maka sangatlah perlu dikembangkan dengan
menerapkan sistem yang lebih moderen dengan sentuhan teknologi, sarana dan
prasarana peternakan ke arah yang lebih maju, sehingga produktifitas peternak
bisa lebih meningkat.

Anda mungkin juga menyukai