Anda di halaman 1dari 13

PBL Skenario 2 Vital Statistik dan Keluarga Berencana

1. Memahami dan menjelaskan vital statistic di Indonesia

1.1 Definisi

Statistik vital atau vital statistic adalah statistic mengenai kesehatan


dan bertujuan mempublikasikan data kesehatan yang berguna sekali bagi
evaluasi aktivitas, perencanaan, dasar tindak lanjut suatu pro pemantauan dan
peneilitian.

1.2 Klasifikasi

Macam Statistik vital :


Tingkat kematian karena berbagai penyakit akibat kurang gizi
Kematian maternal dan perinatal
Usia harapan hidup
Status kesehatan lain

Morbiditas dan Penyebab Khusus dari mortalitas


Diperlukan data penyakit yang berkaitan dengan gizi kurang, diare,
campak, TB
Sumber informasi
Data morbiditas dan mortalitas karena sebab khusus (penyakit tertentu,
giz kurang), melalui : pengumpulan data atau survey
Data gizi kurang, melalui : survey data di puskesmas atau RS.

1.3 Faktor factor yang mempengaruhi

Status gizi
Penyakit infeksi parasite
Social ekonomi
Lingkungan
Pelayanan kesehatan

2. Memahami dan menjelaskan angaka kematian dan kelahiran

2.1 Definisi angka kematian

Angka kematian kasar (AKK)


Angka kematian yang menunjukan banyaknya kematian per 1000
penduduk pada pertengahan tahun tertentu, di suatu wilayah tertentu.

Rumus :

CDR = D/P x K

CDR : Crude Death Rate ( angka kematian kasar)


D : Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K : Bilangan konstan 1000

Angka kematian Bayi (AKB)


Banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000
kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

Cara menghitung

AKB = D0 < 1th


------------------- x K
Lahir Hidup

AKB : Angka kematian bayi atau infant Mortality Rate (IMR)


D0 < 1th : Jumlah kematian bayi (berumur kurang 1 tahun) pada
satu tahun tertentu diadaerah tertentu.
Lahir Hidup : Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu di
daerah tertentu
K : 1000

a. Angka kematian neonatal


Angka kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu bulan atau
28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

Rumus :

Angka kematian neonatal = D0 < 1bulan


--------------------------- xK
Lahir hidup

D0 < 1bulan : Jumlah kematian bayi umur 0 kurang 1 bulan


pada satu tahun tertentu di daerah tertentu.
Lahir hidup : Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun
tertentu di derah tertentu
K : 1000

b. Angka kematian post neonatal


Angka kematian yang terjadi pada bayi yang berumur antara 1
bulan sampai dengn kurang 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada
satu tahun tertentu.

Rumus :

Angka kematian Post Neo-natal = D1bulan < 1 th


--------------------------- xK
Lahir hidup
Angka keamtian post neo-natal = angka kematian bayi berumur 1
bulan sampai dengan kurang dari 1 tahun.

D1bulan < 1 th : Jumlah kematian bayi bermur satu bulan


sampai dengan kurang dari 1 tahun pada satu tahun tertentu dan
daerah tertentu.
Lahir hidup : Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun
tertentu dan daerah tertentu.
K : konstanta (1000)

Angka kematian anak (AKA)


Jumlah kematian anak berusia 1 4 tahun selama satu tahun tertentu
per 1000 anak umur yang sama pada pertengah tahun itu. Jadi angka
kematian anak tidak termasuuk kematian bayi.

Rumus :

Angka kematian Anak (1 4) th = Kematian anak (1-4)th


---------------------------------- x K
Penduduk (1-4) th

Jumlah kematian anak (1-4) th : banyaknya kematian anak


berusia 1-4 th (yang belum tepat berusia 5 tahun) pada satu tahun
tertentu di daerah tertentu.

Jumlah penduduk (1-4) : jumlah penduduk berusia 1-4


tahun pada pertengahan tahun tertentu didaerah tertentu.

K : konstanta, umunya 1000.

Angka kematian balita (AKBa 0 5 tahun)


Jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu tahun tertentu per
1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk
kematian bayi)

Cara menghitung

Jumlah kematian balita (0-4) tahun = banyaknya kematian anak berusia


0-4 tahun pada satu tahun tertentu di daerah tertentu.
Jumlah penduduk balita (0-4) tahun = jumlah penduduk berusia 0-4
tahun pada pertengahan tahun tertentu di daerah tertentu.
K = Konstanta, umumnya 1000.

Anka kematian ibu (AKI)


Banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari
sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat
persalinan,yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya,
dan bukan karena sebab sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.
Cara menghitung

Kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan dinyatakan
per 100.000 kelahiran hidup, dengan membagi angka kematian dengan
angka fertilitas umum. Dengan cara ini diperoleh rasio kematian ibu
kematian maternal per 100.000 kelahiran.

Rumus

AKI = Jumlah kematian ibu


----------------------------- x K
Jumlah kelahiran hidup

Jumlah kematian ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu


yang disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah
melahirkan, pada tahun tertentu, di daerah tertentu.

Jumlah kelahiran hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada
tahun tertentu, di daerah tertentu.

Konstanta : 100.000 bayi kelahiran hidup

2.2 Definisi angka kelahiran

Angka Kelahiran Kasar (Crude birth rate)


Angka kelahiran kasar (CBR) dihitung dengan membagi jumah
kelahiran pada tahun tertentu (B) dengan jumlah penduduk pada
pertengahan tahun yang sama (P).

B
CBR = ---- x 1000
P

CBR : Angka kelahiran kasar


B : jumlah kelahiran
P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun, P = (P 0 + P1)/2 , P0
(jumlah penduduk pada awal tahun) dan P1 (jumlah penduduk akhir
tahun).

Angka Kelahiran Umur


Angka kelahiran menurut umur (Age Specific Fertility Ratel /ASFR)
adalah angka yang menunjukan banyaknya kelahiran per 1000
perempuan pada kelompok umur tertentu antara 15 49 tahun.

Cara menghitung
Membagi jumlah kelahiran yang terjadi pada perempuan pada kelompok
umur tertentu (i), dengan jumlah perempuan kelompok umur tersebut
kemudian dikalikan dengan konstanta k (1000).

Rumus

Bi
ASFRi = ---- x 1000
Pif

ASFRi : Age Specific fertility rate untuk perempuan pada kelompok


umur i, i = 1 untuk umur 15-19 tahun, yakni :
i = 2 untuk umur 20 24 tahun
i = 3 untuk umur 25 29 tahun
i = 4 untuk umur 30 34 tahun
i = 5 untuk umur 35 39 tahun
i = 6 untuk umur 40 44 tahun
i = 7 untuk umur 45 49 tahun
Bi : jumlah kelahiran hidup dari perempuan pada kelompok umur i
Pif : jumlah penduduk perempuan pada kelompok umur i

3. Memahami dan menjelaskan Keluarga Berencana (KB)

3.1 Definisi
Keluarga Berencana adalah suatu upaya peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera.

3.2 Klasifikasi (cara dan alat)

1. Metode Alami
a. Coitus Interruptus (Sanggama Terputus)
Dapat mencegah terjadinya pembuahan yang berujung pada kehamilan.
Coitus Interruptus dapat diartikan sebagai senggama terputus atau
dalam artian penis dikeluarkan dari vagina sesaat sebelum ejakulasi
terjadi. Sehingga mengecilkan kemungkinan bertemunya sperma
dengan sel telur yang dapat mengakibatkan terjadinya kehamilan.

b. Sistem Kelender (Pantang Berkala)


Atau The Rhythm Method, jika cara ini menjadi pilihan maka
pengetahuan tentang masa kesuburan harus tinggi. Dimana anda harus
mengetahui dengan tepat masa subur atau saat yang paling
memungkinkan anda mengalami kehamilan.
Jika siklus menstruasi anda panjang, maka masa aman adalah 2 hari
setelah haid hingga 16 hari menjelang menstruasi yang akan datang.
Efektif bagi wanita dengan siklus menstruasi teratur. Namun bagi yang
siklusnya tidak teratur sulit menggunakan metode ini.
c. Metode suhu tubuh basal (Basal body temperature method)
Suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam
keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi
hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas.
Tujuannya untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur atau
ovulasi. Suhu basal diukur dengan menggunakan alat yang berupa
thermometer basal.

d. Metode mukosa serviks


Merupakan metode keluarga berencana alamiah dengan cara mengenali
masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks
dan perubahan rasa pada vulva menjelasng hari hari ovulasi.

e. Metode simptothermal (Method simptothermal yaitu perpaduan


suhu tubuh basal dan ovulasi siblings).

2. Metode Perlindungan
a. Kondom
Penggunaan kondom cukup efektif selama digunakan secara tepat dan
benar. Kegagalan kondom dapat diperkecil dengan menggunakan
kondom secara tepat. Kegagalan biasanya terjadi bila kondom robek
karena kurang hati hati atau karena tekanan pada saat ejakulasi
sehingga terjadi perembesan.

b. Spermatisida
Dapat berupa cairan, krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke
dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Jenis spermatisida terbagi
menjadi 3, yaitu Aerosol (busa), tablet vagina (suppositoria atau
dissolvable film), krim.
Cara kerja dari spermstisida adalah menyebabkan sel selaput sel
sperma pecah dan memperlambat motilitas sperma.

c. Vagina Diafragma
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahin
bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama.
Efektifitasnya alat ini dapat menurun bila terlalu cepat dilepas kurang
dari 8 jam setelah senggama.

d. Pil KB
Keuntungan pil ini adalah tetap membuat menstruasi teratur,
mengurangi keram atau sakit saat mensturasi. Cara kerja pil KB adalah
dengan mencegah pelepasan sel telur. Pil ini mempunyai tingkat
keberhasilan yang tinggi (99%) bila digunakan dengan tepat dan secara
teratur.
Jenis pil KB yang sekarang beredar di pasaran yaitu kombinasi antara
estrogen dan progesterone atau hanya mengandung progesterone saja.

Jenis pil KB :
1. Pil kombinasi. Pil KB yang mengandung hormone estrogen dan
progesterone. Mengadung hormone aktif dan hormone tidak aktif.
Jenis pil kombinasi antara lain monofasik, bifasik, trifasik.
Monofasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam 21 tablet
yang mengandung hormone aktif estrogen dan progesterone dalam
dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
Bifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21
tablet mengasung hormone aktif estrogen dan progesterone denga
dua dosis yang berbeda denga 7 tablet tanpa hormone aktif.
Trifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21
tablet mengandung hormone aktif estrogen dan progesterone
dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormone
aktif.

Cara kerja :
- mencegah implantasi
- menghambat ovulasi
- mengentalkan lendir serviks
- memperlambat transportasi ovum
- menekan perkembangan telur yang telah dibuahi.

Manfaat :
- siklus haid teratur
- dapat digunkan dalam jangka panjang
- mudah dihentikan setiap waktu
- dapat mengurangi kejadian anemia
- dapat mengurangi ketegangan sebelum menstruasi
- dapat digunakan pada usia remaja sampai menopause
- tidak mengganggu hubungan seksual
- memiliki efektifitas yang tinggi, apabila diminum secara
teratur.

Efek samping :
- peningkatan thrombosis vena, emboli paru, serangan jantung,
stroke dan kanker leher rahim.
- Peningkatan tekanan darah dan retensi cairan
- Mual (terjadi pada 3 bulan pertama)
- Kembung
- Pusing
- Amenora
- Nyesi payudara
- Kenaikan berat badan
- Perdarahan bercak (terjadi pada 3 bulan pertama)

2. Minipil. Terbagi dalam 2 jenis yaitu mini pil kemasan dengan isis
28 pil dan mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil. Pil progestin
atau mini pil sangat efektif (98,5 persen). Penggunaan yang benar
benar dan konsisten sangat mempengaruhi tingkat efektifitasnya.

Cara kerja :
- menghambat ovulasi
- mencegah implantasi
- mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi
sperma
- mengubah otilitas tuba sehingga transportasi sperma menjai
terganggu.

Manfaat :
- tidak mempengaruhi ASI
- nyaman dan mudah digunakan
- hubungan seksual tidak terganggu
- efek samping sedikit
- tidak mengandung estrogen
- sangat efektif bila digunakan dengan benar dan konsisten

Efek samping :
- gangguan haid
- peningkatan atau penurunan berat badan
- mual
- pusing
- perubahan mood
- dermatitis atau jerawat
- payudara tegang

Indikasi :
- wanita usia reproduksi
- pasca keguguran
- wanita yang telah memiliki anak maupun yang belum
mempunyai anak
- perokok segala usia
- pasca persalinan dan tidak meyusui

Kontra Indikasi :
- wanita usia tua dengan perdarahan yang tidak diketahui
penyebabnya.
- Wanita yang diduga hamil atau hamil.
- Riwayat kehamilan ektropik
- Riwayat stroke
- Riwayat kanker payudara atau menderita kanker payudara
- Icterus
- Wanita dengan miom uterus.

e. Suntik KB
Mempunyai cara kerja seperti pil KB. Unutk suntikan yang diberikan 3
bulan sekali, memiliki keuntungan mengurangi resiko lupa minum pil
dan dapat bekerja efektif selama 3 bulan. Efek samping biasanya
terjadi pada wanita yang menderita diabetes atau hipertensi.

f. Susuk KB
Implant atau susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukan
tabung kecil dibawah kulit pada bagian tangan yang dilakukan oleh
dokter. Tabung kecil berisi hormone tersebut akan terlepas sedikit
sedikit, sehingga mencegah kehamilan.
Keuntungan memakai kontrasepsi ini, seorang ibu tidak harus
meminum pil atau suntik KB berkala, proses pemasangan susuk KB ini
cukup 1 kali untuk masa pakai 2 5 tahun.

g. IUD (Spiral)
Biasa disebut juga spiral karena bentuknya memang seperti spiral.
Teknik kontrasepsi ini adalah dengan cara memasukkan alat yang
terbuat dari tembaga kedalam rahim. Spiral ini juga bekerja untuk
menghalangi pertemuan sperma dan sel telur serta berdaya pakai
hingga 5 tahun lamanya.

3.3 Tujuan
KB bertujuan untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial
ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak agar diperoleh
suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya (Mochtar, 1998).

Adapun manfaat dari program KB (Mochtar,1998) adalah :

1. Untuk kepentingan orang tua


Orang tua (ayah dan ibu) yang paling bertanggung jawab atas keselamatan
dirinya dan keluarganya (anak-anak), karena itu orang tua haruslah sadar
akan batas- batas kemampuannya selama masa baktinya dalam memenuhi
kebutuhan anak- anaknya sampai menjadi orang yang berguna.

2. Untuk kepentingan anak-anak


Anak adalah amanah dan karunia Tuhan yang harus dijunjung tinggi
sebagai pemberian yang tidak ternilai harganya. Mengatur kelahiran
merupakan salah satu cara dalam menghargai kepentingan anak. Orang tua
mempunyai persiapan yang matang agar dapat memberikan kehidupan
yang baik kepada anak-anaknya.

3. Untuk kepentingan masyarakat


Keluarga merupakan kumpulan terpadu dari satu komunitas atau
masyarakat. Kepentingan masyarakat meminta agar setiap orang tua
sebagai kepala keluarga memelihara dengan baik keluarga dan anak-
anaknya agar dapat membantu terlaksananya kesejahteraan seluruh
komunitas sehingga secara makro telah ikut memelihara keseimbangan
penduduk dan pelaksanaan pembangunan nasional.

3.4 Program
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
1. Keluarga dengan anak ideal
2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

Sasaran Program KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen
per tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan
kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need)
menjadi 6 persen.
4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan
efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21
tahun.
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang
aktif dalam usaha ekonomi produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
Program KB Nasional.

3.5 Akseptor
Akseptor KB adalah anggota masyarakat yang mengikuti gerakan KB dengan
melaksanakan penggunaan alat kontrasepsi. Akseptor KB menurut sasarannya
terbagi menjadi 3 fase yaitu fase menunda atau mencegah kehamilan, fase
penjarangan kehamilan dan fase menghentikan atau mengakhiri kehamilan
atau kesuburan.
Akseptor KB lebih disarankan untuk Pasangan Usia Subur (PUS) dengan
menggunakan alat kontrasepsi.

Akseptor keluarga berencana yang diikuti oleh pasangan usia subur dapat
dibagi menjadi tiga macam :

1. Akseptor atau peserta KB baru, yaitu pasangan usia subur yang pertama
kali menggunakan kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang berakhir
dengan keguguran atau persalinan.
2. Akseptor atau peserta KB lama, yaitu peserta yang masih menggunakan
kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan.
3. Akseptor atau peserta KB ganti cara, yaitu peserta KB yang ganti
pemakaian dari suatu metode kontrasepsi ke metode kontrasepsi lainnya.

4. Memahami dan mejelaskan masalah kependudukan di Indonesia

Definisi
Masalah kependudukan diartikan sebagai kesulitan yang terjadi dalam
masyarakat yang perlu diatasi dan diselesaikan masalahnya dengan solusi
solusi tertentu.
3 cara pemecahan masalah :
a) Pemecahan masalah secara otoritatif, yaitu pemecahan masalah yang
dilakukan oleh pihak yang berwenang (pejabat, guru, hakim, dll).
b) Pemecahan masalah secara ilmiah, yaitu pemecahan masalah dengan
menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah adalah usaha untuk
menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan secara ilmiah.
c) Pemecahan masalah secara metafisik, yaitu pemecahan masalah
dengan menggunakan cara cara yang tidak rasional, misal secara doa,
gaib.

Masalah masalah kependudukan

a. Masalah akibat angka kelahiran


Masalah terkait dengan SDM sebagai berikut :
1. Jika fertilitas semakin meningkat maka akan menjadi beban
pemerintah dalam hal penyediaan aspek fisik, misalnya fasilitas
kesehatan.
2. Fertilitas meningkat maka pertumbuhna penduduk akan semakin
meningkat. Yang akibatnya bagi suatu Negara berkembang akan
menunjukan korelasi negative dengan tingkat kesejahteraan
penduduknya. Jika ASFR terus meningkat maka akan berdampak
kepada investasi SDM yang semakin menurun.

b. Masalah akibat angka kematian


Masalah yang muncul akibat tingkat mortilitas adalah :
1. Semakin bertambahnya angka harapan hidup, berarti perlu adanya
peran pemerintah di dalam menyediakan fasilitas penampungan.
2. Perlunya perhatian keluarga dan pemerintah didalam penyediaany
gizi yang memadai bagi anak anak (balita).
3. Sebaliknya apabila tingkatan mortalitas tinggi akan berdampak
terhadap reputasi Indonesia dimata dunia.

Pemecahan masalah angka kelahiran dan kematian :


a. Kelahiran
Angka kelahiran perlu ditekan melalui :
Partisipasi wanita dalam program KB
Tingkat pendidikan wanita, mempengaruhi umur kawin
pertama
Penggunaan kontrasepsi
Peningkatan ekonomi dan social

b. Kematian
Angka kematian perlu ditekan melalui :
Pelayanan kesehatan yang lebih baik
Peningkatan gizi keluarga
Peningkatan pendidikan (Kesehatan Masyarakat)

c. Masalah komposisi jumlah penduduk


Penumpukan jumlah penduduk pada usia muda, yaitu usia 0 4 tahun
berjumlah 20.985.114 jiwa, usia 5 9 tahun sebesar 23.223.058 jiwa
dan 10 14 tahun 21.428.141 jiwa yang mana pada usia tersebut
belum produktif masih tergantung pada orang orang lain terutama
keluarga.

Masalah masalah yang timbul akibat keadaan demikian adalah :


1. Aspek ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga.
Banyaknya bebang tanggungan yang harus dipenuhi biaya
hidupnya.
2. Aspek pemenuhan gizi, kemampuan ekonomi yang kurang dapat
berakibat pada pemenuhan makanan yang dibutuhkan baik jumlah
makanan (kuantitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya
rawan atau kurang gizi (malnutrition). Akan mengganggu
perkembangan otak bahkan dapat terbelakang mental .
3. Aspek pendidikan, pendidikan memerlukan biaya yang tidak
sedikit, sehingga diperlukan dukungan kemampuan ekonomi
semua termasuk orang tua. Apabila kemampuan ekonomi kurang
mendukung maka fasilitas pendidikan juga sukar untuk dipenuhi.
4. Lapangan kerja, penumpukan jumlah penduduk usia muda atau
produktif memerlukan persiapan lapangan kerja masa mendatang
yang lebih luas.

Alternatif pemecahan yang diperlukan :


Pengendalian angka kelahiran melalui KB
Peningkatan masa pendidikan
Penundaan usia perkawinan.

d. Masalah kependudukan dan angkatan kerja


Masalah antara lain :
1. Produktifitas yang dihasilkan oleh sebagian kecil manusia
kemungkinan bisa habis dikonsumsi sebagian besar penduduk.
2. Pendapatan perkapitaakan rendah sehingga berpengaruh pada
sector ekonomi masyarakat.

Alternatif pemecahan masalah :


Penyediaan lapangan kerja
Peningkatan mutu SDM melalui pendidikan dan ketrampilan

e. Masalah mobilitas penduduk di Indonesia


Masalah migrasi penduduk di Indonesia menjadi isu politik
kependudukan di Indonesia.
Mobilitas Antar Pulau, Mobilitas penduduk antar pulau propinsi,
Mobilitas penduduk dari desa ke kota.
Permasalahan yang timbul, pertumbuhan penduduk perkotaan selalu
menunjukan peningkatan yang terus menerus, hal ini disebabkan
pesatnya perkembangan ekonomi dengan perkembangan industry,
pertumbuhan sarana dan prasarana jalan perkotaan.
f. Masalah kepadatan penduduk di Indonesia
Permasalahan yang timbul, ketidakseimbangan kepadatan penduduk,
mengakibatkan ketidakmerataan pembangunan baik fisik maupun non
fisik yang selanjutnya mengakibatkan keinginan untuk pindah semakin
tinggi. Arus perpindahan penduduk biasanya bergerak dari daerah yang
agak terbelakang pembangunannya daerah yang lebih maju, sehingga
daerah yang sudah padat menjadi tambah padat.

Pemecahan masalah, untuk memecahkan masalah ini dilaksanakan


program perpindahan penduduk dari daerah padat ke daerah
kekurangan penduduk, yaitu program transmigrasi.

5. Memahami dan menjelaskan KB menurut agam islam

Pandangan para ulama di Indonesia tentang KB pada umumnya menyetujui atau


sekurang-kurangnya tidak menentang. Bahkan pada masa Nabi Muhammad SAW
telah dikenal metode kontrasepsi alamiah yang dikenal dengan nama azl atau coitus
interuptus yang disebut juga dengan senggama terputus. Namun, beberapa pemikir
Islam meragukan hukum ber-KB, karena menyamakan program ini dengan larangan
membunuh bayi. Pembunuhan bayi sama sekali tidak sama dengan memakai alat
kontrasepsi, karena pembunuhan bayi adalah pembunuhan nyata dari anak yang telah
lahir sedangkan memakai alat kontrasepsi adalah mencegah terjadinya pembuahan.
Oleh karena itu aborsi sebagai metode KB dilarang di Indonesia dan cara KB lainnya
diperbolehkan (Ebrahim, 1997).

Metode kontap sebagai salah satu alat KB juga diperdebatkan oleh para ulama
Islam, karena sifatnya yang permanen dan menganggap cara ini sama dengan
pengebirian yang dilarang dalam hukum Islam. Namun belakangan metode ini
akhirnya diperbolehkan dengan pertimbangan bila metode KB lain memang tidak
sesuai dan alasan kesehatan dari PUS itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai