Pelayanan Antenatal
Pelayanan Antenatal
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil
melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan (PUSKESMAS) setidaknya 4 kali untuk
pemeriksaan kehamilan. Bukti yang kuat menunjukkan bahwa ibu hamil yang menerima
pelayanan antenatal (antenatal care) dan yang mendapat pertolongan persalinan dan nifas
oleh tenaga kesehatan (Nakes) keselamatannya lebih terjamin jika terjadi komplikasi
persalinan yang tidak terduga, dibandingkan dengan mereka yang tidak mendapat pelayanan
tersebut. Pelayanan antenatal merupakan salah satu dari program kesehatan dasar
puskesmas (primary health care) yang merupakan program wajib dilaksanakan oleh
puskesmas. Di antara intervensi kunci untuk kelangsungan hidup yang diberikan dalam
pelayanan antenatal antara lain imunisasi tetanus toksoid dan diagnosis dini serta
pengobatan anemia.
Program KIA bertujuan meningkatkan kesehatan ibu, kesehatan bayi dan anak. Salah
satu cara meningkatkan derajat kesehatan anak dengan mengendalikan penykit-penyakit
menular yang dapat dicegah melalui imunisasi. Kementrian kesehatan dengan Program
Pengembangan Imunisasi ( PPI ) sejak tahun 1977 menganjurkan agar semua anak mendapat
imunisasi dasar lengkap. Berdasarkan data SDKI 2007 cakupan imunisasi lengkap pada
anak usia 12-23 bulan sebesar 51 persen.
Untuk mewujdkan tujuan KIA di atas, peran Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan
kesehatan) sangatlah penting. Penyuluhan yang efektif dipengaruhi oleh banyak faktor di
antaranya diperlukan alat bantu dan media penyuluhan yang baik dan harus sesuai dengan
etika komunikasi Islam.
1
SASARAN BELAJAR
1. Mahasiswa dapat memahami Pelayanan Antenatal ( Ante Natal Care ) di
Puskesma
1.1 Definisi
1.2 Tujuan
1.3 Mekanisme Pemeriksaan dan Waktu Kunjungan
2. Mahasiswa dapat memahami Program Kesehatan Dasar ( Primary Health Care) di
Puskesmas
2.1 Definisi
2.2 Jenis program
3. Mahasiswa dapat memahami imunisasi dasar pada bayi dan imunisasi TT pada
ibu hamil
3.1 Definisi
3.2 Jadwal Pemberian imunisasi dasar pada bayi dan imunisasi TT pada ibu hamil
4. Mahasiswa dapat memahami tentang pendidikan kesehatan
4.1 Prinsip pendidikan kesehatan
4.2 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
4.3 Metode pendidikan kesehatan
4.4 Alat bantu dan media pendidikan kesehatan
5. Mahasiswa dapat memahami tentang ilmu perilaku dan perilaku kesehatan
5.1 Konsep Perilaku
5.2 Perilaku kesehatan
5.3 Bentuk perilaku
6. Mahasiswa dapat memahami tentang Etika Komunikasi Islam
2
1. Mahasiswa dapat memahami Pelayanan Antenatal ( Ante Natal Care ) di
Puskesma
1.1 Definisi
Ante Natal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan
asuhan antenatal (Prawirohardjo. S, 2006 :52).
1.2 Tujuan
Dalam pelayanan ANC dikemukakan beberapa tujuan antara lain:
1. Memantau kondisi kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial, ibu dan
bayi.
3. Menganalisa secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama kehamilan termasuk riwayat penyakit secara umum
yaitu pembedahan dan kebidanan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
tumbuh dan berkembang secara normal.
Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan,
nifas dan aspek keluarga berencana.
1.3 Mekanisme Pemeriksaan dan Waktu Kunjungan
Standar 2 : Pengkajian
3
Standar 4: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan
dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan yang
tepat dan merujuknya.
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan
yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan
baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi
kadaan gawat darurat. Bidan hendaknya kunjungan rumah untuk hal ini. (PPIBI,
1999:26-27)
Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal Care
(ANC), selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan
fisik baik umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta
intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko yang ada. Namun dalam penerapan
operasionalnya dikenal standar minimal 7T untuk pelayanan Ante Natal Care
(ANC) yang terdiri atas:
4
a. (Timbang) berat badan
Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang
seringan-ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu
kurus kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
Interval Lama %
Antigen
(selang waktu minimal) perlindungan Perlindungan
TT 1 Pada kunjungan antenatal - -
pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80
TT 3 1-6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 95
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun/ 99
seumur
Keterangan : apabila dalam waktu tiga (3) tahun WUS tersebut melahirkan maka
bayi yang dilahirkan akan terlindungi dari tetanus neonatorum
5
Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya
tentang tanda-tanda resiko kehamilan. (Depkes RI, 2001:23)
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk
mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan.
Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang
berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik
diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak
memberikan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai dengan standar dapat dianggap
sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2001:31)
Kunjungan baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilan.
Kunjungan ulang
Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan
seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama satu
periode kehamilan berlangsung.
K4
K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih untuk
mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan
dengan syarat:
3) Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah minggu ke
36).
6
2. Mahasiswa dapat memahami Program Kesehatan Dasar ( Primary Health Care) di
Puskesmas
2.1 Definisi
Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh (comprehensive
health care services) kepada seluruh masyarakat di wilayah kerjanya, Puskesmas
menjalankan beberapa usaha pokok (basic health care services). Terdapat 18 usaha
pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh Puskesmas, itupun sangat tergantung
kepada faktor tenaga, sarana dan prasarana serta biaya yang tersedia berikut
kemampuan managemen dari tiap-tiap Puskesmas.
7
18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
3. Mahasiswa dapat memahami imunisasi dasar pada bayi dan imunisasi TT pada
ibu hamil
3.1 Definisi
Pemerintah setiap tahun terus berupaya untuk menurunkan angka kejadian penyakit
seperti Poliomyelitis (kelumpuhan), Campak (measles), Difteri (indrak), Pertusis
(batuk rejan / batuk seratus hari), Tetanus, Tuberculosis (TBC) dan Hepatitis B
dengan menggalakan program pencegahan penyakit yaitu imunisasi pada bayi dan
anak. Imunisasi bisa diartikan suatu usaha untuk membuat seseorang menjadi kebal
terhadap penyakit tertentu dengan menyuntikan vaksin. Yakni kuman hidup yang
dilemahkan / kuman mati / zat yang bila dimasukkan ke tubuh akan merangsang
menciptakan kekebalan terhadap penyakit tertentu.
8
vaksin ini pertama kali membekukan vaksin tersebut kemudian
mengeringkannya. Vaksin yang telah dilarutkan potensinya cepat menurun dan
hanya bertahan selama 8 jam.
Vaksin BCG;
Vaksin BCG adalah vaksin hidup yang berasal dari bakteri. Bentuknya vaksin
beku kering seperti vaksin campak berbentuk bubuk yang berfungsi
melindungi anak terhadap penyakit tuberculosis (TBC). Dibuat dari bibit
penyakit hidup yang telah dilemahkan, ditemukan oleh Calmett Guerint.
Sebelum menyuntikkan BCG, vaksin harus lebih dulu dilarutkan dengan 4 cc
cairan pelarut (NaCl 0,9%). Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan
dalam waktu 3 jam. Vaksin akan mudah rusak bila kena sinar matahari
langsung. Tempat penyuntikan adalah sepertinya bagian lengan kanan atas.
Vaksin Hepatitis B;
Bibit penyakit yang menyebabkan hepatitis B adalah virus. Vaksin hepatitis B
dibuat dari bagian virus yaitu lapisan paling luar (mantel virus) yang telah
mengalami proses pemurnian. Vaksin hepatitis B akan rusak karena
pembekuan dan pemanasan. Vaksin hepatitis B paling baik disimpan pada
temperatur 2,8C. Biasanya tempat penyuntikan di paha 1/3 bagian atas luar.
Vaksin DPT;
Terdiri toxoid difteri, bakteri pertusis dan tetanus toxoid, kadang disebut
triple vaksin. Berisi vasin DPT, TT dan DT. Vaksin DPT disimpan pada
suhu 2,8C kemasan yang digunakan : Dalam - 5 cc untuk DPT, 5 cc untuk
TT, 5 cc untuk DT. Pemberian imunisasi DPT, DT, TT dosisnya adalah 0,5
cc. Dalam pemberiannya biasanya berupa suntikan pada lengan atau paha.
9
Manfaat imunisasi TT ibu hamil
a. Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005;
Chin, 2000). Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada
neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium
tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim
saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001).
b. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI,
2000)
Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program
imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum
(Depkes, 2004)
Jumlah dan dosis pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil
Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali (BKKBN, 2005; Saifuddin dkk, 2001),
dengan dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler/subkutan dalam (Depkes RI, 2000).
10
Umur kehamilan mendapat imunisasi TT
Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan
imunisasi TT lengkap (BKKBN, 2005). TT1 dapat diberikan sejak di ketahui postif
hamil dimana biasanya di berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana
kesehatan (Depkes RI, 2000)
Jarak pemberian imunisasi TT1 dan TT2
Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu
(Saifuddin dkk, 2001; Depkes RI, 2000).
Efek samping imunisasi TT
Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan
pada tempat suntikan (Depkes RI, 2000). TT adalah antigen yang sangat aman dan juga
aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan
imunisasi TT (Saifuddin dkk, 2001).
Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak perlukan
tindakan/pengobatan (Depkes RI, 2000).
Tempat pelayanan untuk mendapatkan imunisasi TT
a. Puskesmas
b. Puskesmas pembantu
c. Rumah sakit
d. Rumah bersalin
e. Polindes
f. Posyandu
g. Rumah sakit swasta
h. Dokter praktik, dan
i. Bidan praktik (Depkes RI, 2004).
11
a. pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid.
b. pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumah sakit-rumah sakit
dengan sasaran pasien atau keluarga pasien, di Puskesmas, dsb.
c. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau
karyawan yang bersangkutan.
Dimensi tingkat pelayanan kesehatan
Berdasarkan 5 tingkat pencegahan (Five levels of prevention) dari (Leavel and
Clark) :
a. Promosi kesehatan (Health promotion)
Pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam peningkatan gizi, kebiasaan
hidup, perbaikan sanitasi lingkungan, higiene perorangan, dsb.
b. Perlindungan khusus (Specific protection)
Dalam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus ini
pendidikan kesehatan sangat diperlukaan terutama di negara-negara
berkembang.
c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early diagnosis and prompt treatment)
d. Pembatasan cacat (Disability limitation)
e. Rehabilitasi (rehabilitation)
12
pancingan, mengarahkan, dan mengatur sehingga diskusi berjalan hidup dan tak ada
dominasi dari salah satu peserta.
2) Curah pendapat (Brain Storming) ;
Merupakan modifikasi diskusi kelompok, dimulai dengan memberikan satu
masalah, kemudian peserta memberikan jawaban/tanggapan, tanggapan/jawaban
tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart/papan tulis, sebelum semuanya
mencurahkan pendapat tidak boleh ada komentar dari siapa pun, baru setelah
semuanya mengemukaan pendapat, tiap anggota mengomentari, dan akhirnya terjadi
diskusi.
3) Bola salju (Snow Balling)
Tiap orang dibagi menjadi pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang). Kemudian
dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5 menit tiap 2
pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan
mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang
ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya akhirnya
terjadi diskusi seluruh kelas.
4) Kelompok kecil-kecil (Buzz group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil, kemudian
dilontarkan suatu permasalahan sama/tidak sama dengan kelompok lain, dan
masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan
dari tiap kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya.
5) Memainkan peranan (Role Play)
Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan tertentu
untuk memainkan peranan tertentu, misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai
perawat atau bidan, dll, sedangkan anggota lainnya sebagai pasien/anggota
masyarakat. Mereka memperagakan bagaimana interaksi/komunikasi sehari-hari
dalam melaksanakan tugas.
6) Permainan simulasi (Simulation Game)
Merupakan gambaran role play dan diskusi kelompok. Pesan-pesan disajikan
dalam bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis
seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), dan
papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai
nara sumber.
13
e. Tulisan-tulisan di majalah/koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya
jawab /konsultasi tentang kesehatan antara penyakit juga merupakan bentuk
pendidikan kesehatan massa.
f. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk poster dan sebagainya adalah
juga bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh : Billboard Ayo ke Posyandu.
Andalah yang dapat mencegahnya (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
4.4 Alat bantu dan media pendidikan kesehatan
14
b. Alat bantu dengar (Audio Aids)
a. Alat peraga yang complicated (rumit), seperti film, film stripe, slide,
dsb yang memerlukan listrik dan proyektor.
b. Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri, dengan bahan-
bahan setempat yang mudah diperoleh seperti bambu, karton, kaleng
bekas, kertas koran, dsb.
a. Media cetak
- Leaflet : melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk
kalimat maupun gambar, atau kombinasi.
- Flip chart (lembar balik) : bentuk buku, dimana tiap lembar (halaman)
berisi gambar peragaan dan dibaliknya berisi kalimat sebagai pesan atau
informasi berkaitan dengan gambar tersebut.
b. Media elektronik
15
- Radio : dalam bentuk obrolan (tanya jawab), sandiwara radio, ceramah,
radio spot, dsb.
- Video
- Slide
- Film stipe
Dipasang di tempat-tempat umum dapat dipakai dan diisi dengan pesan-pesan atau
informasi-informasi kesehatan.
16
mencegah gigitan nyamuk malaria, imunisasi,dll. Persepsi adalah sebagai pengalaman
yang dihasilkan melalui panca indra.
b. Perilaku terhadap pelayanan kesehatan, baik pelayanan kesehatan tradisional maupun
modern. Perilaku ini mencakup respons terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan,
petugas kesehatan, dan obat-obatan, yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap
dan pengguanaan fasilitas, petugas dan obat-obatan.
c. Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior), yakni respons seseorang terhadap
makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan, meliputi pengetahuan, persepsi, sikap
dan praktek kita terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya/zat
gizi, pengelolaan makanan, dll.
d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health behavior) adalah respons
seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia. Lingkup
perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan itu sendiri (dengan air bersih,
pembuangan air kotor, dengan limbah, dengan rumah yang sehat, dengan pembersihan
sarang-sarang nyamuk (vektor), dan sebagainya.
Klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (health behavior) sebagai berikut
1) Perilaku kesehatan (health behavior),
yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk juga tindakan-
tindakan untuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih
makanan, sanitasi, dan sebagainya.
2) Perilaku sakit (illness behavior),
yakni segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang individu
yang merasakan sakit, untuk merasakan merasakan dan mengenal keadaan
kesehatannya atau rasa sakit, termasuk kemampuan atau pengetahuan
individu untuk mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit, serta usaha-
usaha mencegah penyakit tersebut.
3) Perilaku peran sakit (the sick role behavior),
yakni segala tindakan atau kegiatan yang dilakuakan oleh individu yang
sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan. Perilaku ini disamping
berpengaruh terhadap kesehatan/kesakitannya sendiri, juga berpengaruh
terhadap orang lain, terutama anak-anak yang belum mempunyai kesadaran
dan tanggung jawab terhadap kesehatannya.
17
b. Bentuk aktif,
yaitu perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung. Misalnya pada kedua contoh
di atas, si ibu sudah membawa anaknya ke puskesmas untuk imunisasi dan orang pada
kasus kedua sudah ikut KB dalam arti sudah menjadi akseptor KB. Oleh karena itu
perilaku mereka ini sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata, maka disebut overt
behavior.
Allah Taala berfirman: Dan berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekitarmu,. (Ali Imran ayat 159)
Ayat ini sangat luas dan dalam maknanya, karena itu ketika menyelesaikan studi di
fakultas ilmu komunikasi, ayat inilah yang mengilhami skripsi saya. Dari firman Allah
ini, betapa besar dampaknya komunikasi dalam tatanan hidup manusia sebagai mahluk
sosial. Menurut pakar komunikasi 70% dalam 24 jam, waktu manusia diisi dengan
komunikasi. Begitu banyaknya waktu yang kita habiskan dalam komunikasi. Salah
komunikasi atau misscommunication akan mengakibatkan salah persepsi, atau dalam
bahasa gaulnya nggak nyambung.
Faktor yang paling penting dalam berdakwah ialah komunikasi. maka sebagai muslim
kita harus tahu etika berkomunikasi yang sesuai dengan ajaran Islam. Menurut saya,
rasullullah SAW adalah komunikator yang hebat, setiap pesan yang beliau sampaikan
pasti berkesan dihati para sahabat, bahkan dihati kaum kafir yang memusuhinya.
Tiada agama yang paling sempurna kecuali Islam, siapapun apakah ia muslim atau
kafir bila saja mau menggunakan akal untuk berpikir, pasti akan sampai pada
kesimpulan yang sama. Bayangkan, Islam tidak hanya mengatur kehidupan akhirat,
duniawi, teknologi, bahkan sampai hal-hal kecil pun seperti tata cara mandi,
berpakaian, tidur diatur Islam, melalui sunnah rasullulah saw, uswatunhasanah bagi
kita. Islam juga banyak mengatur tata cara berkomunikasi. Sungguh beruntung kita
ditakdirkan sebagai seorang muslim, karena hidup kita mempunyai tuntunan yang
lengkap dan menyeluruh. Lengkap karena kita memiliki Al Quran dan hadits sebagai
sumber hukum yang paling otentik dan terpercaya.
18
Allah berfirman, Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu sekalian dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan serta menjadikan kamu sekalian berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal, sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kamu sekalian di sisi Allah adalah yang paling takwa diantara
kamu sekalian. (Al Hujarat, : 13) Dari ayat ini, Allah menyuruh kita untuk saling
mengenal, mestipun berbeda suku, berbeda bangsa, berbeda budaya, berbeda warna
kulit, sebagai manusia kita harus menjalin komunikasi yang baik. Selanjutnya Allah
juga menegaskan yang paling mulia di sisi Allah bukanlah yang paling kaya, paling
cantik, paling pintar, paling popular dsbnya, namun yang paling mulia adalah manusia
yang paling bertakwa kepada Allah SWT.
Setiap manusia mempunyai karakter, sifat dan kepribadian yang berbeda. Meski anak
yang lahir kembar identik pun pasti memiliki sifat dan karakter yang tidak sama. Untuk
itu Islam mengatur tata cara bergaul yang benar, agar seseorang dapat bersinergi dengan
orang lain meski mempunyai kepribadian , sikap dan watak yang berbeda. Allah
berfirman, Dan hamba-hamba Tuhan yang maha penyayang itu adalah orang-orang
yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. (Al Furqon: 63)
Rendah hati (tawadhu) dan mengucapkan kata-kata yang baik (Qaulan Salaamah).
Rendah hati adalah sifat yang sangat mulia, orang yang tawadhu akan tercermin dari
sifat dan tingkah lakunya. Dalam pergaulan orang yang tawadhu pasti disenangi, bila
berkata sewajarnya, kepada yang lebih tua menghormati, namun kepada yang lebih
muda menyayangi. Orang seperti ini bila ditakdirkan jadi pemimpin, ia akan tampil
sebagai pemimpin yang amanah.
Bila kita baca riwayat hidup rasullah, manusia yang dijamin masuk surga itu, sungguh
rendah hati terhadap keluarga, dan sahabat-sahabatnya. Beliau bersabda,
Sesungguhnya Allah telah memberi wahyu kepadaku, yaitu kamu sekalian hendaklah
bersikap tawadhu sehingga tidak ada seseorang bersikap sombong kepada yang lain,
dan tidak ada seseorang menganiaya yang lain, (Hr Muslim). Dan dalam riwayat lain
Anas RA berkata, Bila ada budak di Madinah memegang tangan nabi SAW, maka
beliau pergi mengikuti kemana budak itu menghendaki. (Hr Bukhari) Sungguh, sikap
tawadhu benar-benar dicontohkan langsung oleh rasul, yang tidak membedakan status
sosial kendati beliau adalah manusia yang paling mulia di dunia dan akhirat namun
tetap menghargai seorang budak .
Sebagai Muslim yang baik harus selalu menjaga setiap kata yang keluar dari
mulutnya. Karena setiap lafaz yang kita ucapkan akan dipertanggungjawabkan
diakhirat nanti. Dalam pergaulan Qaulan Salaamah terdiri dari beberapa aspek antara
lain:
Pertama : Qaulan Kariiman ( mulia) sebagai muslim kita harus berkata dengan kata-
kata yang mulia, hindarilah kata-kata yang hina, seperti mengejek, mengolok-ngolok
hingga menyakiti perasaan orang lain. Pepatah mengatakan,Memang lidah tidak
bertulang, tak terbatas kata-kata kendati lidah tak bertulang, namun lidah bisa lebih
tajam dari sembilu. Banyak orang bisa sembuh bila dilukai dengan pedang, namun bila
dilukai dengan lidah, sakitnya akan terbawa sampai mati. Hati-hati dengan perkataan,
bila ingin bergurau tetap jaga lisan dari kata-kata yang menyakiti, bergurau dan bergaul
harus tetap dengan kata-kata yang mulia.
19
Kedua : Qaulan marufan ( baik) Berkatalah yang baik atau diam itu pesan
rasullulah kepada ummatnya. Sebagai muslim yang beriman lisan harus terjaga dari
perkataan yang sia-sia, apapun yang diucapkannya harus selalu mengandung nasehat,
menyejukkan hati bagi orang yang mendengarnya. Jangan biarkan lisan ini mencari-cari
kejelekan orang lain. Hindari kata-kata yang hanya bisa mengkritik atau mencari
kesalahan orang lain, memfitnah, menghasut. Sungguh, perbuatan yang sangat hina,
hingga Allah berfirman dalam surat Al Hujarat ayat 12, seumpama orang yang
memakan bangkai temannya sendiri. Sungguh sangat menjijikkan.
Ketiga : Qaulan Syadidan ( lurus dan benar). Seorang muslim berkata harus benar,
jujur jangan berdusta. Karena sekali kita berkata dusta, selanjutnya kita akan berdusta
untuk menutupi dusta kita yang pertama, begitu seterusnya, sehingga bibir kita pun
selalu berbohong tanpa merasa berdosa. Siapapun tak ingin dibohongi, seorang istri
akan sangat sakit hatinya bila ketahuan suaminya berbohong, begitu juga sebaliknya.
Rakyat pun akan murka bila dibohongi pemimpinnya. Juga tidak kalah penting dalam
menyampaikan kebenaran, adalah keberanian untuk bicara tegas, jangan ragu dan takut,
apalagi jelas dasar hukumnya Al Quran dan hadits. Katakanlah kebenaran itu,
meskipun sangat menyakitkan, pesan Rasullulah ini, sejatinya mrnguatkan kita dalam
menghadapi resiko yang apa pun yang akan kita hadapi dalam berdakwah.
Keempat : Qaulan Balighan (tepat) sebagai orang yang bijak bila berdakwah kita
harus melihat stuasi dan kondisi yang tepat dan menyampaikan dengan kata-kata yang
tepat. Bila bicara dengan anak-anak kita harus berkata sesuai dengan pikiran mereka,
bila dengan remaja kita harus mengerti dunia mereka. Jangan kita berdakwah tentang
teknologi nuklir dihadapan jamaah yang berusia lanjut tentu sangat tidak tepat sasaran,
malah membuat mereka semakin bingung..
20
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo S. Prinsip-prinsip Ilmu Kesehatan Masyarakat 2003. Rineka Cipta. Jakarta. Hal
95-212
Stoner, JAF: Management (2nd edition), Prentice Hall International edition,1982.
Trihono. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat, 2005. Sagung Seto. Jakarta. Hal :
7-26,33,35,79
Wiyono D, 2008. Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak Prinsip & Strategi Pendekatan
Komunitas. Penerbit Duta Prima Airlangga. Surabaya.374 hal
Wiyono D, 2008. Manajemen Program Promkes dan Pemberdayaan masyarakat. Penerbit
Duta Prima Airlangga. Surabaya. 519 hal
Zuhroni, K. Pandangan Islam terhadap Masalah Kedokteran dan Kesehatan
21