Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MUSKULOSKELETAL: OSTEOMIELITIS
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
1. Stefani Sipayung 7. Natalia Sitepu
2. Nia Nova Sitanggang 8. Iman Gulo
3. Pevatriani Waruwu 9. Oneversima Lombu
4. Anna Juli Waruwu 10. Mawarta Tarigan
5. Josephine Lombu 11. Yesi Melinda
6. Tris Harefa
Osteomielitis adalah proses inflamasi akut atau kronis dari tulang dan struktur
sekunder tulang akibat dari infeksi organisme piogenik. Infeksi bisa terlokalisir atau
menyebar sepanjang periosteum, korteks, sumsum tulang dan jaringan Cancellous, (Zairin,
2014).
Penyakit infeksi adalah salah satu penyakit yang masih sering terjadi di dunia. Salah
satu penyakit infeksi yang mengenai tulang adalah osteomielitis. Osteomielitis merupakan
suatu proses peradangan pada tulang yang disebabkan oleh invasi mikroorganisme (bakteri
dan jamur), (Smeltzer, 2001).
Osteomielitis dapat mengenai tulang-tulang panjang, vertebra, tulang pelvis, tulang
tengkorak dan mandibula. Mikroorganisme bisa mencapai tulang dan sendi baik melalui
trauma langsung pada kulit misalnya akibat tusukan kecil, luka bacok, laserasi, fraktur
terbuka atau karena operasi atau secara tidak langsung melalui aliran darah dari bagian lain
misalnya hidung atau mulut, traktus respiratorius, usus atau traktus genitourinarius,
(Muttaqin, 2008).
Osteomielitis dapat bersifat akut atau kronis, Infeksi yang berlangsung kurang dari 3
bulan dinamakan infeksi akut, sedangkan lebih dari 3 bulan dinamakan infeksi kronik,
(Zairin, 2014).
Infeksi tulang lebih sulit di sembuhkan dari pada infeksi jaringan lunak, karena
terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan
dan pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru disekeliling jaringan tulang mati).
Bakteri atau jamur menjadi penyebab paling banyak terjadinya osteomielitis. Staphylococcus
merupakan agen infeksi yang paling umum ditemukan pada osteomielitis pada saat ini dan
bahkan sebelum berkembangnya antibiotik, (Muttaqin, 2008).
Secara umum prevalensi osteomielitis lebih tinggi pada negara berkembang. Di
Amerika Serikat insidensi osteomielitis adalah 1 dari tiap 5000 orang, dan 1 dari tiap 1000
usia bayi. Insidensi pertahun pada pasien sickle cell berkisar 0,36%. Prevalensi osteomielitis
setelah adanya trauma pada kaki bisa meningkat yaitu 16% terdapat dalam 30-40% pasien
diabetes, dan jika dibandingkan antara laki-laki dan perempuan kira-kira 2:1. Angka kematian
akibat osteomielitis rendah, biasanya disebabkan sepsis atau kondisi medis serius yang
menyertai, (Smeltzer, 2001).
Di Indonesia osteomielitis masih merupakan masalah karena tingkat higienis yang
masih rendah dan pengertian mengenai pengobatan yang belum baik, diagnosis yang
terlambat sehingga biasanya berakhir dengan osteomielitis kronis, angka kejadian
tuberkulosis masih tinggi, pengobatan osteomielitis memerlukan waktu lama dan biaya yang
tinggi, serta banyak pasien dengan fraktur terbuka yang datang terlambat dan sudah menjadi
osteomielitis, (Smeltzer, 2001).
Osteomielitis hematogenik akut merupakan penyakit yang terutama terjadi pada anak-
anak. Osteomielitis karena trauma langsung dan osteomielitis perkontinuitatum umum sering
terjadi pada usia dewasa dan remaja dibandingkan usia anak-anak. Tulang vertebra dan pelvis
paling sering terkena pada kasus dewasa, sedangkan osteomielitis pada anak-anak biasanya
mengenai tulang panjang. Tibia merupakan tulang yang paling sering terjadi osteomielitis
post traumatika, karena merupakan tulang yang peka, dengan asupan darah yang kurang kuat,
(Muttaqin, 2008).
Insidensi osteomielitis setelah fraktur terbuka dilaporkan sekitar 2% sampai 16%,
tergantung pada derajat trauma dan terapi yang didapat. Pengobatan yang cepat dan tepat
dapat mengurangi resiko infeksi, menurunkan kemungkinan berkembangnya osteomielitis,
terutama pada pasien-pasien dengan faktor resiko seperti diabetes, gangguan imunitas dan
yang baru mengalami trauma, (Zairin, 2014).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa/mahasiswi diharapkan mampu memahami Asuhan Keperawatan Pada
Klien Dengan Gangguan Muskuloskeletal: Osteomielitis
TINJAUAN TEORI
2.1. Definisi
Osteomielitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum atau korteks
tulang, dapat berupa eksogenus ( infeksi masuk dari luar tubuh) atau hematogenus
( infeksi yang berasal dari dalam tubuh). Osteomeilitis adalah infeksi tulang lebih sulit
disembuhkan bila dibandingkan dengan infeksi jaringan lunak, karna terbatasnya asupan
darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan
involukrum (Smeltzer,2002).
2.2. Etiologi
Infeksi ini dapat disebabkan oleh penyebaran hematogen, dari fokus ditempat lain
(misal tonsil terinfeksi, gigi terinfeksi , infeksi saluran nafas bagian atas ). Osteomielitis
akibat penyebaran hematogen biasanya terjadi ditempat trauma yang terdapat resistensi
rendah. Infeksi dapat juga berhubungan dengan infeksi jaringan lunak, misal ulkus
dekubitus atau ulkus vaskulr, atau kontaminasi langsung pada tulang (misal frakturrbuka,l
uka tembak dan pembedahan tulang ).
Staphylococcus merupakan penyebab 70%-80% infeksi tulang. Organisme lain
meliputi proteus, pseuomonas , dan escherichia. Pada anak-anak infeksi tulang sering kali
timbul sebagai komplikasi dari infeksi pada tempat-tempat lain seperti infeksi faring
(faringitis), telinga (otitismedia) dan kulit ( impetigo) bakterinya (staphyloccus aureus ,
streptoccus, haemophylus influenzae) berpinah melalui aliran darah menuju metafisis
tulang didekar lempeng pertumbuhan dimana darah mengalir kedalam sinusoid. Akibat
perkembangbiakan bakteri dan nekrosis jaringan, maka tempat peradangan yang terbatas
ini akan terasa nyeri dan nyeri tekan . Mikroorganisme yang menginfeksi tulang akan
membentukan koloni pada tulang veri vaskular, menimbulkan edema, infiltrasi seluler, dan
akumulasi produk-produk inflamasi yang akan merusak trabekula tulang dan hilangnya
matriks dan mineral tulang (Lukman, 2011)
2.3. Patofisologi
Osteomielitis mungkin dilokalisasi atau mungkin menyebar melalui sumsum tulang,
dan korteks periosteum. Patogen bakteri bervariasi berdasarkan usia (terutama bayi dan
anak-anak), jenis kelamin (lebih sering pada pria dan wanita dengan perbandingan 4:1),
trauma (hematoma akibat trauma pada daerah metafisis merupakan salah satu faktor
predisposisi terjadinya osteomielitis hematogen akut), lokasi infeksi (osteomielitis
hematogen akut sering terjadi di daerah metafisis karena daerah ini merupakan daerah
aktif tempat terjadinya pertumbuhan tulang), nutrisi, lingkungan dan imunitas yang buruk
serta adanya fokus infeksi sebelumnya (seperti bisul dan tonsilitis).
Osteomielitis hematogen akut ditandai dengan infeksi akut pada tulang disebabkan
oleh perkembangbiakan bakteri dalam tulang dari sumber yang jauh. Osteomielitis kronis
merupakan kondisi yang terus menerus atau berulang, terlepas dari penyebab awal dan/
atau mekanisme terjadinya kondisi osteomielitis. Kondisi osteomielitis pada kondisi klinik
bisa terjadi dengan adanya riwayat pernah mengalami fraktur terbuka, riwayat
pembedahan dengan pemasangan fiksasi interna. Ada berbagai predisposisi yang
meningkatkan resiko osteomielitis, meliputi tidak adekuatnya nutrisi dan higienis, faktor
imunitas dan virulensi kuman.
Proses selanjutnya terjadi hiperemi dan edema didaerah metafisis disertai
pembentukan PUS. Terbentuknya pu dalam tulang dimana jaringan tulang tidak dapat
berekspansi akan menyebabkan tekanan dalam tulang bertambah. Peninggian tekanan
dalam tulang mengakibatkan terganggunya sirkulasi dan timbulnya trombosis pada
pembuluh darah tulang dan akhirnya menyebabkan nekrosis tulang. Disamping proses
yang disebutkan diatas, pembentukan tulang baru yang ekstensif terjadi pada bagian dalam
periousteum sepanjang diafisis sehingga terbentuk suatu jaringan sekuestrum. Apabila pus
menembus tulang maka terjadi pengaliran pus keluar melalui lubang yang disebut kloaka
atau melalui sinus pada jaringan lunak dan kulit. Pada tahap selanjutnya penyakit akan
berkembang menjadi osteomielitis kronis. Pada daerah tulang kanselosa, infeksi dapat
terlokalisasi, serta diliputi oleh jaringan fibrosa yang membentuk abses tulang kronis
(Muttaqin, 2008)
2.5. Penatalaksanaan
Beberapa prinsip penatalaksanaan klien osteomielitis yang perlu diketahui perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan agar mampu melaksanakan tindakan kolaboratif adalah
sebagai berikut :
2.6. Komplikasi
1. Abses tulang
2. Abses paravetebral
3. Bakteri mia/sepsis
4. Fraktur
5. Lepasnya inplant prostetik
6. Selulitis
(Helmi, 2014)
2.7. Pengkajian
1. Anamnesis
Identitas : nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor
register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis. Pada umunya,
keluhan utama pada kasus osteomielitis adalah nyeri hebat. Untuk
memperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien, perawat dapat
menggunakan metode PQRST :
Provoking Incident : hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri adalah
proses supurasi pada bagian tulang. Trauma, hematoma akibat trauma pada
daerah metafisis, merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya
osteomielitishematoge akut.
Quality of pain : rasa nyeri yang di rasakn atau digambarkan klien bersifat
menusuk.
Region, Radiation, Relief : nyeri dapat reda dengan imobilitas atau
istrahat, nyeri tidak menjalar atau menyebar.
Severity ( scale) of pain : nyeri yang dirasakan klien secara subjektif antara
2-3 pada rentang skala pengukuran 0-4.
Time : berapa lama nyeri erlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada
malam hari atau siang hari.
Riwayat penyakit sekarang. Kaji adanya riwayat trauma fraktur terbuka
(kerusakan pembuluh darah, edema, hematoma, dan hubungan fraktur dengan
dunia luar sehingga pada fraktur terbuka umumnya terjadi infeksi), riwayat
operasi tulang dengan pemasangan fiksasi internal dan fiksasi eksternal (invasi
bakteri disebabkan oleh lingkungan bedah) dan pada osteomielitis kronis
penting ditanyakan apakah pernah mengalami osteomielitis akut yang tidak di
beri perawatan adekuat sehingga memungkinkan terjadinya proses supurasi di
tulang.
Riwayat penyakit dahulu. Adanya riwayat infeksi tulang, biasanya pada daerah
vertebra torako-lumbal yang terjadi akibat torakosentesis atau prosedur
urologis. Dapat ditemukan adanya riwayat diabetes melitus, malnutrisi, adiksi
obat obatan, atau pengobatan dengan imunosupresif.
Riwayat psikososialspirotual. Perawat mengkaji respons emosi klien terhadap
penyakit yang di deritanya dan peran klien dalam keluarga serta masyarakat,
respons atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari hari, baik dalam keluarga
maupun dalam masyarakat. Pada kasus osteomielitis, akan timbul ketakutan
terjadinya kecacatan dan klien harus menjalani penatalaksaan kesehatan untuk
membantu penyemuhan tulang. Selain intu, pengkajian jjuga meliputi
kebiasaan hidup klien seperti penggunaan obat steroid yang dapat
mengganggu metabolisme kalsium, konsumsi alkohol yang dapat mengganggu
keseimbangan, dan apakh klien melakukan olahraga. Klien akan kehilangan
peran dalam keluarga dan dalam masyarakat karena klien menjalani rawat
inap. Dampak yang timul pada klien osteomielitis yaitu timbul ketakutan akan
kecacatan akibat prognosis penyakitnya, rasa cemas, rasa tidak mampu
melakukan aktivitas secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang
salah (gangguan citra diri).
2. Pemeriksaan fisik.pemeriksaan fisik dibagi menjadi dua ,yaitu pemeriksaan umum
untuk mendapatkan gambaran gambaran umum dan pemeriksaan setempat(local).
a. Keadaaan umum meliputi:
- Tingkat kesadaran (apatis,spoor,koma,gelisah,kompos mentis yang bergantung
pada keadaan klien).
- Kesakitan atau keadaan penyakit (akut,kronis,ringan,sedang, dan pada kasus
osteomielitis biasanya akut.
- Tanda-tanda vital tidak normal, terutama pada osteomielitis dengan komplikasi
septicemia.
B1 (breathing).pada inspeksi,didapatkan bahwa klien osteomielitis tidak
mengalami kelainan pernapasan. Pada palpasi toraks, ditemukan taktil
freitus seimbang kanan dan kiri. Pada auskultasi, tidak didapatkan suara
napas tambahan.
B2 (Blood). Pada inspeksi, tidak tampak iktus jantung. Palpasi menunjukkan
nadi meningkat,iktus tidak teraba.pada auskultasi, didapatkan suara S1 dan
S2 tunggal,tidak ada murmur.
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Osteomielitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum atau
korteks tulang, dapat berupa eksogenus ( infeksi masuk dari luar tubuh) atau
hematogenus ( infeksi yang berasal dari dalam tubuh). Osteomielitis akibat
penyebaran hematogen biasanya terjadi ditempat trauma yang terdapat resistensi
rendah. Infeksi dapat juga berhubungan dengan infeksi jaringan lunak, misal ulkus
dekubitus atau ulkus vaskulr, atau kontaminasi langsung pada tulang (misal
frakturrbuka,l uka tembak dan pembedahan tulang ). Prinsip penatalaksanaan
klien osteomielitis yang perlu diketahui perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan agar mampu melaksanakan tindakan mandiri dan kolaboratif.
3.2. Rekomendasi