A. Formasi Bohorok
Formasi ini terutama terdiri dari breksi konglomeratan yang tidak berlapis dan
lazim disebut Pebbly Mudstone.
B. Formasi Kluet
Terdiri dari urut-urutan yang tebal terutama batupasir kwarsa dan batulempung tils
dan batulanau.
C. Formasi Alas
Formasi ini menutupi formasi Kluet dan terdiri dari batuan yang sama juga tetapi
dengan jumlah batu gamping yang lebih banyak lagi.
3.3. Korelasi regional
Terdapat kesamaan litologi antara formasi bohorok dan klt dengan kelompok
phuket di Thailand selatan dan formasi singa dan kubang pasu di perilis dan pulau
lengkawi (baratlaut Malaysia). Formasi alas dapat disebandingkan dengan formasi
rat buri di selatan Thailand dan batuan gamping Chuping di Malaysia baratlaut .
yang menarik disini juga adalah diketemukannya butiran-butiran intan dalam
timah sekunder baik di Thailand maupun sumatera, di dekat pebbly mudstone
diterobos batuan granit.
3.4. Kesimpulan
Dari sifat litologinya pebbly mudstone ini dapat diterangkan sebagai endapan
subglasial atau fluvioglasial. Adanya gamping dibahagian atas dari batuan ini
menunjukkan adanya perubahan iklim dan mencairnya tudung-tudung es.
Kelompok batuan ini untuk pertama kalinya dikenal dan dikemukakan oleh
Eubank dan Makki (1981), dari cekungan sumatera tengah berdasarkan data
bawah permukaan (pemboran). Satuan batuan ini merupakan pemisah dengan arah
U. Barat laut, S. Tenggara, antara lempeng mikro Mergui disebelah barat dengan
lempeng mikro Malaka disebelah timurnya. Satuan ini terdiri dari batuan dengan
cirri-ciri formasi kualu dengan argilit , serpih merah, basalt, dan dibawahtufa.
Disamping ini juga hadis sekid, serisit, khlorit. Umur daripada satuan batuan ini
ditafsirkan Trias, yang didasarkan kepada K, Ar yakni 222 Ma pada tufa dari
lapangan Duri, dan juga ada kesamaan dengan formasi kualu (Pulunggono dan
Cameron 1984).
Kompleks mutus ini sebagai produk daripada back Arc rifting dan volkanisma
penyimpangannya dari segi geologi disini adalah bahwa dengan demikian maka
harus ada sesar-sesar mendatar yang memotong jalur ini, yang terjadi sebelum
maupun sesudah terjadinya penyatuan.
3.4.1. Lempeng Mikro Malaka
Urutan batuan sebelum terjadinya penyatuan dengan lempeng Mergui adalah
didominasi oleh kwarsit (batupasir meta), batu asbak dan filit oleh Eubak dan
Makki (1981) dinamakan Quartzite Terrain dan oleh Pulunggono Quatzite Phylite
Terrain.
3.4.2. Granit yang menyertai Proses Tumbukan
Suatu jalur yang dinamakan sebagai granit pembawa timah, dapat diikuti mulai
dari Malayan Main Range Graniter sampai ke antara pulau Kundur dan Pulau
Belitung di selatan. Penentuan secara radioaktif terhadap kedua jalur granit
tersebut (Malaya dan sumatera( menghasilkan umur kurang lebih 217 Ma atau
Trias Tengah.
3.4.3. Garis Raub-Bentong
Garis yang dimulai dari bagian Tengah Malaysia Barat ini, merupakan batas antar
lempeng Mikro Malaya Timur dan LEmpeng Mikro Malaka.
A. Mintakat Woyla
Umur yang pasti dari kelompok Woyla ini belum diketahui. Dibeberapa lokasi
ditemukan jenis-jenis fauna yang tidak khas yang berumur yura akhir-kapur awal.
Sebagai batas sebelah timur dari mintakat ini di Sumatera Selatan diketahui dari
data bawah permukaan (seismic) sebagai sesar Lematang (Pulunggono, 1983) dan
kearah barat laut sebagai Lematang Suture di Jambi.
http://bedakacamata.blogspot.co.id/2014/04/tektonik-daratan-
sunda.html