Anda di halaman 1dari 2

Manajemen Risiko

Perseroan yang usaha utamanya adalah perkebunan


kelapa sawit selalu menghadapi sejumlah risiko bisnis,
yang sebagian besar di antaranya adalah risiko eksternal
dan di luar kendali Perseroan. Risiko usaha yang dihadapi
Perseroan sesuai dengan karakteristik risiko sektor
komoditas, salah satunya adalah fluktuasi harga.
Perseroan menganalisis semua potensi risiko untuk
kemudian merumuskan strategi pengendalian atau
manajemen risiko. Tujuan dari penerapan manajemen
risiko adalah:
1. Penyediaan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi
dan manajemen mengenai potensi risiko yang
dihadapi Perseroan.
2. Informasi yang tersedia dijadikan dasar bagi Direksi
dalam mengambil keputusan-keputusan terkait dengan
sasaran operasional Perseroan.
3. Penilaian risiko yang melekat dalam setiap aspek
usaha Perseroan.
4. Pelaksanaan manajemen risiko juga menjadi pedoman
bagi Komite Audit untuk menjalankan tugas mereka
untuk mengevaluasi dan menilai tata kelola Perseroan.

Profil Risiko
Berikut adalah sejumlah risiko yang berpotensi
mempengaruhi operasi bisnis Perseroan:
1. Risiko Harga Komoditi
Bisnis kelapa sawit selalu dipengaruhi fluktuasi harga
karena naik turunnya permintaan dan penawaran
di pasar internasional. Semakin tinggi harga, maka
akan semakin tinggi keuntungan Peseroan. Namun
sebaliknya, semakin rendah harga, semakin rendah
keuntungan dan berpotensi akan mengakibatkan
kerugian lebih besar.
Untuk
mengantisipasi risiko tersebut, Perseroan harus
memastikan agar minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO)
yang dihasilkan berkualitas lebih tinggi dengan biaya
produksi rendah sehingga bisa mempertahankan daya
saing di pasar sepanjang tahun.

2. Risiko Keuangan
Risiko keuangan dapat diakibatkan oleh fluktuasi harga
pada pasar internasional dan fluktuasi kurs mata
uang. Tapi Perseroan dan entitas-entitas anaknya
mempunyai kondisi likuiditas yang sangat baik, yang
bisa mendukung rencana kerja dan dapat menopang
Perseroan terhadap kemungkinan fluktuasi harga
dan kurs di pasar. Selain itu, perbankan siap untuk
memberikan fasilitas pendanaan bagi Perseroan.
3. Risiko Operasional
Risiko operasional terkait dengan pengelolaan biaya
tenaga kerja dan pemupukan. Seperti diketahui,
biaya tenaga kerja dan pemupukan merupakan dua
komponen biaya terbesar dari total keseluruhan biaya
pemeliharaan. Risiko operasional diantisipasi dengan
proses pemeliharaan tanaman yang lebih efisien,
serta peningkatan produktifitas sumber daya manusia
dengan melakukan mekanisasi dan otomasi.
4. Risiko Hukum dan Kebijakan
Sebagai perusahaan yang bergerak di dalam industri
perkebunan kelapa sawit, Perseroan menghadapi
risiko hukum dan kebijakan. Risiko hukum adalah
risiko yang timbul sehubungan dengan pemenuhan
aspek legalitas dalam entitas perkebunan yang
dikelola Perseroan. Sedangkan, risiko kebijakan terkait
dengan perubahan kebijakan di dalam industri kelapa
sawit baik kebijakan dari Pemerintah pusat maupun
Pemerintah daerah.
Risiko hukum juga tekait dengan hubungan antara
Perseroan dengan masyarakat di sekitar perkebunan
Perseroan. Untuk menjaga hubungan yang harmonis
antara Perseroan dengan masyarakat, Perseroan selalu
memastikan bahwa kehadiran perkebunan Perseroan
selalu memberikan manfaat timbal balik yang positif
dengan masyarakat. Ini diwujudkan melalui program
tanggung jawab sosial perusahaan.
5. Risiko Bencana
Risiko bencana adalah risiko yang dihadapi oleh
Perseroan akibat dari bencana alam seperti banjir,
tanah longsor dan gempa bumi. Bencana alam dapat
membawa risiko usaha bagi Perseroan. Karena itu,
manajemen Perseroan telah merancang langkah-

langkah pengurangan risiko bencana dan upaya


mengantisipasi jika terjadi bencana alam.

Brand

Produksi TBS
Pembelian Tbs dari mas yarakat sebagai mitra

Identitas Perusahaan halaman 116-117


Corporate Identity

Struktur organisasi hal 118

Pengakuan pendapatan dan beban hal 141


Pendapatan bersih adalah pendapatan Grup
yang diperoleh dari penjualan barang jadi
setelah dikurangi diskon, retur, potongan
penjualan, pajak ekspor dan pungutan
ekspor.
Pendapatan dari penjualan barang jadi diakui
pada saat risiko dan manfaat kepemilikan
barang secara signifikan telah berpindah
kepada pelanggan.
Beban diakui pada saat terjadinya (basis
akrual).

INFORMASI SEGMEN OPERASI hal 193

Anda mungkin juga menyukai