Anda di halaman 1dari 36

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS


DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA
PELAJARAN TIK PADA MATERI PERANGKAT LUNAK
PENGOLAH KATA
SISWA KELAS XA MAN NGRAMBE TAHUN PELAJARAN
2012/2013

Disusun oleh:

RINA BUDI SETYARINI, S.PdI

MADRASAH ALIYAH NEGERI NGRAMBE

TAHUN 2013
HALAMAN PENGESAHAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

( CLASS ACTION RESEARCH )

a. Judul PTK :
PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN TIK
PADA MATERI PERANGKAT LUNAK PENGOLAH KATA SISWA
KELAS XA MAN NGRAMBE TAHUN PELAJARAN 2012/2013

b. Identitas Penulis :
Nama : Rina Budi Setyarini, S.Pd.I
Mata Pelajaran : TIK
Satuan Pendidikan : MAN Ngrambe

Ngrambe, Maret 2013


Mengetahui,
Kepala MAN Ngrambe Peneliti,

Drs. Suhudi,M.Pd.I Rina Budi Setyarini


NIP.195609091983031002

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Syukur alhamdulilah senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT

atas segala rahmatnya sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian yang

sangat berguna bagi siswa dan guru ini tepat pada waktunya.

Penelitian ini dapat selesai dengan tidak terlepas dari bantuan dan masukan

dari rekan guru, teman dan berbagai pihak. Kiranya ucapan terima kasih yang

setulusnya penulis haturkan semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak

pihak. Amin

Penulis mengharapkan masukan dan saran yang membangun bagi perbaikan

karya ini dan karya berikutnya. Apabila terdapat kekeliruan atau kekurangan

penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima kasih.

Wassalamu alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Ngrambe, Maret 2013

Penulis,

iii
ABSTRAK

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM


MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN TIK
LUNAK PADA MATERI PERANGKAT PENGOLAH KATA SISWA
KELAS XA MAN NGRAMBE TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

Kata Kunci : Metode Tugas, Prestasi Belajar

Pendidikan adalah suatu proses pembinaan kepribadian, pengetahun,


kecakapan, dan jasmani yang sehat. Pendidikan formal tercermin dalam kegiatan
belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar akan berhasil apabila tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai. Salah satu faktor penentu
keberhasilan belajar adalah penggunaan metode mengajar yang tepat. Salah satu
metode tersebut yaitu resitasi/pemberian tugas.
Keberhasilan tujuan pembelajaran tersebut dapat tecermin dalam prestasi
belajar siswa. Semakin baik prestasi belajar siswa maka kegiatan pembelajaran
semakin berhasil.
TIK merupakan mata pelajaran yang memuat tentang keterampilan dan
pengetahuan tentang teknologi khususnya komputer. Siswa akan lebih mudah
menguasai apabila sering melakukan latihan/praktik. Alokasi waktu belajar yang
terbatas dan prasarana yang tidak tersedia membuat siswa sering lambat dalam
menguasai materi. Panerapan metode pemberian tugas diberikan dengan harapan
agar siswa memiliki hasil/prestasi belajar yang lebih baik karena siswa
melaksakan latihan-latihan selama melaksanakan tugas, sehingga pengalaman
siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak
dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan
pengamatan, refleksi serta revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas XA
MAN Ngrambe Tahun pelajaran 2012/2013. Data yang diperoleh berupa hasil tes
formatif dan lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I (66,7 %) dan pada siklus
II (86,7 %).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran tdengan
pemberian tugas dapat berpengaruh positif terhadap prestasi belajar Siswa Kelas
XA MAN Ngrambe serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah
satu alternatif pembelajaran TIK.

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii

ABSTRAK ............................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ....................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4

E. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 6

A. Pengertian Belajar .......................................................................... 6

B. Pengertian Pembelajaran ............................................................... 7

C. Tujuan Belajar ................................................................................. 8

D. Tujuan Pembelajaran ...................................................................... 9

E. Pengertian Metode Pembelajaran .................................................. 9

F. Prestasi Belajar ............................................................................... 9

G. Pengertian Metode Mengajar ........................................................ 10

v
H. Metode Resitasi/Pemberian Tugas ................................................. 10

BAB III PROSEDUR PENELITIAN .................................................................... 18

A. Rancangan Penelitian ..................................................................... 18

B. Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian ........................................... 21

C. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 22

D. Instrumen pengumpulan Data ........................................................ 22

E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 23

F. Teknik Analisa Data ........................................................................ 23

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ............................................................ 25

A. Siklus 1 ........................................................................................... 25

B. Siklus 2 ........................................................................................... 28

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 34

A. Kesimpulan ..................................................................................... 34

B. Saran .............................................................................................. 34

DAFTAR PUSTAKA

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin merambah pada

setiap aktifitas manusia baik dalam dunia kerja maupun pendidikan. Berbagai

perangkat teknologi informasi dan komunikasi sudah lazim digunakan dalam setiap

kesempatan guna menunjang pekerjaan manusia. Informasi dan komunikasi

menjadi sangat penting karena segala sesuatu menuntut serba cepat, akurat, dan

fleksibel.

Kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut juga

diperuntukkan bagi siswa sebagai anak didik. Siswa harus mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal dalam menapaki

masa depan.

Salah satu pemanfaatan teknologi adalah pemanfaatan perangkat komputer

dengan berbagai jenis dan teknologinya untuk membantu pekerjaan manusia

dalam berbagai kegiatan yang banyak dibutuhkan dalam dunia kerja. Publikasi

merupakan suatu bidang yang membuat sesuatu hal menjadi diketaui oleh orang

lain atau secara lebih luas masyarakat. Di dalam dunia publikasi, berbagai

kegiatan banyak memanfaatkan software komputer untuk mendukung kegiatan

publikasi. Contohnya adalah pembuatan banner untuk suatu lembaga baik

pendidikan, jasa, maupun retail yang selalu memakai banner untuk menunjukkan

identitas dan spesifikasi lembaga. Di samping itu

TIK sebagai mata pelajaran yang menerapkan penguasaan keterampilan

komputer dituntut mampu menghasilkan siswa yang memiliki skill yang diperoleh

dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut mampu tercapai apabila tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan dirumuskan dengan tepat dan dilaksanakan

vii
dengan perencanaan, implementasi, serta evaluasi yang baik. Sehingga hasil dan

prestasi belajar dapat tercapai dengan maksimal.

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan kegiatan pengajaran

adalah penggunaan strategi/metode mengajar yang tepat. Salah satu metode yang

diterapkan adalah metode resitasi/tugas yaitu metode penyajian materi pengajaran

dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.

Berdasarkan pengamatan penulis prestasi belajar TIK siswa kelas XA dirasa

belum memuaskan. Beberapa penyebabnya adalah alokasi waktu belajar mata

pelajaran TIK sebanyak 2 jam pelajaran per minggu dirasakan kurang

dibandingkan dengan tuntutan penguasaan materi, kurangnya porsi latihan karena

materi pelajaran TIK menuntut keterampilan psikomotorik yang akan lebih dikuasai

apabila lebih sering melakukan latihan-latihan, dan sarana komputer yang terbatas

(tidak semua siswa memiliki komputer) sehingga pengoperasian komputer hanya

di sekolah.

Berpedoman pada uraian latar belakang di atas maka penulis mengambil

judul PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN TIK PADA MATERI PERANGKAT

LUNAK PENGOLAH KATA SISWA KELAS XA MAN NGRAMBE TAHUN

PELAJARAN 2012/2013.

Harapan yang ingin diwujudkan adalah metode pemberian tugas dapat

menjadi alternatif solusi yang bisa diterapkan bagi peningkatan prestasi belajar

mata pelajaran TIK. Dengan pertimbangan bahwa siswa akan dikondisikan dengan

kegiatan belajar yang diperoleh di sekolah dan di luar sekolah melalui penugasan-

penugasan yang diberikan oleh guru sehingga aktifitas belajar mendapat porsi

yang lebih banyak dan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal

B. PERUMUSAN MASALAH

Penelitian ini merumuskan masalah pada:

viii
Apakah metode pemberian tugas/resitasi yang diterapkan pada siswa kelas

XA MAN Ngrambe dapat meningkatkan prestasi belajar TIK pada materi perangkat

lunak pengolah kata?

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini merumuskan masalah pada:

Apakah metode pemberian tugas yang diterapkan pada siswa kelas

XA MAN Ngrambe dapat meningkatkan prestasi belajar TIK pada materi

perangkat lunak pengolah kata?

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas maka tujuan

penellitian ini adalah :

Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pemberian tugas/resitasi

terhadap peningkatan prestasi belajar TIK siswa kelas XA MAN Ngrambe pada

materi perangkat lunak pengolah kata.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberian alternatif wacana

bagi dunia pendidikan dan memperkaya penelitian yang telah ada

sebelumnya
2. Dari segi praktis, antara lain:
a) Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan

dalam menentukan metode mengajar yang tepat sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa


b) Bagi penulis, penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan dan

sebagai referensi dalam penggunaan metode mengajar dalam

meningkatkan prestasi belajar.


c) Bagi siswa, penelitian ini dapat menjadi alternatif solusi untuk

meningkatkan prestasi belajar TIK siswa

ix
E. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis sebagai suatu jawaban sementara terhadap masalah penelitian

sampai terbukti data yang terkumpul (Arikunto, 1993: 67).

Penelitian tindakan kelas sebagai serangkaian langkah yang membentuk

spiral. Setiap langkah Penelitian tindakan kelas memiliki empat tahap, yaitu

perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi

(reflecting) (Joko Nurkamto, 2010).

Dengan demikian, maka hipotesis yang dirumuskan adalah, melalui

penerapan metode pemberan tugas/resitasi maka prestasi belajar mata pelajaran

TIK siswa kelas XA pada materi perangkat lunak pengolah kata dapat meningkat.

BAB II

x
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Secara tak sadar semua manusia telah mengalami proses yang dinamakan

dengan belajar. Belajar bisa diartikan sebagai perubahan tingkah laku,

pengetahuan, dan kecakapan/keterampilan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Sehingga pada hakekatnya belajar merupakan suatu perubahan dalam

diri seseorang.

Menurut Gage (1984) belajar adalah sebagai suatu proses dimana seorang

individu berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.

Menurut Benjamin Bloom (1956) belajar adalah perubahan kualitas

kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik untuk meningkatkan taraf hidupnya

sebagai pribadi, sebagai masyarakat, maupun sebagai mahluk Tuhan Yang Maha

Esa.

Dari beberapa definisi belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah :

Belajar merupakan perubahan tingkah laku


Belajar meliputi perubahan pengetahuan, kecakapan/keterampilan, dan

sikap
Belajar itu berlangsung melalui latihan-latihan dan pengalaman-

pengalaman

Jadi bagi siswa yang memiliki kewajiban belajar maka diharapkan segala

aspek yang diperoleh dalam kegiatan belajar dapat dijadikan bekal di masa

depan dalam meningkatkan taraf hidupnya dalam kehidupan bersosial dan

bermasyarakat, dan bernegara.

B. Pengertian Pembelajaran

xi
Pembelajaran bisa diartikan sebagai upaya untuk menciptakan kondisi yang

memungkinkan siswa dapat belajar. Pembelajaran ditekankan pada kegiatan

supaya siswa dapat memahami materi yang diajarkan.

Beberapa ciri pembelajaran yang perlu diperhatikan guru adalah sebagai

berikut:

a. Mengaktifkan motivasi
b. Memberitahukan tujuan belajar
c. Merancang kegiatan dan perangkat pembelajaran yang memungkinkan

siswa dapat terlibat secara aktif, terutama secara mental


d. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat merangsang berpikir

siswa
e. Memberikan bantuan terbatas kepada siswa tanpa memberikan jawaban

final
f. Menghargai hasil kerja siswa dan memberi umpan balik
g. Menyediakan aktivitas dan kondisi yang memungkinkan terjadinya

konstruksi pengetahuan.

C. Tujuan Belajar

Tujuan dari kegiatan belajar pada dasarnya adalah sebuah perubahan yang

bersifat pada suatu peningkatan.

Benyamin S Bloom, menggolongkan bentuk tingkah laku sebagai tujuan

belajar atas tiga ranah, yakni:

a. Ranah kognitif berkaitan dengan perilaku yang berhubungan dengan

berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah.


b. Ranah afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, minat, aspirasi dan

penyesuaian perasaan sosial.


c. Ranah psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan

(skill) yang bersifat manual dan motorik.

D. Tujuan Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang

xii
saling bertukar informasi. Secara lebih sederhana pengertian pembelajaran adalah

proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Tujuan pembelajaran (instructional objective) adalah perilaku hasil belajar

yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti

kegiatan pembelajaran tertentu.

E. Pengertian Metode Pembelajaran

M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, Metode pembelajaran adalah cara-

cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses

pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.

F. Prestasi Belajar

Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam

melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar

dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif,

informasi verbal, sikap dan keterampilan.

Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti

keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan

hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha

belajar

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap

peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti

proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau

instrumen yang relevan.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut maka prestasi belajar dapat diartikan

sebagai hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam

bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai

oleh setiap anak pada periode tertentu.

xiii
prestasi belajar bisa juga dikatakan sebagai ukuran keberhasilan seorang

siswa setelah menempuh proses belajar di sekolah, yang dapat diketahui dengan

menggunakan alat evaluasi yang disebut tes prestasi belajar. Di dalam mata

pelajaran TIK, prestasi belajar diukur dari tiga aspek. Yaitu aspek kognitif, afektif,

dan psikomotorik.

G. Pengertian Metode Mengajar

Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru, sedangkan belajar

merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Dari kedua sisi terdapat interaksi

satu sama lain yang dipertemukan dalam kegiatan belajar mengajar. Guru memikul

tanggung jawab supaya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai,

sedangkan siswa harus memiliki hasil belajar yang dibuktikan dengan prestasi

belajar.

Jadi terdapat hubungan supaya kedua hal tersebut tercapai, yaitu tujuan

pembelajaran atau keberhasilan belajar mengajar. Supaya tujuan tersebut tercapai

maka diperlukan strategi mengajar yang baik dan tepat. Salah satu strategi

mengajar yang diterapkan adalah metode mengajar.

Metode mengajar merupakan suatu cara yang digunakan supaya tujuan

tercapai. Beberapa metode mengajar yang bisa dilakukan antara lain: ceramah,

tanya jawab, diskusi, resitasi, dan lain-lain.

H. Metode Resitasi/pemberian tugas

Ada beberapa pengertian metode resitasi atau definisi yang dikemukakan

oleh para ahli antara lain sebagai berikut:

1. Menurut Nana Sudjana:

Tugas atau resitasi tidak sama dengan pelajaran rumah tetapi jauh lebih luas

dari itu. Tugas dapat merangsang anak untuk lebih aktif belajar baik secara

individual maupun kelompok.

xiv
2. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain:

Metode Penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa

melakukan kegiatan belajar. Masalah tugas yang diberikan siswa dapat

dilakukan di kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di

bengkel, di rumah siswa atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.

3. Menurut Mulyani dan Johan Permana. H:

Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan sebagai suatu cara

interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru yang

dikerjakan peserta didik di sekolah ataupun di rumah secara perorangan atau

kelompok.

4. Imansjah Alipandie (1984:91) dalam bukunya yang berjudul Didaktik Metodik

Pendidikan Umum mengemukakan bahwa : Metode resitasi adalah cara

untuk mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi tugas khusus kepada

siswa untuk mengerjakan sesuatu di luar jam pelajaran. Pelaksanaannya bisa

dirumah, diperpustakaan, dilaboratorium, dan hasilnya

dipertanggungjawabkan.
5. Sedangkan Slameto (1990:115) mengemukakan :Metode resitasi adalah cara

penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk

dikerjakan diluar jadwal sekolah dalam rentangan waktu tertentu dan hasilnya

harus dipertanggungjawabkan kepada guru.

Metode resitasi merupakan salah satu pilihan metode mengajar seorang

guru, dimana guru memberikan sejumlah item pertanyaan kepada siswanya

untuk dikerjakan di luar jam pelajaran. Dan setiap item penugasan tersebut

harus dipertanggungjawabkan kepada guru sebagai bukti bahwa siswa telah

melakukan aktifitas belajar. Dalam memberikan tugas kepada siswa, guru

diharuskan memeriksa dan memberi nilai. Rostiyah (1991:113)

mengemukakan bahwa dengan mengevaluasi tugas yang diberikan kepada

siswa, akan memberi motivasi belajar siswa.

xv
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode resitasi

adalah pemberian tugas kepada siswa di luar jadwal pelajaran yang hasilnya

dipertanggungjawabkan kepada guru yang dapat merangsang siswa untuk

lebih aktif dan termotivasi untuk belajar.

Tugas yang diberikan guru bersifat mendukung materi pelajaran.

Sudirman, dkk(1989:143) dalam bukunya Ilmu Pendidikan mengemukakan

berbagai jenis tugas yang dapat diberikan kepada siswa antara lain:

1. Tugas membuat rangkuman (report) beberapa halaman, toik, bab, atau

buku.
2. Tugas membuat makalah
3. Tugas menjawab pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal tertentu
4. Tugas mengadakan observasi atau wawancara
5. Tugas mengadakan latihan
6. Tugas mendemonstrasikan sesuatu
7. Tugas menyelesaikan proyek atau pekerjaan tertentu
8. Tugas eksperimen
9. Tugas individu/kelompok

Setelah tugas diberikan, maka harus ada bentuk pertanggungjawaban

dari guru. Dari karakteristiknya metode ini sangat bermanfaat bagi pelajaran

TIK yang mengutamakan aspek psikomotorik siswa. Dengan alokasi waktu

belajar yang terbatas maka siswa diharapkan dapat melakukan latihan-latihan

sendiri di luar jam pelajaran.

Dengan intensitas latihan yang lebih banyak maka penguasaan materi

juga semakin baik sehingga prestasi belajar siswa juga akan berpengaruh

positif. Prinsip utama belajar adalah pengulangan. Semakin sering terjadi

pengulangan maka hasil dari aktifitas yang berulang tersebut menjadi lebih

mudah.

1. Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi

1. Kelebihan Metode Resitasi

Ada beberapa kelebihan metode resitasi menurut para ahli antara

lain:

a) Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain kelebihannya:

xvi
o Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar

individual ataupun kelompok.


o Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan

guru.
o Dalam membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
o Dapat mengembangkan kreatifitas siswa.
b) Menurut Mulyani:
o Metode pemberian tugas dapat membuat siswa aktif belajar.
o Tugas lebih merangsang siswa untuk lebih banyak, baik waktu

dikelas maupun diluar kelas atau dengan lain, baik siswa dekat

dengan guru maupun jauh dengan guru.


o Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa yang

diperlukan dalam kehidupannya.


o Tugas lebih meyakinkan tentang apa yang akan dipelajari dari

guru, lebih memperdalam, memperkaya, atau memperluas

pandangan tentang apa yang dipelajari.


o Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan

mengelola sendiri informasi dan komunikasi.


o Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar karena

kegiatan-kegiatan belajar dapat dilakukan dengan berbagai

variasi sehingga tidak membosankan.


o Metode ini dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
o Metode ini dapat mengembangkan kreatifitas siswa.
2. Kekurangan Metode Resitasi

Ada beberapa kekurangan metode Resitasi antara lain :

o Siswa sulit dikontrol, apakah benar dia yang mengerjakan tugas

ataukah orang lain.


o Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif

mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu

saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan

baik.
o Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan

individu siswa.
o Sering memberikan tugas yang menonton (tak bervariasi) dapat

menimbulkan kebosanan siswa.

xvii
o Seringkali anak didik melakukan penipuan dimana anak didik

hanya menitu hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah

payah mengerjakan sendiri.


o Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan.

Dari pengertian diatas tampak bahwa pelaksanaan metode ini

banyak menuntut hakekat siswa sebab anak selalu dituntut oleh guru

untuk belajar sendiri baik itu untuk materi yang sudah diterangkan

ataupun yang belum diterangkan.

2. Langkah-langkah Metode Resitasi

Ada langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan metode

pembelajaran tugas antara lain :

1. Fase Pemberian Tugas

Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan :

o Tujuan yang akan dicapai


o Jenis tugas jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang

ditugaskan tersebut
o Sesuai dengan kemampuan siswa
o Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
o Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.

Dalam fase ini tugas yang diberikan kepada setiap anak didik harus jelas

dan petunjuk-petunjuk yang diberikan harus terarah.

2. Langkah Pelaksanaan Tugas


o Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru
o Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja
o Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang

lain
o Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang dia peroleh dengan

baik dan sistematik

Dalam fase ini anak didik belajar (melaksanakan tugas) sesuai tujuan

dan petunjuk-petunjuk guru.

3. Fase Mempertanggungjawabkan Tugas


o Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah

dikerjakannya

xviii
o Ada tanya jawab diskusi kelas
o Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau

cara lainnya

Dalam fase ini anak didik mempertanggungjawabkan hasil belajarnya

baik berbentuk laporan lisan maupun tertulis.

Karena tugas yang dikerjakan pada akhirnya akan dipertanggung

jawabkan maka siswa akan terdorong untuk mengerjakan secara

sungguh-sungguh. Dengan metode ini sehingga pengalaman siswa

dalam mempelajari sesuatu lebih mendalam.

xix
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK atau


disebut dengan Classroom Action Research adalah penelitian tindakan yang
dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu pembelajaran di kelas. PTK berfokus
pada siswa atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. Tujuan utama
PTK adalah untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam
kegiatan pembelajaran dan membantu guru dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran serta profesionalisme guru.
Secara umum alur pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini
menggunakan model spiral dari Kemmis & Mc Taggart ( Basrowi, 2008 : 68 ) yang
terdiri dari tiga siklus yang pada setiap siklusnya terdiri dari beberapa tindakan.
Model spiral ini merupakan model siklus berulang berkelanjutan, dengan harapan
pada setiap tindakan menunjukkan peningkatan sesuai perubahan dan perbaikan
yang ingin dicapai.
Terdapat 2 siklus yang digunakan pada penelitian ini. Siklus tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut.

xx
Penjelasan dari setiap tahap di atas adalah :
1. Perencanaan (planning), yaitu rencana tindakan apa yang akan
dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku
dan sikap sebagai solusi. Pada tahap perencanaan dilakukan dengan
menyusun perencanaan tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada
obeservasi awal sebelum penelitian dilaksanakan.
2. Pelaksanaan tindakan (action), yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau
peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang
diinginkan. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan rencana yang
telah dibuat sebelumya. Pelaksanaan tindakan merupakan proses
kegiatan pembelajaran kelas sebagai realisasi dari teori dan strategi
belajar mengajar yang telah disiapkan serta mengacu pada kurikulum
yang berlaku.
3. Observasi (observation), yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari
tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Tahap
observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap
pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam PTK. Tujuan pokok
observasi adalah untuk mengetahui ada-tidaknya perubahan yang terjadi
dengan adanya pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung.
4. Refleksi (reflection), yaitu peneliti mengkaji, melihat dan
mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai

xxi
kriteria. Berdasarhan hasil refleksi ini, peneliti dapat melakukan revisi
perbaikan terhadap rencana awal. Melalui refleksi, guru akan dapat
menetapkan apa yang telah dicapai, serta apa yang belum dicapai, serta
apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya.
Secara rinci, rancangan penelitian ini dapat digambarkan dalam tabel berikut:
Tabel 4.1 Rancangan Penelitian
Siklus Perencanaan Merencanakan pembelajaran yang akan
I Identifikasi diterapkan
masalah Menentukan materi dan bahan ajar
Penetapan Membuat scenario pembelajaran
Menyiapkan media dan sumber
alternatif
pemecahan pembelajaran
Membuat format evaluasi
masalah Membuat format observasi
Tindakan Menerapkan tindakan yang
mengacu pada skenario yang
direncanakan
Pengamatan Melakukan observasi sesuai
dengan format
Menilai hasil tindakan sesuai
dengan format

Melakukan evaluasi tindakan yang


Refleksi
telah dilakukan
Memperbaiki pelaksanaan
tindakan sesuai hasil evaluasi
untuk digunakan pada siklus
berikutnya
Evalusi tindakan I

Identifikasi masalah dan


Siklus Perencanaan
II penetapan alternatif masalah
Pengembangan

Pelaksanaan program tindakan II


Tindakan

Pengumpulan data tindakan II


Pengamatan

Evaluasi tindakan II
Refleksi

Kesimpulan, saran, dan rekomendasi

xxii
B. Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian

1. Tempat penelitian
Tempat penelitian yaitu tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian.
Dalam penelitian tempat penelitian yaitu di Madrasah Aliyah Negeri
Ngrambe Ngawi.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari dan Maret (Semester
genap) tahun pelajaran 2012/2013.
3. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah kelas XA MAN Ngrambe tahun pelajaran
2012/2013 sebanyak 32 siswa.

C. Pelaksanaan Penelitian

Penelitan ini dilaksanakan selama 2 bulan (Februari sampai dengan Maret


2013) dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.2 Rincian Penelitian

Februari Maret
No Minggu ke Minggu ke
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 5

1 Perencanaan penelitian x
Pembuatan perangkat
2 x
pembelajaran
3 Pelaksanaan tindakan x x x

4 Pengumpulan data x

5 Analisa data x

6 Pembuatan laporan x x

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:


1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian Mutu.
2. Rencana Pelajaran (RP)

xxiii
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian Mutu, tujuan
pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses
pengumpulan data hasil kegiatan pemberian tugas.
4. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep TIK pada pokok
bahasan perangkat lunak pengolah kata. Tes formatif ini diberikan setiap akhir
putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah tes uraian.

E. Teknik Pengumpulan Data


Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi
pengolahan belajar aktif, dan tes formatif.

F. Teknik Analisa Data


Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran

perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisa

deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan

kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk

mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa

terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa

setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara

memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisa ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:

1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga

diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

X
X
N

xxiv
Dengan : X = Nilai rata-rata

X = Jumlah semua nilai siswa

N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara

klasikal. Sesuai dengan penetapan kriteria ketuntasan minimal yang telah

ditetapkan sebelumnya bahwa untuk mata pelajaran TIK semester genap untuk

mencapai ketuntasan belajar nilai yang diperoleh yaitu minimal 70. Dan kelas

disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai

daya serap lebih dari atau sama dengan 85%. Untuk menghitung persentase

ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
Siswa

xxv
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah

diterapkan pembelajaran terstrutur dengan pemberian tugas.

A. Analisa Data Penelitian Persiklus

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat

pengajaran yang mendukung..

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan

pada tanggal 5 Februari di kelas XA dengan jumlah siswa 30 siswa. Dalam

hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar

mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa

diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data

hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut :

Table 4.3. Nilai Tes Formatif Siklus I

xxvi
Keterangan:

Jumlah siswa yang tuntas : 23

Jumlah siswa yang belum tuntas : 11

Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I


1 Nilai rata-rata tes formatif 69,57
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 23
3 Jumlah siswa yang belum tuntas belajar 11
4 Persentase ketuntasan belajar 66,7 %

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan nilai

rata-rata prestasi belajar siswa adalah 69,57 dan ketuntasan belajar

mencapai 6,7% atau ada 20 siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa

belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 70 hanya

sebesar 66,7 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki

yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena waktu kegiatan belajar siswa

masih kurang dan materi yang belum terlalu familiar dengan siswa karena

tidak sering digunakan dan diterpakan dalam kegiatan sehari-hari.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi

dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran

2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.

4) Waktu belajar kurang

Berdasarkan refleksi yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan

bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih

terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada

siklus berikutnya.

xxvii
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat

langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan

informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa

sehingga siswa bisa lebih antusias.

4) Guru mempertimbangkan untuk mencari tambahan waktu belajar

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat

pengajaran yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan

pada tanggal 19 Februari 2013 di Kelas XA dengan jumlah siswa 30 siswa.

Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar

mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi

pada siklus I, sehingga kesalah atau kekurangan pada siklus I tidak

terulanga lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan

bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes

formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.

Table 4.5. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II

NO NAMA SISWA NILAI KETERANGAN

xxviii
1 ANISHA 70 TUNTAS
2 ARINTIKA 75 TUNTAS
3 AYUK PURWATININGSIH 75 TUNTAS
4 DEPI TRI YULIANI 70 TUNTAS
5 DEWI PUJI LESTARI 70 TUNTAS
6 ELLA DIAN FATMAWATI 78 TUNTAS
7 ERIFA NI'MATURROHMAH 75 TUNTAS
8 MARFIAH DAROJAT 75 TUNTAS
9 NANDA PUTRI LESTARI 85 TUNTAS
10 NUR AINI BASSIRAH 65 TIDAK TUNTAS
11 NURUL MUHAROMAH 65 TIDAK TUNTAS
12 PUPUT PRASETIO 80 TUNTAS
13 RUTIN NABILA IRVANIA 80 TUNTAS
14 SITI MARSIDAH 72 TUNTAS
15 SRI PUJI LESTARI 80 TUNTAS
16 TITIN FAMIDAH 80 TUNTAS
17 TRIYANA WULANSARI 74 TUNTAS
18 VIVI ALVIONITA 72 TUNTAS
19 YULIANA ANDRIANI 80 TUNTAS
20 ZIYANAH BINTI SAROHA 90 TUNTAS
21 ALIP FEBRIANTO 70 TUNTAS
22 BUDI RAHMAWAN 60 TIDAK TUNTAS
23 DIMAS IRAWAN SANTRI 70 TUNTAS
24 ERICO BIMA FEBRIANA PUTRA 85 TUNTAS
25 HAPPY CHOIRUL MAHMUDI 70 TUNTAS
26 MUHAMMAD ARDI SAPUTRA 80 TUNTAS
27 NANANG ARIF HIDAYATULLAH 75 TUNTAS
28 RIZKI KHOIRUL ANAM 70 TUNTAS
29 ROHMAD SHOLIKIN 65 TIDAK TUNTAS
30 TEDI LALANG KUSUMA 75 TUNTAS

JUMLAH 365

JUMLAH SISWA 30
NILAI RATA-RATA SISWA 74,37

Keterangan:

Jumlah siswa yang tuntas : 26

Jumlah siswa yang belum tuntas :4

xxix
Tabel 4.5. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II


1 Nilai rata-rata tes formatif 74,37
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 26
3 Persentase ketuntasan belajar 86,7

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa

adalah 74,37 dan ketuntasan belajar mencapai 86,7 % atau ada 26 siswa

dari 30 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus

II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan dari

siklus I. Dan berdasarkan presentasi ketuntasan belajar siwa yang

mencapaii 86,7 % maka secara klasikal kelas tersebut telah tuntas. Adanya

peningkatan prestasi siswa ini karena siswa sudah mulai beradaptasi dan

mulai mengerti dengan cara pembelalajaran baru tersebut dan waktu belajar

yang lebih banyak membuat penguasaan materi lebih baik. Disamping itu

siswa yang lebih pandai juga mulai mengajari temanya yang kurang mampu

dalam penguasan materi pelajaran.

c. Refleksi

Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik

maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan

penerapan belajar aktif. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan

sebagai berikut:

1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum

sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing

aspek cukup besar.

2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama

proses belajar berlangsung.

3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan

dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

xxx
4) Mutu siswsa pada siklus II mencapai ketuntasan.

5) Semakin banyak waktu belajar maka semakin baik siswa menguasai

materi yang diajarkan.

d. Revisi Pelaksanaan

Pada siklus II guru telah menerapkan belajar aktif dengan baik dan

dilihat dari aktivitas siswa serta prestasi siswa pelaksanaan proses belajar

mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu

banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah

memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan

agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan

belajar aktif dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

B. Pembahasan

1. Ketuntasan Belajar Siswa

Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa

pembelajaran pemberian tugas memiliki dampak positif dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari

semakin mantapnya pemahaman dan penguasaan siswa

terhadap materi yang telah disampaikan guru selama ini

(ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, dan II) yaitu masing-

masing 66,7 %, dan 86,7 %. Pada siklus II ketuntasan belajar

siswa secara klasikal telah tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisa data, diperoleh aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran terstrutur dengan pemberian tugas dalam

xxxi
setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif

terhadap proses mengingat kembali materi pelajaran yang telah

diterima selama ini, yaitu dapat ditunjukkan dengan

meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus

mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisi data, diperoleh aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran TIK dengan pemberian tugas yang paling

dominan adalah mendengarkan/memperhatikan penjelasan

guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru, dan

kegiatan belajar yang lebih banyak. Jadi dapat dikatakan bahwa

aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran

telah melaksanakan langkah-langkah belajar aktif dengan baik.

Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya

aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam

mengerjakan kegiatan, menjelaskan, memberi umpan

balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di

atas cukup besar.

xxxii
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada

bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan pemberian tugas memiliki dampak positif

dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai

dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap

siklus, yaitu siklus I (66,7 %) dan siklus II (86,7 %).

2. Penerapan pembelajaran dengan pemberian tugas mempunyai

pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa yang

menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat terhadap

xxxiii
pembelajaran dengan pemberian tugas sehingga mereka

menjadi termotivasi untuk belajar.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya

agar proses belajar mengajar TIK lebih efektif dan lebih

memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan

saran sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan pembelajaran dengan pemberian tugas

memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru

harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar

bisa diterapkan dengan pembelajaran dengan pemberian

balikan dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil

yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru

hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode,

walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya

dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan

keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu

memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-

perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.

xxxiv
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian: Suatu Pekdekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Kemiis, S. & McTaggart, R. 1988. The Action Research Planner. Third Edition. Victoris:
Deakin University Press.

Nazir. Moh. 1991. Metode Penelitian. Ghalia: Indonesia.

Slameto, 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zein. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.

xxxv
xxxvi

Anda mungkin juga menyukai