Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan hidup manusia adalah menjadi tua, tetapi tetap sehat (healthy

ageing). Selanjutnya menua sehat (healthy ageing) harus diikuti dengan

menua aktif (active ageing). Menua aktif adalah suatu proses yang

mengoptimalkan kesempatan untuk sehat, berpartisipasi dan kesejahteraan

dalam tujuan meningkatkan kualitas hidup saat seseorang menua. Kata aktif

menunjukkan peran serta berkelanjutan dalam bidang sosial, ekonomi,

kultural, spiritual dan pemerintahan. Menjaga kelangsungan otonomi dan

kemandirian saat seseorang menjadi tua adalah tujuan utama setiap orang.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan berbagai upaya kesehatan yaitu:

promosi kesehatan, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan

tersier. Salah satu pelayanan yang dapat diberikan terhadap lansia di tingkat

masyarakat, yang dijalankan adalah pelayanan di Puskesmas.

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi kesehatan

fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang

juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan

secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya

salahsatunya pelayanan dan pembinaan yang diberikan terhadap lansia.1

Besarnya populasi lanjut usia serta pertumbuhan yang sangat cepat

menimbulkan berbagai permasalahan terutama dari segi kesehatan dan


kesejahteraan lansia, sehingga lansia perlu mendapatkan perhatian yang serius

dari semua sektor untuk upaya peningkatan drajat kesehatan dan mutu lansia.

Salah satu bentuk perhatian terhadap lansia adalah terlaksananya pelayanan pada

lanjut usia melalui kelompok Posyandu Lansia. Menurut Undang-undang Nomor

13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan Lanjut

Usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Pada hakekatnya

menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga

tahap kehidupannya yaitu anak, dewasa dan tua. Memasuki masa tua berarti

individu mengalami penurunan secara fisik, mental serta perubahan psikososial. 2

Telah terjadi peningkatan jumlah populasi lansia yang diiringi dengan peningkatan

Usia Harapan Hidup (UHH) di dunia. Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-

Bangsa, pada tahun 2000 hingga 2005, persentase populasi lansia di dunia adalah

7,74% dengan UHH-nya sebesar 66,4 tahun. Angka ini diprediksikan akan meningkat

pada tahun 2045-2050 menjadi 28,68% dan UHH-nya menjadi 77,6 tahun . Menurut

WHO (World Health Organization) di seluruh dunia pertambahan penduduk lanjut

usia (usia 60 tahun ke atas) tumbuh dengan cepat bahkan lebih cepat

dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Diperkirakan telah terjadi ledakan

jumlah penduduk lanjut usia. Hasil prediksi menunjukkan bahwa persentase

penduduk lanjut usia akan mencapai 9,77% dari total penduduk pada tahun 2010

dan meningkat menjadi 11,34% pada tahun 2020.2

Indonesia merupakan negara keempat dengan jumlah lansia terbanyak

setelah China, Amerika dan India. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

(BPS) pada tahun 2012 jumlah penduduk lansia di Indonesia mencapai 7,78%
atau tercatat 18,55 juta jiwa. Dari jumlah tersebut jawa tengah menempati

urutan terbesar ketiga dengan prosentasi 10,35%. Berdasarkan hasil Survei

Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2013, jumlah lansia di Indonesia

mencapai 20,04 juta orang atau sekitar 8,05% dari seluruh penduduk

Indonesia. Menurut jenis kelamin, jumlah lansia perempuan yaitu 10,67 juta

orang (8,61% dari seluruh penduduk perempuan), lebih banyak daripada

lansia laki-laki yang sebesar 9,38 juta orang (7,49% dari seluruh penduduk

laki-laki). Pada tahun 2002, jumlah populasi lansia di Indonesia adalah 17,1 juta

jiwa dan menempati peringkat ke-7 terbesar didunia. Angka ini diprediksi akan

meningkat pada tahun 2025 menjadi 35 juta jiwa dan menjadi peringkat ke-5

terbesar di dunia.3

Di Kabupaten Ciamis, berdasarkan laporan Dinas Kesehatan

Kabupaten Ciamis jumlah lansia pada tahun 2016 sebanyak 1.378.765 jiwa

dan mengalami peningkatan di bulan februari 2017 sebanyak 1.389.414 jiwa.

Adapun jumlah lansia yang berada di puskesmas Cidolog pada tahun 2015

sebanyak 30.008 dan mengalami peningkatan pada 2016 sebanyak 3.032 jiwa.

Proses penuaan penduduk tentunya berdampak pada berbagai aspek

kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan, karena dengan semakin

bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor

alamiah maupun karena penyakit. Dengan demikian, peningkatan jumlah

penduduk lanjut usia menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan

sekaligus sebagai tantangan dalam pembangunan. Untuk meningkatkan derajat

kesehatan dan mutu kehidupan lansia, pemerintah merumuskan kebijakan


pelayanan kesehatan untuk lansia. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan

kesehatan pada kelompok lanjut usia ini, pemerintah telah membuat pelayanan di

beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah pos

pelayanan terpadu (posyandu) lansia, pelayanan kesehatan lanjut usia tingkat

dasar adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan pelayanan kesehatan

lanjut usia tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit. Posyandu lansia merupakan salah

satu pelayanan kesehatan oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Disamping

pelayanan kesehatan, di Posyandu lansia juga diberikan pelayanan sosial, agama,

pendidikan, keterampilan, olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain yang

dibutuhkan para lansia dalam rangka meningkatkan kualitas hidup melalui

peningkatan kesehatan dan kesejahteraan dengan menitik-beratkan pelayanan

kesehatan pada upaya promotif dan preventif. Hal ini sesuai dengan Ika (2012)

yang menekankan pentingnya harapan hidup dan kualitas hidup bagi lanjut usia.

Dimensi kualitas hidup tidak hanya mencakup dimensi fisik saja, namun juga

mencakup kinerja dalam memainkan peran sosial, keadaan emosional, fungsi

intelektual dan kognitif serta perasaan sehat dan kepuasan hidup, maka kondisi

seseorang dapat dilihat secara komprehensif. Jika kebutuhankebutuhan tersebut

tidak terpenuhi, akan timbul masalah-masalah dalam kehidupan lanjut usia yang

akan menurunkan kualitas hidupnya.4

Akan tetapi, pelaksanaan Posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas

Cidolog Kabupaaten Ciamis masih menghadapi berbagai masalah. Masalah-

masalah tersebut, diantaranya yaitu: kurangnya pengetahuan lansia, ekonomi yg

masih rendah,letak geografis yang kurang mendukung. Dan terdapat banyak


faktor yang mempengaruhi keaktifan lansia dalam kegiatan posyandu. Penelitian

Purnawati (2014) menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan

lansia adalah pekerjaan, umur, pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga

maupun masyarakat, sedangkan jenis kelamin, pelayanan kader dan petugas

kesehatan tidak mempengaruhi kunjugan lansia ke posyandu. Penelitian lain

menyebutkan bahwa faktor yang berhubungan yaitu tingkat pengetahuan,

dukungan keluarga dan dukungan petugas, sedangkan variabel yang tidak

berhubungan adalah jarak tempat tinggal lansia.

Di wilayah kerja Puskesmas Cidolog terdapat 29 layanan posyandu,namun

hanya 19 posyandu yang aktif dan 10 posyandu yang pasif. Dari salahsatu

posyandu yang pasif tersebut yaitu di Desa Sukasari sasaran posyandu lansia

masih dibwah target yaitu 42%, sedangkan yang di targetkan minimal 70%. Oleh

karena itu,Kegiatan posyandu harus berjalan dengan baik agar kualitas hidup

masyarakat di usia lanjut tetap terjaga dengan baik dan optimal. Untuk itu

seharusnya para lansia berupaya memanfaatkan adanya posyandu tersebut. Namun

fenomena di lapangan menunjukan fakta yang berbeda, Posyandu Lansia ternyata

hanya ramai pada awal pendirian saja, selanjutnya lansia yang berkunjung mengikuti

kegiatan posyandu semakin berkurang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut faktor-faktor apa asajakah yang mempengaruhi pemanfaatan


kunjungan posyandu lansia di Wilayah kerja Puskesmas Cidolog Kabupaten

Ciamis pada tahun 2017?

Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Memperoleh informasi yang mendalam mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi pemanfaatan posyandu lansia di Wilayah kerja

Puskesmas Cidolog Kabupaten Ciamis pada tahun 2017

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui angka kunjungan posyandu lansia di wilayah kerja

Puskesmas Ci Dolog
b. Mengetahui keaktifan kunjungan lansia di posyandu lansia di

wilayah kerja Puskesmas Ci Dolog


c. Mengetahui hubungan jarak Puskesmas Ci Dolog dengan keaktifan

lansia mengikuti kegiatan posyandu lansia di wilayah kerja

Puskesmas Ci Dolog
d. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan lansia dengan keaktifan

lansia mengikuti kegiatan posyandu lansia di wilayah kerja

Puskesmas Ci Dolog
e. Mengetahui hubungan sikap lansia dengan keaktifan lansia

mengikuti kegiatan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Ci

Dolog
f. Mengetahui hubungan dukungan kader dengan keaktifan lansia

mengikuti kegiatan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas

Cidolog
g. Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia

mengikuti kegiatan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas

Cidolog

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.2 Aspek Teoritis

1. Bagi IPTEK

Dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut sebagai dasar untuk lebih

memantapkan dan memberi informasi pentingnya pemanfaatan posyandu

lansia

2. Bagi Institusi ( FK UNMAL)

Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan untuk isntitusi Fakultas

Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung sebagai pengembangan

ilmu yang telah ada dan dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk penelitian

selanjutnya

1.4.3 Aspek Praktis

1. Bagi Responden/keluarga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan responden tentang pentingnya pemanfaatan posyandu lansia dan

memberikan motivasi bagi lansia untuk aktif dalam mengikuti program

posyandu lansia.

2. Bagi posyandu lansia


Hasil penelitian ini merupakan masukan bagi petugas pelayanan

kesehatan dalam memberikan penyuluhan pada keluarga tentang pentingnya

peran keluarga dalam pemanfaatan posyandu lansia

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan peneliti, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kunjungan

posyandu lansia di Wilayah kerja Puskesmas Cidolog Kabupaten Ciamis

pada tahun 2017 sebagai masukan atau sumber data penelitian selanjutnya

dan mendorong pihak yang berkepentingan untuk melakukan penelitian lebih

lanjut.

4. Bagi Kader Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai informasi dan masukan

bagi kader kesehatan dalam upaya peningkatan kualitas hidup lansia.

5. Bagi Puskesmas

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi puskesmas

dalam memberikan penyuluhan maupun pelatihan dalam meningkatkan

peran kader terhadap lansia.

Anda mungkin juga menyukai