SPESIFIKASI TEKNIS
2 Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan meliputi :
Pekerjaan penyiapan lahan berupa pembersihan dari material-material
bongkaran gedung lama
Pembuatan Shop drawing Pelaksanaan dan Pelaporan ;
Pemasangan papan nama proyek ;
Listrik dan Air Kerja Selama Kegiatan Pelaksanaan ;
Pemasangan Pagar Sementara dari Atap Seng Gelombang;
3. Pekerjaan Pondasi
A. Lingkup Pekerjaan
2. Pondasi batu kali di gunakan pada beberapa bagian sesuai gambar teknis.
B. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Direksi
Pelaksana dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian atau
seluruhnya tidak dibenarkan dipergunakan. Penyimpanan semen Portland harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, air dengan lantai
terangkat dari tanah dan ditumpuhkan sesuai dengan syarat penumpukan semen.
2. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir - butir yang bebas dari bahan-bahan organis, lumpur
dan sebagainnya dan harus memenuhi komposis butir serta kekerasan yang
dicantum dalam PBI 1971.
1
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Gedung Kelas III Anak
Digunakan kerikil dan pasir yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta
mempuyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan
harus dipisahkan satu dari yang lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin
mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
4. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan
harus memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila di pandang perlu Direksi Pelaksana dapat
minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
5. Besi Beton
Digunakan besi beton mutu U.24 kecil dari dia. 10 mm. Besi harus bersih dan
lapisan minyak/letmak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi
harus bulat serta memenuhi NI-2 9 PBI 1971. Bila dipandang perlu kontraktor
diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke Laboratorium pemeriksaan bahan
yang resmi dan sah
2
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Gedung Kelas III Anak
1. Mutu Beton
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K-175 dan harus
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI 1971
2. Pembesian
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acauan
atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan
dalam PB1-1971.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus dikeluarkan dari lapangan kerja
dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari perencana/ Direksi
Pelaksana.
3. Cara Pengadukan
b. Takaran untuk semen, pasir dan kerikil harus disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi.
4. Pengecoran Beton
3
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Gedung Kelas III Anak
terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang kerikil/split yang
dapat memperlemah kontruksi.
d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya
maka tempat perhatian tersebut harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
5. Pekerjaan Acuan/Bekisting
a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan
c. Acuan harus rapat dan tidak bocor, permukaannya harus datar dan licin, bebas
dari kotoran-kotoran serbuk gergaji, potongan kayu tanah/lumpur dan
sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa
merusak permukaan beton.
f. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak-dan tidak sepuh seng,
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi
beton/rangka harus memenuhi syaratsyarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI
tahun 1971).
g. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi penguapan
cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
6. Pekerjaan Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan izin tertulis dari
Direksi/Konsultan Pengawas
4
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Gedung Kelas III Anak
b. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh kontraktor dengan mengambil benda
uji berupa kubus/selinder yang ukurannya sesuai dengan
syarat-syarat/ketentuan dalam PBI 1971. Pembuatannya harus disaksikan oleh
Direksi Pelaksana. Jumlah dan frekwensi pembuatan kubus beton serta
ketentuan-ketentuan lainnya sesuai dengan PBI-1971.
a. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24
jam setelah pengecoran.
d. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi
dengan air terus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam PBI
1971)
5
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Gedung Kelas III Anak
Pengendalian Pekerjaan
Pekerjaan ini harus sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03, PUBB NI-3 tahun 1970, NI-8
tahun 1964, PBI NI-2 tahun 1971 terutama mengenai :
1. Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton (PBI 1971 NI-2, Bagian II Bab
3 Pasal 3.1 sampai dengan Pasal 3.9) ;
2. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton (PBI 1971 NI-2, Bagian II Bab 4-5-6
seluruh pasal) ;
3. Syarat-syarat pekerjaan tulangan (PBI 1971 NI-2, Bagian IV Bab 8 seluruh pasal).
Bahan-bahan
a. Beton Site Mix
Beton Site Mix yang dipergunakan adalah K-175 untuk pelaksanaan lantai kerja.
Untuk Beton Site Mix dengan mutu beton kualitas K-225. Untuk beton Site Mix,
bahan Semen yang digunakan harus dari bahan yang bermutu baik dan disetujui
oleh Direksi dan Konsultan Pengawas. Persyaratan Bahan :
1. Portland Cement yang digunakan adalah Portland Cement yang berkualitas
baik atau sesuai dengan petunjuk dari konsultan pengawas/Direksi.
2. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya, sesuai dengan persyaratan
yang tercantum didalam PBI 1971.
3. Split atau kerikil beton yang digunakan harus bersih dari segala macam
kotoran serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan
yang tercantum didalam PBI 1971 ( ukuran 2/3 dan ).
4. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-
bahan organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.
b. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 ( 12) dan U-39
menurut PBI 1971 yaitu baja lunak dengan tegangan leleh 1400 kg/cm2 dan
tegangan patah minimum 2400-5-6. Untuk mutu baja yang menggunakan U-24
terdapat pada jenis tulangan ( polos ) dengan 12, sedangkan Untuk mutu baja
6
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Gedung Kelas III Anak
yang menggunakan U-39 terdapat pada jenis tulangan ( ulir ) dengan > 12
Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (Lumpur, lemak
dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak dengan
diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh
seng. Kualitas tulangan yang akan digunakan sekualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel.
c. Bekisting
c.1. Semua pekerjaan bekisting menggunakan bahan terbuat dari Multiplex
dengan ketebalan 9 mm. Balok-balok penyangga berukuran 5/7 cm atau
yang lebih dikenal dengan nama balok kaso, sedangkan kayu yang digunakan
adalah jenis kayu yang keras.
c.2. Pasangan bekisting harus rapi, cukup kuat dan kaku untuk menahan getaran
dan kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan
ketelitian pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting
dibongkar menghasilkan bidang beton yang rata.
c.3. Celah-celah antara cetakan harus rapat agar pada waktu mengecor air tidak
menembus keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus bersih
dari kotoran.
Pelaksanaan
a. Pekerjaan Persiapan
Membuat shop drawing dan mengkoordinasikan / melaporkan kepada
Konsultan Pengawas, untuk selanjutnya mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Perencana dan diketahui Pimpinan Proyek ;
Memeriksa kembali gambar serta perhitungan konstruksi yang dibuat oleh
Konsultan Perencana, jika terdapat hal yang dianggap meragukan serta
membahayakan, Kontraktor Pelaksana harus melaporkan kepada Konsultan
Pengawas yang selanjutnya akan dilanjutkan kepada Konsultan Perencana.
Sebelum ada kepastian dari kebenaran perhitungan tersebut, Kontraktor
Pelaksana tidak diijinkan meneruskan bagian pekerjaan tersebut.
b. Pekerjaan Penulangan
Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai dengan
gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum di dalam PBI 1971
(Bab 5 pasal 3-4-5) ;
7
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Gedung Kelas III Anak
c. Persiapan Pengecoran
Sebelum Pengecoran beton dilakukan, kontraktor wajib melaporkan kepada
konsultan pengawas untuk pemeriksaan ( berupa penggunann bahan tulangan
dan diminta persetujuannya untuk memulai pengecoran, hal ini berlaku untuk
semua pekerjaan beton bertulang.
Sekurang-kurangnya 10 ( sepuluh ) hari sebelum pengecoran yang pertama
Kontraktor sudah membuka kubus beton minimal 20 buah dan ditest pada
laboratorium tes yang sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas lapangan
untuk usia 7 ( tujuh ) hari.
Kekentalan campuran beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan
kerucut terpancung, ukuran bawah m = 20 cm, atas m = 10 cm dan tinggi m
= 30 cm. Kerucut diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis yang sama tebalnya
dengan masing-masing tusuk dengan besi m =50 cm sebanyak 10 kali untuk
tiap lapisnya dan dipukul-pukulkan dengan palu karet. Setelah muka bidang
atasnya merata maka 30 detik kemudian kerucut ditarik keatas dan penurunan
kerucut diukur terhadap tinggi semula.
d. Pengecoran
Pengecoran beton dapat dilakukan setelah :
a. Direksi / Pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui acuan /
bekisting yang dibuat
b. Direksi / Pengawas Lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
pembesian yang akan di cor, dan harus bersih dari kotoran
c. Direksi / Pengawas lapangan telah menerima Campuran Beton untuk
pengecoran.
Pemadatan struktur dilakukan dengan menggunakan alat penggetar ( Vibrator )
dengan kondisi baik.
8
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Gedung Kelas III Anak
Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya Matahari, hujan maupun angin
sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan untuk pengeringan yang
terlalu cepat, maka harus dilakukan perawatan sebagai berikut :
1.Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton dibasahi sampai cetakan
tersebut di bongkar.
2.Membasahi permukaan atas adukan beton selama 14 hari terus menerus
setelah adukan beton cukup keras.
e. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti
petunjuk Konsultan Pengawas. Beton yang masih muda tidak diijinkan untuk
dibebani segera. Setelah cetakan dibongkar permukaan beton diperiksa, jika
terdapat permukaan yang cacat akibat pembungkaran bekisting maupun oleh
proses pengecoran maka kontraktor harus segera memperbaikinya.
Umumnya diperlukan waktu sekurang-kurangnya 4 ( empat ) hari sebelum
cetakan dibuka untuk bagian dinding-dinding yang tidak bermuatan dan
cetakan-cetakan lainnya sampai 7 ( tujuh ) hari untuk dinding-dinding pemikul
serta 21 (dua puluh satu) hari untuk pemikul beban dan plat lantai.
Bahan-bahan bekas cetakan yang sudah tidak digunakan lagi harus segera
dikumpulkan serta segera dkeluarkan dari lokasi agar tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
Seluruh pekerjaan dan pembuatan dan pembongkaran bekisting harus sesuai
dengan PBI 1971.
e. Ceklist Pekerjaan
Sebelum pelaksanaan pengecoran dilakukan, terlebih dahulu kontraktor pelaksana
membuat form cheklist pekerjaan untuk diajukan ke Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana untuk persetujuan mengenai pekerjaan penulangan. Apabila
pada pengecekan penulangan tidak sesuai dengan gambar kerja, maka terlebih
dahulu Kontraktor Pelaksana memperbaiki atau membongkar pekerjaan tersebut
sampai dengan adanya persetujuan dari Konsultan Perencana dan Konsultan
Pengawas serta diketahui oleh Pimpinan Proyek.
9
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Gedung Kelas III Anak
5 Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan Batu Bata Merah
Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan dan pemasangan
semua pekerjaan pasangan batu bata merah seperti yang tertera pada gambar-
gambar.
Pelaksanaan pemasangan harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian,
bentuk-bentuk seperti yang terlihat dalam gambar-gambar persyaratan disini.
Pengendalian Pekerjaan
Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada :
PUBI
NI-3-1982
NI-19-1973
SII-0021-1978
NII-88-1972
NI-10-1978.
Bahan-bahan
a. Bata harus baru, terbakar, keras, terbuat dari tanah liat terpilih sesuai dengan
persyaratan-persyaratan dalam NI-10-1973. Bilamana tidak terdapat bahan yang
sesuai standar tersebut diatas, maka Ahli dapat menentukan jenis-jenis lain yang
ada dipasaran lokal dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukannya.
b. Adukan / spesi untuk seluruh dinding bata merah harus berupa campuran
1 semen : 3 pasir.
c. Contoh-contoh
Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas dan persetujuan atas bahan-bahan tersebut harus sudah didapat sebelum
bahan yang dimaksud dapat dibawa ke lapangan kerja untuk dipasang.
10
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Gedung Kelas III Anak
Pelaksanaan
Pemasangan batu bata yang dilaksanakan harus dipasang tegak, dan lajur
penaikannya diukur tepat dengan tiang lot, dan kecuali bilamana tidak
diperlihatkan dalam gambar-gambar maka setiap lajur naik, bata harus putus
sambungan dengan lajur dibawahnya.
Sebelum dipasang, bata harus direndam sampai gelembung airnya habis. Beton
untuk sloof, kolom praktis dan ringbalok dipasang untuk setiap luas dinding
maksimum 12 m2 dengan pembesian sesuai dengan persyaratan penulangan
kolom praktis.
Perlindungan
Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus
ditutupi (dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Pengendalian Pekerjaan
Semua pekerjaan kusen dan pintu kayu besi harus dikerjakan menurut instruksi
pabrik/produsen dan standar-standar mutu pekerjaan.
11
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Gedung Kelas III Anak
Bahan-bahan
Balok Kayu besi 6/12
Kaca sesuai dengan poin 3.10. Pada persyaratan teknis ini.
Pelaksanaan
a. Pengerjaan
Semua pengerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik dengan
standar pengerjaan disetujui Konsultan Pengawas ;
Pemakaian alat-alat terbaik ;
Pemasangan sambungan harus tepat tanpa cela sedikitpun ;
Semua detail pertemuan harus runcing, halus dan rata, bersih dari goresan-
goresan, serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan alumunium.
b. Pemasangan
Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis ini.
Setiap sambungan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya harus diberi
sealant.
c. Perlindungan
Kusen harus dilindungi dari cahaya langsung matahari dan hujan.
Konsultan Pengawas akan menguji kekuatan, kualitas pekerjaan dan kedap air dari
kusen tersebut, pekerjaan kusen yang lain boleh dilanjutkan setelah pekerjaan
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Masa Pemeliharaan
12
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Gedung Kelas III Anak
A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan perlengkapan
daun pintu/jendela dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna sesuai gambar dan
RKS
2. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu, daun jendela seperti yang ditunjukan/
disyaratkan dalam detail gambar.
B. Persyaratan Bahan
1. Semua yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian hard ware
akibat dari pemilihan merk, Kontraktor wajib melapor hal tersebut kepada NIK
untuk mendapatkan persetujuan.
2. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari plat
alumunium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini
dihubungkan dengan cincin nikel ke setiap anak kunci.
13
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Gedung Kelas III Anak
Pekerjaan Engsel
a. Untuk pintu pada dipasang engsel merk setara SES dipasang dengan baik
sehingga terjamin kekuatan dan kerapiannya, dipasang sesuai dengan
gambar untuk itu.
b. Untuk jendela dipasang engsel merk SES atau setara
Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapat
persetujuan dari direksi.
D. Persyaratan Pelaksanaan
1. Engsel atas dipasang 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
2. Engsel bawah dipasang 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu
Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
3. Penarik pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
4. Pemasangan harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah
ditentukan oleh Pimpinan kegiatan.
5. Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
6. Door holder didasar daun pintu 6 cm dari tepi daun pnitu.
7. Pemasangan harus baik sehingga pada saat ditekan ke bawah, karet
holdcr akan menekan lantai pada posisi yang dikehendaki.
8. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
9. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya .
10. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksana)
berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
11. Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
detail-detail khusus yang belum tercakup secara Iengkap di dalam
Gambar Dokumen Kontrak sesuai dengan Standar Spesifikasi Pabrik.
12. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh
Pimpinan kegiatan.
14
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Gedung Kelas III Anak
8 Pekerjaan Kaca
Lingkup Pekerjaan
Dalam lingkup ini meliputi pengadaan dan pemasangan kaca seperti yang tertera
dalam gambar-gambar.
Pengendalian Pekerjaan
NI-3-1970 ;
Keterangan dari Suplayer ;
Persyaratan teknis.
Bahan-bahan
Kaca jenis polos/bening tebal 5 mm dipasang pada tempat-tempat sesuai gambar
pelaksanaan. Kaca-kaca tersebut harus mempunyai toleransi ketebalan maksimal 3%,
setaraf dengan produksi PT ASAHI MAS, Jakarta.
Pelaksanaan
Kecuali dinyatakan lain oleh Konsultan Pengawas, kaca-kaca didatangkan ke lapangan
pekerjaan sudah dalam siap pasang.
Sebelum pemasangan, Pemborong harus mengambil ukuran-ukuran yang tepat dari
lubang-lubang/bukaan-bukaan kusen yang bersangkutan, sehingga jika ada
perubahan ukuran kaca di lapangan yang disebabkan tidak melakukan pengukuran
terlebih dahulu, menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
9 Pekerjaan Finishing
Plester Dan Acian
Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plester dan acian seperti yang dijelaskan dalam
gambar-gambar perancangan dan petunjuk pengawas dilapangan.
Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan dan bahan harus sesuai dengan persyaratan dalam:
NI-2-1971
NI-3-1982
NI-8-1972
ASTM C 90-72
ASTM B 615-72
15
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Gedung Kelas III Anak
Bahan-bahan
Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan terdiri dari:
a. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur atau
campuran-campuran lain sesuai dengan:
NI-3 pasal 14
NI-2 Bab 3.3
b. Portland Cement
Portland Cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian yang membatu dan
dalam zak yang tertutup seperti disyaratkan dalam Nl-8. Dalam pekerjaan
pembangunan gedung kuliah D (Lanjutan) UNTIRTA ini menggunakan Portland
Cement TIGA RODA .
Portland Cement ini dipakai untuk bahan plesteran dan acian pada pekerjaan bata
merah, acian pada struktur balok, plat konsol dan kolom utama.
c. Air
Air harus bersih segar dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti: minyak,
asam dan unsur organik, kecuali ditunjukkan lain. Pemborong harus menyediakan
air kerja atas biaya sendiri.
Perancangan
a. Campuran Adukan dan Plester
Perbandingan campuran dan pengetesannya dapat dilaksanakan dalam waktu 1
minggu dan tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu.
Plester/adukan dengan campuran 1 pc : 3 ps digunakan pada daerah-daerah
seluruh dinding bata merah seperti ditunjukkan dalam gambar.
Plester/adukan dengan campuran 1 pc : 2 ps digunakan pada daerah-daerah basah
untuk kedap air, seperti dak beton, daerah toilet setinggi 160 cm dari lantai dan
daerah lainnya setinggi 20 cm dari lantai sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.
Plester/adukan harus dicampur dengan bahan additive untuk mencegah
keretakan yang tak diinginkan dan terlebih dahulu mendapat persetujuan ahli.
b. Acian
Acian dibuat dalam campuran 1 pc : 2 air (volume) dan digunakan hanya pada
dinding-dinding yang akan di cat.
16
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Gedung Kelas III Anak
Pelaksanaan
a. Umum
Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai.
Bersihkan semua permukaan yang akan dipletser dan disiram air hingga jenuh.
Pekerjaan plesteran harus rata sesuai perintah Konsultan Pengawas, dengan tebal
plesteran kecuali bila dinyatakan lain adalah 20 mm dengan toleransi minimal 15
mm dan maksimal 25 mm.
b. Pencampuran
Membuat campuran adukan/plester tanpa mesin pengaduk hanya dapat
dilaksanakan bila ada izin dari Konsultan Pengawas.
c. Pelaksanaan Adukan/Plesteran
Pesteran ke dinding bata biasa
Bersihkan permukaan dinding bata dari noda-noda debu, minyak, cat dan bahan-
bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plester. Basahkan sebelum pekerjaan
dimulai.
Pasang lapisan plester setebal yang diisyaratkan (20 mm), ratakan dengan roskam
kayu/almunium dengan panjang minimal 1,2 m. basahkan terus selama kurang
lebih 3 hari.
Untuk Pelaksanaan Acian harus rapih dan halus, sebelum diaci permukaan
plesteran atau permukaaan dinding yang akan diaci harus disiram oleh air terlebih
dahulu dan permukaan dinding plesteran harus rata atau rapih, dan pada saat
pekerjaan acian harus digosok terus dengan amplas sampai berair dan halus,
sehingga pekerjaan acian rapih dan halus
Pengendalian Pekerjaan
Seluruh Pekerjaan disesuaikan menurut standar Suplayer pengadaan.
Bahan-bahan
a. Keramik dinding ukuran 25 x 40 KW 1 atau setara Platinum
b. Keramik lantai 60 x 60 cm KW 1 Putih Polos setara Platinum
17
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Gedung Kelas III Anak
Contoh-contoh
Sebelum dilakukan pemasangan, Pemborong harus memberikan contoh data teknis
bahan-bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Penyimpangan
Ketika tiba di site, bahan keramik tile harus dalam keadaan dalam pak tertutup dan
bersegel, dan disimpan di ruang yang kering dan tertutup.
Pemasangan
Sebelum lapisan keramik dipasang, permukaan lantai beton harus diberi plester yang
rata dan padat. Untuk lantai beton, tiap 12 m2 lantai harus dibuat expansion joint
yang gambar kerjanya diajukan kepada pengawas untuk persetujuan sebelum
pelaksanaan. Pemasangan keramik harus rata dan toleransi nat 1,5-2 mm arah
horizontal maupun vertikal tapi tidak kumulatif.
Pengisi celah antara ubin digunakan acian portland cement putih dengan diberi
warna sesuai ubin yang dipasang yang dicampur dengan pasta khusus pengisi
nat/celah untuk keramik dan atas persetujuan Konsultan Pengawas.
Pemotongan keramik harus menggunakan alat khusus potong keramik. Apabila
terdapat fixture saniter pada bidang tile tersebut, maka pemotongan harus rapih dan
diselesaikan/ditrim dengan rapih. Pemasangan harus dilakukan oleh tukang yang ahli
untuk pekerjaan ini.
Konsultan Pengawas berhak menolak tukang yang dianggap tidak mampu/ahli untuk
pekerjaan dimaksud dan Pemborong harus segera mengganti dengan tukang yang
sesuai dan ahli serta disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Keramik yang sudah terpasang (dilantai) tidak boleh dibebani/diinjak sebelum
berumur 7 hari. Keramik harus dilindungi dengan plastik selama periode konstruksi.
18
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Gedung Kelas III Anak
Kebersihan Kerja
Segera sesudah pemasangan pekerjaan lantai, semua area harus dibersihkan dari
semen tersisa atau material lain yang mengotori dengan menggunakan alat dan bahan
khusus untuk pekerjaan ini.
11 Pekerjaan Cat
Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan cat dan pengecatan pada seluruh permukaan dinding,
langit-langit sesuai petunjuk Konsultan Pengawas
Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar sebagai berikut:
NI-3-1970
NI-4
Bahan-Bahan
Cat serta pelapis-pelapis lain yang akan digunakan disini, adalah untuk dinding
Eksterior/Interior menggunakan kualitas minimal setara AVIAN/AVITEX. Untuk Cat
anti Lumut atau kedap air kualitas cat minimal setara dengan No Drop. Semua cat
dasar dan cat akhir yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dari satu pabrik.
Warna-warna akan ditentukan oleh Ahli kemudian. Cat dinding luar harus memenuhi
persyaratan tahan terhadap cuaca.
Persetujuan Ahli
Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
sampai adanya keputusan boleh atau tidak boleh dipakai didalam pekerjaan. Cat
didatangkan kelapangan pekerjaan dalam kaleng-kaleng asli dari pabrik, lengkap
dengan cap perusahaan, merek dan sebagainya.
Pelaksanaan
Sebelum dilaksanakannya pengecatan bidang permukaaan yang akan dicat harus
dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran yang menempel pada bidang yang
akan dicat. Pelaksanaaan pengecatan atas semua permukaan sesuai dengan aturan
pakai yang dijelaskan oleh pabrik pembuat cat. Kontraktor harus menyerahkan
19
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Gedung Kelas III Anak
kepada Konsultan Pengawas aturan pemakaian cat dari pabrik pembuat cat yang
disetujui Konsultan Pengawas.
12 Perlengkapan Toilet
Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua pekerjaan yang berkaitan dengan pemasangan perangkat toilet,
termasuk segala kelengkapannya, sehingga perangkat tersebut dapat berfungsi baik.
Semua Toilet dan Wastafel harus menggunakan merk TOTO beserta kelengkapannya.
Semua perlengkapan tsb harus mempunyai konstruksi yang bersifat saling
melengkapi dan menghasilkan kontruksi yang kokoh.
Kecuali disetujui lain, semua perlengkapan harus merupakan produk dari satu
perusahaan. Warna akan ditentukan kemudian
Contoh Bahan
Sebelum Pelaksanaan dimulai, contoh dari semua bahan dan data teknisnya harus
diajukan untuk disetujui Konsultan Pengawas.
Data teknis tersebut harus menunjukkan tipe, dimensi, warna dan data lainnya yang
menunjukkan cara pemasangan.
Pemasangan
Sebelum dilakukan pemasangan perlengakapan toilet maupun wastafel dilakukan
pengetesan glontor air terlebih dahulu dan pemeriksaaan instalasi pipa sudah harus
sesuai gambar kerja. Pemasangan harus sesuai dengan gambar detail arsitektur dan
disetujui Konsultan Pengawas.
Gambar shop drawing sebelum pelaksanaan harus diajukan, yang menunjukkan
detail dari lay out, perkuat pemasangan dan detail lainnya kepada pengawas untuk
persetujuan.
Penyimpanan
Semua perangkat sanitair dan fiting/fixture pelengkapnya harus diterima di lapangan
dalam keadaan utuh dan disimpan di tempat yang kering dan terlindung dari
kerusakan sebelum pemasangan.
20
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Gedung Kelas III Anak
Pelaksanaan
Semua perangkat harus dipasang sesuai dengan petunjuk pemasangan dari pabrik.
Apabila pelaksanaannya akan lain, harus mendapatkan persetujuan dari pengawas.
Semua join harus kedap air, udara dan gas.
Perlindungan
Kontraktor harus melakukan perlindungan untuk semua perangkat sanitair sampai
pekerjaan selesai.
Adanya kerusakan/cacat pada sanitair harus diganti dengan biaya kontraktor.
13 Pekerjaan Atap
Rangka Atap Balok Kayu Besi
Rangka atap balok kayu besi yang digunakan pada pelaksanaan terbuat dari bahan
yang berkualitas baik, dan atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Kuda-kuda
menggunakan kayu besi ukuran 6/12 cm sedangkan gording dan skoor angin
menggunakan kayu besi 5/10 cm.
Pelaksanaan
Pada saat pemasangan rangka harus diperhitungkan besaran sudut atap sesuai dengan
gambar perancangan. Rangka merupakan konstruksi utama, sebelum dipasang harus
diperiksa dan diteliti sebaik-baiknya. Penguat-penguat tertentu dapat ditambahkan
untuk lebih memperkuat konstruksi rangka, termasuk memasang mur baut disetiap
pertemuan balok, dan harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.
Bila rangka atap yang terpasang kemudian dibongkar karena adanya ketidak sesuaian
dari hasil gambar kerja yang telah diajukan, maka akan dibongkar dan semua biaya
ditanggung oleh Pemborong.
21
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Gedung Kelas III Anak
Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan dimulai, pemborong terlebih dahulu mengecek jarak antara
gording sebelum atap terpasang. Agar menghindari adanya ketidak sesuaian antara
dimensi lebar atap dengan jarang antar gording. Tidak boleh adanya rongga pada tiap
sambungan atap tersebut. Pemberian mur sebagai pengikat atap harus persetujuan
Konsultan Pengawas.
22
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Gedung Kelas III Anak
6. Pada pekerjaan plafond ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang
dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan plafond
ini. Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond, pekerjaan lain yang terletak
di atasnya sudah terpasang dengan sempurna.
7. Pola pemasangan plafond sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
16 PENUTUP
B. Pada waktu diadakan serah terima pertama pekerjaan, maka Kontraktor harus
menyerahkan
a. Surat Tanda good keer pemasangan instalasi listrik dan berikut akan gambar
pemasangan instalasi dari pihak PLN setempat.
b. Bukti setoran bahan galian C
c. Bukti pembayaran ASTEK
d. dan lain-lain dirasa perlu
C. ASBUILT DRAWING
Setelah pekerjaan dianggap selesai maka kontraktor harus membuat backup data
akhir dan dibuatkan gambar Asbuilt Drawing atau Gambar sesuai Hasil Pekerjaan
dilapangan.
D. Walaupun di dalam spesifikasi teknis ini tidak lengkap tercantum satu persatu, baik
mengenai kir bahan-bahan dan lain sebagainya, maka pekerjaan tersebut
dikerjakan dan bukan merupakan pekerjaan tambahan
PPK
23