Anda di halaman 1dari 33

Education by FH

Kamis, 02 Januari 2014

Barisan dan Deret Aritmatika Geometri, Pengertian,


Rumus, Dan Notasi Sigma

A. Barisan Dan Deret

Kalian tentu pernah berpikir tentang nomor rumah di sisi kiri jalan yang
bernomor ganjil 1, 3, 5, 7, dan seterusnya, sedangkan nomor rumah di sisi kanan
jalan bernomor genap 2, 4, 6, 8, dan seterusnya. Mungkin juga kalian pernah
berpikir dari mana para pakar menyatakan bahwa 10 tahun ke depan penduduk
Indonesia akan menjadi x juta jiwa.
Dua contoh di atas berkaitan dengan barisan dan deret dari suatu bilangan.

1. Barisan Bilangan
Bilangan-bilangan yang disusun urut dengan aturan tertentu seperti itulah
dikenal dengan nama barisan bilangan.
Secara matematis, barisan bilangan merupakan nilai fungsi dengan daerah
definisinya adalah bilangan asli. Misalkan barisan bilangan ditulis lambang U
untuk menyatakan urutan suku-sukunya maka bilangan pertama ditulis U(1)
atau U1, bilangan kedua ditulis U(2) atau U2, dan seterusnya.
Jadi, bentuk umum barisan bilangan adalah U1, U2, U3, ..., Un, ...
Dalam hal ini, Un = f(n) disebut rumus umum suku ke-n dari barisan bilangan.
Contoh Soal :
Diketahui barisan bilangan 4, 7, 12, 19, ....
a. Tentukan rumus suku ke-n.
b. Suku keberapa dari barisan tersebut yang bernilai 199?
Penyelesaian :
Barisan bilangan: 4, 7, 12, 19, ...
a. Suku ke-1 = U1 = 4 = 12 + 3
Suku ke-2 = U2 = 7 = 22 + 3
Suku ke-3 = U3 = 12 = 32 + 3
Suku ke-4 = U4 = 19 = 42 + 3
Suku ke-n = Un = n2 + 3
Jadi, rumus suku ke-n barisan tersebut adalah Un = n2 + 3.

b. Diketahui suku ke-n = 199, berarti


Un = 199
n2 + 3 = 199
n2 = 196
Karena n2 = 196 maka n1 = 14 atau n2 = 14 (dipilih nilai n positif).
Mengapa tidak dipilih n = 14?
Jadi, suku yang nilainya 199 adalah suku ke-14.

2. Deret Bilangan
Misalkan kita mempunyai barisan bilangan U1, U2, U3, ..., Un dan Sn adalah jumlah
dari suku-suku barisan itu.
Sn = Sn = U1 + U2 + U3 + ... + Un disebut deret.

Jadi, deret adalah jumlahan suku-suku dari suatu barisan.

B. Barisan dan Deret Aritmatika


1. Barisan Aritmatika
Barisan aritmetika adalah suatu barisan bilangan yang selisih setiap dua suku
berturutan selalu merupakan bilangan tetap (konstan).Bilangan yang tetap
tersebut disebut beda dan dilambangkan dengan b.
Perhatikan juga barisan-barisan bilangan berikut ini.
a. 1, 4, 7, 10, 13, ...
b. 2, 8, 14, 20, ...
c. 30, 25, 20, 15, ...
Barisan-barisan tersebut merupakan contoh dari barisan aritmatika.
Rumus umum suku ke-n barisan aritmetika dengan suku pertama (U1)
dilambangkan dengan a dan beda dengan b dapat ditentukan seperti berikut.
U1 = a
U2 = U1 + b = a + b
U3 = U2 + b = (a + b) + b = a + 2b
U4 = U3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b
U5 = U4 + b = (a + 3b) + b = a + 4b
n = Un1 + b = a + (n 1)b
Jadi, rumus suku ke-n dari barisan aritmatika adalah :
Un = a + (n 1)b
Keterangan:
Un = suku ke-n
a = suku pertama
b = beda
n = banyak suku
Contoh Soal Barisan Aritmatika :
Tentukan suku ke-8 dan ke-20 dari barisan 3, 2, 7, 12, ....
Jawaban :
3, 2, 7, 12,
Suku pertama adalah a = 3 dan bedanya b = 2 (3) = 5.
Dengan menyubstitusikan a dan b, diperoleh Un = 3 + (n 1)5.
Suku ke-8 : U8 = 3 + (8 1)5 = 32.
Suku ke-20 : U20 = 3 + (20 1)5 = 92.
Contoh Soal 2 :
Diketahui barisan aritmetika 2, 1, 4, 7, ..., 40. Tentukan banyak suku barisan
tersebut.
Penyelesaian :
Diketahui barisan aritmetika 2, 1, 4, 7, ..., 40.
Dari barisan tersebut, diperoleh a = 2, b = 1 (2) = 3, dan Un = 40.
Rumus suku ke-n adalah Un = a + (n 1)b sehingga :
40 = 2 + (n 1)3
40 = 3n 5
3n = 45
Karena 3n = 45, diperoleh n = 15.
Jadi, banyaknya suku dari barisan di atas adalah 15.

2. Deret Aritmetika
Dari sembarang barisan aritmetika, misalnya 2, 5, 8, 11, 14, ... dapat dibentuk
suatu deret yang merupakan penjumlahan berurut dari suku-suku barisan
tersebut, yaitu 2 + 5 + 8 + 11 + .... Terlihat bahwa barisan aritmetika dapat
dibentuk menjadi deret aritmetika dengan cara menjumlahkan suku-suku barisan
aritmetika sehingga dapat didefinisikan secara umum.
Misalkan U1, U2, U3, ..., Un merupakan suku-suku dari suatu barisan
aritmetika. U1 + U2 + U3 + ... + Un disebut deret aritmetika, dengan :
Un = a + (n 1)b.
Seperti telah kalian ketahui, deret aritmetika adalah jumlah n suku pertama
barisan aritmetika. Jumlah n suku pertama dari suatu barisan bilangan
dinotasikan Sn. Dengan demikian,
Sn = U1 + U2 + U3 + ... + Un.
Untuk memahami langkah-langkah menentukan rumus Sn, perhatikan contoh
berikut.
Contoh Soal Deret Aritmatika :
Diketahui suatu barisan aritmetika 2, 5, 8, 11, 14. Tentukan jumlah kelima suku
barisan tersebut.
Pembahasan :
Jumlah kelima suku 2, 5, 8, 11, 14 dapat dituliskan sebagai berikut.

S5 = 2 + 5 + 8 + 11 + 14

S5 = 14 + 11 + 8 + 5 + 2
+
2S5 = 16 + 16 + 16 + 16 + 16
2S5 = 5 x 16

S5=80/2=
40
Jadi, jumlah kelima suku barisan tersebut adalah 40.
Setelah kalian amati contoh di atas, kita dapat menentukan rumus umum untuk
Sn sebagai berikut.
Diketahui rumus umum suku ke-n dari barisan aritmetika adalah Un = a + (n 1)b.
Oleh karena itu,

U1 = a =a

U2 = a + B = Un (n 2)b
U3 = a + 2b = Un (n 3)b
Un = a + (n 1)b = Un
Dengan demikian, diperoleh :
Sn = a + (a + b) + (a + 2b) + ... + (a + (n 1)b)
= a + (Un (n 2) b) + (Un (n 3) b) + ... + Un............ (1)
Dapat pula dinyatakan bahwa besar setiap suku adalah b kurang dari suku
berikutnya.
Un1 = Un b
Un2 = Un1 b = Un 2b
Un3 = Un2 b = Un 3b
Demikian seterusnya sehingga Sn dapat dituliskan
Sn = a + (Un (n 1)b) + + (Un 2b) + (Un b) + Un ...... (2)
Dari persamaan 1 dan 2 jika kita jumlahkan, diperoleh :
Dengan demikian, 2Sn = n(a + Un)
Sn = n(a + Un)
Sn = n(a + (a + (n 1)b))
Sn = n(2a + (n 1)b)
Jadi, rumus umum jumlah n suku pertama deret aritmetika adalah :
Sn = n(a + Un) atau
Sn = n [2a + (n 1)b]
Keterangan:
Sn= jumlah n suku pertama
a = suku pertama
b = beda
Un = suku ke-n
n = banyak suku

C. Barisan dan Deret Geometri


1. Barisan Geometri
Coba kalian amati barisan 1, 2, 4, 8, 16, 32, .... Terlihat, suku berikutnya
diperoleh dengan mengalikan 2 pada suku sebelumnya. Barisan ini termasuk
barisan geometri. Jadi, secara umum, barisan geometri adalah suatu barisan
bilangan yang setiap sukunya diperoleh dari suku sebelumnya dikalikan dengan
suatu bilangan tetap (konstan). Bilangan yang tetap tersebut dinamakan rasio
(pembanding) dan dinotasikan dengan r.
Perhatikan contoh barisan-barisan berikut.
a. 3, 6, 12, 24, ...
b. 2, 1, , 1/4, ...
c. 2, 4, 8, 16, ...
Barisan di atas merupakan contoh barisan geometri.
Dengan demikian, dapat disimpulkan jika U1, U2, ... Un barisan geometri
dengan Un adalah Rumus umum suku ke-n barisan geometri dengan suku pertama
(U1) dinyatakan a dan rasio r, dapat diturunkan sebagai berikut.

U1 = a
U2 = U1 r = ar
U3 = U2 r = ar2
U4 = U3 r = ar3
Un = Un1 r = arn2 r = arn1
Dengan demikian, diperoleh barisan geometri a, ar, ar2, ..., arn1, ...
Jadi, rumus umum suku ke-n (Un) barisan geometri adalah :
Un = arn1
Keterangan:
a = suku pertama
r = rasio
n = banyak suku
Contoh Soal Barisan Geometri :
Carilah suku pertama, rasio, dan suku ke-7 dari barisan geometri berikut.
a. 2, 6, 18, 54, ...
b. 9, 3, 1, -1/3 , ...

Jawaban :
a. 2, 6, 18, 54, ...
Dari barisan geometri di atas, diperoleh :
1) suku pertama: a = 2;
2) rasio: r = ... = ... = 3.
Karena rumus suku ke-n barisan geometri adalah :
Un = arn1 maka
U7 = 2(371) = 2 729 = 1.458

3. Deret Geometri Tak Berhingga

Deret geometri yang tidak dapat dihitung banyak seluruh sukunya disebut deret
geometri tak berhingga.
Perhatikan deret geometri berikut.
a. 1 + 2 + 4 + 8 + ...
Deret-deret di atas merupakan contoh deret geometri tak berhingga.
Dari contoh a dan b , rasionya berturut-turut adalah 2 dan 2.
Jika deret tersebut diteruskan maka nilainya akan makin besar dan tidak
terbatas. Deret yang demikian disebut deret divergen, dengan | r | > 1.
Sebaliknya, dari contoh c dan d, rasio masing-masing deret 1/2 dan 1/3. Dari
contoh c dan d, dapat kita hitung pendekatan jumlahnya. Deret tersebut
dinamakan deret konvergen dengan | r | < 1. Pada deret konvergen, jumlah suku-
sukunya tidak akan melebihi suatu harga tertentu, tetapi akan mendekati harga
tertentu. Harga tertentu ini disebut jumlah tak berhingga suku yang dinotasikan
dengan S . Nilai S merupakan nilai pendekatan (limit) jumlah seluruh suku (S n)
dengan n mendekati tak berhingga. Oleh karena itu, rumus deret tak berhingga
dapat diturunkan dari deret geometri dengan suku pertama a, rasio r dan

Karena deret konvergen (| r | < 1), untuk n maka rn 0 sehingga :


Jadi, rumus jumlah deret geometri tak berhingga adalah :

, dengan | r | < 1

D. Notasi Sigma

Salah satu ciri matematika adalah digunakannya lambang untuk mengungkapkan


suatu pernyataan secara singkat, jelas, dan konsisten yang jika diungkapkan
dengan kalimat biasa cukup panjang. Salah satu lambang yang penting adalah
(dibaca: sigma). Lambang ini digunakan untuk menuliskan penjumlahan secara
singkat.
1. Pengertian Notasi Sigma
Perhatikan penjumlahan bilangan-bilangan di bawah ini.
1 + 2 + 3 + 4 + ... + 50
Jika semua suku-sukunya ditulis, cara penulisan penjumlahan tersebut jelas tidak
efektif. Apalagi jika banyak bilangan yang dijumlahkan makin besar. Dengan
menggunakan notasi sigma, penulisan 1 + 2 + 3 + 4 + ... + 50 dipersingkat

menjadi k (dibaca: sigma k mulai dari k = 1 sampai dengan k = 50). Atau, boleh
dibaca sigma k, untuk k = 1 hingga 50.
Huruf k digunakan sebagai variabel suku yang akan bergerak mulai 1 dan
bertambah 1 sampai mencapai 50. Bilangan 1 disebut batas bawah dan 50 disebut
batas atas penjumlahan. Secara umum, notasi sigma dinyatakan sebagai berikut.

Uk = U1 + U2 + ... + Un
Keterangan:
1 = batas bawah
n = batas atas
k = indeks
Uk = suku ke-k
Batas bawah tidak harus bernilai 1. Jika batas bawah penjumlahan 1 dan batas
atasnya n maka penjumlahan terdiri atas n suku, sedangkan jika batas bawahnya
r dan batas atasnya n maka penjumlahan terdiri dari (n r + 1) suku.
Contoh Soal Notasi Sigma :

Nyatakan dalam bentuk penjumlahan k(k + 1).


Pembahasan :

k(k + 1) = 1(1 + 1) + 2(2 + 1) + 3(3 + 1) + 4(4 + 1) + 5(5 + 1)


=12+23+34+45+56

= 2 + 6 + 12 + 20 + 30
Diposkan oleh fadilla hami di 06.18
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest
3 komentar:

1.

ricki gamerpoinblank25 Februari 2015 00.33

sip mampir ke blog JUGA YA


http://www.gtaind.com/p/download-gta.html
Balas

2.

Unknown30 Januari 2017 17.17

yap sangat membantu


Balas

3.

Juan Hara23 April 2017 18.34

makasih sangat membantu


Balas
Tambahkan komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)
About Me

Blog Archive
2014 (5)
fadilla hami o Janua
Lihat profil ri (5)
lengkapku Pe
ngertian, Tujuan,
Manfaat, Dan
Fungsi Media
Pemb...
Followers SIS
Recent Posts TEM BILANGAN
REAL
Bil
angan Dalam
Matematika
Ba
risan dan Deret
Aritmatika
Geometri,
Pengertian,...
Su
dut Istimewa
Trigonometri
2013 (3)
Recent comments

Tema Perjalanan. Diberdayakan oleh Blogger.

MATERI MATEMATIKA : PERSAMAAN


DAN FUNGSI KUADRAT
November 26, 2013 by estiestiyani Bookmark the permalink.

A. Persamaan Kuadrat

Persamaan kuadrat dalam x mempunyai bentuk umum:

ax2 + bx + c = 0 , a 0 a, b dan c adalah bilangan real.


a. Menyelesaikan persamaan kuadrat dengan memfaktorkan

ax2 + bx + c = 0 dapat dinyatakan menjadi a (x x1) (x x2) = 0.


Nilai x1 dan x2 disebut akar-akar (penyelesaian) persamaan kuadrat.
Contoh 1 :

Selesaikan x2 4 x + 3 = 0
Jawab: x2 4 x + 3 = 0
(x 3) (x 1) = 0

x 3 = 0 atau x1=0

x = 3 atau x=1

Jadi, penyelesaian dari x2 4 x + 3 = 0 adalah 3 dan 1.


b. Menyelesaikan persamaan kuadrat dengan melengkapkan kuadrat sempurna

Persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 dapat diselesaikan dengan mengubahnya menjadi


(x + p)2 = q.
Contoh 1:

Tentukan himpunan penyelesaian dari x2 6 x + 5 = 0.


Jawab: x2 6 x + 5 = 0
x2 6 x + 9 4 = 0
x2 6 x + 9 = 4
(x 3)2 = 4
x 3 = 2 atau x 3 = 2

x=5 atau x=1

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah{ 1 , 5}.

1. Menyelesaikan persamaan kuadrat dengan menggunakan rumus

Rumus penyelesaian persamaan kuadrat a x2 + b x + c = 0 adalah


Contoh :

Tentukan himpunan penyelesaian dari x2 + 7x 30 = 0.


Jawab: x2 + 7x 30 = 0
a = 1 , b = 7 , c = 30

x = 3 atau x = 10

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {10 , 3}.

2. Jenis-jenis Akar Persamaan Kuadrat

Kita perhatikan kembali persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 dengan akar-akarnya , b2


4ac disebut diskriminan (D).
Contoh :
Tanpa menyelesaikan persamaan lebih dahulu, tentukan jenis-jenis akar persamaan kuadrat
berikut:

1. x2 + 5 x + 2 = 0
Jawab :

1. x2 + 5 x + 2 = 0
a=1 , b=5 , c=2

D = b2 4ac = 52 4 . 1 . 2 = 25 8 = 17
Ternyata D > 0. Jadi, persamaan x2 + 5 x + 2 = 0 mempunyai dua akar real berlainan.
3. Jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat

1. Persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 mempunyai akar x1 dan x2.


ax2 + bx + c = 0
x2 +x + = 0
Karena x1 dan x2 merupakan akar-akar persamaan kuadrat, maka :
Jadi, , .

Contoh:

Akar-akar x2 3x + 4 = 0 adalah x1 dan x2. Dengan tanpa menyelesaikan persamaan tersebut,


hitunglah nilai:

1. x1 + x2 d.

2. x1.x2 e. x13 + x23

3. x12 + x22
Jawab: x2 3 x + 4 = 0 a = 1 , b = 3 , c = 4
a. x1 + x2 = 3
b. x1.x2 = 4
c. x12 + x22 = x12 + x22 + 2 x1.x2 2 x1.x2
= (x1 + x2)2 2 x1 x2 = 2 (-3)2 2 . 4 = 1
e. (x1 + x2)3 = x13 + 3 x12 x2 + 3 x1 x22 + x23
= x13 + 3 x1 x2 (x1 + x2) + x23
x13 + x23 = (x1 + x2)3 3 x1 x2 (x1 + x2)
= 33 3 . 4 (3)
= 27 36 = 9

4. Menyusun Persamaan Kuadrat

Persamaan kuadrat dapat disusun dengan:

v menggunakan perkalian faktor,

v menggunakan jumlah dan hasilkali akar-akar.

a. Menyusun persamaan kuadrat dengan menggunakan perkalian faktor


Pada bahasan terdahulu, persamaan kuadrat x2 + p x + q = 0 dapat dinyatakan sebagai
(x x1) (x x2) = 0 sehingga diperoleh akar-akar persamaan itu x1 dan x2. Dengan demikian jika
akar-akar
persamaan kuadrat x1 dan x2 maka persamaannya adalah (x x1) (x x2) = 0.
Contoh 1:

Tentukan persamaan kuadrat yang akar-akarnya 3 dan -2.

Jawab: (x x1) (x x2) = 0


(x 3) (x (-2)) = 0

(x 3) (x + 2) = 0

x2 3 x + 2 x 6 = 0
x2 x 6 = 0.
b. Menyusun persamaan kuadrat menggunakan jumlah dan hasil kali akar-akar

Persamaan .

Dengan menggunakan x1 + x2 = dan x1 x2 = , maka akan diperoleh persamaan:


x2 (x1 + x2)x + x1x2 = 0.
Contoh:

Tentukan persamaan kuadrat yang akar-akarnya 2 dan 3.

Jawab: x1 + x2 = -2 3 = 5
x1 x2 = 6
Jadi, persamaan kuadratnya x2 (5)x + 6 = 0 atau x2 + 5x + 6 = 0.
c. Menyusun persamaan kuadrat yang akar-akarnya berkaitan dengan akar-akar
persamaan kuadrat lain

Seringkali kita mendapatkan suatu persamaan kuadrat yang akar-akarnya berhubungan dengan
akar-akar persamaan yang lain.

Contoh 1:

Susunlah persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya 3 lebih dari akar-akar persamaan x2 2x + 3
= 0.
Jawab:

Misal akar-akar persamaan x2 2x + 3 = 0 adalah x1 dan x2. x1 + x2 = 2 , x1 x2 = 3.


Jika akar-akar persamaan kuadrat baru adalah p dan q, maka p = x1 + 3 dan q = x2+3
p + q = (x1 + 3) + (x2 + 3) p q = (x1 + 3) (x2 + 3)
= x1 + x2 + 6 = x1 x2 + 3(x1 + x2) + 9
=2+6=8 = 3 + 2(2) = 9 = 18

Persamaan kuadrat yang akar-akarnya p dan q adalah x2 (p + q) + pq = 0.


Persamaan kuadrat baru adalah x2 8x + 18 = 0.
B. Fungsi Kuadrat

1. Pengertian
Fungsi f pada R yang ditentukan oleh: f(x) = ax2 + bx + c dengan a, b, dan c bilangan real dan
disebut fungsi kuadrat.
Jika f(x) = 0 maka diperoleh persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0. Nilai-nilai x yang memenuhi
persamaan itu disebut nilai pembuat nol fungsi f.
Nilai fungsi f untuk x = p ditulis f(p) = ap2 + bp + c.
Contoh 1:

Ditentukan: f(x) = x2 6x 7
Ditanyakan:

1. nilai pembuat nol fungsi f

2. nilai f untuk x = 0 , x = 2
Jawab:

1. Nilai pembuat nol fungsi f diperoleh jika f(x) = 0


x2 6 x 7 = 0
(x 7) (x + 1) = 0

x = 7 atau x = 1

Jadi pembuat nol fungsi f adalah 7 dan 1

2. Nilai Maksimum dan Minimum Fungsi Kuadrat

Untuk menentukan nilai maksimum/minimum fungsi kuadrat, perhatikan uraian berikut:

1) f(x) = x2 2x 3
= x 2x + 1 4
2

=(x 1)2 4
Bentuk kuadrat selalu bernilai positif atau nol, maka (x 1)2 mempunyai nilai paling kecil
(minimum) nol untuk x = 1. Dengan demikian (x 1)2 4 mempunyai nilai terkecil 0 4 = 4.
Jadi, f(x) = x2 2x 3 mempunyai nilai terkecil (minimum) 4 untuk x = 1.
2) f(x) = x2 + 4x + 5
= x2 + 4x 4 + 9
= (x2 4x + 4) + 9
= (x 2)2 + 9
Nilai terbesar dari (x 2)2 sama dengan nol untul x = 2.
Dengan demikan nilai terbesar dari (x 2)2 + 9 adalah 0 + 9 = 9.
Jadi, f(x) = (x 2)2 + 9 atau f(x) = x2 + 4x + 5 mempunyai nilai terbesar (maksimum) 9 untuk x =
2.
Sekarang perhatikan bentuk umum f(x) = ax2 + bx + c
Dengan uraian di atas, diperoleh:

Fungsi kuadrat f(x) = a x2 + b x + c


Untuk a > 0, f mempunyai nilai minimum untuk

Untuk a < 0, f mempunyai nilai maksimum untuk

Contoh:
Tentukan nilai minimum fungsi f(x) = 2x2 + 4x + 7
Jawab:

f(x) = 2x2 + 4x + 7 , a = 2 , b = 4 , c = 7
Nilai minimum fungsi f = 5

3. Grafik Fungsi Kuadrat

Grafik fungsi kuadrat f : x y = a x2 + b x + c grafiknya berbentuk parabola.

o Titik A dan titik B adalah titik potong dengan sumbu-X.

o Titik C merupakan titik potong grafik dengan sumbu-Y.

o Titik P merupakan titik balik/puncak parabola.

o Garis yang melalui puncak dan sejajar dengan sumbu-Y disebut sumbu simetri.
Cara melukis grafik fungsi kuadrat dengan menentukan:

1) Titik potong grafik dengan sumbu-X.

Titik potong itu terletak pada sumbu-X sehingga absis titik tersebut diperoleh jika y = 0, maka

a x2 + b x + c = 0. Karena a x2 + b x + c = 0 merupakan persamaan kuadrat, maka banyaknya titik


potong dengan sumbu-X tergantung pada D (diskriminan).
D > 0 terdapat dua titik potong yang berlainan, yaitu (x1 , 0) dan (x2 , 0).
D = 0 terdapat satu titik potong yang disebut titik singgung.

D < 0 tidak mempunyai titik potong dengan sumbu-X.

2) Titik potong dengan sumbu-Y.

Karena titik potong terletak pada sumbu-Y, maka ordinat titik potong itu diperoleh jika x = 0.
Sehingga koordinatnya (0 , c).

3) Sumbu simetri

Karena sumbu simetri adalah garis yang melalui titik puncak dan sejajar sumbu-Y maka persamaan
sumbu simetri adalah:

4) Titik Puncak/ Balik

Koordinat titik puncak

Catatan:
o Grafik fungsi kuadrat dengan persamaan y = a x2 + b x + c berbentuk parabola.

o Parabola terbuka ke atas jika a > 0.

o Parabola terbuka ke bawah jika a < 0.


Contoh:

Buatlah sketsa grafik y = x2 2x 3 untuk x e R.


Jawab:

Titik potong dengan sumbu-X diperoleh jika y = 0.

x2 2x 3 = 0
(x 3) (x + 1) = 0

x = 3 dan x = 1

Koordinat titik potongnya adalah : A(3 , 0) dan B(1 , 0)

Titik potong dengan sumbu-Y diperoleh jika x = 0

y=003=3

Koordinat titik potongnya C(0 , 3)

Sumbu simetri, garis

Titik puncak D(1 , 4)

Hubungkan titik-titik A, B, C, dan D serta perhalus, sehingga diperoleh grafik fungsi

y = x3 2x 3.
4. Menentukan Fungsi Kuadrat yang Grafiknya Memenuhi Syarat-syarat Tertentu

a. Fungsi kuadrat yang grafiknya melalui tiga buah titik

Contoh:

Tentukan persamaan grafik fungsi kuadrat yang melalui titik (1 , 0) , ( 1 , 8 ) dan ( 2, 6 ).

Jawab :

Misal persamaan grafik adalah y = a x2 + b x + c


Grafik melalui titik (1 , 0) 0 = a(1)2 + b (1) + c
0 = a b + c . (1)
Grafik melalui titik (1 , 8) 8 =a (1)2 + b (1) + c
8 = a + b + c . (2)

Grafik melalui titik ( 2 , 6 ) 6 = a (2)2 + b (2) + c


6 = 4 a + 2 b + c (3)

Dari persamaan (1), (2), dan (3) dapat ditentukan nilai a, b, dan c dengan cara eliminasi.

(1) a b + c = 0 (2) a+ b+c=8 ab+c=0

(2) a + b + c = 8 (3) 4a + 2b + c = 6 2 4 + c = 0

2b = 8 3a b = 2 c=6

b=4 3a 4 = 2

a = 2

Jadi, fungsi kuadrat itu adalah y = 2x2 + 4x + 6.


b. Fungsi kuadrat yang grafiknya memotong sumbu-X

Misalkan titik potongnya (p , 0) dan (q , 0).

(p , 0) dan (q , 0) memenuhi persamaan y = a x2 + b x + c sehingga 0= ap2 + bp + c dan


0= aq2 + bq + c . Kedua persamaan itu dikurangkan, akan diperoleh:
0 = a(p2 q2) + b(p q)
b(p q) = a(p2 q2)
= a(p + q) (p q)

b = a(p + q)

Substitusikan b = a(p + q) ke ap2 + bp + c = 0


ap2 + ( a(p + q)) p + c = 0
ap2 ap2 pqa + c = 0
c = pqa

Untuk b = a(p + q) dan c = pqa maka

y = a x2 + b x + c y = ax2 a(p + q)x + pqa


= a(x2 (p + q)x + pq)
= a(x p) (x q)

Jadi, y = a(x p) (x q) adalah fungsi kuadrat yang grafiknya memotong sumbu-X di (p,0) dan
(q,0).

Contoh:

Tentukan fungsi kuadrat yang grafiknya memotong sumbu-X di titik (5,0) dan (1,0), serta melalui
titik (3, 8) !
Jawab:

Grafik memotong sumbu-X di titik (5,0) dan (1,0), maka fungsi kuadratnya

y = a(x (5)) (x 1)

= a(x + 5) (x 1)

Grafik melalui titik (3, 8), berarti

8 = a(3+5) (3 1)

= 8a

a=1

Substitusikan a = 1 pada y = a(x + 5) (x 1) sehingga diperoleh y = x2 + 4x 5.


Jadi, fungsi kuadratnya adalah y = x2 + 4x 5.
c. Menentukan fungsi kuadrat jika koordinat titik puncak grafik fungsi itu diketahui

Koordinat titik tertinggi/ terendah grafik fungsi kuadrat y = ax2 + bx + c adalah .


Dengan melihat kembali kajian terdahulu, maka fungsi kuadrat y = ax2 + bx + c dapat
dinyatakan dengan .

Sehingga fungsi kuadrat yang berpuncak di (p , q) adalah y = a (x p)2 + q


Contoh:

Tentukan fungsi kuadrat yang grafiknya mempunyai titik tertinggi (1,3) dan melalui titik (0,0).

Jawab:

Fungsi kuadrat yang grafiknya berpuncak di (1,3) adalah y = (x 1)2 + 3


Grafik melalui titik (0,0) berarti:

0 = a(0 1) + 3

0=a+3

a = 3

Substitusikan a = 3 pada y = a (x 1)2 + 3 maka diperoleh


y = 3 (x 1)2 + 3
y = 3 (x2 2x + 1) + 3
y = 3x2 + 6x
Jadi, fungsi kuadratnya adalah y = 3x2 + 6x.
d. Fungsi kuadrat yang grafiknya menyinggung sumbu-X
Perhatikan kembali bahasan tentang Titik potong grafik dengan sumbu-X. Grafik akan
menyinggung sumbu-X jika dan hanya jika b2 4ac = 0, maka koordinat titik tertinggi atau
terendah adalah (,0).
Sehingga .

Jadi, fungsi kuadrat yang grafiknya menyinggung sumbu-X adalah .

Sehingga fungsi kuadrat yang grafiknya menyinggung sumbu X adalah y = a(x p)2
Contoh:

Tentukan fungsi kuadrat yang grafiknya menyinggung sumbu-X di titik (2,0) dan melalui titik (0,4) !

Jawab:

Fungsi kwadrat yang grafiknya menyinggung sumbu X di (2,0) adalah

y = a (x 2)2
Grafik melalui titik (0,4) berarti :

4 = a(0 2)2 = 4a
a=1

Jadi, fungsi kuadrat itu y = 1(x 2)2 atau y = x2 4x + 4.


Pemakaian Diskriminan Persamaan Kuadrat

Pada sub bab terdahulu, telah dibahas diskriminan persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 yaitu D
= b2 4ac . Selain itu dibahas pula jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat.
Pada bagian ini akan dibahas pemakaian diskriminan yang berhubungan dengan :

1. jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat

2. tanda-tanda fungsi kuadrat

3. garis dan parabola


b. Tanda-tanda fungsi kuadrat

Kedudukan parabola y = a x2 + b x + c terhadap sumbu-X tergantung pada nilai a dan nilai


diskriminan .

1. Berdasarkan tanda a
a > 0 , grafik fungsi kuadrat mempunyai titik balik minimum (parabola terbuka ke atas).

a < 0 , grafik fungsi kuadrat mempunyai titik balik maksimum (parabola terbuka ke bawah).

1. Berdasarkan tanda D = b2 4 a c
D > 0 maka grafik fungsi kuadrat memotong sumbu-X di dua titik yang berlainan.
D = 0 maka grafik fungsi kuadrat memotong sumbu-X di dua titik yang sama atau parabola
menyinggung sumbu-X.

D < 0 maka grafik fungsi kuadrat tidak memotong sumbu-X dan juga tidak menyinggung sumbu-X.

Dengan menggabungkan tanda-tanda a dan tanda-tanda D, diperoleh kemungkinan bentuk-bentuk


parabola sebagai berikut:

Dengan memperhatikan gambar-gambar di atas, diperoleh kesimpulan:

Fungsi kuadrat yang dinyatakan dengan f(x) = a x2 + b x + c = 0 , a 0.


Untuk a > 0:

1) D > 0 dapat diuraikan menjadi :

f(x) = a (x x1) (x x2)


f(x) > 0 untuk x < x1 dan x > x2
f(x) < 0 untuk x1< x < x2
2) D = 0 dapat diuraikan menjadi :

f(x) = a (x x1)2
f(x) > 0 untuk semua nilai x kecuali untuk x = x1 maka f(x) = 0
3) D < 0 tidak dapat diuraikan menjadi

f(x) selalu positif untuk setiap x , disebut definit positif.

Untuk a < 0:

1) D > 0 dapat diuraikan menjadi :

f(x) = a (x x1) (x x2)


f(x) < 0 untuk x < x1 dan x > x2
f(x) > 0 untuk x1< x < x2
2) D = 0 dapat diuraikan menjadi :

f(x) = a (x x1)2
f(x) > 0 untuk semua nilai x kecuali untuk x = x1 maka f(x) = 0
3) D < 0 tidak dapat diuraikan menjadi :

f(x) selalu positif untuk setiap x , disebut definit negatif.

Contoh 1:

Tentukan batas-batas nilai p agar fungsi f(x) = x2 4 x m + 2 definit positif.


Jawab:

f(x) = x2 4 x m + 2
Syarat agar fungsi kuadrat definit positif adalah a > 0 dan D < 0.

a = 1 bilangan positif

D = (4)2 4 (1) (m + 2) = 16 + 4 m 8
=4m+8

D<0 4m+8<0

m < 2

Jadi, agar f(x) = x2 4 x m + 2 definit positif, maka m < 2

Limit berarti menuju suatu batas , sesuatu yang dekat tetapi tidak dapat dicapai.
Dalam matematika kondisi demikian cukup disebut dengan limit. Limit
menjelaskan suatu fungsi jika batas tertentu didekati. Mengapa harus didekati ?
karena fungsi seringkali tidak terdefinisi pada titik-titik tertentu. Meskipun
fungsi tak terdefinisi untuk suatu titik terntentu , tapi masih bisa dicari tahu
brapa nilai yang didekati oleh fungsi jika titik tersebut semakin didekati.
Dalam notasi matematika limit dituliskan dengan:

artinya jika x mendekati a tapi x tidak sama dengan amaka f(x)


mendekati L. Pendekatan x ke a dapat dilihat dari dua sisi yaitu
sisi kiri dan sisi kanan atau dengan kata lain x dapat mendekati
dari arah kiri dan arah kanan sehingga menghasilkan limit kiri
dan limit kanan.

Pengertian tentang limit dapat diperoleh dengan melihat contoh berikut ini.
Contoh: Perhatikan fungsi

untuk nilai x yang mendekati 1


x 0 0,9 0,95 0,98 1,0001 1,0005 1,05 1,1
f(x) 1 1,9 1,95 1,98 2,0001 2,0005 2,05 2,1

Gambar grafiknya:

Dari gambar dan tabel dapat disimpulkan:

Jika x mendekati 1 dari kiri, maka nilai f(x) mendekati 2

Jika x mendekati 1 dari kanan, maka nilai f(x) mendekati 2

Jadi, jika x mendekati 1, maka nilai f(x) mendekati 2

Teorema:
Suatu fungsi dikatakan mempunyai limit jika limit kiri dan limit
kanannya mempunyai nilai yang sama.Jika limit kiri dan limit
kanan tidak sama, maka nilai limitnya tidak ada.

SIFAT- SIFAT LIMIT FUNGSI ALJABAR

MENENTUKAN NILAI LIMIT FUNGSI ALJABAR


Untuk menentukan nilai limit dari fungsi aljabar dapat dilakukan dengan
cara substitusi langsung.

Artinya nilai limit fungsi f(x) untuk x mendekati a sama dengan


f(a).

Contoh:
Hitunglah nilai limit fungsi berikut!

1.

2.

Adakalanya ketika melakukan substitusi kita akan menemukan


hasil berupa bentuk tak tentu yaitu 0/0.Maka untuk
menentukan nilai limitnya diperlukan cara lain yaitu
cara sebagai berikut

1. Dengan Pemfaktoran

Tentukan nilai limit dari

Penyelesaian limit dengan substitusi langsung maka hasilnya


0/0 sehingga untuk menyelesaikannya perlu digunakan cara
faktorisasi.
Kemampuan yang harus dikuasai adalah kemampuan
memfaktorkan berbagai bentuk fungsi aljabar.

2. Dengan Perkalian Sekawan

Cara ini digunakan apabila penyebutnya berbentuk akar yang


perlu dirasionalkan, sehingga tidak terjadi pembagian angka 0
dengan 0.

Contoh:
3. Dengan Merasionalkan Pembilang
Penggunaan konsep limit dalam masalah nyata
1. teknik : menghitung tingkat kedetailan pembuatan suatu mesin dan sejenisnya
2. teknologi informasi : utk mendeteksi atau menentukan areal kerusakan pada saluran air.
3. ekonomi : utk pencarian keuntungan masalah nyata : utk mencari petakan sebuah tanah dan
pembuatan tanggal kedaluarsa makanan
MATEMATIKA
MENGENAL TENTANG MATEMATIKA
BERANDA
SK dan KD
PELUANG
TRIGONOMETRI
STATISTIKA
CONTOH SOAL

STATISTIKA
Statistika adalah cabang dari matematika yang mempelajari cara mengumpulkan data,
menyusun data, menyajikan data, mengolah dan menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
menafsirkan parameter.
Kegiatan Statistika meliputi:

1. Mengumpulkan data
2. Menyusun data
3. Menyajikan data
4. Mengolah dan Menganalisis data
5. Menarik kesimpulan
6. Menafsirkan

1. Pengertian Datum dan Data

Di Kelas IX Anda telah mempelajari pengertian datum dan data. Agar tidak lupa pelajari
uraian berikut.
Misalkan, hasil pengukuran berat badan 5 murid adalah 43 kg, 46 kg, 44 kg, 55 kg, dan 60
kg. Adapun tingkat kesehatan dari kelima murid itu adalah baik, baik, baik, buruk, dan buruk.
Data pengukuran berat badan, yaitu 43 kg, 46 kg, 44 kg, 55 kg, dan 60 kg disebut fakta dalam
bentuk angka. Adapun hasil pemeriksaan kesehatan, yaitu baik dan buruk disebut fakta dalam
bentuk kategori. Selanjutnya, fakta tunggal dinamakan datum. Adapun kumpulan datum
dinamakan data.

2. Pengertian Populasi dan Sampel


Misal, seorang peneliti ingin meneliti tinggi badan rata-rata siswa SMA di Kabupaten Tegal.
Kemudian, ia kumpulkan data tentang tinggi badan seluruh siswa SMA di Kabupaten Tegal.
Data tinggi badan seluruh siswa SMA di Kabupaten Tegal disebut populasi. Namun, karena
ada beberapa kendala seperti keterbatasan waktu, dan biaya, maka data tinggi badan seluruh
siswa SMA di Kabupaten Tegal akan sulit diperoleh. Untuk mengatasinya, dilakukan
pengambilan tinggi badan dari beberapa siswa SMA di Kabupaten Tegal yang dapat mewakili
keseluruhan siswa SMA di Kabupaten Tegal. Data tersebut dinamakan data dengan nilai
perkiraan, sedangkan sebagian siswa SMA yang dijadikan objek penelitian disebut sampel.
Agar diperoleh hasil yang berlaku secara umum maka dalam pengambilan sampel,
diusahakan agar sampel dapat mewakili populasi.

3. Pengumpulan Data

Menurut sifatnya, data dibagi menjadi 2 golongan, yaitu


sebagai berikut.
1) Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau
bilangan. Data kuantitatif terbagi atas dua bagian, yaitu
data cacahan dan data ukuran.
a) Data cacahan (data diskrit) adalah data yang diperoleh
dengan cara membilang. Misalnya, data tentang
banyak anak dalam keluarga.
b) Data ukuran (data kontinu) adalah data yang diperoleh
dengan cara mengukur. Misalnya, data tentang
ukuran tinggi badan murid.
2) Data kualitatif adalah data yang bukan berbentuk bilangan.
Data kualitatif berupa ciri, sifat, atau gambaran dari kualitas
objek. Sebagai contoh, data mengenai kualitas pelayanan,
yaitu baik, sedang, dan kurang.
Cara untuk mengumpulkan data, antara lain adalah melakukan
wawancara, mengisi lembar pertanyaan (questionery), melakukan pengamatan (observasi),
atau menggunakan data yang sudah ada, misalnya rataan hitung nilai rapor.

Menyajikan Data dalam Bentuk Diagram


1. Diagram Garis

Penyajian data statistik dengan menggunakan diagram berbentuk garis lurus disebut diagram
garis lurus atau diagram garis. Diagram garis biasanya digunakan untuk menyajikan data
statistik yang diperoleh berdasarkan pengamatan dari waktu ke waktu secara berurutan.
Contoh:

Berikut simulasi diagram garis, kamu dapat mengubah-ubah diagram garis yang ada:
2. Diagram Batang
Diagram batang umumnya digunakan untuk menggambarkan perkembangan nilai suatu objek
penelitian dalam kurun waktu tertentu. Diagram batang menunjukkan keterangan-keterangan
dengan batang-batang tegak atau mendatar dan sama lebar dengan batang-batang terpisah
Berikut simulasi diagram batang, kamu dapat mengubah-ubah diagram batang yang ada
3. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran adalah penyajian data statistik dengan menggunakan gambar yang
berbentuk lingkaran. Bagian-bagian dari daerah lingkaran menunjukkan bagian-bagian atau
persen dari keseluruhan. Untuk membuat diagram lingkaran, terlebih dahulu ditentukan
besarnya persentase tiap objek terhadap keseluruhan data dan besarnya sudut pusat sektor
lingkaran. Perhatikan contoh berikut ini. Berikut simulasi diagram lingkaran, kamu dapat
mengubah-ubah diagram lingkaran yang ada

Penyajian Data dalam Bentuk Tabel Distribusi Histogram, Poligon dan Ogive
1. Distribusi Frekuensi Tunggal
Data tunggal seringkali dinyatakan dalam bentuk daftar bilangan, namun kadangkala
dinyatakan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi tunggal
merupakan cara untuk menyusun data yang relatif sedikit.

2. Distribusi Frekuensi Kelompok


Data yang berukuran besar (n > 30) lebih tepat disajikan dalam tabel distribusi frekuensi
kelompok, yaitu cara penyajian data yang datanya disusun dalam kelas-kelas tertentu.
Langkah-langkah penyusunan tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut.
Langkah ke-1 menentukan Jangkauan (J) = Xmax - Xmin
Langkah ke-2 menentukan banyak interval (K) dengan rumus "Sturgess" yaitu: K= 1
+ 3,3 log n dengan n adalah banyak data. Banyak kelas harus merupakan bilangan bulat
positif hasil pembulatan ke bawah.
Langkah ke-3 menentukan panjang interval kelas (I) dengan menggunakan rumus:
J
I =
K
Langkah ke-4 menentukan batas-batas kelas. Data terkecil harus merupakan batas
bawah interval kelas pertama atau data terbesar adalah batas atas interval kelas terakhir.
Langkah ke-5 memasukkan data ke dalam kelas-kelas yang sesuai dan menentukan
nilai frekuensi setiap kelas dengan sistem turus.

3. Histogram
Dari suatu data yang diperoleh dapat disusun dalam tabel distribusi frekuensi dan disajikan
dalam bentuk diagram yang disebut histogram. Jika pada diagram batang, gambar batang-
batangnya terpisah maka pada histogram gambar batang-batangnya berimpit.
4. Poligon
Apabila pada titik-titik tengah dari histogram dihubungkan dengan garis dan batang-
batangnya dihapus, maka akan diperoleh poligon frekuensi. Berdasarkan contoh di atas dapat
dibuat poligon frekuensinya seperti gambar berikut ini.
Berikut simulasi histogram dan poligon
5. Distribusi Frekuensi Kumulatif
Daftar distribusi kumulatif ada dua macam, yaitu sebagai berikut.
a. Daftar distribusi kumulatif kurang dari (menggunakan tepi atas).
b. Daftar distribusi kumulatif lebih dari (menggunakan tepi bawah).
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh data berikut ini.

6. Ogive (Ogif)
Grafik yang menunjukkan frekuensi kumulatif kurang dari atau frekuensi kumulatif lebih dari
disebut poligon kumulatif. Poligon kumulatif dibuat mulus, yang hasilnya disebut ogif. Ada
dua macam ogif, yaitu sebagai berikut.
a. Ogif frekuensi kumulatif kurang dari disebut ogif positif.
b. Ogif frekuensi kumulatif lebih dari disebut ogif negatif.
Median
2. Median

1) Median untuk data tunggal


Median adalah suatu nilai tengah yang telah diurutkan. Median dilambangkan Me.
Untuk menentukan nilai Median data tunggal dapat dilakukan dengan cara:
a) mengurutkan data kemudian dicari nilai tengah,
b) jika banyaknya data besar, setelah data diurutkan, digunakan rumus:

Untuk n ganjil : Me = X1/2(n + 1)

Xn/2 + Xn/2 +1
Untuk n genap: Me =
2

Keterangan:
xn/2 = data pada urutan ke-n/2 setelah diurutkan.

Contoh:
Tentukan median dari data: 2, 5, 4, 5, 6, 7, 5, 9, 8, 4, 6, 7, 8
Jawab:
Data diurutkan menjadi: 2, 4, 4, 5, 5, 5, 6, 6, 7, 7, 8, 8, 9
Median = data ke-(13 + 1)/2 = data ke-7
Jadi mediannya = 6

2) Median untuk data kelompok


Jika data yang tersedia merupakan data kelompok, artinya data itu dikelompokkan ke dalam
interval-interval kelas yang sama panjang. Untuk mengetahui nilai mediannya dapat
ditentukan dengan rumus berikut ini.

Keterangan:
Kelas median adalah kelas yang terdapat data X1/2 n
L = tepi bawah kelas median
c = lebar kelas
n = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif kurang dari sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median

Modus
3. Modus

Modus ialah nilai yang paling sering muncul atau nilai yang mempunyai frekuensi tertinggi.
Jika suatu data hanya mempunyai satu modus disebut unimodal dan bila memiliki dua modus
disebut bimodal, sedangkan jika memiliki modus lebih dari dua disebut multimodal. Modus
dilambangkan dengan Mo.

1) Modus data tunggal


Modus dari data tunggal adalah data yang sering muncul atau data dengan
frekuensi tertinggi.
Perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh:
Tentukan modus dari data di bawah ini.
2, 1, 4, 1, 1, 5, 7, 8, 9, 5, 5, 10
Jawab:
Data yang sering muncul adalah 1 dan 5. Jadi modusnya adalah 1 dan 5.

2. Modus data kelompok


Modus data kelompok dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:
L = tepi bawah kelas modus
c = lebar kelas
d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

Kuartil

Kuartil (Q)

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa median membagi data yang telah diurutkan
menjadi dua bagian yang sama banyak. Adapun kuartil adalah membagi data yang telah
diurutkan menjadi empat bagian yang sama banyak.
1) Kuartil data tunggal
Urutkan data dari yang kecil ke yang besar, kemudian tentukan kuartil dengan rumus
sebagai berikut:

Contoh:
Tentukan Q1, Q2, dan Q3 dari data : 3, 4, 7, 8, 7, 4, 8, 4, 6, 9, 10, 8, 3, 7, 12.
Jawab:
Langkah 1: urutkan data dari kecil ke besar sehingga diperoleh
3, 3, 4, 4, 4, 6, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 9, 10, 12.
1(15+1)
Langkah 2: Letak data Q1= = 4
4
Jadi Q1 terletak pada data ke-empat yaitu 4

2(15+1)
Langkah 3: Letak data Q2= = 8
4
Jadi Q2 terletak pada data ke-delapan yaitu 7

3(15+1)
Langkah 4: Letak data Q1= = 12
4
Jadi Q3 terletak pada data ke-duabelas yaitu 8
2) Kuartil data kelompok

Nilai kuartil dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
Qi = kuartil ke-i (1, 2, atau 3)
L = tepi bawah kelas kuartil ke-i
n = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif kelas sebelum kelas kuartil
c = lebar kelas
f = frekuensi kelas kuartil

Ukuran Penyebaran Data


Ukuran pemusatan yaitu mean, median dan modus, merupakan informasi yang memberikan
penjelasan kecenderungan data sebagai wakil dari beberapa data yang ada. Adapun ukuran
penyebaran data memberikan gambaran seberapa besar data menyebar dari titik-titik
pemusatan.

1. Jangkauan (Range)

Ukuran penyebaran yang paling sederhana (kasar) adalah jangkauan (range) atau rentangan
nilai, yaitu selisih antara data terbesar dan data terkecil.
1) Range data tunggal
Untuk range data tunggal dirumuskan dengan:

R = xmaks xmin

Contoh :
Tentukan range dari data-data di bawah ini.
6, 7, 3, 4, 8, 3, 7, 6, 10, 15, 20

Jawab:
Dari data di atas diperoleh xmaks = 20 dan xmin = 3
Jadi, R = xmaks xmin
= 20 3 = 17

2) Range data kelompok


Untuk data kelompok, nilai tertinggi diambil dari nilai tengah kelas tertinggi dan nilai
terendah diambil dari nilai kelas yang terendah.

2. Simpangan Rata-Rata (Deviasi Rata-Rata)

Simpangan rata-rata suatu data adalah nilai rata-rata dari selisih setiap data dengan nilai
rataan hitung.

1) Simpangan rata-rata data tunggal


Simpangan rata-rata data tunggal dirumuskan sebagai berikut.
2) Simpangan rata-rata data kelompok
Simpangan rata-rata data kelompok dirumuskan:

3. Simpangan Baku (Deviasi Standar) dan Ragam

Sebelum membahas simpangan baku atau deviasi standar, perhatikan contoh berikut. Kamu
tentu tahu bahwa setiap orang memakai sepatu yang berbeda ukurannya. Ada yang berukuran
30, 32, 33, ... , 39, 40, dan 41. Perbedaan ini dimanfaatkan oleh ahli-ahli statistika untuk
melihat penyebaran data dalam suatu populasi. Perbedaan ukuran sepatu biasanya
berhubungan dengan tinggi badan manusia. Seorang ahli matematika Jerman, Karl Ganss
mempelajari penyebaran dari berbagai macam data. Ia menemukan istilah deviasi standar
untuk menjelaskan penyebaran yang terjadi. Saat ini, ilmuwan menggunakan deviasi standar
atau simpangan baku untuk mengestimasi akurasi pengukuran. Deviasi standar adalah akar
dari jumlah kuadrat deviasi dibagi banyaknya data.

1) Simpangan baku dan ragam data tunggal


Simpangan baku/deviasi standar data tunggal dirumuskan sebagai berikut.

2) Ragam dan Simpangan baku data kelompok Ragam ( ) dan Simpangan baku (s)

data kelompok
dirumuskan sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai