Kalian tentu pernah berpikir tentang nomor rumah di sisi kiri jalan yang
bernomor ganjil 1, 3, 5, 7, dan seterusnya, sedangkan nomor rumah di sisi kanan
jalan bernomor genap 2, 4, 6, 8, dan seterusnya. Mungkin juga kalian pernah
berpikir dari mana para pakar menyatakan bahwa 10 tahun ke depan penduduk
Indonesia akan menjadi x juta jiwa.
Dua contoh di atas berkaitan dengan barisan dan deret dari suatu bilangan.
1. Barisan Bilangan
Bilangan-bilangan yang disusun urut dengan aturan tertentu seperti itulah
dikenal dengan nama barisan bilangan.
Secara matematis, barisan bilangan merupakan nilai fungsi dengan daerah
definisinya adalah bilangan asli. Misalkan barisan bilangan ditulis lambang U
untuk menyatakan urutan suku-sukunya maka bilangan pertama ditulis U(1)
atau U1, bilangan kedua ditulis U(2) atau U2, dan seterusnya.
Jadi, bentuk umum barisan bilangan adalah U1, U2, U3, ..., Un, ...
Dalam hal ini, Un = f(n) disebut rumus umum suku ke-n dari barisan bilangan.
Contoh Soal :
Diketahui barisan bilangan 4, 7, 12, 19, ....
a. Tentukan rumus suku ke-n.
b. Suku keberapa dari barisan tersebut yang bernilai 199?
Penyelesaian :
Barisan bilangan: 4, 7, 12, 19, ...
a. Suku ke-1 = U1 = 4 = 12 + 3
Suku ke-2 = U2 = 7 = 22 + 3
Suku ke-3 = U3 = 12 = 32 + 3
Suku ke-4 = U4 = 19 = 42 + 3
Suku ke-n = Un = n2 + 3
Jadi, rumus suku ke-n barisan tersebut adalah Un = n2 + 3.
2. Deret Bilangan
Misalkan kita mempunyai barisan bilangan U1, U2, U3, ..., Un dan Sn adalah jumlah
dari suku-suku barisan itu.
Sn = Sn = U1 + U2 + U3 + ... + Un disebut deret.
2. Deret Aritmetika
Dari sembarang barisan aritmetika, misalnya 2, 5, 8, 11, 14, ... dapat dibentuk
suatu deret yang merupakan penjumlahan berurut dari suku-suku barisan
tersebut, yaitu 2 + 5 + 8 + 11 + .... Terlihat bahwa barisan aritmetika dapat
dibentuk menjadi deret aritmetika dengan cara menjumlahkan suku-suku barisan
aritmetika sehingga dapat didefinisikan secara umum.
Misalkan U1, U2, U3, ..., Un merupakan suku-suku dari suatu barisan
aritmetika. U1 + U2 + U3 + ... + Un disebut deret aritmetika, dengan :
Un = a + (n 1)b.
Seperti telah kalian ketahui, deret aritmetika adalah jumlah n suku pertama
barisan aritmetika. Jumlah n suku pertama dari suatu barisan bilangan
dinotasikan Sn. Dengan demikian,
Sn = U1 + U2 + U3 + ... + Un.
Untuk memahami langkah-langkah menentukan rumus Sn, perhatikan contoh
berikut.
Contoh Soal Deret Aritmatika :
Diketahui suatu barisan aritmetika 2, 5, 8, 11, 14. Tentukan jumlah kelima suku
barisan tersebut.
Pembahasan :
Jumlah kelima suku 2, 5, 8, 11, 14 dapat dituliskan sebagai berikut.
S5 = 2 + 5 + 8 + 11 + 14
S5 = 14 + 11 + 8 + 5 + 2
+
2S5 = 16 + 16 + 16 + 16 + 16
2S5 = 5 x 16
S5=80/2=
40
Jadi, jumlah kelima suku barisan tersebut adalah 40.
Setelah kalian amati contoh di atas, kita dapat menentukan rumus umum untuk
Sn sebagai berikut.
Diketahui rumus umum suku ke-n dari barisan aritmetika adalah Un = a + (n 1)b.
Oleh karena itu,
U1 = a =a
U2 = a + B = Un (n 2)b
U3 = a + 2b = Un (n 3)b
Un = a + (n 1)b = Un
Dengan demikian, diperoleh :
Sn = a + (a + b) + (a + 2b) + ... + (a + (n 1)b)
= a + (Un (n 2) b) + (Un (n 3) b) + ... + Un............ (1)
Dapat pula dinyatakan bahwa besar setiap suku adalah b kurang dari suku
berikutnya.
Un1 = Un b
Un2 = Un1 b = Un 2b
Un3 = Un2 b = Un 3b
Demikian seterusnya sehingga Sn dapat dituliskan
Sn = a + (Un (n 1)b) + + (Un 2b) + (Un b) + Un ...... (2)
Dari persamaan 1 dan 2 jika kita jumlahkan, diperoleh :
Dengan demikian, 2Sn = n(a + Un)
Sn = n(a + Un)
Sn = n(a + (a + (n 1)b))
Sn = n(2a + (n 1)b)
Jadi, rumus umum jumlah n suku pertama deret aritmetika adalah :
Sn = n(a + Un) atau
Sn = n [2a + (n 1)b]
Keterangan:
Sn= jumlah n suku pertama
a = suku pertama
b = beda
Un = suku ke-n
n = banyak suku
U1 = a
U2 = U1 r = ar
U3 = U2 r = ar2
U4 = U3 r = ar3
Un = Un1 r = arn2 r = arn1
Dengan demikian, diperoleh barisan geometri a, ar, ar2, ..., arn1, ...
Jadi, rumus umum suku ke-n (Un) barisan geometri adalah :
Un = arn1
Keterangan:
a = suku pertama
r = rasio
n = banyak suku
Contoh Soal Barisan Geometri :
Carilah suku pertama, rasio, dan suku ke-7 dari barisan geometri berikut.
a. 2, 6, 18, 54, ...
b. 9, 3, 1, -1/3 , ...
Jawaban :
a. 2, 6, 18, 54, ...
Dari barisan geometri di atas, diperoleh :
1) suku pertama: a = 2;
2) rasio: r = ... = ... = 3.
Karena rumus suku ke-n barisan geometri adalah :
Un = arn1 maka
U7 = 2(371) = 2 729 = 1.458
Deret geometri yang tidak dapat dihitung banyak seluruh sukunya disebut deret
geometri tak berhingga.
Perhatikan deret geometri berikut.
a. 1 + 2 + 4 + 8 + ...
Deret-deret di atas merupakan contoh deret geometri tak berhingga.
Dari contoh a dan b , rasionya berturut-turut adalah 2 dan 2.
Jika deret tersebut diteruskan maka nilainya akan makin besar dan tidak
terbatas. Deret yang demikian disebut deret divergen, dengan | r | > 1.
Sebaliknya, dari contoh c dan d, rasio masing-masing deret 1/2 dan 1/3. Dari
contoh c dan d, dapat kita hitung pendekatan jumlahnya. Deret tersebut
dinamakan deret konvergen dengan | r | < 1. Pada deret konvergen, jumlah suku-
sukunya tidak akan melebihi suatu harga tertentu, tetapi akan mendekati harga
tertentu. Harga tertentu ini disebut jumlah tak berhingga suku yang dinotasikan
dengan S . Nilai S merupakan nilai pendekatan (limit) jumlah seluruh suku (S n)
dengan n mendekati tak berhingga. Oleh karena itu, rumus deret tak berhingga
dapat diturunkan dari deret geometri dengan suku pertama a, rasio r dan
, dengan | r | < 1
D. Notasi Sigma
menjadi k (dibaca: sigma k mulai dari k = 1 sampai dengan k = 50). Atau, boleh
dibaca sigma k, untuk k = 1 hingga 50.
Huruf k digunakan sebagai variabel suku yang akan bergerak mulai 1 dan
bertambah 1 sampai mencapai 50. Bilangan 1 disebut batas bawah dan 50 disebut
batas atas penjumlahan. Secara umum, notasi sigma dinyatakan sebagai berikut.
Uk = U1 + U2 + ... + Un
Keterangan:
1 = batas bawah
n = batas atas
k = indeks
Uk = suku ke-k
Batas bawah tidak harus bernilai 1. Jika batas bawah penjumlahan 1 dan batas
atasnya n maka penjumlahan terdiri atas n suku, sedangkan jika batas bawahnya
r dan batas atasnya n maka penjumlahan terdiri dari (n r + 1) suku.
Contoh Soal Notasi Sigma :
= 2 + 6 + 12 + 20 + 30
Diposkan oleh fadilla hami di 06.18
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest
3 komentar:
1.
2.
3.
Blog Archive
2014 (5)
fadilla hami o Janua
Lihat profil ri (5)
lengkapku Pe
ngertian, Tujuan,
Manfaat, Dan
Fungsi Media
Pemb...
Followers SIS
Recent Posts TEM BILANGAN
REAL
Bil
angan Dalam
Matematika
Ba
risan dan Deret
Aritmatika
Geometri,
Pengertian,...
Su
dut Istimewa
Trigonometri
2013 (3)
Recent comments
A. Persamaan Kuadrat
Selesaikan x2 4 x + 3 = 0
Jawab: x2 4 x + 3 = 0
(x 3) (x 1) = 0
x 3 = 0 atau x1=0
x = 3 atau x=1
x = 3 atau x = 10
1. x2 + 5 x + 2 = 0
Jawab :
1. x2 + 5 x + 2 = 0
a=1 , b=5 , c=2
D = b2 4ac = 52 4 . 1 . 2 = 25 8 = 17
Ternyata D > 0. Jadi, persamaan x2 + 5 x + 2 = 0 mempunyai dua akar real berlainan.
3. Jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat
Contoh:
1. x1 + x2 d.
3. x12 + x22
Jawab: x2 3 x + 4 = 0 a = 1 , b = 3 , c = 4
a. x1 + x2 = 3
b. x1.x2 = 4
c. x12 + x22 = x12 + x22 + 2 x1.x2 2 x1.x2
= (x1 + x2)2 2 x1 x2 = 2 (-3)2 2 . 4 = 1
e. (x1 + x2)3 = x13 + 3 x12 x2 + 3 x1 x22 + x23
= x13 + 3 x1 x2 (x1 + x2) + x23
x13 + x23 = (x1 + x2)3 3 x1 x2 (x1 + x2)
= 33 3 . 4 (3)
= 27 36 = 9
(x 3) (x + 2) = 0
x2 3 x + 2 x 6 = 0
x2 x 6 = 0.
b. Menyusun persamaan kuadrat menggunakan jumlah dan hasil kali akar-akar
Persamaan .
Jawab: x1 + x2 = -2 3 = 5
x1 x2 = 6
Jadi, persamaan kuadratnya x2 (5)x + 6 = 0 atau x2 + 5x + 6 = 0.
c. Menyusun persamaan kuadrat yang akar-akarnya berkaitan dengan akar-akar
persamaan kuadrat lain
Seringkali kita mendapatkan suatu persamaan kuadrat yang akar-akarnya berhubungan dengan
akar-akar persamaan yang lain.
Contoh 1:
Susunlah persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya 3 lebih dari akar-akar persamaan x2 2x + 3
= 0.
Jawab:
1. Pengertian
Fungsi f pada R yang ditentukan oleh: f(x) = ax2 + bx + c dengan a, b, dan c bilangan real dan
disebut fungsi kuadrat.
Jika f(x) = 0 maka diperoleh persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0. Nilai-nilai x yang memenuhi
persamaan itu disebut nilai pembuat nol fungsi f.
Nilai fungsi f untuk x = p ditulis f(p) = ap2 + bp + c.
Contoh 1:
Ditentukan: f(x) = x2 6x 7
Ditanyakan:
2. nilai f untuk x = 0 , x = 2
Jawab:
x = 7 atau x = 1
1) f(x) = x2 2x 3
= x 2x + 1 4
2
=(x 1)2 4
Bentuk kuadrat selalu bernilai positif atau nol, maka (x 1)2 mempunyai nilai paling kecil
(minimum) nol untuk x = 1. Dengan demikian (x 1)2 4 mempunyai nilai terkecil 0 4 = 4.
Jadi, f(x) = x2 2x 3 mempunyai nilai terkecil (minimum) 4 untuk x = 1.
2) f(x) = x2 + 4x + 5
= x2 + 4x 4 + 9
= (x2 4x + 4) + 9
= (x 2)2 + 9
Nilai terbesar dari (x 2)2 sama dengan nol untul x = 2.
Dengan demikan nilai terbesar dari (x 2)2 + 9 adalah 0 + 9 = 9.
Jadi, f(x) = (x 2)2 + 9 atau f(x) = x2 + 4x + 5 mempunyai nilai terbesar (maksimum) 9 untuk x =
2.
Sekarang perhatikan bentuk umum f(x) = ax2 + bx + c
Dengan uraian di atas, diperoleh:
Contoh:
Tentukan nilai minimum fungsi f(x) = 2x2 + 4x + 7
Jawab:
f(x) = 2x2 + 4x + 7 , a = 2 , b = 4 , c = 7
Nilai minimum fungsi f = 5
o Garis yang melalui puncak dan sejajar dengan sumbu-Y disebut sumbu simetri.
Cara melukis grafik fungsi kuadrat dengan menentukan:
Titik potong itu terletak pada sumbu-X sehingga absis titik tersebut diperoleh jika y = 0, maka
Karena titik potong terletak pada sumbu-Y, maka ordinat titik potong itu diperoleh jika x = 0.
Sehingga koordinatnya (0 , c).
3) Sumbu simetri
Karena sumbu simetri adalah garis yang melalui titik puncak dan sejajar sumbu-Y maka persamaan
sumbu simetri adalah:
Catatan:
o Grafik fungsi kuadrat dengan persamaan y = a x2 + b x + c berbentuk parabola.
x2 2x 3 = 0
(x 3) (x + 1) = 0
x = 3 dan x = 1
y=003=3
y = x3 2x 3.
4. Menentukan Fungsi Kuadrat yang Grafiknya Memenuhi Syarat-syarat Tertentu
Contoh:
Jawab :
Dari persamaan (1), (2), dan (3) dapat ditentukan nilai a, b, dan c dengan cara eliminasi.
(2) a + b + c = 8 (3) 4a + 2b + c = 6 2 4 + c = 0
2b = 8 3a b = 2 c=6
b=4 3a 4 = 2
a = 2
b = a(p + q)
Jadi, y = a(x p) (x q) adalah fungsi kuadrat yang grafiknya memotong sumbu-X di (p,0) dan
(q,0).
Contoh:
Tentukan fungsi kuadrat yang grafiknya memotong sumbu-X di titik (5,0) dan (1,0), serta melalui
titik (3, 8) !
Jawab:
Grafik memotong sumbu-X di titik (5,0) dan (1,0), maka fungsi kuadratnya
y = a(x (5)) (x 1)
= a(x + 5) (x 1)
8 = a(3+5) (3 1)
= 8a
a=1
Tentukan fungsi kuadrat yang grafiknya mempunyai titik tertinggi (1,3) dan melalui titik (0,0).
Jawab:
0 = a(0 1) + 3
0=a+3
a = 3
Sehingga fungsi kuadrat yang grafiknya menyinggung sumbu X adalah y = a(x p)2
Contoh:
Tentukan fungsi kuadrat yang grafiknya menyinggung sumbu-X di titik (2,0) dan melalui titik (0,4) !
Jawab:
y = a (x 2)2
Grafik melalui titik (0,4) berarti :
4 = a(0 2)2 = 4a
a=1
Pada sub bab terdahulu, telah dibahas diskriminan persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 yaitu D
= b2 4ac . Selain itu dibahas pula jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat.
Pada bagian ini akan dibahas pemakaian diskriminan yang berhubungan dengan :
1. Berdasarkan tanda a
a > 0 , grafik fungsi kuadrat mempunyai titik balik minimum (parabola terbuka ke atas).
a < 0 , grafik fungsi kuadrat mempunyai titik balik maksimum (parabola terbuka ke bawah).
1. Berdasarkan tanda D = b2 4 a c
D > 0 maka grafik fungsi kuadrat memotong sumbu-X di dua titik yang berlainan.
D = 0 maka grafik fungsi kuadrat memotong sumbu-X di dua titik yang sama atau parabola
menyinggung sumbu-X.
D < 0 maka grafik fungsi kuadrat tidak memotong sumbu-X dan juga tidak menyinggung sumbu-X.
f(x) = a (x x1)2
f(x) > 0 untuk semua nilai x kecuali untuk x = x1 maka f(x) = 0
3) D < 0 tidak dapat diuraikan menjadi
Untuk a < 0:
f(x) = a (x x1)2
f(x) > 0 untuk semua nilai x kecuali untuk x = x1 maka f(x) = 0
3) D < 0 tidak dapat diuraikan menjadi :
Contoh 1:
f(x) = x2 4 x m + 2
Syarat agar fungsi kuadrat definit positif adalah a > 0 dan D < 0.
a = 1 bilangan positif
D = (4)2 4 (1) (m + 2) = 16 + 4 m 8
=4m+8
D<0 4m+8<0
m < 2
Limit berarti menuju suatu batas , sesuatu yang dekat tetapi tidak dapat dicapai.
Dalam matematika kondisi demikian cukup disebut dengan limit. Limit
menjelaskan suatu fungsi jika batas tertentu didekati. Mengapa harus didekati ?
karena fungsi seringkali tidak terdefinisi pada titik-titik tertentu. Meskipun
fungsi tak terdefinisi untuk suatu titik terntentu , tapi masih bisa dicari tahu
brapa nilai yang didekati oleh fungsi jika titik tersebut semakin didekati.
Dalam notasi matematika limit dituliskan dengan:
Pengertian tentang limit dapat diperoleh dengan melihat contoh berikut ini.
Contoh: Perhatikan fungsi
Gambar grafiknya:
Teorema:
Suatu fungsi dikatakan mempunyai limit jika limit kiri dan limit
kanannya mempunyai nilai yang sama.Jika limit kiri dan limit
kanan tidak sama, maka nilai limitnya tidak ada.
Contoh:
Hitunglah nilai limit fungsi berikut!
1.
2.
1. Dengan Pemfaktoran
Contoh:
3. Dengan Merasionalkan Pembilang
Penggunaan konsep limit dalam masalah nyata
1. teknik : menghitung tingkat kedetailan pembuatan suatu mesin dan sejenisnya
2. teknologi informasi : utk mendeteksi atau menentukan areal kerusakan pada saluran air.
3. ekonomi : utk pencarian keuntungan masalah nyata : utk mencari petakan sebuah tanah dan
pembuatan tanggal kedaluarsa makanan
MATEMATIKA
MENGENAL TENTANG MATEMATIKA
BERANDA
SK dan KD
PELUANG
TRIGONOMETRI
STATISTIKA
CONTOH SOAL
STATISTIKA
Statistika adalah cabang dari matematika yang mempelajari cara mengumpulkan data,
menyusun data, menyajikan data, mengolah dan menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
menafsirkan parameter.
Kegiatan Statistika meliputi:
1. Mengumpulkan data
2. Menyusun data
3. Menyajikan data
4. Mengolah dan Menganalisis data
5. Menarik kesimpulan
6. Menafsirkan
Di Kelas IX Anda telah mempelajari pengertian datum dan data. Agar tidak lupa pelajari
uraian berikut.
Misalkan, hasil pengukuran berat badan 5 murid adalah 43 kg, 46 kg, 44 kg, 55 kg, dan 60
kg. Adapun tingkat kesehatan dari kelima murid itu adalah baik, baik, baik, buruk, dan buruk.
Data pengukuran berat badan, yaitu 43 kg, 46 kg, 44 kg, 55 kg, dan 60 kg disebut fakta dalam
bentuk angka. Adapun hasil pemeriksaan kesehatan, yaitu baik dan buruk disebut fakta dalam
bentuk kategori. Selanjutnya, fakta tunggal dinamakan datum. Adapun kumpulan datum
dinamakan data.
3. Pengumpulan Data
Penyajian data statistik dengan menggunakan diagram berbentuk garis lurus disebut diagram
garis lurus atau diagram garis. Diagram garis biasanya digunakan untuk menyajikan data
statistik yang diperoleh berdasarkan pengamatan dari waktu ke waktu secara berurutan.
Contoh:
Berikut simulasi diagram garis, kamu dapat mengubah-ubah diagram garis yang ada:
2. Diagram Batang
Diagram batang umumnya digunakan untuk menggambarkan perkembangan nilai suatu objek
penelitian dalam kurun waktu tertentu. Diagram batang menunjukkan keterangan-keterangan
dengan batang-batang tegak atau mendatar dan sama lebar dengan batang-batang terpisah
Berikut simulasi diagram batang, kamu dapat mengubah-ubah diagram batang yang ada
3. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran adalah penyajian data statistik dengan menggunakan gambar yang
berbentuk lingkaran. Bagian-bagian dari daerah lingkaran menunjukkan bagian-bagian atau
persen dari keseluruhan. Untuk membuat diagram lingkaran, terlebih dahulu ditentukan
besarnya persentase tiap objek terhadap keseluruhan data dan besarnya sudut pusat sektor
lingkaran. Perhatikan contoh berikut ini. Berikut simulasi diagram lingkaran, kamu dapat
mengubah-ubah diagram lingkaran yang ada
Penyajian Data dalam Bentuk Tabel Distribusi Histogram, Poligon dan Ogive
1. Distribusi Frekuensi Tunggal
Data tunggal seringkali dinyatakan dalam bentuk daftar bilangan, namun kadangkala
dinyatakan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi tunggal
merupakan cara untuk menyusun data yang relatif sedikit.
3. Histogram
Dari suatu data yang diperoleh dapat disusun dalam tabel distribusi frekuensi dan disajikan
dalam bentuk diagram yang disebut histogram. Jika pada diagram batang, gambar batang-
batangnya terpisah maka pada histogram gambar batang-batangnya berimpit.
4. Poligon
Apabila pada titik-titik tengah dari histogram dihubungkan dengan garis dan batang-
batangnya dihapus, maka akan diperoleh poligon frekuensi. Berdasarkan contoh di atas dapat
dibuat poligon frekuensinya seperti gambar berikut ini.
Berikut simulasi histogram dan poligon
5. Distribusi Frekuensi Kumulatif
Daftar distribusi kumulatif ada dua macam, yaitu sebagai berikut.
a. Daftar distribusi kumulatif kurang dari (menggunakan tepi atas).
b. Daftar distribusi kumulatif lebih dari (menggunakan tepi bawah).
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh data berikut ini.
6. Ogive (Ogif)
Grafik yang menunjukkan frekuensi kumulatif kurang dari atau frekuensi kumulatif lebih dari
disebut poligon kumulatif. Poligon kumulatif dibuat mulus, yang hasilnya disebut ogif. Ada
dua macam ogif, yaitu sebagai berikut.
a. Ogif frekuensi kumulatif kurang dari disebut ogif positif.
b. Ogif frekuensi kumulatif lebih dari disebut ogif negatif.
Median
2. Median
Xn/2 + Xn/2 +1
Untuk n genap: Me =
2
Keterangan:
xn/2 = data pada urutan ke-n/2 setelah diurutkan.
Contoh:
Tentukan median dari data: 2, 5, 4, 5, 6, 7, 5, 9, 8, 4, 6, 7, 8
Jawab:
Data diurutkan menjadi: 2, 4, 4, 5, 5, 5, 6, 6, 7, 7, 8, 8, 9
Median = data ke-(13 + 1)/2 = data ke-7
Jadi mediannya = 6
Keterangan:
Kelas median adalah kelas yang terdapat data X1/2 n
L = tepi bawah kelas median
c = lebar kelas
n = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif kurang dari sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
Modus
3. Modus
Modus ialah nilai yang paling sering muncul atau nilai yang mempunyai frekuensi tertinggi.
Jika suatu data hanya mempunyai satu modus disebut unimodal dan bila memiliki dua modus
disebut bimodal, sedangkan jika memiliki modus lebih dari dua disebut multimodal. Modus
dilambangkan dengan Mo.
Keterangan:
L = tepi bawah kelas modus
c = lebar kelas
d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya
Kuartil
Kuartil (Q)
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa median membagi data yang telah diurutkan
menjadi dua bagian yang sama banyak. Adapun kuartil adalah membagi data yang telah
diurutkan menjadi empat bagian yang sama banyak.
1) Kuartil data tunggal
Urutkan data dari yang kecil ke yang besar, kemudian tentukan kuartil dengan rumus
sebagai berikut:
Contoh:
Tentukan Q1, Q2, dan Q3 dari data : 3, 4, 7, 8, 7, 4, 8, 4, 6, 9, 10, 8, 3, 7, 12.
Jawab:
Langkah 1: urutkan data dari kecil ke besar sehingga diperoleh
3, 3, 4, 4, 4, 6, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 9, 10, 12.
1(15+1)
Langkah 2: Letak data Q1= = 4
4
Jadi Q1 terletak pada data ke-empat yaitu 4
2(15+1)
Langkah 3: Letak data Q2= = 8
4
Jadi Q2 terletak pada data ke-delapan yaitu 7
3(15+1)
Langkah 4: Letak data Q1= = 12
4
Jadi Q3 terletak pada data ke-duabelas yaitu 8
2) Kuartil data kelompok
Keterangan:
Qi = kuartil ke-i (1, 2, atau 3)
L = tepi bawah kelas kuartil ke-i
n = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif kelas sebelum kelas kuartil
c = lebar kelas
f = frekuensi kelas kuartil
1. Jangkauan (Range)
Ukuran penyebaran yang paling sederhana (kasar) adalah jangkauan (range) atau rentangan
nilai, yaitu selisih antara data terbesar dan data terkecil.
1) Range data tunggal
Untuk range data tunggal dirumuskan dengan:
R = xmaks xmin
Contoh :
Tentukan range dari data-data di bawah ini.
6, 7, 3, 4, 8, 3, 7, 6, 10, 15, 20
Jawab:
Dari data di atas diperoleh xmaks = 20 dan xmin = 3
Jadi, R = xmaks xmin
= 20 3 = 17
Simpangan rata-rata suatu data adalah nilai rata-rata dari selisih setiap data dengan nilai
rataan hitung.
Sebelum membahas simpangan baku atau deviasi standar, perhatikan contoh berikut. Kamu
tentu tahu bahwa setiap orang memakai sepatu yang berbeda ukurannya. Ada yang berukuran
30, 32, 33, ... , 39, 40, dan 41. Perbedaan ini dimanfaatkan oleh ahli-ahli statistika untuk
melihat penyebaran data dalam suatu populasi. Perbedaan ukuran sepatu biasanya
berhubungan dengan tinggi badan manusia. Seorang ahli matematika Jerman, Karl Ganss
mempelajari penyebaran dari berbagai macam data. Ia menemukan istilah deviasi standar
untuk menjelaskan penyebaran yang terjadi. Saat ini, ilmuwan menggunakan deviasi standar
atau simpangan baku untuk mengestimasi akurasi pengukuran. Deviasi standar adalah akar
dari jumlah kuadrat deviasi dibagi banyaknya data.
2) Ragam dan Simpangan baku data kelompok Ragam ( ) dan Simpangan baku (s)
data kelompok
dirumuskan sebagai berikut.