TINJAUAN PUSTAKA
A. Abortus
1. Pengertian
Abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi para ahli tentang
abortus. Menurut Eastman : Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan
dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup
diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400-1000 gram, atau usia
kehamilan kurang dari 20 minggu. Menurut Jeffcoa: Abortus adalah keluarnya
hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu. Menurut Holmer : Abortus
adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16, dimana proses plasentasi
belum selesai.6
2. Macam-macam Abortus
a. Abortus Provakatus ( Induced Abortion ).(6, 10)
Abortus Provakatus adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai
obat-obatan maupun alat-alat. Abortus ini dibagi menjadi dua yaitu :
1) Abortus Medisinalis
Abortus Medisinalis adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan
alasan bila kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (
berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu mendapat persetujuan 2-3
tim dokter ahli.
2) Abortus Kriminalis
Abortus Kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-
tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.
B. Komplikasi Abortus.9
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi
dan jika perlu pemberian tranfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat
terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi : sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh tenaga
yang tidak ahli seperti bidan dan dukun. Perforasi uterus pada kerokan dapat
terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa
ini, penderita perlu diamati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera
dilakukan laparatomi, dan tergantung dari luass dan bentuk perforasi, penjahitan
luka perforasi atau perlu histeroktomi. Perforasi uterus pada abortus yang
dikerjakan oleh orang awam menimbulkan persoalan gawat karena perlukaan
uterus biasanya luas, mungkin pula terjadi perlukaan pada kandung kemih atau
usus. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi harus
segera dilakukan untuk menentukan luasnya cedera, untuk selanjutnya
mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi.
3. Infeksi dan tetanus
4. Payah ginjal akut
5. Syok, pada abortus dapat disebabkan oleh : ( a ) perdarahan yang banyak disebut
syok hemoragik; dan ( b ) infeksi berat atau sepsis disebut syok septic atau
endoseptik
G. Trauma
Trauma dapat di bagi menjadi 2 yaitu : (10, 14)
1. Trauma langsung
Lokal injuri terhadap yang hamil khususnya penetrasi benda tajam.
2. Trauma tak langsung
Misalnya : trauma surgical dan elektrik shock.
H. Keluarga Berencana
Menurut WHO definisi Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu
individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, menentukan jumlah
anak dalam keluarga, mengontrol waktu kehamilan dalam hubungan dengan umur
suami istri.17
Sedangkan menurut UU RI No. 10 tahun 1992, Keluarga Berencana adalah
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan katahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.17
Adapun ciri-ciri akseptor serta perkembanganya dapat digunakan untuk
mengetahui apakah pelaksanaan program telah cukup merata yang berarti telah
mencakup seluruh golongan masyarakat dan apakah pelaksanaan program telah
mencapai sasaran program, misalnya : Program telah mencapai wanita-wanita yang
tergolong umur muda, program telah mencapai wanita-wanita yang berpendidikan
rendah, miskin dan di daerah pedesaan.17
I. Kerangka teori
Dengan melihat teori-teori di atas maka dapat digambarkan secara
skematis sebagai berikut :
Jumlah anak
- Frekuensi abortus
pada akseptor KB.
Pendapatan
perkapita.
K. Hipotesa
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
:
a. Ada hubungan antara jumlah anak dengan frekuensi abortus pada akseptor KB
yang dilayani di Puskesmas Mijen.
b. Ada hubungan antara pendapatan perkapita dengan frekuensi abortus pada
akseptor KB yang dilayani di Puskesmas Mijen.