Anda di halaman 1dari 43

Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya


Tahun 2017

BAB III

BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

DI SURABAYA

3.1 PROFIL BALAI BESAR POM DI SURABAYA

Balai Besar POM di Surabaya merupakan salah satu Unit Pelaksana

Teknis (UPT) Badan POM yang dibentuk berdasarkan Peraturan Kepala Badan

Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor 14 Tahun 2014 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan

Makanan. Wilayah kerja (catchment area) Balai Besar POM di Surabaya adalah

29 kabupaten dan 9 kota di Jawa Timur. Balai Besar POM di Surabaya yang

merupakan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan tipe A terdiri atas Bidang

Pengujian Produk Terapetik, Narkotika, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk

Komplemen, Bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya, Bidang Pengujian

Mikrobiologi, Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan, Bidang Sertifikasi dan

Layanan lnformasi Konsumen, Sub bagian Tata Usaha, dan Kelompok Jabatan

Fungsional.

Sebagai wujud komitmen dari pelaksanaan Reformasi Birokrasi, Balai

Besar POM di Surabaya telah menerapkan Quality Management System (QMS).

Balai Besar POM di Surabaya telah menerapkan standar sistem manajemen

laboratorium ISO/IEC:17025-2005 dan terakreditasi oleh Komite Akreditasi

Nasional dengan nomor: LP-133-IDN. Guna mendukung mutu pengujian, Balai

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 54


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

Besar POM di Surabaya juga mendirikan laboratorium kalibrasi dan menerapkan

standar sistem Manajemen Laboratorium ISO/IEC: 17025:2005 dan terakreditasi

dengan nomor: LK-084-IDN oleh Komite Akreditasi Nasional. Balai Besar POM

di Surabaya juga telah mendapat sertifikat ISO 9001:2008 nomor: QEC28352

tanggal 7 Oktober 2011 dari SAI Global dan sertifikasi ISO 9001:2008 nomor

49535/A/0040/UK/En tanggal 19 Januari 2012 dari URS (United Registrar of

Systems).(Referensi:www.pom.go.id)

3.2 VISI, MISI, BUDAYA ORGANISASI DAN TUJUAN

UTAMA BBPOM SURABAYA

3.2.1 Visi dan Misi Badan POM

Visi dan Misi Badan POM dijelaskan pada Peraturan Kepada Badan

Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor 2 tahun 2015 tentang

Rencana Strategis Badan Pengawas Obat dan Makanan tahun 2015-2019, yaitu

sebagai berikut:

3.2.1.1 Visi Badan POM

Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan

Daya Saing Bangsa

3.2.1.1.1 Penjelasan Visi :

Proses penjaminan pengawasan Obat dan Makanan harus melibatkan

masyarakat dan pemangku kepentingan serta dilaksanakan secara akuntabel serta

diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan yang lebih baik. Sejalan

dengan itu, maka pengertian kata Aman dan Daya Saing adalah sebagai berikut:

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 55


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

a. Aman : Kemungkinan risiko yang timbul pada penggunaan Obat dan

Makanan telah melalui analisa dan kajian, sehingga risiko yang mungkin

masih timbul adalah seminimal mungkin atau dapat ditoleransi atau tidak

membahayakan saat digunakan pada manusia. Dapat juga diartikan bahwa

khasiat atau manfaat Obat dan Makanan meyakinkan, keamanan memadai,

dan mutunya terjamin.

b. Daya Saing : Kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa yang

telah memenuhi standar, baik standar nasional maupun internasional,

sehingga produk lokal unggul dalam menghadapi pesaing di masa depan.

3.2.1.2 Misi Badan POM

1. Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis resiko

untuk melindungi masyarakat

2. Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan

keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat kemitraan dengan

pemangku kepentingan.

3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM

3.2.1.2.1 Penjelasan Misi :

a. Pengawasan Obat dan Makanan merupakan pengawasan komprehensif

(full spectrum) mencakup standardisasi, penilaian produk sebelum beredar,

pemeriksaan sarana produksi dan distribusi, sampling dan pengujian

produk serta penegakan hukum. Dengan penjaminan mutu produk Obat

dan Makanan yang konsisten, yaitu memenuhi standar aman, berkhasiat

atau bermanfaat dan bermutu, diharapkan BPOM mampu melindungi

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 56


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

masyarakat dengan optimal. Menyadari kompleksnya tugas yang diemban

BPOM, maka perlu disusun suatu strategi yang mampu mengawalnya. Di

satu sisi tantangan dalam pengawasan Obat dan Makanan semakin tinggi,

sementara sumber daya yang dimiliki terbatas, maka perlu adanya prioritas

dalam penyelenggaraan tugas. Untuk itu pengawasan Obat dan Makanan

seharusnya didesain berdasarkan analisis risiko, untuk mengoptimalkan

seluruh sumber daya yang dimiliki secara proporsional untuk mencapai

tujuan sasaran strategis ini. BPOM perlu melakukan mitigasi risiko di

semua proses bisnis BPOM, antara lain pada pengawasan sarana dan

produk, BPOM secara proaktif memperkuat pengawasan lebih ke hulu

melalui pengawasan importir bahan baku dan produsen.

b. Dalam 5 (lima) tahun ke depan, paradigma pengawasan Obat dan

Makanan harus diubah yang sebelumnya adalah watchdog control

menjadi pro-active control dengan mendorong penerapan Risk

Management Program oleh industri. Sebagai salah satu pilar Sistem

Pengawasan Obat dan Makanan (SISPOM), pelaku usaha mempunyai

peran yang sangat strategis dalam pengawasan Obat dan Makanan. Pelaku

usaha harus bertanggungjawab memenuhi standar dan persyaratan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku terkait dengan produksi dan distribusi Obat

dan Makanan sehingga menjamin Obat dan Makanan yang diproduksi dan

diedarkan aman, berkhasiat/bermanfaat dan bermutu. Sebagai lembaga

pengawas, BPOM harus mampu membina dan mendorong pelaku usaha

untuk dapat memberikan produk yang aman, berkhasiat/bermanfaat dan

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 57


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

bermutu. Dengan pembinaan secara berkelanjutan, ke depan diharapkan

pelaku usaha mempunyai kemandirian dalam memberikan jaminan

keamanan Obat dan Makanan. Era perdagangan bebas telah dihadapi oleh

seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Sementara itu, kontribusi

industri Farmasi dan Makanan terhadap Pendapatan Nasional Bruto (PDB)

cukup siginifikan. Industri makanan, minuman dan tembakau memiliki

kontribusi PDB non migas di tahun 2012 sebesar 36,33 persen, sementara

Industri Kimia dan Farmasi sebesar 12,59 persen (sumber: Laporan

Kemenperin 2004-2012). Perkembangan industri makanan, minuman dan

farmasi (obat) dari tahun 2004 sampai dengan 2012 juga mempunyai tren

yang meningkat. Hal ini tentunya merupakan suatu potensi yang luar biasa

untuk industri tersebut berkembang lebih pesat. Industri dalam negeri

harus mampu bersaing baik di pasar dalam maupun luar negeri. Sebagai

contoh, masih besarnya impor bahan baku obat dan besarnya pangsa pasar

dalam negeri dan luar negeri menjadi tantangan industri obat untuk dapat

berkembang. Demikian halnya dengan industri makanan, obat tradisional,

kosmetik, suplemen kesehatan juga harus mampu bersaing. Kemajuan

industri Obat dan Makanan secara tidak langsung dipengaruhi dari sistem

serta dukungan regulatory yang mampu diberikan oleh BPOM. Sehingga

BPOM berkomitmen untuk mendukung peningkatan daya saing, yaitu

melalui jaminan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu Obat dan Makanan.

Masyarakat sebagai konsumen juga mempunyai peran yang sangat

strategis dalam pengawasan Obat dan Makanan. Sebagai salah satu pilar

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 58


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

pengawasan Obat dan Makanan, masyarakat diharapkan dapat memilih

dan menggunakan Obat dan Makanan yang memenuhi standar, dan diberi

kemudahan akses informasi dan komunikasi terkait Obat dan Makanan.

Untuk itu, BPOM melakukan berbagai upaya yang bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mendukung pengawasan

melalui kegiatan Pemberdayaan, Komunikasi, Informasi dan Edukasi

kepada masyarakat, serta kemitraan dengan pemangku kepentingan

lainnya sehingga mampu melindungi diri sendiri dan terhindar dari produk

Obat dan Makanan yang mengandung bahan berbahaya dan ilegal. Dalam

menjalankan tugas dan fungsinya, BPOM tidak dapat berjalan sendiri,

sehingga diperlukan kerjasama atau kemitraan dengan pemangku

kepentingan lainnya. Dalam era otonomi daerah, khususnya terkait dengan

bidang kesehatan, peran daerah dalam menyusun perencanaan

pembangunan serta kebijakan mempunyai pengaruh yang sangat besar

terhadap pencapaian tujuan nasional di bidang kesehatan. Pengawasan

Obat dan Makanan bersifat unik karena tersentralisasi, yaitu dengan

kebijakan yang ditetapkan oleh Pusat dan diselenggarakan oleh Balai di

seluruh Indonesia. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri dalam

pelaksanaan tugas pengawasan, karena kebijakan yang diambil harus

bersinergi dengan kebijakan dari Pemerintah Daerah sehingga pengawasan

dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

c. Untuk mendorong misi pertama dan kedua, diperlukan sumber daya yang

memadai dalam mencapai kapasitas kelembagaan yang kuat. Hal ini

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 59


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

membutuhkan sumber daya yang merupakan modal penggerak organisasi.

Sumber daya dalam hal ini terutama terkait dengan sumber daya manusia

dan sarana-prasarana penunjang kinerja. Ketersediaan sumber daya yang

terbatas baik jumlah dan kualitasnya, menuntut BPOM harus mampu

mengelola sumber daya tersebut seoptimal mungkin agar dapat

mendukung terwujudnya sasaran program dan kegiatan yang telah

ditetapkan. Pada akhirnya, pengelolaan sumber daya yang efektif dan

efisien menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh seluruh elemen

organisasi. Di samping itu, BPOM sebagai suatu LPNK yang dibentuk

pemerintah untuk melaksanakan tugas tertentu tidak hanya bersifat teknis

semata (techno structure), namun juga melaksanakan fungsi pengaturan

(regulating), pelaksana (executing), dan pemberdayaan (empowering).

Untuk itu, diperlukan penguatan kelembagaan atau organisasi.

Kelembagaan tersebut meliputi struktur yang kaya dengan fungsi, proses

bisnis yang tertata dan efektif, serta budaya kerja yang sesuai dengan nilai

organisasi. Misi BPOM merupakan langkah utama yang disesuaikan

dengan tugas pokok dan fungsi BPOM. Pengawasan pre- dan post-market

yang berstandar internasional diterapkan dalam rangka memperkuat

BPOM menghadapi tantangan globalisasi. Dengan penjaminan mutu

produk Obat dan Makanan yang konsisten, yaitu memenuhi standar aman,

berkhasiat/bermanfaat dan bermutu, diharapkan BPOM mampu

melindungi masyarakat dengan optimal. Dari segi organisasi, perlu

meningkatkan kualitas kinerja dengan tetap mempertahankan sistem

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 60


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

manajemen mutu dan prinsip organisasi pembelajar (learning

organization). Untuk mendukung itu, maka BPOM perlu untuk

memperkuat koordinasi internal dan meningkatkan kapasitas sumber daya

manusia serta saling bertukar informasi (knowledge sharing).

3.2.2 Budaya Organisasi

Budaya organisasi merupakan nilai-nilai luhur yang diyakini dan harus

dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota organisasi dalam melaksanakan

tugasnya. Nilai-nilai luhur yang hidup dan tumbuh-kembang dalam organisasi

menjadi semangat bagi seluruh anggota organisasi dalam berkarsa dan berkarya,

adalah:

1. Profesional

Menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektivitas, ketekunan dan

komitmen yang tinggi.

2. Integritas

Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi

nilai-nilai luhur dan keyakinan.

3. Kredibilitas

Dapat dipercaya, dan diakui oleh masyarakat luas, nasional dan internasional.

4. Kerjasama Tim

Mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi yang baik.

5. Inovatif

Mampu melakukan pembaruan dan inovasi-inovasi sesuai dengan

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 61


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

perkembangan ilmu pengetahuan dankemajuan teknologi terkini.

6. Responsif/Cepat Tanggap

Antisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah.

3.2.3 Tujuan

Dalam rangka pencapaian visi dan misi Badan POM, maka tujuan yang

akan dicapai dalam kurun waktu 2015-2019 adalah yang pertama meningkatnya

jaminan produk obat dan makanan aman, berkhasiat, bermanfaat, dan bermutu

dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat. Kedua meningkatkan daya

saing obat dan makanan di pasar lokal dan global dengan menjamin mutu dan

mendukung inovasi.

3.3 TUGAS POKOK DAN FUNGSI BBPOM DI SURABAYA

Sebagai Unit Pelaksana Teknis BPOM RI, BBPOM Surabaya

bertanggung jawab kepadadan berada di bawah Kepala Badan POM RI. Tugas

pokoknya ialah melaksanakan kebijakan di bidang pengawasan produk terapetik,

narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetika, produk

komplemen, keamanan pangan dan bahan berbahaya.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, BBPOM di

Surabaya menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana dan program Pengawasan Obat dan Makanan.

b. Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu

produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional,

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 62


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

kosmetika, produk komplemen, keamanan pangan dan bahan berbahaya.

c. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk

secara mikrobiologi.

d. Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan pemeriksaan

pada sarana produksi dan distribusi.

e. Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum.

f. Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu yang

ditetapkan oleh Kepala Badan POM RI.

g. Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen.

h. Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan.

i. Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaan.

j. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan POM RI, sesuai

dengan bidang tugasnya.

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 63


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

3.4 STRUKTUR ORGANISASI BBPOM SURABAYA

Kepala BBPOM di Surabaya


-

Kepala Sub Bagian Tata Usaha


Meliza Miranda W., S.Si., Apt.

Kepala Bidang Kepala Kepala Kepala Kepala


Pengujian Bidang Bidang Bidang Bidang
Terapetik, Pengujian Pengujian Pemeriksaan Sertifikasi
Narkotik, OT, Pangan dan Mikrobiologi dan dan Layanan
Kosmetik dan Bahan Penyidikan Informasi
Produk Berbahaya Dra. Puryani Konsumen
Kompelemen Dra. Retno
Dra. Edi Kurpaningsih, Dra. Retno
Dra. Endah Kusumastuti Apt. Chatulistiani
Setijowati, Apt. , Apt. P., Apt.

Kepala Seksi Kepala Seksi


Pemeriksaan Sertifikasi

Joni Edrus Dra. Any


Setiawan, Koosbudiwati
S.Si., Apt. , Apt.

Kepala Seksi
Kepala Seksi Layanan
Penyidikan Informasi
Konsumen
Dra. Siti
Dra.
Amanah, Apt. Lindawati,
Apt

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Balai Besar POM di Surabaya

3.4.1 Sub Bagian Tata Usaha

Sub Bagian Tata Usaha (TU) mempunyai tugas memberikan pelayanan

teknis dan administrasi di lingkungan BBPOM di Surabaya.

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 64


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

3.4.2 Bidang Pengujian Produk Terapetik, Narkotika, Obat Tradisional,

Kosmetik, dan Produk Komplemen

Bidang Pengujian ini memiliki tugas dalam penyusunan rencana, program

serta evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pemeriksaan secara

laboratorium, pengujian serta penilaian mutu di bidang produk terapetik,

narkotika, obat tradisional, kosmetika dan produk komplemen. Bidang Pengujian

ini terbagi menjadi tiga laboratorium, yaitu Laboratorium Obat dan NAPZA,

Laboratorium Obat Tradisional, dan Laboratorium Kosmetika. Kegiatan yang

dilakukan oleh bidang pengujian ini yaitu:

a. Pengujian Obat dan NAPZA

Meliputi produk obat, narkotika dan psikotropika serta zat adiktif lainnya

yang beredar di masyarakat dalam bentuk sediaan tablet, kapsul, sirup, injeksi,

salep, supositoria serta obat tetes. Parameter uji yang dilakukan antara lain

identifikasi zat aktif, penetapan kadar, disolusi, waktu hancur, keseragaman

sediaan yang meliputi keseragamanterakhir, British Pharmacopoeia (BP) ataupun

UnitedState Pharmacopoeia (USP) terbaru. Apabila dalam buku-buku tersebut

tidak terdapat metode analisis tertentu maka dapat digunakan metode analisis dari

Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN) yang telah tervalidasi dan

terverifikasi.

b. Pengujian Obat Tradisional

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan atau campurannya yang

berupa simplisia, baik nabati, hewani maupun mineral atau sediaan sariannya

yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 65


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

pengalaman. Parameter pengujian yang dilakukan mengacu pada Farmakope

Indonesia edisi IV & V, Permenkes RI No. 006 tahun 2012 tentang Industri dan

Usaha Obat Tradisional serta Permenkes RI No. 007 tahun 2012 tentang

Registrasi obat Tradisional, ketentuan atau peraturan yang dikeluarkan BPOM dan

metode analisa PPOMN yang tervalidasi dan terverifikasi. Pengujian mutu sampel

obat tradisional lebih ditekankan pada parameter uji yang erat hubungannya

dengan keamanan penggunaan obat tradisional. Parameter untuk sediaan padat

(pil, kapsul, tablet) meliputi BKO, kadar air, kadar pengawet, dan waktu hancur.

Parameter sediaan serbuk meliputi, BKO (Bahan Kimia Obat), kadar air, kadar

pengawet, dengan syarat tidak boleh mengandung pengawet. Parameter untuk

COD (Cairan Obat Dalam) meliputi, BKO, kadar pengawet, dan kadar etanol.

c. Pengujian Kosmetika

Kosmetika merupakan sediaan yang digunakan untuk pemakaian luar

badan, gigi dan rongga mulut, untuk membersihkan, menambah daya tarik,

mengubah penampilan, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk

mengobati atau menyembuhkan penyakit. Tiap bentuk sediaan kosmetika

mengandung bahan aktif yang mendukung kegunaan dari kosmetika tersebut,

karena itu selain syarat keamanan, parameter pengujian sediaan kosmetika juga

diarahkan pada kandungan zat aktif. Parameter pengujian dalam laboratorium ini

dibagi menjadi dua, yaitu bahan yang dilarang dan dibatasi. Bahan-bahan dalam

kosmetik yang dilarang meliputi Hg, asam retinoat, hidrokinon, pewarna (jingga

K, merah K3, merah K10, metanil yellow), dan golongan steroid. Bahan-bahan yang

dibatasi ialah, pengawet (fenoksi etanol, golongan paraben, asam benzoat, asam

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 66


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

sorbat), oktil metoksisinamat, asam salisilat, trikosan, triklokarbanilida, dan bahan

aktif lainnya. Cemaran logam berat juga merupakan bahan yang dibatasi, antara

lain :

1. Hg < 1,0 ppm

2. As <5,0 ppm

3. Cd < 5,0 ppm

4. Pb < 20,0 ppm

d. Pengujian Produk Komplemen

Produk komplemen adalah produk suplemen makanan. Produk ini

mengandung salah satu atau lebih bahan-bahan berikut yaitu mineral, vitamin,

tumbuhan atau bahan yang berasal dari tumbuhan, asam amino, metabolit, bahan

untuk meningkatkan gizi atau kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Produk

komplemen dapat berupa tablet, kapsul, serbuk ataupun sirup, sebagai contoh

minuman berenergi, tablet vitamin dan mineral. Untuk produk komplemen

pengujian ditujukan terhadap persyaratan mutu khasiat dan persyaratan mutu

keamanan yang merujuk pada Farmakope utamanya Farmakope Indonesia ed IV,

V, dan USP. Parameter uji untuk produk komplemen meliputi, penetapan kadar

(vitamin B Kompleks, kaffein, vitamin C, dan pengawet), kadar air, waktu hancur,

dan kadar etanol untuk sediaan cairan obat dalam.

3.4.3 Bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi setiap

saat, oleh karena itu bahan pangan harus layak dan aman untuk dikonsumsi

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 67


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

masyarakat. Bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya merupakan salah

satu bagian dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan yang mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan

laporan pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium,pengujian dan penilaian

mutu dibidang pangan dan bahan berbahaya.

Jenis sampel yang diuji di bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya

adalah sebagai berikut:

1. Sampel Rutin

Sampel rutin merupakan sampel yang berasal dari kegiatan pengawasan

rutin yang dilakukan oleh BBPOM Surabaya dengan menggunakan anggaran

pemerintah (APBN). Pengawasan rutin dilakukan pada produk-produk yang

merupakan prioritas pengambilan contoh (sampling). Kegiatan ini untuk

meyakinkan dan memastikan bahwa produk-produk makanan/minuman yang

telah beredar di masyarakat memenuhi persyaratan yang berlaku.

2. Sampel jajanan anak sekolah

Sampel jajanan anak sekolah merupakan sampel yang diambil dari jajanan

atau makanan yang dijual di sekolah-sekolah tertentu untuk diuji apakah jajanan

tersebut memenuhi persyaratan yang berlaku.

3. Sampel laboratorium keliling

Sampel ini diambil oleh laborotorium keliling Balai Besar POM yang

dilakukan secara rutin. Sampel ini untuk menguji adanya rhodamin, borax dan

formalin serta metil yellow menggunakan test kit.

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 68


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

4. Sampel pihak ketiga

Sampel ini merupakan sampel dari pihak ketiga biasanya dari instansi lain

seperti, kepolisian, Dinas Kesehatan, dsb. Misalnya, pada kasus miras oplosan,

kopi mengandung obat kuat, kasus KLB, dsb. Saat ini BBPOM sudah tidak

menerima sampel pihak ketiga.

3.4.4 Bidang Pengujian Mikrobiologi

Bidang pengujian mikrobiologi mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium pengujian dan penilaian mutu

secara mikrobiologi.

Sampel yang dianalisis pada laboratorium mikrobiologi Balai Besar POM

Surabaya berupa :

1. Sampel Rutin adalah sampel yang secara rutin dibeli oleh tim pemeriksaan.

2. Pihak III Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah sampel yang

berasal dari instansi lain.

3. PKD (Pelayanan Kesehatan Dasar) adalah permintaan pemeriksaan sampel

dari Dinas Kesehatan, Puskesmas, Gudang Farmasi.

4. Kasus / BB (KLB) yaitu sampel berdasarkan temuan Bidang PP atau kejadian

di masyarakat, seperti kasus keracunan di masyarakat akibat makanan

tertentu.

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 69


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

Berikut adalah metode pengujian mikrobiologi pangan:

1. Metode konvensional

Metode tuang, tabung, gores, konfirmasi biokimia

2. Metode kuantitatif

Metode perhitungan (kuantitatif), untuk mengetahui jumlah cemaran

mikroba. Dengan tahapan pengujian sebagai berikut :

a. Persiapan dan homogenisasi sampel

b. Pengenceran

c. Perhitungan koloni

d. Pengambilan kesimpulan

Contoh metode kuantitatif antara lain Angka Lempeng Total (ALT), Angka

Kapang Khamir (AKK), Angka Paling Mungkin (APM) Koliform, Angka Paling

Mungkin (APM) E. Coli, Angka Enterobacteriacea, Angka E.coli, Angka

Staphylococcus aureus, Angka Bacillus cereus, dan Angka Enterococcus.

3. Metode kualitatif

Metode isolasi (kualitatif), untuk mengetahui adanya cemaran bakteri atau

kapang patogen. Dengan tahapan pengujian sebagai berikut :

a. Persiapan dan homogenisasi sampel

b. Isolasi

c. Identifikasi/konfirmasi

d. Pengambilan kesimpulan

Contoh metode kualitatif antara lain pengujian Escherichia coli,

Staphylococcus aureus, Salmonella sp, Bacillus cereus, Enterobacter sakazakii,

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 70


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

Enterococcus/Streptococcus, Vibrio parahaemolyticus, Vibrio cholerae,

Clostridium perfringens, Listeria monocytogenes, Pseudomonas aeruginosa.

4. Metode cepat (rapid)

Metode cepat terdiri atas Petrifilm, API test, ELISA reader, PCR, VIDAS,

Vitek2 compact, Microbact, imunologi (ELISA).Parameter uji produk yang

digunakan dalam pengujian adalah berdasarkan pada masing-masing produk yang

akan diuji. Berikut adalah parameter uji produk :

I. Produk makanan

a. Uji Angka Lempeng Total (ALT)

b. Uji Angka Kapang Khamir (AKK)

c. Uji MPN Coliform

d. Identifikasi dan Angka Escherichia coli

e. Identifikasi dan Angka Staphylococcus aureus

f. Identifikasi dan Angka Clostrium perfringens

g. Angka Enterococcus

h. Identifikasi Salmonella sp

i. Identifikasi Bacillus cereus

j. Identifikasi Vibrio sp

k. Identifikasi Enterobakter sakazakii

l. Identifikasi Listeria monocytogenes

II. Alat kesehatan dan perbekalan rumah tangga

a. Analisa Produk Alat Kesehatan : Uji Sterilitas, Uji Endotoksin (LAL)

b. Analisa Obat, Kosmetik dan Alat Kesehatan : Uji Koefisien Fenol

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 71


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

III. Produk obat

a. Uji Potensi Antibiotik

b. Uji Sterilitas

c. Uji Endotoksin (LAL)

IV. Produk Kosmetik

a. Uji Angka Lempeng Total

b. Identifikasi Pseudomonas aeruginosa

c. Identifikasi Staphylococcus aureus

d. Identifikasi Candida albicans

e. Identifikasi Clostridium perfringens

V. Produk Obat Tradisional

a. Uji Angka Lempeng Total

b. Uji Angka Kapang-Khamir

c. Identifikasi Escherichia coli

d. Identifikasi Staphylococcus aureus

e. Identifikasi Salmonella sp

f. Identifikasi Pseudomonas aureginosa

g. Identifikasi Shigella sp.

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 72


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada Laboratorium Mikrobiologi, antara lain

yaitu :

1. Penanganan limbah

Limbah yang dihasilkan oleh laboratorium mikrobiologi sebelum dibuang

harus didestruksi terlebih dahulu untuk mematikan bakteri-bakteri patogen

dan menghindari adanya pencemaran.

2. Tindakan pengamanan

Untuk menjamin alat dan ruangan yang digunakan dalam hal pemeriksaan

tetap memenuhi syarat, maka ruangan didesinfeksi sedangkan untuk

peralatan dilakukan sterilisasi.

3. Metode pemeriksaan

Untuk menjamin hasil pengujian, maka metode pengujian yang digunakan

harus divalidasi dan diverifikasi terlebih dahulu (Badan POM RI, 2008).

3.4.5 Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan

Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan terdiri dari 2 seksi yaitu Seksi

Pemeriksaan dan Seksi Penyidikan. Dalam melaksanakan tugasnya bidang

pemeriksaan dan penyidikan menyelenggarakan fungsi :

a. Menyusun rencana dan program pemeriksaan dan penyidikan obat dan

makanan,

b. Pelaksanaan pemeriksaan setempat pengambilan contoh untuk pengujian, dan

pemeriksaan sarana produksi, distribusi dan pelayanan kesehatan dibidang

produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya, obat

tradisional, kosmetik, produk komplemen, pangan dan bahan berbahaya,

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 73


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

c. Pelaksanaan penyidikan kasus pelanggaran hukum di bidang produk terapetik,

narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya, obat tradisional, kosmetik,

produk komplemen, pangan dan bahan berbahaya,

d. Evaluasi dan penyusunan laporan pemeriksaan dan penyidikan obat dan

makanan.

Tugas seksi pada bidang Pemeriksaan dan penyidikan berbeda. Berikut ini

merupakan tugas Seksi Pemeriksaan dan Seksi Penyidikan:

A. Seksi Pemeriksaan, Seksi Pemeriksaan secara garis besar mempunyai tugas :

I. Melakukan pemeriksaan setempat pengambilan contoh untuk pengujian,

dan pemeriksaan sarana produksi, distribusi dan pelayanan kesehatan

dibidang produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif

lainnya, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen, pangan dan

bahan berbahaya.

Adapun target atau sasaran pemeriksaan oleh seksi pemeriksaan dapat

dilakukan di sarana tertentu yang terkait dalam alur peredaran produk terapetik,

NAPZA, Obat Tradisional, Kosmetik, Suplemen maupun pangan dan bahan

berbahaya. Sarana yang terkait Sasaran Pemeriksaan yaitu:

1. Produk terapetik dan NAPZA

Sarana terkait dengan pemeriksaan produk terapetik dan NAPZA meliputi

pabrik farmasi, PBF, apotek, toko obat, GFK (Gudang Farmasi Kabupaten),

rumah sakit atau poliklinik, dan importir atau distributor prekursor.

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 74


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

2. Obat tradisional, kosmetika, produk komplemen

Sarana sasaran pemeriksaan terkait produk tersebut meliputi industri obat

tradisional, IEBA, UKOT, UMOT, penyalur atau toko jamu atau toko obat,

pabrik kosmetika, dan pabrik produk komplemen atau food supplement.

3. Pangan dan bahan berbahaya

Sarana yang menjadi sasaran pemeriksaan meliputi pabrik makanan minuman,

perusahaan makanan minuman, penyalur makanan minuman, supermarket

atau toko, penyalur atau importir bahan berbahaya, dan toko kimia.

Dalam setiap pemeriksaan yang dilakukan selalu ada parameter tertentu yang

harus diperiksa. Parameter tersebut yaitu:

a. Pabrik Farmasi

Meliputi manajemen mutu, personalia, bangunan, peralatan, higiene sanitasi,

produksi, pengawasan mutu, inspeksi diri, penanganan keluhan dan

dokumentasi, kualifikasi, dan validasi

b. PBF

i. Umum meliputi izin, personalia, bangunan, kelengkapan, pengadaan,

penyimpanan, pelayanan dan penarikan kembali obat.

ii. Khusus (penyalur narkotika dan psikotropika) meliputi pengadaan barang,

penyimpanan, penyaluran, pemusnahan/pengiriman kembali dan

pelaporan.

c. Apotek

i. Secara umum meliputi izin, personalia, pengadaan obat, pelayanan,

bangunan, perlengkapan dan penyimpanan obat.

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 75


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

ii. Secara khusus (narkotika dan psikotropika) meliputi pengadaan,

penyimpanan, penyerahan, administrasi dan pemusnahan.

d. Toko Obat, meliputi izin, personalia (penanggung jawab), bangunan,

kelengkapan, pengadaan dan penyimpanan (golongan obat yang dijual).

e. Produksi Makanan, meliputi pimpinan, sanitasi lingkungan, pabrik secara

umum, ruang pengolahan, fasilitas penunjang pabrik, pembuangan sampah,

pembersihan, investasi, peralatan, suplai air, higiene perorangan, gudang,

gudang dingin, penyimpanan kemasan produk, bahan mentah dan produk

akhir, hasil uji swab bakteri dan tindak pengawasan.

f. Distribusi Makanan, meliputi pimpinan, sanitasi, investasi, bangunan/ruangan,

perlengkapan, gudang biasa, gudang dingin, perlengkapan administrasi,

pengawasan, ketentuan khusus, produk yang TMS.

g. Produksi Kosmetika, meliputi manajemen mutu, personalia, peralatan,

produksi, bangunan, hygiene sanitasi, pengawasan mutu, audit internal,

penyimpanan, dokumentasi, penanganan keluhan, dan penarikan produk.

h. Produksi Obat Tradisional, mulai dari Industri Obat Tradisional (IOT),

Industri Estrak Bahan Alam (IEBA), Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT)

dan Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT), meliputi manajemen mutu,

personalia, bangunan dan peralatan, sanitasi dan hygiene, dokumentasi,

pengawasan mutu, penyimpanan dan pengiriman, penanganan keluhan,

penarikan produk, dan inspeksi diri.

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 76


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

II. Melaksanakan sampling produk

Tugas dan fungsi seksi pemeriksaan salah satunya adalah melaksanakan

sampling secara rutin. Produk- produk yang disampling antara lain meliputi obat,

pangan, kosmetik, obat tradisional, produk komplemen dan rokok. Sampling dapat

dilakukan di :

a. Sarana produksi

Sampel dibeli ataupun dapat diambil bersamaan dengan pemeriksaan

setempat.

b. Sarana distribusi

Sampel dibeli menggunakan anggaran yang telah disediakan oleh pemerintah.

III. Melakukan pengawasan iklan

Tugas dan Fungsi lain dari seksi pemeriksaan adalah melakukan

pengawasan terhadap iklan yang beredar di masyarakat. Iklan yang harus diawasi

adalah iklan yang terkait dengan produk obat, pangan, obat tradisional, kosmetika

dan rokok. Tempat atau sarana yang diawasi yaitu media masa, media cetak, TV,

radio, brosur, leaflet, billboard dan lain-lain. Pengawasan tersebut dilakukan

dengan suatu ketentuan tertentu yaitu sebagai berikut :

a. Rancangan iklan untuk obat, obat tradisional, produk komplemen harus

disetujui BPOM sebelum ditayangkan/diedarkan.

b. Produk obat bebas dan obat bebas terbatas, obat tradisional, makanan,

kosmetika dan rokok hanya boleh diiklankan setelah mempunyai izin edar.

c. Periklanan Rokok di TV (jam 21.30 s.d. 04.30 WIB) mencantumkan SPOT

peringatan.

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 77


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

B. Seksi Penyidikan

Seksi Penyidikan mempunya tugas melakukan penyidikan kasus

pelanggaran hukum di bidang produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat

adiktif lainnya, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen, pangan dan bahan

berbahaya. Adapun yang berhak melakukan penyidikan adalah reserse atau

penyidik. Penyidik bisa berasal dari Penyidik Kepolisian ataupun berasal dari

Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), dalam hal ini yang dimaksud penyidik

adalah PPNS. Dasar hukum tentang adanya PPNS adalah Undang-Undang No. 8

Tahun 1981 tentang KUHAP, yaitu :

a. Pasal 6 yang berbunyi: Penyidik adalah

1. Pejabat polisi negara Republik Indonesia.

2. Pejabat PNS tertentu yang diberi wewenang khusus oleh UU.

b. Pasal 7 ayat (2) yang berbunyi : PPNS mempunyai wewenang sesuai UU yang

menjadi dasar hukumnya masing-masing dan dalam pelaksanaan tugasnya

berada di bawah koordinasi dan pengawasan penyidik pejabat polisi negara

Republik Indonesia.

Sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 189

ayat (2), wewenang PPNS adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan tentang

tindak pidana di bidang kesehatan.

2. Melakukan pemeriksaan terhadap orang-orang yang diduga melakukan tindak

pidana di bidang kesehatan.

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 78


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

3. Meminta keterangan dan barang bukti dari orang atau badan hukum

sehubungan dengan tindak pidana di bidang kesehatan.

4. Melakukan pemeriksaan atas surat dan/atau dokumen lain tentang tindak

pidana di bidang kesehatan.

5. Melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti dalam

perkara tindak pidana di bidang kesehatan.

6. Meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak

pidana di bidang kesehatan.

7. Menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti yang dapat

membuktikan tentang adanya tindak pidana di bidang kesehatan.

Kewenangan yang tidak dimiliki oleh PPNS adalah melakukan

penangkapan dan penahanan terhadap orang yang melakukan tindak pidana

dibidang kesehatan dan pelaksanaan tugasnya berada dibawah koordinasi dan

pengawasan penyidik Kepolisian RI (POLRI) pada tingkat Pusat, Kepolisian

Daerah (POLDA) tingkat provinsi, Kepolisian Resort (POLRES) pada tingkat

Kabupaten atau Kota. Yang memiliki kewenangan untuk melakukan penangkapan

dan penahanan adalah penyidik dari pejabat Kepolisian Negara RI.

Langkah-langkah proses projustitia terhadap kasus yang melanggar dasar

hukum di bidang obat dan makanan sebagai berikut :

1. Pemeriksaan di TKP (Tempat Kejadian Perkara).

2. Melakukan penggeledahan.

3. Melakukan penyitaan.

4. Persetujuan atau izin geledah dan sita dari Pengadilan Negeri setempat.

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 79


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

5. Penyisihan BB (Barang Bukti) untuk uji laboratorium.

6. Gelar kasus TP (Tindak Pidana).

7. SPDP (Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyelidikan) ke JPU (Jaksa

PenuntutUmum) melalui Polri.

8. Memanggil TSK (Tersangka).

9. Memanggil Saksi atau Ahli.

10. Pemeriksaan TSK (Tersangka).

11. Pemeriksaan Saksi atau Ahli.

12. Tindakan lain sesuai KUHAP.

13. Menyelesaikan administrasi penyidikan menjadi BP (Berkas Perkara).

14. Penyerahan BP ke JPU melalui Polri.

15. Melakukan koordinasi fungsional ke Polri dan JPU sesuai P-18 (berkas belum

lengkap) sampai BP dinyatakan P-21 (berkas telah lengkap).

16. Penyerahan TSK dan BP ke JPU.

17. Menghadiri sidang sebagai Saksi Petugas atau Saksi Ahli.

3.4.6 Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen

Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen (SERLIK)

merupakan salah satu bidang dalam struktur organisasi Balai Besar POM di

Surabaya. Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen (SERLIK)

mempunyai tugas pokok antara lain :

a. Melaksanakan sertifikasi produk, sarana produk dan distribusi tertentu.

b. Melaksanakan layanan informasi dan pengaduan konsumen.

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 80


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Bidang SERLIK antara lain :

a. Melaksanakan BIMTEK/ In House Training dan audit GMP, audit untuk

registrasi dan lain-lain.

b. Menerbitkan rekomendasi pengeluaran dan pemasukan komoditi.

c. Melaksanakan audit dalam rangka perizinan.

d. Melakukan audit untuk pencatuman kata halal pada label.

e. Melakukan layanan informasi konsumen.

f. Melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).

g. Melaksanakan pelatihan, bimbingan teknis (BIMTEK).

Bidang SERLIK terdiri dari dua seksi, yaitu :

A. Seksi Sertifikasi

Beberapa macam pelayanan sertifikasi beserta persyaratannya yaitu :

I. Persyaratan permohonan sertifikasi dan labelisasi halal :

a. Spesifikasi sumber atau asal usul bahan baku atau bahan tambahan atau

bahan penolong yang digunakan, dikeluarkan pabrik atau produsen yang

membuat bahan tersebut

b. Bahan yang berasal dari hewan disertakan surat keterangan dari Rumah

Potong Hewan (RPH)

c. Bagan alir proses

d. Prosedur tetap setiap langkah produksi

e. Surat persetujuan pendaftaran (MD/ML) dari BPOM

f. Dokumen lain yang menunjang penilaian

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 81


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

II. Persyaratan Permohonan Rekomendasi Penerapan Hygiene dan Sanitasi :

a. Panduan mutu, yaitu uraian lengkap langkah dan prosedur tetap untuk

menjamin mutu dan keamanan produk

b. Skema proses produksi

c. Peta lokasi pabrik

d. Denah bangunan atau lay-out

e. Surat pernyataan bahwa pabrik dalam kondisi tidak dibangun

III. Persyaratan Permohonan Rekomendasi Ekspor Makanan :

a. Surat permohonan

b. Surat pernyataan, bila kemasan produk ekspor berbeda dengan lokal

c. Fotokopi nomor pendaftaran dan label yang disetujui oleh BPOM RI

d. Sertifikat analisis terbaru:

i. Dokumen asli hasil analisa terbaru dari laboratorium yang

terakreditasi (maksimal 6 bulan).

ii. Sertifikat GMO (Genetically Modified Organism) untuk kedelai,

jagung, tomat, kentang dan hasil olahannya.

iii. Hasil analisa residu 3 MCPD (Mono Chloropropandiol) untuk

produk HVP (Hydrolized Vegetable Protein), isolated soy protein

dan soy sauce.

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 82


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

Contoh produk (lokal dan ekspor). Pada label khusus untuk ekspor harus

mencantumkan Country of Origin (misal:manufactured by Indonesia). Berikut ini

adalah gambar skema tata cara untuk mendapatkan Rekomendasi Ekspor

Makanan (HC/CFS)
Kembali ke
Pemohon
Untuk dilengkapi

BADAN POM
Balai Besar POM di Surabaya

Evaluasi Hasil Analisis Hasil Pemeriksaan


Dokumen Laboratoriun Setempat

BADAN POM
Balai Besar POM di Surabaya

Rekomendasi

Pemohon

Gambar 3.2 Tata Cara Mendapatkan Rekomendasi Ekspor Makanan

IV. Persyaratan Permohonan Rekomendasi Impor Makanan :

a. Surat permohonan.

b. Surat pernyataan tujuan penggunaan produk yang diimpor.

c. Fotokopi nomor pendaftaran (bila produk ML).

d. Spesifikasi produk.

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 83


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

i Deskripsi atau komposisi karakteristik fisika, kimia dan mikrobiologi.

ii Kemasan.

iii Aplikasi yang menjelaskan tentang penggunaan barang tersebut.

iv Penyimpanan dan masa simpan, masa kadaluarsa.

e. Sertifikat

1. Sertifikat Kesehatan dan atau Certificate of Free sale dari Pemerintah

yang berwenag

i. Menunjukkan asli, dikeluarkan oleh instansi yang berwenang di

negara asal tidak boleh dari kamar dagang dan industri.

ii. Mempunyai masa berlaku atau per shipment.

iii. Untuk sertifikat kesehatan harus mencantumkan kata Fit for

human consumption dan free sale bebas diperjual belikan di

negara asal.

2. Sertifikat Analisis.

i Disertakan setiap kali impor dengan jangka waktu maksimal 6

bulan.

ii Untuk produk AMDK harus memenuhi SNI.

iii Analisis lanjutan di BBPOM (jika diperlukan): uji GMO (untuk

produk free GMO atau kemungkinan GMO), uji pewarna Sudan

Red I, uji Aflatoksin.

3. Sertifikat Phytosanitary (produk-produk pertanian yang mengalami

proses pengolahan kimia).

4. Sertifikat bebas radiasi (produk susu asal negara Eropa).

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 84


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

5. Sertifikat GMO (untuk kedelai, jagung, tomat, kentang dan hasil

olahannya).

6. Sertifikat SNI (misal untuk air minum dalam kemasan/AMDK, garam,

coklat).

7. Sertifikat halal.

8. Sertifikat analisis residu MCPD (Mono Chloropropandiol) untuk

produk HVP (Hydrolized Vegetable Protein), isolated soy protein, soy

sauce.

f. Data pendukung impor.

i Surat pesanan dari importir.

ii Faktur (Invoice).

iii Packing list.

iv BL (Bill of Lading)/AWB (Airway Bill) /RIB, L/C (Letter of Credit).

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 85


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

Berikut ini adalah Gambar skema tata cara untuk mendapatkan rekomendasi

Impor Makanan :

Kembali ke
Pemohon
Untuk dilengkapi
BADAN POM
Balai Besar POM di Surabaya

Evaluasi Dokumen

Dokuen tidak Dokumen Lengkap Dokumen Lengkap


lengkap Tidak Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat

Diproses

Rekomendasi

Pemohon
Gambar 3.3. Tata Cara Mendapatkan Rekomendasi Impor Makanan

Selain harus memenuhi ketentuan, pemasukan Bahan Obat, Bahan Obat

Tradisional, Bahan Suplemen Kesehatan, dan Bahan Pangan juga harus mendapat

persetujuan dari Kepala Badan POM. Persetujuan dari Kepala Badan sebagaimana

dimaksud berupa Surat Keterangan Import (SKI). SKI hanya berlaku untuk 1

(satu) kali pemasukan.

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 86


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

Tata Cara Pendaftaran Permohonan SKI

Pemohon yang akan mengajukan permohonan SKI harus melakukan

pendaftaran dengan mekanisme Single Sign On untuk mendapatkan akun

pemohon berupa user ID dan password. Mekanisme Single Sign On untuk

memperoleh akses login di inhouse Badan POM (termasuk Balai Besar/Balai

POM) dan Portal Indonesia National Single Window. Dalam hal permohonan

diajukan oleh kuasa, maka penerima kuasa harus mendapatkan surat kuasa yang

harus disahkan oleh notaris.

1. Pendaftaran melalui website Badan Pengawas Obat dan Makanan dengan

alamat http://www.pom.go.id atau melalui subsite http://www.e-

bpom.pom.go.id.

2. Pemohon melakukan entry data secara elektronik dan menyampaikan

dokumen pendukung yang diupload ke dalam aplikasi e-bpom.

3. Dokumen pendukung meliputi :

a. Asli Surat Permohonan yang ditandatangani oleh Direktur atau Kuasa

Direksi dan bermaterai;

b. Asli Surat Pernyataan Penanggung Jawab dan bermaterai;

c. Fotokopi Angka Pengenal Impor (API);

d. Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);

e. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

f. Fotokopi Surat Kuasa Pemasukan yang dibuat dalam bentuk Akta Umum

oleh Notaris, dalam hal pemohon merupakan perusahaan yang diberi kuasa

untuk mengimpor;

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 87


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

g. Izin Industri Farmasi atau Izin PBF Penyalur Bahan Obat, dalam hal

pemasukan Bahan Obat; dan

h. Daftar HS Code yang akan diimpor.

Permohonan SKI harus dilengkapi dengan dokumen elektronik sebagai berikut:

a. sertifikat analisis (paling sedikit harus memuat nomor bets/nomor lot/kode

produksi dan tanggal produksi dan/atau tanggal kedaluwarsa

b. lembar data keamanan dan/atau spesifikasi bahan;

c. surat pernyataan tujuan penggunaan;

d. faktur (invoice);

e. packing list;

f. Bill of Lading (B/L) atau Air Way Bill (AWB); dan

g. bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

V. Persyaratan Permohonan Izin Industri Obat Tradisional (IOT), Industri Ekstrak

Bahan Alam (IEBA) dan Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) :

Persyaratan persutujuan prinsip terdiri dari :

a. Surat permohonan.

b. Akta pendirian Badan Hukum yang sah sesuai ketenntuan.

c. Pernyataan pimpinan tidak pernah terlibat pelanggaran peraturan

perundang-undangan dibidang farmasi.

d. Bukti penguasaan tanah dan bangunan.

e. Surat izin tempat usaha.

f. Surat tanda daftar perusahaan.

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 88


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

g. Surat izin Usaha Perdagangan.

h. Persutujuan lokasi dari Pemda Kab/Kota.

i. Rencana Induk Pembangunan (RIP) yang mengacu pada pemenuhan

CPOTB dan disetujui oleh Kepala Badan POM.

1. Persyaratan izin IOT dan IEBA terdiri dari :

a. Surat permohonan.

b. Persetujuan prinsip.

c. Daftar peralatan dan mesin yang digunakan.

d. Daftar jumlah tenaga kerja beserta tempat penugasannya.

e. Diagram/alur proses produksi masing-masing bentuk OT dan Ekstrak

yang akan dibuat.

f. Sertifikat upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya

pemantauan lingkungan hidup.

g. Rekomendasi pemenuhan CPOTB dari Kepala Badan POM dengan

melampirkan BAP dari Kepala Badan Setempat.

h. Rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.

2. Persyaratan Izin UKOT terdiri dari :

a. Surat permohonan.

b. Akta pendirian Badan Hukum yang sah sesuai ketentuan.

c. Susunan Direksi/Pengurus dan Komisaris/Badan Pengawas.

d. KTP Direksi/Pengurus dan Komisaris/Badan Pengawas.

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 89


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

e. Pernyataan Direksi/Pengurus dan Komisaris/Badan Pengawas tidak

pernah terlibat pelanggaran peraturan perundang-undangan dibidang

farmasi.

f. Bukti penguasaan tanah dan bangunan.

g. Surat kesanggupan pengelolaan lingkungan dan pemantauan

lingkungan hidup (SPPL).

h. Surat tanda daftar perusahaan.

i. Surat izin Usaha Perdagangan.

j. NPWP.

k. Persetujuan lokasi dari Pemda Kab/Kota.

l. Surat asli pernyataan kesediaan bekerja penuh dari Tenaga Teknis

Kefarmasian sebagai penanggung jawab.

m. Surat pengangkatan penanggung jawab dari pimpinan perusahaan.

n. Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian.

o. Daftar peralatan dan mesin yang digunakan.

p. Daftar jumlah tenaga kerja beserta tempat penugasannya.

q. Diagram/alur proses produksi masing-masing bentuk sediaan OT

yang akan dibuat.

r. Rekomendasi dari Kepala Balai POM setempat (kesiapan CPOTB).

s. Rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota.

t. Jika UKOT memproduksi sediaan Kapsul/Cairan Obat Dalam maka

penanggung jawabnya adalah Apoteker dan telah memenuhi

persyaratan CPOTB.

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 90


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

VI. Sistem Notifikasi Kosmetika

Sistem notifikasi untuk kosmetik yang akan beredar di Indonesia sudah

diberlakukan mulai januari 2011.Perusahaan yang dapat mengikuti sistem ini

adalah perusahaan dengan produsen yang telah menerapkan CPKB (GMP) yang

diakui di Indonesia dan ASEAN. Notifikasi merupakan suatu proses

pemberitahuan kepada pihak otoritas negara dengan tata cara yang ditentukan,

yang harus dilakukan oleh perusahaan sebelum mengedarkan kosmetikanya di

wilayah Republik Indonesia.

Berikut ini adalah gambar skema alur proses Notifikasi Kosmetik :

PENDAFTARAN

Penyerahan bukti bayar dan


Mengisi template notifikasi
surat pernyataan

Pemeriksaan data produk


oleh operator Verifikasi bukti bayar

Verifikasi Template &


Evaluasi Ingredient Formula Penerbitan Surat Nomor
LENGKAP Notifikasi

Tidak Lengkap
Lengkap

Ditolak Disetujui

Pemberitahuan Pemberitahuan
penolakan Perintah Bayar

Gambar 3.4. Alur proses Notifikasi Kosmetik

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 91


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

B. Seksi Layanan Informasi Konsumen

Layanan informasi dan pengaduan konsumen merupakan upaya

pemerintah untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat, terutama

terhadap mutu, keamanan dan kemanfaatan serta kesesuaian terhadap persyaratan

yang harus dipenuhi oleh suatu produk obat dan makanan yang akan dan sedang

beredar dalam rangka peningkatan sistem pengawasan oleh masyarakat. Sebagai

bentuk nyata, upaya BPOM agar masyarakat menjadi aktif dalam Pengawasan

Obat dan Makanan ialah dengan menyediakan sarana yang dapat diakses oleh

masyarakat dan stakeholder melalui telepon, faksimile, surat maupun secara

langsung yaitu melalui Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK). UPLK

adalah layanan yang dibentuk untuk menampung pengaduan masyarakat yang

berkaitan dengan mutu, keamanan dan aspek legalitas produk obat dan makanan

serta memberikan layanan informasi yang berkaitan dengan produk obat dan

makanan.

Pembentukan UPLK bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

akan informasi yang benar dan jujur serta pemecahan masalah pengaduan yang

menyangkut berbagai hal produk-produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetika,

Makanan, Bahan Berbahaya, Narkotika, Psikotropik, Zat Adiktif dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) dan membuka akses seluas-luasnya kepada

masyarakat/konsumen untuk bertanya atau menyampaikan keluhan-keluhan.

UPLK mempunyai tugas memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat,

menampung dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat dan permintaan

informasi yang terkait dengan obat dan makanan.

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 92


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

UPLK ini merupakan lini terdepan dalam early warning system dan image

maker BPOM. Dalam menjalankan fungsi kehumasan, UPLK mempunyai tujuan

untuk menciptakan, membina dan memelihara citra positif BPOM di mata

stakeholdersnya dan UPLK ini merupakan wadah komunikasi dua arah bagi

BPOM dan stakeholdersnya sekaligus menjadi sumber informasi penting yang

dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pimpinan dalam menentukan kebijakan.

Adapun stakeholders dari UPLK antara lain :

a. Unit internal BPOM/Balai POM.

b. Intansi pemerintah lainnya (Bea Cukai, Depperindag, Dinas Kesehatan

Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan lain-lain).

c. Instansi swasta/pelaku usaha (industri).

d. Akademisi (mahasiswa, pelajar, dosen, peneliti).

e. Konsumen (ibu rumah tangga, karyawan, PNS, TNI/Polri).

f. Kalangan professional (pengacara, dokter, apoteker, tenaga kesehatan lain).

g. Lembaga sosial, lembaga swadaya masyarakat.

Kegiatan yang dilakukan ULPK antara lain :

a. Menerima dan melayani kebutuhan informasi dan pengaduan konsumen, baik

secara langsung maupun tidak langsung melalui telepon, surat dan e-mail yang

berkaitan dengan mutu, keamanan dan manfaat produk obat dan makanan serta

aspek legalitas.

b. Mengolah pertanyaan dan pengaduan konsumen, menjawab atau memberi

penjelasan secara cepat dan tepat, baik secara langsung atau melalui surat,

faksimile atau e-mail.

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 93


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

c. Meneruskan masalah yang memerlukan tindak lanjut kepada unit terkait.

d. Memonitor tanggapan dan tindak lanjut atau pemecahan masalah, mengolah

dan mengevaluasi secara berkala untuk dilaporkan kepada pimpinan sebagai

bahan masukan untuk penyempurnaan kebijakan dan pemantapan pelaksanaan,

pengawasan serta penyusunan program penyuluhan dan penyebaran informasi

atau KIE.

e. Menyelenggarakan pelatihan, penyuluhan dan KIE.

f. Menghimpun hasil-hasil tindak lanjut/pemecahan masalah, mengolah dan

mengevaluasi secara berkala (menyempurnakan kebijakan & pemantapan

pelaksanaan pengawasan, menyusun program KIE).

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 94


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

Berikut ini adalah gambar skema Alur kerja ULPK :


JALUR KERJA DOKUMEN
ULPK FORM PENGADUAN
KONSUMEN
FORM RESUME HARIAN
KONSUMEN
DAFTAR HADIR
KATALOG

LANGSUNG
JAWAB
LANGSUNG
TIDAK LANGSUNG (TELP, FAX DLL)

Unit Layanan Pengaduan Konsumen

Penerbitan
Surat Nomor
Notifikasi
ULPK Kepala Pengujian Pemdik BPOM Lintas
Badan BPOM Lainnya Sektor
POM

Gambar 3.5. Gambar skema Alur kerja ULPK

ULPK BADAN POM

- Melalui telephon/Fax : 021- 4263333

- Layanan SMS : 021- 32199000

- E-Mail : ulpk@pom.go.id

- Datang langsung : ULPK Badan POM

Jl. Percetakan Negara no. 23

Jakarta Pusat 10560

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 95


Laporan Praktek Kerja Profesi di Balai Besar POM Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya
Tahun 2017

ULPK BBPOM di Surabaya

- Telepon : 031-5048833

- Fax : 031-5048833

- E-Mail : ulpk_sby@yahoo.co.id

- Datang langsung : ULPK BBPOM DI SURABAYA

Jl. Karang Menjangan No. 20

Surabaya

Untuk Tindak Lanjut Pengaduan Diperlukan Informasi:

1. Nama Konsumen

2. Alamat

3. Nomor Telephon

4. Nama Produk

5. Nama Pabrik

6. Nomor Registrasi

7. Nomor Batch

8. Tanggal Kadaluwarsa

9. Keluhan

10. Dimana produk diperoleh

11. Kapan produk dipergunakan

12. Sisa produk yang diadukan

Program Profesi Apoteker Angkatan LII Universitas Surabaya 96

Anda mungkin juga menyukai