Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DASAR-DASAR MANAJEMEN

STRES PADA REMAJA

Disusun oleh :

Nama : Aprily A.P Ering

NRI : 14101101041

Jurusan : Kimia

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

JURUSAN KIMIA

MANADO

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayahNyalah sehingga makalah Kimia Bahan Tambang dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah atas tujuan untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen selaku pembimbing Mata Kuliah
Dasar-dasar Manajemen.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam makalah


ini. Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam
perbaikan makalah ini agar dapat dijadikan atau digunakan sebagai pedoman
makalah berikutnya. Amin.

Manado, Mei 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1.......................................................................................................................Lat
ar Belakang...................................................................................................1
1.2.......................................................................................................................Ru
musan Masalah.............................................................................................1
1.3.......................................................................................................................Tuj
uan................................................................................................................1
1.4.......................................................................................................................Ma
nfaat..............................................................................................................2

BAB II : ISI

2.1 Pengertian Stres............................................................................................3


2.2 Jenis Stres.....................................................................................................4
2.3 Penyebab Stres.............................................................................................5
2.4 Klasifikasi Stres............................................................................................6
2.5 Penyebab Stres Pada Remaja.......................................................................7
2.6 Dampak Stres Pada Remaja.........................................................................8
2.7 Cara Mengatasi Stres Pada Remaja..............................................................9

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................11
3.2 Saran.12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENGANTAR

1.1. Latar Belakang

Stres merupakan suatu kondisi seseorang dimana respons tubuh terhadap


situasi mengalami tekanan baik fisik maupun mental yang dapat menimbulkan
perubahan dalam kehidupan orang tersebut. Sunaryo (2004:215) mengatakan
bahwa secara umum, yang dimaksud stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi
yang menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi, dan lain-lain.
Menurut Vincent Corneli, sebagaimana dikutip oleh Grant Brecht (2000) bahwa
yang dimaksud stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan
oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan
maupun penampilan individu di dalam lingkungan tersebut (Sunaryo, 2004:215).
Menurut Sri Kusmiati dan Desminiarti (1990) stres dapat digolongkan menjadi
stres fisik, stres kimiawi, stres mikrobiologik, stres fisiologik, stres proses
pertumbuhan dan perkembangan, dan stres psikis/emosional (Sunaryo, 2004:215).
Pada umumnya remaja masa kini sering menghadapi tuntutan dan harapan dengan
demikian remaja juga menghadapi berbagai bahaya dan godaan sehingga remaja
bisa mengalami stres dan gangguan. Ada berbagai penyebab stres sehingga akan
berdampak merugikan bagi remaja tersebut yang akan dibahas pada makalah yang
berjudul Stres pada Remaja.

1.2. Rumusan Masalah


Dengan latar belakang diatas, rumusan masalah dari makalah ini, sebagai
berikut :
- Apa penyebab stres pada remaja?
- Bagaimana dampak apabila seorang remaja mengalami
stres?
- Bagaimana cara mengatasi stres pada remaja?
1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini, sebagai berikut :
- Mengetahui/membahas penyebab stres pada remaja,
- Mengetahui/membahas dampak apabila seorang remaja
mengalami stres, dan
- Mengetahui/membahas cara mengatasi stres pada remaja.
1.4. Manfaat
Semoga makalah ini dapat bermanfaat buat masyarakat, agar dapat
mengetahui cara mengatasi masalah stress pada remaja masa kini.
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Stres

Stres merupakan kondisi psikofisik yang ada dalam diri setiap orang.
Artinya stres dialami oleh setiap orang, tidak mengenal jenis kelamin, usia,
kedudukan, jabatan atau status sosial ekonomi. Stres bisa dialami oleh bayi, anak-
anak, remaja maupun orang dewasa. Bahkan mungkin stres juga dialami oleh
makhluk hidup lainnya.

Stres dapat berpengaruh positif maupun negatif. Pengaruh positif,


mendorong orang untuk membangkitkan kesadaran dan menghasilkan
pengalaman baru. Sedangkan pengaruh negatif, menimbulkan perasaan-perasaan
tidak nyaman, tidak percaya diri, penolakan, marah, depresi, dan memicu sakit
kepala, sakit perut, insomnia, tekanan darah tinggi atau stroke. Stres pada anak
yang berkepanjangan akan berpengaruh negatif pada pertumbuhan
kepribadiannya, yaitu kurang percaya diri dan takut melakukan sesuatu. Ada
pendapat yang mengatakan bahwa Tanpa stres tidak ada kehidupan, gagal
merespon stressor pertanda kematian.

Menurut Dadang Hawari (1997: 44-45) istilah stres tidak dapat dipisahkan
dari distres dan depresi, karena satu sama lain saling terkait. Stres merupakan
reaksi fisik terhadap permasalahan kehidupan yang dialami. Apabila fungsi organ
tumbuh sampai terganggu dinamakan distres, yaitu derajat penyimpangan fisik,
psikis dan perilaku dari fungsi yang sehat (Sopiah, 2008).

Tulisan ini akan menjelaskan apa itu stres, jenis-jenis stres, aspek,
penyebab stres, reaksi fisik-psikologis, klasifikasi stres serta bagaimana
mengelolanya.

Menurut Sopiah (2008:85) stres merupakan suatu respons adoptif terhadap


suatu situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan seseorang.
Hans Selye (dalam Sehnert, 1981) yang mendefinisikan stres sebagai respon yang
tidak spesifik dari tubuh pada tiap tuntutan yang dikenakan padanya. Stress adalah
suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik
(badan), atau lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak
terkontrol.

Menurut Morgan dan King : as an internal state which can be caused


by physical demands on the body (disease conditions, exercise, extremes of
temperature, and the like) or by environmental and social situations which are
evaluated as potentially harmful, uncontrollable, or exceeding our resources for
coping (Morgan & King, 1986: 321). Menurut Lazarus (1976) stres adalah suatu
keadaan psikologis individu yang disebabkan karena individu dihadapkan pada
situasi internal dan eksternal.

2.2 Jenis Stres

1. Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:

a. Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif,
dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk
kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan
pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance
yang tinggi.

b. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat,
negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk
konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular
dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan
dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.

2. Dua jenis stres menurut Holahan (1981) yaitu:

a. Systemic stres yang didefinisikan oleh Selye (dalam Holahan, 1981)


sebagai respon non fisik dari tubuh terhadap beberapa tuntutan
lingkungan. Selye mengidentifikasikan 3 tahap respon sistemik tubuh
terhadap kondisi-kondisi penuh stres, Yng diistilahkan General Adaption
Syndrome (GAS). Tahap pertama adalah alarm reaction. Tahap ini bisa
diartikan sebagai pertahanan tubuh, tahap kedua adalah resistance atau
adaptasi dan tahap ketiga adalah exhaustion atau kelelahan.

b. Psychological stress.

2.3 Penyebab Stres

Stres dapat terjadi karena: (1) fisik-biologik, penyakit sulit disembuhkan,


cacat fisik, merasa penampilan kurang menarik; (2) psikologik, negatif thinking ,
sikap permusuhan, iri hati, dendan dan sejenisnya; (3) sosial: (a ) kehidupan
keluarga yang tidak harmonis; (b) faktor pekerjaan; (c) iklim lingkungan.

Penyebab Stres yang bukan bersumber dari pekerjaan: (1) Ttime based
confict, konflik terjadi karena menyeimbangkan tuntutan waktuantara pekerjaan
dengan tugas rumah tangga, misalnya wanita yang berperan ganda; (2) Strain
based conflict, terjadi ketika stres dari sumber meluap melebihi kemampuan yang
dimiliki orang tersebut, misalnya kematian suami atau isteri; (3)Role behavior
conflict, tiap karyawan memiliki peran dalam pekerjaan, Ia juga dituntut
lingkungan yang ada kalanya bertentangan dengan tuntutan pekerjaan; (4) Stres
karena adanya perbedaan individu.

Luthans (1992) menyebutkan bahwa penyebab stres (stressor) terdiri atas


empat hal utama, yakni:

1. Extra organizational stressors, yang terdiri dari perubahan


sosial/teknologi, keluarga, relokasi, keadaan ekonomi dan keuangan, ras dan
kelas, dan keadaan komunitas/tempat tinggal.

2. Organizational stressors, yang terdiri dari kebijakan organisasi,


struktur organisasi, keadaan fisik dalam organisasi, dan proses yang terjadi dalam
organisasi.

3. Group stressors, yang terdiri dari kurangnya kebersamaan dalam grup,


kurangnya dukungan sosial, serta adanya konflik intraindividu, interpersonal, dan
intergrup.
4. Individual stressors, yang terdiri dari terjadinya konflik dan
ketidakjelasan peran, serta disposisi individu seperti pola kepribadian Tipe A,
kontrol personal, learned helplessness, self-efficacy, dan daya tahan psikologis.

Terdapat 4 penyebab stres (stresor) menurut Lazarus dan Cohen (dalam


Evans, 1982) serta Evans dan Cohen (dalam Veitch & Arkkelin) :

1. Fenomena catalismic, yaitu hal-hal atau kejadian-kejadian yang tiba-


tiba, khas dan kejadian yang menyangkut banyak orang seperti bencana alam,
perang, banjir dsb.

2. Kejadian-kejadian yang memerlukan penyesuaian atau coping seperti


pada fenomena catalismic, meskipun berhubungan dengan orang yang lebih
sedikit sepeti respon terhadap penyakit atau kematian serta ketika seseorang kena
PHK.

3. Daily hassles, masalah yang sering dijumpai di dalam kehidupan


sehari-hari yang menyangkut ketidakpuasan kerja atau masalah-masalah
lingkungan seperti kesesakkan atau kebisingan.

4. Ambient Stresor, yang terdiri dari kondisi-kondisi yang


dilatarbelakangi oleh lingkungan seperti kemiskinan, konflik keluarga.

2.4 Klasifikasi Stres

1. Stres Akut (Acute Stress) merupakan reaksi terhadap ancaman yang segera,
umunya dikenal dengan respon atas pertengkaran atau penerbangan (fight or
flight). Suatu ancaman dapat terjadi pada situasi apa pun yang pernah dialami
bahkan secara tidak disadari atau salah dianggap sebagai suatu bahaya. Penyebab-
penyebab stres akut antara lain:

kebisingan,

keramaian,

pengasingan,
lapar,

bahaya,

infeksi, dan

bayangan suatu ancaman atau ingatan atas suatu peristiwa berbahaya


(mengerikan).

Pada banyak kejadian, suatu waktu ancaman akut telah dilalui, suatu
respon menjadi tidak aktif dan tingkat-tingkat hormon stres kembali normal, suatu
kondisi yang disebut respon relaksasi (relaxation response).

2. Stres Kronis (Chronic Stress). Kehidupan modern menciptakan situasi stres


berkesinambungan yang tidak berumur pendek. Penyebab-penyebab umum stres
kronis antara lain:

kerja dengan tekanan tinggi yang terus menerus,

problem-problem hubungan jangka panjang,

kesepian, dan

kekhawatiran finansial yang terus-menerus.

2.5 Penyebab Stres pada Remaja

Faktor-faktor yang menjadi penyebab stres pada remaja antara lain:

A. Faktor Pendidikan Penyebab stres dikalangan remaja salah satunya


adalah kehidupan sekolah. Pendidikan merupakan penyebab utama terjadinya
setres pada remaja. Seperti halnya tuntuan tugas yang terlalu berat, hasil ulangan
dan ujian yang buruk, tuntutan dari orangtua yang dianggap terlalu berat. Hal ini
menjadikan seorang remaja dibebani sebuah tanggung jawab yang berat yang
dirasa begitu sulit dilakukannya sehingga mengakibatkan stres pada remaja.

B. Faktor Lingkungan Sosial Faktor lingkungan sosial merupakan


penyebab lain dari terjadinya stres pada remaja. Contoh dari faktor ini adalah
seorag remaja yang menghadapi suatu masalah dari lingkungan keluarga,
misalnya pertentangan dengan orang tua, perceraian diantara kedua orangtua
remaja sehingga hal ini menjadi beban remaja. Selain lingkungan keluarga,
lingkungan pergaulan juga dapat memicu terjadinya stres. Hal ini bisa terjadi
karena lingkungan pergaulan adalah tempat dimana remaja ini melakukan
hubungan interaksi dengan teman-teman seusianya, teman bagi seorang remaja
bisa dianggap segalanya bahkan bisa melebihi keluarganya sendiri. Misalnya
seorang remaja yang memiliki konflik yang tak terselesaikandengan teman
pergaulannya yang menjadikan hal ini menjadi tekanan bagi seorang remaja.

C. Fisik Kondisi fisik atau keadaan badan bisa memicu terjadinya stres
pada remaja. Contohnya keadaan tubuh yan terlalu gemuk, terlalu kurus, terlalu
pendek, terlalu tinggi dan kemunculan jerawat yang banyak pada wajah yang
menumbuhkan rasa tidak percaya diri dan bisa menganggu pikiran remaj. Karena
pada sebagian remaja penampilan adalah faktor yang dapat mempengaruhi
suksesnya pergaulan. D. Hubungan Asmara Kisah asmara adalah faktor yang
sangat dominan mewarnai kehidupan remaja. Perasaan remaja yang ditinggalkan
oleh sesorang yang dia sayangi dapat menjadikan emosi yang tak terkendali,
bahkan banyak remaja yang sampai bunuh diri karena ditinggalkan oleh seseorang
yang dia sayangi. Karena kehilangan dan kegagalan dalah hal yang terutama
membuat stres pada remaja.

2.6 Dampak Stres pada Remaja

Stres dapat mengakibatkan dampak yang merugikan bagi seorang remaja. Banyak
dampak yang dialami oleh seorang remaja seperti terganggunya fungsi sosial,
mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi bahkan tidak sedikit remaja yang
melakukan bunuh diri yang menyebabkan kematian krena stres yang terlalu berat.
Hal yang sering dilakukan oleh remaja apabila sudah stres antara lain mengurung
diri dikamar, tidak mau bicara dengan orang lain, tidak mau/berani berjumpa
dengan orang lain. Selain itu dampak stres mengakibatkan seorang remaja
kehilangan rasa percaya diri, hilngnya semangat hidup, hilangnya kreativitas dan
optimisme. Remaja menjadi berpikir negative tentang diri sendiri dan tentang
orang lain, hingga merasa bahwa hidupnya terasa berat dan mempunyai masalah
yang besar dari dirinya.

2.7 Cara Mengatasi Stres pada Remaja

Solusi atau cara mengatasi stres pada remaja dapat diatasi dengan berbagai cara.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari atau mengidentifikasi
penyebab utama dari stres yang meraka alami. Hal ini dapat dilakukan dengan
psikoterapi karena dengan psikoterapi, remaja dibantu untuk menemukan akar
permasalahannya dan melihat dirinya secara lebih obyektif (Santrock, 2003:568).
Keterbukaan remaja utuk mengemukakan masalah yang dihadapinya akan
membantu proses penyembuhan diri dari stres (Martono, 2008:35) Selain itu cara
mengatasi stres dapat dilalukan diantaranya adalah:

A. Olahraga Stres yang masih tergolong ringan dapat diatasi dengan


melakukkan berolahraga, misalnya basket, senam berenang, hal ini bisa terjadi
karena hormon bahagia akan muncul saat selesai berolahraga (Santrock,
2003:567).

B. Beribadah Ketika merasa sedih atau murung, berdoa pada Tuhan adalah
cara yang paling efektif. Karena Tuhan mampu menolong semua masalah yang
dihadapi. Dengan berdoa dapat memberikan dampak menenangkan pikiran dan
hati sehingga dapat mengurangi stres dan dampa negatif yang ditimbulkannya.

C. Relaksasi Rekreasi atau berjalan-jalan bersama keluarga dan sahabat


juga bisa menjadi solusi dari stres. Karena dengan ini kita tidak akan terfokus
dngan masalah yang kita hadapi. Sehingga beban stres yang dialami oleh remaja
tidak akan mengganjal di pikiran. Selain itu melakukan hal-hal yang
menyenangkan sesuai hobi individu masing-masing. Misalnya dengan menonton
film komedi, secara tidak langsung akan membuat tertawadan menjadikan beban
terasa sedikit teratasi.
D. Curhat Curhat atau menceritakan masalah yang dihadapi kepada oarang
lain yang bisa dipercaya biasanya mampu mengurangi beban stres. Apabila teman
curhat memberikan solusi yang tepat maka stres yang akan dialami bisa hilang.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Stres merupakan suatu kondisi seseorang dimana
respons tubuh terhadap situasi mengalami tekanan baik
fisik maupun mental yang dapat menimbulkan perubahan
dalam kehidupan orang tersebut. Ada berbagai faktor
penyebab stres sehingga akan berdampak merugikan bagi
remaja diantaranya adalah faktor pendidikan, faktor
lingkungan sosial, faktor fisik, dan faktor hubungan
asmara. Dampak dari stres remaja adalah terganggunya
fungsi sosial, sulit berkonsentrasi, hilangnya percaya diri,
tidak semangat hidup dan remaja tersebut menjadi berpikir
negatif tentang diri sendiri dan orang lain. Dengan begitu
ada berbagai cara untuk mengatasi setres tersebut
diantaranya adalah dengan mencari atau mengidentifikasi
penyebab utama dari stres yang meraka alami. Selain itu
kita dapat melakukan olahraga, beribadah curhat pada
orang yang bisa dipercaya dan dengan rekreasi atau
berjalan-jalan dengan orang terdekat.

3.2 Saran

Semoga dengan kita mengetahui tentang penyebab dan


dampak stres yang terjadi pada remaja kita dapat mengontrol
diri kita agar tidak terpengaruh dengan hal-hal yang
mengarahkan kita kepada hal-hal yang negatif.
DAFTAR PUSTAKA

Diastutik, D. 2012. Psikolog Stres,


(https://www.academia.edu/6950977/PSIKOLOGI_- _Stress),
diakses 12 April 2015.

Martono, L. H. 2008. Peran Orang Tua dalam Mencegah dan


Menanggulangi
Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta: Balai Psutaka.

Peckong, W. 2010. Stres Pada Remaja, (http://stres pada


remaja/dftr pustaka Peckong World STRESS PADA
REMAJA.htm/), diakses 12 April 2015.

Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Santrock, J. W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja.


Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai