Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

SURVEI KONSUMSI PANGAN


METODE ESTIMATED FOOD RECORD

DOSEN PENGAJAR :
DAHLIA INDAH AMARETA, S.KM,M.Gizi.

Disusun Oleh
Miranda Khoirun Nisa
NIM G42141310
Golongan D

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JURUSAN KESEHATAN
D-IV GIZI KLINIK
2016
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan Kepada ALLAH atas ramat dan hidayah-Nya, saya dapat
menyelesaikan laporan yang berjudul Metode Estimated Food Record. Dan tidak lupa pula
kepada dosen pembimbing mata kuliah Survei Konsumsi Pangan (Dahlia Indah Amareta, S.KM.,
M.Gizi) atas pengarah dan bimbingannya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini. Serta
tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada rekan - rekan yang telah banyak memberikan
kontribusi dalam mewujudkan laporan ini sehingga kami sebagai penulis dapat mengerjakan
laporan ini dengan sebaik mungkin.
Laporan ini dibuat dan disusun sebagia bukti atas pembelajaran yang kami ikuti, dan
semoga laporan ini dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam pembelajaran dan penilain,
amin. Laporan yang kami buat dan susun ini tentu jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
mohon kerjasamanya untuk kesempurnaan laporan - laporan kami berikutnya.

Jember , November 2016

Penyusun

2
DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTIKUM...........................................................................................................1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1. PENDAHULUAN 4
1.1. LATAR BELAKANG..........................................................................................................4
1.2. TUJUAN...........................................................................................................................5
1.3. MANFAAT.........................................................................................................................5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 KEBUTUHAN MAKANAN...............................................................................................6
2.2 POLA KONSUMSI MAKANAN........................................................................................8
2.3 METODE ESTIMATED FOOD RECORD.......................................................................9
BAB 3. METODELOGI PRAKTIKUM 13
3.1. WAKTU DAN TEMPAT...................................................................................................13
3.2. ALAT DAN BAHAN........................................................................................................13
3.3. PROSEDUR KERJA.......................................................................................................13
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 15
4.1. HASIL PENGAMATAN...................................................................................................15
4.2. PEMBAHASAN...............................................................................................................18
BAB 5. PENUTUP 20
5.1 KESIMPULAN................................................................................................................20
5.2 SARAN............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA 21

3
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pada saat ini masalah gizi masih merupakan beban berat bagi bangsa, hakekatnya
berpangkal dari keadaan ekonomi dan pengetahuan masyarakat tentang nilai gizi
makanan, sehingga berpengaruh pada daya beli dan prilaku masyarakat yang dapat
menurunkan status gizi ( Irianto, et al, 2004 ).
Kebutuhan energi dan protein setiap orang berbeda tergantung jenis kelamin, usia
dan kondisi tubuhnya. Seseorang harus menjaga keseimbangan kebutuhan energi agar
tubuh dapat melakukan segala proses fisiologis guna menjamin kelangsungan hidup. Bila
seorang salah dalam menghitung dan merencanakan kebutuhan energi dan protein maka
dapat menimbulkan dampak yang tidak baik pada status gizi ( Irianto, et al, 2004 ).
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang . Status gizi baik atau
status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan
secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak,
kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi
kurang terjagi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial.
Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan,
sehingga menimbulkan efek toksis atau membahayakan. Gangguan gizi terjadi baik pada
status gizi kurang, maupun status gizi lebih.
Dalam keadaan normal, keseimbangan energi berubah-ubah dari makanan satu ke
makanan yang lain, dari hari ke hari, minggu ke minggu tanpa ada perubahankekal dalam
cadangan tubuh atau berat badan. Beberapa mekanisme fisiologis berperan penting dalam
diri individu untuk menyeimbangkan keseluruhan asupan energi dengan keseluruhan
energi yang digunakan dan untuk menjaga berat badan stabil dalam jangka waktu yang
cukup panjang. Obesitas hanya akan muncul apabila terjadi keseimbangan energi positif
untuk periode waktu yang cukup panjang (WHO, 2000).

4
Survei diet atau penilaian tingkat konsumsi makanan adalah salah satu metode
yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok secara tidak
langsung. Survei konsumsi makanan dilakukan dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi
yang dikonsumsi, dimana survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan
zat gizi. Secara umum, survei konsumsi makanan dimaksudkan untuk mengetahui
kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi serta
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut (Mei, 2009).
Pengukuran konsumsi makanan penting untuk mengetahui kenyataan apa yang
dimakan oleh masyarakat, berguna untuk mengukur status gizi, menemukan faktor diit
yang dapat menyebabkan malnutrisi. Metode pengukuran konsumsi makanan dibedakan
menjadi metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif biasanya untuk
mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan dan
menggali informasi tentang kebiasaan makan (food habits) serta cara-cara memperoleh
bahan makanan tersebut. Metode Kuantitatif untuk mengetahui jumlah makanan yang
dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan Daftar
Komposisi Bahan Makanan (DKBM) atau daftar lain yang diperlukan seperti Daftar
Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi Mentah-Masak (DKMM) dan Daftar
Penyerapan Minyak (Susilowati, 2008).

1.2. TUJUAN
Diharapkan mahasiswa dapat melakukan survey konsumsi pangan tingkat
keluarga dengan metode Estimated Food Record

1.3. MANFAAT
Mengetahui jumlah asupan makanan yang dikonsumsi dan melihat status gizi
seseorang.

5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KEBUTUHAN MAKANAN


Besarnya kebutuhan energi tergantung dari energi yang digunakan setiap hari.
Kebutuhan energi dapat dihitung dengan memperhatikan beberapa komponen
penggunaan energi.Setiap aktifitas fisik memerlukan energi untuk bergerak. Aktifitas
fisik berupa aktifitas rutin sehari-hari, misalnya membaca, pergi ke sekolah, bekerja
sebagai karyawan kantor. Besarnya energi yang digunakan tergantung dari jenis,
intensitas dan lamanya aktifitas fisik.
Aktivitas fisik atau disebut juga aktivitas eksternal adalah kegiatan yang
menggunakan tenaga atau energi untuk melakukan berbagai kegiatan fisik, seperti
berjalan, berlari, berolahraga, dan lain-lain. Setiap kegiatan fisik menentukan energi yang
berbeda menurut lamanya intensitas dan sifat kerja otot . Menurut Wirakusumah (1994),
gaya hidup yang kurang menggunakan aktivitas fisik akan berpengaruh terhadap kondisi
tubuh seseorang. Aktivitas fisik diperlukan untuk membakar energi dalam tubuh. Bila
pemasukan energi berlebihan dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang seimbang
akan memudahkan seseorang untuk menjadi gemuk. Lebih lanjut, dikemukakan pula
bahwa modernisasi yang terjadi saat ini menyebabkan segalanya dimudahkan dengan
fasilitas-fasilitas teknologi yang berakibat pada terbatasnya gerak dan aktivitas, hidup
terasa lebih santai.
Aktivitas fisik seperti berlari-lari, main layang-layang ataupun permainan lainnya
yang menguras energi, nyaris tidak dilakukan lagi di kota besar. Akibatnya energi yang
dihabiskan pun cenderung irit sedangkan makanan yang dikonsumsi cenderung sama,
malah melebihi kebutuhan jika ditambah kebiasaan mengunyah makanan sambil
menonton televisi (Wirakusumah 1994).
Menurut Satoto (1994), kemakmuran dan kemudahan hidup menimbulkan gaya
hidup sedentaris yang sangat menurunkan kerja/aktivitas fisik dan memberikan
kesempatan yang luas untuk makan banyak. Disamping itu para keluarga cenderung
untuk memanjakan anak mereka dengan pangan. Akibatnya energi dari pangan disimpan
dalam bentuk lemak terjadilah obesitas.

6
Pengelompokan zat gizi menurut kebutuhan terbagi dalam dua golongan besar yaitu
makronutrien dan mikronutrien.
a) Makronutrien
Komponen terbesar dari susunan diet, berfungsi untuk menyuplai energi dan
zat-zat esensial (pertumbuhan sel/ jaringan), pemeliharaan aktivitas tubuh.
Karbohodrat (hidrat arang), lemak, protein, makromineral dan air.
b) Mikronutrien
Golongan mikronutrien terdiri dari :
- Karbohidrat Glukosa; serat.
- Lemak/ lipida Asam linoleat (omega-6); asam linolenat (omega-3).
- Protein Asam-asam amino; leusin; isoleusin; lisin; metionin; fenilalanin;
treonin; valin; histidin; nitrogen nonesensial.
- Mineral Kalsium; fosfor; natrium; kalium; sulfur; klor; magnesium; zat besi;
selenium; seng; mangan; tembaga; kobalt; iodium; krom fluor; timah; nikel;
silikon, arsen, boron; vanadium, molibden.
- Vitamin Vitamin A (retinol); vitamin D (kolekalsiferol); vitamin E (tokoferol);
vitamin K; tiamin; riboflavin; niaclin; biotin; folasin/folat; vitamin B6; vitamin
B12; asam pantotenat; vitamin C.
- Air
Fungsi Zat Gizi
Memberi energi (zat pembakar) Karbohidrat, lemak dan protein, merupakan
ikatan organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar dan dibutuhkan tubuh
untuk melakukan kegiatan/aktivitas.
- Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun) Protein,
mineral dan air, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan
menganti sel yang rusak.
- Mengatur proses tubuh (zat pengatur) Protein, mineral, air dan vitamin.

2.2 POLA KONSUMSI MAKANAN

7
2.2.1. DEFINISI KONSUMSI MAKANAN
Pola konsumsi makanan adalah susunan makanan yang merupakan suatu
kebiasaan yang dimakan seseorang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata
per orang per hari yang umum dikonsumsi /dimakan penduduk dalam jangka waktu
tertentu (Harap, VY, 2012)
Survei konsumsi makanan digunakan untuk menentukan data dasar (database)
gizi dan/atau menentukan status gizi kelompok populasi tertentu/menyeluruh, dgn cara
survei crross--secttiionall. Selain itu, dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi dan
mendiskripsikan sub kelompok populasi yang at risk terhadap malnutrisi kronik. Hasil
survei gizi nasional dapat berguna untuk mengalokasikan sumberdaya pada kelompok
yang membutuhkan dan untuk memformulasikan kebijakan bagi peningkatan status gizi
pada keseluruhan populasi. Survei juga dapat digunakan untuk mengevaluasi intervensi
gizi dengan membandingkan antara baseline data sebelum dan setelah intervensi
(Suyatno,2000).
Selain survey ada yang disebut dengan surveilen Ciri khas yaitu monitoring
berkelanjutan dari status gizi populasi tertentu, dimana data dikumpulkan, dianalisis dan
digunakan untuk jangkawaktu yang panjang, sehingga dapat mengidentifikasi penyebab
malnutrisi kronik dan akut. Hasil surveilen dapat digunakan untuk menyusun tindakan
intervensi, selain juga dapat digunakan untuk memonitor pengaruh kebijakan pemerintah
dan mengevaluasi efikasi dan efektivitas program intervensi gizi. Program Surveilen di
AS yang terkenal adalah National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES)

2.2.2. PENGUKURAN POLA KONSUMSI MAKANAN


Survey konsumsi makanan merupakan metode yang dapat digunakan untuk
menentukan status gizi perorangan atau kelompok. Tujuan survey konsumsi makanan
adalah untuk pengukuran jumlah makanan yang dikonsumsi pada tingkat kelompok,
rumah tangga dan perorangan, sehingga diketahui kebiasaan makan dan dapat dinilai
kecukupan makanan yang dikonsumsi seseorang.
Berdasarkan jenis data yang didapat, metode survey konsumsi makanan dibagi
dua yaitu yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Metode yang bersifat kualitatif antara lain :

8
a. Metode frekuensi makanan (food frequency)
b. Metode dietary history
c. Metode telepon
d. Metode pencatatan makanan (food list)
Sedangkan metode kuantitatif antara lain :
a. Metode recall 24 jam
b. Penimbangan makanan (food weghting)
c. Metode food account
d. Metode perkiraan makanan (estimate food record)
e. Metode inventaris (intentory method)
f. Metode pencatatan (Household food Records)

2.2.3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI MAKANAN


Pola konsumsi makan di suatu daerah dapat berubah-ubah sesuai dengan
perubahan beberapa faktor atau kondisi setempat, yaitu (Santoso, 2004) :
a. Faktor yang berhubungan dengan persediaan bahan makanan termasuk faktor
geografi, kesuburan tanah berkaitan dengan produksi bahan makanan, daya perairan,
kemajuan teknologi, transportasi, distribusi dan persediaan pangan di suatu daerah
b. Faktor sosio-ekonomi dan kebiasaan yang berhubungan dengan konsumen yang
memegang peranan penting dalam pola konsumsi penduduk.
c. Bantuan atau subsidi terhadap bahan-bahan tertentu.

2.3 METODE ESTIMATED FOOD RECORD

2.3.1. PENGERTIAN ESTIMATED FOOD RECORD


Menurut Fahmida dan Dillon, 2007 bahwa prinsip dan penggunaan dari metode
pencatatan makanan (food records) adalah dasar dari pencatatan ukuran porsi makanan
dari makanan yang dikonsumsi oleh individu adalah estimasi menggunakan ukuran
rumah tangga (URT) atau penimbangan menggunakan timbangan makanan. Metode
penimbangan merupakan metode yang ideal untuk studi penelitian dan kontrol penelitian
terutama saat kegiatan konseling diet atau untuk mengetahui korelasi antara intake
dengan parameter biologis. Berguna untuk kegiatan dalam penelitian, khususnya dalam
penelitian epidemiologi gizi. Data intake zat gizi selanjutnya dapat dijadikan sebagai
dasar program pendidikan gizi.Jika menggunakan metode penimbangan, responden perlu
diberikan motivasi, harus bisa berhitung dan tidak buta huruf, atau alternatifnya adalah

9
menggunakan enumerator untuk mengumpulkan data dan mencatat intake makanan
responden. Apabila membutuhkan ingatan 24 jam (24-h recall ) untuk mengestimasi
kebiasaan intake makanan individu maka tergantung pada variasi konsumsi harian dalam
intake makanan pada satu individu. Jika membutuhkan recall lebih dari satu hari maka
sebaiknya memilih hari yang tidak berurutan (nonkonsekutif). Ingatan 24 jam (24-h
recall) dapat diulang selama musim yang berbeda pada satu tahun untuk mengestimasi
rata-rata intake individu selama periode waktu yang lebih lama (untuk mengetahui
kebiasaan intake makanan).

2.3.2. PROSEDUR PADA METODE ESTIMATED FOOD RECORD


Dalam Fahmida & Dillon, 2007 juga disebutkan bahwa prosedur pada metode
estimasi makanan dan penimbangan makanan adalah sebagai berikut :
1. Responden diminta untuk mencatat, konsumsi pada saat yang sama, semua
makanan dan minuman (termasuk snack) yang dimakan dalam ukuran rumah
tangga (URT) untuk periode waktu yang telah ditentukan.
2. Rincian deskripsi dari makanan tersebut adalah meliputi :
- Nama (lokal/setempat dan umum jika diketahui)
- Metode pemasakan
- Kondisi makanan (mentah, masak, dikupas atau olahan)
- Nama merk jika memungkinkan
- Semua bumbu, herbal dan rempah-rempah
- Deskripsi yang lengkap dari masing-masing makanan
- Menimbang jumlah yang dikonsumsi atau mengestimasi menggunakan ukuran
rumah tanggan (URT) dan menggunakan peralatan rumah tangga yang
dikaliberasi
- Jika responden makan diluar rumah maka responden biasanya diminta untuk
mencatat deskripsi dan jumlah dari makanan yang dimakan. Ahli gizi dapat
kemudian membeli dan menimbang duplikat porsi dari masing-masing item
makanan yang dicatat, hal ini dilakukan jika memungkinkan, untuk menilai
kemungkinan jumlah makanan yang dikonsumsi.

2.3.3. CARA PENGISIAN PADA FORM METODE ESTIMATED FOOD


RECORD
Berdanier, 2008 menuliskan cara pengisian sederhana untuk food records adalah
sebagai berikut :

10
1. Tanggal. Catat tanggal pada bagian atas form
2. Nama. Catat nama pada bagian atas form yang telah disediakan
3. Waktu makan. Catat waktu makan tiap hari dari pagi sampai malam
4. Makanan/tempat makan. Catat jenis makanan (sarapan, makan siang, makan malam,
snack, dll) dan dimana tempat makan (dirumah/restoran)
5. Item bahan makanan. Catat nama masing-masing bahan makanan yang dimakan
6. Deskripsi/persiapan. Termasuk informasi bagaimana bahan makanan tersebut
disiapkan
7. Jumlah. Catat jumlah dari masing-masing bahan makanan dengan menggunakan URT
atau lakukan penimbangan.
Untuk membantu menganalisis intake bahan makanan tersebut, maka responden
harus memperhatikan dan mematuhi petunjuk yang tertera pada form yaitu :
1. Jangan mengubah kebiasaan/pola makan anda dan jangan mencoba untuk
memodifikasi intake makanan, karena intake makanan anda akan di catat.
2. Catatlah segala sesuatu yang anda makan atau minum. Termasuk semua snack .
termasuk juga suplemen vitamin atau mineral berserta dosis/hari.
3. Catatlah sesegera mungkin makanan yang anda makan. Catatlah dengan jelas.

2.3.4. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN METODE ESTIMATED FOOD


RECORD
Kelebihan metode estimated food records:
1. Metode ini relatif murah dan cepat
2. Dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar
3. Dapat diketahui konsumsi zat gizi sehari
4. Hasilnya relatif lebih akurat
Kekurangan metode estimated food records:
1. Metode ini terlalu membebani responden, sehingga sering menyebabkan responden
merubah kebiasaan makannya.
2. Tidak cocok untuk responden yang buta huruf
3. Sangat tergantung pada kejujuran dan kemampuan responden dalam mencatat dan
memperkirakan jumlah konsumsi.

11
BAB 3. METODELOGI PRAKTIKUM

3.1. WAKTU DAN TEMPAT


Praktikum ini dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 17 November 2016
Waktu : 07.00 - selesai
Tempat : Lab. Konsultasi Gizi

3.2. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :
1. Instrument Food Record
2. Alat tulis
3. DKBM atau TKPI
4. Kalkulator
5. LCD

3.3. PROSEDUR KERJA


1. Mahasiswa menyiapkan instrument Food Record yang akan diisi oleh responden
2. Mahasiswa memilih 1 orang yang bersedia menjadi responden
3. Mahasiswa melakukan wawancara tentang kebiasaan makan responden
4. Mahasiswa memberikan petunjuk kepada responden untuk tidak merubah pola
makan, melakukan pencatatan segera, dan medeskripsikan secara lengkap semua
makanan, minuman, snack serta suplemen yang dikonsumsi selama periode waktu
survei
5. Mahasiswa meminta responden untuk mencatat semua makanan dan minuman yang
dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga (URT) atau satuan timbang
meliputi nama masakan, cara persiapan, dan pemasakan bahan makanan selama kurun
waktu 3 hari (2 hari kerja, 1 hari libur)
6. Mahasiswa melakukan konversi dari URT ke dalam ukuran berat (gram)
7. Mahasiswa menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan
Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)
8. Membandingkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk Indonesia untuk memperoleh
tingkat konsumsi
9. Mahasiswa mempresentasikan hasil analisisnya di depan kelas

12
10. Buat laporan hasil survei dengan menggunakan metode Estimated Food Record

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENGAMATAN


FORM ESTIMATED FOOD RECARD
Nama Responden : Miranda Khoirun Nisa Tanggal : 17/11/206
Jenis Kelamin : Perempuan Enumerator :
Usia : 20 tahun
BB : 40 kg
TB : 145 cm
Cara Banyaknya
Bahan Energi Protein
Waktu Menu Pengolahan Keterangan
Makanan URT Gram (kkal) (gram)
Kamis
17/11/2016

13
Pagi Nasi Nasi Dikukus 1 150 262,5 6
06.00 centong
Empal Daging sapi Digoreng 1 ptg sdg 50 95 10
daging
Minyak sdm 2,5 22,5

Sayur asem Kacang Direbus 2 sendok 50 25 1,5


panjang sayur
Taoge 1 sendok 25 19 2,25
kedelai sayur
Siang Nasi Nasi Dikukus 1 150 262,5 6
12.00 centong
Ayam goreng Ayam Digoreng 1 ptg sdg 50 95 10

Minyak sdm 5 45

Lalapan Kacang Direbus 2 tangkai 25 12,5 0,75


panjang
Sambal Tomat Mentah bh 20 4,8 0,26

Cabai 5 bh 5

Selingan Es krim roti Es krim 2 scoop 100 210 4


18.00
Roti 2 potong 40 87,5 2

Malam Nasi goreng Nasi Dikukus dan 1 150 262,5 6


19.00 digoreng centong
Minyak sdm 5 45 5

Ayam suwir Ayam Direbus ptg 25 47,5 5


sedang
Sabtu
19/11/2016
Pagi Nasi Nasi Dikukus 1 150 262,5 6
09.00 centong
Ayam kecap Ayam Ditumis 1 ptg sdg 50 95 10

Kecap 2 sdm 20 93,3 1,8

Minyak sdm 5 45 5

Siang Rujak Lontong Direbus 20 ptg 200 350 8


12.00
Kangkung Direbus gls 50 13,8 1,68

14
Timun Mentah 10 iris 20 1,6

Tempe Digoreng 1 ptg sdg 50 80 6

Tahu Digoreng 1 ptg sdg 50 40 3

Taoge Direbus gls 20 6,78 0,72

Selingan Ice cream Ice cream gls 100 210 4


15.00
Malam Ayam goreng Ayam Digoreng 1 ptg 100 298 34,2
19.00 tepung goreng besar
Kentucky
Senin
21/11/2016
Pagi Nasi Nasi Dikukus 1 150 262,5 6
09.00 centong
Ayam goreng Ayam Digoreng 1 ptg sdg 50 95 10

Minyak 5 45 5
sendok
Sayur terong Terong Direbus buah 25 7 0,27
sedang
Santan gelas 50 45 5

Pulpy orange Pulpy botol 175 80


orange
Siang Nasi Nasi Dikukus 1 150 262,5 6
12.00 centong
Rendang Rendang Ditumis 1 ptg sdg 50 96,5 11,28
sapi
Sayur Daun Direbus gls 50 25 1,5
papaya
Sambal Tomat Mentah bh 20 4,8 0,26

Cabai 5 bh 5

Minuman Pulpy botol 175 80


orange ml
Malam Nasi Nasi Dikukus 1 150 262,5 6
18.00 centong
Ayam goreng Ayam Digoreng 1 ptg sdg 50 95 10

Minyak sdm 5 45 5

15
lalapan Kenikir Direbus 2 buah 40
sdg
Tewel 1 ptg sdg 50 28,5 1

Sambal Tomat Mentah bh 20 4,8 0,26

Cabai 5 bh 5

Es jeruk Jeruk Diperas 1 bh sdg 100 40 10

Gula 1 sdm 13 50

Selingan Beng-beng Beng-beng 1 bks 32 200 1


20.00
TOTAL 4721,38 218,18

RATA-RATA 1573,8 72,6

KEBUTUHAN AKG 2250 56

PERSENTASE TINGKAT KONSUMSI 70% 129%

4.2. PEMBAHASAN
Pada praktikum survey konsumsi pangan kali ini metode yang digunakan adalah
metode Estimated Food Record. Metode ini tidak jauh berbeda dengan Metode Food
Recall. Metode estimated food record ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola
konsumsi makan seorang individu dan tingkat konsumsi setiap harinya. Metode food
record ini dapat mengetahui pola konsumsi seorang individu secar kualitatif maupun
kuantitatif. Pada prinsipnya metode estimated food record ini peneliti harus
menanyakan bagaimana kebiasaan makan seorang individu yang akan diteliti. Peneliti
memberikan penjelasan kepada responden agar tidak merubah pola makannya,
melakukan pencatatan segera semua makanan, minuman termasuk suplemen yang
dikonsumsi. Semua makanan yang dikonsumsi responden catat dalam bentuk URT dan
satuan timbang, dan menuliskan bagaimana pemasakannya.
Namun pada praktikum kali ini, tidak dilakukan kepada orang lain melainkan
dilakukan pada diri sendiri, sehingga akan memudahkan mahasiswa untuk mengetahui

16
kebiasaan makan dan menghindari bias yang terlalu besar. Praktikum kali ini dilakukan
selama kurun waktu 3 hari yaitu 2 hari kerja dan 1 hari libur. Pendataan konsumsi
makanan yang saya lakukan dimulai pada hari kamis tanggal 17 November 2016 sampai
dengan 19 November 2016, pendataan dilakukan dengan menuliskan waktu makan,
nama masakan atau minuman yang dikonsumsi, bahan makanan yang ada dalam
masakan dan minuman, snack yang dikonsumsi, kemudian menuliskan bagaimana cara
pengolahannya, dan ukuran bahan makanannya dalam bentuk URT atau satuan berat
(gram), semua ditulis setelah saya mengkonsumsi makanan ataupun minuman. Dan
setelah semua data terkumpul selama 3 hari, saya mencari energi dan protein dari setiap
makanan dan juga merata-rata energi dan protein dalam semua bahan makanan dan
minuman yang dikonsumsi selama 3 hari mulai hari pertama hingga hari ketiga dan
diketahui rata-rata konsumsi energi selam 3 hari yaitu 1573,8 kkal dan rata-rata
konsumsi protein selam 3 hari yaitu 72,6 gram.
Setelah rata-rata konsumsi energi dan protein diketahui saya membandingkan
dengan AKG pada tahun 2012 diketahui AKG pada perempuan usia 20 tahun yaitu
energi sebesar 2250 kkal dan protein 56 gram. Kemudian hal yang saya lakukan adalah
mencari tingkat konsumsi rata-rata perhari dan diketahui tingkat konsumsi rata-rata
energinya yaitu 70%, dan tingkat konsumsi rata-rata proteinnya yaitu 129%.
Menurut AKG tingkat konsumsi diklasifikasikan menjadi 4 yaitu :
Baik : > 100% AKG
Sedang : 80 99% AKG
Kurang : 70 80% AKG
Defisit : < 70% AKG
Sehingga dapat dikatakan tingkat konsumsi rata-rata energi saya kurang, dan
tingkat konsumsi rata-rata protein saya baik. Hal tersebut dipengaruhi oleh kurangnya
konsumsi makanan selama tiga hari tersebut.
Praktikum kali ini lebih mudah dilakukan karena melakukan pada diri sendiri,
sehingga penerapan prinsip pada metode food record ini dilakukan dengan benar. Dan
pada praktikum kali ini kendala yang saya hadapi tidak banyak, hanya beberapa seperti
tidak adanya timbangan di rumah sehingga hanya memperkirakan ukurannya dengan
URT dengan acuan pada buku. Serta kurangnya pengalaman untuk melakukan metode

17
estimated food record ini kepada orang lain. Sehingga tidak melakukan praktikum
seperti yang ada di dalam prosedur kerja. Seharusnya praktikum ini tidak dilakukan
pada diri sendiri namun dilakukan kepada orang lain sebagi responden sehingga dapat
mempraktikan dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan prosedur kerja.

BAB 5. PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari diadakannya praktikum survey konsumsi pangan menggunakan
metode estimated food record ini yaitu, untuk mengetahui tingkat konsumsi dari individu.
Pada praktikum kali ini yang menjadi responden adalah saya sendiri sehingga prinsip
dalam metode food record ini dilakukan dengan benar. Selama tiga hari dapat dikatakan
tingkat konsiumsi energi saya kurang, karena tingkat konsumsi energinya hanya 70% dan
dapat dikatakan bahwa tingkat konsumsi protein saya baik karena tingkat konsumsi
proteinnya yaitu 129%.
5.2 SARAN
Sebaiknya praktikum Metode estimated food record ini dilakukan kepada orang
lain sebagai responden sehingga akan menambah pengalaman kepada mahasiwa dalam
menerapkan survey konsumsi pangan menggunakan metode estimated food record ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

Wirakusumah ES. 1994. Cara Aman dan Efektif Menurunkan Berat Badan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Satoto S. 1994. Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) gizi lebih sebagai bagian dari KIE
gizi ganda Dalam M.A. Rifai (Ed), Prosiding Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi V
(hlm 562-573). Jakarta: LIPI.

Suyatno. 2000 . Survei Konsumsi Indikator Gizi . Semarang; Univercity Diponegoro Press.

Direktorat Gizi Masyarakat. 2004. Surveilan Gizi. Jakarta; Perpustakaan RI.

Supariasa, dkk . 2002 . Penilaian Status Gizi . jakarta ; EGC kedokteran

19
20

Anda mungkin juga menyukai