Heru Perlambang
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti 2012
Email : heru_herlambang@yahoo.com
Abstract
Inflation is one of the effects of a prolonged economic crisis that hit the
country. Inflation is a situation where there are price rises sharply (Absolute)
which continues over a period of time. The purpose of this study analyzes the
monetary policy conducted by Bank Indonesia and its influence as the money
supply, interest rates and exchange rates SBI (IDR / USD) of the inflation rate.
The method used is multiple linear regression based on test results indicate
avariable effect on money supply, interest rate of SBI, and the exchange rate
(Rp / USD) in 2004 to 2009. By using eviews 4.0 software obtained from the
results of research following the money supply and exchange rate (Rp/USD)
had no significant effect on inflation while the interest rate (SBI) have a
significant effect on inflation.
1
Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2010
2
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Terhadap Tingkat Inflasi
3
Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2010
4
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Terhadap Tingkat Inflasi
5
Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2010
6
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Terhadap Tingkat Inflasi
Sejak awal Juli 2005, Bank Indonesia Saat ini Bank Indonesia menggunakan
menggunakan mekanisme BI rate tingkat suku bunga SBI sebagai salah satu
(sukubunga BI), yaitu BI mengumumkan instrumen untuk mengedalikan inflasi.
target suku bunga SBI yang diinginkan Apabila inflasi dirasakan cukup tinggi
olehBank Indonesia untuk pelelangan pada maka Bank Indonesia akan menaikkan
masa periode tertentu. BI rate ini tingkat suku bunga SBI untuk meredam
kemudianyang digunakan sebagai acuan kenaikan inflasi. Perubahan tingkat suku
para pelaku pasar dalam mengikuti bunga SBI akan memberikan pengaruhbagi
pelelangan. Definisi BI rate sendiri pasar modal dan pasar keuangan. Apabila
menurut Bank Indonesia adalah suku bunga tingkat suku bunga naik maka secara
instrumentsinyaling Bank Indonesia yang langsung akan meningkatkan beban bunga.
ditetapkan pada Rapat Dewan Gubernur Perusahaan yang mempunyai leverageyang
triwulanan untuk berlaku selama triwulan tinggi akan mendapatkan dampak yang
berjalan, kecuali ditetapkan berbeda oleh sangat berat terhadap kenaikan tingkat
RapatDewan Gubernur bulanan dalam bunga. Kenaikan tingkat bunga ini dapat
triwulan yang sama(www.bi.go.id). mengurangi profitabilitas perusahaan
BI rate digunakan sebagai acuan dalam sehingga dapat memberikan pengaruh
pelaksanaan operasi pengendalianmoneter terhadap harga saham perusahaan yang
untuk mengarahkan agar rata-rata bersangkutan.
tertimbang suku bunga SBI 1 bulan
hasillelang operasi pasar terbuka berada di Hubungan Suku Bunga SBI Dan
sekitar BI rate, Selanjutnya suku bunga SBI Pengaruh Terhadap Inflasi
1bulan diharapkan mempengaruhi suku Hubungan suku bunga SBI dan inflasi
bunga pasar uang antar bank dan suku dijelaskan dengan menggunakan hipotesa,
bungajangka yang lebih panjang. Perubahan Zulverdi (1998), menyatakan bahwa
BI rate (SBI tenor 1 bulan) ditetapkan terdapat hubungan antara tingkat suku
secarakonsisten dan bertahap dalam bunga SBI dan tingkat inflasi yang
kelipatan 25 basis poin (bps).BI rate diperkirakan tingkat suku bunga SBI juga
ditetapkan oleh dewan gubernur dengan dipengaruhi inflasi atau dengan kata lain
mempertimbangkan hal-hal sebagai tingkat inflasi mempunyai pengaruh atau
berikut : efek terhadap tingkat suku bunga SBI
1) Rekomendasi BI rate yang dihasilkan sebagai sasaran. Tingkat suku bunga SBI
oleh fungsi reaksi kebijakan dalam cenderung akan meningkat pada saat inflasi
modelekonomi untuk pencapaian yang diperkirakan meningkat.
sasaran inflasi Kegiatan transaksi ekonomi lebih
2) Berbagai informasi lainnya seperti banyak di sektor keuangan ini di-
indikator makro ekonomi, survey, bandingkan dengan sektor riil.Selanjutnya
pendapatahli, hasil-hasil riset ekonomi. diketahui pula bahwa, tingkat suku bunga
7
Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2010
8
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Terhadap Tingkat Inflasi
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
9
Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2010
10
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Terhadap Tingkat Inflasi
heteroskedastisitas, autokorelasi dan uji besarnya nilai dari matrik korelasi seperti
multikolinearitas. berikut :
Jika korelasi (r) > 0.7, maka Ha diterima
1. Uji Normalitas (terdapat multikolinearitas)
Uji normalitas ini digunakan untuk Jika korelasi (r) < 0.7, maka Ha ditolak
menguji apakah dalam model regresi (tidak terdapat multikolinearitas)
terdapat variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Model regresi Uji Autokorelasi
yang baik adalah data yang bersifat normal Uji autokorelasi menunjukkan bahwa
(Modul Ekonometrika I, 2005). adanya korelasi antara error dengan error
Dapat dilihat dari nilai probabilita nilai periode sebelumnya. Dimana pada asumsi
Jarque-Berra dengan kriteria sebagai klasik hal ini tidak boleh terjadi.
berikut: Permasalahan autokorelasi hanya relevan
Jika hasil dari probabilita Jarque-Berra digunakan jika data yang dipakai adalah data
< 5% (0.05) maka Ha diterima time series. Sedangkan untuk data cross
(signifikan), artinya data bersifat tidak section tidak perlu digunakan (Modul
normal (residual berdistribusi tidak Ekonometrika I, 2005). Ada dua cara
normal). pengujian untuk mendeteksi adanya
Jika hasil dari probabilita Jarque-Berra autokorelasi, yaitu : 1). Uji Durbin-Watson,
> 5% (0.05) maka Ha ditolak (tidak dan 2). Uji LM TEST (Langrange
signifikan), artinya data bersifat normal Multiplier). Dalam penelitian ini, pengujian
(residual berdistribusi normal). untuk mendeteksi adanya autokorelasi
yaitu dengan cara melakukan LM TEST
Uji Multikolinearitas (Langrange Multiplier).
Uji multikolinearitas menunjukkan
bahwa adanya korelasi yang signifikan Pengujian Statistik
diantaradua atau lebih variabel independent Untuk membuktikan kebenaran
dalam model regresi. Cara pendeteksian hipotesa yang diajukan dalam penelitian
adanyamultikolinearitas yaitu dapat ini, digunakan uji terhadap output yang
dilakukan dengan menggunakan matrik dihasilkan oleh model linier berganda
korelasi. Dari tabeltersebut diketahui tersebut di atas. Uji statistik ini disebut juga
koefisien korelasi masing-masing variabel dengan uji signifikansi (Test for significance).
bebas. Hubungan multikolinearitas yang
kuat terdapat pada setiap variabel tersebut Uji t (Uji Individu)
yang mendekati 1.0 ataulebih dari 0.7 Uji t digunakan untuk menguji
(Modul Ekonometrika I, 2005).Kriteria hubungan regresi secara parsial/individu.
untuk menentukan ada atau tidaknya Pengujian ini dilakukan untuk mengukur
multikolinearitas dapat dilihat dari tingkat signifikan setiap variabel bebas
11
Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2010
12
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Terhadap Tingkat Inflasi
Tabel 1
Uji Multikolinearitas
Variabe l JUB2 SBI2 N ila i T ukar 2
JU B2 1 .0000 00 -0.22 6787 0 .191 071
SBI2 -0.2267 87 1.0 00000 0 .142 807
Nila i Tuka r 2 0 .1910 71 0.1 42807 1 .000 000
Sum ber : D ata diola h E view . 4.00
menggunakan White Test, dimana hipotea autokorelasi hanya relevan digunakan jika
yang akan diajukan adalah sebagai berikut: adat yang dipakai adalah time series.
Untuk mengetahui adanya autokorelasi
Hipotesa
dalam penelitian ini, digunakan uji LM,
Ho: Tidak Ada Heteroskedastisitas
sehingga akan diketahui apakah terjadi
Ha: Ada Heteroskedastisitas
autokorelasi terhadap variabel-variabel
bebas dengan variabel terikat dengan
Pengambilan Keputusan
RESID(-1). Oleh karena itu dalam pengujian
Jika : Signifikansi dari Probabilita*R2 >
autokorelasi hipotesa yang diajukan adalah
0.05, maka Ho diterima
sebagai berikut:
Signifikansi dari Probabilita*R2 <
Hipotesa
0.05, maka Ho ditolak
Ho: tidak ada autokorelasi
Ha: ada autokorelasi
Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah suatu ke-
Pengambilan keputusan
adaan dimana kesalahan dari pengganggu
Jika: Signifikansi dari Probabilita*R2 >
periode tertentu (t) ber-korelasi dengan
0.05, maka Ho diterima
kesalahan pengganggu dari periode
Signifikansi dari Probabilita*R2 <
sebelumnya (t-1). Permasalahan
0.05, maka Ho ditolak
Tabel 2
Hasil Pengujian Heterokedastisitas Setelah Penanggulangan
13
Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2010
Tabel 3
Hasil Pengujian Autokorelasi Setelah Penanggulangan
W hite H etero skedas tic ity T est:
F -statistik 0.765 617 Pro b ability 0.384750
Obs*R -s quared 0.814 174 Pro b ability 0.366889
Hasil pengujian LM, menunjukkan Artinya, bila semua variabel bebas (JUB,
bahwa dari model yang diajukan terdapat SBI dan Nilai Tukar) adalah 0(nol), maka
penyakit autokorelasi karena nilai dari besarnya variabel terikat (Inflasi)
signifikansi Probabilita*R2 sebesar sebesar -1,28056 persensecara rata-
0.0000 < 0.05 maka Ho ditolak. ratadengan asumsi ceteris paribus.
Berdasarkan pengujian asumsi klasik Koefisien JUB (1) = -0,00000338
dismpulkan dari model yang diajukan Artinya, bila Jumlah Uang Beredar naik
dalam penelitian ini disimpulkan terdapat sebesar Rp 1 Miliar secara rata-rata,
penyakit autokorelasi dan heteros- maka Inflasi akan turun sebesar
kedastisitas. Oleh karena itu peneliti akan 0,00000338 persen secara rata-rata,
melakukan penanggulangan terhadap dengan asumsi ceteris paribus.
penyakit autokorelasi terlebih dahulu. Koefisien SBI (2) = 1,851117
Artinya, bila SBI 1 bulan naik sebesar
Koefisien Determinasi
satu persen secara rata-rata, makaInflasi
Hasil uji Ordinary Least Square (OLS)
akan naik sebesar 1,851117 persen
menghasilkan nilai Adjusted R2 sebesar
secara rata-rata, dengan asumsi ceteris
0.453230 (45,32%) yang menunjukkan
paribus.
bahwa perilaku dari JUB, SBI dan Nilai
Koefisien Nilai Tukar (3) = -0,000233
Tukar mampu menjelaskan perilaku dari
Artinya, bila Nilai Tukar naik sebesar Rp
Inflasi sebesar 45,32% sedangkan sisanya
1/USD secara rata-rata, makaInflasi akan
sebesar 54,68% adalah perilaku dari
turun sebesar 0,000233 persen secara
variabel bebas lain yang dapat
rata-rata, dengan asumsi ceteris paribus.
mempengaruhi Inflasi namun tidak
Uji F (Uji Serentak)
dimasukkan kedalam model.
Pengujian serentak yang dilakukan oleh
peneliti menghasilkan nilai F statistik
Inflasi = -1,384056 0,00000338JUB +
sebesar 20,34154 dengan nilai probabilita
1,851117SBI 0,000233Nilai Tukar + !
dari Fstatistik sebesar 0.00000 <0.05,
Interpretasi Hasil Regresi
maka Ho ditolak. Hal ini mem-berikan
Constanta (0) = -1,38056
kesimpulan bahwa secarabersama variabel
14
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Terhadap Tingkat Inflasi
Tabel 4
Hasil Regresi OLS
JUB, SBI dan Nilai Tukar mempunyai Berdasarkan hasil pengujian dengan
pengaruh yang signifikan terhadap Inflasi. metode OLS didapatkan nilai tstatistikuntuk
masing-masing variabel bebas adalah
Uji T (Uji Individu) sebagai berikut:
Pengujian ini dilakukan untuk menguji
signifikansi dari masing-masingvariabel, JUB, hipotesa yang diajukan dalam
yaitu JUB, SBI dan Nilai Tukar, dimana peneltian ini adalah
pengambilan keputusannya adalah dengan
Hipotesa
cara membandingkan nilai dari t-statistik
Ho:1< 0, tidak ada pengaruh atau ada
dengan T-Table. Nilai t-table diperoleh jika
pengaruh negatif JUB terhadapInflasi
jumlah sampel (n) sebesar 71 kemudian
Ha: 1 > 0, ada pengaruh positif JUB
jumlahvariabel sebanyak 4 dengan tingkat
terhadap Inflasi dan signifikansecara
kepercayaan sebesar 5%, maka nilai t-
statistik
tabelsebesar 1,671. Apabila nilai t-statistik
Terlihat bahwa koefisien yang
lebih besar daripada t-tabel maka pengaruh
dihasilkan bertolak belakang dengan
yang diberikan oleh variabel bebas
teoriyang ada, teori mengatakan jika JUB
terhadap variabel terikat signifikan secara
meningkat maka Inflasi juga akan
statistik.
meningkat. Nilai t-statistik JUB terhadap
15
Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2010
Inflasi adalah sebesar -0,604690 < 1.671, simpulkan bahwa Nilai Tukar memiliki
oleh karena itu disimpulkan bahwa JUB pengaruh yang tidak signifikan terhadap
memiliki pengaruh yang tidak signifikan Inflasi dan signifikan secara statistik.
terhadap Inflasi.
Implikasi Ekonomi Pengaruh Jumlah
SBI, hipotesa yang diajukan dalam Uang Beredar (M1) terhadap Inflasi
penelitian ini adalah Tekanan inflasi di Indonesia di-
Hipotesa sebabkan meningkatnya jumlah uang
Ho: < 0, tidak ada pengaruh atau ada beredar. inflasi adalah suatu kenaikan harga
pengaruh negatif SBI terhadapInflasi yang terus menerus dari barang-barang dan
Ha: > 0, ada pengaruh positif SBI terhadap jasa secara umum (bukan satu macam
Inflasi dan signifikansecara statistik barang saja) Jumlah uang beredar
Tanda dari koefisien yang didasarkan pada teori kuantitas bahwa
dihasilkan oleh perhitungan regresi inflasi hanya terjadi jika ada penambahan
sesuaidengan teori yang ada, dimana jumlah uang yang beredar. kebijakan dari
semakin tinggi SBI maka semakin tinggi hubungan tersebut adalah bahwa inflasi
Inflasi. Nilai t-statistik SBI terhadap Inflasi perlu dikendalikan untuk menekan laju
adalah sebesar 7,346766 <1,671, oleh inflasi.
karena itu disimpulkan bahwa SBI Dalam penelitian ini yang dilakukan
memiliki pengaruh positif terhadap Inflasi terlihat bahwa JUB berpengaruh negatif
dan signifikan secara statistik. dan tidak signifikan terhadap inflasi di
indonesia periode 2004-2009, ditunjukan
Nilai Tukar, hipotesa yang diajukan dengan nilai koefisien sebesar -0.00000338
dalam penelitian ini adalah yang prob t-test 0.5474 dengan hasil
Hipotesa tersebut dikatakan bahwa kebijakan
Ho : 3 < 0, tidak ada pengaruh atau ada pemerintah untuk mengubah JUB tidak
pengaruh negatif Nilai Tukar terhadap efektif dalam mengendalikan tingkat inflasi.
Inflasi Penulis menduga hal tersebut disebabkan
Ha : 3 > 0, ada pengaruh positif Nilai karena periode penelitian yang sanagt
Tukar terhadap Inflasi dansignifikan singkat sehingga tidak dapat secara tepat
secara statistik memperlihatkan kondisi yang terjadi.
Tanda dari koefisien yang dihasilkan
oleh perhitungan regresi tidaksesuai dengan Pengaruh Suku Bunga SBI terhadap
teori yang ada, dimana teori mengatakan Inflasi
semakin tinggiNilai Tukar maka semakin Kebijakan bunga rendah akan
tinggi nilai Inflasi. Nilai t-statistik Nilai mendorong masyarakat untuk memilih
Tukar terhadap Inflasi adalah sebesar - investasi dan konsumsinya daripada
0,509055 >1.761,oleh karena itu di menabung, sebaliknya kebijakan mening-
16
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Terhadap Tingkat Inflasi
17
Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2010
18
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Terhadap Tingkat Inflasi
19