Muspika Arianto PDF
Muspika Arianto PDF
Oleh :
MUSPIKA ARIANTO
BP. 1201353015
Oleh :
MUSPIKA ARIANTO
BP. 1201353015
OLEH :
MUSPIKA ARIANTO
BP. 1201353015
Menyetujui,
Direktur
Politeknik Pertanian
Negeri Payakumbuh
Oleh:
MUSPIKA ARIANTO
BP. 1201353015
TIM PENGUJI
...kaki yang akan berjalan lebih jauh, tangan yang akan berbuat lebih banyak,
mata yang akan menatap lebih lama, leher yang akan lebih sering melihat ke
atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang
akan bekerja lebih keras, serta mulut yang akan selalu berdoa...
5
Terima kasih banyak pak...., bapak adalah dosen favorit saya..
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan
KOTA
Penulisan laporan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
A.md (Ahli madya) bagi mahasiswa program studi Mesin dan Peralatan Pertanian
1. Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan semangat dan doa serta
materil sehingga Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa dan laporan ini dapat
Payakumbuh
4. Ibuk Sri Aulia Novita, STP. MP selaku Ketua Program Studi Mesin dan
Peralatan Pertanian.
7
5. Bapak Ir. Irzal, MP selaku Dosen Pembimbing Akademik.
lapangan.
7. Bapak Delvi, ST, Kepala pabrik dan staff Teknik PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA VI.
Dalam hal ini penulis sangat menyadari bahwa PKPM ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat
membangun. Semoga laporan PKPM ini bermanfaat bagi penulis dan bagi yang
Muspika Arianto
8
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Tujuan .......................................................................................... 2
1.3. Manfaat ........................................................................................ 3
9
V. KEIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 40
LAMPIRAN
10
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
11
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
13
BAB I
PENDAHULUAN
dikenal sejak zaman penjajahan Belanda. Awalnya karet ditanam di Kebun Raya
menjadi tanaman perkebunan di beberapa daerah. Hasil devisa yang diperoleh dari
karet cukup besar, dengan produksi sebanyak 1,6 ton pada tahun 1998 dengan
macam memiliki alat-alat dan mesin pengolahan yang sangat beraneka ragam,
berdasarkan Standard Indonesian Rubber (SIR) yang harus dipenuhi dalam proses
Puluh Kota terdiri dari dua proses pengolahan yaitu pengolahan basah dan
14
terdiri dari penggilingan IV, V, pembutiran II, pengeringan (drying),
keseragaman bahan baku dengan proses mikro dan menjadikannya dalam bentuk
lembaran. Proses ini sering juga disebut proses Mikro Blending. Mikro Blending
remahan/bahan baku. Proses ini mirip dengan proses membuat adonan campuran
1.2 Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari praktek pengalaman mahasiswa ini adalah
15
1.3 Manfaat
1. Meningkatkan soft skill dalam bekerja sama dan bergaul dengan karyawan.
2. Mahasiswa dapat termotivasi untuk merintis karir yang bagus dalam dunia
16
BAB II
berkantor di jln.Zainir Haviz No. 1 Jambi dan di Khatib Sulaiman no. 45 Padang
liquidasi dari PTP. 3, PTP.4 dan PTP.8 Daerah kerja PTP. Nusantara VI
mencakup dua provinsi yaitu Sumbar dan Jambi dengan beberapa komoditi
185 km dari kota Padang. Pabrik diresmikan oleh bapak Menteri Pertanian,
2005 )
17
Adapun luas lahan yang dimiliki PT. Perkebunan Nusantara VI Pangkalan
kepuasan pelanggan melalui penerapan pada seluruh karyawan secara efektif dan
standar.
sistem manajemen mutu secara efektif dan proses perbaikan secara terus menerus
yang mencangkup:
2%.
alam menjadi karet setengah jadi. hasil produksi, di ekspor ke luar negeri.
Pengeksporan ini dilakukan melalui jalan darat ke pelabuhan Teluk Bayur dan
dari pelabuhan Teluk Bayur karet tersebut dibawa dengan kapal laut menuju
negara pemesanannya.
18
2.2 Lokasi dan Tata Letak Perusahaan
yang akan datang. Dalam pemilihan lokasi PT. Perkebunan Nusantara VI yang
berada di Kabupaten 50 kota ini dipengaruhi oleh faktor utama yang penting
perusahaan. Lokasi pabrik yang direncanakan harus dekat dengan bahan baku
dalam hal ini untuk mengurangi biaya transportasi dan waktu dalam pengangkutan
bahan baku ke lokasi pabrik. Bahan baku dari pabrik pengelolaan karet PT.
Perkebunan Nusantara VI yaitu berasal kebun karet sendiri dan sebagiannya lagi
air digunakan dalam proses pengolahan karet menuju mesin pengelolaan karet,
dalam proses pencucian karet dan juga dalam pengolahan limbah industri.
19
3. Faktor Domisili Penduduk
Dalam hal ini lokasi pabrik pengolahan karet harus jauh dari lingkungan
Disamping itu juga lokasi pabrik harus dekat dengan jalan raya dengan tujuan
1. Struktur Organisasi
antara dua orang atau lebih pada tugas yang saling berkaitan untuk pencapaian
tanggung jawab serta hubungannya satu sama lain pada pokoknya dapat
digambarkan pada suatu struktur organisasi, sehingga para pegawai dan karyawan
mendapatkan perintah dan kepada siapa dia harus bertanggung jawab. Sehingga
akan tercipta suasana kerja yang baik dan terhindar dari tumpang tindih pada
Nusantara VI terdiri dari staf bulanan, buruh harian lepas. Buruh harian lepas
20
bekerja berdasarkan sistem target atau borongan. Pada PT Perkebunan Nusantara
VI tenaga kerja terdiri dari karyawan, untuk lebih jelasnya struktur organisasi
A. Manager
internal.
menghasilkan.
21
C. Petugas umum dan asisten petugas umum
internal.
D. Asisten pabrik
standar.
2. Menjamin bahwa semua bahan baku dan persediaan secara jelas diberi tanda
direncanakan
E. Asisten teknik
22
2. Bertanggung jawab peralatan produksi untuk mendukung proses produksi
dikalibrasi.
F. Asisten laboratorium
laboratorium
dibutuhkan.
H. Krani produksi
23
3. Bertanggung jawab terhadap penanganan, penyimpanan dan perawata
produk jadi.
I. Mandor pabrik
dan perawatan .
J. Mandor teknik
dibuat.
K. Mandor laboratorium
24
2. Melaksanakan ferivikasi terhadap persediaan bahan baku dan jumlah
M. Petugas sortasi
produk jadi.
jumlah.
dan melaporkan kepada asisten pabrik dan tebusan kepada kepala pabrik.
25
P. Mandor olah kering
Q. Teknisi
yang berlaku.
pengolahan karet, beroperasi awalnya di tahun 1995 mengolah getah latex dari
kebun sendiri dengan hasil produksi dengan standar mutu SIR 3 WF, SIR 10 dan
SIR 20. Namun pada saat ini pabrik hanya memproduksi SIR 20 dengan sumber
bahan baku dari karet rakyat dan dari milik kebun perusahaan.
26
A. Visi Perusahaan
kemitraan
masyarakat sekitarnya
B. Misi Perusahaan
dalam mewujudkan triple bottom line principles, yaitu plane, people, dan
profit.
perusahaan.
C. Karyawan
Sistem kerja karyawan pada pabrik karet PT. Perkebunan Nusantara VI ini
27
Tabel 2. Jam Kerja pada PT. Perkebunan Nusantara VI Pangkalan 50 Kota
Jam kerja tersebut termasuk di dalamnya waktu istirahat dan makan 1 jam
antara lain: pakaian seragam, sepatu kerja, masker, dan perlengkapan kerja
28
2.5 Standard Mutu Bahan Produk
dengan jenis mutunya yang disebut sebagai produk utama yaitu SIR. Untuk
mendapatkan produk utama dibuat skema mutu SIR (Standar Indonesia Rubber).
karet cukup kering, bebas jamur, dan elastisitas cukup baik dan tidak melekat
sebagai berikut :
1. Kadar kotoran
lainnya yang tidak diinginkan pada produk akhir karet. Dalam hal ini, yang
termasuk kotoran dalam produk crumb rubber adalah berupa bahan-bahan logam
dan metal yang dapat secara tidak sengaja terikut ke dalam produk jadi.
2. Kadar abu
Yang dimaksud kadar abu adalah kandungan abu yang terikut ke dalam
29
3. Kadar zat menguap
Yang dimaksud kadar zat menguap adalah jumlah kandungan zat yang dapat
menguap pada produk jadi. Kadar kandungan zat menguap dalam suatu produk
jadi harus seminimal mungkin untuk menjaga kualitas, elastisitas, dan berat dari
pada produk crumb rubber yang dihasilkan. Produk karet yang memiliki mutu
yang baik dengan sifat elastisitas tertentu harus memenuhi nilai/batas minimum
dari karet dimana karet dengan kualitas yang baik harus memenuhi batas
6. Kadar Nitrogen
30
BAB III
PELAKSANAAN PKPM
Maret s/d 30 Mei 2015 yang bertempat di PT. Perkebunan Nusantara VI,
Sumatera Barat.
Senin sampai Jumat dan kegiatan di mulai pada pukul 07.00 di kantor/labor dan
bengkel sampai pada pukul 16.00, sedangkan pada hari Sabtu di mulai pada pukul
07.00 sampai pukul 13.00. Untuk pengambilan data yang dibutuhkan dilakukan
Bahan baku karet yang akan diolah berasal dari karet rakyat, Penimbangan
dilakukan untuk mengetahui berat bahan baku yang masuk dari para pemasok,
31
A. Jembatan timbang
Jembatan timbang adalah alat untuk mengetahui berat dari bahan yang di
timbang yang ditunjukkan oleh alat timbang dalam satuan kilogram (Kg).
timbangan digital ini memakai petunjuk berat dari layer/display computer dengan
angka-angka.
1. Truk pengangkut bahan baku karet masuk dan berhenti di atas timbangan.
operator mengisi datanya, seperti : No. Pol, Divisi, kebun dan lain-lain sesuai
32
3. Kemudian truk melakukan pembongkaran bahan baku ke sortasi.
4. Lalu truk yang telah kosong ditimbang kembali. Secara otomatis komputer
mengetahui berat bahan baku yang di angkut oleh truk. Kemudian operator
Lalu slip tersebut ditanda tangani oleh keduanya sebagai tanda persetujuan.
Satu dibawa oleh supir untuk diserahkan ke pihak pemasok asal, dan satu lagi
1. Truk pengangkut harus berada tepat ditengah jembatan timbang dan mesin truk
harus dimatikan.
3. Untuk truk produksi harus diperiksa oleh security, baik pada saat masuk
maupun keluar.
(gancu) untuk menarik dan mengeluarkan bahan baku dari truk, dilanjutkan
dengan proses sortasi yang dilakukan secara manual dengan menggunakan pisau
pemotong untuk memotong karet menjadi empat bagian. Tujuan dari sortasi ini
adalah melihat kualitas bahan olahan karet yaitu dengan cara melihat kadar
kotoran yang ada seperti kayu, besi, plastik dan sebagainya, yang bisa merusak
33
hasil produksi perusahan. Setelah itu barulah karet tersebut dikumpulkan di
(a) (b)
(c)
34
mesin pencacah dengan bantuan tenaga manusia dengan menggunakan pengait
slab cutter mesin ini terdiri bagian utama motor listrik, gear box, hopper, pisau
pencacah karet,
selanjutnya di cacah oleh pisau dengan ukuran 7 cm sampai 5 cm, setelah di cacah
ukuran bak 4 meter x 1,5 meter yang berisikan air yang mengalir. Bak pencucian
ini berfungsi untuk mencuci bahan dari kotoran- kotoran berupa pasir, sisa - sisa
35
2. Pencacahan II dan Pencucian II
menjadi lebih efektif. Pada saat proses peremahan ini juga akan terjadi tekanan
terhadap bahan baku yang akan memaksa kontaminan berpisah dari bahan baku.
mesin yang terdiri dari bagian utama motor listrik, gear box, bucket elevator.
Prinsip Kerja Sizer : karet yang sudah dicuci didalam bak pencucian I selanjutnya
pencucian II dengan tujuan untuk membersihkan sisa sisa kotoran yang masih
36
Remah-remahan yang keluar dari Sizer selanjutnya masuk ke dalam bak
remahan karet akan diaduk sehingga di harapkan bahan baku karet menjadi bersih.
3. Pengilingan awal
gilingan Macerator di buatmotif bunga spiral agar efek pemerasan terjadi pada
Gambar 5. Mecerator
4. Pembutiran 1
Dari mesin Macerator bahan baku tadi diangkut ke mesin Shredder yang
kembali pada karet yang telah dijadikan dalam bentuk selendang dan juga
37
berfungsi untuk menghilangkan bau pada bahan karet dapat dilihat pada Gambar
6.
Karet yang sudah dalam bentuk butiran akan digiling menggunakan mesin
dalam mesin Craper. Hasil penggilingan akan berbentuk seperti selendang, untuk
dengan ketebalan 12 mm, dan penggilingan III dengan ketebalan 10 mm, panjang
38
Gambar 7. Craper I,II dan III
6. Gudang Maturasi
bertujuan untuk meniriskan air dari Blanket. Proses maturasi ini berlangsung
selama 11 hari -14 hari. Biasanya hasil terbaik didapatkan ketika blanket sudah
dimaturasi selama 14 hari. Bahan baku karet akan menjadi lebih cepat kering
dalam proses dryer dan kemungkinan terjadinya cacat (white spot) lebih sedikit.
gudang maturasi. Berikut adalah Gambar gudang Maturasi dapat dilihat pada
Gambar 8.
39
Penyusunan blanket di susun sedemikian rupa sehingga setiap blanket dapat
lengkapi dengan drainase yang baik. Blanket baru masih dalam keadaan basah dan
bisa menimbulkan genangan air. Kondisi yang basah bisa membuat kelembaban
maturasi.
Proses olah kering adalah proses lanjutan blanket menjadi SIR, melalui
proses dryer, press sampai pengepakan dan menjadi bahan setengah jadi (SIR)
siap ekspor. Proses olah kering dibagi beberapa setasiun seperti berikut ini :
Craper IV, Craper V, Mesin Shredder II,Crumb Pump, Tempat pengisian trolly,
1. Pengilingan IV dan V
Belt Conveyor blanket berjalan menuju mesin Craper V setelah itu di bawa
kembali dengan menggunakan Belt Conveyor menuju mesin Shredder II. Craper
40
Gambar 9.Craper IV dan Craper Vpada olah kering
2. Pembutiran II
bak shredder II. Didalam bak ini cacahan kembali bercampur dan dilanjutkan oleh
Crumb Pump yang berfungsi sebagai pompa untuk menghisap butiran karet ke
yang masih tersisa. Gambar Mesin Shredder II dan Crumb Pump dapat dilihat
41
Gambar 11. Crumb Pump
Dari Crumb Pump karet dimasukkan ke dalam trolly yang mempunyai bak
fungsinya sebagai tempat mengurangi kadar air, dalam selang waktu 15 menit
trolly diruang pendingin dan 2 trolly lagi disisi paling depan dryer. Ada 3 kejadian
yang terjadi dalam dryer yaitu penirisan, pemanasan dan pendinginan. Gambar
pengisian trolly untuk dimasukan ke dalam dryer dapat dilihat pada Gambar 12.
42
3. Pengeringan( Drying)
dengan uap panas yang di hasilkan melalui dapur TO (Thermal Oil) dan berbahan
bakar cangkang sawit, arang kayu dan berlandasan pasir api. Pengeringan di
lakukan dengan temperatur 115-130C didalam dryer. Dryer ini juga mengurangi
kadar air pada bahan karet, kadar air yang belum dimasukan dryer max 1,50 %
dan setelah dimasukan dryer berkisaran max 0,80% dapat dilihat pada Gambar 13.
Setelah Box yang berisi remahan keluar dari dryer, maka selanjutnya box
menghindari:
1. Tumbuhnya jamur pada hasil akhir. Hasil akhir akan dibungkus dengan plastik.
Suhu yang panas akan berakibat mengembunnya udara yang ada di dalam
43
3. Nilai Plasticity Retention Index (PRI) akan turun akibat panas yang tertahan
dalam kemasan.
isinya (berupa remahan berbentuk bantalan yang telah kering) dan diletakkan ke
meja sortasi
4. Penimbangan
selama 8 detik untuk pemadatan dan bentuk yang standar sebelum di kemas dapat
Gambar14.Penimbangan
44
5. Press Ball
untuk memadatkan butiran karet yang sudah kering menjadi berbentuk persegi
6. Pengambilan Sampel
cara pengambilannya pada sisi diagonal ball dapat dilihat pada Gambar 16.
45
7. Metal Detector
Ball yang sudah di press selanjutnya akan melewati mesin pendeteksi logam
yang berfungsi untuk mendeteksi apakah ada logam di dalam ball karet tersebut.
Berikut adalah Gambar mesin pendeteksi atau Metal Detector pada Gambar 17.
8. Packing
leleh 108 C, selanjutnya disusun dalam pallet yang berisikan 35 ball dengan berat
1260 kg/pallet. Berikut adalah Gambar Packing dilihat pada Gambar 18.
46
Setelah bahan sudah di packing bahan yang sudah jadi bisa dipanggil
dengan SIR, SIR tersebut di diamkan terlebih dahulu selama 5 jam yang berfungsi
sebagai pemadatan SIR yang tersusun secara system batu bata didalam pallet agar
lebih rapi dan padat. Setelah ditimpa selama 5 jam kemudian SIR tersebut
disimpan digudang penyimpanan, yang sudah lulus uji bisa langsung di ekspor.
47
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Penggilingan
baku dengan proses mikro dan menjadikannya dalam bentuk lembaran. Proses ini
pencucian, Karet yang sudah dalam bentuk butiran akan digiling menggunakan
mesin Craper, denagan bantuan bucket elevator untuk memasukan butiran karet
Mesin Craper adalah mesin penggiling yang berada pada pengolahan basah
48
A. Prinsip keja mesin penggilingan
menuju proses penggilingan III, hasil penggilingan III dengan ketebalan 10 mm,
panjang 2,5 m, lebar 60 cm. Hasil penggilingan ke III dapat dilihat pada Gambar
19.
49
Komponen/bagian-bagian mesin Craper.
1. Motor
Motor adalah alat yang digunakan untuk menggerakan sebuah mesin agar
dapat beroperasi. Berikut ini adalah Spesifikasi Motor dan Motor pada Gambar
20.
2. Gear box/Reduzer
Gear box adalah komponen suatu mesin yang digunakan untuk memindah
tenaga. Gear box berfungsi memindahkan tenaga dari motor yang berputar yang
digunakan untuk memutar Roll Craper. Dengan spesifikasi alat dan Gambar gear
50
Gambar 21.Gear Box Mesin Craper
untuk mengubah arah dari gaya yang dia berikan, mengirim gerak rotasi. Dengan
Diameter Pulley Gear Box yaitu 35 cm dan diameter Pulley pada motor yaitu 10
cm. V-belt adalah sabuk atau belt yang terbuat dari serat karet dan mempunyai
satu ke poros yang lain melalui pulley yang berputar. Gambar Pulley dan V-belt
51
4.2 Perawatan Mesin Craper
Proses mengoptimalkan kerja suatu mesin adalah proses dimana kerja mesin
lebih efektif dan lebih efisien. untuk itu dilakukan perawatan berkala pada mesin
dan melakukan penggantian alat yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan
pada mesin sebelum terjadi kerusakan. Teknik perawatan ini sangat baik
terhindar dari kerusakan. Perawatan mesin Craper dapat kita lakukan dengan cara
sebagai berikut.
a. Pelumasan
b. Pembersihan
Pembersihan dilakukan dengan tujuan supaya mesin lebih awet dan tahan
lama,bersihkan celah-celah pada mesin Craper agar karet yang tersisa tidak
c. Penyetelan.
Penyetelan terhadap suatu alat sangatlah penting dikarenakan jika suatu alat
tidak di stel dengan baik maka akan terjadi kerusakan terhadap mesin dan agar
52
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Dalam Proses produksi olah basah mesin yang digunakan adalah pencacahan I,
5.2 Saran
efisiensi kerja dapat ditingkatkan dan adanya pengetahuan yang lebih bagi
53
DAFTAR PUSTAKA
54
LAMPIRAN
Manager
Rahmad Saefudin. ST,P
Asst. SDM/Umum
Asst. Afdeling I Ridwan
Adrimas Kamal, SP
Asst. Pembelian
NN Pa-Pam
Serma. Warsito
Asst. Afdeling II Asst. T/pengolahan
Asrul M. Irfan, ST
55
Lampiran 2. Tahapan Proses Pengolahan Basah
Pencacahan 1
Bak Pencucian 1
Bucket 1
Pencacahan 2
Bak Pencucian 2
Bucket 2
Bak Pencucian 3
Bucket 4
Penggilingan 1
Conveyor
Pembutiran 1
Bak Pencucian 4
Bucket 4
Conveyor
Gudang Maturasi
56
Lampiran 2. Tahapan Proses Pengolahan Kering
Penggilingan 4 dan 5
Conveyor
Pembutiran 1
Pengambilan Sampel
Metal Detector
Packing
57
Lampiran3. Foto-foto pelaksanaan PKPM
Perbaikan motor
58