PENDAHULUAN
Sekarang ini sangat banyak pebisnis baru, industri baru, pabrik baru,dan sebagainya tetapi
semakin berkembangnya bisnis, semakin banyak pula masalah lingkungan hidup yang di
hadapi. Persoalan lingkunga saat ini sama pentingnya dengan persoalan kesejahteraan
masyarakat. Perusakan lingkungan artinya merusak kesejahteraan masyarakat. Oleh karena
itu hukuman bagi perusak lingkungan harusnya dapat lebih di tegakkan lagi, agar para
perusak lingkungan terutama para pembisnis dapat melakukan Etika Bisnis agar masyarakat
juga akan sejahtera. Untuk mewujudkan lingkungan bisnis yang peduli terhadap lingkungan
adalah menjadi tanggung jawab semua pihak, mau itu yang melakukan bisnis maupun kita
sebagai masyarakat.
Teori
Kerusakan lingkungan adalah deteriorasi lingkungan dengan hilangnya sumber
daya air, udara, dan tanah; kerusakan ekosistem dan punahnya fauna liar. Kerusakan
lingkungan adalah salah satu dari sepuluh ancaman yang secara resmi diperingatkan
oleh High Level Threat Panel dari PBB. The World Resources
Institute (WRI), UNEP (United Nations Environment Programme), UNDP (United Nations
Development Programme), dan Bank Dunia telah melaporkan tentang pentingnya lingkungan
dan kaitannya dengan kesehatan manusia, pada tanggal 1 Mei 1998.
Resiko perusakan lingkungan yag terjadi baik itu sengaja maupun tidak sengaja merupakan
dampak penghancuran lingkungan yang terjadi akibat ekspansi suatu perusahan atau pelaku
bisnis.
Ada beberapa jenis sektor industri yang di anggap dominan dalam memberikan pengaruh
pada perusakan lingkungan, antara lain:
A. Sektor pertambangan
B. Sektor Pabrik
C. Sektor Minyak dan Gas
D. Sektor Perhotelan dan real estate
Keempat sektor ini di anggap memiliki dominasi tinggi dalam mendukung timbulnya
pengaruh pada perusakan ligkungan. Ada beberapa solusi yang dpat di terapkan dalam rangka
menghindari terjadinya resiko lingkungan yaitu :
1. Perusahaan menganggarkan sejumlah dana untuk mengalokasikan guna menyelesaikan
berbagai permaslahan-permaslahan yang berhubungan dengan resiko lingkungan
( environment risk)
2. Menerapkan konsep pembanguman yang berkesinambungan dengan alam serta turut
mengembangkan alam atau eco-development
3. Di bangunnya solusi konstruktif dalam bidang pengembangan lingkungan
4. Bagi sebuah perusahaan menempatkan suatu devisi khusus yang bertugas menyelesaikan
berbagai urusan yang berhubungan dengan environment risk
5. Pihak lembaga terkait memberikan penghargaan dalam bidang lingkungan
Analisis
PT. Newmont Minahasa Raya merupakan perusahaan pertambangan yang berkerja sama
dengan Pemerintah Republik Indonesia dalam rangka Penanaman Modal Asing. Markas
Induk PT. NMR, selanjutnya dikenal dengan Newmont Gold Company (NGC) berada di
Denver, Colorado, Amerika Serikat. NGC menempati posisi lima produsen emas dunia.
Selain PT. NMR, di Indonesia perusahaan ini juga berkegiatan di Sumbawa, Nusa Tengara
Barat dengan nama PT. Newmont Nusa Tenggara. Proyek Newmont antara lain tersebar di
Kazakhtan, Kyryzstan, Uzbekistan, Peru, Brasilia, Myanmar dan Nevada.
Pencemaran dan Dampak akibat kegiatan penambangan PT. NMR terjadi mulai tahun 1996
1997 dengan 2000-5000 kubik ton limbah setiap hari di buang oleh PT. NMR ke perairan di
teluk Buyat yang di mulai sejak Maret 1996. Menurut PT. NMR, buangan limbah tersebut,
terbungkus lapisan termoklin pada kedalaman 82 meter. Nelayan setempat sangat memprotes
buangan limbah tersebut. Apalagi diakhir Juli 1996, nelayan mendapati puluhan bangkai ikan
mati mengapung dan terdampar di pantai. Kematian misterius ikan-ikan ini berlangsung
sampai Oktober 1996. Kasus ini terulang pada bulan juli 1997. Kematian ikan-ikan yang mati
misterius ini, oleh beberapa nelayan dan aktivis LSM di bawa ke laboratorium Universitas
Sam Ratulangi Manado dan Laboratorium Balai Kesehatan Manado, tetapi kedua
laboratorium tersebut menolak untuk meneliti penyebab kematian ikan-ikan tersebut. Hal
yang sama PT. NMR berjanji untuk membawa contoh ikan mati tersebut ke Bogor dan
Australia untuk diteliti tetapi dalam kenyataannya penyebab kematian dan terapungnya
ratusan ikan tersebut belum pernah di sampaikan pada masyarakat. Padahal PT. NMR sendiri,
mulai melakukan analisis dalam daging dan hati beberapa jenis ikan di Teluk Buyat sejak 1
November 1995. Ini rutin tercatat setiap bulannya.
Dari kasus yang terdapat di atas dapat kita lihat bahwa aktivitas pabrik sudah melanggar etika
bisnis yang sudah menyebabkan terjadinya pencemaran air laut, dan menimbulkan kerugian
bagi para warga sekitar, nelayan, bahkan negara. Oleh karena itu, sebaiknya tempat
pembuangan air limbah harus di buat dengan sebaik mungkin agar tidak merusak dan
merugikan warga dan negara kita
https://pseudorechtspraak.wordpress.com/2012/04/06/pt-newmont-minahasa-raya-pencemar-
teluk-buyat/
http://rinaernawati23.blogspot.co.id/2015/12/makalah-etika-dan-perusakan-lingkungan.html
Daftar pustaka :
Fahmi, Irham.2013. Etika Bisnis, teori kasus dan solusi. Alfabeta. Bandung.
Universitas Negeri Semarang. 2010. Pendidikan Lingkungan Hidup. Universitas Negeri
Semarang. Semarang.