PENGENDALIAN PROYEK
Materi 13
Konsep Pengendalian Terintegrasi Jadwal dan Biaya
Landasan Teori
BAB I PENDAHULUAN . I-
2
2.6.2 Kurva S..............................................................................................II-24
2.6.3 Net Cash Flow....................................................................................II-26
2.7. Konsep Earned Value Analysis.........................................................................II-28
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Proyek adalah suatu usaha dengan mengerahkan sumber daya yang tersedia, yang
pembangunan dan hasil-hasil yang dicapai dipengaruhi oleh pemilihan metode pelaksanaan
penjadwalan yang tepat serta diimbangi dengan kemampuan mengambil keputusan. Dalam
menyongsong era pasar bebas, pelaku bisnis kostruksi harus meningkatkan kinerjanya untuk
dapat bersaing dengan pelaku bisnis dibidang jasa konstruksi lainnya. Salah satu tolak ukur
yang mencerminkan kinerja yang baik dari pelaku bisnis dibidang jasa konstruksi adalah
ketepatan biaya, mutu dan waktu penyelesaian proyek sesuai dengan rencana.
pelaksanaannya yang terdiri dari material, tenaga kerja, biaya, metode pelaksanaan dan
peralatan. Di era globalisasi pembangunan konstruksi berkembang semakin cepat dan diiringi
oleh keberagaman metode pelaksanaan konstruksi yang berpengaruh pada waktu dan biaya
penyelesaian proyek.
Pengendalian merupakan salah satu fungsi dari manajemen proyek yang bertujuan agar
Pengendalian proyek adalah suatu usaha sistematis untuk menentukan standar yang sesuai
4
dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan
standar, dan mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya dapat
digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran (Soeharto,1997).
Dalam suatu proyek pasti mempunyai masalah yang kompleks, Hal ini diakibatkan
karena adanya hubungan saling ketergantungan dari banyak faktor dalam pelaksaaannya. Hal
yang tidak kalah penting didalam suatu pelaksanaan proyek adalah apa yang disebut
manajemen proyek dan manajemen konstruksi yang diterapkan pada seluruh tahapan proyek
dimulai dari perancangan, perencanaan dan desain, sampai pada pelaksanaannya. Penerapan
manajemen konstruksi yang signifikan adalah pada penjadwalan dan pengendalian proyek,
penerapan manajemen konstruksi baik perkiraan jadwal maupun biaya sangat bermanfaat ,
karena dapat memberikan peringatan dini mengenai hal-hal yang akan terjadi pada masa yang
akan datang.
Dari penjelasan di atas perlu dilakukan pengendalian waktu dan biaya proyek
secara terpadu. Salah satu metode pengendalian waktu dan biaya proyek secara terpadu
yaitu dengan Konsep Nilai Hasil (Earned Value) serta dilakukan crashing program pada
5
2. Apa solusi untuk penyimpangan proyek agar proyek tetap dapat dilaksanakan sesuai
rencana ?
3. Apa saja manfaat teoritis dan praktis dalam penerapan teknik dan metode pengendalian
suatu pembangunan ?
4. Apa saja teknik teknik dan metode pengendalian alternatif yang bisa digunakan untuk
5. Bagaimana kinerja pelaksanaan suatu proyek dengan metode konsep nilai hasil
2. Memberikan suatu masukan sehubungan dengan adanya penyimpangan agar proyek dapat
dibidang manajemen konstruksi, khususnya dalam teknik dan metode pengendalian suatu
4. Pembaca mendapatkan teknik dan metode pengendalian alternatif yang bisa digunakan
5. Memberikan penjelasan tentang kinerja pelaksanaan suatu proyek dengan metode konsep
6
1.4 Metodologi Penulisan
yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, referensi diperoleh dari data sekunder
berupa buku-buku atau internet yang memuat informasi-informasi yang diperlukan dalam
penyusunan makalah.
Penulisan makalah yang berjudul konsep pengendalian terintegrasi jadwal dan biaya
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metodologi penulisan,
7
Berisi penjelasan mengenai dasar-dasar teori yang menjadi bahan referensi pembahasan
makalah dan studi kasus, pembahasan spesifikasi pengendalian proyek dengan konsep nilai
Berisi kesimpulan dan saran dari penulis terhadap keseluruhan ruang lingkup masalah yang
telah dibahas.
DAFTAR PUSTAKA
8
BAB II
LANDASAN TEORI
yang baik. Hal ini dilakukan untuk mencegah masalah masalah yang seringkali timbul
dalam pelaksanaan kegiatan konstruksi. Masalah ini antara lain adalah masalah mengenai
terlambatnya waktu penyelesaian proyek dan biaya yang melebihi perkiraan awal yang
telah direncanakan.
Manajemen merupakan usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan dengan
menggunakan cara seefektif mungkin. Pihak pihak yang terlibat untuk mengelola
manajemen suatu kegiatan konstruksi diharuskan memiliki kerjasama yang baik agar
1 Perencanaan ( planning )
2 Pengorganisiran ( organizing )
3 Pengarahan ( directing )
4 Pengkoordinasian ( coordinating )
5 Pengendalian ( controlling )
Perencanaan sangat dibutuhkan dalam suatu kegiatan konstruksi karena dengan
perencanaan yang baik, pelaksanaan yang dilakukan akan terjadwal sehingga keterlambatan
dalam menyelesaikan proyek dapat dihindari. Selain itu dengan perencanaan yang baik
dapat membuat biaya yang digunakan sesuai dengan biaya yang telah ditentukan.
Proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran termasuk menyiapkan segala
sumber daya untuk mencapainya. Secara garis besar, perencanaan berfungsi untuk
Ada beberapa faktor yang sekiranya dapat menentukan keberhasilan proyek antara
lain ketepatan memilih bentuk organisasi proyek, memilih pimpinan yang cakap, dan
pembentukan tim proyek yang terintegrasi dan terorganisir. Namun demikian ada hal lain
yang juga penting untuk diperhatikan untuk menjamin suksesnya pelaksanaan proyek yakni
perencanaan. Berikut beberapa argumen mengapa perencanaan menjadi satu hal penting
apa yang harus dikerjakan, kapan mengerjakannya, dan sumber daya apa yang
diperlukan, dan apa yang menjadi target dari kegiatan tersebut menjadi jelas bagi setiap
orang
Efisiensi Operasi. Perencanaan yang baik maka kegiatan-kegiatan yang tidak jelas dan
baik akan memuat tujuan dari proyek. Dengan adanya tujuan tersebut maka semua
pihak yang terlibat mengetahui dan memahami kemana setiap kegiatan harus diarahkan.
dan pengendalian hanya bisa dilakukan dengan efektif bila ada acuan. Hal-hal yang
termuat dalam rencana seperti kegiatan, waktu dan sumberdaya dapat menjadi acuan
Orang yang menjadi pimpinan pekerjaan proyek harus mendapat wewenang untuk
meliputi :
Jadwal untuk setiap aktivitas. Kapan aktivitas dimulai dan kapan aktivitas harus sudah
selesai.
aktivitas
dikerjakan. Sedang bila proyek tersebut baru dan belum pernah dikerjakan maka
perencanaan haruis dimulai dari awal dan ini relatif lebih sulit. Unit fungsional yang terlibat
dalam pengerjaan proyek perlu dilibatkan dalam tahap perencanaan proyek pada
Tujuan dan sasaran proyek tidak bisa disetujui oleh semua pihak
Tujuan tidak dapat dijabarkan ke dalam bentuk yang dapat dikuantifisir atau tidak
terukur
Berikut ini beberapa alat bantu yang bisa digunakan dalam perencanaan proyek,
yaitu :
2. Matrik Tanggung Jawab. Matrik yang digunakan untuk menentukan organisasi proyek,
orang-orang kunci dan tanggung jawabnya. Intinya matrik ini menunjukkan hubungan
kapan kegiatan/ pekerjaan dimulai, kapan harus selesai dan kapan secara keseluruhan
proyek selesai. Metode ini terdiri dari dua yakni PERT dan CPM.
untuk menyelesaikan suatu proyek dalam urutan serta kerangka waktu tertentu. Proses
untuk merencanakan durasi (duration) proyek dan menetapkan hubungan antar kegiatan
Bagi Pemilik :
(3) Mengevaluasi efek perubahan terhadap waktu penyelesaian dan biaya proyek.
Bagi Kontraktor:
(1) Memprediksi kapan suatu kegiatan yang spesifik dimulai dan diakhiri.
(6) Mengevaluasi efek perubahan terhadap waktu penyelesaian dan biaya proyek.
pengendalian terhadap penggunaan sumber daya yang ada dalam suatu proyek. Hal ini agar
sumber daya dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien dalam penyelenggara proyek.
Menurut Barrie (1995), pelaporan mengenai kinerja suatu proyek harus memenuhi 5
komponen :
a. Prakiraan yang akan memberikan suatu standar untuk membandingkan hasil
c. Ramalan, yang didasarkan untuk melihat apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang.
d. Varians, menyatakan sampai sejauh mana hasil yang diramalkan berbeda dari apa yang
diprakirakan.
Kinerja waktu adalah proses dari membandingkan kerja dilapangan (actual work)
dengan jadwal yang direncanakan. Manajemen waktu pada proyek konstruksi merupakan
suatu pengendalian dan pengaturan waktu atau jadwal dalam kegiatan proyek. Standar
kinerja waktu ditentukan dengan merujuk seluruh tahapan kegiatan proyek beserta durasi
dan penggunaan sumber daya. Kinerja waktu akan berimplikasi terhadap biaya, sekaligus
waktu penyelesaian proyek, antara lain alokasi penempatan sumber daya yang tidak efektif,
jumlah tenaga yang terbatas, peralatan yang tidak mencukupi, kondisi cuaca yang buruk,
metode kerja yang salah, pembebasan lahan, peranan-peranan sumber daya dalam tim dan
lain sebagainya, sehingga diperlukan suatu manajemen yang baik dan handal untuk
dan mutu guna mewujudkan gagasan yang timbul karena naluri manusia untuk
berkembang. Soeharto (1997) memberikan definisi proyek sebagai satu kegiatan sementara
yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan
dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas.
jadwal pelaksanaan yang tertentu, kapan pelaksanaan proyek tersebut harus dimulai, kapan
penyediaan sumber dayanya. Pembuatan rencana suatu proyek konstruksi selalu mengacu
pada perkiraan yang ada pada saat rencana pembangunan tersebut dibuat, karena itu
masalah dapat timbul apabila ada ketidaksesuaian antara rencana yang telah dibuat dengan
pelaksanaan proyek yang dapat juga disertai dengan meningkatnya biaya pelaksanaan
proyek tersebut.
Perencanaan dan pengendalian adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam
pelaksanaan proyek, pelaksanaan memerlukan waktu yang lama dan memerlukan usaha
yang sungguh sungguh dan sangat tergantung pada sistem pengendalian yang efektif dan
system informasi yang digunakan. (Manajemen Proyek dari konseptual sampai operasional,
Imam Soeharto 1995). Sedangkan pengendalian proyek merupakan usaha yang sistematis
untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang system
pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam
pelaksanaannya akan membuat pekerjaan lebih terorganisir sehingga dapat mencapai hasil
a Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan yang akan dicapai sangat diperlukan untuk memperjelas
tujuan yang akan dicapai. Lingkup kegiatan ini menyangkut ukuran, batas, dan
jenis pekerjaan.
b Penentuan Standar dan Kriteria
Penentuan standar dan kriteria diperlukan sebagai pedoman untuk
ditetapkan.
Pengawasan standar teknis sangat tergantung pada orang orang yang
dengan standar dan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Terdapat banyak
adanya penyimpangan.
e Melakukan Perbaikan Terhadap Penyimpangan
Apabila hasil analisis menunjukkan adanya penyimpangan, maka diperlukan
yang digunakan.
dipergunakan metode varian dan metode earned value alau metode nilai hasil.
pengeluaran biaya pelaksanaan terhadap biaya rencana secara periodik atau dalam
dikembangkan untuk membuat perkiraan atau proyeksi keadaan masa depan proyek.
3. Prediksi biaya untuk menyelesaikan proyek setelah waktu evaluasi ; proyek untung atau
rugi.
4. Prediksi waktu untuk menyelesaikan proyek setelah evaluasi, lebih cepat atau lebih
lambat.
Pengendalian proyek ada 3 macam yaitu pengendalian biaya proyek, pengendalian
Prakiraan anggaran proyek yang telah dibuat pada tahap perencanaan digunakan
sebagai acuan untuk pengendalian biaya proyek. Pengendalian biaya proyek diperlukan
agar proyek dapat terlaksana sesuai dengan biaya awal yang direncanakan. Terdapat 2
a. Biaya langsung, yang terdiri dari biaya material, biaya tenaga kerja, biaya
b. Biaya tak langsung, yang terdiri dari biaya overhead kantor dan overhead lapangan.
Pengendalian biaya dapat terlaksana dengan baik apabila orang yang bertugas dapat
menguasai masalah teknis, serta tersedia prosedur dan perangkat penunjang. Selain itu
diperlukan sikap sadar anggaran (semua pihak penyelenggara proyek menyadari dampak
kegiatan yang dilakukan terhadap biaya) serta selalu mencari alternatif yang dapat
Apabila dirinci lebih jauh elemen elemen biaya untuk pelaksanaan aktivitas tersebut,
maka akan terlihat suatu pola yang jelas dari hubungan antara biaya yang dikeluarkan
dengan durasi pelaksanaan. Secara garis besar faktor faktor yang mempengaruhi biaya
mengadakan peralatan untuk kantor direksi, fasilitas sementara dan lain lain.
Terdapat berbagai alternatif yang tersedia untuk kegiatan tersebut, sehingga bila
sebagai alat bantu konstruksi dan tidak akan menjadi bagian permanen dari
instansi.
c Upah Tenaga Kerja
Hal ini terdiri dari tenaga kerja kantor pusat yang sebagian besar tenaga ahli
tenaga kerja / jam / orang, merupakan penjabaran lebih jauh dari mengkaji
lingkup proyek. Mengingat produktifitas tenaga kerja yang berbeda antara suatu
d Biaya Subkontraktor
Pekerjaan subkontraktor umumnya merupakan pekerjaan yang terdiri dari
pemasaran) dan pengeluaran pajak, asuransi, royalti, uang jaminan, dan lain -
lain.
2.5.2 Pengendalian Waktu / Jadwal Proyek
pembiayaan dan pemakaian sumber daya akan disesuaikan waktunya menurut kebutuhan
baik karena apabila hal ini terabaikan, maka akan terjadi keterlambatan dalam penyelesaian
proyek. Keterlambatan dalam penyelesaian proyek sangat merugikan bagi pelaksana proyek
sebagai kompensasi karena proyek yang dikerjakan tidak selesai sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan. Untuk mengendalikan jadwal pelaksanaan, manajemen proyek harus
tidak tepat waktu, tenaga kerja kurang berkualitas sehingga produktifitas rendah,
tenaga kerja.
3 Mampu mengantisipasi kemungkinan hambatan yang akan terjadi di dalam rencana
pengadaan material berdasarkan pada pengalaman masa lalu. Demikian juga dalam
yang telah disusun bukanlah hal yang terbaik apabila tidak dapat menyesuaikan
dengan waktu.
Pelaksanaan suatu proyek sangat memerlukan suatu penjadwalan, dimana dalam hal
ini dalam penetapan jangka waktu pelaksanaan proyek sangat berhubungan dengan biaya
proyek tersebut. Suatu proyek diharapkan dapat diselesaikan tepat waktu, karena
keterlambatan dalam penyelesaian suatu proyek akan berpengaruh terhadap nilai
pembayaran proyek.
Perencanaan dan pengendalian waktu dan biaya dalam bentuk struktur perincian
kegiatan dan anggaran biaya pelaksaan merupakan kegiatan utama dalam pengendalian
biaya dan waktu. Kemudian perencanaan tersebut dikembangkan menjadi jadwal rencana
kerja utama yang dilengkapi dengan batasan batasan atau titik kontrol dan jadwal rencana
anggaran biaya.
Gantt chart merupakan suatu diagram yang terdiri dari sekumpulan garis yang
menunjukkan saat mulai dan saat selesai yang direncanakan untuk item-item pekerjaan
dalam proyek.
adalah bentuk grafiknya yang sederhana, yang menghasilkan suatu pemahaman umum yang
relatif sangat mudah. Gantt chart juga merupakan alat perencana yang penjadwalannya
cukup luas sifatnya, sehingga hanya sedikit memerlukan revisi dan pembaharuan data
Penggunaan gantt chart memiliki sejumlah keterbatasan yang umum, berikut ini
bila jumlah jalur kegiatannya atau balok semakin meningkat. Bila dibutuhkan
beberapa lembar, maka antar hubungan yang logis itu akan semakin sulit untuk
dapat dimengerti.
2 Walaupun pihak perencana mempersiapkan diagram ini dengan penuh kepastian,
telah mempertimbangkan hubungan logis dan kendala dari berbagai aktivitas proyek
ini, namun logika ini tidak dapat dinyatakan dalam program ini. Karena itu, alasan
tersebut akan menjadi sangat sulit untuk individu yang menggunakan rekokstruksi
terhadap logika ini, terkecuali bila sejumlah dokumentasi yang cukup penting telah
aktivitas individu. Karena itu maka bagan ini hanya terbatas sebagai alat untuk
pengendalian saja.
Gambar 2.5 Gantt Chart
2.6.2 Kuva S
Hannum Curve. Dimana diagram balok dilengkapi dengan bobot tiap pekerjaan dalam
pesen (%).
diselesaikan sepanjang siklus proyek. Kurva S sangat tepat untuk digunakan sebagai
laporan bulanan untuk pimpinan proyek karena kurva ini dapat menunjukkan kemajuan
Kurva kemajuan secara grafis dapat memberikan bermacam ukuran kemajuan pada
sumbu tegak dikaitkan dengan satuan waktu di sumbu mendatar. Kriteria ataupun ukuran
kemajuan dapat berupa persentase bobot pelaksanaan atau produksi, nilai uang yang
dibelanjakan, jumlah kuantitas atau volume pekerjaan, penggunaan berbagai sumber daya,
jam-orang atau tenaga kerja yang digunakan, dan masih banyak lagi ukuran lainnya.
Pada jalur bagian bawah terdapat persentase rencana untuk tiap satuan waktu dan
persentase komulatif dari rencana tersebut. Di samping itu, terdapat persentase realisasi
untuk tiap satuan waktu dan persentase komulatif dari realisasi tersebut. Persentase
adalah hasil nyata di lapangan. Hasil realisasi dari pekerjaan pada satu waktu dapat
dibandingkan dengan rencana. Jika hasil realisasi berada di atas kurva S maka terjadi
prestasi, namun jika berada di bawah kurva S maka tidak mencapai prestasi. Untuk itu
diperlukan evaluasi secara menyeluruh sehingga untuk waktu selanjutnya tidak terlambat.
dengan waktu pengerjaan proyek. Semakin cepat waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu kegiatan konstruksi, maka semakin tinggi biaya yang diperlukan
untuk mennyelesaikannya.
Biasanya biaya pelaksanaan suatu pekerjaan proyek yang bersangkutan seperti yang
tertera dalam dokumen kontrak uangnya telah tersedia. Pemborong disini dibayar bertahap
sesuai dengan tahapan pekerjaan yang telah diselesaikan. Oleh karena itu, hal ini diatur
dalam rencana kerja pembiayaan. Maka jelas bahwa pemborong terpaksa harus
mengeluarkan uang sendiri sampai tahapan tertentu barulah dibayar termin I, walaupun
nilai pekerjaannya sudah direndahkan dari nilai atau harga sebenarnya yang telah
dikeluarkan oleh pemborong. Ini penting untuk menjaga resiko seandainya terjadi selisih
antara bouwheer lewat direksi dengan pemborong, proses inilah yang disebut termin.
arus kas pembiayaan suatu proyek konstruksi. Hal tersebut dimungkinkan karena lazimnya
pembayaran untuk kontraktor didasarkan pada prestasi kemajuan pekerjaan, baik secara
berskala bulanan atau persentase prestasi. Dengan sendirinya untuk dapat berhasil
mencapai kinerja prestasi atau kemajuan pekerjaan, kontraktor harus mampu membiayai
kegiatannya terlebih dahulu. Prestasi pekerjaan sesuai dengan kurva harus diakui secara
objektif dan disahkan melalui sertifikat, yang selanjutnya akan dipakai sebagai dasar
permohonan penagihan pembayaran prestasinya. Kemudian dengan melalui proses
birokrasi, dilakukan realisasi pembayaran pada kontraktor. Arus kas (Cash Flow) dapat
diperlihatkan secara grafis dengan menempatkan satu kurva kemajuan untuk pengeluaran
ada grafik yang sama dengan kurva yang kedua untuk pendapatan. Saat kurva ketida yang
dibutuhkan atau sirplus kas pada suatu wadah dapatlah ditarik dengan cara mengurangi
Pada gambar 2.7 di atas, dapat dilihat bahwa garis cash flow yang berada di bawah
garis menunjukkan minus (-) yang berarti bahwa proyek ini menggunakan biaya sendiri
pada pelaksanaannya, dan terdapat garis cash flow yang berada di atas garis nol yang
artinya proyek mendapat keuntungan ( biaya yang digunakan lebih rendah daripada rencana
).
Arus kas dapat memberikan gambaran mengenai jumlah dana yang tersedia setiap
saat yang dipakai untuk berbagai kebutuhan operasional perusahaan termasuk misalnya
investasi, juga mengenai jumlah pemasukan dan pengeluaran. Dalam menyusun aliran kas
3 Kenaikan angka pada aktiva lancar merupakan tanda adanya penggunaan dana
Menurut Soeharto, 1995, metode konsep nilai hasil adalah konsep menghitung
besarnya biaya yang menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan
atau dilaksanakan ( Budgeted Cost of Work Performed ). Asumsi yang digunakan konsep
nilai hasil adalah bahwa kecenderungan yang ada dan terungkap pada saat pelaporan akan
terus berlangsung. Dengan menggunakan metode konsep nilai hasil maka dapat
dikembangkan untuk membuat perkiraan atau proyeksi keadaan proyek pada masa depan
yang merupakan masukan yang sangat berguna bagi pengelola maupun pemilik, karena
dengan demikian mereka memiliki cukup waktu untuk memikirkan cara cara menghadapi
segala persoalan di masa yang akan datang. Sebagai contoh untuk memproyeksikan apakah
dana sisa cukup untuk menyelesaikan proyek. Secara lebih detail akan manfaat dari metode
Konsep Earned Value (nilai hasil) adalah konsep menghitung besarnya biaya yang
menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan atau dilaksanakan. Bila
ditinjau dari jumlah pekerjaan yang diselesaikan maka berarti konsep ini mengukur
besarnya unit pekerjaan yang telah diselesaikan, pada suatu waktu bila dinilai berdasarkan
jumlah anggaran yang disediakan untuk pekerjaan tersebut. Dengan metode ini, dapat
diketahui kinerja proyek yang telah berlangsung, dengan demikian dapat dilakukan dengan
Analisa pertama yang harus dilakukan dalam konsep Earned Value ini adalah
analisa biaya dan waktu. Analisis biaya dan waktu tersebut didapat dari :
Analisis Biaya dan Jadwal
a. Analisis Varians
Biaya Proyek
Ada tiga indikator-indikator dasar yang menjadi acuan dalam menganalisa kinerja dari
telah disusun terhadap waktu tertentu. Disebut juga dengan BCWS (Budget Cost
(2.1)
b. Earned value (EV)
Merupakan nilai yang diterima dari penyelesaian pekerjaan selama periode waktu
tertentu. Disebut juga BCWP (Budget Cost of Work Performed), EV ini dapat
(2.2)
menyelesaikan pekerjaan dalam periode tertentu. Atau disebut juga dengan ACWP
periode perhitungan kinerja atau jumlah biaya pengeluaran dalam waktu tertentu.
(2.3)
Dengan menggunakan tiga indikator di atas, dapat dihitung berbagai faktor yang
2. Analisis Varians
pekerjaan proyek. Harga SV sama dengan nol (SV = 0) ketika proyek sudah
SV = EV PV
(2.4)
SV ATE
SV* = x 7 PV
(2.5)
Adalah hasil pengurangan antara Earned Value(EV) dengan Actual Cost(AC). Nilai
Cost Variance pada akhir proyek akanberbeda antara BAC (Budgeted At Cost) dan AC
CV = EV AC
(2.6)
Pada Gambar 2.2 didapatkan hubungan antara Planned Value (PV atau BCWS), Actual Cost
(AC atau ACWP), dan Earned Value (EV atau BCWP) yang menunjukkan varians biaya
Kegiatan proyek bergantung pada efisiensi penggunaan sumber daya yang meliputi
tenaga kerja, waktu, dan biaya. Hal itu digambarkan dalam bentuk performa yang
dicapai dalam biaya dan waktu. Untuk mengetahui performa tersebut, ada dua
oleh perbandingan antara nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan (EV)
dengan rencana pengeluaran biaya yang dikeluarkan berdasar rencana pekerjaan
SPI = EV / PV
(2.7)
dengan,
Adalah Faktor efisiensi biaya yang telah dikeluarkan dapat diperlihatkan dengan
biaya yang telah dikeluarkan dalam periode yang sama (AC). Rumus untuk CPI
adalah :
CPI = EV / AC
(2.8)
dengan,
Metode Earned Value juga berfungsi untuk memperkirakan biaya akhir proyek dan
mengalami perubahan kinerja proyek sampai akhir proyek atau kinerja proyek berjalan
konstan. Perkiraan ini berguna untuk memberikan suatu gambaran ke depan kepada
diperlukan.
ETC merupakan prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa, dengan asumsi bahwa
kecenderungan kinerja proyek akan tetap (konstan) sampai akhir proyek. Menurut
Soeharto (1995), perkiraan tersebut dapat diekstrapolasi dengan beberapa cara sebagai
berikut :
1) Pekerjaan yang tersisa akan memakan biaya sebesar anggaran. Asumsi yang
digunakan adalah biaya untuk pekerjaan tersisa sesuai dengan anggaran dan tidak
2) Kinerja sama besar sampai akhir proyek. Asumsi yang digunakan adalah kinerja
ETC =BAC EV
(2.9)
(2.10)
(2.11)
dengan ,
EAC Merupakan prakiraan biaya total pada akhir proyek yang diperoleh dari
biaya aktual (AC) ditambahkan dengan ETC. Dimana rumus EAC dapat dihitung
1) Actual Cost (AC) ditambah dengan prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa
2) Budget at Completion (BAC) dibagi dengan faktor kinerja biaya proyek (CPI).
Dimana rumus ini digunakan apabila tidak ada varians yang terjadi pada BAC.
(2.12)
c. Time Estimated (TE)
AD(ATE X SPI )
TE = ATE + SPI ...
... (2.13)
dengan,
Indeks (TCPI) adalah nilai indeks kemungkinan dari sebuah prakiraan. Indeks ini
pekerjaan.
Ditinjau dari pekerjaan yang telah diselesaikan, metode konsep nilai hasil dapat
mengukur besarnya unit pekerjaan yang telah diselesaikan. Pada suatu waktu bila dinilai
berdasarkan jumlah anggaran yang disediakan untuk pekerjaan tersebut. Dengan
perhitungan ini diketahui hubungan antara apa yang sesungguhnya dicapai secara fisik
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada salah satu contoh untuk pekerjaan pondasi
1 Jumlah pekerjaan
Anggaran
2 Pekerjaan yang terselesaikan (%)
Anggaran yang terpakai
Gambar 2.11. Menilai biaya pekerjaan yang telah diselesaikan dilihat dari bagan
Dari gambar pekerjaan pengecoran pondasi di atas, dapat dilihat bahwa jumlah yang
telah diselesaikan adalah 75 m3 atau = (75/300) (100%) = 25%, dengan demikian menurut
anggaran, pengeluaran adalah sebesar (25%) (Rp.80 juta) = Rp.20 juta. Jadi nilai hasil
adalah Rp.20 juta. Dalam hal ini pengeluaran yang telah dikerjakan dapat lebih kecil dari
Rp. 20 juta atau mungkin lebih besar dari Rp.20 juta atau sama dengan Rp.20 juta,
tergantung dari efisiensi pelaksanaan pekerjaan. Bila pekerjaan dilakukan dengan amat
efisien dari yang diperkirakan dalam anggaran sehingga pengeluaran misalnya hanya Rp.15
juta, maka dikatakan nilai hasil (Rp.20 juta) lebih besar dari pengeluaran. Dan bila yang
terjadi adalah sebaliknya, maka nilai hasil lebih kecil dari pengeluaran (Rp.35 juta). Dari
(2.14)
rumit, dengan terdiri dari berbagai macam item. Misalnya dalam satu paket yang terdiri dari
Untuk menghitung nilai hasil paket kerja di atas, pendekatan yang digunakan adalah
perkiraan pencapaian sasaran. Untuk itu digunakan tiga indikator, yaitu ACWP ( Actual
Cost Work Performed ), BCWP ( Budgeted Cost of Work Performed ), dan BCWS
dari pekerjaan yang telah dilaksanakan, yang dapat digunakan sebagai alat
apakah proyek masih dalam jadwal dan anggaran atau tidak. Biaya ini
telah dikeluarkan untuk pekerjaan yang telah terlaksana terhadap biaya yang
Jumlah ini akan memberitahukan mengenai biaya dari semua tugas yang
pekerjaan telah diberi alokasi biaya dan jadwal yang kemudian akan menjadi
suatu perhitungan pelaksanaan suatu proyek maka kita dapat menghitung berbagai faktor
dianggap kurang akurat, hal ini disebabkan metode tersebut tidak mengintegrasikan aspek
biaya dan jadwal. Untuk mengatasinya, dapat digunakan metode konsep nilai hasil dengan
Varians yang dihasilkan disebut varians biaya terpadu (CV) dan varians jadwal
terpadu (SV). Varians jadwal terpadu (SV) dipakai untuk menentukan apakah proyek yang
sedang dijalankan masih sesuai jadwal rencana atau tidak. Selisih jadwal adalah selisih
antara BCWP dan BCWS. Sedangkan varians biaya (CV) dipakai untuk menentukan
apakah proyek yang sedang dijalankan masih dalam batas anggaran atau melebihi anggaran
rencananya. Selisih biaya adalah selisih antara BCWP dan ACWP. Sebagai contoh terlihat
Bulan ke- 1 2 3 4 5 6 7 8
Anggaran (BCWS) 60 140 280 480 660 870 1020 1080
Pengeluaran (ACWP) 90 210 410 640 840 - - -
Nilai Hasil (BCWP) 40 100 210 380 530 - - -
Varian Biaya (CV) -50 -110 -200 -260 -310 - - -
Varian Jadwal (SV) -20 - 40 -80 -100 -130 - - -
Ketiga indikator Konsep Nilai Hasil yang meliputi ACWP, BCWP, dan BCWS
dapat digambarkan dalam bentuk grafik secara bersama sama dengan biaya sebagai
Menurut Soeharto 1995, rumus varian biaya dan jadwal adalah sebagai berikut :
(2.15)
(2.16)
Angka negatif pada varians biaya menunjukkan situasi dimana biaya yang
diperlihatkan lebih tinggi dari yang dianggarkan disebut overrun, angka nol menunjukkan
pekerjaan terlaksana sesuai dengan biaya, dan angka positif berarti pekerjaan terlaksana
dengan biaya kurang dari anggaran disebut cost underrun. Demikian juga halnya dengan
jadwal. Angka negatif berarti terlambat, angka nol berarti tepat dan angka positif berarti
Ini dinyatakan sebagai indeks produktifitas atau indeks kinerja. Adapun rumus-rumusnya
(2.17)
(2.18)
Cost Performance Index ( CPI ) digunakan untuk menentukan status dari proyek.
Dimana jika nilai CPI < 1, berarti proyek akan mengalami kerugian jika tidak diambil
pekerjaan di lapangan dan dalam perencanaan. Jika nilai SPI < 1, maka progress proyek
berikut :
a Angka indeks kinerja kurang dari 1 berarti pengeluaran lebih besar dari
anggaran atau waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan.
Bila anggaran dan jadwal sudah dibuat secara realistis, maka berarti ada suatu
proyek lebih baik dari perencanaan, dalam arti pengeluaran lebih kecil dari
perencanaan dasar atau anggaran, bahkan bila didapat angka yang terlalu tinggi,
realistis.
Untuk menentukan kapan suatu kegiatan harus mendapat perhatian khusus, maka
(2.19)
a Jika CR berada antara 0.9 sampai 1.2 maka kegiatan dalam keadaan baik.
b Jika CR berada antara 0.8 sampai 0.9 atau 1.2 sampai 1.3 maka kegiatan perlu
Perkiraan mengenai biaya dan jadwal akhir dari proyek yang dikerjakan tidak dapat
biaya dan jadwal akhir sangat diperlukan dengan tujuan mengetahui kemungkinan adanya
penyimpangan yang dapat terjadi di masa yang akan datang sehingga dapat dilakukan
maka perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa ( ETC ) adalah sama besar dengan
(2.20)
CPI
Jadi perkiraan total biaya proyek ( EAC ) adalah sama dengan jumlah pengeluaran
sampai pada saat pelaporan ditambah perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa, atau :
(2.21)
Hubungan antara indikator indikator ACWP, BCWP, dan BCWS terhadap biaya
penyelesaian proyek diperlihatkan oleh gambar 2.7. Dimana garis CB menunjukkan jumlah
Gambar 2.14 Perkiraan ( Forecast ) jadwal dan biaya 9 ( EAC ) pada akhir proyek
dengan anggaran, tidak tergantung dari prestasi yang dicapai sampai saat ini.
Total biaya proyek didapat dari menjumlahkan semua pengeluaran sampai pada
pekerjaan tersis. Cara ini dianggap baik untuk prestasi fisik di bawah 50%.
pelaporan akan tetap bertahan sampai pada akhir proyek, sehingg proyeksi total
jam orang atau biaya adalah ekstrapolasi dan angka pada saat pelaporan ke
masa akhir proyek. Cara ini dianggap wajar apabila pada saat pelaporan, proyek
telah selesai lebih dari separuh sehingga prestasi yang dicapai cukup realistis
kedua yaitu :
1 Menggunakan cara pertama apabila penyelesaian pekerjaan masih di bawah
fisik 50%.
2 Menggunkan cara kedua apabila penyelesaian pekerjan di atas 50%.
arrow diagram didalam menentukan lintasan kritis sehingga kemudian disebut juga
sebagai diagram lintasan kritis. CPM menggunakan satu angka estimasi durasi
kegiatan yang tertentu (deterministic), selain itu didalam CPM mengenal adanya
EET (Earliest Event Time) dan LET (Last Event Time), serta Total Float dan Free
Float. EET adalah peristiwa paling awal atau waktu tercepat dari suatu kegiatan,
sedangkan LET adalah peristiwa paling akhir atau waktu paling lambat dari suatu
kegiatan.
daya,variabel biaya (cost) mempunyai peranan yang sangat penting. Biaya (cost)
merupakan salah satu aspek penting dalam manjemen,dimana biaya yang timbul
faktor waktu, karena terdapat hubungan yang erat antara waktu penyelesaian proyek
Sering terjadi suatu proyek harus diselesaikan lebih cepat daripada waktu
normalnya. Dalam hal ini pimpinan proyek dihadapkan kepada masalah bagaimana
mempercepat penyelesaian proyek dengan biaya minimum. Oleh karena itu, perlu
dipelajari terlebih dahulu hubungan antara waktu dan biaya. Analisis mengenai
pertukaran waktu dan biaya disebut dengan Time Cost Trade Off ( Pertukaran
Didalam analisis time cost trade off ini dengan berubahnya waktu
penyelesaian proyek maka berubah pula biaya yang akan dikeluarkan. Apabila
waktu pelaksanaan dipercepat maka biaya langsung proyek akan bertambah dan
kerja, biasa disebut giliran (shift), dimana unit pekerja untuk pagi sampai sore
3. Produktivitas Pekerja
Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara output dan input, atau dapat
dikatakan sebagai rasio antara hasil produksi dengan total sumber daya yang
digunakan. Didalam proyek konstruksi, rasio dari produktivitas adalah nilai yang
diukur selama proses kontruksi; yang dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja,
biaya material, metode, dan alat. Kesuksesan dari suatu proyek konstruksi salah
satunya tergantung pada efektifitas pengelolaan sumber daya, dan pekerja adalah
salah satu sumber daya yang tidak mudah untuk dikelola. Upah yang diberikan
dengan menambah jam kerja (lembur) para pekerja. Jam lembur dilakukan setelah
jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam sesuai dengan waktu penambahan yang diinginkan.
a) Produktivitas harian
Volume
Durasi Normal ......
(2.16)
Produktivitas
Jam Kerja per Hari ......
(2.17)
Dengan:
Volume
Produktivitas harian sesudahcrash ......
(2.18)
Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang perlu diperhatikan adalah ruang kerja
yang tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena penambahan tenaga
pemakaian tenaga kerja untuk aktivitasyang lain yang sedang berjalan pada saat
yang sama. Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak
(2.19)
(2.20)
Dari rumus diatas maka akan diketahui jumlah pekerja normal dan jumlah
Penambahan waktu kerja akan menambah besar biaya untuk tenaga kerja dari biaya
Transmigrasi
bervariasi. Pada penambahan waktu kerja satu jam pertama, pekerja mendapatkan
tambahan upah 1,5 kali upah perjam waktu normal dan pada penambahan jam kerja
berikutnya maka pekerja akan mendapatkan 2 kali upah perjam waktu normal.
Perhitungan untuk biaya tambahan pekerja dapat dirumuskan sebagai berikut ini:
(2.21)
(2.22)
1,5 upah sejam normal untuk penambahan jam kerja (lembur) pertama + 2 n
(2.23)
Dengan :
(Jam kerja perhari Normal cost pekerja) + (n Biaya lembur perjam) ...... (2.24)
... (2.25)
Biaya total proyek sama dengan penjumlahan dari biaya langsung dan biaya
tidak langsung. Biaya total proyek sangat bergantung dari waktu penyelesaian
proyek. Gambar 5 menunjukkan hubungan biaya langsung, biaya tak langsung dan
biaya total dalam suatu grafik dan terlihat bahwa biaya optimum didapat dengan
Gambar 2.16 Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat untuk suatu
kegiatan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa data dan pembahasan di atas maka di dapat nilai-nilai sebagai berikut :
1. Pengendalian proyek merupakan usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang
diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka
3. Penyimpangan terhadap perencanaan sering terjadi, baik terhadap biaya maupun waktu
4. Konsep Earned Value (nilai hasil) adalah konsep menghitung besarnya biaya yang
menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan atau dilaksanakan.
Bila ditinjau dari jumlah pekerjaan yang diselesaikan maka berarti konsep ini
mengukur besarnya unit pekerjaan yang telah diselesaikan, pada suatu waktu bila
1. Metode pengendalian Konsep Nilai Hasil (Earned Value) dalam implementasinya yang
Methode.
proyek.
4. Segala keterlambatan proyek haruslah segera diadakan perbaikan atasnya dengan segera
membuat crashing program agar proyek tidak mengalami kerugian waktu dan biaya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Asiyanto, 2005. Construction Project Cost Management, PT Pradnya Paramita,.
Jakarta.
2. Barrie, D,S dan Paulson, B,C., 1995.Manajemen Proyek Konstruksi Profesional.
Andi, Yogyakarta.
6. Ervianto, W, I., 2007. Manajemen Proyek Konstruksi. Penerbit : Andi, Yogyakarta.
7. Husein, A., 2010. Manajemen Proyek. Penerbit : Andi Yogyakarta
8. Lewis, James. Project Planning, Scheduling, and Control : The Ultimate Hands-On
Guide to Bringing Projects in On Time and On Budget , 5th ed. New York : McGraw-
Hill,2010.
9. Lewis, James. The Project Managers Desk Reference, 2d ed. New York: McGraw-
Hill, 2000.
10. Maulana, Alex S. 2011. Analisis Kinerja Biaya dan Waktu dengan Konsep Earned
Value Analysis pada Proyek Gedung Dinas Komunikasi dan Informasi Jawa Timur.
Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
11. Messah, Yunita A., Lona, Lazry Hellen P., dan Sina, Dantje A.T. 2013. Pengendalian
Waktu Dan Biaya Pekerjaan Konstruksi Sebagai Dampak dari Perubahan Desain (Studi
Kasus Embung Oenaem, Kecamatan Biboki Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara).
waktu dan biaya pada proyek konstruksi (Studi Kasus Proyek ICB Civil Work
Soegijapranata, Semarang.
14. Soeharto, Iman. 1997.Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional.