Abstraksi
Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh
Purwaniati Nugraheni dan Imam Subaweh (2008) yang berjudul Pengaruh
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Replikasi dilakukan dengan menambahkan variabel Kualitas Aparatur Pemerintah
Daerah sebagai variabel independen. Penelitian replikasi ini bertujuan untuk
memperoleh bukti bahwa pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
terhadap Kualitas Laporan Keuangan juga dipengaruhi secara langsung oleh
Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah.
Obyek penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Tual.
Sampel penelitian sebanyak 38 respoden. Metode pengambilan sampel menggunakan
Purposive Sampling. Data yang berhasil dikumpulkan diolah menggunakan
Statistical Package for the Social Science (SPSS).
Dalam melakukan analisis data penelitian, digunakan analisis regresi linier
berganda dengan variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Kualitas
Aparatur Pemerintah Daerah sebagai variabel independen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Hasil penelitian juga
memberikan bukti bahwa Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah berpengaruh
terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Melalui uji F diketahui bahwa Penerapan
SAP dan Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Adapun koefisien determinasinya sebesar
0,957 yang berarti bahwa model regresi yang dibangun mampu menjelaskan sebesar
95,7% variabilitas Kualitas Laporan Keuangan.
Dalam penelitian ini juga dilakukan pengujian untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan moderasi antara penerapan SAP dan kualitas aparatur
pemerintah daerah dalam pengaruhnya terhadap kualitas laporan keuangan. Hasil
uji interaksi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan moderasi antara penerapan
SAP dan kualitas aparatur pemerintah daerah dalam pengaruhnya terhadap kualitas
laporan keuangan.
93
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)
PENDAHULUAN
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan laporan yang
terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh
suatu entitas pelaporan. Hal ini ditegaskan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan Nomor 1 paragraf 9. Tujuan umum laporan keuangan adalah
menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan
kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam
membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Laporan
keuangan pemerintah pada hakekatnya merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban
pemerintah kepada rakyat atas pengelolaan dana publik baik dari pajak, retribusi atau
transaksi lainnya (Mahmudi, 2003).
Laporan keuangan pemerintah harus menyajikan informasi yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik
keputusan ekonomi, sosial, maupun politik. Hal ini sesuai dengan penjelasan dalam
Standar Akuntansi Pemerintahan, yaitu:
1. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan
untuk membiayai seluruh pengeluaran.
2. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya
ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan
perundang-undangan.
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah
dicapai.
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai
seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas
pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak
dan pinjaman.
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas
pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
94
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)
PERMASALAHAN
Berdasarkan uraian di muka, permasalahan yang akan diteliti yaitu:
1) Apakah penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan kualitas aparatur
pemerintah daerah secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan.
2) Apakah ada hubungan moderasi antara penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan dengan kualitas aparatur pemerintah daerah dalam
pengaruhnya terhadap kualitas laporan keuangan.
95
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)
TELAAH PUSTAKA
Pengertian Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) harus mengacu pada
Peraturan Pemerintah yang berlaku, dalam hal ini Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang merupakan pengganti
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Sampai dengan tahun anggaran 2013, pemerintah daerah masih
menerapkan SAP berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan. Perbedaan fundamental Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 terletak
pada basis pencatatan transaksi dan jenis laporan keuangan.
Standar Akuntansi Pemerintahan mengatur mengatur penyajian laporan
keuangan untuk tujuan umum dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan
keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun antar entitas. Laporan
Keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan. Untuk mencapai
hal tersebut, Standar Akuntansi Pemerintahan menetapkan seluruh pertimbangan
dalam rangka penyajian laporan keuangan, pedoman struktur laporan keuangan dan
persyaratan minimum isi laporan keuangan (Zeyn, 2011).
Penerapan SAP mewajibkan setiap entitas pelaporan, yang dalam hal ini
termasuk pemerintah daerah untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan
serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur
pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan akuntabilitas, manajemen,
transparansi, keseimbangan antara generasi dan evaluasi kinerja. Melalui penerapan
SAP akan dapat disusun laporan keuangan yang useful. Kegunaan laporan keuangan
ditentukan oleh isi informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut. Agar
laporan keuangan berisi informasi yang bermakna maka laporan keuangan harus
disusun berpedoman pada SAP.
96
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)
97
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)
98
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)
PERUMUSAN HIPOTESIS
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan menjamin bahwa laporan keuangan
disusun sesuai ketentuan yang berlaku. SAP merupakan standar yang menjamin
laporan keuangan disusun memenuhi kualifikasi informasi keuangan yang
berguna bagi para penggunanya. Informasi yang berguna merupakan indikator
bahwa laporan keuangan memenuhi kualifikasi informasi.
99
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)
METODE PENELITIAN
Dalam rangka meneliti pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
dan kualitas aparatur pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan
dibangun model model regresi berganda seperti berikut:
Gambar 1
Model Regresi Berganda
PENERAPAN SAP
KUALITAS
LAPORAN KEUANGAN
KUALITAS APARATUR
PEMERINTAH DAERAH
100
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)
101
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)
asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik meliputi: a) Uji Normalitas Data; b) Uji
Heteroskedastisitas; dan c) Uji Multikolinieritas.
Setelah memperoleh bukti bahwa instrumen valid dan reliabel serta tidak ada
penyimpangan asumsi klasik, dilakukan pengujian hipotesis yang meliputi: a) Uji
parsial atau uji t; dan b) Uji simultan (uji F). Uji parsial (Uji t) dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen. Uji simultan (uji F) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian ini juga dilakukan uji interaksi untuk mengetahui apakah
ada hubungan moderasi antara variabel penerapan SAP dengan variabel kualitas
aparatur pemerintah daerah dalam pengaruhnya terhadap variabel kualitas laporan
keuangan.
102
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)
memiliki nilai Cronbachs Alpha () lebih besar dari 0,60, sehingga dapat
disimpulkan indikator atau intsrumen kuesioner andal atau dapat dipercaya
sebagai alat ukur variabel.
Hasil uji reliabiltas tampak pada Tabel 2.
Tabel 1
Tabel Hasil Uji Validitas
Uraian r Hitung r Tabel Keterangan
Variabel Penerapan SAP:
- Item 1 0,453 0,3202 Valid
- Item 2 0,467 0,3202 Valid
- Item 3 0,345 0,3202 Valid
- Item 4 0,374 0,3202 Valid
- Item 5 0,707 0,3202 Valid
Variabel Kualitas Aparatur
Pemerintah Daerah:
- Item 1 0,593 0,3202 Valid
- Item 2 0,328 0,3202 Valid
- Item 3 0,651 0,3202 Valid
- Item 4 0,453 0,3202 Valid
- Item 5 0,784 0,3202 Valid
Variabel Kualitas Laporan
Keuangan:
- Item 1 0,630 0,3202 Valid
- Item 2 0,508 0,320 Valid
- Item 3 0,557 0,3202 Valid
- Item 4 0,540 0,3202 Valid
- Item 5 0,873 0,3202 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Tabel 2
Tabel Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbachs Alpha Keterangan
Penerapan SAP 0,794 Reliabel
Kualitas Aparatur Pemda 0,7824 Reliabel
Kualitas Laporan Keuangan 0,791 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
103
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Hasil uji
multikolinearitas menunjukkan bahwa variabel-variabel independen yang
digunakan memiliki nilai VIF antara 1-10 dan nilai tolerance lebih dari 10%
(0,1). Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat masalah
multikolinearitas pada variabel yang digunakan.
Hasil uji Multikolinieritas tampak pada Tabel 4 berikut ini:
Tabel 4
Tabel Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Toleransi VIF Keterangan
Penerapan SAP 0,157 6,365 Bebas Multikolinearitas
Kualitas Aparatur Pemda 0,157 6,365 Bebas Multikolinearitas
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Uji heteroskedastititas menggunakan uji Glesjer dengan
cara mengabsolutkan nilai residual. Absolut dari nilai residual tersebut
dijadikan sebagai variabel dependen kemudian diregresikan. Hasil uji
heterokedastisitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi regresi antara
variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dengan absolut residual
lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,478 yang berarti tidak signifikan, dengan
demikian bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas. Juga
nilai signifikansi regresi antara variabel Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah
104
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)
dengan absolute residual sebesar 0,397 atau lebih besar dari 0,05 yang berarti
tidak signifikan, dengan demikian bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat
heteroskedastisitas.
Tabel 5 berikut ini menunjukkan hasil uji Heteroskedastisitas:
Tabel 5
Uji Heteroskedastisitas
Variabel t Hitung Signifikansi Keterangan
Penerapan SAP 0,717 0,478 Tidak ada Heteroskedastisitas
Kualitas Lap Keu -0,857 0,397 Tidak ada Heteroskedastisitas
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Tabel 6
Tabel Analisis Regresi Linier Berganda
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.211 .741 1.634 .111
Tot.SAP .577 .090 .550 6.396 .000
Tot.KltsPeg .391 .075 .450 5.233 .000
a. Dependent Variable: Tot.KltsLapKeu
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
4. Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis Pertama
Dari tabel 6 diketahui bahwa angka signifikansi untuk variabel penerapan
SAP sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 yang berarti signifikan. Hal ini
bermakna Hipotesis pertama diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh terhadap
Kualitas Laporan Keuangan.
105
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)
5. Uji Model
Hasil uji model menunjukkan nilai F sebesar 412,972 dengan signifikansi sebesar
0,000 atau lebih kecil dari taraf signifikasi 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan
Variabel Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Hasil uji F tampak pada Tabel 7 berikut ini:
Tabel 7
Uji F
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 204.593 2 102.297 412.972 .000a
Residual 8.670 35 .248
Total 213.263 37
a. Predictors: (Constant), Tot.SAP,Tot.KltsPeg
b. Dependent Variable: Tot.KltsLapKeu
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
106
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)
Tabel 8
Koefisien Determinasi (R)
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Durbin-Watson
Square the Estimate
1 .979a .959 .957 .49770 2.318
a. Predictors: (Constant), Tot.SAP, Tot.KltsPeg
b. Dependent Variable: Tot.KltsLapKeu
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
7. Uji Interaksi
Untuk menguji apakah terdapat hubungan moderasi antara variabel penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan dengan kualitas aparatur pemerintah daerah
dalam pengaruhnya terhadap Kualitas Laporan Keuangan dilakukan Uji Interaksi
yaitu dengan menambahkan variabel interaksi ke dalam model regresi berganda.
Variabel interaksi tersebut dihitung dengan cara mengalikan variabel penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan dengan variabel Kualitas Aparatur Pemerintah
Daerah yang menggambarkan adanya interaksi antara variabel penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan dengan variabel Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah.
Hasil uji interaksi menunjukkan angka signifikansi variabel interaksi (perkalian
variabel penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dengan variabel Kualitas
Aparatur Pemerintah Daerah) sebesar 0,829 atau lebih besar dari 0,05 yang
berarti tidak signifikan. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan moderasi antara variabel penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
dengan variabel Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah dalam pengaruhnya
terhadap variabel kualitas laporan keuangan.
Tabel 9 berikut ini menunjukkan hasil pengujian interaksi.
107
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)
Tabel 9
Hasil Uji Interaksi
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.657 6.689 .397 .694
Tot.SAP .509 .325 .485 1.564 .127
Tot.KltsPeg .314 .362 .361 .867 .392
Var.Interaksi 0.004 0.016 0.151 .218 .829
a. Dependent Variable: Tot.KltsLapKeu
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
Pengujian secara statistik memberikan bukti bahwa penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Artinya bahwa ada pengaruh antara penerapan SAP terhadap kualitas laporan
keuangan Pemerintah Kota Tual. Dari hasil penelitian memberikan bukti bahwa
dengan adanya kejelasan standar akuntansi pemerintahan yang dipakai, maka
akan dihasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Standar akuntansi
pemerintahan menjadi acuan yang digunakan pegawai negeri sipili daerah
(PNSD) Kota Tual dalam menyusun laporan keuangan pemerintah kota Tual.
108
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)
Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tual belum memperoleh opini WTP (Wajar
Tanpa Pengecualian) dari Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Maluku. Hal ini
berarti PNSD Kota Tual perlu meningkatkan kemampuan dan kompetensinya di
bidang akuntansi (pembukuan) agar dapat menyusun laporan keuangan yang
memenuhi kriteri opini WTP. Untuk meningkatan kemampuan tersebut, PNSD
Kota Tual perlu mengikuti bimbingan teknis, workshop dan pendidikan dan
pelatihan (diklat) mengenai keuangan pemerintahan secara rutin dan tekun.
Melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan diperoleh pengetahuan dan
pemahaman yang semakin baik mengenai praktik pengelolaan keuangan
pemerintahan khususnya penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.
PENUTUP
1. SIMPULAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai
berikut:
a) Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas Laporan Keuangan.;
b) Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas Laporan Keuangan.; dan
c) Tidak ada hubungan moderasi antara Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan dengan Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah dalam
pengaruhnya terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
109
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)
2. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat, maka saran yang dapat diberikan
adalah:
- Pemerintah Kota Tual sebaiknya menerapkan Standar Akuntansi
Pemerintahan dengan konsisten dan melakukan sosialisasi ke seluruh Satuan
Kerja Perangkah Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kota Tual.
- Pemerintah Kota Tual sebaiknya membuat kebijakan yang menekankan pada
peningkatan kualitas PNSD Kota Tual khususnya mengenai penyusunan
laporan keuangan pemerintah daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Deki Akbar. 2013. Penerapan Akuntansi Sektor Publik Sesuai Dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP) ( Studi Kasus Pada Kantor Walikota Padang). Padang: Universitas
Putra Indonesia YPTK.
Ferdy Van Beest, Geert Braam, and Suzanne Boelens. 2009. Quality of Financial
Reporting: Measuring Qualitative Characteristics. Nijmegen Center for
Economics (NiCE). Working Paper 09-108 April.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
keempat. Semarang : Badan Penerbit UNDIP.
110
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)
Masmudi. 2003. Laporan Keuangan Sektor Publik, antara Konsep dan Praktek.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik, Volume 3 nomor 1
Ramadhan, Eka Danofi. 2013. Pengaruh Pemahaman atas Penerapan SAP terhadap
Kualitas Laporan Keuangan (Penelitian pada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara di Priangan Timur). Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Syafri Adnan Baharuddin. 2011. Peran hasil audit BPK dalam memberikan
keyakinan atas penyajian laporan keuangan sebagai dasar pengambilan
keputusan. Materi disampaikan pada RA Ke-5 IAI-KASP Juli 2011.
111