Anda di halaman 1dari 19

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN


DAN KUALITAS APARATUR PEMERINTAH DAERAH
TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
(STUDI KASUS PADA PEMERINTAH KOTA TUAL)

Daniel Kartika Adhi danYohanes Suhardjo


Dosen Tetap STIE AKA Semarang
Dosen Tetap Universitas Semarang

Abstraksi
Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh
Purwaniati Nugraheni dan Imam Subaweh (2008) yang berjudul Pengaruh
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Replikasi dilakukan dengan menambahkan variabel Kualitas Aparatur Pemerintah
Daerah sebagai variabel independen. Penelitian replikasi ini bertujuan untuk
memperoleh bukti bahwa pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
terhadap Kualitas Laporan Keuangan juga dipengaruhi secara langsung oleh
Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah.
Obyek penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Tual.
Sampel penelitian sebanyak 38 respoden. Metode pengambilan sampel menggunakan
Purposive Sampling. Data yang berhasil dikumpulkan diolah menggunakan
Statistical Package for the Social Science (SPSS).
Dalam melakukan analisis data penelitian, digunakan analisis regresi linier
berganda dengan variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Kualitas
Aparatur Pemerintah Daerah sebagai variabel independen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Hasil penelitian juga
memberikan bukti bahwa Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah berpengaruh
terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Melalui uji F diketahui bahwa Penerapan
SAP dan Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Adapun koefisien determinasinya sebesar
0,957 yang berarti bahwa model regresi yang dibangun mampu menjelaskan sebesar
95,7% variabilitas Kualitas Laporan Keuangan.
Dalam penelitian ini juga dilakukan pengujian untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan moderasi antara penerapan SAP dan kualitas aparatur
pemerintah daerah dalam pengaruhnya terhadap kualitas laporan keuangan. Hasil
uji interaksi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan moderasi antara penerapan
SAP dan kualitas aparatur pemerintah daerah dalam pengaruhnya terhadap kualitas
laporan keuangan.

Kata Kunci: Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan; Kalitas Aparatur;


Kualitas Laporan Keuangan.

93
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)

PENDAHULUAN
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan laporan yang
terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh
suatu entitas pelaporan. Hal ini ditegaskan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan Nomor 1 paragraf 9. Tujuan umum laporan keuangan adalah
menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan
kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam
membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Laporan
keuangan pemerintah pada hakekatnya merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban
pemerintah kepada rakyat atas pengelolaan dana publik baik dari pajak, retribusi atau
transaksi lainnya (Mahmudi, 2003).
Laporan keuangan pemerintah harus menyajikan informasi yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik
keputusan ekonomi, sosial, maupun politik. Hal ini sesuai dengan penjelasan dalam
Standar Akuntansi Pemerintahan, yaitu:
1. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan
untuk membiayai seluruh pengeluaran.
2. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya
ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan
perundang-undangan.
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah
dicapai.
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai
seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas
pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak
dan pinjaman.
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas
pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

94
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)

Dengan demikian laporan keuangan pemerintah harus memenuhi karakteristik


kualitatif laporan keuangans. Adapun karakteristik kualitatif laporan keuangan
meliputi relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami.
Bagi pemerintah daerah menjadi suatu keharusan untuk menyusun laporan
keuangan yang berkualitas. Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
mencerminkan tertib pengelolaan keuangan pemerintah daerah, yang mencakup
tertib administrasi dan taat asas. Indikator bahwa laporan keuangan pemerintah
daerah sudah berkualitas yaitu opini Wajar Tanpa Pengecualian yang diberikan
Badan Pemeriksa Keuangan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan. Penelitian yang dilakukan Purwaniati Nugraheni dan Imam Subaweh
(2008) menunjukkan bahwa penerapan SAP berpengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Arif Ardi
Kusumah (2012), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan SAP
berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Adapun Ikin Solikin dan
Memen Kustiawan (2012) menegaskan bahwa pemberdayaan aparatur pemerintah
merupakan faktor penting dalam mewujudkan kualitas laporan keuangan.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian seperti diuraikan dimuka, maka dilakukan
penelitian ini yang merupakan penelitian replikasi dengan pengembangan model
regresi dari regresi sederhana menjadi regresi berganda yaitu menambahkan kualitas
aparatur pemerintah daerah sebagai variabel independen.

PERMASALAHAN
Berdasarkan uraian di muka, permasalahan yang akan diteliti yaitu:
1) Apakah penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan kualitas aparatur
pemerintah daerah secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan.
2) Apakah ada hubungan moderasi antara penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan dengan kualitas aparatur pemerintah daerah dalam
pengaruhnya terhadap kualitas laporan keuangan.

95
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)

TELAAH PUSTAKA
Pengertian Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) harus mengacu pada
Peraturan Pemerintah yang berlaku, dalam hal ini Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang merupakan pengganti
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Sampai dengan tahun anggaran 2013, pemerintah daerah masih
menerapkan SAP berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan. Perbedaan fundamental Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 terletak
pada basis pencatatan transaksi dan jenis laporan keuangan.
Standar Akuntansi Pemerintahan mengatur mengatur penyajian laporan
keuangan untuk tujuan umum dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan
keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun antar entitas. Laporan
Keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan. Untuk mencapai
hal tersebut, Standar Akuntansi Pemerintahan menetapkan seluruh pertimbangan
dalam rangka penyajian laporan keuangan, pedoman struktur laporan keuangan dan
persyaratan minimum isi laporan keuangan (Zeyn, 2011).
Penerapan SAP mewajibkan setiap entitas pelaporan, yang dalam hal ini
termasuk pemerintah daerah untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan
serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur
pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan akuntabilitas, manajemen,
transparansi, keseimbangan antara generasi dan evaluasi kinerja. Melalui penerapan
SAP akan dapat disusun laporan keuangan yang useful. Kegunaan laporan keuangan
ditentukan oleh isi informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut. Agar
laporan keuangan berisi informasi yang bermakna maka laporan keuangan harus
disusun berpedoman pada SAP.

Kualitas Laporan Keuangan


Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 1 paragraf 9
sebagaimana terdapat di Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan

96
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)

laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang


dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah
menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan
kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam
membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Pada
dasarnya laporan keuangan pemerintah adalah asersi dari pihak manajemen
pemerintah yang menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan
dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi
pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah
ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu
entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan
perundang-undangan. Menurut Mardiasmo (2004) secara umum, tujuan dan fungsi
laporan keuangan sektor publik adalah: 1) Kepatuhan dan pengelolaan (compliance
and stewardship); 2) Akuntabilitas dan pelaporan retrospektif (accountability and
restrospective reporting); 3) Perencanaan dan informasi otorisasi (planning and
authorization information); 4) Kelangsungan organisasi (viability); 5) Hubungan
masyarakat (public relation); dan 6) Sumber fakta dan gambaran (source of facts and
figures). Laporan keuangan memainkan peran penting untuk memenuhi kewajiban
pemerintah kepada publiknya dalam masyarakat yang demokratis.
Laporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan
baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik. Laporan keuangan yang berguna
(useful) memiliki makna laporan keuangan tersebut memuat isi informasi
(information content). Laporan keuangan akan berguna (useful) apabila laporan
keuangan tersebut memenuhi standar kualitatif. Dalam Standar Akuntansi
Pemerintahan dijelaskan bahwa karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah:
1. Relevan, yaitu informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi
keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa
lalu atau masa kini dan memprediksi masa depan, serta mengoreksi hasil
evaluasi mereka di masa lalu. Informasi yang relevan memiliki unsur-unsur
berikut :

97
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)

a. Manfaat umpan balik (feedback value).


Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan alat mengoreksi
ekspektasi mereka di masa lalu.
b. Manfaat prediktif (predictive value).
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan
datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.
c. Tepat waktu (timeliness).
Informasi yang disajikan secara tepat waktu dapat berpengaruh dan
berguna dalam pengambilan keputusan.
d. Lengkap.
Informasi yang disajikan mencakup semua informasi akuntansi yang
dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Informasi yang
melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam
laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam
penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.
2. Andal, yaitu informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur,
serta dapat diverifikasi. Informasi yang andal memenuhi karakteristik berikut:
a. Penyajian jujur.
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
yang seharusnya disajikan atau secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan.
b. Dapat diverifikasi (verifiability).
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila
pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya
tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.
c. Netralitas.
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada
kebutuhan pihak tertentu.
3. Dapat dibandingkan, yaitu informasi yang termuat dalam laporan keuangan
akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.

98
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)

4. Dapat dipahami Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat


dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang
disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.

Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah


Dalam suatu organisasi terutama organisasi pemerintahan terkait upaya
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, tidak bisa terlepas dari adanya unsur sumber
daya manusia sebagai penggerak jalannya organisasi. Sumber daya manusia menjadi
penentu berjalan tidaknya suatu, selain ketersediaan sarana maupun prasarananya.
Organisasi membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk dapat
mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Agar terdapat manusia-manusia yang
berkualitas atau manusia yang berdaya guna dan berhasil guna perlu adanya
manajemen sumber daya manusia (MSDM).
Dengan adanya otonomi daerah, penyelenggaraan pemerintahan dilimpahkan
kepada pemerintah daerah masing-masing. Implikasinya adalah pemerintah daerah
harus memberikan penekanan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yaitu
pegawai negeri sipil daerah (PNSD). Pemerintah daerah sangat membutuhkan PNSD
yang profesional dengan wawasan yang luas, memiliki kompetensi di bidangnya dan
memiliki jiwa berkompetisi yang sportif.
PNSD yang profesional akan mampu menyelesaikan tugas dan pekerjaannya
secara tuntas. Dengan kompetensi yang dimilikinya, PNSD dapat melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya secara optimal. PNSD yang berkualitas dan kompeten
dalam bidang akuntansi (keuangan) menjadi penyangga utama untuk dapat
tersusunnya laporan keuangan yang berkualitas. Hal ini berarti kualitas PNSD di
bidang akuntansi (keuangan) merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan yang disusun pemerintah daerah.

PERUMUSAN HIPOTESIS
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan menjamin bahwa laporan keuangan
disusun sesuai ketentuan yang berlaku. SAP merupakan standar yang menjamin
laporan keuangan disusun memenuhi kualifikasi informasi keuangan yang
berguna bagi para penggunanya. Informasi yang berguna merupakan indikator
bahwa laporan keuangan memenuhi kualifikasi informasi.

99
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)

Berdasarkan uraian ini maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu:


H1 : Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah berpengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan.

Pengaruh Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah terhadap Kualitas Laporan


Keuangan

Pegawai negeri sipil daerah (PNSD) yang profesional dibutuhkan pemerintah


daerah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan. PNSD yang profesional
akan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara tuntas. Dengan kompetensi
yang dimilikinya, PNSD yang professional akan dapat memenuhi standar dan
target kinerja yang telah ditetapkan. PNSD yang kompeten di bidang akuntansi
(keuangan) mampu menyusun laporan keuangan sesuai SAP. Penerapan SAP
membutuhkan kompetensi PNSD agar laporan keuangan yang disusun memenuhi
kualifikasi informasi yang useful,
Berdasarkan uraian di muka, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
H2 : Kualitas aparatur pemerintah daerah berpengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan.

METODE PENELITIAN
Dalam rangka meneliti pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
dan kualitas aparatur pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan
dibangun model model regresi berganda seperti berikut:

Gambar 1
Model Regresi Berganda

PENERAPAN SAP

KUALITAS
LAPORAN KEUANGAN

KUALITAS APARATUR
PEMERINTAH DAERAH

100
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)

Data penelitian dikumpulkan menggunakan teknik survey yaitu dengan cara


menyebar kuesioner kepada responden. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai
negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kota Tual Adapun metode pengambilan
sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel
menggunakan kriteria bahwa anggota populasi yang menjadi sampel adalah pegawai
negeri sipil daerah Kota Tual yang menjadi bendahara Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD), staf akuntasi/pembukuan/keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD), kepala sub bagian keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD),
kepala bagian Tata Usaha/Sekretariat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Pengambilan data dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan Bimbingan Teknis
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual yang diselenggarakan
di Surabaya pada bulan Februari 2013. Jumlah responden yang mengisi kuesioner
sebanyak 38 orang. Isian kuesioner yang sudah diisi oleh responden tersebut
semuanya layak diolah.
Analisis data menggunakan analisis regresi. Persamaan regresinya sebagai
berikut:
Y = + 1X1 + 2 X2 + e
Keterangan:
: Konstanta
Y : Kualitas Laporan Keuangan
X1 : Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
X2 : Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah
1, 2 : Koefisien regresi
e : Error

Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen kueioner, dilakukan


pengujian instrumen penelitian. Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui
bahwa instrumen yang digunakan sudah mampu mengukur apa yang seharusnya
diukur. Sedangkan pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui bahwa
instrumen tersebut menghasilkan pengukuran yang konsisten meskipun instrumen
digunakan oleh peneliti yang berbeda pada waktu dan tempat yang berbeda pula.
Karena menggunakan model regresi berganda, maka perlu dilakukan
pengujian asumsi klasik untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan terhadap

101
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)

asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik meliputi: a) Uji Normalitas Data; b) Uji
Heteroskedastisitas; dan c) Uji Multikolinieritas.
Setelah memperoleh bukti bahwa instrumen valid dan reliabel serta tidak ada
penyimpangan asumsi klasik, dilakukan pengujian hipotesis yang meliputi: a) Uji
parsial atau uji t; dan b) Uji simultan (uji F). Uji parsial (Uji t) dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen. Uji simultan (uji F) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian ini juga dilakukan uji interaksi untuk mengetahui apakah
ada hubungan moderasi antara variabel penerapan SAP dengan variabel kualitas
aparatur pemerintah daerah dalam pengaruhnya terhadap variabel kualitas laporan
keuangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau tidaknya indikator atau
instrument kuesioner dari masing-masing variabel. Pengujian dilakukan
dengan membandingkan r hitung dan r tabel. Nilai r hitung merupakan hasil
korelasi jawaban responden pada masing-masing pertanyaan dengan total
jawaban untuk masing-masing variabel setiap item pertanyaan/instrumen
disebut valid apabila r hitung lebih besar dibandingkan r tabel. Hasil uji
validitas instrumen kuesioner tampak pada Tabel 1.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah indikator atau kuesioner
yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat ukur variabel. Reliabilitas suatu
indikator atau kuesioner dapat dilihat dari nilai Cronbachs Alpha (), yaitu
apabila nilai cronbachs Alpha () lebih besar (>) 0,60 maka indikator atau
kuesioner adalah reliabel, sedangkan apabila nilai Cronbachs Alpha () lebih
kecil (<) 0,60 maka indikator atau kuesioner tidak reliabel. Nilai Cronbachs
Alpha dari Variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (X1) sebesar
0,794, Variabel Kualitas Aparatur Pemerintahan (X2) sebesar 0,824 dan
Variabel Kualitas Laporan Keuangan (Y) sebesar 0,791. Semua variabel

102
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)

memiliki nilai Cronbachs Alpha () lebih besar dari 0,60, sehingga dapat
disimpulkan indikator atau intsrumen kuesioner andal atau dapat dipercaya
sebagai alat ukur variabel.
Hasil uji reliabiltas tampak pada Tabel 2.

Tabel 1
Tabel Hasil Uji Validitas
Uraian r Hitung r Tabel Keterangan
Variabel Penerapan SAP:
- Item 1 0,453 0,3202 Valid
- Item 2 0,467 0,3202 Valid
- Item 3 0,345 0,3202 Valid
- Item 4 0,374 0,3202 Valid
- Item 5 0,707 0,3202 Valid
Variabel Kualitas Aparatur
Pemerintah Daerah:
- Item 1 0,593 0,3202 Valid
- Item 2 0,328 0,3202 Valid
- Item 3 0,651 0,3202 Valid
- Item 4 0,453 0,3202 Valid
- Item 5 0,784 0,3202 Valid
Variabel Kualitas Laporan
Keuangan:
- Item 1 0,630 0,3202 Valid
- Item 2 0,508 0,320 Valid
- Item 3 0,557 0,3202 Valid
- Item 4 0,540 0,3202 Valid
- Item 5 0,873 0,3202 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2013

Tabel 2
Tabel Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbachs Alpha Keterangan
Penerapan SAP 0,794 Reliabel
Kualitas Aparatur Pemda 0,7824 Reliabel
Kualitas Laporan Keuangan 0,791 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2013

2. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang dikumpulkan untuk
dianalisis memiliki distribusi normal ataukah tidak. Melalui Uji One Sample
Kolmogorov Smirnov diketahui bahwa nilai signifikasi dari unstandardized
residual sebesar 0,741 atau lebih besar dari 0,05 yang berarti tidak signifikan,

103
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)

dengan demikian bisa disimpulkan data terdistribusi normal untuk variabel


independen maupun variabel dependen.
Hasil uji normalitas tampak pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3
Tabel Hasil Uji Normalitas
Signifikansi Keterangan
0,741 Data Terdistribusi Normal
Sumber: Data primer yang diolah, 2013

b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Hasil uji
multikolinearitas menunjukkan bahwa variabel-variabel independen yang
digunakan memiliki nilai VIF antara 1-10 dan nilai tolerance lebih dari 10%
(0,1). Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat masalah
multikolinearitas pada variabel yang digunakan.
Hasil uji Multikolinieritas tampak pada Tabel 4 berikut ini:

Tabel 4
Tabel Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Toleransi VIF Keterangan
Penerapan SAP 0,157 6,365 Bebas Multikolinearitas
Kualitas Aparatur Pemda 0,157 6,365 Bebas Multikolinearitas
Sumber: Data primer yang diolah, 2013

c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Uji heteroskedastititas menggunakan uji Glesjer dengan
cara mengabsolutkan nilai residual. Absolut dari nilai residual tersebut
dijadikan sebagai variabel dependen kemudian diregresikan. Hasil uji
heterokedastisitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi regresi antara
variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dengan absolut residual
lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,478 yang berarti tidak signifikan, dengan
demikian bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas. Juga
nilai signifikansi regresi antara variabel Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah

104
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)

dengan absolute residual sebesar 0,397 atau lebih besar dari 0,05 yang berarti
tidak signifikan, dengan demikian bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat
heteroskedastisitas.
Tabel 5 berikut ini menunjukkan hasil uji Heteroskedastisitas:

Tabel 5
Uji Heteroskedastisitas
Variabel t Hitung Signifikansi Keterangan
Penerapan SAP 0,717 0,478 Tidak ada Heteroskedastisitas
Kualitas Lap Keu -0,857 0,397 Tidak ada Heteroskedastisitas
Sumber: Data primer yang diolah, 2013

3. Persamaan Regresi Linear Berganda

Tabel 6
Tabel Analisis Regresi Linier Berganda

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.211 .741 1.634 .111
Tot.SAP .577 .090 .550 6.396 .000
Tot.KltsPeg .391 .075 .450 5.233 .000
a. Dependent Variable: Tot.KltsLapKeu
Sumber: Data primer yang diolah, 2013

Persamaan regresi bergandanya yaitu:


Y = 1,211 + 0,577 X1 + 0,391 X2 + e

4. Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis Pertama
Dari tabel 6 diketahui bahwa angka signifikansi untuk variabel penerapan
SAP sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 yang berarti signifikan. Hal ini
bermakna Hipotesis pertama diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh terhadap
Kualitas Laporan Keuangan.

105
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)

b. Uji Hipotesis Kedua


Dari tabel 6 diketahui bahwa angka signifikansi untuk variabel kualitas
aparatur pemerintah daerah sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 yang
berarti signifikan. Hal ini bermakna Hipotesis kedua diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas aparatur pemerintah daerah
berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

5. Uji Model
Hasil uji model menunjukkan nilai F sebesar 412,972 dengan signifikansi sebesar
0,000 atau lebih kecil dari taraf signifikasi 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan
Variabel Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Hasil uji F tampak pada Tabel 7 berikut ini:

Tabel 7
Uji F

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 204.593 2 102.297 412.972 .000a
Residual 8.670 35 .248
Total 213.263 37
a. Predictors: (Constant), Tot.SAP,Tot.KltsPeg
b. Dependent Variable: Tot.KltsLapKeu
Sumber: Data primer yang diolah, 2013

6. Koefisien Determinasi (R)


Dari hasil perhitungan regresi dapat diketahui angka koefisien determinasi.
Adapun koefisien determinasi (adjusted R square)menunjukan sebesar 0,957. Hal
ini berarti Variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Variabel
Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah dapat menjelaskan sebesar 95,7 %
variabilitas variabel Kualitas Laporan Keuangan, sedangkan sisanya sebesar
4,3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak terdapat dalam model
penelitian ini.

106
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)

Tabel 8 berikut ini menunjukkan hasil perhitungan koefisien Determinasi (R):

Tabel 8
Koefisien Determinasi (R)
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Durbin-Watson
Square the Estimate
1 .979a .959 .957 .49770 2.318
a. Predictors: (Constant), Tot.SAP, Tot.KltsPeg
b. Dependent Variable: Tot.KltsLapKeu
Sumber: Data primer yang diolah, 2013

7. Uji Interaksi
Untuk menguji apakah terdapat hubungan moderasi antara variabel penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan dengan kualitas aparatur pemerintah daerah
dalam pengaruhnya terhadap Kualitas Laporan Keuangan dilakukan Uji Interaksi
yaitu dengan menambahkan variabel interaksi ke dalam model regresi berganda.
Variabel interaksi tersebut dihitung dengan cara mengalikan variabel penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan dengan variabel Kualitas Aparatur Pemerintah
Daerah yang menggambarkan adanya interaksi antara variabel penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan dengan variabel Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah.
Hasil uji interaksi menunjukkan angka signifikansi variabel interaksi (perkalian
variabel penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dengan variabel Kualitas
Aparatur Pemerintah Daerah) sebesar 0,829 atau lebih besar dari 0,05 yang
berarti tidak signifikan. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan moderasi antara variabel penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
dengan variabel Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah dalam pengaruhnya
terhadap variabel kualitas laporan keuangan.
Tabel 9 berikut ini menunjukkan hasil pengujian interaksi.

107
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)

Tabel 9
Hasil Uji Interaksi

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.657 6.689 .397 .694
Tot.SAP .509 .325 .485 1.564 .127
Tot.KltsPeg .314 .362 .361 .867 .392
Var.Interaksi 0.004 0.016 0.151 .218 .829
a. Dependent Variable: Tot.KltsLapKeu

PEMBAHASAN
1. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
Pengujian secara statistik memberikan bukti bahwa penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Artinya bahwa ada pengaruh antara penerapan SAP terhadap kualitas laporan
keuangan Pemerintah Kota Tual. Dari hasil penelitian memberikan bukti bahwa
dengan adanya kejelasan standar akuntansi pemerintahan yang dipakai, maka
akan dihasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Standar akuntansi
pemerintahan menjadi acuan yang digunakan pegawai negeri sipili daerah
(PNSD) Kota Tual dalam menyusun laporan keuangan pemerintah kota Tual.

Dengan telah diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005


tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang telah diganti dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
maka ada kejelasan dan ketegasan standar yang bisa dipakai pemerintah kota
Tual. Dan tidak ada alasan lagi untuk tidak menerapkan SAP. Implementasi SAP
menjadi suatu keharusan agar laporan keuangan pemerintah kota Tual bisa
berkualitas artinya memenuhi kualifikasi informasi yang useful.

2. Pengaruh Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah terhadap Kualitas


Laporan Keuangan

108
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)

Pengujian secara statistik memberikan bukti bahwa Kualitas Aparatur Pemerintah


Daerah berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Artinya
bahwa ada pengaruh antara variabel kualitas aparatur Pemerintah Kota Tual
(Pegawai Negeri Sipil Daerah Kota Tual) terhadap kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Kota Tual. PNSD yang memahami dan memiliki kompetensi di
bidang akuntansi (keuangan) dibutuhkan oleh Pemerintah Kota Tual agar mampu
menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tual yang berkualitas.

Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tual belum memperoleh opini WTP (Wajar
Tanpa Pengecualian) dari Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Maluku. Hal ini
berarti PNSD Kota Tual perlu meningkatkan kemampuan dan kompetensinya di
bidang akuntansi (pembukuan) agar dapat menyusun laporan keuangan yang
memenuhi kriteri opini WTP. Untuk meningkatan kemampuan tersebut, PNSD
Kota Tual perlu mengikuti bimbingan teknis, workshop dan pendidikan dan
pelatihan (diklat) mengenai keuangan pemerintahan secara rutin dan tekun.
Melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan diperoleh pengetahuan dan
pemahaman yang semakin baik mengenai praktik pengelolaan keuangan
pemerintahan khususnya penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.

PENUTUP
1. SIMPULAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai
berikut:
a) Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas Laporan Keuangan.;
b) Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas Laporan Keuangan.; dan
c) Tidak ada hubungan moderasi antara Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan dengan Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah dalam
pengaruhnya terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

109
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)

2. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat, maka saran yang dapat diberikan
adalah:
- Pemerintah Kota Tual sebaiknya menerapkan Standar Akuntansi
Pemerintahan dengan konsisten dan melakukan sosialisasi ke seluruh Satuan
Kerja Perangkah Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kota Tual.
- Pemerintah Kota Tual sebaiknya membuat kebijakan yang menekankan pada
peningkatan kualitas PNSD Kota Tual khususnya mengenai penyusunan
laporan keuangan pemerintah daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Deki Akbar. 2013. Penerapan Akuntansi Sektor Publik Sesuai Dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP) ( Studi Kasus Pada Kantor Walikota Padang). Padang: Universitas
Putra Indonesia YPTK.

Ferdy Van Beest, Geert Braam, and Suzanne Boelens. 2009. Quality of Financial
Reporting: Measuring Qualitative Characteristics. Nijmegen Center for
Economics (NiCE). Working Paper 09-108 April.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
keempat. Semarang : Badan Penerbit UNDIP.

Ghozali, Imam. 2008. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan


Partial Least Square. Edisi 2. Semarang : Badan Penerbit UNDIP.

Solikin, Ikin dan Kustiawan, Memen. 2012. Meningkatkan Kualitas Informasi


Akuntansi Melalui Pemberdayan Aparatur Pemerintah Dalam Mewujudkan
Good Governance. Jurnal Ekonomi Akuntansi.

Kusumah, Arif Ardi. 2012. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan


Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Survei pada SKPD/OPD
Pemerintahan Kota Tasikmalaya). Tasikmalaya: FE Universitas Siliwangi.

Lasoma, Vicky Agustiawan. 2013. Pengaruh Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)


Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dada Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten
Gorontalo Utara. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.

Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik (Edisi Kedua). Yogyakarta: Andi.

110
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252-7826)

Masmudi. 2003. Laporan Keuangan Sektor Publik, antara Konsep dan Praktek.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik, Volume 3 nomor 1

McDaniel. Linda, Roger D Mrtin and Laureen A. Maines. 2002. Evaluating


Financial Reporting Quality. Accounting Review. Desember 1

Nugraheni, Purwaniati dan Subaweh, Imam. 2008. Pengaruh Penerapan Standar


Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Jurnal
Ekonomi Bisnis No. 1 Vol. 13, April 2008.

Pemerinth Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang


Standar Akuntansi Pemerintahan

Ramadhan, Eka Danofi. 2013. Pengaruh Pemahaman atas Penerapan SAP terhadap
Kualitas Laporan Keuangan (Penelitian pada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara di Priangan Timur). Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.

Silviana. 2012. Pengaruh Komitmen Kepala Daerah Terhadap Kualitas Laporan


Keuangan Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Barat. Bandung:
Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional, Maret
2012.

Syafri Adnan Baharuddin. 2011. Peran hasil audit BPK dalam memberikan
keyakinan atas penyajian laporan keuangan sebagai dasar pengambilan
keputusan. Materi disampaikan pada RA Ke-5 IAI-KASP Juli 2011.

Zeyn, Elvira. 2011. Pengaruh Good Governance dan Standar Akuntansi


Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Keuangan dengan Komitmen
Organisasi Sebagai Pemoderasi. JurnalAkuntansi. Universitas Pasundan
Bandung, Jawa Barat.

111

Anda mungkin juga menyukai